NOTHING LIKE US

  No comments
Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
.
.
.
Hampir satu bulan semenjak musibah itu, satu bulan sudah aku tak lagi bersama dia. Eomma merindukanmu sayang. Ku tatap langit yang telah memekat malam ini. Hitam dan gelap, tak ada yang bisa ku lihat di sana kecuali tiga bintang yang berkelipan di sana. Ya, tiga, aku sempat menghitungnya tadi.
“Hana-ya, sedang apa malam-malam begini?” Yoongi menyelimutiku dari belakang.
“Aku hanya ingin menghirup udara segar,” jawabku.
“Apa ada yang kau pikirkan hm?” dia melingkarkan tangannya ke pinggangku, lalu meletakkan dagunya di pundakku.
“Aku merindukannya, ha~” ucapku diikuti hembusan nafasku yang berat.
“Dia sudah bahagia di sana, dan aku rasa jika dia tahu kalau eomma-nya terus bersedih dia juga akan ikut sedih.” Jelasnya.
“...” aku hanya bisa terdiam. Sebagai seorang ibu yang baru saja kehilangan calon anaknya, aku rasa wajar jika aku merindukannya.
“Hei!” Yoongi membalikkan tubuhku agar menghadapnya, matanya menulusuri setiap lekuk wajahku, begitu pula aku yang dengan serius menatap matanya, mata sipit yang selalu terlihat tulus itu. Tangannya terulur mengusap wajahku, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahku lalu menyelipkannya ke belakang telingaku. Ibu jarinya mengusap pipiku dengan lembut, seolah memberikan kehangatan tersendiri bagiku yang terlihat kedinginan ini.
Aku tak bisa berkata apa-apa, hanya mampu menatapnya di balik cahaya lampu teras rumah yang sedikit meredup. Semakin aku menatapnya, semakin aku merasa bersalah karena kejadian itu. sekuat mungkin ku tahan agar mataku tak mengalirkan sungai bening di pipiku.
“Kau tahu Hana-ya,” dia memulai perkatannya dengan nada yang lirih, hingga terdengar seperti bisikkan bagiku, aku mengedipkan mataku, bermaksud untuk memfokuskan diriku padanya. Tangannya terulur mengenggam tanganku. “Kau adalah wanita hebat yang pernah ku temui setelah ibuku. Kau adalah wanita yang kuat yang pernah ku temui. Karena kau mampu menghadapiku dengan sabar, kau mampu mengerti keadaanku dan kau mampu menjadi ibu yang hebat bagi anak-anakku, jadi aku tak akan mengijinkan rasa bersalah menghantam dirimu termasuk kesedihan yang akhir-akhir ini selalu menghampirimu.” Dan di akhir ucapannya dia memberikan kecupan singkat di dahiku.
Aku terdiam dengan perlakuannya. Aku merasakan hawa sejuk dan hangat menyelimutiku. Suamiku, Min Yoongi yang dikenal dingin dan blak-blakan, kini terlihat begitu hangat dan bijak.
“Mau ikut denganku?”
“Kemana?”
“Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu,” dia menarikku ke dalam ruang kerjanya, studio mini di rumah kami.
Sesampainya di depan layar kerjanya, dia menyuruhku untuk duduk di pangkuannya.
“Aku bisa duduk sendiri,” protesku.
“Begini lebih baik.” dia menarikku hingga aku terduduk di atas pangkuannya.
“Pakai ini,” dia memakaikan Headphone kepadaku. Tangannya bermain dengan mouse dan terus menggerakkan jarinya, menekan-nekan tombol mouse, hingga sebuah lagu terdengar di telingaku.
Lately i’ve been thinking
Thinking about what we had
And i know it was hard
It was all we knew, yeah~
Haeve you been drinking
To take all the pain away?
I wish that i could give you what you deserve
Cause nothing can ever, ever replace you
Nothing can make me feel like you do, yeah
You know there’s no one, i can relate to
I know we won’t find find a love that’s so true
There’s nothing like us
There’s nothing like you and me
Together trough the strom
There’s nothing like us
There’s nothing like you and me, together, oh~
-Nothing Like Us, JB-
“Yoongi-ah,” aku menatapnya, sekali lagi aku di buat speechless olehnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Tangannya lantas menangkup wajahku, dan mendekatkan wajahnya ke arahku, lalu meraih bibirku, dan mengecupnya sepintas.
“Kau tahu, tidak ada yang seperti kau Hana-ya, dan kau telah membuat aku yang semula seorang diri berubah menjadi kita, aku, kau, dan anak-anak menjadi kita.”
“Yoongi-ah,” aku menatap matanya, lalu kembali meraih bibir manisnya. Melumatnya sebentar, sekedar menyalurkan rasa yang terlalu memenuhi hatiku ini. Rasa sayangku padanya.
Terimakasih Yoongi-ah, kau telah menjadi suami, sahabat, dan ayah yang hebat. Aku sungguh tak menyesal mengenalmu bahkan mencintaimu.
END
Sorry guys lama bgt updatenya. soalnya kerjaan lg banyak bgt plus pasien yang akhir-akhir luar biasa.
Sekali lagi maaf ya, dan maaf juga kalo gak ngefeel.

My Jimin (Another Story from I’m A Golden Maknae-Para Cinta yang Beruntung)

  No comments
Title : My Jimin (Another Story from I’m A Golden Maknae-Para Cinta yang Beruntung)
Cast : Park Jimin & Lee Yeji
Genre : Romance – Comedy
Author : Lee Chun Sa – Bbuing Bbuing
Cover : RyArmy 
*Note:
# Valkyries Princess adalah Girlband yang merupakan junior Bangtan Boys di Big Hit Entertainment. Mereka debut tepat di akhir tahun, 31 Desember 2016. Terdiri dari empat anggota.
# Anggota pertama adalah JEON JAE KYEONG. Bagi yang mengikuti Fanfiction ini mulai zaman I’m A Golden Maknae Seriesnya, pasti mengetahui siapa Jeon Jae Kyeong ini. Tapi bagi yang belum tahu, harap baca ff versi seriesnya atau author ngasih sedikit pencerahan di sini. Jeon Jae Kyeong adalah Jeon Jung Kook. Di ff seriesnya, diceritakan jika Jungkook BTS selama ini ternyata adalah seorang perempuan. Setelah identitasnya terbongkar, Bang Shin Hyuk segera mengambil langkah cepat untuk mengganti maknae BTS dengan hyung kandung Jungkook yang bernama Jeon Jung Hyun. Setelah itu, Jae Kyeong (nama asli Jungkook) pun menjadi member pertama Valkyries Princess. Dan ia tetap menyadang gelar golden maknae.
# Anggota kedua adalah LEE YEJI. Kelahiran 1997 seperti Jae Kyeong. Yeji adalah sahabat masa kecil Jae Kyeong. Paling gemar selfie dan beraegyo. Posisinya di grup adalah rapper. Author menggunakan visualisasi untuk Yeji adalah Rose Black Pink.
# Anggota ketiga adalah PRINCESS PURPLE ANGELOTUS. Gadis blasteran Jerman kelahiran 1992. Menjadi salah satu idol terkaya di Korea. Keluarganya adalah pemilik Bank-Bank Swasta di Jerman. Lebih dikenal dengan sapaan Angel dan sebagai vokalis utama bersama Jae Kyeong di grup. Angel merupakan Leader grup. Untuk visualisasinya, Author memakai si Imut Lalisa Manoban Black Pink.
# Anggota keempat adalah LEE NA. Gadis kelahiran 1995. Tak banyak yang tahu mengenai kehidupan masa kecilnya. Gadis ini adalah yatim piatu yang dibesarkan di Panti Asuhan. Merupakan teman akrab Seok Jin BTS sejak mereka duduk di bangku SMP yang sama. Kisah cinta mereka pun dimulai sejak SMP kelas VIII walau akhirnya ~ Ya begitulah. Sudah diceritakan di My Jin. Lee Na merupakan composer untuk lagu-lagu Valkyries. Di dorm, dia adalah sosok eonni yang sering membuat Yeji menangis ketakutan. Untuk visualisasinya, Author memakai si cantik Ji Soo Black Pink.
#Kalo Visualisasi Jeon Jae Kyeong ya tetap Jungkook. Cuma diedit jadi cewek aja. Hahaha.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_
Lee Yeji, gadis berkuncir dua itu sedang terpaku untuk mempelajari lirik rap yang ia tulis selama empat jam. Di sebelah kanannya, Lee Na sibuk mengutak ngatik komputer untuk memasukkan nada-nada yang cocok. Sebuah lagu yang sudah digarap Lee Na selama seminggu.
“Bagaimana? Sepertinya kau terlalu banyak berpikir.”
“Tidak, Eonni.”
“Melamun ya?”
“Tidak, kok.”
Yeji akui. Dirinya memang sedang melamun. Ada sesuatu yang membuatnya stuck hingga harus menulis lirik rap yang hanya lima belas baris dalam empat jam.
“Kau memikirkan dia?”
“Dia?”
Lee Na melirik curiga pada Yeji.
“Jimin kan? Apa susahnya mengatakan iya untuk ajakan dinnernya? Kudengar dari Nam Joon, Jimin sangat bersemangat melakukan reservasi restoran.”
Yeji sedikit kaget. Yeji tak menduga jika Lee Na mengetahui ajakan dinner dari Jimin.
“Maaf, aku dan Jae Kyeong tak sengaja menguping kalian.”
Lee Na mengatakannya tanpa ekspresi. Yeji tak heran lagi dengan ekspresi wajah Lee Na yang kelewat datar. Berbeda dengan dirinya yang sangat ekspresif.
*_*_*_*_*_*_*_*_
FLASHBACK ON
“Jimin bantat, Jimin pendek, Jimin suaranya cempreng seperti kentut kerbau. Aaaaaaaaaaaaa! Aku benci dia! PARK JIMIN! AKU BERSUMPAH AKAN MERACUNIMU!”
BUK!
“ADUH!”
Yeji memegangi kepalanya yang dilempar bantal secara tiba-tiba oleh Lee Na.
“Eonni! Kau jahat sekali.”
“Kau berisik. Pindah ke kamarmu sana! Jangan membuat keributan di kamar orang. Jika kau ingin berteriak lagi lebih baik kau pergi ke puncak gunung Everest lalu ada gempa saat kau di sana dan kau mati.”
Yeji pun pasrah ketika diusir oleh Lee Na. Walau perkataan Lee Na sangat nyelekit, Yeji tak pernah merasa sakit hati lagi, semuanya telah terbiasa dengan perkataan ketus Lee Na.
“Ini semua gara-gara si Jelek itu.”
Wajah Yeji mengeras. Dia benar-benar kesal oleh Jimin. Baru bangun tidur sudah menerima Voice Note menyebalkan dari Jimin.
(“Yeji bau! Yeji Jelek!”)
Yeji cemberut. Apalagi mengingat setiap gangguan yang sengaja diciptakan Jimin untuknya. Seperti tiba-tiba datang menyemrotkan pistol air ke arahnya hingga wajahnya basah. Mematikan lampu ruang latihan saat malam hari. Merampas makan siang yang seharusnya diberikan untuk Jungkook.
Begitu pula dari sisi Jimin. Yoon Gi hanya bisa menahan sabar ketika Jimin mengomel panjang lebar tentang Yeji.
“Yoon Gi Hyung! Kenapa bisa ada wanita seperti Yeji yang hidup di dunia ini? Harusnya dia diasingkan ke pedalaman hutan Amazon dan dimakan buaya saja. Dia selalu menghinaku. Bahkan namaku di ponselnya jadi JIMIN BANTAT KURANG TINGGI KURANG SEKSI KURANG NUTRISI. Jadi aku ubah saja namanya di ponselku jadi YEJI JELEK SEPERTI SIMPANSE KURANG GIZI.”
Keesokkan harinya.
“Yoon Gi Hyung! Coba lihat yang dilakukan Yeji padaku! Dia melempar saos kacang ke kaos putihku.”
“Paling-paling juga kau yang memicunya lebih dulu.”
“Tidak ada kok. Aku Cuma lewat di depannya dan dia langsung melemparkan saos. Itu kejam kan?”
“Paling-paling kau lewat sambil menjulurkan lidahmu.”
“Tidak, Kok.”
“Berarti wajahmu memang sangat menyebalkan bagi Yeji.”
Keesokan harinya
Jimin lewat di depan Yeji yang baru datang ke kantor Big Hit Entertainment. Dengan wajah sok ganteng yang memang ganteng, Jimin bersiul-siul mengelilingi Yeji yang terkesan menyueki kehadiran makhluk tampan tak diakuinya tersebut.
“Kau pikir kau itu cantik sekali sampai tega mengacuhkan pria tampan sepertiku?”
Yeji melirik sinis pada Jimin yang mendekatkan jarak tubuhnya. Yeji membuang muka dan ingin melanjutkan langkahnya, namun dihalang-halangi oleh Jimin.
“Minggir kau, Onta Jelek! Bahkan aku lebih memilih Onta asli daripada kau.”
Yeji melotot pada Jimin yang tertawa sinis.
“Ya! Apa kau tidak tahu jika aku, Park Jimin terpilih menjadi idol pria yang paling diinginkan sebagai pasangan kencan para idol perempuan?”
“Aku tidak ikut voting untuk itu. Aku memilih Jungkook. Minggir!”
Mungkin Jimin merasa tingkah menyebalkan Yeji begitu menggemaskan baginya. Lantas pergelangan tangan Yeji sudah menjadi langganan untuk dipegang erat oleh Jimin. Lelaki itu menyalurkan rasa kekesalannya melalui buku-buku jarinya yang mencengkeram hingga meninggalkan bekas kemerahan pada pergelangan tangan Yeji. Yeji meringis kesakitan, namun Jimin terlalu senang melihat Yeji memohon.
“Lepaskan aku atau aku akan berteriak di sini, Park Jimin!”
Keesokkan harinya (Hari comeback Valkyries Princess)
Usai streaming melihat Music Video terbaru Valkyries Princess, dengan wajah sumringah, Jimin segera meraih Ponselnya untuk menelpon seseorang. Kita sudah tahu siapa yang Ia telpon.
“Halo, Simpanze Sok Cantik! Wah, aku sudah menonton MV terbaru Valkyries! Aku merasa kau selalu saja merusak MV nya. Seharusnya kau tidak ada di sana.”
Yeji sudah kebal dihina dina oleh Jimin.
“Benarkah, Kentut Jerapah? Kau memang penggemarku yang paling baik.”
“Penggemar? Jangan bermimpi untuk mempunyai penggemar tampan sepertiku.”
Yeji mematikan sambungan telpon Jimin. Jimin mencoba menelpon sekali lagi, namun ponsel Yeji tidak aktif. Tentu Jimin semakin kesal.
Sesudah Jimin menyaksikan penampilan Valkyries Princess di Music Bank.
“Ya! Kau memang tak pandai menari. Tarianmu masih saja payah. Masa kau menari mirip Simpanze Ayan?”
Yeji tak habis pikir dengan Jimin. Mengapa lelaki itu senang sekali mengganggunya?
“Terserah kau saja.”
Yeji memilih segera pergi walau ujung-ujungnya Ia harus menerima perlakuan menyebalkan lagi dari Jimin. Jimin melemparkan ular-ularan ke tubuh Yeji. Yeji spontan menjerit sambil menggelinjang geli dan melemparkan ular-ularan tersebut ke sembarang arah.
Yeji memukuli dan menendang Jimin ketika ada suara teriakan lain beberapa meter dari mereka.
Seseorang itu histeris dan pingsan.
“HO SEOK HYUNG!”
“HO-HO SEOK OPPA!”
Seok Jin dan Yoon Gi kaget melihat Ho Seok sampai pingsan dengan ular-ularan di atas perutnya. Jimin dan Yeji berpandangan. Yoon Gi segera menohok mereka dengan tatapan membunuh.
“Apa yang kau lakukan dengan Ho Seok? Jimiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin!”
“Ampun, Yoon Gi Hyung!”
Jimin lari dan entah mengapa dirinya spontan menarik Yeji agar ikut lari. Mereka dikejar Yoon Gi hingga napas Yoon Gi tersengal dan membuatnya menyerah. Jimin dan Yeji berlari sampai menaiki lift gedung KBS dan menuju lantai sembarang (yang entah lantai berapa) akibat panik.
Keduanya duduk bersandar di lantai lift dengan napas ngos-ngosan.
“Yak! Kenapa kau juga mengajakku lari?”
“Bodoh! Tentu saja agar kau tidak ditonjok Yoon Gi Hyung.”
“Memangnya Yoon Gi Oppa tega menonjok wanita?”
“Jika wanitanya adalah kau, bisa jadi Yoon Gi Hyung akan memutilasimu menjadi lima belas bagian. Lalu Seok Jin Hyung akan menjadikanmu daging panggang.”
Yeji menjitak jidat Jimin.
“YA!”
Pintu lift terbuka. Yeji segera berlari padahal nyaris saja Jimin bisa menarik ujung rok yang dikenakan Yeji.
Jimin mengejar Yeji hingga Yeji menemukan jalan buntu. Shit! Ia berlari ke arah yang salah. Malah toilet yang dituju.
Yeji kaget mendapati Jimin yang menyeringai di ujung sana. Dengan santainya Jimin melenggang menelusuri lantai ubin yang dingin. Yeji terperangkap. Matilah aku pikir Yeji. Bisa jadi Jimin akan menyiramnya dengan air toilet. Huek!
“Ahhhhh! Faster, Joon-ah! Ahhhhh, please! Nam Joon-ah, Nikmaaat! Ahhhhh.”
NGIK!
Jimin dan Yeji sontak terpaku.
Kedua mata mereka bertemu. Sudah bisa dipastikan jika otak mereka memikirkan hal yang sama. Suara mesum siapa itu?
“Euuuuhhhh, kau sangat menggairahkan. Eoooouuuhhh.”
Desahan jantan itu. Jimin mencoba memastikan jika suara yang Ia dengar tidak salah dengan dugaannya.
Apalagi Yeji yang mendadak pucat dan gemetar. Kedua matanya perlahan mengabsen setiap pintu toilet yang pintunya tidak dirancang sampai bawah. Sejenis pintu yang tetap bisa melihat kaki dari luar toilet.
Yeji dan Jimin sama-sama melongo melihat dua pasang kaki yang seolah bertumpu. Bisa dilihat pula sepasang high heels dan sepatu yang dikenakan oleh pasangan mesum di toilet tersebut.
Semakin lama Jimin dan Yeji terpaku, semakin lama pula keduanya disuguhi suara birahi kedua insan yang sedang menikmati surga dunia tersebut.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_
Jimin dan Yeji kembali memasukki lift untuk kembali ke tempat semula. Mereka tak ketakutan lagi jika bertemu Yoon Gi. Mungkin mental keduanya masih shock mendengar suara pasangan naena barusan.
Jimin dan Yeji hanya terdiam sampai Yeji memecah keheningan.
“I-itu tadi seperti su-suara Angel Eonni.”
“Dan Rap Monster Hyung.” Jimin menyahut.
Keduanya hening kembali hingga Jimin memulai bicara lagi.
“Apa mereka berpacaran?”
Lift terbuka. Keduanya melangkah pelan dengan pikiran yang masih sama. Memikirkan Angel dan Rap Monster.
“AKu kesal sekali.” Jimin membuat gerakan menonjok udara.
“Aku juga.”
“Mengapa mereka sangat tidak sopan mencari tempat untuk melakukan hal menjijikkan itu? Aku muak harus memergokki birahi mereka melulu. Saat Tae Hyung dan Jae Kyeong bercumbu, Nam Joon Hyung dan Angel Noona. Ahhh, aku bahkan benci sekali mendengar pembicaraan telepon mesum Seok Jin Hyung dan Lee Na.”
“Apalagi aku yang harus kebal mendengarkan pembicaraan sensual Angel Eonni, Lae Na Eonni, dan Jae Kyeong. Mereka membicarakan hubungan di tempat tidur saat di meja makan. Aku pernah memuntahkan seluruh isi perutku gara-gara hal itu.”
Lantas keduanya berakhir dengan duduk bersama melihat penampilan artis lain sambil menikmati sekaleng cola.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_
Mengingat pertengkaran Jimin dan Yeji memang tak ada habisnya. Sampai-sampai Yeji rela harus menjadi bahan bully bagi ARMY gara-gara Yeji pernah menginjak kaki Jimin di depan kamera. Waktu itu Bangtan Sonyeondan dan Valkyries Princess sedang berada di Idol Star Atlethic Championship (ISAC) 2018.
Para penonton sebagian besar fokus memperhatikan pertandingan kala itu, namun aktivitas ‘aneh’ antara Jimin dan Yeji rupanya tertangkap FANCAM. Berawal dari Yeji yang meminum air mineral lalu Jimin datang mengganggu secara tiba-tiba. Yeji tersedak gara-gara Jimin menarik kunciran rambut Yeji. Yeji sontak menginjak kaki Jimin hingga Jimin kesakitan.
Tentu saja ARMY marah melihatnya. ARMY membully akun twitter dan Instagram Yeji. Tetapi Yeji pun tetap mendapatkan pembelaan dari SOLDIER (Nama Fandom Valkyries Princess). Seperti biasa, terjadi perang antara dua kubu fans. Tanpa mereka ketahui jika saat perang berlangsung, Jimin dan Yeji sudah duduk santai sambil berbagi bekal makan siang di atap gedung Big Hit Entertainment. Sungguh sia-sia Fanwar itu.
Ketika suasana fanwar masih memanas, Bangtan Sonyeondan dan Valkyries Princess malah dipertemukan dengan menjadi Bintang Tamu di Weekly Idol Episode 338.
Terdapat Moment Jimin-Yeji saat di Weekly Idol. Kedua MC Kocak Dony and Cony menanyakan tentang daya tarik member BTS kepada member Valkyries Princess. Raut wajah Yeji seketika aneh saat Cony menanyakan tentang daya tarik Jimin padanya. Jika saja Yeji tidak sedang syuting. Jika saja Yeji bukan seorang public figure yang dituntut untuk selalu perfect. Jika saja Yeji bukanlah junior dari Jimin dkk. Jika saja Yeji tidak terlibat perang panas dengan Jimin, mungkin Yeji akan serta merta tulus membeberkan daya tarik seorang Park Jimin. Namun tidak sekarang. Park Jimin justru tak memiliki satupun daya tarik di matanya. Baginya, Park Jimin justru memiliki segala macam sifat menyebalkan dari kutu Simpanze sekalipun.
“Hehe. Park Jimin Sunbaenim merupakan pribadi yang hangat dan baik hati (Park Jimin Si Kutu Simpanze merupakan pribadi paling jelek dan idiot yang pernah kukenal).”
“Emmm, selain itu, Jimin Sunbaenim juga orang yang sangat ramah dan sopan. Dia selalu memikirkan orang lain. (Selain itu, Simpanze bau kaos kaki ini adalah orang yang sangat menyebalkan, paling kejam sedunia, dan manusia paling kubenci seumur hidup.”)
“Sepertinya kalian cukup akrab. Lalu bagaimana menurut Jimin mengenai seorang Lee Yeji?”
Jimin tertawa sambil memikirkan jawaban senormal mungkin. Ingin sekali Ia menjawab jika Lee Yeji adalah perempuan paling menyebalkan, karena selalu mengejeknya jelek, pendek, bau ketek, bau kaki, Kutu Simpanze, Kentut Kuda, dan lain sebagainya.
“Dia orang yang sangat manis dan neomu yeopo.”
Member BTS dan Valkyries Princess menahan tawa. Semuanya sudah hafal jika keduanya sering bertengkar.
Sehabis syuting Weekly Idol, Jimin dan Yeji menjadi bulan-bulanan member lain.
“Akting kalian cukup bagus. Hahahaha. Kalian sangat menggemaskan.”
“Kupikir kalian serasi. Aku akan berdoa semoga kalian akan berjodoh.”
“Yak! Tidak mau! Lebih baik aku menikah dengan nenek-nenek tua dibanding dengan Yeji!”
“Apalagi aku. Lebih baik aku jadi perawan tua jika seandainya lelaki yang tersisa di dunia ini hanya Jimin.”
Jimin menatap sinis pada Yeji yang membuang muka.
“Kau pikir kau itu cantik apa? Aku hanya mengatakan kau cantik saat syuting. Jadi jangan berpikir jika kau itu benar-benar cantik.”
Yeji mendelik marah pada Jimin yang terlihat emosinya sedang meninggi.
“DAN KAU JANGAN SOK KAGANTENGAN. MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU TIDAK CANTIK? MEMANGNYA KENAPA?”
Emosi Yeji benar-benar pada puncaknya. Jimin dan yang lainnya seketika terdiam. Jimin yang ingin menyahut segera dicegah Seok Jin untuk lebih baik diam.
*_*_*_*_*_*_*_*_
Yeji tak keluar kamar. Bahkan Jae Kyeong yang merupakan teman sekamarnya harus pasrah ketika Yeji tak bersedia membukakan pintu untuknya.
“Sudahlah. Beri waktu untuk Yeji. Biarkan dia sendiri.”
Angel memakan apel dengan santainya. Lee Na duduk di sampingnya dengan ekspresi dingin.
“Tapi Eonni, Yeji tak pernah begini.”
“Kau bisa menumpahkan kekesalanmu pada Jimin.” Lee Na menyahut dengan gaya juteknya.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_
(“Ya! Kau memang tak pandai menari. Tarianmu masih saja payah. Masa kau menari mirip Simpanze Ayan?”)
“Hiks hiks. Dasar Jimin Jelek! Seenak jidatnya dia mengejekku terus. Aku kan sudah latihan keras agar tarianku terlihat bagus. Tetapi dia terus-terusan membuat semangatku kendur. Mentang-mentang dia termasuk dalam dancer line di grupnya lalu dia seenak jidatnya menghinaku yang tidak pandai menari. Aku sudah latihan sampai subuh selama berbulan-bulan untuk comeback. Kenapa Jimin selalu menghinaku setiap Valkyries Princess comeback? Apa aku seburuk itu?”
(“Kau pikir kau itu cantik apa? Aku hanya mengatakan kau cantik saat syuting. Jadi jangan berpikir jika kau itu benar-benar cantik.”)
“Hiks hiks hiks. Iya! Iya! Iya! Iya aku sangat sadar seratus persen jika diriku tidak cantik. Lalu kenapa? Memangnya kau itu juga setampan malaikat? Mentang-mentang punya wajah sempurna lalu menghina orang lain seenaknya. Pria dengan mulut kasar sepertimu tidak pantas menjadi seorang idol. Kau lebih pantas jadi kutu simpanze saja. Aku membencimu Park Jimin. Aku membencimu.”
Sudah lima jam lebih Yeji menangis. Gadis itu benar-benar berada di titik kesedihan terdalamnya. Semua cacian yang pernah dilontarkan Jimin seolah berduyun-duyun terulang dalam memorinya.
Saat Jimin membanding-bandingkannya dengan member Red Velvet. Mengatainya jika Ia terlihat seperti seorang Inem saat berdiri di samping Red Velvet.
Saat Jimin menghina gaya berpakaiannya yang sok imut. Saat Jimin mengejek warna rambut pirangnya ketika comeback yang kelima.
Air mata itu kembali turun. Yeji benar-benar sakit hati. Gadis itu tak pernah merasakan hal menyakitkan seperti sekarang. Bahkan ketika haters mencerca dirinya, Ia tak pernah sesedih ini.
Yeji meraih ponselnya lalu membuka akun Instagram pribadinya. Gadis itu menghapus semua selfie dirinya. Hanya tersisa foto yang tanpa memperlihatkan dirinya. Lalu mengupload sebuah foto kartun bebek dengan hastag Si Buruk Rupa yang Tak Pandai Menari.
*_*_*_*_*_*_*_*_
#YEJIISBEAUTIFUL menjadi trending topic dadakan. Rupanya postingan Yeji di akun Instagramnya membuat para penggemar bersedih dan mereka kompak memberikan dukungan dan cinta kepada idola mereka.
(“Kau harus meminta maaf pada Yeji, Chim.”)
Kalimat Tae Hyung terus terngiang. Jimin sesungguhnya bukanlah orang yang sejahat itu. Dia sebenarnya orang yang benar-benar ramah dan baik hati. Hanya saja ketika menyangkut gadis yang bernama lengkap Lee Yeji itu, Jimin seperti kehilangan sisi ramahnya.
Jimin juga tak mengerti mengapa dirinya merasa lapar jika sehari saja tak mengganggu gadis polos itu. Gadis polos yang bahkan tidak tahu menahu rasanya pacaran. Seperti Jimin yang juga tak pernah berpacaran dengan gadis manapun. Tetapi Jimin tidak sepolos Yeji. Setidaknya Jimin tertular virus yadong dari Rap Monster. Jujur Jimin akui jika dirinya gemar menonton film porno.
(“Kau jatuh cinta dengan gadis itu. Makanya kau suka mengganggunya. Aku juga suka mengganggu Lee Na, karena hanya itu satu-satunya cara agar dia meresponku.”)
Apa benar dirinya sudah jatuh cinta seperti yang Seok Jin katakan? Ah, tidak mungkin! Gadis menyebalkan yang suka mengejeknya itu sudah membuatnya jatuh cinta adalah hal paling gila yang pernah dipikirkannya.
Jimin meraih ponselnya lalu mengusap layarnya dengan membentuk pola rumit hingga wallpaper ponselnya terpampang jelas di hadapannya. Potret seorang gadis dengan rambut pirang dan busana cerah yang membuat gadis di dalam wallpaper menjadi sangat menggemaskan.
Jimin tertawa sinis,”Bahkan aku mengubah pola kunci ponselku menjadi sangat rumit ketika aku tanpa sadar menjadikan fotomu sebagai wallpaper.”
“Sudah kuduga kan kau menyukainya.”
Jimin kaget dan spontan berbalik. Yoon Gi berdiri tepat di belakangnya dengan wajah datar.
“Yoon Gi Hyung~~”
“Palli! Kita harus pergi sekarang. Kita ada jadwal sampai subuh.”
Nam Joon tiba-tiba muncul membuat Jimin dan Yoon Gi harus menahan obrolan penting mereka.
TBC

LIKE APPA

  No comments


Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Family, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other member belongs to God,
but stiryline and OC belongs to me.
Sorry for typo(s) and I hate plagiarism so don’t copy
paste!
Happy reading ^^
.
.
.
Yoongi POV
Author : Yeonhwa
“Appa aku mau menulis~” rengek bocah yang sekarang
sibuk dengan kertas-kertas bekas dan sedikit ‘membantuku’.
“Ini,” aku mengulurkan pensil dan di sambut antusias
olehnya.
“Appa ini-“
“Jangan ambil yang itu!” aku memberinya peringatan
sebelum dia menarik tumpukan kertas partitur yang
sudah ku susun rapi.
“Kalau ini?” ucapnya sambil menunjuk ke arah tumpukan kertas HVS kosong di samping printer.
“Boleh,” aku memberikannya selembar kertas kosong
yang akan dia gunakan untuk ‘menulis’.
Selesai dengan bocahku, aku kembali berkutat dengan
editing dan arrangement. Kembali ku tatap layar persegi panjang dengan penuh perhatian. Sesekali tanganku memainkan mouse, ku gerakan ke kanan dan ke kiri, mengklik ini dan itu hingga ku rasa apa yang ku kerjakan ini sudah cukup baik.
“Hyunsik sayang, tolong ambilkan kacamata Appa,” aku
meminta tolong pada jagoanku.
“ Nde~ ” ucap bocah itu lalu berlari keluar dari ruang
kerjaku. Aku tertawa melihatnya berlari, sangat lucu
melihatnya berlari dengan tubuhnya yang padat berisi
itu.
“Ini Appa~” dia memberikanku kacamata yang ku minta.
“Terimakasih~” aku mengacak pucuk kepalanya. Dia
tersenyum lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
Sejenak kulirik dia yang sedang memunggungiku.
Tangannya masih asik bergerak kesana kemari mencoret lembaran putih yang berserakan di depannya. Ku ulas senyum melihat jagoanku yang benar-benar sedang menikmati aktivitasnya itu.
“Pantas saja rumah terasa sepi, kalian ternyata disini,” ucap Hana yang membuatku menoleh ke arahnya. Dia berjalan ke arahku, lantas menempatkan tubuhnya ke kursi yang terletak tak jauh dariku.
“Mixtape baru?” tanyanya, akupun menggeleng, mataku
masih fokus dengan layar elektronik ini.
“Lagu baru?” ucapnya lagi dan aku mengangguk.
“Mau coba mendengarkan?” aku memakaikan Headphone ke telinganya. Ku gerakan kursor lalu mengklik ikon player. Sejenak kemudian Hanaku tersenyum manis.
“Bagaimana?”
“Bagus, tapi sayang sekali ini belum selesai ya?”
“Sedikit lagi, tapi aku rasa pasti Bang Pd-nim meminta untuk editing ulang lagi.” Akupun kembali berkutat dengan editingku, dan aku rasa Hana juga turut memperhatikan aktivitasku sesekali dia menunjuk ke arah layar, memberitahuku bagian mana yang masih kurang dan perlu diperbaiki.
“Eomma~ Appa~” tangan mungil jagoanku menarik
lenganku dan Hana bergantian.
“Ya sa- OMO! Hahaha...” Hana tertawa.
Aku berbalik dan “Hahahaha....” aku turut tertawa.
Ternyata jagoanku ini sedang menirukan gayaku.
“Eomma lihat ini~” celotehnya, dia memakai kacamata
oversize milik appa-nya dan menirukan gaya appanya
yang sedang menunjukkan love sign dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
“Aigoo~ siapa yang mengajarimu?” aku mencubit gemas pipinya.
“Appa,” jawabnya polos.
“Benarkan?” Hana balik bertanya padaku.
“Tidak, aku tidak pernah mengajarinya seperti itu,” aku menggeleng.
“Ini~, ini Appa kan?” Hyunsik menunjukkan sebuah foto dari ponsel milikku.
“Hei, sejak kapan kau narsis? Tsk, kau ini suka sekali
melihat artikel-artikel mengenai dirimu sendiri,” cerocos Hana.
“YA! Aku kan hanya ingin tahu saja.” Aku merebut paksa ponselku dari tangannya.
“Kemarikan!” Kembali Hana merebut ponselku.
“YA!”
“Diamlah! Hyunsik-ah, coba ulangi lagi gaya Appa yang
tadi,” Hana meminta Hyunsik untuk mengulanginya lagi, dan CEKREK! Momen lucu itu dia abadikan di ponselku.
END

NOTHING LIKE US

  No comments
Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
.
.
.
Hampir satu bulan semenjak musibah itu, satu bulan sudah aku tak lagi bersama dia. Eomma merindukanmu sayang. Ku tatap langit yang telah memekat malam ini. Hitam dan gelap, tak ada yang bisa ku lihat di sana kecuali tiga bintang yang berkelipan di sana. Ya, tiga, aku sempat menghitungnya tadi.
“Hana-ya, sedang apa malam-malam begini?” Yoongi menyelimutiku dari belakang.
“Aku hanya ingin menghirup udara segar,” jawabku.
“Apa ada yang kau pikirkan hm?” dia melingkarkan tangannya ke pinggangku, lalu meletakkan dagunya di pundakku.
“Aku merindukannya, ha~” ucapku diikuti hembusan nafasku yang berat.
“Dia sudah bahagia di sana, dan aku rasa jika dia tahu kalau eomma-nya terus bersedih dia juga akan ikut sedih.” Jelasnya.
“...” aku hanya bisa terdiam. Sebagai seorang ibu yang baru saja kehilangan calon anaknya, aku rasa wajar jika aku merindukannya.
“Hei!” Yoongi membalikkan tubuhku agar menghadapnya, matanya menulusuri setiap lekuk wajahku, begitu pula aku yang dengan serius menatap matanya, mata sipit yang selalu terlihat tulus itu. Tangannya terulur mengusap wajahku, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahku lalu menyelipkannya ke belakang telingaku. Ibu jarinya mengusap pipiku dengan lembut, seolah memberikan kehangatan tersendiri bagiku yang terlihat kedinginan ini.
Aku tak bisa berkata apa-apa, hanya mampu menatapnya di balik cahaya lampu teras rumah yang sedikit meredup. Semakin aku menatapnya, semakin aku merasa bersalah karena kejadian itu. sekuat mungkin ku tahan agar mataku tak mengalirkan sungai bening di pipiku.
“Kau tahu Hana-ya,” dia memulai perkatannya dengan nada yang lirih, hingga terdengar seperti bisikkan bagiku, aku mengedipkan mataku, bermaksud untuk memfokuskan diriku padanya. Tangannya terulur mengenggam tanganku. “Kau adalah wanita hebat yang pernah ku temui setelah ibuku. Kau adalah wanita yang kuat yang pernah ku temui. Karena kau mampu menghadapiku dengan sabar, kau mampu mengerti keadaanku dan kau mampu menjadi ibu yang hebat bagi anak-anakku, jadi aku tak akan mengijinkan rasa bersalah menghantam dirimu termasuk kesedihan yang akhir-akhir ini selalu menghampirimu.” Dan di akhir ucapannya dia memberikan kecupan singkat di dahiku.
Aku terdiam dengan perlakuannya. Aku merasakan hawa sejuk dan hangat menyelimutiku. Suamiku, Min Yoongi yang dikenal dingin dan blak-blakan, kini terlihat begitu hangat dan bijak.
“Mau ikut denganku?”
“Kemana?”
“Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu,” dia menarikku ke dalam ruang kerjanya, studio mini di rumah kami.
Sesampainya di depan layar kerjanya, dia menyuruhku untuk duduk di pangkuannya.
“Aku bisa duduk sendiri,” protesku.
“Begini lebih baik.” dia menarikku hingga aku terduduk di atas pangkuannya.
“Pakai ini,” dia memakaikan Headphone kepadaku. Tangannya bermain dengan mouse dan terus menggerakkan jarinya, menekan-nekan tombol mouse, hingga sebuah lagu terdengar di telingaku.
Lately i’ve been thinking
Thinking about what we had
And i know it was hard
It was all we knew, yeah~
Haeve you been drinking
To take all the pain away?
I wish that i could give you what you deserve
Cause nothing can ever, ever replace you
Nothing can make me feel like you do, yeah
You know there’s no one, i can relate to
I know we won’t find find a love that’s so true
There’s nothing like us
There’s nothing like you and me
Together trough the strom
There’s nothing like us
There’s nothing like you and me, together, oh~
-Nothing Like Us, JB-
“Yoongi-ah,” aku menatapnya, sekali lagi aku di buat speechless olehnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Tangannya lantas menangkup wajahku, dan mendekatkan wajahnya ke arahku, lalu meraih bibirku, dan mengecupnya sepintas.
“Kau tahu, tidak ada yang seperti kau Hana-ya, dan kau telah membuat aku yang semula seorang diri berubah menjadi kita, aku, kau, dan anak-anak menjadi kita.”
“Yoongi-ah,” aku menatap matanya, lalu kembali meraih bibir manisnya. Melumatnya sebentar, sekedar menyalurkan rasa yang terlalu memenuhi hatiku ini. Rasa sayangku padanya.
Terimakasih Yoongi-ah, kau telah menjadi suami, sahabat, dan ayah yang hebat. Aku sungguh tak menyesal mengenalmu bahkan mencintaimu.
END
Sorry guys lama bgt updatenya. soalnya kerjaan lg banyak bgt plus pasien yang akhir-akhir luar biasa.
Sekali lagi maaf ya, dan maaf juga kalo gak ngefeel.

LOST

  No comments
Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
.
.
.
HANA POV
“Eomma~, aku mau membantu juga~,” rengek nyunsik sambil menunjuk ke arah sekop kecil yang sedang ku pegang.
“Boleh, Hyunsik bantu mengaduk ini ya,” aku menyodorkan sebuah pot yang berisi tanah dan pupuk yang belum ku campur.
Bocahku mengangguk girang, dengan semangat dia mengaduk campuran tanah-pupuk yang ku berikan. Untungnya kali ini Hyunsik benar-benar membantuku.
“Selesai!” celotehnya riang setelah seluruh pot terisi oleh campuran tanah. “Selanjutnya apa eomma?” tanyanya, rupanya dia sangat antusias dengan berkebun.
“Selanjutnya taruh pot-pot ini di sana.” Ucapku sambil menunjuk ke arah deretan bunga-bunga yang baru saja aku semaikan.
“Oke~,” tangan mungilnya mengangkat pot kecil itu satu persatu. Aku mengawasinya dari sini. Tumben sekali dia membantu dengan baik dan benar.
“Eomma ini apa?” tangan kanannya memegang seekor cacing tanah, dan,
“YA! BUANG SAYANG!” aku menghampirinya,”Itu cacing, biarkan dia pulang, rumahnya ada di tanah. Dan eomma geli dengan cacing, CEPAT BUANG!” aku tak tahan lagi, memang aku sangat geli dengan makhluk kenyal penghuni tanah lembab itu.
“Kenapa? Ini kan lu- KYAAAA EOMMAAAA CACINGNYA!” Dia menjerit ketakutan ketika cacing yang dia pengang melilit jari telunjuknya. Tangannya dia kibas-kibaskan hingga cacing itu terjatuh ke tanah.
“Nah, sekarang ayo cuci tangan,” aku menuntunnya ke arah keran air yang tak jauh dari teras rumah. Dengan sabar ku bersihnya tangan dan kakinya yang belepotan dengan tangah.
“Ah~” aku mengaduh pelan, perutku terasa sakit. Sementara jagoanku masih terdiam asik dengan perlakukan yang ku berikan.
“SAMCHEON...IMO...!” Hyunsik berlalu ketika matanya melihat dua adik kesayangnaku.
“PELAN-PELAN SAYANG, AH!” BRUK! Aku ambruk dan tersungkur.
“NUNNAA...!”
“EONNIII...!”
Aku masih mendengar teriakan dari Jungkook dan Yoonri, tapi aku terlalu fokus dengan perutku. Ku pengangi perutku, berharap makhluk mungilku baik-baik saja.
“Nunna,” Jungkok membatuku berdiri.
“HUWAAA EOMMA...!” tangan Hyunsik memecah. Dia menjerit melihatku terjatuh tadi.
“Cup...cup...sayang, eomma tidak apa-apa, ayo kita masuk.” Aku melihat Yoonri menggendong Hyunsik yang masih sesenggukkan.
“Ah~” aku merintih lagi, baru saja aku berjalan tiga langkah tapi sakit di perutku semakin hebat. Eomma mohon sayang, bertahanlah.
“Eomma~, eomma berdarah imo~, HUWEEEEE...!!!” Hyunsik kembali menangis.
“ASTAGA JUNGKOOK-AH!” Yoonri memekik melihat bagian belakang bajuku terdapat bercak darah.
“KITA HARUS KE RUMAH SAKIT SEKARANG! AMBILKAN KUNCI MOBIL YOONGI HYUNG!” dengan sigap kekasih dari adik iparku ini membawaku ke rumah sakit.
Aku sendiri sudah tak memperdulikan apapun, bahkan aku memasrahkan Hyunsik pada Yoonri, pikiranku sekarang terfokus pada calon bayiku.
“Sebentar lagi nunna, bersabarlah,” Ucap Jungkook sambil mengemudikan mobil. Aku sendiri tidak tahu sejak kapan dia bisa menyetir. Dan untungnya Yoongi tidak menggunakkan mobilnya hari ini.
.
.
.
.
YOONGI POV
“Dimana Hana?” aku masih terengah-engah. Pikiranku begitu kacau. Sejak semalam Hana terus mengeluh kalau perutnya sakit, dan semalaman juga aku tidak bisa tidur nyenyak karenanya.
“Masih di dalam hyung,” ucap Jungkook.
Aku berdiri di depan pintu kamar operasi. Jungkook dan Yoonri bercerita kalau dokter terpakasa harus mengambil tindakan Curretage and Dilatation (D&C) demi meyelamatkan rahim Hana. Aku melirik Hyunsik sudah terlelap di pelukan Yoonri, dia terlalu lelah menangisi eomma­-nya. Ha~, ku hembuskan nafasku kasar, ku usap wajahku. Tuhan, cobaan apa lagi ini?
“Suami Nyonya Jung Hana?” seseorang yang aku rasa dokter, memanggilku, suami Hana.
“Ya saya,” aku melangkah maju menghampiri pria berbaju hijau tosca yang baru saja keluar dari ruang operasi.
“Maafkan saya, tapi saya harus mengambil tindakan ini demi keselamatan istri anda. Eum, tuan, apakah sebelumnya istri anda pernah mengeluh sakit perut selama dia hamil?” tanyanya.
“Iya dok, dia sering mengeluh sakit dan katanya perutnya berkontraksi terlalu kencang.” Jelasku.
“Ya, itu karena ada sedikit masalah pada kehamilannya. Kontraksi yang demikian disebut kontraksi dini, namun saya rasa istri anda mengalami kontraksi dini dan disertai dengan bercak darah, apakah istri anda menceritakannya pada anda?”
“Tidak, dia tidak bercerita apapun selain kontaksi yang membuatnya sakit.” Aku lemas seketika mendengar penjelasan dokter, sungguh aku suami yang bodoh, aku bahkan tidak tahu kalau istriku sedang mengalami masa-masa sulitnya yang benar-benar mengancam jiwa calon bayi kami.
“Saya harap setelah ini, nyonya Jung bisa sehat kembali, saya permisi dulu,” pamit sang dokter dan tak jauh dibelakangnya istriku menyusul dengan tiga orang perawat yang mendorong bed-nya.
Dengan sisa tenaga yang ada aku mengekor rombongan. Ku kuatkan diriku sebisa mungkin, karena aku ingin menguatkan Hana yang sudah bisa kupastikan dia akan meraung sedih setelah ini.
“Maafkan aku Hana-ya,” aku menggenggam erat tangan istriku yang masih terlelap karena pengaruh bius.
“Eung~,” lenguhnya.
“Sayang~,” aku mengucapkan kata-kata langka yang memang jarang aku ucapkan untuknya, ku elus pucuk kepalanya, ku kecup punggung tangannya.
“Maaf,” lirihnya, lalu bulir bening menetes dari matanya.
Ku ulas senyum, ku kecup keningnya. “Untuk apa minta maaf? Justru akulah yang harusnya meminta maaf.”ku hapus aliran sungai di pipinya dengan kedua ibu jariku. Dia menggeleng menanggapi perkataanku.
“Maaf, karena aku tidak bisa menjaganya dengan baik,” ucapnya lemah.
Ku tatap matanya lekat-lekat. Oh Tuhan, kenapa aku begitu bodoh, seharusnya dulu aku tak mengambil jadwalku yang begitu padat, tapi lihat sekarang, dia harus menanggung sakit karenaku.
“Maafkan aku Hana-ya, seharusnya aku berada di sampingmu, harusnya akulah yang meminta maaf. Kau tak salah, akulah yang salah. Harusnya aku tidak mengambil jadwalku yang begitu padat. Harusnya aku menemanimu melewati saat-saat sulitmu. Maafkan aku sayang~” CUP, aku mencium keningnya. Ku rengkuh tubuh lemahnya dalam pelukanku. Membiarkan dia membagi bebannya denganku saat ini, meski terlambat.
END

DOCTOR HYUNSIK

  No comments
Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to
God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
.
.
.
“Bagaimana kondisinya dok?” Suamiku terlihat sangat
khawatir dengan kondisiku.
“Duduklah tuan,” dokter itu mempersilahkan Yoong untuk duduk, sementara aku masih sibuk membenahi pakaianku.
Aku dan Yoongi memutuskan untuk berkunjung ke dokter kandungan yang menanganiku sejak awal aku hamil Hyunsik. Ini adalah kunjungan yang ketigaku dalam waktu satu bulan. Entahlah, semakin ke sini perutku semakin tak enak. Mualku pun terkadang datang dan pergi namun yang jelas kontraksi tak wajar di perutku semakin ku rasakan. Karena itulah Yoongi mengajakku untuk memeriksakan kandunganku. Khawatir dengan kondisi calon adik Hyunsik.
“Saya menyarankan istri anda untuk bedrest total.
Kandungannya cukup lemah untuk sekarang ini. Saya
khawatir jika dia memaksakan diri untuk tetap
beraktivitas kandungannya akan kalah.” Papar dokter
yang bisa ku dengar dengan sangat jelas. Aku melihat
Yoongi yang menganggukan kepala.
“Ini resepnya dan jika ada sesuatu segera bawa istrimu kemari,” lanjut dokter.
“Terimakasih, ayo,” Yoongi mengamit lenganku,
memapahku yang sedikit lemas.
Kami berjalan menuju loket pengambilan obat. Aku duduk di bangku tunggu bersama dengan Hyunsik, dia masih asik dengan mainan barunya. Ku elus perutku ada sedikit nyeri yang kurasakan.
“Sayang, eomma mohon bertahanlah,” aku berbisik pada makhluk yang sang berjuang diperutku.
“Ayo kita pulang.” Ajak Yoongi setelah mendapatkan
sepaket obat-obatan yang harus aku minum.
.
.
.
“ Eomma~ , Hyunsik periksa dulu ya~” celoteh jagoanku dengan mainan dokter-dokteran di tangannya. Dia bermain peran menjadi dokter yang merawatku.
“ Eomma tiduran~,” perintahnya lagi, dan akupun
menurut, toh bermain dengannya kali ini tidak
memerlukan aktivitas fisik yang berat, cukup tiduran di atas kasur. Tangan mungulnya menempelkan stetoschope mainannya ke dada dan perutku. Berlagak seolah dia mendengar detak jantungku dan pernafasanku.
“Adik bayi, jangan nakal sama eomma ya, kasihan eomma kan jadi sakit~,” jemarinya mengusap perutku,
membuatku tersenyum dan sedkit terharu.
“ Eoh ~, ada dokter Hyunsik. Jadi eomma sakit apa
dokter?” Yoongi ikut menimbrung.
“ Eomma harus banyak tidur appa, dan adik bayi juga
harus istirahat biar eomma sehat. Eomma , ini obatnya, ha-rus-di-mi-num.” Lagi, jagoanku berceloteh dengan penekanan penuh pada akhir kalimatnya.
“Uhuk...” aku sedikit tersedak, ah~ obatnya besar sekali dan pahit.
“Pelan-pelan eomma~ ,” Hyunsik menepuk-nepuk
punggungku.
“ Cha~ ,Hyunsik jaga eomma dulu ya, appa mau beres-
beres.” Perintah Yoongi, tangannya mengacak pucuk
kepala bocah itu, “Dan kau, kau tidak boleh beranjak
dari sini. Jika perlu apa-apa panggil aku, mengerti?”
titahnya lagi, dan aku mengangguk.
“ Nde~ ,” ucapku.
Seharian berada di atas kasur membuatku bosan.
Kuputuskan untuk berpindah ke ruang tegah, menonton
televisi mungkin bisa membunuh rasa bosanku. Ku
dudukkan diriku di atas sofa lalu ku sandarkan
punggungku , ah~ sungguh nikmat. Ya lebih baik begini
dari pada harus terus berbaring di atas kasur.
“ Eomma~ kenapa di sini?” Hyunsik berlari ke arahku
lantas tangan kanannya terulur menyentuh dahiku setelah itu dia kembali memeriksaku dengan stetoschope -nya.
“Ah, eomma sudah tidak sakit?” tanyanya.
“ Eoh~ , eomma sudah sedikit membaik, sudah tidak apa-apa.” Aku mengenggam tangan mungilnya. Lalu tangan kirinya kembali terulur dan mengusap perutku.
“Adik bayi tidak nakal kan?” tanyanya polos.
“Adik bayi sudah tidak nakal lagi sayang,” aku mengelus kepala jagoanku lalu mencium keningnya.
“Apa eomma lapar? Appa sedang masak loh~,”
“ Eoh , apaa? Memasak?” aku menoleh kearah dapur dan errr, pemandangan buruklah yang tertangkap oleh
mataku. Oh Tuhan, apa Yoongi mengacaukan dapurku?
END
Maaf banget ini bener-bener gak ngefeel. Soalnya aku
juga lagi buntu kudu nulis kaya gimana lagi. Ini cuman
selingan aja. Iseng daripada bengong dan bingung. Sekali
lagi maaf ya kalau gak ngefeel.

A Knock

  No comments
Genre : Horror
Length : Drabble
Cast : Jeon Jungkook
~~~~
[!!] Disarankan untuk tidak membaca ini sendirian, apalagi jika kamar readers ada jendelanya >_<
.
Happy Reading~
-------
-Jungkook pov-
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Itulah yang bisa aku katakan . aku terbaring di atas ranjang, seperti biasa aku sendirian di rumah, di malam yang gelap nan sunyi. Aku hanya membolak-balikan badanku di atas kasur, mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur.
Tubuhku benar-benar lelah karena kegiatanku dikampus tadi, aku ingin segera tidur. Namun aku tidak bisa tidur, malam ini ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman –seperti ada yang sedang memerhatikanku.
Aku menutup mataku, namun tak ada perbedaan. Mungkin terlalu gelap di dalam kamarku untuk bisa melihat sesuatu. Padahal biasanya aku akan cepat tertidur bila lampu dimatikan, tapi kali ini tidak.
Beberapa lama kemudian tubuhku mulai rileks dan pikiranku kosong, dan aku benar-benar siap untuk istirahat. Namun kesunyian itu musnah dan benakku dibanjiri oleh bayangan-banyangan yang menyeramkan saat suara itu terdengar.
Tok! Tok!
Suara seperti seseorang sedang mengetuk jendela kaca terdengar jelas oleh telingaku. Tapi mana mungkin ada seseorang mengetuk jendela kaca dari luar. Berpikirlah dengan logis! Jika ada yang ingin mencuri di rumahku, mereka cukup menyelinap secara diam-diam tanpa harus mengetuk jendela kamarku. Lagi pula kamarku berada di lantai dua.
Aku bisa saja melihat keluar jendela untuk mencari tahu berasal dari mana suara itu, namun aku takut. Bahkan untuk menengok kearah jendela pun aku terlalu takut. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak terlalu dipikirkan dan kembali mencoba untuk tidur.
Tok! Tok!
Suara itu kembali terdengar. Suara apa itu? Apa mungkin itu suara burung menabrak jendela kamarku? Tidak, tidak mungkin! Itu sama sekali tidak realistis. Atau ada sekumpulan anak kecil yang mengerjaiku malam-malam begini? Mungkin saja mereka sedang melempar batu kearah jendela dan sekarang mereka sedang tertawa terpingkal-pingkal?
Atau ini semua hanya imajinasiku?
Tok! Tok!
Lagi! Itu jelas bukan imajinasiku. Anak-anak sial itu benar-benar keras kepala. Mereka tidak mau berhenti sebelum melihatku bangun. Mungkin mereka mempunyai selera humor yang sedikittt emm.. sakit. Sehingga mereka menunggu ku di luar. Atau bahkan mereka akan memecahkan jendela kaca kamarku lalu menerobos menyerangku? Tidak! Jangan menjadi Paranoid seperti ini. Lagi pula aku di dalam dan mereka di luar, aku di atas dan mereka di bawah. Dan lagi pula aku belum menggerakkan badan ku sedikit pun sehingga mereka akan menyangka aku sudah terlepap tidur. lalu mereka pergi dengan sendirinya.
Tok! Tok!
Tidak!! Ini bukan anak-anak. Mana ada anak-anak yang menunggu reaksi seorang pria yang tinggal sendirian sepertiku. Mungkin mereka akan bosan menunggu dan berpindah ke rumah lain untuk di usili. Lalu jika bukan mereka, siapa? Apakah ada seorang pembunuh? Tidak! Tidak ada monster di dunia ini. Jangan menjadi paranoid!. ‘Aku di dalam dan mereka diluar, jadi aku aman’ mungkin sebaiknya aku berpura-pura tidur dan suara itu akan hilang dengan sendirinya.
Tok! Tok!
“Oh tuhann! Ini sangat mengganggu! Ku mohon pergilah! Biarkan aku sendiri! Aku ingin segera istirahat.”
kutari napasku dalam-dalam lalu ku hembuskan secara perlahan, kurasakan detak jantungku sudah sedikit tenang.
“ingat mereka di luar, aku di dalam. Jadi aku tetap aman. Berpura-pura lah tidur dan jangan bergerak sedikit pun!” ucap ku dalam hati untuk menenangkan sedikit diri ku yang ketakutan.
Tok! Tok!
“Ingat! Mereka di luar, aku di dalam. Jadi aku tetap aman. Berpura-puralah tidur dan jangan bergerak sedikitpun! Berdoalah agar dia akan seger pergi” Ulang ku.
Tok! Tok!
AKU TIDAK SANGGUP LAGI ! ini akan membuatku gila jika harus terus mendengar suara ketukan itu. Aku harus melihat apa yang menyebabkan suara itu, dan aku akan sedikit lebih tenang. Ambil napas dalam-dalam. Lalu aku menyulanginya sekali lagi “mereka diluar, dan aku didalam, aku tahu aku aman.”
Aku mengambil beberapa napas dalam lagi, jantungku berdetak dengan kencang hingga aku bisa mendengar detak jantung ku sendiri.
Aku memberanikan diri untuk menoleh kearah jendela.
Jantungku terasa berhendi berdetak. Aku ingin sekali berteriak, namun aku tak bisa seakan suaraku habis. Aku menoleh hanya untuk menemukan sosok berwajah pucat dengan mata yang hitam kelam sedang menatapku tajam. Seakan menelanjangi jiwaku sambil menunjukan seringaiannya.
Jadi… selama ini… makhluk itu sudah berada di kamarku, sambil mengetuk jendela kamarku dari dalam.
-END
---
Seperti biasa ini cerita remake dari slah satu cerita dr fp creepypasta.
gimana feelnya dapet?
Jangan lupa tinggalkan jejak ;-)
ada yg mau di tag lagi di next story? komen ya
terima kasih sudah baca

One Two One Two

  No comments

Genre : Horror, thriller
Length : Drabble/?
Cast : Jungkook (BTS)
[!!] HATI HATI
Happy Reading~
Di Korea Selatan menjadi seorang pelajar yang baik itu sangat penting. Orang tua selalu memberikan tekanan kepada anak-anak nya agar mendapatkan nilai yang terbaik. Para siswa sering membayar guru privat sepulang sekolah, sementara yang lainnya bahkan kembali ke sekolah di malam harinya hanya untuk pelajaran tambahan.
----
Pada suatu malam, seorang pemuda bernama Jeon Jungkook masih berada di sekolahnya, saat itu sudah dikatakan cukup larut dan ia masih berada di perpustakaan yang tak lain untuk belajar.
dia tidak sendirian, dia bersama teman sekelasnya yang sudah dibagi kedalam beberapa kelompok.
Tidak berapa lama, Jungkook rasa ia pertu pergi ke toilet, setelah memberitahu teman-teman nya bahwa ia akan pergi ke toilet sebentar. Jungkook pergi keluar dari perpustakaan dan kemudian menyusuri koridor yang tampak sudah gelap. Bayangkan saja ini sudah menunjukkan pukul 11 malam, semua lampu di sekolah sudah di matikan terkecuali perpustakaan yang sedang dia dan teman-temannya pakai.
----
Beberapa menit berlalu diperpustakaan, teman temanku mendengar seperti ketukan yang berasal dari sebuah jendela. Karena penasaran mereka pun menghampiri jendela tersebut. Dan betapa kagetnya mereka saat melihat seorang perempuan kurus nan pucat berdiri di luar sambil mengetuk-ngetuk jendela dengan jari-jari panjangnya. Tak lupa wajahnya menempel pada kaca jendela dengan mata yang tertutup.
Mereka bertanya-tanya? Apa yang sebenarnya wanita itu lakukan di malam selarut ini?
Tak berapa lama, mereka kembali di buat terkejut setengah mati dengan apa yang wanita itu lakukan. Ia membuka matanya, namun ia tidak mempunyai mata. Hanya ada dua lubang gelap nan dalam yang seharusnya bulatan mata itu berada. Tak sampai di situ wanita itu memukul kaca dari jendela tersebut hingga pecah.
Tiba-tiba lampu mati.
>Di kamar mandi sekolah
Lampu mati ketika jungkook akan membasuh tangannya. Perasaan ia pun menjadi gelisah saat mendengar suara kegaduhan dari arah perpustakaan. Ia tetap melanjutkan membasuh tangannya didalam kegelapan.
Setelah selesai, ia segera keluar dari kamar mandi dan kembali menuju perpustakaan. Di sepanjang perjalanan, perasaannya semakin di buat gelisah saat ia mendengar suara rintihan yang menggema di sepanjang lorong. Dan kemudian menjadi sunyi, tak ada suara apapun.
Ketika ia sampai di perpustakaan, ia menghentikan langkahnya. Seolah badan dia kaku tidak bisa digerakkan sedikit pun. Sedetik kemudian badannya bergetar, wajahnya memucat ketika melihat apa yang ada di depannya.
Mayat-mayat temannya berserakan di sekitar perpustakaan, sebagian dari mereka terhimpit meja, dan rak –rak buku, dan sisanya tergeletak di lantai. Jungkook begitu ketakutan, dia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Ini seperti pembunuhan massal!
Saat itu lah ia mendengar suara langkah yang menuju ke arahnya.
Jungkook adalah siswa yang cerdik, dia mampu berfikir cepat, ia segera membaringkan tubuhnya di salah satu samping temannya yang sudah tidak bernyawa.
Dia mendengar sesuatu berjingkat masuk kedalam, Jungkook menutup matanya dan berpura-pura mati.
ia semakin dibuat takut ketika mendengar suara barang yang di lempar kesana-kemari. Jungkook tetap diam mencoba untuk tidak bersuara.
Suara bisikan pun terdengar “ satuu.. duaa.. satuu.. duaa..”
Rasa penasarannya pun mengalahkan ketakutannya, ia membuka sedikit matanya dan mengintip.
Disana, ditengah ruangan berdiri seorang wanita menyeramkan berpakaian serba putih.
Jungkook kembali lagi menutup matanya dan hampir saja berteriak. Ia sempat melihat Wanita tadi mengelilingi setiap penjuru perpustakaan memeriksa satu per satu mayat teman-temannya sambil bekomat-kamit.
“Satuu.. Duaa.. Satuu.. Duaa..”
Mata semakin Jungkook pejamkan, ia terus berdoa agar wanita itu akan segera pergi dari tempat ini.
“Satuu.. Duaa.. Satuu.. Duaa..”
Wanita itu berpindah dari mayat satu ke mayat lainnya dan semakin mendekat.
“Satuu.. Duaa.. Satuu.. Duaa...”
Aku semakin di buat takut dan bingung, kenapa wanita itu hanya menyebut angka satu dan dua saja?
“Satuu.. Duaa.. Satuu.. Duaa..”
Wanita itu berjalan mendekati Jungkook. Ia menahan nafasnya.
Tapi tiba-tiba hitungannya berhenti.
Suasanya sunyi, ia tak mendengar apapun namun ia masih takut untuk bergerak.
suasana perpustakaan benar-benar sunyi.
Setelah beberapa menit, jungkook perlahan membuka matanya. karena Ia sudah yakin bahwa wanita itu sudah pergi.
Namun ternyata dugaannya salah, wanita itu sedang tidur disampingnya menghadap kearahnya, menatap tajam kearahnya. Jari-jarinya yang panjang dan kurus menunjuk tepat kearah wajahnya.
“Satuu.. Duaa..”
Gelap, semua menjadi gelap.
-END
---
hai! aku kembali, kali ini bukan cerita milik aku ya. ini ff Remake dr salah satu cerita dr fp creepypasta. aku hanya mengubah cast sama 'sedikit' mengubah alurnya. aku jg udh minta izin untuk nge remake ceritanya.
Gimana ceritanya? ngerti ga? feel nya dapet ga? serem ga? *gaaak*
kira-kira apa yg terjadi sama jungkook? ayoo tebak!
covernya? aku bingung mau kasih cover apa, jdi terpaksa pake cover ini. kasih tau kalo ada typo. jangan sungkan2 untuk memberikan kritik dan saran ;-)
Btw aku jg lagi bikin ff loh *ga nanya*
genrenya? tentu horror. ada yg suka kah sama yg horror? kuharap ada. nanti bkln aku post disini kok, masih dlm proses penyelesaian.
yang mau di tag untuk next story bisa komentar aja ya.
"Sudah BACA tolong tinggalkan JEJAK"
Terima kasih sudah baca

already know?

  No comments

Cast : Jungkook BTS, Jimin BTS
Length : Drabble
Genre : Horror/?
====
Happy Reading
------
“Yak! Jimin! Sampai kapan kau akan terus tidur?” Tanya Jungkook
Tak ada jawaban.
“Yakk! Bangun bodoh, semua orang sudah pulang”
ucap Jungkook sambil sedikit menggoyang-goyang tubuhnya.
Masih sama, tak ada jawaban, pria bernama jimin ini masih asik di dunia mimpinya.
“Bukannya kau mengajak untuk mengerjakan tugas malam ini? Kalo tidak aku akan pulang saja”
“YAAA ok ok aku bangun”
Jimin pun bangun, membereskan semua alat tulis yang masih berserakan di atas mejanya.
“Kemana orang-orang pergi?” Jimin bertanya
“kau bodoh atau begaimana?! Ini sudah jam berapa?!” Bentak Pria tampan bernama jungkook itu.
“OMOO! Jam 10! Kenapa kau tidak membangunkanku?”
“Yakk perlu kau tahu, aku menunggu mu selama setengah jam, dan aku tak henti-hentinya membangunkanmu. Dasar bodoh.”
geramnya sambil memukul kepala jimin memakai buku yang sedang dia pegang.
“hohoo sorry bro, ayo lebih baik kita ke perpus.” Seru jimin
--
“Perpustakaan akan segera di tutup” ucap penjaga perpustakaan itu,tiba-tiba mengejutkan kita.
“Kenapa kalian belum pulang?” lanjut ahjussi itu
“Besok pagi kita harus segera mengumpulkan tugasnya ahjussi.” Segera jimin menjawab.
“Berikan waktu 1 jam saja, kami akan segera menyelesaikannya dengan cepat.” Mohon jungkook
“ya sudah, saya akan berdiri di sini agar memastikan kalian tetap aman.” Jawab ahjussi itu.
“ahh terima kasih banyak ahjussi”
Aku dan jimin sangat berterima kasih kepada ahjussi yang sudah mau menunggu kami, sehingga kita bisa mengerjakan tugas dengan tenang tanpa ada rasa takut. Ya walaupun kami seorang laki-laki kita tetap mempunyai rasa takut jika diam di tempat yang sepi pada malam hari. Apa lagi sekolah kami tekenal dengan cerita.. eheemm. Kalian pasti tahu apa yang aku maksud.
Jungkook pov
Tok
“aishh” gerutu jimin karena pulpen nya tak sengaja terjatuh.
jimin pun segera mengambil pulpennya yang terjatuh. Ketika ia membungkuk untuk mengambil pulpen tersebut, jimin melihat sesuatu yang mengganjal dan membuatnya bergidik ngeri. Dalam keadaan panik dan ketakutan ia segera mengambil pulpen dan membereskan semua barang-barangnya kedalam tas.
“Ayo kita pulang!” ajak jimin
“Kenapa? Kita belum menyelesaikannya.” Terangku
“pokoknya kita harus pulang!” Paksa jimin
“Tidak! Aku akan menyelesaikannya dulu.”
“Terserah kamu lah!” ucap jimin sedikit bergetar lalu pergi dengan terburu-buru meninggalkan jungkook sendirian bersama ahjussi itu.
Dengan keheranan dan kesal aku kembali melanjutkan pekerjaanku. Tak berapa lama, ponselku berbunyi menandakan satu pesan masuk. Ternyata pesan dari jimin.
Ku buka pesan dari jimin lalu membacanya.
'Jatuhkan pulpenmu, ambil, lalu lihat kebelakangmu, kau akan mengerti'
Aku menyiritkan keningku – heran,bingung. Apa maksud bocah itu? Karena aku penasaran, aku menuruti perintah yang barusan jimin perintah.
Pertama ku jatuhkan pulpen, lalu aku membungkuk untuk mengambil pulpen. Sebelum kembali tegak, ku lirik kearah belakang tepatnya arah pintu tempat dimana ahjussi itu berdiri.
Jantungku rasanya berhenti berdetak, rasanya ingin berteriak akan apa yang berusan aku lihat.
Ahjussi sang penjaga perpustakaan itu melayang tanpa sedikit pun menyentuh tanah.
Sekali lagi aku ingin berteriak, aku panik dan aku sedikit kesal kepada jimin karena tidak membaritahu ku apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah menenangkan diri ku, segera aku kemasi barang-barang lalu pergi meninggalkan perpustakaan itu.
“Kamu mau pulang juga? Bukannya tugasmu belum selesai?”
Suara berat sang ahjussi itu membuat bulu kudukku berdiri.
“ya.. ya ahjussi, tapi saya harus pulang. i..ini sudah malam.” Ucapku setenang mungkin, mencoba menyembunyikan rasa ketakutan ini.
Saat aku hendak melangkahkan kaki ku untuk pergi, tiba-tiba ahjussi itu mendongkak kearah ku dan membisikkan sebuah kalimat tepatnya di telingaku.
“Sudah malam … atau sudah tau?”
-END
====
Hai Jae back. masih inget sama aku kah?
ini ga serem kok. maaf banyak typo :v
karena aku masih pemula, jadi belajar nge remake dulu.hehe
Gimana? minta kisarannya ya :)
sudah baca tolong tinggalkan jejak ;-)
next or no?

MISS YOU

  No comments

Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to
God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo(s) and I hate plagiarism so don’t copy
paste!
Happy reading ^^
.
.
.
.
Hujan masih mengguyur. Hawa dingin mulai menusuk ke tubuhku. Ku ambil selimut dan ku bungkus tubuhku dengan selimut berwarna coklat itu. Tanganku mengelus perutku yang sudah membuncit.
“Apa kau tak merindukan appa hm~?” aku bermonolog
dengan calon bayiku.
“Ha~” helaan nafas panjang mengakhiri perbincangan
kami, aku dan calon bayiku. Mataku beralih melirik jarum jam yang masih berputar. Pukul sembilan malam. Segera kuhabiskan susu hangat yang sedari tadi tergeletak di atas meja, lalu berpindah tempat ke kamar tidurku.
“Tidur yang nyenyak ya sayang~” CUP~ aku mencium
kening jagoanku yang sudah lebih dulu terlelap.
Kusandarkan punggungku ke headboard ranjang. Tanganku terulur mengambil sebuah novel yang selalu menjadi pengantar tidurku. Mataku memang menghadap ke rententan huruf yang terketik rapi di buku yang kupegang, namun tak sedikitpun kalimat yang bisa ku cerna. Pikiranku benar-benar terfokus pada seseorang yang sangat kurindukan. Min Yoongi, suamiku, ayah dari anak-anakku, aku sangat merindukannya saat ini.
Aku memperhatikan sejenak ponsel yang tak jauh dariku. Ku ambil benda berbentuk persegi empat itu, ku usap layarnya, berharap ada sebuah pesan atau panggilan masuk. Namun nihil. Hanya ada fotoku dan kedua jagoanku, tak ada notifikasi apapun di sana.
“Aku merindukanmu Yoongi-ya~” lirihku. Tak seperti
biasanya, kali ini aku benar-benar merindukannya.
Padahal di awal kehamilanku aku justru merasa enggan
untuk berdekatan dengannya. Lima hari sudah dia pergi, demi pekerjaannya, demi para fansnya, demi menghibur orang-orang yang telah menunggunya. Aku maklumi itu.
Ku pendam rasa rinduku ini, mataku mencoba untuk
terpejam, dan berusaha untuk memasuki alam mimpi.
Berharap ayah dari anak-anakku bisa hadir di sini.
.
.
.
.
Angka lima dan dua angko nol, itulah yang ku tangkap
dari mataku. Pukul lima pagi, aku terbangun sepagi ini. Ku langkahkan kakiku menuju dapur, segelas air membasahi kerongkonganku yang kering. Ku buka kulkas, ah~ masih ada beberapa sayuran dan juga bahan-bahan lain yang masih bisa ku masak. Ku putuskan untuk berjalan-jalan sebentar di lingkungan sekitar, mumpung Hyunsik belum bangun.
“Udara pagi memang menyegarkan! Ha~” aku menghirup udara segar pagi sebanyak yang ku mau, lalu
menghembuskannya kuat-kuat, rasanya segar sekali.
“Cha~ ayo kita olah raga!” aku mengelus perutku lalu ku ajak dia berolah raga pagi, tepatnya jalan-jalan pagi.
Cukup tiga puluh menit aku menghabiskan pagiku dengan berolah raga, dan cukup membuat tubuhku berkeringat.
“Ah, segarnya!” ucapku selesai meneguk segelas air.
“Kau sudah pulang?”
“Eum~” aku mengangguk. Tunggu dulu, suara itu, suara
orang yang sangat ku rindukan.
“Kau!” aku memekik kaget, sementara orang yang
kurindukan itu justru sedang asik sendiri di sofa dengan laptop serta headphone-nya.
“Kau habis dari mana saja?” tanyanya.
“Sejak kapan kau ada di sini?” tanyaku balik.
“Sejak kau keluar tadi.” Jawabnya enteng.
Hatiku yang terlalu merindukannya menuntun kakiku
untuk mendekatinya. Ku peluk erat tubuhnya, ku
tenggelamkan kepalaku di lehernya. Menghirup aroma
yang ku rindukan.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” protesnya.
CUP~ Aku mengecup leher putihnya. “Aku sungguh
merindukanmu.” Ucapku lalu kembali menenggelamkan
wajahku.
“Tsk! Ini masih pagi Hana-ya,” ku dengar dia tertawa.
Aku meloanggarkan pelukanku, ku jauhkan wajahku
darinya. Dia pun berbalik menaghadapku lantas
tersenyum, senyum yang manis, senyum yang selalu ku
rindukan.
CUP~ dia mencium bibirku sekilas, “Aku juga merindukan kalian, kau, Hyunsik, dan dia,” ucapnya sambil mengusap perutku. “Maafkan appa sayang, appa harus bekerja meningalkan kalian. Apa kau baik-baik saja? Apa kau makan dengan baik? Kau tak membuat eomma -mu kesusahan kan?” dia mengajak makhluk yang ada di perutku ini berbicara.
Aku tersenyum melihatnya. Sungguh dia sangat lucu,
manis, dan menyebalkan. Dia tega meninggalkan ku dan
membiarkanku harus menanggung rindu yang teramat
sangat.
“Aku makan dengan baik appa~ , aku juga tidak menyusahkan eomma~ ,” aku menjawab pertanyaannya
dengan nada yang kubuat-buat.
Dia menatapku, “Benarkah kau sudah bisa makan? Mual-mualmu?”
“Sudah lebih baik, aku juga sudah bisa memasukkan
beberapa makanan, meski harus sedikit-sedikit,”
“Perlahan saja, yang penting ada makanan yang masuk ke perutmu,”
“Ah, kau mau sarapan apa? Biar ku buatkan.” Tawarku.
“Terserah kau saja, yang penting berkuah dan hangat,”
“Baiklah, tunggu sebentar aku akan memasakkannya” aku
berlalu darinya menuju dapur membuatkan makanan yang dia minta.
“Hana-ya,” panggilnya dengan tangan yang melingkar di pinggangku.
“Hm~”
“Terimakasih,” ucapnya.
“Untuk?”
“Semuanya, terimakasih, atas semuanya,” ucapnya yang membuatku menoleh ke arahnya. Sebuah senyumanpun kembali dia berikan.
Terimakasih Tuhan, Kau telah memberiku suami seperti Yoongi, seseorang yang penyayang dan sabar. Terimakasih Tuhan.
END

Crazy girlfriend

  No comments

Original written by HAZ | Kim Taehyung x Hana | Rated: Teen | Romance, comedy, fluf, lilbitbl
ENJOY READING DAN JANGAN SIDERS!
..
"Jun ... aku," suara berat milik Kim Taehyung tercekat tanpa dia perintah. Melihat lelaki yang sedang disudutkannya itu, Taehyung menjadi tidak tega sendiri. Apalagi lelaki yang berasal dari Shenzen itu sudah gemetar ketika kepala Taehyung yang mendekat padanya.
"K-kau mau apa?" tanya Jun takut-takut. Sore ini rasanya menjadi seribu kali lebih mencengkeram untuk Jun karena pria jangkung dihadapannya malah memojokan dirinya layaknya seorang gadis pada anime romance yang biasa Jun tonton.
Jelas Jun takut. Ini bukan dunia fantasi, dan lagi Jun itu pure lelaki, dari lahir juga Jun sudah mempunyai naluri lelaki. Dan sekarang ... ada lelaki yang mendekatinya dengan cara tak wajar seperti ini, membuat Jun takut bukan main.
Taehyung mau apa?
"Jun Hyung, a-aku ..." lagi-lagi suara Taehyung menghilang sendiri. Taehyung sendiri bingung, kenapa harus segugup ini?
Padahal dia bisa menganggap Jun itu Hana, kekasihnya. Lalu mencium bibir semerah ceri milik Jun sesuai perintah Hana.
"Jun Hyung, i-izinkan aku menciummu. Kumohon.."
Mata Jun sukses membulat mendengar permintaan Taehyung. Lalu pukulan itu melayang, membuat Taehyung jatuh terkapar.
Taehyung lupa, Jun kan mantan atlet Wushu. Jelas pukulannya itu langsung menerbangkan tubuh Taehyung, tak hanya membuat bibirnya berdarah saja. Sial
...
"Hana! Pelan-pelan dong!" protes Taehyung ketika pacarnya itu mengompres lukanya dengan es batu. Menatap perempuan berambut sebahu itu dengan sebal.
Hana mengerutkan dahinya, memasang ekspresi bingung begitu melihat Taehyung menatapnya begitu. "Ada apa Taehyung?" tanyanya sok polos lalu mengecup bibir tebal milik Taehyung sekilas.
Membuat amarah Taehyung hilang seketika.
Baiklah, Hana memang jago merendam amarah.
Lelaki berkulit agak tan itu menarik tangan Hana sehingga kekasihnya itu menabrak dada bidangnya. Tangan besarnya mengelus-elus rambut Hana dengan lembut ketika Hana hendak protes.
Taehyung yang sedang berbaring diatas sofa di apatermen Hana itu menarik gadisnya untuk berbaring diatas tubuhnya. Entah kenapa dia suka memeluk Hana dengan keadaan begini.
"Hana, kapan kamu berhenti menjadi fujoshi?" tanya Taehyung setelah hening sempat mendominasi mereka.
Lagi-lagi Hana menjawab pertanyaan Taehyung dengan jawaban yang sama. "Aku pasti berhenti, tapi tidak tahu kapan."
Taehyung menghela napas sebal. "Memangnya kenapa sih kamu harus jadi fujoshi? Mau ngedukung kiamat huh? Kenapa tidak menyukai kapal yang normal saja?"
Hana mengangkat kepalanya, menatap lurus Taehyung. "Kenapa aku jadi fujoshi? Jawabannya sama seperti ketika aku bertanya; kenapa kamu suka majalah porno? Jelas aku bukan mendukung kiamat, lagipula menjadi fujoshi hanya sebatas kesenangan. Dan menyukai kapal yang normal bukanlah sesuatu yang menyenangkan, Kim Taehyung."
"Memangnya aku tidak cukup untukmu? Untuk berhenti menyukai sesuatu berbau yaoi," ucap Taehyung lirih.
"Sekarang aku tanya, memangnya aku tidak cukup untuk membuatmu berhenti dicap menjadi lelaki penggoda?" kata Hana. "dan lagi, aku menyuruhmu mencium Jun bukan tanpa alasan."
Taehyung lalu bangkit dari posisi tidurnya, membuat Hana mau tidak mau ikut duduk diatas paha Taehyung. "Baik, lanjutkan," kata Taehyung yang penasaran dengan alasan Hana. Habisnya kemarin Hana hanya menyuruhnya mencium Jun tanpa mengatakan apapun. Mana lagi Hana mengancam akan memutuskan Taehyung kalau dia tidak menuruti ucapannya.
Karena Taehyung sedang keadaan sayang sekali dengan Hana, jadi lelaki berparas kelebihan tampan itu menurutinya.
Tapi nasibnya harus berakhir dengan keadaan luka-luka.
"Aku tidak mau kamu dicap sebagai pho, Taehyung. Jun sempat berkata padaku untuk menjagamu dari kekasihnya beberapa hari yang lalu. Dan lagi aku sempat punya masalah dengan Jun, jadi ... aku menyuruhmu melakukan itu," kata Hana menjelaskan semuanya.
Kekasih Jun ya? Memang sih, beberapa hari lalu Taehyung sempat dekat dengan kekasih Jun karena mereka satu kelompok. Tapi dia sendiri tidak menyangka kalau Jun akan cemburu.
"Dan menurutku, lebih baik kalau kamu dibilang lgbt dibanding pho. Setidaknya kalau lgbt, kamu hanya akan dijauhi lelaki. Sedangkan kalau pho, kamu bisa saja dibunuh. Terkadang ya, lelaki bisa menjadi psikopat dadakan ketika kekasihnya diambil lelaki lain," kata Hana.
Taehyung pikir membuatnya dicap sebagai lgbt cukup berguna, lagipula dia lelah dicap pho terus.
Tapi bisa enggak, CARANYA JANGAN GITU JUGA KALI AH!
Kini Taehyung jadi geregetan sendiri sampai membuat Hana harus ditindih tubuh besarnya tanpa permisi.
Hana sukses membuat Taehyung geregetan.
"Hanaa," Taehyung lalu mendaratkan bibirnya diatas bibir Hana. Mengecupnya gemas secara berulang-ulang.
Cium angkat, cium angkat, cium angkat. Hana berasa diserang peluru terus-terusan. "Hya Taehyung! Berhenti!"
Tapi bukannya berhenti, Taehyung malah menelusupkan lidahnya kedalam rongga mulut Hana. Membuat Hana mau tidak mau melawannya karena tidak ingin ambruk dengan konyol.
Sayangnya ciuman Taehyung kelewat menghisap tenanganya. Sialan sekali.
"Taehyung hah, kenapah kamu begini?" tanya Hana.
Taehyung tersenyum nakal sekarang. Melihat Hana yang ketakutan begini agak membuatnya terhibur. "Ini adalah penganti bibir Jun," jawabnya asal.
"T-api, aku bukan Jun. Ah! Jangan mencium leherku sialan!" protes Hana ketika Taehyung mulai bersikap nakal padanya.
"Dan seorang Kim Hana lebih nikmat dibanding Wen Junhui," ucap Taehyung setelah. "lagipula aku masih normal. Lebih baik menghamili seseorang yang akan menjadi istriku kelak, daripada memperkosa bujangan."
Hana membulatkan matanya. "Taehyung, kamu mau apa?"
Taehyung tersenyum miring. Menunjukan smirk yang membuat Hana merinding. "Mau membuatmu menjadi milikku. Setidaknya kalaupun nanti aku dicap gay, aku masih punya bukti kalau aku pernah menghamili seseorang gadis."
"Tapi Gyu."
"Kamu lupa ya? Besok kita menikah kan? Jadi, yah anggap saja latihan untuk bulan madu."
"Taehyung!
'
'
'
Fin-
Maaf ya kalo banyak tiponya.
Maaf kalau judulnya enggak nyambung sama isi.
Maaf kalo kalian merasa digantung.
Tapi kalian enggak bakal aku maafin kalo cuma baca tanpa ninggalin komentar. Udah mah gratis, enggak bayar, masa masih pelit komentar juga-__-
TINGGALKAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA!
Makasih