NEORAGO part 5
Author : DiraKimra17
Tittle : Neorago part 5
Category : NC21, Yadong, Romance / Kekerasan, Chapter.
Cast :
Cho Kyuhyun
Shin Kim Ra
Other cast : Other Super Junior member
Author’s Note :
Warning! Ga typo, Ga gaul!
Selamat menikmati.
Selamat menikmati.
-000-
“Seohyun?” Gumam Yesung.
“Oppa! Aku merindukanmu.” Gadis itu memeluk Kyuhyun. Kyuhyun-ku.
Wanita itu memeluk Kyuhyun-ku!!! Siapa dia? Berani – beraninya. Aku sedikit tersentak saat tiba – tiba Yesung menginjak pedal gas-nya. Apa maksudnya ini?
“Berhenti!” Teriakku. Protes. “Yesung Oppa, berhenti!” Lagi.
-000-
*Author POV*
Kim Ra luar biasa kesal. Yesung tidak berhenti dan malah melaju terus menuju sekolah Kim Ra. Padahal Kim Ra penasaran setengah mati pada gadis yang dengan lancang memeluk suaminya. Astaga! Bahkan ia meninggalkan mereka berdua. Lalu apa yang akan mereka lakukan sekarang setelah tadi berpelukan? Berciuman? Bercinta? Gila! Apa wanita itu salah satu wanita Kyuhyun?
Shit!
Setibanya di sekolah, Kim Ra langsung mengambil tas ranselnya. Dengan kasar, ia mencoba membuka pintu. Cklek! Cklek! Tidak bisa, pintunya terkunci. Kim Ra memandang Yesung yang ternyata sudah menatapnya sedari tadi.
“Maaf, Nona. Kyuhyun pasti akan menjelaskannya padamu. Nanti.” Kata Yesung pelan dengan wajah menyesal.
“Buka pintunya!” Kim Ra berteriak.
Mood Kim Ra benar – benar hancur. Ya Tuhan, dia merasa seperti istri simpanan sekarang. Saat dunia tidak mengetahui pernikahannya. Saat ia merasa disembunyikan. Kini, ia melihat wanita lain datang menghampiri suaminya dan dia harus menyingkir seperti dirinya adalah benalu. Sialan sekali. Nyeri di hati Kim Ra melebihi sakit saat Kyuhyun membentak, mengamuk atau bahkan memukuli dirinya.
Di kelas pun Kim Ra hanya berdiam diri. Tak ada yang dia lakukan. Mengabaikan semua teman – temannya. Dia menatap layar ponselnya saat benda itu bergetar. Kyuhyun. Hati Kim Ra bergemuruh. Bukan karena debaran pesona seperti biasa. Justru yang sekarang ia rasakan adalah rasa marah yang akan meledak dipuncak kepalanya.
Begitu terus, sampai panggilan itu berkali – kali.
Kim Ra mangambil ponselnya saat gertaran itu berhenti. Melihat kontak Kyuhyun. Dengan lincah jari – jarinya menari di atas layar. Mengganti nama ‘Cho Sajangnim’ menjadi ‘Mr. Sadismacocism’. Persetan kalau ia akan ditendang Kyuhyun ke neraka karena nama itu. Siapa yang peduli?
Jam Istirahat, semua siswa berhambur keluar kelas. Kelas ramai karena teman – temannya sibuk bermain dan mengobrol. Tadinya, Kim Ra benar – benar tak berniat kemana – mana. Perasaan yang buruk adalah alasan terbesarnya. Sedangkan nyeri di bagian pusat tubuhnya menjadi sebab kecil. Damn! Sangat mengingatkan sekali pada siapa peremuk tubuhnya semalam.
Kim Ra mengangkat kepalanya dari meja, saat meresa sesuatu yang aneh. Kelas tiba – tiba lebih riuh dari sebelumnya dan teman – temannya sibuk berlari keluar kelas sambil berbisik – bisik. Kim Ra mendongak. Menatap keluar jendela. Ia tak bisa melihat apapun karena terhalang kerumunan siswa.
Dengan penuh penasaran, Kim Ra berjalan ke depan kelas. Ikut bergabung dengan yang lain. Dan kedua bola mata Kim Ra nyaris saja keluar dari kepalanya saat melihat apa yang ada di hadapannya.
Di sana! Donghae berdiri dengan tegap. Ekspresinya tegang. Berhadapan dengan seorang pria yang berdiri dengan santai. Tapi tak bisa di pungkiri, lawan Donghae memancarkan aura gelap dan tanpa ampun. Rahang pria itu mengeras. Matanya menyipit penuh dengan ancaman.
CHO KYUHYUN!
Kyuhyun dengan kemeja hitam yang pas untuk tubuhnya. Tanpa jas, tanpa dasi. Seperti biasa. Rambut yang sedikit berantakan. Dia panas sekali. Betapa Kyuhyun adalah pria berumur yang sialan seksi bahkan di mata gadis – gadis belia yang masih berseragam. Penampilannya seakan ingin menelanjangi siapapun wanita yang menatapnya. Merayu mereka untuk bisa dibawa keatas ranjang. Kelakuan suamimu, Shin Kim Ra!
Kim Ra bahkan masih diam kaku saat Kyuhyun berbalik dan berjalan pelan ke arahnya. Gadis itu menatap Kyuhyun tanpa jeda. Sampai mata mereka berdua bertemu, Kyuhyun menyeringai jahat. Dengan matanya, memerintah agar Kim Ra mengikutinya. Apa yang baru saja dia lakukan? Demi Tuhan, jaga jantungmu Shin!
“Berhenti membuatku marah!” Desis Kyuhyun saat berdiri tegak di depan Kim Ra setelah mereka tiba di ruangan kepala sekolah. Meminjam ruangan kepala sekolah. Jangan lupakan Kyuhyun yang bisa melakukan segalanya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” Kim Ra mencoba menantang Kyuhyun. Seperti Kim Ra yang dulu. Lupakan percintaan mereka semalam, dan ingat saja tragedi menjijikan tadi pagi.
“Haruskah aku mengajarimu cara mengangkat teleponku?” Kyuhyun menggeram di tenggorokannya. Marah? Jelas.
“Jangan mengalihkan pembicaraan. Kau disini untuk apa?”
“Untuk memberi pilihan pada guru kesayanganmu itu. Kau atau dia yang angkat kaki dari sekolah ini.”
“Kau gila! Kenapa?” Pekik Kim Ra.
“Karena dia dan KAU.” Menegaskan sekali kalau ini berhubungan dengan Kim Ra-nya. Iya, Kim Ra-mu Kyuhyun.
“Tapi kami tidak punya hubungan apapun. Kau keterlaluan. Egois!”
“Aku?” nada geli terselip di antara bibir tebal Kyuhyun yang panas.
“kau mengamuk semalam dan melakukan hal konyol sekarang karena kau mengira aku memeluk Donghae Ssaem. Tapi kau sendiri? tadi pagi kau berpelukan dengan wanita lain, di depanku. Dan aku tidak melakukan apapun.”
“Cemburu, Nona?” tatapan Kyuhyun menggelap. Berjalan pelan ke arah Kim Ra. Mengeliminasi jarak mereka.
Kyuhyun duduk di sofa yang tidak jauh dari Kim Ra.
“Cemburu? Yang benar saja!”
BRUUK! SREEET!
Kyuhyun membanting Kim Ra.
Kepangkuannya.
Ulangi! KEPANGKUANNYA!
“A- Apa yang kau lakukan? Suara Kim Ra bergetar. Hatinya terguncang gempa ribuan skala richter.
“Lanjutkan marahmu! Aku mendengar!” Mata Kyuhyun tertawa. Geli. Kim Ra menekankan kedua telapak tangannya pada dada Kyuhyun. Menjaga jarak.
‘Jaga jarak, Nona! Kuatkan tanganmu. Abaikan keinginan primitifmu untuk melingkarkan tanganmu dilehernya! memeluknya! Kemudian berciuman panas. Dia menggigitmu. Dan… STOP! Kalian sedang bertengkar, sialan!’ akal sehat Kim Ra berteriak tak terima.
Saat Kim Ra dengan Kyuhyun sedekat ini, sekarat sajalah kau wahai akal sehat. Kim Ra memasang ekspresi hati – hati. Penuh antisipasi.
“Bagaimana bisa kau melakukan itu pada anak pemilik yayasan?” Bisik Kim Ra pelan.
Apa? bagaimana bisa sekarang Kim Ra bertingkah seakan mereka sedang bergosip. Berbisik – bisik? Marah itu berteriak, Nona! Tapi okelah, lebih masuk akal daripada kau pingsan di pangkuan Kyuhyun. Lihat! Kyuhyun tersenyum setan. Berhasil mengendalikan gadisnya. Selalu!
“Pemilik yayasan katamu? Sialan sekali, kau bahkan tak tahu dia itu pria brengsek yang tidak punya apa – apa?”
“Maksudmu?” masih berbisik. Mana suaramu, hei!
“Dia bukan anak pemilik yayasan. Si brengsek itu ada di sini karena kenalannya adalah guru di sini. Guru sastramu.”
Mata Kim Ra membulat sempurna.
“Sakit hati? Karena dibohongi guru kesayangan?” Sindir Kyuhyun.
“Lebih sakit karena di selingkuhi.” Itu dia Kim Ra. That’s the point. Berhenti membahas Donghae kesayangan. Cari tahu siapa wanita pagi-nya tadi. Sial, Kyuhyun tidak hanya dengan wanita malam. Dia bahkan punya wanita pagi.
“Dia bukan siapa – siapa. Kau tidak perlu memikirkannya.”
“Kau yakin? Setelah aku ingat kalau dia wanita yang kau cium saat dua minggu penikahan kita? Setelah aku melihat acara pelukan kalian tadi pagi? Kau melarangku memikirkannya?” Kim Ra berusaha tenang saat batinnya menggeliat marah. Tangan Kim Ra didada Kyuhyun meremas kemeja pria itu.
Kyuhyun menyipikan matanya. Waspada.
“Bicara di rumah. Siapkan dirimu untuk pelajaran berikutnya.” Kyuhyun mengangkat tubuh Kim Ra. Memindahkannya. Dari pangkuannya yang hangat, ke atas meja yang dingin. “Aku pergi.” Kyuhyun merunduk. Melumat leher Kim Ra pelan. Basah. Tanpa bekas.
Jelas sekali Kyuhyun tidak ingin menjelaskan apapun. Kau brengsek Kyuhyun. Kau pengecut!
Suara riuh dan bisik kagum mengiringi kepergian Kyuhyun. Pria itu bahkan tidak menoleh lagi pada Kim Ra. Meninggalkan Kim Ra dengan sejuta rasa kecewa. Prianya muncul di sekolah seenak hati, dengan kalimat dan tatapan mengintimidasi. Astaga! Tapi niat Kim Ra mencakar wajah tampan Kyuhyun sirna hanya karena lumatan mulut sialan Kyuhyun di lehernya. Bisa seberapa gila lagi Kyuhyun-mu, Nona?
Dan pengumuman dari wali kelasnya membuat Kim Ra mengerti, alasan suaminya yang selalu sibuk itu menyempatkan diri mengunjungi sekolahnya. Ya, Donghae Ssaem mengundurkan diri. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Ini pasti ulah Kyuhyun.
-000-
Kim Ra melangkah dengan gontai. Keluar dari gerbang sekolahnya menuju sebuah mobil mewah yang rasanya ingin ia bakar saja. Agar manusia yang mengendap di dalamnya hangus. Kim Ra akan dengan senang hati memumikan supir sialan itu. Ia pantas dipajang di museum. Kim Ra membuka pintu penumpang dan ‘Brak!’ ia membanting pintu mobil.
“Astaga! Jantungku! Jantungku!” Yesung tersentak dan berteriak kaget. “Nona, pelan – pelan!”
“Pulang! Sekarang!”
Sampai dalam perjalanan, tidak ada pembicaraan antara Yesung dan Kim Ra. Iya, Kim Ra menyalahkan Yesung atas kejadian tadi pagi. kalau kaki sialan Yesung tidak menginjak pedal gas, mungkin sekarang dia tahu siapa wanita yang memeluk suaminya. Kalau begini, Kim Ra pasti sulit mencari tahu. Potong leher Yesung kalau Kyuhyun mau dengan suka rela menjelaskan siapa gadis itu. Kalian ingat kan? Kyuhyun bahkan kabur tadi.
Sampai di rumah, Kim Ra tidak langsung masuk kamar. Ia mampir ke meja makan. Dia punya rencana. Kyuhyun memang tidak pandai bicara, tapi bukankah Yesung sangat ‘pandai’ bicara?
“Aku mau bertanya.” Kim Ra duduk di salah satu kursi.
“padaku?” Yesung memasang wajah polos.
“Aku tidak bisa berbicara pada meja. Hanya kau satu – satunya manusia di sini. Bisa tidak bersikap selayaknya manusia?”
“Kau masih marah?”
“Tentu saja!”
“Ok! Tapi berbaikan dulu, baru kau boleh bertanya. Aku tidak suak mengobrol dengan hawa permusuhan.” Yesung mengulurkan jari kelingkingnya.
“Ya Tuhan, padahal aku yang memakai seragam sekolah, tapi kenapa pria berumur ini yang sangat kekanakan.” Gumam Kim Ra sambil menyambut kelingking Yesung.
“Kau mau tanya apa?” Yesung duduk di kursi. Di seberang meja Kim Ra.
“Siapa wanita tadi pagi?”
“Seohyun.” Yesung menghela nafas. “Namanya Seo Joo Hyun.”
“Apa hubungannya dengan Kyuhyun?”
“Aku rasa ini sudah waktunya kau tahu. Akan aku jelaskan.” Yesung berdehem. Mengucapka huruf ‘A’ beberapa kali. A… A… A…! Mengambil suara. “Oke, Saat tingkat 2, yang aku tahu Donghae menjalin hubungan dengan Seohyun.”
“Donghae Ssaem dengan Seohyun? Kalian satu sekolah?”
“Ya. Kami saling mengenal satu sama lain. Setelah itu aku tidak tahu bagaimana persisnya, saat di tahun kelulusan kami, Seohyun berpisah dengan Donghae. Dan…”
“Dan…”
“Dia bersama Kyuhyun.”
“jadi mereka mantan pacar?” Brengsek!
“Tidak juga.” Yesung menggeleng pasti. Hah? “Mereka tidak pernah berpacaran. Saat itu yang aku tahu Seohyun mengungkapkan perasaannya pada Kyuhyun. Tapi suamimu hanya diam saja. Mengabaikan. Setelah itu, Seohyun selalu menempel pada Kyuhyun. Awalnya Kyuhyun menghindar. Tapi kemudian karena satu alasan, dia membiarkan saja Seohyun melakukan sesuka hatinya. Sampai sekarang.”
Kim Ra memejamkan kedua matanya sejenak. Bernafas. Jadi Kyuhyun bermusuhan dengan Donghae karena berebut wanita. Dan itu Seohyun. Wanita dengan tinggi semampai dan wajah mulus seperti tanpa dosa. Wanita yang anggun dan dewasa. Berbanding terbalik dengan dirinya. Kim Ra benci harus membandingkan dirinya dengan Seohyun.
“Bagaimana kabarmu dengan Donghae?”
“Tidak ada. Hari ini dia mengundurkan diri karena ulah bos-mu.”
“Benarkah?” Yesung nampak terkejut.
“Aku bisa mengerti kalau Kyuhyun tidak akur dengan Dongahe karena Seohyun. Lalu kau? Apa yang membuatmu juga terlihat memusuhi Donghae? Apa saat kalian masih sekolah, Kyuhyun sudah membayarmu dengan puluhan juta itu?” Jelas, Kim Ra menyindir.
“Sialan kau! Tentu saja tidak. Anggap saja setia kawan.”
Kim Ra menggigit bibirnya. Oke. Kyuhyun tidak ada hubungan apa – apa dengan Seohyun, itu melegakan. Tapi dia harus berhati – hati mengingat Seohyun tertarik pada Kyuhyun. Niat memiliki suaminya pasti ada. Dan sialannya, kemungkinan besar Seohyun tidak tahu tentang pernikahan mereka.
“Kenapa?”
“Aku gelisah karena Seohyun.”
“Kau perlu bicara dengan Kyuhyun.”
“Ya, akan aku coba.”
Kim Ra bangkit dari duduknya. Berjalan mendekati Yesung. Memeluk namja itu hangat. Yesung menegang.
“Oppa, makanlah yang banyak. Berjanjilah kau akan terus sehat. Jangan sakit. Aku benar – benar membutuhkanmu untuk tahu lebih banyak tentang Kyuhyun.” Ucap Kim Ra pelan. Yesung sempat menganga kaget beberapa detik. Sebelum akhirnya dia terkekeh geli sambil melambaikan tangannya. Ya, kearah camera CCTV. Yakin sekali kalau di suatu tempat, Kyuhyun melihat mereka dengan asap yang keluar dari setiap lubang yang ada di kepalanya.
-000-
Hari semakin gelap. Di ruang tengah. Yesung yang duduk di sofa sedang mengajari Kim Ra yang duduk di atas karpet berbulu. Di sebelah kaki Yesung. Pelajaran matematika. Dan ternyata, Yesung bukan guru yang sabar. Sama sekali bukan!
“Astaga Nona, begini saja kau tak bisa.”
“Kyuhyun, Suamimu itu jenius. Dan istrinya hanya seperti ini?”
“Demi Tuhan, kau memajang kepala yang tidak ada isinya!”
“Hebat sekali gurumu yang tahan dengan murid sepertimu.”
“Kyuhyun, Suamimu itu jenius. Dan istrinya hanya seperti ini?”
“Demi Tuhan, kau memajang kepala yang tidak ada isinya!”
“Hebat sekali gurumu yang tahan dengan murid sepertimu.”
Yesung dengan kaca mata membingkai mata indahnya, membantu Kim Ra menyelesaikan tugas sekolah. Diiringi dengan sumpah serapah. Kalau bukan perjanjian Kim Ra harus patuh selama belajar dengan Yesung, Kim Ra pasti sudah menyumpal mulut sadis supirnya. Sialan sekali! Kim Ra rela di caci maki demi sepuluh nomor tentang aljabar.
Mereka asik mengerjakan soal – soal milik Kim Ra, sampai tak menyadari kehadiran Kyuhyun. Kim Ra mengangkat wajahnya dari buku saat bayangan Kyuhyun tertangkap matanya. Pria itu berjalan semakin dekat dengan mereka.
“Berdiri, Ra – ya! Dan menyingkir!” perintah Kyuhyun yang serta merta di patuhi Kim Ra.
Dugh!
“Aahhh! Kakiku! Tulangku! Dokter! Aku butuh Dokter!” Yesung berteriak – teriak sambil meringis. Berguling – guling di sofa. Kenapa?
Kyuhyun menendang tulang keringnya.
“Sudah kuperingatkan untuk tidak memeluknya.” Kyuhyun terlihat puas.
“Jangan bicara padaku! Setelah aku melakukan visum, pengacaraku akan menghubungimu. Segera!” Yesung berusaha melotot. Belum sadar kalau mata sipitnya tidak bisa melotot. “Dan kau! Kau yang memelukku. Jangan merengek kalau besok suamimu diseret ke penjara karena menganiayaku!” lanjut Yesung sambil berjalan terpincang menuju kamar tamu.
Yesung yang malang!
“Kemasi buku – bukumu! Mulai sekarang kau akan belajar di ruang kerjaku.” Perintah Kyuhyun. Sungguh! Dia tidak memikirkan Yesung yang mungkin sedang berguling di kasur sambil memeluk tulang keringnya. Tidak sedikitpun.
-000-
Sesuai perintah Kyuhyun, kini Kim Ra berada di ruang kerja pria itu. Duduk di sofa yang menghadap kursi besar Kyuhyun. Mencoba berkonsentrasi pada bukunya. Ya Tuhan, sulit sekali. Godaan terbesar ada di depannya.
Kyuhyun duduk dengan tenang dan terlihat fokus pada pekerjaannya. Pria itu bahkan belum membersihkan dirinya. Bekerja lagi. Itu Kyuhyun sekali. Berbeda dengan Kim Ra yang isi kepalanya bercabang. Sesekali melirik Kyuhyun. Saat Kyuhyun lengah dan Kim Ra mulai khilaf, ia akan melihat Kyuhyun terang – terangan. Menikmati ketampanannya.
Kini Kim Ra bahkan menopangkan dagunya di atas meja. Menonton Kyuhyun.
Demi Tuhan. Kyuhyun sedang menahan sebuah senyuman agar tidak terbit di wajahnya. Mati – matian mempertahankan ekspresi wajahnya yang ia buat serius. Ada apa dengannya?
Kyuhyun masih memandangi layar di depannya. Iya, layar monitor yang Kim Ra anggap itu berisi pekerjaan Kyuhyun. Mana Kim Ra tahu kalau layar itu menampilkan hasil rekam camera CCTV di sebuah ruangan. Ruang kerja Kyuhyun. Dengan bar – bar, Kyuhyun memperbesar gambar Kim Ra yang sedang memperhatikan suami tampannya. Itu kau, Kyuhyun.
Mereka saling memperhatikan melalui media yang berbeda.
Tidak bisakah suami istri ini berhenti bertingkah konyol?
-000-
Jam menunjukkan pukul 10 malam, ketika Kim Ra kembali ke kamar. Merasa bosan karena Kyuhyun hanya menatap layar monitornya. Sibuk dengan pekerjaanya. Yaa, dia belum tahu. Kim Ra merangkak menaiki ranjangnya ketika Kyuhyun masuk kamar.
Dengan gerakan pelan nan menggoda. Kyuhyun melepaskan dasinya. Melepaskan juga jam tangannya. Menaruh ponselnya di atas meja. Sungguh. Mata Kim Ra sangat bermasalah. Gerakan biasa milik kyuhyun terlihat sangat seksi di matanya kini.
Kyuhyun sedang ada di lemari pakaiannya. Dan saat yang bersamaan ponselnya yang ada di atas meja bergetar. Kim Ra meringsut ke sisi ranjang yang lain. Mendekati benda yang sedang bergetar itu. Yesung! Itu panggilan dari Yesung.
“Ada telepon untukmu.” Kim Ra memberi tahu. Kyuhyun mengangkat teleponnya.
“Apa?… Ya.. Setelah aku selesai, aku akan kesana. Segera.” Kyuhyun menutup panggilannya dan berjalan menuju kamar mandi.
*Shin Kim Ra POV*
Itu tadi apa? telepon dari Yesung? Dan Kyuhyun mau pergi? Jangan – jangan…
Uhgg! Tiba – tiba aku merasa paru – paruku menyempit. Sulit sekali bernafas dengan baik. Kyuhyun akan pergi. Mungkinkah dia akan menemui jalangnya lagi? Aku menutup mataku yang mulai terasa sedikit lembab.
Sial! Kyuhyun bahkan membersihkan dirinya sebelum pergi. Nyeri sekali hatiku mengingat saat – saat dia bersamaku. Dia bahkan membuat aku hanya bisa menikmati sisa wangi parfum yang sudah bercampur dengan keringatnya. Wanita – wanita jalang itu diperlakukan lebih baik daripada aku. Atau jangan – jangan Kyuhyun menanggalkan pakaiannya saat bercinta dengan mereka?
Hampir saja aku menangis.
Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan pakaian gantinya. Terlihat casual. Tampan seperti biasa dan wangi. Aku mengikuti gerak – geriknya dengan mataku. Kyuhyun berjalan kearah ku. Dia mengambil ponselnya dan menatapku.
“Tidurlah. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.” Kyuhyun berbalik dan berjalan menuju pintu.
BLAM! CKLEK!
Aku berlari mendahului Kyuhyun. Tepat sebelum Kyuhyun meraih kenop pintu. Membanting pintu itu agar tertutup kemudian menguncinya. Saat ini entah keberanian apa yang merasuki diriku. Dan aku melupakan bagaimana prosesnya sehingga aku bediri di hadapan Kyuhyun yang mengerutkan keningnya. Dia bingung. Terkejut, walau sedikit. Kami saling menatap.
“Jangan pergi, aku mohon. Kita perlu bicara.” Lirihku pelan. semoga Kyuhyun mendengar.
“Aku masih ada urusan.” Kyuhyun masih dengan keningnya yang berkerut.
“Tapi kita perlu bicara. Tolong.” Kini suaraku muncul. Sedikit meninggi.
“Kau kenapa?”
“Bicara. Kau. Dan. Aku.” Aku tekankan. Mataku masuk jauh kedalam matanya.
“Oke. Itu bisa nanti. Sekarang…”
“Kau jangan perg!” potongku cepat.
“Kemana?” Kyuhyun melipat tangannya di dada. “memangnya aku akan kemana?”
“Me-memangnya kau akan kemana?” aku membeo.
“Ke ruang kerjaku. Yesung menunggu di sana.”
“APA?” Aku berharap kehilangan kesadaranku saat berteriak. Kyuhyun tersenyum geli kearahku. Ini sangat memalukan. Aku bertingkah seperti seorang perawan yang takut ditinggalkan oleh calon suaminya di hari pernikahan. Aku yakin, merah tomat ada di pipiku.
Kyuhyun meraih pinggangku. Menarikku mendekat padanya. Tangan kirinya yang bebas meraih pintu. Membuka kunci. Dan membuka pintu perlahan. Kyuhyun membawaku bersamanya. Dengan tangan kanan yang melingkar di pinggangku. Aku, dengan wajah merah dan rasa malu yang seakan bisa menenggelamkanku.
Di ruang kerjanya, Yesung sudah menunggu. Kali ini aku tidak kaget lagi. Bukan Yesung namanya kalau dia tidak kurang ajar seperti itu. Benar. Dia sedang duduk di sofa dengan kaki yang diselonjorkan ke atas meja. Jangan lupakan perban yang melilit kaki kirinya. Tampat di mana Kyuhyun menendang tulang keringnya tadi.
“Apa – apaan tanganmu yang ada di pinggangnya?” Sinis Yesung. Kyuhyun mendudukan aku di sofa yang sama dengan Yesung. Dia sendiri menuju kursi besarnya.
“Aku dicurigai akan meninggalkannya. Nonamu posesif sekali padaku.” Kyuhyun dengan nada gelinya. Dia terlihat menikmati leluconnya sendiri.
Sialan!
‘Makanya, lain kali pakai otakmu Kim Ra! Bertanya dulu. Sungguh! Kakimu bertindak lebih cepat daripada mulutmu.’ Aku mengomel dalam hati.
‘Makanya, lain kali pakai otakmu Kim Ra! Bertanya dulu. Sungguh! Kakimu bertindak lebih cepat daripada mulutmu.’ Aku mengomel dalam hati.
-000-
Kyuhyun dan Yesung mengerjakan beberapa berkas di ruangan itu. Dengan aku yang menikmati keduanya dalam pandanganku. Walaupun menyebalkan, wajah Yesung enak di pandang sebenarnya. Dia tampan, itu maksudku. Dan sekarang aku tahu satu hal lagi. Yesung tidak benar – benar menjadi supirku. Dia masih membantu pekerjaan kantor Kyuhyun.
Hanya sekitar 30 menit, mereka selesai. Yesung membawa berkas – berkas yang perlu. Ia melambaikan tangannya padaku saat berjalan santai menuju pintu. Hendak keluar. Namun dilangkah kelima, dia berhenti. Kemudian berjalan lagi. Dengan terpincang. Dia merintih.
“Ahhg.. kakiku.. kakiku.. eomma kakiku..”
Astaga! Dia lupa kalau sedang berakting?
Demi MAMACITA AYAYA! Pria itu benar – benar sinting!
*Author PoV*
“Jadi apa yang ingin kau bicarakan?” Kyuhyun menatap Kim Ra. Dalam.
Kim Ra meremas ujung kemejanya. Takut. Ia tak yakin akan membahas ini sebenarnya. Tapi, ini tidak akan berhasil kalau dia tidak mencoba. Kim menelan salivanya susah payah. Mengerti kegugupan Kim Ra, Kyuhyun berjalan santai menuju sudut ruangan. Dekat sebuah rak yang menyerupai perpustakaan mini. Kyuhyun duduk berselonjor di karpet mewahnya yang halus. Menumpuk kakinya.
“Kemari!” panggil Kyuhyun. Kim Ra mendekat. Duduk juga di karpet yang sama. Bersila di samping Kyuhyun. Menghadap pria itu.
“Emmh…” Kim Ra menghirup nafasnya dalam. Sekali lagi. “Maaf mencurigaimu.”
“Hmm.” Kyuhyun menggumam. Sambil mengangguk sekali.
“Aku berfikir, kau tak perlu melakukannya lagi.” Kim Ra mulai memberanikan diri mendekati topik utama.
“Apa?
“Kau tahu maksudku.” Kim Ra berbisik. “Jangan melakukannya lagi.”
BINGGO!
“Kau tahu, berapa banyak wanita yang aku tiduri selama ini?” Kim Ra menatap Kyuhyun tajam.
“Dasar!” Desis Kim Ra. Membuang pandangannya dari Kyuhyun.
“Aku melakukannya untuk melatih diriku agar sembuh dari kelainan sialan itu.”
“Aku tahu!” Jawab Kim Ra cepat. Menatap Kyuhyun lagi. “Tapi bagiku, lebih baik kau menamparku dan membuatku babak belur daripada kau harus tidur dengan ratusan wanita murahanmu itu!!!” Bentak Kim Ra emosi. Jujur sajalah! Kau meragukan kalimatmu sendiri, Kim Ra.
“Aniya.” Kyuhyun menggeleng tegas. “Bagiku… lebih baik aku tidak menyentuhmu daripada membuatmu terluka. Hanya demi memuaskan nafsuku, hanya demi menyalurkan hasratku, aku harus melukaimu. Aku masih belum memaafkan diriku sendiri, Ra.”
‘Tapi Aku bisa gila hanya dengan membayangkan kau memasuki mereka.’ Gerutu Kim Ra dalam hati
“Cho! Kalau kau tidak berhenti dari kebiasaanmu tidur dengan wanita murahanmu itu, maka aku tidak akan mengizinkanmu menyentuh tubuhku.” Ancam Kim Ra serius. Malu sebenarnya. Pembicaraan mereka terlalu intim.
“Cemburu lagi.” Menggoda Kim Ra. Kyuhyun tersenyum miring.
“Lalu bagaimana dengan wanita pagi-mu?”
“Wanita pagi?”
“Wanita malam adalah wanita yang kau temui di malam hari. Wanita pagi adalah wanita yang menemuimu di pagi hari. Ta-di pa-gi!” Nah, Kyuhyuh sudah mengerti.
“Kau tahu namanya?”
“Seohyun!”
“Ya.”
“Kau pernah tidur dengannya? Membuatnya mendesah.. dan…” Kim Ra menggigit bibirnya frustasi. Dia benar – benar bisa gila! Kyuhyun Terkekeh geli melihat betapa lucunya saat Kim Ra cemburu seperti ini. Menggemaskan.
“Tidak.” Jawab Kyuhyun tegas setelahnya. “Tidak pernah. Aku tidak pernah tidur wanita yang aku kenal atau yang mengenaliku.Tidak, kecuali kau.”
“Kau yakin?” ada sebuah pukulan menghantam hati Kim Ra saat ia mendengar sendiri pengakuan Kyuhyun. Meniduri wanita lain.
“Mereka adalah wanita – wanita yang tidak aku kenal. Mereka pun begitu. Karena selain denganmu. Aku tidak penah meniduri wanita dengan penerangan seperti ini. Gelap. Selalu dalam keadaan gelap gulita.”
“M-maksudmu?”
“Kami selalu melakukan dalam ruangan yang gelap. Wanita – wanita itu hanya tahu, mereka melayani pria kaya raya yang membayar tubuh mereka dengan mahal. Tanpa tahu bagaimana wajahku sebenarnya. Aku bahkan selalu memakai parfum lain saat bersama mereka.”
Kim Ra menganga! Kyuhyun menggerakkan jari telunjuknya. Isyarat agar gadis itu mendekat. Kim Ra meringsut mendekati Kyuhyun. Selalu sesuai keinginan, kan?
“Jadi… walaupun aku sudah meniduri ratusan wanita diluar sana…” Kyuhyun menghentikan kalimatnya. Sraakk! Kyuhyun merobek kemeja Kim Ra. Membuat gadis itu tersentak. “Hanya tubuh ini yang bisa aku nikmati keindahannya…” Lanjut Kyuhyun tenang sambil memperhatikan tubuh Kim Ra dengan tatapan seduktif. “Kau adalah satu – satunya wanita yang aku lihat dalam keadaan bulat.”
Blushhh… Meronalah pipimu Kim Ra. Sial!
Kyuhyun menundukkan kepalanya. Dengan gerakan pelan, Kyuhyun mengecup leher Kim Ra. Kim Ra menegang, tentu saja. Tapi dengan sigap dia mendorong tubuh Kyuhyun pelan. Lalu merapatkan kembali kemejanya. Menutup tubuhnya dari pandangan mesum Kyuhyun. Pembicaraan ini belum selesai.
“Tetap saja! Kau merasakan mereka. Kau meraba mereka.” Kim Ra menjawab dengan antusias.
Kyuhyun melipat tangannya di dada. Melihat Kim Ra dengan tatapan iblis.
“Meraba kau bilang? Hey, aku memukuli mereka, Nona!” Kim Ra menatap Kyuhyun dalam. Benar! Apa yang dikatakan Kyuhyun benar. Tidak hanya mereka. Kim Ra juga jadi salah satu yang dipukuli, Kan?
“Aku melakukannya juga padamu.” Kyuhyun menatap Kim Ra dengan tatapan terluka. Penyesalan yang tidak ada habisnya. “Dan Seohyun… Kalau kau pernah melihat kami berciuman, itu dia yang menciumku. Bukan aku yang menciumnya.”
“Itu sama saja, kau tahu?” Sergah Kim Ra panas. Seohyun lagi, Seohyun lagi…
“Itu berbeda, kalau kau tidak tahu.”
“Okey.” Kim Ra mengangkat tangannya. Menyerah. “Kenapa kau… bisa seperti ini?” Suara kim Ra terdengar ragu.
Kyuhyun menaikkan alisnya sesaat. Terkejut dengan pertanyaan Kim Ra. Kyuhyun memejamkan mata sejenak. Saat ia membuka mata. Kim Ra bisa melihat dengan jelas sorot mata Kyuhyun yang gusar, gugup, dan terluka. Ini tentang kesedihan.
“Bukan sesuatu yang bagus untuk di dengar. Aku memperingatkan.”
“Aku masih ingin mendengarnya.” Keras kepala!
“Teman!” Nafas Kyuhyun memburu. “Itu temanku. Aku bersamanya hampir sepanjang waktu. Aku menemaninya hampir setiap malam. Kau tahu, aku selalu menghargai teman – temanku.”
“Kenapa dengan temanmu itu?”
“Nasibnya kurang beruntung, aku rasa. Dia tinggal dengan ibu tirinya. Seorang mucikari. Seorang pelacur berumur yang gila. Dia penderita juga. Maksudku…” Kyuhyun menggelang pelan. Sedikit ragu. “Menganiaya pria muda yang tidur dengannya.”
‘Itu mirip denganmu, Cho.’ Kim Ra membatin.
“Temanku tertekan sendirian. Jadi, aku menemaninya. Dan itu membuatku selalu menonton ibu tirinya. Hampir setiap malam.”
Jadi Kyuhyun trauma dengan apa yang dilihatnya.
“Kau yakin untuk melanjutkan? Aku rasa, aku… sudah cukup.” Kim Ra merasa iba, sungguh. Tidak pernah dia melihat Kyuhyun yang terluka seperti ini. Wajah pria-nya memucat dan merah mewarnai matanya.
“Dengarkan saja!” Kyuhyun mengulurkan tangannya. Membelai pipi Kim Ra. “Sampai suatu hari, terjadi kesalah pahaman diantara kami. Dia menghindariku. Aku berusaha menjelaskan. Aku mendatangi rumahnya.” Kyuhyun tersenyum kecut. Kali ini tidak tampan sama sekali di mata Kim Ra.
“Malam itu, dia menyerahkan aku pada ibu tirinya.” Lirih Kyuhyun.
“Kyuhyun….” Kim Ra tersentak. Luar biasa terkejut. Ini bukan sekedar tontonan. Jadi Kyuhyun pernah menjadi korban?
Kim Ra spontan memeluk Kyuhyun. Berusaha menenangkan. Mencoba meringankan bebannya. Kyuhyun menarik tubuh Kim Ra semakin mendekat. Mendudukan gadis itu di pangkuannya. Menyamankan posisi mereka. Kim Ra mengangkat kepalanya dari bahu Kyuhyun. Dalam jarak yang sangat dekat, mereka saling menatap.
“Kau bisa lari.” Tekan Kim Ra. Kenapa Kyuhyun tidak lari saat itu?
“Tidak saat para pengawal pelacur brengsek itu menangkap dan mengikatku. Aku tak bisa kemana – mana.” Kyuhyun terlihat sangat rapuh. Menyedihkan.
“Dan kau masih menyebut orang seperti itu sebagai teman? Mana ada teman seperti itu?” Kim Ra meninggikan nadanya. Bersumpah membenci ‘teman’ Kyuhyun itu. Kyuhyun menangguk. Ada.
“Guru kesayanganmu.” Bisik Kyuhyun di telinga Kim Ra.
Donghae? Benar? Kim Ra menutup mulut dengan telapak tangan kirinya. Tidak mungkin. Orang brengsek yang membuat Kyuhyun seperti ini adalah Donghae? Demi Tuhan dia tidak ingin percaya.
“Donghae? Kalian dulu berteman?”
“Lebih dari sekedar teman. Dia sahabat baik kami. Aku, Yesung dan Siwon.”
“Tapi dia menghancurkanmu.” Kyuhyun mengangguk sekali. “Dan apa itu karena Seohyun?”
“Ya.”
“Jadi itu alasanmu membiarkan Seohyun di sekitarmu?” Membalas dendam rupanya. Membalas Donghae dengan membiarkan Seohyun berada di dekatnya.
“Ya.”
“Yesung Oppa tahu?”
“Ya.”
“Siwon Oppa?”
“Tidak.”
Ya Tuhan, Kyuhyun-mu yang malang Kim Ra
“Aku belum selesai.” Kyuhyun meminta perhatian Kim Ra lagi.
“Aku sudah cukup. Jangan lagi.” Kim Ra meringis. Tidak ingin mendengar kengerian yang lain lagi.
“Aku memaksamu untuk mendengar ini.”
“Tidak Kyuhyun. Jangan …”
“Aku mencintaimu!”
BANG!!!
Hati Kim Ra meledak.
Gadis itu terdiam. Lemas di pangkuan Kyuhyun. Banyak kata yang ingin dia ucapkan. Tapi tak satupun kata yang keluar dari bibirnya. Kim Ra tidak salah dengar kan? Kyuhyun menatapnya dengan kesungguhan. Intens. Seperti akan memangsa gadis mungil itu. Mata Kyuhyun tidak pernah berbohong.
Astaga! Pipimu merah Kim Ra. Jangan tanyakan kalau masalah merona. Kim Ra memang selalu merona di tangan Kyuhyun, bukan?
Kyuhyun mendaratka sebuah ciuman. Di leher Kim Ra. “Ughh..” refleks Kim Ra melenguh pelan. Ia langsung menggigit bibirnya agar suaranya teredam. Bagian itu adalah salah satu titik rangsangnya.
“Aku suka ini.” Kyuhyun menyentuh leher Kim Ra. Menandai kalau itu adalah tempat favoritnya. “Berdiri, Kim Ra! Kamarmu menunggu. Tidur! Jangan berharap aku akan mengizinkan kau tidur larut setelah aku mendengar Yesung berkata kalau kau memajang kepala yang tidak ada isinya.”
Kyuhyun sudah kembali. Kembali menjadi Kyuhyun yang menyebalkan bagi Kim Ra. Kata – kata ketus, tatapan intimidasi dan tukang perintah. Ya Tuhan, pria ini barusan mengatakan cinta kan? Kim Ra cemberut. Hilang sudah khayalan tentang Kyuhyun yang bersikap manis, menggendongnya ke kamar atau memeluknya semalaman. Dan akhir malam ini, Kim Ra menjadi sangat tolol. Diam. Melamum. Dengan wajah yang selalu merah.
Kyuhyun mencintainya. Juga.
-000-
Setelah Kim Ra meninggalkan Kyuhyun sendirian di ruang kerjanya, pria itu berdiri . Berjalan menuju jendela besar yang sudah di perbaiki setelah tragedi mengamuknya kemarin. Kyuhyun memandang ke luar. Menatap langit. Menerawang jauh. Ia memejamkan mata. Kembali mengingat masa kelamnya.
Flashback
“Kau salah paham. Aku bisa menjelaskan.” Kyuhyun berdiri di depan Donghae.
“Salah paham katamu? Kau kira aku akan percaya? Seohyun sendiri yang bilang padaku. Kau ingin bersamanya. Aku tak menyangka kau bisa menusukku seperti ini, Kyuhyun.” Donghae mengeras.
“Tidak!” Kyuhyun mengelak.
“Hentikan omong kos…” ucapan Donghae terputus saat pintu terbuka. Ibu tirinya.
Prang!
Wanita itu melempar gelas yang dibawanya ke arah Donghae. Mengenai kepala. Beruntung karena tidak menimbulkan luka serius. Tidak ada darah.
“Kau tidak membawa pesananku, Brengsek!” Teriak wanita itu. “Siapkan dirimu!”
“Maaf, Mom.” Donghae berkata pelan. “Aku membawanya. Dia ada disini, untukmu.” Mata Donghae mengarah pada Kyuhyun.
“LEE DONGHAE!” Kyuhyun membentak. Tak percaya.
“Joha! Max, bawa pesananku ke kamar. Aku ingin menikmatinya.” Mata Mom berbinar melihat Kyuhyun. Tersenyum nakal yang terlihat sangat menjijikkan.
3 orang pengawal Mom menyeret Kyuhyun. Sesekali memukul, saat Kyuhyun mencoba melawan. Tapi perlawanan itu sia – sia. Dia di bawa ke kamar Mom yang beraroma sex. Puntung rokok, botol minuman dan kondom bekas pakai berserakan di mana – mana.
Dan semua terjadi begitu saja.
Kyuhyun membuka mata. Kembali dari dunia memori yang gelap. Masa lalu itu sudah bertahun – tahun berlalu. Tapi Kim Ra, membuat kyuhyun harus mengingatnya lagi. Seakan – akan semua itu beru terjadi kemarin. Membuka luka di hati terdalam Kyuhyun.
Kyuhyun membuka mata. Kembali dari dunia memori yang gelap. Masa lalu itu sudah bertahun – tahun berlalu. Tapi Kim Ra, membuat kyuhyun harus mengingatnya lagi. Seakan – akan semua itu beru terjadi kemarin. Membuka luka di hati terdalam Kyuhyun.
-000-
Seharian ini Kim Ra mendapatka mood yang sangat bagus. Saat pagi di sekolah pun, dia selalu tersenyum riang. Yaa walaupun senyum itu sirna sesaat ketika melihat beberapa tempat yang mengingatkan pada Donghae. Mengingat lagi cerita Kyuhyun. Teringat lagi wajah terluka pria yang mencintanya.
Tapi itu tidak menghilangkan rasa suka cita dalam hatinya. Semenjak semalam itu, ponsel adalah benda yang paling ia sukai, kini. Ya, melihat foto pernikahan mereka lama – lama. Tersenyum sendiri. Merona sendiri. Nah, kau terlihat lebih sinting dari Yesung.
Dan di sinilah Kim Ra, berdiri menghadap jendela besar di ruang tamu. Menatap setia air hujan yang jatuh dari langit. Kim Ra memeluk dirinya sendiri. membayangkan betapa dinginnya di luar sana. Grrr…
Dibelakangnya, Yesung dan Han Ahjumma sedang duduk di sofa. Yesung sedang ber-selca ria. Membuat banyak foto yang isinya hanya gambar wajahnya saja. Lalu meng-upload ke akun twitternya. Jangan lupakan kalau dia pasti akan menulis tentang cuaca disana. Gambar wajah sendunya akan ditulis hari yang mendung. Wajah cerianya ia tulis hari yang cerah. Mungkin saja saat Kyuhyun menendang tulang keringnya kemarin, dia akan memasang foto dengan wajah memelas. Menulis, Hujan badai. Petir dimana – mana. Tsunami mengguncang!
Si Sinting yang tampan!
Han ahjumma hanya tersenyum melihat tingkah Yesung sambil mengupas buah yang ada di meja. Dia duduk, berdiri, jongkok bahkan berbaring di karpet. Untuk apa? percuma kalau pada akhirnya wajahnya saja yang memenuhi satu frame penuh.
Kim Ra menegakkan badannya. Melihat serius kedepan. Ke arah sebuah mobil yang perlahan masuk ke halaman. Cho Kyuhyun. Kim Ra menerbitkan senyum simpul di wajahnya. Ingin Kyuhyunnya.
“Selamat datang Tuan.” Han ahjumma berdiri, menyambut kedatangannya.
“Ini terlihat seperti rumah.” Kalimat Kyuhyun seadanya. Kim Ra memperhatikan Kyuhyun.
Kyuhyun berjalan pelan menuju sofa single, tidak jauh dari Yesung. Dan setiap langkahnya, membuat batin Kim Ra protes tak terima. Kau mengharapkan apa Shin? Dia menghampirimu lalu memeluk dan menciummu? Setelah dia menyatakan cinta padamu? Kau terlalu berharap banyak. Mimpi saja! Kau menikahi Cho Kyuhyun.
Dan dia masih seorang Cho Kyuhyun. Tanpa romantisme yang berlebihan.
“Apa yang kau lakukan di situ?” Tanya Kyuhyun, membuyarkan lamunan Kim Ra.
“Melihat hujan.” Jawab Kim Ra tak peduli.
“Benar – benar gadis 17 tahun.” Kyuhyun melonggarkan dasinya. “Kim Ra!”
“Hmm.” Kim Ra menyahut dengan gumaman.
“Aku ingin mencoba sesuatu.” Kyuhyun berdiri. “Ahjumma, aku rasa dapur membutuhkanmu sekarang.” Kyuhyun berkata dengan nada mengusir yang sangat sopan. “Kau! Masuk ke kamarmu!” Kyuhyun memerintah, seakan berbicara pada anak nakal. Pada Yesung.
Han Ahjumma pergi tanpa diminta dua kali. Sedangkan Yesung bangun dari duduknya. Bersungut – sungut sebal. Seakan ia di suruh pergi ke neraka. Sungguh! Kesenangan Kyuhyun, merusak kesenangan Yesung.
“Kau, tetap di situ.” Kyuhyun menunjuk Kim Ra sambil berjalan cepat menghampiri gadis itu setelah Han Ahjumma dan Yesung meninggalkan ruang tamu.
Dengan gerakan cepat, Kyuhyun membalik tubuh Kim Ra. Membuatnya menghadap jendela. Halaman depan yang basah karena hujan adalah pemandangan Kim Ra sekarang. Kyuhyun yang berdiri di belakangnya menekan tubuh Kim Ra pada kaca jendela yang besar.
“Ohh!” Kim Ra terkejut.
Kyuhyun mengurung Kim Ra dengan kedua lengannya yang ia letakkan di sisi kanan dan kiri tubuh Kim Ra.
“Pegang tanganku! Yang kuat! Jangan lepaskan apapun yang terjadi!” Bisik Kyuhyun dengan nada perintah yang mutlak.
Kim Ra ragu, tapi ia tetap mematuhi. Menyentuh pergelangan tangan Kyuhyun yang ada di samping kanan dan kirinya. Menempel pada Kaca. Memegangnya. Mencengkeram. Tiba – tiba tubuh Kyuhyun merapat kepadanya. Dan Wow!! Kim Ra bisa merasakan benda keras itu. Ereksi Kyuhyun. Sangat keras menempel di pinggulnya.
“Kyuhyun…” Lirih Kim Ra saat merasakan Kyuhyun mulai bergerak di belakangnya.
Terus! Menekan, menekan dan semakin menekan Kim Ra pada kaca yang ada di depan gadis itu. Kyuhyun menggerakan maju – mudur pinggulnya. Bergerak liar di belakang Kim Ra. Kadang Kyuhyun sedikit merendah agar menyentuh pantat bulat istri belianya.
“Pegang tanganku kuat! Jangan biarkan aku menyakitimu.” Kyuhyun berbisik dengan suara berat sarat akan gairah. Kim Ra mencengkeram tangan Kyuhyun semakin kuat, menekannya pada kaca.
Jangan sampai Kyuhyun menyakitinya!
Tidak ada pakaian yang terlepas, tidak ada sentuhan dari kulit ke kulit keculai bibir Kyuhyun yang dengan rakus menghisap leher dan tengkuk Kim Ra. Tapi Kim Ra sadar, hatinya yang terdalam sudah memberitahu kebenarannya. Kyuhyun sedang belajar mengandalikan dirinya. Mereka tidak bercinta, mereka melakukan therapy.
Melupakan segala gairah yang membuncah dari dalam diri Kim Ra. Ia menahan dorongan Kyuhyun. Melupakan keninginannya untuk merasakan Kyuhyun. Meski terhalang beberapa lapis kain. Mengabaikan kebutuhan yang semakin mendesak. kebutuhan untuk dipuaskan.
‘Jangan mengacaukan pertahanan Kyuhyun, Kim Ra!’ Naluri Kim Ra mengingatkan.
Kyuhyun menggeram. Ternyata lebih sulit dari yang dia bayangkan. Kyuhyun mengira, melakukan ‘seks diluar’ seperti ini akan mudah baginya untuk mengendalikan. Tapi ini tidak mudah. Dia hampir tidak bisa mengontrol gairahnya pada Kim Ra. Tangannya sudah terasa gatal. Ingin menyentuh Kim Ra-nya. Oh, shit! Setidaknya Kyuhyun ingin menjabak rambut Kim Ra.
Sebenarnya, pegangan Kim Ra pada tangan Kyuhyun dirasa masih cukup rapuh untuk Kyuhyun. Kalau Kyuhyun mau, ia bisa menyingkirkan tangan Kim Ra dengan mudah. Tapi tekadnya adalah mencoba metode ini. Hanya dengan membayangkan Metode ini saja, sudah membuat Kyuhyun menegang seharian di kantor.
Dengan gerakan dan desakan yang terus menggila. Kyuhyun mulai mengangkat tangannya. Menjauh dari kaca. Ingin menghampiri helaian rambut Kim Ra yang menggoda. Tapi Kim Ra merasakan gerakan tangan Kyuhyun. Dugh! Kim Ra membanting pergelangan tangan Kyuhyun agar menempel pada kaca lagi. Mencengkeram lebih kuat. Lebih Kuat. Kim Ra memejamkan matanya. Berbisik dengan susah payah.
“Kau bisa.” Nafas Kim Ra semakin terengah. “Kau bisa, sayang. Bertahanlah!”
Sayang?
Demi Tuhan, tegakah kau menyakiti Kim Ra-mu yang memanggilmu sayang, Kyuhyun?
Kyuhyun menggeram parah. Suaranya nyaris berteriak. Dia bergerak lebih cepat, cepat dan cepat. Mencari sesuatu yang dia cari. Bergerak liar. Mencari puncak yang sedang ia daki. Dan…
“Eunghhh..” Suara Kyuhyun tertahan. Melepaskan tangannya dari genggaman Kim Ra. Membalik tubuh gadis itu dengan cepat. Menyambar bibir ranum yang sedari tadi hanya ia bayangkan Kyuhyun sampai.
Kim Ra mendorong dada Kyuhyun. Pelan. Butuh bernafas. Ia menatap Kyuhyun yang memejamkan mata dangan nafas yang memburu. Kim Ra melirik bawah Kyuhyun yang terbalut celana abu – abu. Basah! Celana bagian depan Kyuhyun basah. Kim Ra tersenyum geli.
Kyuhyunnya berhasil. Ia mendapatkan puncaknya tanpa menyakiti Kim Ra. Awal yang baik.
-000-
Keesokan harinya, Kyuhyun sudah berangkat bekerja pagi – pagi sekali. Karena ada keperluan mendadak, jadi dia harus pergi ke kantor lebih awal dari biasanya. Sekarang Kim Ra menatap bayangan dirinya di cermin. Setelah menyapu wajahnya dengan bedak ringan dan memulas bibir tipisnya dengan lip tint merah before blossom, Kim Ra berjalan ke meja kecil yang ada di dekat ranjang. Meraih ponselnya.
“Ini aneh.” Kim Ra berbisik pada dirinya sendiri. Menatap layar ponsel yang memasang foto pernikahannya dengan Kyuhyun.
Bukan! Bukan!
Bukan foto itu yang aneh. Kim Ra mengerutkan kening. Melihat tanggal di menu utamanya. Dia sadar satu hal. Dia tidak mendapat periodenya bulan ini. Aneh? Demi Tuhan, itu tidak aneh Kim Ra. Itu wajar. Mengingat kau bersuami, kalian berhubungan dan tidak ada pengaman. Dimana letak keanehannya kalau kau tidak mendapatkan masa berdarahmu?
Kim Ra meletakkan ponselnya. Terburu keluar kamar dan mencari Han Ahjumma. Di dapur, wanita separuh baya itu tersenyum pada Kim Ra saat Nonanya itu mendekat. Kim Ra menghentikan langkahnya. Berhadapan dengan Han Ahjumma. Kim Ra menghembuskan nafas. Mulutnya terbuka beberapa kali. Tapi tidak ada suara yang keluar. Ia ragu, malu, gugup dan … takut.
“Ada apa Nona?”
“Emhhh…” Kim Ra meremas tangannya. “Ahjumma, tolong belikan aku alat… tes kehamilan.” Suara Kim Ra nyaris hilang di akhir kalimat.
Han ahjumma tersentak. Terkejut. Tapi dia tidak menghakimi. Sudah cukup ia melihat Nonanya sedang berdiri dengan tubuh gemetar. Ketakutan. Dengan bijaksana ia tersenyum lembut. Mencoba menenangkan.
“Baik Nona.”
Han Ahjumma berbalik. Meninggalkan Kim Ra yang masih mematung dengan pikirannya. Han Ahjumma yang beranjak meninggalkan dapur, melihat Yesung yang berdiri tidak jauh dari mereka. Di belakang punggung Kim Ra. Han Ahjumma menempelkan dari telunjuknya di bibir. Memberi isyarat pada yesung untuk tetap tenang. Han Ahjumma tahu Yesung mendengar semuanya.
Yesung mengangguk.
-000-
Dua garis!
Kim Ra meremas alat tes kehamilan yang ada di tangannya. Dia hamil. Sungguh, sekarang dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia senang? Jujur saja iya. Tapi dia terlalu takut. Dia bahkan masih memakai seragamnya sekarang. Dan dia melupakan tentang sekolah. Ya Tuhan, hamil. Hamil tidak pernah ada dalam bayangannya. Ini terlalu mengejutkan bagi Kim Ra.
Dia butuh Kyuhyun.
Kim Ra keluar dari kamarnya. Mencari Yesung. Dan dia melihat pria itu sedang berbicara serius dengan Han Ahjumma di ruang tengah. Kim Ra berjalan teburu. Wajahnya pucat. Memberi petunjuk untuk Yesung dan Han Ahjumma tentang prediksi mereka. Gadis ini memang hamil.
“Antar aku ke tempat Kyuhyun, Oppa!” Suara Kim Ra bergetar.
Sampai di kantor Kyuhyun, Kim Ra langsung berjalan cepat ke arah lift. Ingin segera memberitahu Kyuhyun. Bagaimana reaksi pria itu? senangkah? Kecewakah? Astaga, Kim Ra benar – benar penasaran. Apa yang akan dilakukan Kyuhyun setelah ini?
Sampai di depan ruangan Kyuhyun, Kim Ra masuk keruangan itu pelan – pelan. Mengintip Kyuhyun. Dia berada di sana. Berdiri menghadap kaca. Memunggungi dirinya. Dan Kyuhyun, tidak sendirian. Ada seorang wanita tua bersamanya.
Dari mereka berdua, tidak ada yang menyadari kehadiran Kim Ra.
“Menikahlah dengan Seohyun segera.” Ucap wanita tua itu tanpa basa – basi.
“Tidak.” Jawab Kyuhyun tegas tanpa ragu.
“Kenapa? Kalian sudah bertunangan.”
“Itu karena kau yang memintanya.” Kyuhyun meninggikan suaranya.
Kim Ra menutup mulutnya rapat. Wajahnya seperti di tampar. Jantungnya seakan jatuh ke tanah. Bertunangan? Kyuhyun dengan Seohyun? Kapan?
“Aku sudah menikah, Halmoni.” Kyuhyun menggeram frustasi. Halmoni. Yaa, wanita tua itu adalah nenek Kyuhyun. Madam Young.
“Apa susahnya menikah lagi? Tidak ada yang tahu tentang penikahanmu dengan gadis ingusan itu. Biarkan saja seperti itu. Dia bisa jadi istri simpananmu Kyuhyun. Aku yakin Seohyun juga tidak keberatan untuk itu. Dia sudah tahu tentang pernikahan kalian. Dan dia masih menerimamu.”
“ Halmoni!” Sentak Kyuhyun.
Kim Ra menutup pintu perlahan. Meninggalkan Kyuhyun dengan Halmoni tanpa membuat mereka sadar akan kehadirannya. Kim Ra Berjalan keluar gedung sialan itu dengan tubuh gemetar. Kakinya lemas. Beban berat sangat terasa di pundaknya. Brengsek sekali Cho Kyuhyun. Dia bertunangan dengan Seohyun? Dan Kim Ra tidak tahu apa – apa?
Di lobi Kim Ra tidak menemukan Yesung. Kemana pria itu? Kim Ra meremas kemeja yang ada di depan dadanya. Air mata tertahan di pelupuk mata. Ini terlalu sakit sampai Kim Ra tidak bisa menangis. Ia hanya ingin pulang. Taksi. Kim Ra mencari taksi untuk pulang.
Di tempat lain, selesai memarkirkan mobilnya Yesung langsung menuju ruangan Kyuhyun. Menggunakan lift khusus presiden direktur. Yesung tidak ingin membuang waktu. Setidaknya kalau pasangan gila itu berdebat, ia ada di tengah – tengah mereka. Yesung sampai di ruangan Kyuhyun. Masuk tanpa mengetuk seperti biasa. Tapi…
“Oh. Madam…” Yesung berdiri kaku sebelum akhirnya menunduk hormat. memberi salam untuk wanita yang sangat berpengaruh itu.
“Kau datang?” Madam Young menatap Yesung tidak suka. “Kita lanjutkan ini dirumah. Pulanglah kerumah orang tuamu.” Madam Young pergi meninggalkan ruangan Kyuhyun.
“Ada apa?” Kyuhyun membalikkan badannya.
“Aku kemari bersama Kim Ra. Tapi aku pikir dia tidak berada di sini sekarang.”
“APA?” Bentak Kyuhyun. Yesung dan Kyuhyun memikirkan sebuah kemungkinan di kepala mereka.
Kyuhyun itu mengurut pelipisnya. Kim Ra pasti mendengar.
Kyuhyun itu mengurut pelipisnya. Kim Ra pasti mendengar.
“Kyu… Kim Ra memakai alat tes kehamilan. Sepertinya dia…” Kyuhyun melotot pada Yesung.
“Panggil Dokter Park kerumah. Perintahkan dia untuk membawa alat selengkap – lengkapnya untuk memeriksa Kim Ra. Sekarang!”
Kyuhyun mengacak rambutnya. Dia meraih ponsel dan kunci mobil. Berjalan tergesa keluar ruangan.
-000-
Kim ra berdiam diri di kamar. Memeluk dirinya diatas ranjang. Dunianya terasa runtuh. Dia seperti jatuh ke dasar jurang. Kenapa takdirnya menjadi sialan seperti ini? Kim Ra meneteskan air matanya. Akhirnya. Air mata itu keluar juga.
Disaat dia kebingungan dengan kehamilan. Yang Kim Ra dapatkan justru bukan Kyuhyun yang ada di sampingnya. Tapi Kyuhyun yang bertunangan dengan wanita lain. Kyuhyun itu suaminya. Suami yang –dia bilang- mencintainya. Kenapa Kyuhyun bisa sejauh ini? Kim Ra tidak menyangka Kyuhyun bisa sebrengsek itu.
Kim Ra Menghapus air matanya, saat ia mendengar derap langkah mendekati kamarnya. Dengan pandangan pilu, Kim Ra menatap Kyuhyun yang membuka pintu. Berjalan mendekat kearahnya. Di belakang Kyuhyun ada seorang berjas putih yang tampak sangat menawan. Dua orang pria dan seorang wanita yang memakai pakaian perawat.
Kyuhyun menatap Kim Ra dengan raut penyesalan dan khawatir. Kyuhyun tahu Kim Ra mendengar percakapannya dengan Halmoni. Pasti gadis itu marah. Terlihat jelas dari raut wajahnya. Tapi Kyuhyun mengabaikan. Ia akan menjelaskannya nanti. Sekarang yang terpanting baginya adalah memastikan kebenaran tentang kehamilan Kim Ra. Apa gadisnya baik – baik saja?
“Park Uisa-nim di sini untuk memeriksamu.” Hanya itu kalimat Kyuhyun.
Setelahnya, Kim Ra melihat para perawat itu menyiapkan peralatan. Menyulap kamar Kyuhyun menjadi ruangan praktek dokter kandungan. Ada banyak alat. Termasuk alat USG dan monitor. Kim Ra hanya diam dan mengamati. Dia sudak kehilangan otaknya sejak keluar dari kantor Kyuhyun. Pasrah dengan apa yang akan mereka lakukan pada tubuhnya.
Selama kurang dari 30 menit, Dokter Park memeriksa Kim Ra. Melakukan USG, bahkan mencetak foto janinnya dalam selembar hitam putih. Dan disudut itu, Kyuhyun mengawasi. Melihat seluruh proses pemeriksaan dengan cermat. Sesekali menatap Kim Ra dengan raut cemas. Beberapa kali mata mereka bertemu. Mata Kim Ra bicara pada Kyuhyun. Tentang kekecewaan.
Dokter park mengangguk pada semua pekerjanya. Tersenyum lembut yang singkat pada Kim Ra lalu menatap Kyuhyun.
“Saya selesai, Tuan Cho.”
“Jelaskan hasilnya padaku. Di ruanganku.” Kyuhyun melangkah pergi dari kamarnya. Di ikuti dengan dokter Park di belakangnya.
Kim Ra menunduk saat melihat kepergian Kyuhyun dan dokter Park. Tidak peduli lagi pada sekitarnya. Para perawat yang mulai mengemasi peralatan. Kim Ra mengelus perutnya. Benarkah di sini ada bayinya? Ini luar biasa. Sebentar lagi dia akan jadi ibu.
-000-
Setelah Dokter dan para pekerjanya pergi, Kyuhyun memasuki kamarnya lagi. Dia melihat Kim Ra sedang duduk di ranjang. Pandangan gadis itu kosong menatap keluar jendela. Tangannya mengelus perutnya pelan. Kyuhyun sadar, Ada bayinya di dalam perut Kim Ra.
Kim Ra menoleh saat Kyuhyun mulai mendekat. Kyuhyun dengan penampilan sedikit kacau. Kemejanya sudah keluar dari lingkar celana. Lengan yang di gulung asal sampai siku. Dan dasi yang longgar di lehernya. Berdiri di depan Kim Ra, tangan Kyuhyun yang hangat memegang bahu gadis itu. meremas sesaat. Menyalurkan kekuatan.
“Gugurkan saja dia.” Bisik Kyuhyun yang tertangkap indera pendengaran Kim Ra. setelah itu Kyuhyun berjalan menjauh. Meninggalkan Kim Ra dalam kamar. Dalam neraka yang ia buat untuk istrinya.
‘Setelah semua yang manimpaku. Ini pertama kalinya dalam hidupku. Aku ingin mati saja, Tuhan!’ Kim Ra. Dalam hati.
-000-
TBC!
No comments :
Post a Comment