Mr.Honeymoon (Mr.Arrogant Sequel)

  No comments

Mr.Honeymoon (Mr.Arrogant Sequel)

Credit Picture : Yeonhan (http://yeonhankpopart.wordpress.com/)
Credit Picture : Yeonhan (http://yeonhankpopart.wordpress.com/)
Judul : Mr.Honeymoon (Sequel of Mr.Arrogant)
Author : Adelia Tania Sari
Genre : Romance, AU, Merried Life
Ratting :NC-21
Cast : – Kim Hyun Hae
– Cho Kyuhyun
Warning : Hati-hati buat yang di bawah 17 tahun. FF ini mungkin saja, akan mengkontaminasi pikiran kalian. So, sebelum di baca lebih lanjut, silahkan tekan tombol merah pada pojok kanan layar komputer anda Mungkin FF ini masih banyak kekurangan bahkan cenderung membosankan. Untuk itu mohon bimbingannya ^_^
Sorry for typo
Kota Rosemary memiliki pantai terindah dengan panas yang menarik banyak para wistawan untuk berjemur. Musim panas merupakan musim membawa berkah bagi penduduk setempat yang membuka jasa penginapan maupun tempat-tempat wisata air lainnya.
Kim Hyun Hae, mengenakan pakaian yang minim yang tidak bisa disebut bikini berwarna putih, ia berbaring pada kursi kayu panjang bermotif garis simetris . jejak-jejak sunblock masih terlihat di kulitnya yang mengkilap. Ia tidak ingin membuat kulitnya terbakar sinar matahari karena Kyu Hyun tidak akan menyukai itu.
Hari ini Kyu Hyun berjanji untuk tidak lagi menahan Hyun Hae di dalam kamar. Sejak mereka tiba di rosemary untuk melakukan ritual Honeymoon, Kyu Hyun terus membuatnya kelelahan hingga begitu malas untuk pergi melewati pintu kamar. Mereka hanya akan keluar untuk menyantap beberapa makanan yang sebelumnya tersedia dikulkas sebelum kembali lagi ke kamar dan membuat tempat tidur berdecit hebat. Hyun Hae sangat Bersyukur bahwa tempat tidur yang mereka gunakan untuk bercinta terbuat dari besi tempa berwarna emas yang kuat. ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya bahwa tempat tidur mereka terbuat dari kayu.
Oh, tidak, Hyun Hae tak ingin bayi mereka kenapa-napa.
Sebuah tanda kehidupan di dalam perut kecil Hyun Hae membuat semua orang begitu gembira. Mereka melakukan pesta. Membuat acara untuk bersyukur kepada Tuhan dengan datangnya bayi ini yang di anggap sebagai sebuah berkah. Bahkan Kyu Hyun hendak menunda perjalanan mereka jika saja Hyun Hae tidak merajuk dan memaksanya untuk pergi. Tentu dengan banyak rayuan dan permintaan Kyu Hyun yang aneh. kebahagiaan mereka semakin lengkap dan sempurna sejauh ini.
Hyun Hae merasakan adanya tetesan air yang mengenai perutnya. Menarik kaca mata hitamnya keatas rambut, Hyun Hae melihat Kyu Hyun yang sudah kembali dari laut dari kegiatannya berenang.
“Heiii~” sapa Hyun Hae memerkan senyum.
Kyu Hyun menunduk. Mencium bibir Hyun Hae lalu perutnya. Itu adalah gaya ciuman baru yang ia lakukan semenjak mengetahui bahwa Hyun Hae akan memberinya bayi.
“Bersenang-senang, Mrs.Cho?” goda Kyu Hyun. Masih dengan mempertahankan seringaiannnya.
Hyun Hae tertawa. Berapa kalipun ia melihat Kyu Hyun mengangkat alisnya dengan sudut bibir yang menyeringai, ia tak akan pernah bosan. “Sangat. Bagaimana dengan ide berenang?” ia balas bertanya.
“Lumayan. Air laut seperti mengundang untuk dijajah.” Kyu Hyun mengambil jus jeruk Hyun Hae dan meneguknya sekali lalu kembali menaruhnya di atas meja kayu kecil
Hyun Hae mengerutkan hidungnya. Ia membuat dirinya duduk dengan kedua kaki yang berada di atas paha Kyu Hyun yang basah. “Kau senang menjadi pusat perhatian, ya?”
“Apa?”
Hyun Hae menunjuk beberapa orang wanita yang menggunakan bikini, mereka tengah berbisik-bisik menatap Kyu Hyun. “Aku bisa membaca pikiran mereka yang dipenuhi dengan keinginan untuk tidur denganmu,” rajuk Hyun Hae.
“Dan pada akhirnya mereka hanya bisa menggigiti jari mereka sendiri karena hanya kaulah yang berhasil melakukan itu.” Kyu Hyun menggeleng dan tertawa. Ia bergeser mendekat kearah Hyun Hae untuk berbisik, “Ingin membuat beberapa adegan mengejutkan yang bisa membuat mereka menghilangkan pikiran itu? karena sekarang aku punya ide untuk membuat mereka enyah dari hadapan kita. ”
Hyun Hae memincingkan mata. Tangannya terlipat dibawah dadanya dan Kyu Hyun sepertinya begitu betah untuk melihatnya berlama-lama. “Kau sudah berjanji, Kyu.” Ancam Hyun Hae.
“Oh, ayolah, aku ingin mengunjungi si Junior. Iya harus tau bahwa daddy selalu ada di dekatnya.”
Hyun Hae memutar matanya. “Berhentilah mengatasnamakan bayi kita untuk kebutuhan libidomu, sayang.” Hyun Hae menyingkirkan kakinya dari Kyu Hyun dan berdiri. “Well, jika kau benar-benar menginginkannya aku tidak akan menolak untuk…Kyu, lepaskan aku. Yaaaakkkkkk!”
Hyun Hae memekik ketika Kyu Hyun mengangkatnya dengan sebelah tangan dan menggendongnya. Ia tertawa melihat Hyun Hae yang meronta pada kedua lengannya.
“Maafkan aku, sayang. Sepertinya aku harus menahamu dikamar lebih lama dari pada sebelumnnya. Junior, daddy datang.” Ia pun berlari kecil dengan mengendong Hyun Hae masuk kedalam cottage mereka dengan tawa.
Show Time!
***
Hyun Hae terengah-engah dan berkeringat begitu banyak. Dadanya naik turun seperti. Ia memukul bahu Kyu Hyun yang ada berada diatas tubuhnya hingga pria itu terdorong sedikit kebelakang. “Aku akan melaporkanmu ke Polisi.”
Kyu Hyun yang juga sama dengannya tertawa. Ia masih sangat panas dan memerah. “Untuk kasus apa? Seorang bos menghamili sekertarisnya atau sekertaris yang begitu menggoda sehingga bosnya bisa mati jika tidak menyentuhnya?”
“Dasar Mr.Arrogant!” Hyun Hae menaikan kepalanya dan mencium bibir Kyu Hyun cepat. “Aku harus mengubah namamu menjadi Mr.Gilabercinta.”
“Baiklah, aku tidak menyangkali jika memang aku tergila-gila untuk bercinta denganmu. Nyatanya kaulah yang membuatku begitu kecanduan,” Kyu Hyun mencium kecil leher Hyun Hae berulang-ulang. “Oh, demi Tuhan, apa yang kau lakukan pada tubuhku.” Bisik Kyu Hyun serak disana.
Hyun Hae bergetar dibalik kulit Kyu Hyun yang menggesek tubuhnya untuk menggoda. Hyun Hae tau seberapa besar ia melawan dan mengatakan tidak, maka akhirnya ialah yang akan kalah dalam nafsunya dan memohon pada Kyu Hyun untuk melakukannya terus. Salah satu keuntungan yang Kyu Hyun dapatkan ketika Hyun Hae hamil. Faktanya, Hyun Hae tidak bisa untuk menahan dirinya. Kehamilan membuat hormonnya semakin menggila. Kebutuhannya akan seks merupakan sesuatu yang dengan senang hati Kyu Hyun penuhi.
Well, sepertinya itu sama-sama mengguntungkan.
Kyu Hyun menyingkirkan helai rambut Hyun Hae yang mengenai wajahnya. Mata coklat Hyun Hae sangat bagus. Kyu Hyun memujanya seperti ia memuja setiap waktu berharga yang ia habiskan untuk melihatnya bersinar.
Hyun Hae mengeluarkan kedua lengannya dari dalam selimut lalu memeluk leher Kyu Hyun hingga kepalanya berada pada dada Hyun Hae yang tak dilapisi kain. “Kau hadiah terbesar yang diberi oleh Tuhan. Penantian panjangku membuahkan hasil yang manis,” tukas Hyun Hae jujur.
Kyu Hyun tersenyum walaupun Hyun Hae tak dapat melihatnya. Ia membuat lingkaran kecil pada kulit dada Hyun Hae. “Seharusnya aku yang mengatakan itu. kau datang ke kantorku dengan mulut cerdasmu yang suka membantah.” Kyu Hyun mencium kulit dada Hyun Hae. “Jang Wook menelponku tadi pagi. Ia bilang untuk segera membawamu pulang kerumah karena semua orang merindukanmu. Seung Mi dan Jang Wook akan menyusul jika dalam waktu seminggu ini kita tidak kembali.” Kyu Hyun berpura-pura kesal. “seharusnya adik kecilku itu tau tujuan dari Honeymoon itu seperti apa. Ia harus menikahi Sung Mi secepat mungkin dan berhenti mengangguku.”
Hyun Hae menutup bibirnya dan tertawa geli. Jang Wook dan Seung Mi, tak ada yang dapat menyangka bahwa saat ini mereka sedang berkencan. Hyun Hae sempat merasa bahwa Seung Mi tak memiliki ketertarikan khusus kepada Jang Wook dan terus-menerus menuduhnya sebagai kekasihnya Kyu Hyun. Jika teringat hal itu, Hyun Hae akan membuat lelucuan kecil yang membuat Seung Mi malu setengah mati.
“Apa yang kau tertawakan?” tanya Kyu Hyun. ia menyapukan ujung hidunngnya pada pipi Hyun Hae berulang-ulang.
Hyun Hae merengut. “Kau.” Katanya berbohong.
Mengangkat kepalanya, Kyu Hyun mengerutkan sebelah alis. “aku?”
“Kau itu sangat bossy dan cerewet,” Hyun Hae menunjuk pipi Kyu Hyun disetiap suku kata yang ia ucapkan.
“Aku? Cerwet?”
“Ya, sangat cerewet. Kau bisa mengalahkan…Yak!!
“Katakan sekali lagi, dan aku benar-benar akan membuatmu tertahan selama berjam-jam kedepan. Staminaku sedang terisi penuh dan aku siap untuk membobol lebih banyak base.”
Hyun Hae tertawa. Kyu Hyun selalu menamai setiap kata ketika mereka bercinta. Menjadi selera humor yang bagus disetiap sela ketika mereka beristirahat. Hyun Hae memainkan jemarinya didada Kyu Hyun dan membentuk lingkaran disana sementara tangan Kyu Hyun membelai perutnya yang masih rata. Perasaan haru itu terasa ketika tangan besar Kyu Hyun menyentuh sayang tepat dimana benih cinta mereka akan tumbuh. Seorang cerminan dari mereka.
Hyun Hae menatap Kyu Hyun lekat. Rasa tak percaya itu masih seringkali ia rasakan. Seingatnya, ia sama sekali tak pernah memimpikan adanya sebuah hubungan cinta pada saat ia sedang bekerja. Dan jujur saja, beberapa kali dalam setiap kesempatan, Hyun Hae begitu ingin melemparkan kopi panas yang ia buat ketika Kyu Hyun menunjukan sikap sombongnya selama mereka di kantor. Dan siapa yang menyangka bahwa hari ini mereka sedang melaksanakan ritual bulan madu.
Mengingat itu Hyun Hae tertawa keras-keras hingga tubuhnya berguncang.
“Kau menertawakanku lagi?” tanya Kyu Hyun dengan mata menyipit. Hyun Hae menggeleng, namun ia tidak berhenti ketawa. Itu membuat Kyu Hyun menyeringai. “Baiklah, tertawalah, sayang. Kita lihat apakah kau masih bisa tertawa ketika aku melakukan ini…” Dan Kyu Hyun bergerak seirama dengan tangannya yang memeluk Hyun Hae erat.
Bulan madu yang indah!
***
“Kau harus membawanya pulang, Hyunnie. Ini sudah lama sejak terakhir kalian pergi!”
Suara dari ponsel itu membuat kepala Kyu Hyun terasa nyeri. Ibunya sudah menelpon dan membahas puluhan kali selama seminggu ini dalam satu topik yang sama. Membawa Hyun Hae pulang. Oh, ya, Kyu Hyun senang bahwa kenyataan Hyun Hae yang sedang hamil membawa kabar gembira untuk ibunya dan sejenak Kyu Hyun berpikir bahwa ibunya akan berhenti untuk merecoki kehidupannya. Ya, ternyata Kyu Hyun harus membuang pikiran itu jauh-jauh. Kyu Hyun bukannya mengeluh ketika ibunya terlalu perhatian. Hanya saja Kyu Hyun seringkali merasa sedikit terganggu dengan suara ponsel dari ibunya yang menyela ketika ia dan Hyun Hae sedang…
Kyu Hyun menarik napas lelah. “Baiklah, eomma. Kami akan pulang besok malam.” Ujar Kyu Hyun mengaku kalah.
“Ya, kau harus pulang jika kau tidak ingin aku berada tepat di depan pintu kamar hotelmu besok pagi.”
“Jangan coba-coba, eomma. Kau tau apa yang kusuka dan apa yang tidak kusukai. Kami butuh waktu berdua untuk privasi.” Kyu Hiyun mengingatkan. Ia tau ibunya bersungguh-sungguh dengan itu. Terakhir kali yang Kyu Hyun inginkan adalah ibunya yang cerewet berada disini dan mengacaukan semuanya.
“Apalagi yang kalian butuhkan? Hyun Hae sudah hamil dan kau membuatku sangat bangga. Seharusnya Jang Wook akan marah jika aku memberitaumu, tapi ya, dia menceritakannya bahwa itu hanya terjadi satu kali dan di mobil? Astaga, Hyunnie. Untuk membuatmu ada, aku dan appa-mu harus berusaha keras setiap malam dan kau…” ibunya tertawa diujung telpon. “baiklah, aku tidak akan mengintrupsimu lagi. Cepatlah pulang dan sampaikan salamku untuk Hyun Hae dan calon cucuku.”
Sambungan telpon terputus.
Kyu Hyun menggengam ponselnya kuat-kuat. Sialan, Jang Wook. Oh, ya ingatkan dia untuk mencekik adiknya itu nanti setelah mereka pulang dari liburan ini.
Kyu Hyun meletakan ponselnya diatas nakas. Perhatiannya teralih pada pintu kamar mandi yang tidak tertutup. Suara Hyun Hae yang sedang berusaha mengeluarkan sesuatu dari mulutnya membuat Kyu Hyun meringis. Hyun Hae begitu tersiksa untuk terus muntah dan kondisi tubuhnya yang semakin lemah. Ia tidak bisa makan dan mencium aroma-aroma makanan tertentu.
Pernah satu kali ketika Kyu Hyun mengajaknya kesebuah restoran yang menyediakan daging steak sebagai menu andalanya. Mulanya Hyun Hae biasa saja, tidak sampai ketika si pelayan membuka penutup makanan dan Hyun Hae mengotori baju yang Kyu Hyun kenakan. Semenjak Hyun Hae hamil, Kyu Hyun mengingatkan dirinya untuk tidak membawa daging di depan wajahnya.
Itu buruk sekali.
Kyu Hyun masuk kedalam kamar mandi ketika ia melihat Hyun Hae duduk di lantai dengan wajah pucat sementara sebelah tangannya menekan tuas penyiraman toilet.
“Haeya,” Kyu Hyun panik. Ia ikut duduk di lantai secepat kilat dan membuai kepala Hyun Hae dalam dadanya. “kau baik-baik saja?”
Hyun Hae menarik napas panjang dan mengangguk. “Ya, hanya sedikit pusing dan mual. Tapi aku baik-baik saja, Kyu.”
Kyu Hyun terdiam. Ia merasa bingung dan entah kenapa Kyu Hyun selalu merasa amat sangat bersalah ketika Hyun Hae mengalami ini. “Maafkan aku,” bisik Kyu Hyun seraya mengecup puncak kepala Hyun Hae dengan sayang.
Hyun Hae tertawa gemetar. “Kubilang aku baik-baik saja, sayang. Bukankah dokter pernah mengatakan bahwa ini hanya akan terjadi hingga termister pertama? Tidak perlu cemas dan semua ini sangat normal. Jika aku mengalami fase mual itu pertanda bagus untuk pertumbuhan otak si junior.”
“Kau terlihat sangat kesakitan. Aku tidak tega,” Kyu Hyun menyentuh perut Hyun Hae dengan tangannya dan mengelus. “junior, bisakah kau tumbuh dengan cepat dan biarkan momy-mu memakan sesuatu. Ia amat kesakitan dan terus memaksa untuk makan,” kata Kyu Hyun berbicara pada anaknya.
Hyun Hae merasakan adanya perasaan asing yang melingkupi hatinya setiap kali Kyu Hyun berbicara dengan anaknya. Perasan bahagia sehingga membuat air maanya terus menusuk. Ia adalah wanita yang sedang hamil dengan hormon yang sangat sensitif sehingga mengundangnya untuk terus menangis.
Hyun Hae membenamkan wajahnya pada dada Kyu Hyun dan membiarkan air matanya membasahi kemeja favorit milik Kyu Hyun. “Aku tidak sabar untuk melihat perkembangannya yang akan muncul di perubahan perutku. Jika dia lahir nanti, akan seperti apa rupanya, ya?” Hyun Hae tertawa. “aku ingin dia memiliki warna rambut sepertimu dengan hidung dan bibir yang sama.”
Kyu Hyun ikut tertawa. Ia menyadarkan tubuhnya pada dinding kamar mandi yang dingin. “Aku ingin dia punya mata yang indah seperti milikmu.”
“Hanya mata?”
“Ya, karena semua dari tubuhku nyaris sempurna. Jadi aku hanya berdoa dia memiliki mata cantik sepertimu.” Hyun Hae mencubit perut Kyu Hyun dan ia meringis. “aku mengatakan hal yang jujur.”
“Ya, kau sangat percaya diri.”
Mereka tertawa bersama.
Kyu Hyun semakin mengeratkan lengannya pada tubuh Hyun Hae. Membiarkan diri mereka terhubung selama beberapa saat untuk menebak akan seperti apa perpaduan dari mereka nanti.
“Kau kedinginan?” Kyu Hyun bertanya.
Hyun Hae mengangguk. “Dingin.”
Kyu Hyun menyispkan kedua lengannya pada tubuh belakang Hyun Hae dan membawanya keluar dari kamar mandi. Mereka sudah cukup berbicara untuk malam ini.
Sebelah kaki Kyu Hyun naik keatas ranjang dan membiarkan tubuh belakang Hyun Hae menyentuh permukaan ranjang yang empuk sebelum ia ikut bergabung diatasnya. Kyu Hyun tak banyak mengeluarkan kalimat ketika ia menutupi tubuh Hyun Hae dengan hawa panas tubuhnya.
Pertama, Kyu Hyun mengecup kedua mata Hyun Hae bergantian. Sapuan panas hidungnya yang menyentuh garis pipi Hyun Hae membuat tubuh Hyun Hae bergerak seakan memiliki pikiran sendiri. Matanya terpejam ketika ia menikmati lembutnya bibir Kyu Hyun yang menekan pada lehernya untuk memberi sebuah pijatan lembut dengan gigitan kecil. Ia memiringkan kepalanya kesamping, membiarkan Kyu Hyun mendapatkan akses yang lebih di sepanjang lehernya. Hyun Hae berteriak ketika Kyu Hyun mengigit kecil lalu mendinginkan bekas gigitan itu dengan sapuan lidahnya.Oh, ya ampun, rasa nikmat itu akan datang lagi. Entah kenapa Hyun Hae selalu suka ketika Kyu Hyun melakukan itu padanya.
Kyu Hyun mulai dengan membuat dirinya sendiri bertelanjang dada. Ia melepaskan kemeja dari tubuhnya dengan sangat tidak sabaran dan melemparkan kesamping ranjang. Bunyi benda yang jatuh membuat mereka tertawa. Kyu Hyun bukanlah orang yang tenang ketika berada diatas ranjang. Ia cepat dan panas. Tubuhnya menari dengan gerakan meliuk-liuk. Meninggalkan jejak-jejak berwarna merah hasil dari mulutnya diatas tubuh Hyun Hae. Kyu Hyun adalah seniman didalam dunia bercinta. Setiap warna merah yang ada ditubuh Hyun Hae adalah hasil dari karya kenikmatan mereka.
Mulut panas Kyu Hyun kembali berjelajah. Berusaha menemukan peta harta karun dengan hadiah sebuah desahan panjang dari Hyun Hae. Mulutnya mengikuti gerakan tubuh Kyu Hyun yang berada semakin kebawah. Kyu Hyun mengangkat kepalanya dan melihat mata Hyun Hae yang terpancar akan gairah, sebelah tangannya tegerak untuk menikmati betapa lembutnya dada Hyun Hae yang ia syukuri semakin bertambah besar semenjak Hyun Hae hamil. Kyu Hyun melakukan hal yang sama pada keduanya sebelum ia menunduk untuk mengecup puncak dada Hyun Hae berulang-ulang dan membiarkan bibirnya memberikan kenikmatan untuk Hyun Hae dan untuk dirinya sendiri.
Kepala Hyun Hae tersentak kebelakang. Bibirnya terbuka untuk melontarkan suara betapa ia sangat menyukai apa yang Kyu Hyun lakukan pada tubuhnya. Tangan Hyun Hae berpegang erat pada selimut disamping tubuhnya sementara napasnya yang tidak teratur membuat kepala Kyu Hyun naik-turun sejalan dengan pergerakan dadanya. Hyun Hae ingin menangis, ya, dia ingin menangis karena rasa nikmat yang Kyu Hyun berikan pada daerah sensitifnya. Tak tahan, Hyun Hae memindahkan kedua tangannya pada rambut Kyu Hyun dan memberikan intruksi dengan sentuhannya agar Kyu Hyun berbuat lebih.
Kyu Hyun tak akan puas walaupun ia menikmati puncak dada Hyun Hae bahkan jika itu seharian. Tapi rasa terbakar untuk menemukan kenikmatannya sendiri itu semakin liar dan membuat Kyu Hyun terpaksa melepaskan bibirnya dari dada Hyun Hae dan memberikannya kecupan-kecupan kecil sebelum kembali menulusuri tubuh Hyun Hae.
Kyu Hyun berhenti sebentar ketika bibirnya berada tepat di perut Hyun Hae. Rasa kagum itu membuat matanya berbinar-binar meskipun ia sering melakukannya. Kyu Hyun tersenyum dan menggeleng tak percaya bahwa akan ada seorang manusia kecil yang tumbuh didalam diri Hyun Hae karena dirinya. Tiba-tiba dada Kyu Hyun terasa sesak karena rasa bahagia. Ia memejamkan mata dan mengecup perut Hyun Hae lama.
Hyun Hae mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang membuat Kyu Hyun berhenti. Baiklah, Hyun Hae sudah sering melihat bagaimana Kyu Hyun menatap perutnya berlama-lama dan tersnyum bak orang gila. Tapi anehnya, senyum itu menular pada Hyun Hae. Ia juga sering melakukan hal yang sama ketika memegangi perutnya dan tersenyum didepan pantulan kaca. Sempat ia bertanya, apakah perasaan itu yang dirasakan oleh orangtuanya ketika Hyun Hae diciptakan. Kalo iya, betapa Hyun Hae sangat bersyukur bahwa kebahagian inilah yang dirasakan oleh orangtuanya.
Kyu Hyun melakukan aksinya lagi. Ia semakin dekat dengan titik yang ingin ia taklukan ketika Kyu Hyun membungkuk didepan kaki Hyun Hae yang terbuka untuknya. Kedua tangan Kyu Hyun yang besar memegang pergelakan kaki Hyun Hae dan membuatnya rileks sementara ia melakukan sesuatu yang nikamat dengan mulutnya yang lihai. Kepala Kyu Hyun menekan pada bagian sensitif Hyun Hae dan memberikan perhatian khusus dengan lidahnya. Membuat Hyun Hae menjerit dan mengenggam rambut Kyu Hyun kuat-kuat sejalan dengan intensitas mulut Kyu Hyun yang bergerak. Kyu Hyun mencumbui bagian bawah tubuh Hyun Hae sebagaimana bibirnnya melakukan hal yang sama pada bibir wanita itu. Seolah-olah Kyu Hyun menciumnya dengan hasrat yang menggebu-gebu.
Hyun Hae ingin menelan semua teriakan yang ia keluarkan dan nyatanya ia sama sekali tak bisa. Mulut Kyu Hyun dengan perlakuannya yang bisa berubah dari sangat kasar lalu berlaku lembut membuat Hyun Hae terus mengalirkan namanya disetiap sela suara kenikmatan hingga Hyun Hae tak lagi mampu bertahan dan ia menyerah dengan gelombang perasaan puas yang memuncak.
Kyu Hyun tak berhenti hingga tubuh Hyun Hae bergetar untuk yang terakhir sebelum ia mengangkat kepalanya dan menyungingkan senyuman itu. Menyeka bibir bawahnya dengan lidah, Kyu Hyun tertawa. “Kau adalah sebuah candu yang berbahaya, sayangku. Rasa darimu yang sangat memabukan membuatku bisa gila jika tidak mencicipinya.”
Hyun Hae tak menanggapinya. Ia masih merasakan sisa-sisa perasaan kenikmatannya ketika Kyu Hyun merangkak naik ketubuhnya dan membuat diri mereka sejajar. Dahi Kyu Hyun yang berkeringat menempel pada dahi Hyun Hae. Napas hangat mereka membelai wajah masing-masing. Dan untuk waktu beberapa lama, mereka saling menatap dan menemukan sebuah kebenaran di kedua mata itu. Cinta dan gairah menjadi kombinasi yang bagus.
Kyu Hyun mengangkat sedikit tubuhnya untuk membiarkan Hyun Hae merasakan efek yang Hyun Hae lakukan pada tubuhnya. Tegang dan panas. Semua bagian dari tubuh Hyun Hae memiliki efek seperti itu untuk Kyu Hyun.
Kyu Hyun menggoda Hyun Hae dengan tidak membawa dirinya masuk kedalam kenikmatan. Ia menggeser pusat tubuhnya di bagian bawah Hyun Hae untuk membuat Hyun Hae menjerit nikmat. “Rasakan, sayang. Rasakan bagaimana aku begitu siap karenamu. Hanya karenamu, Haeya. Hanya kau yang selalu bisa membuatku begini.” Bisik Kyu Hyun serak.
Kyu Hyun merasa cukup untuk bermain-main dan menyerah pada gairahnya ketika Kyu Hyun mengenggam kedua tangan Hyun Hae sementara ia mulai mendorong dirinya untuk menyatu dengan Hyun Hae perlahan dan mereka saling melontarkan nama begitu kuat ketika akhirnya penyatuan itu membuai mereka.
Kyu Hyun bergerak senada. Menciptakan nada-nada erotis yang mengundang datangnya kenikmatan mereka. Ritme setiap hentakan menjadi semakin kuat ketika Kyu Hyun mengangkat dirinya sebelum kembali menghunjam tubuh Hyun Hae perlahan. Tidak ada permainan yang kasar. Kyu Hyun sama sekali tak ingin membuat calon anaknya mengalami gangguan hanya karena libidonya yang memuncak.
Rahang Kyu Hyun mengeras. Matanya terpejam dan ia mendesis hebat ketika tubuh Hyun Hae mulai bereaksi untuk mencapai puncak. Dinding-dinding itu memijat pusat tubuh Kyu Hyun untuk terus bertambah besar dan siap meledak. Kyu Hyun tak lagi dapat menahannya lebih lama, ia menatap mata wajah Hyun Hae ketika lebih dulu mendapatkan kepuasaannya sebelum Kyu Hyun mengerang, dan ikut bergabung dalam balutan kenikmatan surga dunia yang tiada tara ciptaan mereka.
Tidak ada yang bicara. Mereka sama-sama lelah untuk mengumamkan seberapa dahsyatnya gelombang nikmat itu. Dengan tubuh yang masih menyatu, mereka tertawa kecil dan saling menyentuh satu sama lain.
Hyun Hae merasa bahwa matanya sudah terlalu berat untuk dibuka dan Kyu Hyun menyadari bahwa ia juga lelah. Menarik diri dari Hyun Hae perlahan, Kyu Hyun mengambil selimut dan berbaring dibelakang tubuh Hyun Hae kemudian membalut tubuh mereka. Rasa panas dari tubuh Kyu Hyun membuat Hyun Hae tenang, dan sengatan rasa ngantuk mengalahkannya untuk tetap sadar dan perlahan ia terlelap bersama Kyu Hyun yang memeluknya.
Ada satu cahaya putih yang menaik Hyun Hae untuk masuk kedalamnya. Ketika ia melihat gambaran seorang pria dengan pakaian hijau didalam sebuah ruangan oprasi sedang menangis dihadapan tubuh seseorang wanita yang terbujur kaku di tempat tidurnya. Samar-samar, Hyun Hae tak bisa melihat jelas siapa pria yang menangis itu. Hyun Hae maju untuk melihat lebih dekat dan mendapati gambaran dirinya yang berada diatas tempat tidur dengan wajah pucat dan darah segar pada baju yang ia kenakan. Pria itu menangis sambil memeluk tubuh Hyun Hae yang kaku. Keterkejutan Hyun Hae kian bertambah pada saat ia mengenali Kyu Hyun yang mengangkat kepalanya sambil menangis pilu.
Hyun Hae menutup mulutnya rapat-rapat. Ia ingin berlari semakin mendekat dan menyentuh Kyu Hyun tepat ketika ia ditarik kembali oleh cahaya sebelum semuanya berubah semakin pekat dan ia mulai bermimpi dua anak kecil kembar tengah bermain dipadang rumput bersama kedua orangtuanya.

No comments :

Post a Comment