NEORAGO Part 2

  No comments

NEORAGO part 2



image
NEORAGO
Author : DiraKimra17
Tittle : Neorago Part 2
Category : NC21, Yadong, Romance / Kekerasan, Chapter.
Cast :
Cho Kyuhyun.
Shin Kim Ra
Other cast : Other Super Junior member
-000-
“Kyuhyun…” suara yesung sedikit menggumam. “Dia menderita kelainan.”
“Kelainan?”
“Seks.” Lanjut yesung frontal. Aku hanya memandang Yesung lekat. “Tadi, kalian pasti hampir melakukannya, bukan? Dan dia berhenti?” tebakan Yesung berhasil membuat darahku mendidih.
“Dia kenapa?”
“Kyuhyun selalu menyakiti yeoja – yeoja yang dia tiduri. Itu yang membuatnya puas. Dia selalu mencoba berhenti. Tapi saat nafsunya memuncak, perlakuan kasar yang dilakukan tubuhnya semakin liar tanpa bisa dikendalikan oleh akal sehatnya. Karena itu, setiap yeoja yang tidur dengannya pasti babak belur.”
“Mwo? Selalu? Yeoja – yeoja?” Kim Ra menggeleng pelan. Sulit dipercaya.
“Selama ini Kyuhyun menahannya.” Yesung membuang pandangannya. “Menahan hasratnya padamu.”
“Jadi…”
“Jadi itu alasan kenapa Kyuhyun tidak menyentuhmu sampai hampir satu tahun. Malam ini, aku rasa godaan terlalu besar untuknya. Kalau tidak, aku yakin dia bisa bertahan lebih lama lagi.”
“Ya Tuhan… Apa ini?” Kim Ra meremas tangan yang ada di pangkuannya.
“kalau kau sudah tahu, sekarang berfikrilah baik – baik dan jangan emosi. Jangan menangis. Sssttt… hapus air matamu.” Tiba – tiba jari Yesung mengusap air mata di pipiku. Aku sedikit kaget dengan skinship yang dia lakukan malam ini. Tapi aku tidak bisa menolak.
“Yesung-Ssi…. nyanyikan aku sebuah lagu.”
“Hmm??” dia sedikit kaget dengan permintaanku. “Lagu apa?”
“Yang biasa kau putar. The one I love. KRY.”
“Eonjebutheo yeottneunji ijeosseoyo… naega wae ireoneunji, nan moreujyo…”
Yesung melantunkan lagu itu nada per nada. Suaranya membuat aku damai sekali. Setidaknya sekarang aku tahu apa yang terjadi antara aku dengan Kyuhyun. Pertanyaan yang selalu memenuhi otakku selama hampir satu tahun, terjawab sudah. Rasanya seperti menemukan harta karun yang sudah lama ku cari. Tapi harta itu bukan berupa emas berlian. Hanya sebuah batu yang membuat hatiku bertambah sesak.
Aku menerawang jauh dengan pikiranku. Bahkan sampai aku sadar suara Yesung sudah berhenti. Aku menghembuskan nafas dalam dan menoleh kearah yesung.
“Jangan terlalu dipikirkan! Kau masih harus fokus pada sekolahmu.” kata Yesung lembut. Setelah tadi dia menggenggam tanganku dan mengusap air mata di pipiku. Kini dia mengusap puncak kepalaku lembut.
“Kenapa malam ini kau terlalu banyak menyentuhku?” tanyaku sarkastik.
“Karena kau duduk di depan.”
“Maksudmu?”
“Saat kau duduk di belakang, maka aku akan memperlakukanmu sebagai istri Cho Kyuhyun. Nona muda. Tapi saat kau duduk di depan, aku melihatmu sebagai yeodongsaeng Choi Siwon. Itu berarti kau juga yeodongsaeng-ku.” jawab Yesung Ringan sambil terkekeh.
“Ck. Pintar membuat alasan. Apa tidak takut kalau aku bilang pada Kyuhyun?”
“Takut apa? Memegang tanganmu seperti ini? Menyentuh pipimu seperti ini? Atau mengusap rambutmu seperti ini?” Yesung mengucapkan kalimat itu dengan santai disertai praktek langsung pada tangan, pipi, dan rambutku.
“Yaaakk!!”
“Hahaha… aku tidak takut. Aku masih bisa melakukannya bahkan saat Kyuhyun melihatnya.”
“mwo?”
“Jangan menoleh! Karena Kyuhyun sedang melihat kita dari belakang. Mobilnya berhenti tepat di belakang kita.”
“Ne? Tapi kenapa dia…”
“Karena dia menghawatirkanmu. Mana mungkin dia membiarkan saja istri yang nyaris diperkosanya.”
“Kim Yesung!!!!”
“Hahahaha… lucu sekali! Memperkosa istrinya sendiri. Ahhh…. jib-e gaja!” Yesung tersenyum lebar.
Apa? Kyuhyun? Dibelakang? Tapi aku tidak boleh menoleh. Aku hanya bisa diam. Yesung menyalakan mesin mobil dan kembali melanjutkan perjalanan pulang kami.
-000-
Satu minggu ini, aku sama sekali tidak melihat Kyuhyun. Aku juga tidak menerima kabar darinya. Tentu saja. handphone-ku sudah tidak pernah aku aktifkan sejak malam itu. aku bukan seseorang yang menderita Nomophobia, jadi aku masih bisa hidup normal tanpa Ponsel. Yesung pernah beberapa kali menyampaikan pesan dari Kyuhyun agar aku menemuinya. Tapi aku selalu menolak. Dan mungkin saja, Kyuhyun sedang sibuk sekarang. Dia juga tidak pernah muncul dihadapanku. Atau mungkin dia memang sudah tidak peduli lagi denganku. Karena biasanya kalau aku tidak memenuhi panggilannya, dia pasti akan menjemputku di sekolah atau menemuiku di rumah.
Baiklah, jangan pikirkan tentang Kyuhyun. Sejak kapan dia peduli padaku? Aku juga sudah sekuat tenaga untuk melupakannya.
Aarrrrgghhhhh!!
Tapi tidak bisa!!! Apalagi sejak kejadian malam itu. aku merasa seperti tiap detik memikirkannya. Kalau aku bertemu dia, bagaimana sikapku padanya? Aku sesak nafas memikirkan masalah ini.
Masalah ini? Kenapa aku malah memikirkan masalah ini? Kenapa aku tidak menelpon Yesung saja dan mengomel padanya karena tidak kunjung datang. Heloooo, jam sekolahku sudah selesai 1 jam yang lalu. Tapi Yesung tidak juga datang. Kemana dia? Aku menyalakan ponselku yang seminggu ini mati suri dan langsung mencari namanya. Nah, ini dia namanya.
‘Supir Mahal.’
“kau ada di mana Yesung-Ssi? Ini sudah satu jam aku menunggumu.”
“aku sedang di bengkel, Nona. Tiba – tiba mobil mogok. Tunggu sebentar, eoh?”
“Eonjekkaji? (sampai kapan?)” aku berteriak kesal.
“Kalau tidak, coba kau cari Presdir saja.”
“Presdir? Kyuhyun maksudmu?”
“Eoh. Coba lihat sekelilingmu! Kalau kau menemukan mobil Presdir Cho, kau minta saja diantar pulang.”
“Kalau menemukan? Kau kira aku sedang bermain petak umpet? Berapa besar kemungkinan dia lewat depan sekolahku, bodoh?” aku benar – benar kesal dengan Yesung.
“Cari saja! sudah seminggu ini dia selalu ke sekolahmu untuk melihatmu. Mungkin dia bersembunyi.”
“Haah??” Aku terbengong dengan ucapan Yesung. Kyuhyun? Selalu melihatku? Selama satu minggu ini? Aku terdiam cukup lama. Bukan mencari, tapi sedang berfikir.
“Kau sudah menemukannya?”
“Sirheo!!! Aku tidak mau mencarinya. Pokoknya cepat jemput aku!! Yesung-Ssi, apa kau dibayar puluhan juta won per bulan hanya untuk membuat aku menunggu, hah??”
“Aissshh jinjja… Pasti Presdir sialan itu memberitahumu berapa gajiku. Arasseo! Aku akan menjemputmu dengan taksi. Tunggu di sana!”
“tentu saja disini. Memang dimana lagi?” setelah itu aku mematikan sambungan teleponku. Kesal sekali dengan Supir super mahal itu.
Tapi, apa tadi kata Yesung? Kyuhyun ada di sini? Untuk apa melihatku? Tapi kenapa dia tidak datang padaku seperti biasanya? Aku ingin sekali menoleh untuk mencari keberadaannya. Tapi harga diriku melarang. Biarkan saja. kalau dia peduli padaku, dia pasti datang. Aku hanya menggerutu sambil menunggu Yesung.
“Heii.. Nona manis.” Aku mendengar suara teriakan Yesung. Dia keluar dari taksi.
“Kenapa cepat sekali sudah sampai?” aku mengerutkan keningku.
“bengkel mobilnya tidak jauh dari sini. Kalau tuan putri ini tidak meneriakiku tadi, mungkin aku lebih memilih jalan kaki kemari.”
“lalu kenapa kau biarkan taksinya pergi? Sekarang kita naik apa? Katanya lulusan terbaik, tapi kenapa bodoh sekali?” aku berteriak lagi. Yesung menutup kedua kupingnya sambil meringis.
“kenapa Nona-ku berisik sekali? Kita naik itu saja.” Kata Yesung sambil menunjuk ke belakangku.
“Hmm? Itu?” aku menelusuri arah yang ditunjuk oleh tangan Yesung. JJAN!!!!! Agak jauh dibelakangku, dibawah pohon rindang, mobil putih Kyuhyun terparkir disana.
“Apa kau tidak melihatnya? Kaja!” tiba – tiba Yesung menarik tanganku dan memaksa aku berjalan ke arah mobil itu bahkan sebelum aku mngeluarkan protesku.
“kenapa harus naik itu? kita naik taksi saja…” kataku. Tapi Yesung tidak menggubris.
Tok tok tok… Yesung mengetuk jendela mobil saat kami sudah ada disamping mobil Kyuhyun. Kyuhyun menurunkan kaca jendelanya tanpa menoleh. Dia memakai kacamata hitam yang membuatnya sangat…. Sialan tampan.
“Tuan, izinkan kami menumpang mobil anda. Kami adalah orang – orang yang tidak mempunyai mobil. Tenang saja, rumah Nona ini tidak terlalu jauh dari sini.” Kata Yesung seperti orang asing.
Kyuhyun tak menjawab. Dia hanya menutup kaca mobil dan membuka pintu mobilnya. Bersamaan dengan itu, Yesung langsung menarikku ke sisi mobil yang lain dan membukakan pintu belakang untukku. Aku lihat Kyuhyun sudah duduk di bangku belakang. Aku enggan sekali untuk masuk. Tapi Yesung memaksaku masuk sampai kepalaku terbentur pintu.
“Awwhhh.. Yaa! Yesung-Ssi, sialan kau!” desisku pelan dan tertahan.
Yesung sudah duduk dikursi kemudi dan mulai menyalakan mesin. Dia mulai melaju dengan kecepatan yang tidak biasa. Ini bukan mobil aku rasa. Tapi siput! Kenapa pelan sekali? Dan namja yang duduk di sampingku ini hanya diam. Dia memandang lurus kedepan sesekali menoleh kearah jendela disampingnya. Bibirnya terkatup rapat. Aku tidak bisa melihat tatapan matanya karena ia tidak melepas kacamata hitamnya.
Aku memperhatikan pria ini dari ekor mataku. Diam – diam. Dia.. sedikit kurus. Rambutnya juga sudah lumayan panjang untuk ukuran pria. Ada bagian yang menghalangi dahinya. Sedikit berantakan. Dan jangan lupakan bulu – bulu halus yang mulai tumbuh di dagunya. Ohh Tuhan, semua kekacauan itu bahkan tidak membuat kadar ketampanannya menurun.
Duduk di sampingnya dalam keadaan seperti ini benar – benar membuat aku merinding. Apakah iblis ini terbuat dari es? Kenapa dingin sekali saat berdekatan dengannya? Aku memutar bola mataku bosan. 5 menit, 10 menit, 30 menit… dan aku merasakan sesuatu yang janggal. Aishhh gila! Aku segera melepas sepatu kananku dan kulempar tepat ke arah Yesung!
“Yaakk!!! Yesung-Ssi palli!!!!!! Antarkan aku pulang!!!!!!” kalian tahu kenapa aku berteriak? Aku yakin Yesung tahu kecanggungan antara aku dengan Kyuhyun. Tapi Yesung malah membuat kami berada dalam posisi ini terlalu lama. Sedari tadi, dia hanya berputar – putar di kawasan perumahan.
“Yak! Ige apa ini?” Teriak Yesung melihat sepatuku yang ada di pangkuannya. “Sajangnim, lihat! Nyonya-mu ini melempar sepatu kearahku.” Yesung mengadu pada Kyuhyun.
“Kalau dia tidak melakukannya, aku yang akan melakukannya! Gajimu bulan ini aku potong 50%.” jawab Kyuhyun dingin.
“Mwo??? yang benar saja? 50% hanya karena ini?” Yesung mengerem mobil tiba – tiba.
“hanya? Apa kau tahu kau sudah membuat aku terlambat meeting? Kalau proyek ini gagal, kau membuatku rugi trilyunan!” Jawab Kyuhyun tenang seakan uang itu hanya lembaran daun yang tidak berarti.
“Walaupun dipotong 50%, itu tidak akan membuatmu mati kelaparan, bukan? puluhan juta won satu bulan belum cukup untuk makan? Kau makan nasi atau emas?” Desis Kim Ra.
“Aku mendengarnya, Nona!” Yesung berseru horor.
“Oupss!” Aku menutup mulutku cepat – cepat.
“Kalian ini! Sepasang suami istri, sama – sama kaya, Tuan dan Nona besar tapi pelit sekali. Sangat serasi sampai membuatku terharu dan ingin mengeluarkan air mata!!!” kesal Yesung sambil mengegas mobilnya lagi.
Sampai di rumah, Yesung langsung keluar dari mobil dan melenggang pergi. Yak! Apa dia lupa bagaimana caranya membukakan pintu mobil untukku? Ya … ya.. ya.. Apa yesung yang berumur lebih dari 28 tahun itu seperti ini kalau sedang merajuk?
Kyuhyun langsung keluar dari mobil dan berjalan mendekati pintu mobil yang ada di sampingku. Dengan gerakan angkuh, dia membuka pintu itu. Aku mendengus sebal sambil keluar perlahan. Aku harus bilang apa? Ahh, jangan anggap aku bodoh karena tidak tahu harus mengatakan apa pada orang yang membantu kita. Tapi dengan orang ini, aku sama sekali tidak ingin mengucapkan kalimat itu.
“Tidak perlu berterima kasih!” Kyuhyun langsung berlalu meninggalkanku dan melaju dengan mobilnya bahkan saat aku belum bergeser sedikitpun dari tempat aku berdiri. Pada akhirnya aku yang dibuat diam tak berkata – kata.
-000-
Sore hari yang sangat cerah. Tiba – tiba aku ingin jalan – jalan ke sungai Han. Aku bergegas mencari Si supir tampan yang begaji besar dan kepala besar itu. aku berjalan ke halaman depan. Tapi sejauh mata memandang, sama sekali tidak nampak pemuda itu. aku memutar langkahku Ke halaman belakang dan…
FUNTASTIC!!! IT’S MAKE ME FEEL SO WOOOOWWWW!!!!
Namja itu, orang itu, benar! supir itu!!!!!!!! dia sedang ber-topless ria dengan bawahan celana pendek. Dia sedang mengapung di kolam renang menggunakan perahu karet. Dia memakai kaca mata hitam dengan jus jeruk di tangan kirinya. Dan apa ini? Semakin aku mendekatinya, aroma Sun Block menyeruak indra penciumanku. Belum lagi suara musik yang lumayan mendayu – dayu. Dia… apa dia gila?
“YAAAKKKKKK!!! YESOOOOONGGGGG!!!” aku berteriak keras sekali. “APA YANG KAU LAKUKAAAANNN????”
Yesung tampak menggeliatkan badannya. Membuka kacamatanya dan memarkirkannya di atas kepala. Dia melirikku lalu menyeruput jus jeruknya. Melihat itu aku langsung melemparinya dengan buah – buahan yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri.
“Yakk! Hentikan! Apa salahku?” teriak Yesung yang kepalanya sudah beberapa kali terkena apel yang aku lempar.
“Apa salahmu? Apa ini juga sebagian dari pekerjaanmu, hah?” aku menggeram menghadapi namja ini.
“Ck! Hanya bersantai sebentar Nona…” Yesung menepikan perahunya. “Ada apa?”
“Antar aku jalan – jalan. Aku sedang bosan.” aku mulai memelankan suaraku.
“Arasseo! Ganti bajumu! Setelah itu kita pergi.” Perintah Yesung. Apa ini? Apa sekarang dia mulai berani memerintahku? Isshhh…!!
Yesung mengantarku ke sungai Han. Pemandangan sore hari memang sangat indah. Aku duduk di sebuah bangku di tepi sungai. Yesung duduk di sampingku. Ia menatap kosong pemandangan yang ada di depan sana.
“Kau tidak punya pacar?” tanyaku tanpa melihat Yesung.
“Hmmm.. ada.”
“Benarkah? Kenapa aku tidak pernah melihatmu pergi kencan?
“Dia tidak di sini. Kami jarang sekali bertemu.” Yesung menggeser duduknya dan menatapku. “Apa kau tidak pernah terpikir untuk menghabiskan saat – saat seperti ini bersama Sajangnim?”
“Apa dia punya waktu untuk ini? Bukankah dia lebih mencintai pekerjaannya? Aku bahkan rela kalau dia menikah lagi dengan gedung kantornya yang berlantai 25 itu.”
“Hahaha.. kau ini. Ahh sudahlah! Jangan bicarakan dia lagi. Aku malas membahas orang itu.” Yesung manyun. “gila! Apa yang akan dia lakukan dengan 50% gajiku.” Kali ini yesung sedikit berbisik. Namun aku masih bisa mendengarnya. Membuat aku tertawa kecil.
Jam 7 malam, aku dan Yesung meninggalkan sungai Han untuk pulang. Aku meminta Yesung untuk mengantarkan aku pulang. Dalam perjalanan, saat mobil kami berhenti karena lampu merah di jalan dekat sebuah gedung perbelanjaan, ada sesuatu yang membuatku membelalakkan kedua mata.
“Eomma…” lirihku. Yesung menoleh ke arahku dan mencari objek yang aku lihat. Aku tahu Yesung panik dan khawatir dengan keadaanku yang melihat hal bodoh itu.
Diiiiiinnnnnnnnnnn!!!!!
Yesung menekan klakson kencang, agar mobil di depan kami bergerak. Beberapa kali Yesung mengeluarkan sumpah serapahnya. Dia terlihat emosi saat melihat Eomma ku sedang ‘berbagi kasih’ dengan seorang namja yang usianya tidak jauh berbeda denganku.
“Nona, Gwaenchana? Nona… Uljima.. hmmm…” Yesung berusaha menenangkan saat mobil kami sudah berlalu dari pemandangan buruk di mataku.
Hasil dari injakan gas Yesung yang gila – gilaan adalah kami tiba dirumah lebih cepat. Yesung membukakan pintu mobil untukku. Sedangkan aku masih diam di tempatku sambil sesenggukan. Yesung mengusap kepalaku perlahan. Mencoba menenangkanku. Dan itu mujarab. Karena aku sedikit merasa tenang sekarang.
“Yesung-Ssi.. sudah malam. Kau pulang saja. aku sudah tidak pergi kemanapun.” Ucapku saat beranjak dari mobil.
Aku lihat mobil Yesung sudah berlalu saat aku berada di depan pintu. Baru aku ingin melangkah masuk, tiba – tiba saja ada seberkas cahaya lampu yang menyilaukan mata. Sebuah mobil baru datang. Aku langsung menarik langkahku dan bersembunyi di balik pilar teras rumah. itu mobil Appa. Aku bahkan tidak tahu kalau Appa sudah ada di Korea.
Seseorang turun dari mobil. Tapi itu bukan Appa. Sebuah kaki jenjang yang mulus dan berhias high-heels merah. Tidak mungkin Appa bukan? lalu siapa? Seorang wanita cantik berpakaian seksi itu kini memapah namja setengah baya. Namja yang sedari kecil selalu aku banggakan. Namja yang selalu aku anggap pahlawan. Namja itu Appa. Dalam keadaan mabuk.
Aku sudah tidak tahu lagi sejak kapan air mataku jatuh. Bahkan aku saja terlambat untuk menyadari betapa basahnya pipiku sekarang. Setelah Appa dan wanita itu masuk rumah, aku melangkahkan kakiku keluar rumah. aku tidak membawa ponsel. Tidak mungkin aku menghubungi Yesung. Dan saat ini, aku memang hanya memikirkan satu orang yang bisa aku tuju.
-000-
Sekarang aku sudah ada di depan sebuah rumah mewah berwarna putih. Aku kemari dengan taksi yang aku bayar dengan jam tangan mahal pemberian Eomma. Karena memang aku tidak membawa tas atau dompet. Rumah yang ada di depanku ini sepi dan gelap. Aku tahu, Kyuhyun pasti belum pulang. Dia memang tidak pernah mempunyai pembantu.
Sial. Belum lama aku menunggu, penderitaanku sudah bertambah. Hujan turun. Aku lebih memilih berdiri di bawah lampu jalan. Memang aku kehujanan, tapi ini lebih baik dari pada aku menunggu di teras rumah Kyuhyun yang gelap. Selain benci dingin, aku lebih benci pada gelap.
Aku masih menunggu.
Setelah sekian lama aku menunggu, akhirnya sebuah mobil dengan lampu yang terang mendekatiku. Itu adalah mobil Kyuhyun. Mungkin Kyuhyun melihatku, karena sekarang mobil itu berhenti dan Kyuhyun keluar dari dalam mobilnya lalu berlari ke arahku. Dia memelukku. Mendekap hangat tubuhku yang sudah menggigil.
“Apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun di sela – sela kesibukannya menghangatkan tubuhku dalam pelukannya.
“Appa… Eomma…. apakah mereka… masih manusia…??” isakku dalam pelukannya. Rasanya sangat nyaman menenggelamkan wajahku di dada bidangnya.
Kyuhyun membawaku masuk kedalam rumahnya. Setelah menyalakan semua lampu, Kyuhyun menuntunku ke kamarnya. Ia menuju lemari dan membawa sebuah kemeja putih besar. Tentu saja itu adalah kemejanya. Karena walaupun aku pernah tinggal di sini, tapi saat aku pergi aku membawa semua barang – barangku. Tidak menyisakan apapun.
“Pakailah ini! Ganti bajumu! Aku akan memarkirkan mobil. Aku akan segera kembali.” Perintah Kyuhyun pelan.
Aku mengganti pakaianku. Dan sial! Pakaianku basah kuyub sampai pakaian dalamku. Aku pasti sakit kalau masih memakainya. Dengan banyak berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk memakai kemeja Kyuhyun tanpa memakai pakaian dalamku yang sudah basah. Sekarang Aku ingin keluar, tapi aku ragu. Karena aku yakin Kyuhyun sudah kembali ke kamar. Aku mendengar suara langkah kakinya.
“Kyuhyun-Ssi….” panggilku pelan dari dalam kamar mandi. Aku mendengar langkah kaki Kyuhyun melangkah mendekat kearahku.
“Hemmm…” sahutnya setelah tepat di depan pintu kamar mandi yang masih aku tutup rapat.
“Pakaianku… seluruhnya basah. Apa aku boleh keluar hanya dengan seperti ini?”
“Keluarlah.” Jawab Kyuhyu singkat.
Aku keluar dari kamar mandi. Saat ini keadaanku mungkin sangat menggoda. Bayangkan saja! aku tidak memakai pakaian dalam sama sekali. Aku hanya memakai kemeja Kyuhyun yang berwana putih dan panjangnya saja jauh di atas lututku. Aku sadar kemeja ini terlalu tipis. Membuat tubuhku tercetak jelas. Aku menghalangi pandangan kyuhyun pada bagian paling penting dengan menumpuk kedua telapak tanganku tepat di depan pangkal pahaku. Kyuhyun melihatku lekat. Melihat tubuhku yang bisa sedikit diterawang. Mmhhh… aku malu.
“Jangan lihat!” aku menunduk. Tanpa menjawab, Kyuhyun langsung menarikku ke ranjang. Ia membaringkanku dan menyelimuti tubuhku.
“tidurlah! Kau pasti lelah. Aku akan tidur di sofa ruang tengah.” Kyuhyun berdiri tegak, memandangku sejenak dan melangkah keluar kamar.
Jam 1 malam aku masih belum juga bisa tidur. Aku yakin si bodoh itu sudah terlelap. Aku bangun dari ranjang dan melangkah keluar kamar. Aku berjalan menuju ruang tengah. Benar saja, Sajangnim bodoh itu sudah terlelap. Dia berbaring di sofa. Tangan kanannya ia jadikan bantal kepalanya. Sedangkan tangan kirinya ia masukkan kedalam saku celana. Lihat! Bahkan saat tidur saja ia masih terlihat sangat tampan dan bergaya. Aku tersenyum kecil sambil menghampirinya.
Kini aku sudah berdiri tepat di sampingnya. Aku meringsut di lantai dan mensejajarkan wajah kami. Aku mengamati wajah tampan yang ada dihadapanku. Ini adalah salah satu anugrah terindah yang bisa aku nikmati saat ini. Setelah lama memandangi wajah Kyuhyun, aku menyandarkan kepalaku di sofa.Tepat disamping dadanya.
“Tidak tidur?” suara Kyuhyun tiba – tiba saja mengudara. Membuatku sedikit kaget. Tapi aku menahan diri untuk melihatnya. Aku tetap pada posisiku. Meletakkan kepalaku di sofa.
“Tidak bisa!” jawabku pelan.
“kenapa?”
“Aku… sekarang sudah benar – benar sendiri. semua orang telah meninggalkan aku.” Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. “Appa terlalu sibuk dengan kesenangannnya sendiri. Eomma sibuk dengan dunianya. Siwon Oppa sudah menjadi pria dewasa dengan beban berat dibahunya.” Tubuhku mulai bergetar saat Kyuhyun meletakkan tangan kanannya yang tadi ia jadikan bantal untuk mengelus puncak kepalaku. “Sedangkan kau… aku hanya memilikimu secara hukum. Pernikahan kita hanya memberiku marga Cho. Tapi pada kenyataannya… aku tidak memiliki apapun.” Aku mulai terisak.
Selama aku berbicara, Kyuhyun sama sekali tak bergeming. Ia hanya mengelus kepalaku dengan tangan kanannya. Ini memberiku sedikit ketenangan walaupun pada kenyataannya, tidak ada hal yang baik – baik saja. bagiku semua terlalu kacau.
“Bangun! Di bawah dingin?” setelah lama, suara Kyuhyun terdengar di telingaku.
“Dingin?” aku tersenyum kecut. “Ani. Sudah sejak lama aku merasakannya. Setiap hari aku merasa kedinginan. Apalagi setelah bertemu denganmu. Aku bahkan lupa bagaimana rasa dingin itu. hanya ada satu waktu, yang membuatku merasa hangat. Terlalu hangat sampai membuatku ketakutan setengah mati.”
Aku mengangkat kepalaku dan menatap mata Kyuhyun dalam. Jujur aku gugup sekali. Aku menarik nafas dalam sebelum mengatakan hal ini.
“Aku merasa hangat saat kau memelukku. Dan itu membuatku dihantui rasa takut.” Kataku sambil bergetar dan air mata yang mulai berjatuhan. Lagi. Kyuhyun menarik tangannya dari kepalaku. Meletakkan dibawah kepalanya lagi. Ia menatapku sayu.
“Kenapa?”
“Aku takut kalau aku hanya bisa hangat dipelukanmu. Aku takut kalau aku terlalu menyukai kehangatanmu. Terlalu takut ketergantungan padamu. Sementara aku tidak bisa memilikimu. Aku harus bagaimana?”
*Author POV*
Tanpa sadar Kim Ra mengeluarkan seluruh isi hatinya. Perasaan yang selama ini tidak dianggapnya. Rasa yang selama ini mati – matian dia pendam. Pengakuan yang selama ini ia anggap seperti tindakan merendahkan harga dirinya. Malam ini ia mengatakannya pada namja yang ada di depannya. Suaminya. Cho Kyuhyun.
Kyuhyun bangun dari tidurnya, mendekap wajah Kim Ra lalu menyatukan bibir mereka. Mengecup bibir Kim Ra dengan lembut. Namun seperti biasa. Kelembutan itu hanya sementara. Kim Ra sadar dengan apa yang terjadi. Kembali terngiang di kepalanya tentang penjelasan dari Yesung tentang kelainan Kyuhyun. Dan Kim Ra mulai merasakannya. Walaupun ini masih sentuhan awal, tapi Kyuhyun sudah berhasil membuat Kim Ra memejamkan matanya rapat – rapat. Menahan sakit.
Kim Ra merasa cengkeraman tangan Kyuhyun di tengkuknya terlalu kuat. Belum lagi permainan mulut Kyuhyun yang tampaknya sudah melukai bibir Kim Ra. Lagi. Kim Ra hanya meremas kemeja yang dipakainya. Menahan tuntutan Kyuhyun pada dirinya.
‘Aku harus bisa menahannya. Aku yakin sudah berpuluh – puluh wanita diluar sana yang merasakan hal ini. Mereka bisa bertahan, kenapa aku tidak?’ tekad Kim Ra dalam hati sambil terus menerima serangan Kyuhyun.
Kyuhyun menggedong Kim Ra menuju kamar Mereka. Di turunkannya Kim Ra bersamaan dengan tubuhnya di ranjang. Kim Ra sedikit merasa sesak di dadanya saat Kyuhyun menghempaskannya tubuh beratnya di atas tubuh Kim Ra. Seakan mengerti, Kyuhyun menopang tubuhnya dengan tangan Kirinya. Memberi Kim Ra sedikit Ruang untuk bernafas.
“mmmhh… euunggh….” Kim Ra melenguh sekaligus merintih. Rasa nikmat dan sakit menyerangnya bersamaan.
Kyuhyun kini tidak lagi menjamahi bibir Kim Ra. Namun sudah memperluas daerah jajahannya sampai ke leher dan dada atas Kim Ra. Kyuhyun membuat banyak sekali tanda merah disana. Seakan menandai bahwa itu adalah daerah kekuasaannya yang tidak bisa di ganggu gugat maupun dijamah orang lain.
Kyuhyun mengangkat wajahnya dari dada Kim Ra. Namja itu kini menatap wajahnya. Mempertemukan mata mereka. Walaupun Kyuhyun menatap Kim Ra intens dan tenang seakan tidak terjadi apa – apa, tapi Kim Ra tahu apa yang terjadi di bawah sana. tangan kanan Kyuhyun sedang sibuk membuka kancing kemejanya. Dan dalam sekali buka, hawa dingin AC langsung menyergap tubuh Kim Ra yang polos karena tidak mengunakan pakaian dalam.
Kyuhyun masih menatap Kim Ra tenang. Manusia macam apa ini? Kyuhyun masih bisa memasang wajah innocent bahkan saat tangan kirinya merambat ke atas kepala Kim ra. Menjambak rambut Kim Ra pelan, namun kuat. Sementara tangan kanannya sudah bergerilya kemana – mana.
Kim Ra yakin pasti ada beberapa helai rambutnya yang rontok ditangan Kyuhyun.
“Aaaarrrrgggg…..mmmhhh..” Kim Ra yang sadar telah menjerit, kemudian membungkam bibirnya dangan menggigit bibir bawahnya. Ia tak mau menunjukkan rasa sakitnya.
Kyuhyun masih saja menggila dengan nafsunya yang benar – benar memuncak. Bahkan mungkin ia tak sadar kalau yang disakitinya adalah Kim Ra. Atau justru sebaliknya. Kyuhyun sadar gadis ini adalah Kim Ra dan Kyuhyun ingin memuaskan hasratnya. Entahlah.
Melihat Kim ra memejamkan matanya, Kyuhyun menyondongkan badannya dan mencengkeram wajah Kim Ra kuat. Membuat yeojanya itu meringis kemudian membuka matanya. Kyuhyun tidak sadar, kukunya yang sudah mulai memanjang menggores pipi mulus Kim Ra.
“Kenapa tidak melihatku?” tanya Kyuhyun pelan namun tajam. Ia sedang menahan sesuatu. “Sakit?”
“aku bisa menahannya.” Jawab Kim Ra mantap.
“Aku bisa menggila lebih dari ini.” Nada suara Kyuhyun seperti mengancam. Namun tatapan matanya seakan mengkhawatirkan keadaan Kim Ra.
“Aku bisa.” Kim Ra meremas seprai kuat saat ingin melanjutkan kalimatnya. Kalimat menyakitkan yang keluar dari mulutnya sendiri. “beginikah caramu saat kau meniduri wanita – wanita murahanmu itu? perlakukan aku sama seperti mereka kalau itu memang membuatmu puas.”
“Kau?” Desis Kyuhyun.
“Aku istrimu, ingat? Lakukan saja!”
“Mhhh…” Kyuhyun hanya menggumam tidak jelas sambil menarik paksa lengan Kim Ra keatas. Mencengkeram lengan mungil itu dengan kasar. Sudah pasti akan meninggalkan jejak disana.
“Hanya ini? Kau ingin menamparku? Kau ingin memukulku? Kau ingin menyakitiku? Lakukan! Lakukan Cho Kyuhyun! Asal jangan berhenti!” Demi Tuhan saat ini Kim Ra sedang mati – matian menahan tangisnya. Menahan air mata yang tak boleh dilihat Kyuhyun. Setitik saja air asin itu mengalir, Kim Ra yakin Kyuhyun akan berhenti seperti waktu itu.
Plaaakk!
Sebuah tamparan melayang di pipi Kim Ra. Kyuhyun mencengkeram wajah Kim Ra lagi agar menatapnya.
“Lihat aku!” perintah Kyuhyun datar namun tajam. Kim Ra hanya mampu menatap Kyuhyun sambil menahan jeritannya. Matanya sayu dan sudah berkaca – kaca.
‘Ahhh…. sakiittt… ini sakittt Kyuhyun…. Jinjja.’ Jerit Kim Ra dalam Hati. Hanya dalam hati.
-000-
Kyuhyun mengangkat tubuhnya. Menutupi tubuh Kim Ra dengan selimut. Sedangkan Kyuhyun hanya perlu merapikan celananya dan menutup zipper saja sudah membuatnya rapi. Karena memang Kyuhyun tidak menanggalkan pakaiannya. Kyuhyun berbaring disamping Kim Ra. Menyejajarkan wajah mereka.
Kim Ra membuka matanya perlahan. Kyuhyun mengusap wajah itu lembut. Menyusuri wajah cantik yang penuh dengan memar akibat permainan kasarnya. Bibir Kim Ra masih membengkak dengan darah yang mulai mengering sebagai penghiasnya. Sedangkan leher dan lengannya banyak jejak merah akibat mulutnya dan jejak biru akibat tangannya. Rasa perih semakin nyata dirasakan kyuhyun saat menyadari mata Kim Ra yang merah dan basah. Kapan gadisnya ini menangis?
“Kau menyesal?” tanya Kyuhyun pelan.
Kim Ra menatap mata Kyuhyun sayu. Ia tidak menjawab. Tidak mengangguk ataupun menggeleng. Hanya menatap mata kyuhyun dalam. Setelah itu, Kim Ra memejaman matanya. Tak terbuka lagi. Ia memutuskan untuk tidur. Ia lelah sekali. Kyuhyun mengelus wajah Kim Ra, kemudian rambut Kim Ra. Air mata Kyuhyun sudah menggenang, tapi tidak menetes. Sekarang kesadarannya sudah kembali. Penyesalan menyelimuti hatinya.
“Mianhae…” bisik Kyuhyun lirih tepat di telinga Kim Ra. Yeoja itu mengangguk kecil karena memang ia mendengarnya. Ia tidak marah karena memang ini yang dia inginkan.
‘It’s so hurt. But it’s your way to show me your love. Arayo. Jal ara.’ Kim Ra menjawabnya dalam hati.
-000-
TBC

No comments :

Post a Comment