NEORAGO part 3
Author : DiraKimra17
Tittle : Neorago part 3
Category : NC21, Yadong, Romance / Kekerasan, Chapter.
Cast :
Cho Kyuhyun.
Shin Kim Ra
Other cast : Other Super Junior member
Sekian. Terima kasih.
WARNING! GA TYPO, GA GAUL!
Selamat menikmati.
WARNING! GA TYPO, GA GAUL!
Selamat menikmati.
Author POV
Pagi sudah datang. Kim Ra mengerjapkan matanya karena silau telah menghampiri matanya. Mhhh… Kim Ra menggeliatkan badannya. Hanya butuh beberapa detik untuk Kim Ra menyadari kalau Kyuhyun sudah tidak ada di sampingnya.
“Ahh.. kemana si iblis itu?” suara Kim Ra keluar pelan.
“Di sini.” jawab Kyuhyun datar. Ternyata Kyuhyun ada di samping ranjang dan mendengar umpatan Kim Ra.
Kim Ra sedikit kaget dengan keberadaan namja itu. dia sudah rapi dengan kemeja kerjanya. Wajahnya segar dan rambutnya masih agak basah karena habis mandi. Dia terlihat sangat mempesona. Kim Ra tahu itu sejak dulu. Hanya saja dia selalu memujinya dalam hati. Tapi entah mengapa setelah kejadian semalam, Kim Ra bersumpah Kyuhyun adalah namja tertampan yang pernah ada. TERTAMPAN.
“Hmm..” Disela keterkejutannya, Kim Ra langsung merapatkan selimut yang ia pakai untuk menutupi tubuhnya yang polos. Kim Ra menunduk khidmat sampai sebagian poninya jatuh dan menutup setengah wajahnya.
“Kenapa?” Kyuhyun bangun dari kursi dan berjalan mendekati Kim Ra. Gadis itu menggeleng pelan.
Kyuhyun melihat lekat tubuh gadis itu. masih sangat jelas memar dan luka akibat ‘siksaannya’ semalam yang tercetak di bahunya yang masih lolos dari selimut. Kyuhyun terdiam sejenak. Rasa sesal itu semakin menumpuk.
Namun beberapa saat kemudian Kyuhyun terkekeh samar saat melihat Kim Ra diam – diam mengintip dari sela – sela rambutnya. Gadis ini ingin menatapnya tapi apa dia… malu? Apa Kim Ra masih malu karena kejadian semalam? Kyuhyun gemas sekali dengan gadisnya pagi ini. Gadis? Ahh tidak. Bahkan Kim Ra sudah tidak gadis lagi sejak Kyuhyun merenggut kegadisannya semalam. Tapi biarlah. Umur Kim Ra masih pantas menyandang kata ‘gadis’.
“Jangan malu.”
“Kau ini bicara apa?” Gerutu Kim Ra semakin menyembunyikan wajahnya. Membuat Kyuhyun tidak bisa melihat wajah merah Kim Ra yang sebenarnya sangat pucat seandainya Kyuhyun tidak membuatnya malu dan merona.
“Aku mau pulang. Minta temanmu untuk menjemputku.”
“Sekolah?” Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya. “Aku tidak yakin.” Lanjut Kyuhyun hati – hati.
“Aku ada ujian.”
Kyuhyun diam. Kim Ra bangun dari ranjang Kyuhyun dengan tetap tergulung selimut yang tebal. ia melangkah ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi, Kim Ra melempar selimut yang tadi dipakainya keluar.
“Sajangnim… tolong rapikan ini!” kata Kim Ra sambil meninggalkan selimut di depan pintu. Kim Ra terkekeh dibalik pintu kamar mandi. Kyuhyun mendengus. Baru ia tiduri sekali saja, sekarang gadis bodohnya itu sudah berani memerintahnya.
Kim Ra melihat bayangan dirinya di cermin. Sungguh mengenaskan. Seperti korban pemerkosaan. Wajahnya dipenuhi dengan luka memar. Warna merah, biru, keunguan dan bekas cakaran menghiasi wajah cantik itu. Bahkan bibirnya masih menyisakan darah yang mengering. Setelah menghembuskan nafasnya, ia berjalan pelan menuju toilet. Pelan, karena tubuhnya akan merasa ngilu saat digerakkan. Kim Ra duduk di toilet untuk buang air kecil. Tapi baru saja cairan itu keluar, Kim Ra berteriak dan meringis.
“Aarrghh…..” rasanya seperti luka yang disiram air jeruk. Perih. Sangat! Sakit sekali. Ia tidak sadar kalau tubuhnya mengeluarkan darah sebanyak ini.
“Ada apa?” tanya Kyuhyun dari luar. Ia mendengar gadisnya menjerit barusan.
“A-aniyo. Gwaenchanayo.” Kim Ra menggigit bibirnya. Ia tak tahu kalau rasanya masih akan sakit. Kemaluannya masih terasa perih. Terlebih saat terkena air seninya sendiri. Menyiksa. “Cho Kyuhyun… kau apakan aku semalam? Kenapa tubuhku rasanya seperti ingin sekarat?” Kim Ra mendengus pelan. Setidaknya ia memastikan Kyuhyun tidak mendengarnya.
30 menit. Yesung sudah sampai di rumah Kyuhyun untuk menjemput Kim Ra. Ia membawakan Nona-nya itu seragam sekolah. Kini Kim Ra sudah mengganti pakaiannya dan menemui Yesung di ruang tamu.
Yesung membelalakkan matanya melihat keadaan Kim Ra. Tapi ia tidak mengatakan apapun. Ia sudah tahu apa yang terjadi. Kyuhyun memasang wajah datar di belakang Kim Ra. Sedangkan gadis itu hanya berdiri dan menunduk. Wajahnya menghangat karena malu. Ia tahu Yesung pasti bisa menebak kejadian semalam.
Tanpa kalimat apapun, Kim Ra melenggang keluar dan masuk kedalam mobilnya. Yesung mengekor di belakang, begitu juga dengan kyuhyun. Yesung melambaikan tangannya ke arah Kyuhyun sebelum menginjak gas mobilnya. Kyuhyun membalas dengan anggukan kecil.
Di dalam perjalanan, Kim Ra menyandarkan tubuhnya lemas. Yesung khawatir. Sangat khawatir. Ia takut Kim Ra akan mengalami trauma. Hal semacam ini pasti sulit diterima oleh semua wanita. Apalagi Kim Ra yang masih berusia 17 tahun. Akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya.
“Nona… Gwaenchana? Apa benar – benar akan sekolah?” tanya Yesung hati – hati.
“Mhhh.. Yesung-Ssi… A-aku merasa tidak baik – baik saja.” Rintih Kim Ra pelan. Yesung mengerem mobilnya. Kemudian menoleh ke arah Kim Ra.
“Yaa Tuhan, kau pucat sekali.”
“Aku…lelah…” Kim Ra kini mengeluarkan air matanya. Ia meluapkan rasa sakit yang ia tahan dari samalam.
“Kita kerumah sakit sekarang.”
“Andwaeyo. Tolong, jangan! Jangan sampai orang lain me-melihat keadaanku. Pulang juga… tidak boleh. Eomma… Appa… tidak boleh melihatku seperti ini. Aku tidak mau.. mereka menyalahkan… Kyuhyun.” Tutur Kim Ra terbata – bata menahan sakit.
“Kyuhyun memaksamu?”
“Ani.. aniyo. Aku yang… memaksakan diriku sendiri.”
“Geurae. Kita kerumahku saja. Kau tahanlah sebentar. Aku akan meminta dokter pribadiku untuk datang.”
Yesung membawa Kim Ra kerumahnya. Gadis itu sudah berbaring lemah di kamar Yesung. Di atas ranjang yang berbentuk minimalis itu Kim Ra tergeletak dan sedang dalam pemeriksaan dokter. Yesung hanya mondar – mandir di luar kamar. Bimbang. Sebaiknya memberitahukan Kyuhyun atau tidak. Akhirnya, Yesung memutuskan untuk memberitahu Kyuhyun. Tapi, sepertinya takdir tidak setuju. Baru saja Yesung akan merogoh ponselnya, Dokter keluar dari kamar. Berjalan kearah Yesung. Membuat namja itu urung menyentuh ponselnya.
“Jung Uisa-nim… bagaimana keadaannya?” tanya Yesung antusias. Tapi Jung Uisa-nim malah memandangnya ragu. Dengan mengernyitkan keningnya, Jung Uisa-nim menggeleng pelan.
“Gadis itu… bukankah dia putri dari pemilik Shin-Gyu Group?” Yesung mengangguk. “Apa dia baru saja… diperkosa?” tanya Jung Uisa-nim dengan sangat hati – hati.
“Bukan seperti itu, Uisa-nim. Hanya saja….” Yesung ragu untuk mengucapkannya.
“Ya sudah.. jangan katakan kalau itu tidak bisa kau katakan. Dia mengalami pendarahan kecil dibagian Organ intimnya. Biarkan dia istirahat dan jangan biarkan dia melakukan kegiatan yang terlalu berat.”
“Lalu bagaimana dengan luka – luka pada tubuhnya?”
“hanya luka ringan. Tidak perlu khawatir. Ini resep obatnya, bisa kau dapatkan di rumah sakit atau toko obat.” Dokter Jung memberikan selembar kertas pada yesung. “Aku pergi dulu. Tenang saja, aku akan menjaga rahasia ini Yesung-ah.” Jung Uisa –nim tersenyum sebelum meninggalkan Yesung.
Sepeninggalan Jung Uisa-nim, Yesung masuk ke kamarnya dengan langkah perlahan. Mendekati Kim Ra yang terbaring di ranjangnya. Gadis itu tidak tidur. Matanya yang sayu menatap Yesung yang semakin mendekat ke arahnya.
“Gwaenchana?” tanya Yesung lembut sambil duduk di pinggiran ranjang. Kim Ra mengangguk pelan. Gadis itu tersenyum. “Haruskah aku memberitahu Kyuhyun?”
“Jangan!”
“Wae?” Kim Ra diam. Ia juga tidak tahu kenapa dia bilang jangan.
“Jangan, aku mohon.” Kim Ra berkata pelan dan memalingkan wajahnya. Mencoba menjauhkan wajah merahnya dari tatapan Yesung.
“Jangan, aku mohon.” Kim Ra berkata pelan dan memalingkan wajahnya. Mencoba menjauhkan wajah merahnya dari tatapan Yesung.
“Baiklah. Istirahatlah!”
“Oppa…” Kim Ra menghentikan Yesung yang sedang bangkit dari duduknya. Yesung diam. Jelas terlihat kaget. “Yesung op-oppa.. bolehkah aku…” Kim Ra memandang Yesung dengan tatapan memelas.
“Mwo?” Yesung kembali duduk manis.
“Boleh aku … menginap di sini?”
“Hmmm?”
“Aku tidak mau pulang dengan keadaan seperti ini.”
“Ara. Kau boleh.” Yesung tersenyum.
“Gomawo.. Oppa.” Kim Ra memelankan suaranya saat menyebut kata ‘Oppa’.
“Oppa?”
“Kau keberatan aku panggil Oppa?”
“Ani. Memang seharusnya kau memanggilku seperti itu, bukan? Tapi… bagaimana ekspresi suamimu kalau mendengarnya? Aku rasa… wajahnya akan bertambah jelek sepuluh kali lipat atau dia akan melotot sampai biji matanya keluar.” Yesung terkekeh. Ia tahu, Kim Ra bahkan tidak mau memanggil Kyuhyun dengan panggilan ‘Oppa’. walau ratusan kali Kyuhyun memerintahkannya.
“Biar saja.” Kim Ra merengut. “Oppa.. aku ingin bertanya banyak padamu.”
“Nanti. Sekarang kau harus istirahat.” Yesung tertawa kecil lalu beranjak pergi meninggalkan Kim Ra.
-000-
*Kim Ra POV*
Waktu demi waktu sudah berlalu begitu saja. Tidak terasa hampir genap dua minggu berlalu dengan cepat. Dan hari ini Appa dan Eomma membuat pesta di rumah. Pesta untuk keberhasilan Siwon Oppa yang sukses menggaet perusahaan mobile ternama Inggris. Tapi mereka yang menikmatinya. Aku sama sekali tidak tertarik dengan pesta yang di isi dengan perbincangan bisnis. Tapi, yang membuatku bahagia adalah siwon Oppa pulang ke Seoul. Aku benar – benar merindukannya.
Aku keluar dari kamar dengan dress hitam bertali satu. Membuat bahu kananku terekspos jelas. Rambutku yang ditata sanggul modern, tidak menghalangi para namja melihat leherku yang jenjang. Dress ini panjangnya hampir pas selututku. Dan kini, aku sedang memaksakan kakiku untuk memakai high-heels. Padahal aku benci dengan benda ini.
Dan namja itu. Jangan paksa aku untuk menyebutkan namanya. Aku tidak pernah bertemu dengannya setelah kejadian itu. Kejadian yang membuat perasaanku jungkir balik. Ini gila. Dadaku bahkan masih merasakan gemuruh saat aku mengingat kejadian itu. Setelah aku melihat dia berubah menjadi monster, aku benar – benar belum siap untuk bertemu dengannya.
Aku turun dari lantai dua dengan anggun. Berjalan perlahan menuju ruang tengah. Orang – orang disini sudah ramai. Membuatku tak nyaman. Ohh Tuhan, tolong percepat waktu malam ini. Aku menghirup nafas dalam dan sibuk menyemangati diriku sendiri. sekarang, aku sudah berdiri tegak di ruang pesta. Mataku meneliti para tamu undangan yang datang. Tamu yang 80% aku tidak kenal. Jangan heran!
Itu dia. Kyuhyun datang ke pesta. Aku tidak tahu kapan dia datang. Yang jelas sekarang dia sedang berbincang dengan Siwon Oppa dan Yesung Oppa. Melihat aku hanya memandangi mereka, Siwon Oppa melambaikan tangannya padaku.
“Adikku sekarang sudah besar. Jal haesseo! waktumu untuk lulus sudah dekat kan? Kau mau meneruskan studimu dimana nanti?” Tanya Siwon Oppa sambil merangkul pundakku.
“Kau masuk ke universitas almamater kami saja.” Tawar Yesung. Kyunghee University, maksudnya.
“Aniyo. Nanti kalau aku menjadi lulusan terbaik, itu pasti akan membuatmu sedih dan merasa tersaingi.” Cibirku ke arah Yesung.
“Hahahaha.. Babo. Kenapa aku? Nilaiku memang bagus. Tapi suamimu itu yang lulus dengan nilai terbaik.” Yesung membuat mataku membulat. Lalu ia mengacak rambutku.
“Yaaak!! Oppa hentikan! Aku menata rambutku selama berjam – jam.” Aku merapikan rambutku lagi.
*Author POV*
Kyuhyun hanya mengamati candaan mereka. Ia sadar, Kim Ra menjaga jarak dengannya. Gadisnya terus berpegangan pada lengan Siwon. Terlihat seperti sedang mencari perlindungan. Begitu juga dengan Siwon yang merangkul pundak Kim Ra yang terbuka. Menyentuh langsung kulit mulus Kim Ra. Hal itu membuat rahang Kyuhyun mengeras.
‘Ahh.. Jangan gila Cho Kyuhyun! Apa kau cemburu? Pada Siwon? Karena Siwon menyentuh tubuh gadismu? Ayolah! Siwon adalah kakak kandung Kim Ra.’ Bisik malaikat kecil yang seakan berbisik di telinga kanan Kyuhyun.
‘Tapi Siwon juga seorang namja!’ tegas iblis yang juga berbisik di telinga kiri Kyuhyun. Membuat si malaikat terdiam dan melebarkan matanya. Membuat Kyuhyun mengeratkan cengkeraman tangannya pada gelas yang digenggamnya.
Setelah lama mengobrol, Kim Ra mendapat telepon. Sedikit terkejut karena nama yang tertera di layar ponselnya adalah nama -Lee Ssaem-. Nama kontak untuk Lee Donghae. Ada apa gurunya itu meneleponnya? Kim Ra meninggalkan Siwon, Yesung dan Kyuhyun setelah memberi kode dengan mengangkat ponselnya.
“Yeoboseyo..”
“Kau sedang apa? ada waktu?” Jawab Donghae yang menelpon dari seberang.
“Ahh, Mianhae Ssaem keluargaku sedang mengadakan pertemuan. Jadi aku tidak bisa keluar sekarang.”
“Oh, baiklah kalau begitu. Bisa lain waktu.”
“Ada apa? tidak bisa dibicarakan di telepon saja?” tawar Kim Ra.
“Tidak. Ini bukan sesuatu untuk dibicarakan, tapi untuk diberikan.”
“Ne?”
“lain waktu kau akan tau. Dan aku berharap kau tidak menolak ajakanku.”
“Emm.. Arasseo.”
“Kalau begitu selamat bersenang – senang.”
“Kim Ra!!!!” sebuah suara nyaring terdengar oleh gendang telinga Kim Ra. membuat gadis itu menoleh. Itu Appa-nya. Pria setengah baya melambaikan tangannya pada Kim Ra untuk datang padanya.
“Ssaem.. Appa memanggilku. Kkeunh-nayo. (Aku tutup!)” Tanpa mendengar lagi suara Donghae, Kim Ra langsung menutup ponselnya.
Selanjutnya hanya nada ‘tut..tut..tut..’ yang menggema ditelinga Donghae.
Saat Kim Ra berjalan ke arah Appa dan beberapa relasinya, ia melihat Kyuhyun di salah satu sudut ruangan. Ia sedang sedang sibuk dengan gelas Wine yang ada di tangannya. Dasar Mr. Alchoholic. Beberapa saat Kim Ra memandangi namja itu membuatnya teringat lagi pada pertemuan terakhir mereka. Membuat darah Kim Ra berdesir hebat.
Kim Ra sama sekali tidak nyaman berada dalam lingkaran para pebisnis itu. Mereka banyak sekali bertanya. Seperti wartawan. Mau melanjutkan sekolah di mana? Jurusan apa? Apakah berniat untuk menjadi pebisnis seperti Appa dan Oppa-nya? Haaahhh.. Kim Ra menghembuskan nafasnya dalam. Kenapa bertanya hal – hal yang ia tidak tahu apa jawabannya?
“Appa.. aku ingin mengambil minum. Appa saja yang menemani tamu – tamu disini.” Kata Kim Ra sedikit berbisik dengan mengerlingkan matanya pada gelas kosong yang ada di tangannya. Appa-nya mengangguk mengerti.
Sebelum Kim Ra berjalan menuju meja yang menyediakan minuman, ia sempat melihat tempat dimana Kyuhyun duduk tadi. Dia sudah tidak ada. Di belakang, dia hanya melihat Yesung Oppa dan Siwon Oppa. Apa dia sudah pulang? Kim Ra menghembuskan nafasnya berat. lagi.
Dan benar saja, sampai pesta berakhir, Kyuhyun tidak lagi menampakkan dirinya. Dasar namja jahat. Tidak peka. Tidak punya perasaan. Kim Ra berjalan Gontai menuju kamarnya setelah berpamitan pada orang tua, Siwon dan Yesung.
“Aku ke kamar yaa, ini sungguh menyiksa.” Kata Kim Ra lemas sambil menggoyang – goyangkan telapak kaki kanannya. Mengarah pada high-heels yang ia pakai.
“Baiklah sayang.” Jawab Nyonya Shin sambil tersenyum.
“Kita berbincang lagi besok, Baby-ya!” Siwon merentangkan tangannya untuk sebuah pelukan.
“Selamat malam, Nona!” Yesung menimpali selagi Kim Ra mampir dalam pelukan Siwon.
Sesampainya di kamar, Kim Ra melepas sepatu high heels yang membuat kakinya pegal. Kim Ra mengambil kemeja tidurnya dan melepas gaun hitam elegannya. Kemudian ia menuju kamar mandi. Membersihkan diri.
Kim Ra masih terus memikirkan kyuhyun. Selama dia bertemu dalam pesta, namja itu sama sekali tidak berbicara padanya. Apa namja itu marah padanya? Ahh, babo! Seharusnya dia yang marah. Hari itu, dirinyalah yang banyak dirugikan. Setelah selesai mandi, Kim Ra melangkahkan kakinya menuju tempat tidurnya.
Namun…
Langkah kaki kim Ra berhanti saat ia melihat sesosok manusia yang dia pikirkan, sedang berbaring dengan selimut di ranjangnya. Kyuhyun sedang tidur diranjang miliknya. Itu membuat jantung Kim Ra berdetak 100 kali lebih cepat. Tidak. Sekarang menjadi 1000 kali lebih cepat, saat Kyuhyun membuka matanya. Membalas tatapan mata Kim Ra.
“Tadi aku bosan, jadi aku tidur disini.” Kyuhyun bangun dari tidurnya. Duduk dan bersandar pada kepala ranjang.
“Mmmhh… Sejak kapan?” Gumam Kim Ra singkat dengan sisa keterkejutannya. Matanya berkedip berkali – kali dan bibirnya bergetar pelan. Ia gugup.
‘Yaa Tuhan, sejak kapan dia disini? Kenapa aku tidak melihatnya tadi? apa namja itu melihat aku mengganti pakaianku? Aisssshh..’
“Kemarilah!” Perintah Kyuhyun. Namun, Kim Ra justru melangkah mundur dua langkah. “Aku bilang kemari, kenapa malah menjauh?” Kyuhyun mengerutkan keningnya.
“A-a-aniyo.” Kim Ra masih menatap Kyuhyun. Takut.
“Kau kenapa?” Tanya Kyuhyun. Dengan nada seperti biasa. Dingin, lembut tapi ketus. “Kau marah?”
Kim Ra menggeleng pelan. Kim Ra gugup. Kyuhyun tahu itu. kemudian namja itu menarik istrinya dan memaksa Kim Ra untuk duduk di tepi tempat tidur. Sedangkan Kyuhyun masih berdiri tegak berhadapan dengan Kim Ra. memasukkan tangannya kedalam saku celananya.
“Kau marah padaku?”
“tidak.” Jawab Kim Ra pelan.
“Cho Kim Ra.” tegas Kyuhyun. Ia ingin kejujuran.
“Sebenarnya kau mau apa?” setelah mengumpulkan keberaniannya, Kim Ra menatap Kyuhyun.
“Ayo pulang!”
“Pulang?” Kim Ra mengernyit. “Ini rumahku.”
“Pulang, Kim Ra.” Kyuhyun menahan geramannya. “Kerumah kita.”
“Kita?”
“Jangan melawan! Ayo!” Kyuhyun tidak mau lagi mendengar Protes dari mulut Kim Ra.
Kyuhyun menggandeng Kim Ra dengan kuat. Sedikit menyeretnya untuk menuruni tangga. Kim Ra mengikuti langkah Kyuhyun dengan terseok. Rasa enggan, was – was dan takut bercampur menjadi satu.
Sesampainya diruang tengah, Kyuhyun melepaskan cengkeraman tangannya pada lengan Kim Ra. Namun dengan cepat tangannya berpindah memeluk posesif pinggang Kim Ra. membawanya membaur dengan orang – orang yang beberapa meter ada di depan mereka. Kedua orang tua Kim Ra, Siwon dan Yesung.
“Kyuhyun, kau masih disini?” Tanya Siwon yang menyadari Kyuhyun dan Kim Ra berjalan mendekat.
“Kukira setan itu sudah pulang.” Bisik Yesung pada Siwon, yang dibalas dengan anggukan kecil.
“Abeonim, Eomonim, maaf. Mulai malam ini, aku akan membawa Kim Ra untuk tinggal bersama denganku lagi.” Mengabaikan Yesung dan Siwon, Kyuhyun langsung berkata to the point pada kedua mertuanya. Khas Cho Kyuhyun sekali.
“Tapi…” Kim Ra hendak memotong.
“Kukira kita sudah membahas itu tadi.” Sela Kyuhyun sambil mengeratkan tangannya pada pinggul Kim Ra. membuat gadis itu merasa sangat terintimidasi dan pasrah.
“Ahh.. baiklah kalau kalian sudah memutuskan. Terserah padamu Kyuhyun. Aku percaya kau akan menjaga Kim Ra dengan baik.” Jawab Appa Kim Ra. sedikit ragu sebenarnya.
“Tentu Abonim. Kalau begitu kami pamit.”
-000-
Sesampainya di istana Kyuhyun, Kim Ra langsung di bawa ke kamarnya. Tidak ada percakapan diantara mereka sedari tadi. Kim Ra masih menimbang kalimat yang pantas untuk ia ucapkan, mengingat Kyuhyun dalam mood yang kurang bagus. Ia takut Kyuhyun akan mengamuk.
“Apa kau mau mengomeli aku?” Kim Ra memberanikan diri untuk bertanya. Pada akhirnya.
“Apa aku bilang begitu?”
“Kenapa?”
“Apa?”
“Kenapa membawaku kemari?”
“Karena kau istriku.” Kyuhyun melepas jasnya. Menyisakan kemeja hitam di badannya. “Tidurlah! Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.” Selesai dengan kalimatnya, Kyuhyun keluar dari kamarnya.
Di Ruang kerjanya, Kyuhyun duduk dengan frustasi. Meremas rambutnya. Sesekali mendesah berat. Ya Tuhan, dia pasti gila sekarang. Kim Ra terlalu banyak mempengaruhinya. Kyuhyun bahkan bertindak sejauh ini demi menjauhkan Kim Ra dari segala macam pria.
Yaa, Kyuhyun membawa Kim Ra kembali karena ia tidak ingin Kim Ra berada dalam satu rumah yang sama dengan Siwon. Astaga! Silahkan kalian tertawa dan mencibir Kyuhyun sepuasnya. Cemburumu sangat kekanakan, Cho!
-000-
*Shin Kim Ra POV*
Keputusan sepihak Kyuhyun membuat aku tinggal satu atap dengan pria itu lagi. Bukan ide yang buruk, memang. Buktinya aku masih merasa nyaman sampai hari ketiga aku hidup bersama Kyuhyun. Lagi.
Toh aku sudah pernah tinggal bersamanya, jadi seperti tidak ada beban saat aku kembali mendampinginya. Hidup kami bisa dibilang baik – baik saja sejauh ini. Aku juga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian beberapa bulan lagi. Hari – hariku sudah berubah.
Dan mengenai malam pertama itu, aku dan Kyuhyun tidak pernah menyinggungnya. Kejadian itu seperti tidak pernah terjadi, walau sebenarnya selalu membayangiku setiap malam. Yaa, setiap malam. Bagaimana tidak? Aku tidur di kamar yang sama, tempat tidur yang sama dan pria yang sama. itu sangat mengingatkan.
Dan hari – hariku sekarang aku mulai seperti ini. Jam 6 pagi, aku menatap wajah tampan namja yang terbaring di sampingku. Namja yang tidur dengan damai dan berada dalam selimut yang sama denganku. Cho Kyuhyun. Dia benar – benar tampan bahkan saat tidur. Entah sudah berapa ratus kali aku mengatakannya. Tapi itu kenyataan. Tidurnya tenang walaupun terdengar suara dengkuran halus dari sela – sela bibir tebalnya yang membuatku ketagihan.
Ahh, jangan berfikir yang tidak – tidak! Setelah ‘tragedi’ malam itu, Kyuhyun belum menyentuhku lagi. Jinjja aniya. Setiap malam, aku akan tertidur terlebih dulu karena Kyuhyun akan bergelut dengan laptop-nya sampai larut malam. Di ruang kerjanya. Tapi aku selalu mendapatinya di sampingku setiap pagi.
“Aku tahu aku tampan. Jangan lihat aku terus!” Kyuhyun berbicara dengan nada suara yang sangat menyebalkan. Padahal matanya saja belum terbuka.
“Mwoya?” Aku membuang mukaku. Malu. “Mau kopi?”
“Hmm..” Jawabnya dengan menggumam saja. Aku rasa dia mau, karena aku melihat kepalanya bergerak naik turun pelan.
Aku beranjak bangun dan sesegera mungkin keluar kamar. Berjalan pelan menuju dapur dan memulai aktivitasku sebagai seorang istri. Sulit dipercaya. Aku sekarang membuat kopi dengan tanganku sendiri dan itu untuk Cho Kyuhyun. Namja yang sepertinya sudah ber-shower ria di kamar mandi.
Di dapur sepi sekali. Dimana Han Ahjumma?
Ngomong – ngomong tentang Han Ahjumma, dia adalah pengasuh Kyuhyun semasa kecil. Sudah mengabdi untuk Keluarga Kyuhyun dalam kurun waktu yang tidak bisa dibayangkan memang. Sejak kami menikah, Kyuhyun meninggalkan rumah keluarganya dan tinggal di rumah ini. Itu adalah pertama kali ia berpisah dengan Han Ahjumma.
Sekarang, Kyuhyun meminta Han Ahjumma untuk tinggal bersamanya lagi. Bersama aku disini. Bersama kami. Kyuhyun sangat akrab dengan Han Ahjumma bahkan melebihi keakrabannya dengan Nyonya Cho. Ibunya. Han Ahjumma adalah wanita yang lembut dan hangat. Dia sangat baik. Melebihi ibuku.
‘Nona Kim Ra, aku ke pasar sebentar untuk belanja.’ Itulah note yang aku temukan. Han ahjumma menulisnya dan ditempel di pintu lemari Es.
Aku duduk di ruang makan sambil memandangi sandwich dan kopi yang aku buat. Apakah dia akan suka? Ini pertama kalinya aku membuatkan dia sarapan. Dua hari yang sudah berlalu, Kyuhyun bangun lebih pagi dariku dan berangkat ke kantor bahkan sebelum aku membuka mata. Memalukan. Hufft!
Heemhh… Dan ini yang aku suka. Wangi semerbak sabun bercampur parfum milik Kyuhyun menguar dari arah belakang. Aku tahu namja itu semakin mendekat ke arahku karena wangi tubuhnya semakin kuat memanjakan indra penciumanku. Aku menoleh. Tepat! Dia sudah sangat tampan dengan kemeja kerjanya.
Kyuhyun menarik kursi yang ada di depanku. Matanya terarah ke atas meja. Ia memandang kopi dan sandwich yang aku buat dengan pandangan … kagum? Hissshh… lihat! Matanya itu memandang takjub seperti melihat keajaiban dunia. Apa lidah tajamnya itu akan berkomentar? Ahh, aku sedang tidak ingin mendengar apa – apa. Aku beranjak dari kursiku sebelum dia mengeluarkan suara, berniat ke kamar dan mandi.
“Temani aku makan!” Perintah Kyuhyun.
“Kau biasa makan sendiri Kyuhyun-ssi.” Kuputar bola mataku cepat ke arahnya.
“Mulai sekarang akan aku biasakan makan denganmu. Duduk!”
“Aku belum mandi. Kau tidak risih kutemani makan dengan keadaan seperti ini?”
“Kalau kubilang kau cantik, apa kau akan menemaniku makan?”
“Ap..”
“Kau Cantik! Duduk dan temani aku makan!” katanya ketus.
Aku mengerucutkan bibirku. Kesal. Tapi aku tetap menuruti kemauannya. Duduk di depannya dan menonton dia makan. Dia makan dengan lahap tanpa mengomentari apa yang aku suguhkan. Dia cukup tahu diri. Senyumku mengembang diam – diam. Sesekali aku menyesap teh hangat sambil menikmati Kyuhyun yang sedang menikmati makanannya.
“Yesung tidak bisa mengantarmu sekolah pagi ini. Tapi dia akan menjemputmu nanti.” Kyuhyun bicara di sela – sela mengunyah roti.
“hemm.. Aku baik – baik saja.”
“Aku akan mengantarmu.”
“Tidak perlu. Aku bisa berangkat sendiri. Kenapa Yesung Oppa tidak bisa mengantar?”
“Oppa?” Kyuhyun meletakkan rotinya diatas piring. “kau memanggilnya Oppa lagi?” selidiknya dengan nada tidak suka.
“hmm..” aku malas menyahut.
“Kau tidak memanggilku Oppa.”
“Shirheo! Kalaupun aku mau, aku akan memilih memanggilmu Ahjussi.” Kataku jail. Kyuhyun melebarkan matanya dan merengut. “Usia kita jauh berbeda, ingat? Kau bisa menghitung sendiri kalau kau lupa.” Kyuhyun mendengus tak bisa menjawab, karena itu kenyataannya. Dia menikahi gadis 17 tahun yang bahkan masih sekolah. Seperti pedofilia.
Lama kami terdiam, aku meliriknya. “Jadi tidak usah yaa..” rayuku lagi.
“Apa?”
“Tidak usah mengantarku.” Kataku pelan. Kyuhyun menatapku tajam. Aku tahu ini akan berakhir seperti apa kalau menentang. “Taksi.” Jawabku cepat sebelum dia mengeluarkan suara lagi. “Aku janji naik taksi. Itu aman kan?” Kyuhyun terdiam.
“Cepat mandi atau kau akan terlambat. Aku akan pesankan taksi.” Dia berjalan ke arahku. Membelai rambutku. “Aku berangkat.”
“Neeee, Kyuhyun Ahjussiiiii….” aku langsung bangkit dari dudukku, lalu berlari menuju kamar.
“YAKKK!!!”
-000-
Malam ini tidak seperti biasanya. Kim Ra pulang terlambat dari sekolanya. Itu karena dia harus mengikuti pelajaran bimbingan. Dia baru menginjakkan kaki dirumah pada jam 6 sore menjelang malam. Biasanya ia akan menunggu kyuhyun pulang sambil menonton TV atau membaca novel.
Tapi malam ini, dia langsung ambruk diranjang karena kelelahan.
Jam 7 malam, kurang beberapa menit. Kyuhyun pulang. Ia pulang cepat hari ini karena tidak ada pekerjaan lagi. Ia langsung menanyakan keberadaan Kim Ra pada Han Ahjumma. Tidak biasa melihat ruang tengah mereka konsong. Tanpa Kim Ra duduk manis disana.
“Dia pulang terlambat hari ini, Tuan muda. Sepertinya dia sangat kelelahan.” Jelas Han Ahjumma.
Benar saja, Kyuhyun menemukan gadis itu tidur tengkurap di ranjang. Tasnya tergeletak begitu saja di lantai tidak jauh dari ranjang. Kim Ra tidak mengganti seragamnya. Dia bahkan tidak melepas sepatunya.
Kyuhyun mendekat, mengamati tubuh Kim Ra sendu. Tapi beberapa saat kemudian, tatapan matanya menajam. Menyadari betapa pendeknya rok sekolah Kim Ra. ayolah, bahkan dalam berbaring seperti ini, Kyuhyun nyaris bisa melihat bongkahan pantat Kim Ra yang bulat. Lalu rambutnya yang dikuncir, membuat Kyuhyun bisa melihat penuh punggungnya. Kemeja putih itu bahkan sangat sempit. Terlalu body size, melukiskan lekuk tubuh Kim Ra yang ramping. Dan apalagi ini? Kenapa seragam sekolah bisa setipis ini? Kyuhyun bisa melihat dengan jelas tali bra Kim Ra yang berwarna hitam.
“Ahjumma..” panggil Kyuhyun sedikit berteriak.
“Ne, Ada apa Tuan muda?” Jung Ahjumma tergopoh masuk kedalam kamar.
“Gantikan bajunya. Dan bawa seragam sialan itu ke ruang kerjaku.” Perintah Kyuhyun.
“Apa tidak dibangunkan saja?”
“Tidak. Dia kelelahan. Bangunkan jam 8 saja nanti, saat makan malam.”
“Bagaimana kalau dia terbangun?”
“Tidak akan, selama Ahjumma tidak mengelus kepalanya.” Selesai dengan kalimatnya Kyuhyun keluar dari kamar. Berjalan dengan frustasi ke arah ruang kerjanya.
Yaps, kebiasaan buruk Kim Ra adalah ia tidur seperti orang mati. Susah sekali terbangun apalagi dalam keadaan kelelahan seperti itu. Tapi dengan sentuhan di kepalanya, ia akan langsung terjingkat seperti ada bom yang meledak di telinganya.
Sementara itu, Kyuhyun duduk dengan memejamkan mata saat mendengar seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.
“Tuan, ini seragam Nona Kim Ra.”
“Bawa kemari Ahjumma.” Kyuhyun menerima seragam Kim Ra dan meletakkan di atas mejanya.
“Mau kau di apakan, Tuan?” Han Ahjumma tersenyum lembut melihat tingkah Kyuhyun.
“Apa dulu saat ahjumma sekolah mamakai baju seminim ini?” Kyuhyun menunjuk- nunjuk seragam tak berdaya itu.
“Hahaha.. Anda ini ada – ada saja. Jelas saja tidak, Tuan. Tentu berbeda. Kami berbeda zaman. Sekarang hampir semua gadis di negeri ini memakai seragam seperti itu.”
“Tapi ini terlalu mini dan transparan.”
“Menurut anda begitu?” Han Ahjumma tersenyum geli. “Ini sudah hampir jam 8, aku akan membangunkan Nona Kim Ra sekarang.”
*Kim Ra POV*
Aku merasakan seseorang mengelus kepalaku. Mengganggu tidurku. Kyuhyunkah? Ohh tidak, ini terlalu halus. Aku mengerjapkan mata dan melihat Han Ahjuma tersenyum lebut ke arahku. Aku bangun dengan perlahan.
“Sudah waktunya makan malam.” Katanya pelan.
“N-ne.” Aku sudah sadar sepenuhnya. Termasuk sadar dengan pakaianku. Han Ahjumma mengerti itu.
“Tadi, Tuan muda Kyuhyun yang menyuruhku menggantikannya”
“Kyuhyun?”
“Ne, sepertinya masih di ruang kerjanya. Kalau begitu saya turun dulu.” pamit Han Ahjumma. Aku mengangguk.
Pelan. Aku berjalan menuju ruang kerja Kyuhyun yang letaknya tidak terlalu jauh dari kamar kami. Aku membuka pintunya pelan. Kyuhyun sedang bersandar pada kursinya yang besar. Tangan kirinya terkepal, sedangkan tangan kanannya memijit pelipisnya pelan. Matanya terpejam erat. Aku masuk beberapa langkah.
“Sudah pulang? Sudah makan?” Tanyaku pelan. Dia menatapku. Tajam dan menusuk. Ya Tuhan, aura kegelapan itu terpancar. Ada apa lagi ini?
Kyuhyun menggeleng tegas.
Aku terdiam beberapa saat. Sampai mataku menemukan sesuatu. Seragam sekolahku. Diatas meja kerja Kyuhyun. Tergeletak tak berdaya.
“Seragamku.. kenapa bisa ada di situ?”
“Seragam? Seragam mana?” Tanya Kyuhyun sinis. Aku menunjuk mejanya ragu.
“Ini yang kau sebut dengan seragam, hah? Mana ada seragam sekolah seperti ini?” Kyuhyun mulai meninggikan suaranya.
“K-kenapa?” Tanyaku spontan karena kaget dengan nada suaranya barusan.
“Kau tanya kenapa? Apa kau tidak sadar kalau rok ini terlalu pendek? Ya Tuhan Kim Ra, bahkan saat kau tidur tadi aku bisa melihat pantatmu yang bulat itu. Dan ini!” Kyuhyun mengangkat kemejaku. “Apa Kau memakai kemeja setipis ini setiap hari? Aku bahkan bisa melihat bra-mu dengan jelas dibalik ini. Sialan! Apa kau tidak sadar? Kau mau pamer bra?”
Deg!
“Apa kau tidak tahu, kalau pakain brengsek ini bisa membuat semua pria ingin menyeretmu keranjang mer…”
“CUKUP!!” Bentakku. “Cukup Cho Kyuhyun!”
Nafasku sudah memburu. Aku melihat rahangnya mengeras. Aku tahu Emosi orang ini, Priaku ini, SUAMIKU ini sudah di ubun – ubun. Dan sekarang, AKU JUGA!
“Aku tidak. Aku bukan pelacur! Untuk apa aku memamerkan bra? Dan rok itu tidak sependek yang kau kira. Aku juga tidak hanya memakai kemeja itu saja. Aku memakai blazer sekolah. Rompi di musim panas dan coat dimusim dingin.” Aku terdiam sejenak. “Jadi hentikan omong kosong ini!” Teriakku.
Aku menatap kyuhyun tajam. Berbalik dan mulai melangkah menuju pintu. Tapi sebelum aku benar – benar meraih kenop pintu, aku menoleh kearahnya lagi.
“Apa kau tidak merasa keterlaluan? Usiamu yang tahun ini 28 tahun mengurusi seragam sekolah gadis 17 tahun. Aku sudah memakai seragam itu hampir 3 tahun, dan kau baru mendebatnya sekarang?” Sinisku.
“BERHENTI DI SITU!” Teriak Kyuhyun menghentikan langkah kakiku. Aku melihat dia berdiri tegak dari kursinya. “Aku tidak sedang mendebat seragam sekolah gadis 17 tahun. TAPI AKU MENDEBAT APA YANG DIPAKAI OLEH ISTRIKU DILUAR RUMAH!!!!” Bentak Kyuhyun lagi.
“Terserah!” Aku mendengus lalu berlari keluar dari ruangan kerjanya. Berlari menuju kamar.
SIALAN!!!!
Aku mencari tasku. Mengambil ponselku. Dengan lincah aku mengetik sebuah pesan.
To : Siwon oppa
Oppa.. telepon aku sekarang!
Baru saja pesanku terkirim, ponselku berbunyi. Tut.. tut.. batrai ponselku low. Dan sekarang ponsel itu hanya berlayar hitam. Double sial! Aku melempar ponselku ke sofa yang jauh disana. Air mata sudah meleleh sedari tadi. Aku merangkak ke ranjang. Menyelimuti diriku sampai tidak ada bagian tubuhku yang terlihat. Aku menangis sejadinya. Namja itu benar – benar keterlaluan.
*Author POV*
Dddrtttt…… dddrrrtttt…
Ponsel Kyuhyun yang ada di atas meja bergetar. Sedikit tersentak, Kyuhyun meraih ponselnya. Melihat layarnya dan membaca nama yang tertera.
Siwon Choi.
“Eoh, Ada apa?” Tanya Kyuhyun tanpa basa – basi.
“Apa kau sedang bersama Kim Ra? Tadi dia mengirimiku pesan untuk meneleponnya. Tapi sekarang ponselnya tidak bisa aku hubungi. Bisa aku bicara dengannya?” Kyuhyun mendengus.
“Tidak.” Jawab Kyuhyun tegas. “Kami baru saja bertengkar. Jangan khawatir! Aku bisa mengatasinya.”
“Kyu… Jangan menyakitinya! Aku mohon. Apa perlu aku menjemputnya?”
“Tidak. Tidak.” Kyuhyun menggeleng kuat, walaupun Siwon tak melihatnya. “Aku bisa menyelesaikannya malam ini juga. Aku janji, besok dia akan tersenyum kembali saat mengantarmu ke bandara.”
“Tapi…”
“Hyung..” Ini Sialan, Cho Kyuhyun! Kau menyebutkan kata terkutuk itu hanya untuk menyumpal mulut pria tampan di seberang sana. Hyung? Kau memanggilnya Hyung? Yang benar saja! “Maklumilah, dia baru 17 tahun. Dia masih labil. Dia hanya membesarkan masalah kecil. Aku bisa mengatasinya.” Kyuhyun mencoba meyakinkan.
Brengsek kau Cho Kyuhyun! Seharusnya kau malu dengan kalimatmu sendiri. Dasar pengecut! Lihat fakta Cho! kenyataannya adalah kau yang berusia 28 tahun ini yang membesarkan masalah kecil. KAU LABIL.
“Baiklah, kita bertemu besok. Aku pegang janjimu.”
‘Sial! Seandainya Siwon tidak akan pergi besok, mungkin aku tidak akan berkata lembut padanya. Yahh, setidaknya aku tidak ingin Siwon khawatir pada Kim Ra saat detik – detik ia akan kembali ke London. Cih, bahkan aku memanggil playboy sialan itu dengan Hyung.’ Gerutu Kyuhyun dalam hati. Selama dia menikahi kim Ra, ini pertama kali dia memanggil Siwon yang notabene sahabatnya sendiri dengan HYUNG.
Kyuhyun keluar dari ruang kerjanya. Dia mengerutkan kening saat melihat Han Ahjumma mondar – mandir di depan kamarnya.
“Ahjumma, sedang apa?” tegur Kyuhyun.
“Tuan muda.. “ Han Ahjuma sedikit terjingkat karena suara Kyuhyun yang tiba – tiba. “Kalian bertengkar?” Tanya Ahjumma retoris. “Nona Kim Ra bahkan belum makan malam, Tuan!”
“Arasseo.. Arasseo. Dia akan makan, bawakan saja makan malamnya ke kamar.” Minta Kyuhyun dengan suara berat.
Kyuhyun masuk kedalam kamar. Matanya mendapati Kim Ra yang sedang menggulung tubuhnya dengan selimut. Bergetar. Gadis itu pasti menangis. Dengan langkah cepat Kyuhyun berjalan mendekati Kim Ra. Sedikit kuat, Kyuhyun menyibak selimut itu sampai memperlihatkan Kim Ra yang sesenggukan.
“Makan Kim Ra!” perintah Kyuhyun. Gadis itu menggeleng lemah. “MAKAN!” bentak Kyuhyun.
Bersamaan itu, Han Ahjuma masuk dengan membawa nampan berisi makanan.
“letakkan dimeja, Ahjumma.” Kata Kyuhyun pada Ajhuma. Setelah itu mata kyuhyun menatap Kim Ra lagi. “Ayo bangun dan makan malam.” Kyuhyun berhasil menegakkan tubuh Kim Ra walau dengan paksaan. Tapi gadis itu masih diam saja. Han Ahjuma sudah meninggalkan mereka berdua.
“Astaga, kenapa kau keras kepala sekali, huh?” Dengus Kyuhyun. “Kenapa kau hanya menjadi penurut saat kita sedang bercinta saja? Haruskan aku menyuapimu sambil bercinta panas di ranjang, Nona Cho?”
Serta merta Kim Ra mengarahkan matanya untuk menatap Kyuhyun. Namja ini benar – benar!
“Baiklah kalau itu maumu.” Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk membuka kancing piyama Kim Ra. Namun dengan gerakan cepat, Kim Ra menahannya. Dengan malas dan masih sedikit sesenggukan, Kim Ra berjalan ke arah makanannya yang ada di atas meja.
Kim Ra mulai memasukkan makanan kedalam mulutnya. Mengunyah pelan.
“Besok kau akan mendapatkan seragammu yang baru. Yang lebih pantas. Dan ini peringatan! Semarah apapun kau, jangan pernah berniat untuk meninggalkan rumah ini tanpa seizinku! Jangan mogok makan! Jangan menentangku!” Ujar kyuhyun tak terbantahkan.
Kim Ra tak menyahut. Masih diam.
“Satu lagi. Aku tidak suka kau mengadu pada Oppa-mu tentang masalah kita. Apapun alasannya.”
Kali ini Kim Ra mendongak. Menatap Kyuhyun lekat. Bukan menantang. Ia hanya kaget. Darimana Kyuhyun tahu kalau tadi Kim Ra akan mengadu pada Siwon Oppa.
“Bukan. Bukan.” Kyuhyun menggeleng tegas. “Bukan karena aku takut pada Oppa-mu. Tapi aku tidak suka dia mengomeliku seakan – akan kau itu miliknya. Aku tidak suka orang lain mengurusi milikku.”
Jelas. Kyuhyun sedang menandai bahwa Kim Ra miliknya. Kepemilikannya. Mutlak.
15 menit kemudian, Kim Ra meletakkan sendoknya. Kyuhyun berjalan mendekati Kim Ra.
“Sudah?” Kali ini suara Kyuhyun melembut seakan tidak ada yang terjadi di antara mereka. “Maaf…” Ucapnya lagi. ‘cup..cup..cup..’ Kyuhyun mengecup bibir kim Ra ringan sebanyak 3x. Membuat Kim Ra seperti tersengat aliran listrik. Tapi ia masih tetap diam. Hanya jantungnya yang kini berdetak seperti akan lepas dari dadanya.
Kyuhyun menggendong Kim Ra ala Bridal, keranjang mereka. Kyuhyun mengecup Kim Ra lagi, kali ini sedikit lama dengan lumatan kecil. SIALAN! Umpat Kyuhyun dalam hati. Kenapa? Karena perlahan Kim Ra membalas ciumannya.
Dengan menggeram Kyuhyun menahan tengkuk Kim Ra. memperdalam ciuman mereka. Bahkan posisinya saat ini sudah setengah menindih gadisnya. Tangannya sudah berada di dalam piyama Kim Ra. Mulai merambat naik.
‘Apakah akan terjadi lagi?’ Kim Ra membatin. Jantungnya berdetak luar biasa kencang.
Kyuhyun kembali mulai kehilangan logikanya.
“Aahhg!” Kim Ra menjerit saat Kyuhyun menggigit bibirnya hingga berdarah.
Mendengar Kim Ra menjerit, Kyuhyun mengangkat wajahnya. Beberapa detik kemudian, Kyuhyun bangun dengan sigap. Nafasnya memburu. Matanya memancarkan gairah.
“Tidurlah!” kata Kyuhyun singkat sebelum meninggalkan Kim Ra sendirian di kamar mereka.
Kim Ra masih terkejut karena Kyuhyun tiba – tiba pergi begitu saja. Sepeninggalan Kyuhyun, Kim Ra merenung. Astaga! Dia membuat kesalahan. Tidak seharusnya dia berteriak. Kim Ra hanya terlalu kaget tadi. Dengan rasa bersalah, Kim Ra bangkit dari tempat tidurnya. Berniat menyusul Kyuhyun di ruang kerjanya.
-000-
“Yesung-ah. Siapkan satu wanita untukku. Aku tunggu di hotel biasa. Sekarang!” Kyuhyun menutup panggilan, lalu melempar ponselnya ke meja kerja. Dengan terburu ia beranjak pergi.
Deg!
Tepat saat Kyuhyun membalikkan badan, dadanya seperti dilempari bom. Dia melihat gadis itu. Kim Ra berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat. Kedua tangan gadis itu meremas piyamanya. Mata Kim Ra sudah berkaca – kaca. Menggambarkan kesakitan yang jelas. Kyuhyun melihat itu. Dia tahu, Kim Ra mendengarkan percakapannya barusan. Dia melukai gadisnya lagi.
-000-
TBC!!
No comments :
Post a Comment