A Knock
Genre : Horror
Length : Drabble
Cast : Jeon Jungkook
~~~~
[!!] Disarankan untuk tidak membaca ini sendirian, apalagi jika kamar readers ada jendelanya >_<
.
Happy Reading~
-------
-Jungkook pov-
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Itulah yang bisa aku katakan . aku terbaring di atas ranjang, seperti biasa aku sendirian di rumah, di malam yang gelap nan sunyi. Aku hanya membolak-balikan badanku di atas kasur, mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur.
Tubuhku benar-benar lelah karena kegiatanku dikampus tadi, aku ingin segera tidur. Namun aku tidak bisa tidur, malam ini ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman –seperti ada yang sedang memerhatikanku.
Aku menutup mataku, namun tak ada perbedaan. Mungkin terlalu gelap di dalam kamarku untuk bisa melihat sesuatu. Padahal biasanya aku akan cepat tertidur bila lampu dimatikan, tapi kali ini tidak.
Beberapa lama kemudian tubuhku mulai rileks dan pikiranku kosong, dan aku benar-benar siap untuk istirahat. Namun kesunyian itu musnah dan benakku dibanjiri oleh bayangan-banyangan yang menyeramkan saat suara itu terdengar.
Tok! Tok!
Suara seperti seseorang sedang mengetuk jendela kaca terdengar jelas oleh telingaku. Tapi mana mungkin ada seseorang mengetuk jendela kaca dari luar. Berpikirlah dengan logis! Jika ada yang ingin mencuri di rumahku, mereka cukup menyelinap secara diam-diam tanpa harus mengetuk jendela kamarku. Lagi pula kamarku berada di lantai dua.
Aku bisa saja melihat keluar jendela untuk mencari tahu berasal dari mana suara itu, namun aku takut. Bahkan untuk menengok kearah jendela pun aku terlalu takut. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak terlalu dipikirkan dan kembali mencoba untuk tidur.
Tok! Tok!
Suara itu kembali terdengar. Suara apa itu? Apa mungkin itu suara burung menabrak jendela kamarku? Tidak, tidak mungkin! Itu sama sekali tidak realistis. Atau ada sekumpulan anak kecil yang mengerjaiku malam-malam begini? Mungkin saja mereka sedang melempar batu kearah jendela dan sekarang mereka sedang tertawa terpingkal-pingkal?
Atau ini semua hanya imajinasiku?
Tok! Tok!
Lagi! Itu jelas bukan imajinasiku. Anak-anak sial itu benar-benar keras kepala. Mereka tidak mau berhenti sebelum melihatku bangun. Mungkin mereka mempunyai selera humor yang sedikittt emm.. sakit. Sehingga mereka menunggu ku di luar. Atau bahkan mereka akan memecahkan jendela kaca kamarku lalu menerobos menyerangku? Tidak! Jangan menjadi Paranoid seperti ini. Lagi pula aku di dalam dan mereka di luar, aku di atas dan mereka di bawah. Dan lagi pula aku belum menggerakkan badan ku sedikit pun sehingga mereka akan menyangka aku sudah terlepap tidur. lalu mereka pergi dengan sendirinya.
Tok! Tok!
Tidak!! Ini bukan anak-anak. Mana ada anak-anak yang menunggu reaksi seorang pria yang tinggal sendirian sepertiku. Mungkin mereka akan bosan menunggu dan berpindah ke rumah lain untuk di usili. Lalu jika bukan mereka, siapa? Apakah ada seorang pembunuh? Tidak! Tidak ada monster di dunia ini. Jangan menjadi paranoid!. ‘Aku di dalam dan mereka diluar, jadi aku aman’ mungkin sebaiknya aku berpura-pura tidur dan suara itu akan hilang dengan sendirinya.
Tok! Tok!
“Oh tuhann! Ini sangat mengganggu! Ku mohon pergilah! Biarkan aku sendiri! Aku ingin segera istirahat.”
kutari napasku dalam-dalam lalu ku hembuskan secara perlahan, kurasakan detak jantungku sudah sedikit tenang.
“ingat mereka di luar, aku di dalam. Jadi aku tetap aman. Berpura-pura lah tidur dan jangan bergerak sedikit pun!” ucap ku dalam hati untuk menenangkan sedikit diri ku yang ketakutan.
Tok! Tok!
“Ingat! Mereka di luar, aku di dalam. Jadi aku tetap aman. Berpura-puralah tidur dan jangan bergerak sedikitpun! Berdoalah agar dia akan seger pergi” Ulang ku.
Tok! Tok!
AKU TIDAK SANGGUP LAGI ! ini akan membuatku gila jika harus terus mendengar suara ketukan itu. Aku harus melihat apa yang menyebabkan suara itu, dan aku akan sedikit lebih tenang. Ambil napas dalam-dalam. Lalu aku menyulanginya sekali lagi “mereka diluar, dan aku didalam, aku tahu aku aman.”
Aku mengambil beberapa napas dalam lagi, jantungku berdetak dengan kencang hingga aku bisa mendengar detak jantung ku sendiri.
Aku memberanikan diri untuk menoleh kearah jendela.
Jantungku terasa berhendi berdetak. Aku ingin sekali berteriak, namun aku tak bisa seakan suaraku habis. Aku menoleh hanya untuk menemukan sosok berwajah pucat dengan mata yang hitam kelam sedang menatapku tajam. Seakan menelanjangi jiwaku sambil menunjukan seringaiannya.
Jadi… selama ini… makhluk itu sudah berada di kamarku, sambil mengetuk jendela kamarku dari dalam.
-END
---
Seperti biasa ini cerita remake dari slah satu cerita dr fp creepypasta.
gimana feelnya dapet?
Jangan lupa tinggalkan jejak ;-)
ada yg mau di tag lagi di next story? komen ya
terima kasih sudah baca
Length : Drabble
Cast : Jeon Jungkook
~~~~
[!!] Disarankan untuk tidak membaca ini sendirian, apalagi jika kamar readers ada jendelanya >_<
.
Happy Reading~
-------
-Jungkook pov-
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Itulah yang bisa aku katakan . aku terbaring di atas ranjang, seperti biasa aku sendirian di rumah, di malam yang gelap nan sunyi. Aku hanya membolak-balikan badanku di atas kasur, mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur.
Tubuhku benar-benar lelah karena kegiatanku dikampus tadi, aku ingin segera tidur. Namun aku tidak bisa tidur, malam ini ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman –seperti ada yang sedang memerhatikanku.
Aku menutup mataku, namun tak ada perbedaan. Mungkin terlalu gelap di dalam kamarku untuk bisa melihat sesuatu. Padahal biasanya aku akan cepat tertidur bila lampu dimatikan, tapi kali ini tidak.
Beberapa lama kemudian tubuhku mulai rileks dan pikiranku kosong, dan aku benar-benar siap untuk istirahat. Namun kesunyian itu musnah dan benakku dibanjiri oleh bayangan-banyangan yang menyeramkan saat suara itu terdengar.
Tok! Tok!
Suara seperti seseorang sedang mengetuk jendela kaca terdengar jelas oleh telingaku. Tapi mana mungkin ada seseorang mengetuk jendela kaca dari luar. Berpikirlah dengan logis! Jika ada yang ingin mencuri di rumahku, mereka cukup menyelinap secara diam-diam tanpa harus mengetuk jendela kamarku. Lagi pula kamarku berada di lantai dua.
Aku bisa saja melihat keluar jendela untuk mencari tahu berasal dari mana suara itu, namun aku takut. Bahkan untuk menengok kearah jendela pun aku terlalu takut. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak terlalu dipikirkan dan kembali mencoba untuk tidur.
Tok! Tok!
Suara itu kembali terdengar. Suara apa itu? Apa mungkin itu suara burung menabrak jendela kamarku? Tidak, tidak mungkin! Itu sama sekali tidak realistis. Atau ada sekumpulan anak kecil yang mengerjaiku malam-malam begini? Mungkin saja mereka sedang melempar batu kearah jendela dan sekarang mereka sedang tertawa terpingkal-pingkal?
Atau ini semua hanya imajinasiku?
Tok! Tok!
Lagi! Itu jelas bukan imajinasiku. Anak-anak sial itu benar-benar keras kepala. Mereka tidak mau berhenti sebelum melihatku bangun. Mungkin mereka mempunyai selera humor yang sedikittt emm.. sakit. Sehingga mereka menunggu ku di luar. Atau bahkan mereka akan memecahkan jendela kaca kamarku lalu menerobos menyerangku? Tidak! Jangan menjadi Paranoid seperti ini. Lagi pula aku di dalam dan mereka di luar, aku di atas dan mereka di bawah. Dan lagi pula aku belum menggerakkan badan ku sedikit pun sehingga mereka akan menyangka aku sudah terlepap tidur. lalu mereka pergi dengan sendirinya.
Tok! Tok!
Tidak!! Ini bukan anak-anak. Mana ada anak-anak yang menunggu reaksi seorang pria yang tinggal sendirian sepertiku. Mungkin mereka akan bosan menunggu dan berpindah ke rumah lain untuk di usili. Lalu jika bukan mereka, siapa? Apakah ada seorang pembunuh? Tidak! Tidak ada monster di dunia ini. Jangan menjadi paranoid!. ‘Aku di dalam dan mereka diluar, jadi aku aman’ mungkin sebaiknya aku berpura-pura tidur dan suara itu akan hilang dengan sendirinya.
Tok! Tok!
“Oh tuhann! Ini sangat mengganggu! Ku mohon pergilah! Biarkan aku sendiri! Aku ingin segera istirahat.”
kutari napasku dalam-dalam lalu ku hembuskan secara perlahan, kurasakan detak jantungku sudah sedikit tenang.
“ingat mereka di luar, aku di dalam. Jadi aku tetap aman. Berpura-pura lah tidur dan jangan bergerak sedikit pun!” ucap ku dalam hati untuk menenangkan sedikit diri ku yang ketakutan.
Tok! Tok!
“Ingat! Mereka di luar, aku di dalam. Jadi aku tetap aman. Berpura-puralah tidur dan jangan bergerak sedikitpun! Berdoalah agar dia akan seger pergi” Ulang ku.
Tok! Tok!
AKU TIDAK SANGGUP LAGI ! ini akan membuatku gila jika harus terus mendengar suara ketukan itu. Aku harus melihat apa yang menyebabkan suara itu, dan aku akan sedikit lebih tenang. Ambil napas dalam-dalam. Lalu aku menyulanginya sekali lagi “mereka diluar, dan aku didalam, aku tahu aku aman.”
Aku mengambil beberapa napas dalam lagi, jantungku berdetak dengan kencang hingga aku bisa mendengar detak jantung ku sendiri.
Aku memberanikan diri untuk menoleh kearah jendela.
Jantungku terasa berhendi berdetak. Aku ingin sekali berteriak, namun aku tak bisa seakan suaraku habis. Aku menoleh hanya untuk menemukan sosok berwajah pucat dengan mata yang hitam kelam sedang menatapku tajam. Seakan menelanjangi jiwaku sambil menunjukan seringaiannya.
Jadi… selama ini… makhluk itu sudah berada di kamarku, sambil mengetuk jendela kamarku dari dalam.
-END
---
Seperti biasa ini cerita remake dari slah satu cerita dr fp creepypasta.
gimana feelnya dapet?
Jangan lupa tinggalkan jejak ;-)
ada yg mau di tag lagi di next story? komen ya
terima kasih sudah baca
No comments :
Post a Comment