DOCTOR HYUNSIK
Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to
God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
.
.
.
“Bagaimana kondisinya dok?” Suamiku terlihat sangat
khawatir dengan kondisiku.
“Duduklah tuan,” dokter itu mempersilahkan Yoong untuk duduk, sementara aku masih sibuk membenahi pakaianku.
Aku dan Yoongi memutuskan untuk berkunjung ke dokter kandungan yang menanganiku sejak awal aku hamil Hyunsik. Ini adalah kunjungan yang ketigaku dalam waktu satu bulan. Entahlah, semakin ke sini perutku semakin tak enak. Mualku pun terkadang datang dan pergi namun yang jelas kontraksi tak wajar di perutku semakin ku rasakan. Karena itulah Yoongi mengajakku untuk memeriksakan kandunganku. Khawatir dengan kondisi calon adik Hyunsik.
“Saya menyarankan istri anda untuk bedrest total.
Kandungannya cukup lemah untuk sekarang ini. Saya
khawatir jika dia memaksakan diri untuk tetap
beraktivitas kandungannya akan kalah.” Papar dokter
yang bisa ku dengar dengan sangat jelas. Aku melihat
Yoongi yang menganggukan kepala.
“Ini resepnya dan jika ada sesuatu segera bawa istrimu kemari,” lanjut dokter.
“Terimakasih, ayo,” Yoongi mengamit lenganku,
memapahku yang sedikit lemas.
Kami berjalan menuju loket pengambilan obat. Aku duduk di bangku tunggu bersama dengan Hyunsik, dia masih asik dengan mainan barunya. Ku elus perutku ada sedikit nyeri yang kurasakan.
“Sayang, eomma mohon bertahanlah,” aku berbisik pada makhluk yang sang berjuang diperutku.
“Ayo kita pulang.” Ajak Yoongi setelah mendapatkan
sepaket obat-obatan yang harus aku minum.
.
.
.
“ Eomma~ , Hyunsik periksa dulu ya~” celoteh jagoanku dengan mainan dokter-dokteran di tangannya. Dia bermain peran menjadi dokter yang merawatku.
“ Eomma tiduran~,” perintahnya lagi, dan akupun
menurut, toh bermain dengannya kali ini tidak
memerlukan aktivitas fisik yang berat, cukup tiduran di atas kasur. Tangan mungulnya menempelkan stetoschope mainannya ke dada dan perutku. Berlagak seolah dia mendengar detak jantungku dan pernafasanku.
“Adik bayi, jangan nakal sama eomma ya, kasihan eomma kan jadi sakit~,” jemarinya mengusap perutku,
membuatku tersenyum dan sedkit terharu.
“ Eoh ~, ada dokter Hyunsik. Jadi eomma sakit apa
dokter?” Yoongi ikut menimbrung.
“ Eomma harus banyak tidur appa, dan adik bayi juga
harus istirahat biar eomma sehat. Eomma , ini obatnya, ha-rus-di-mi-num.” Lagi, jagoanku berceloteh dengan penekanan penuh pada akhir kalimatnya.
“Uhuk...” aku sedikit tersedak, ah~ obatnya besar sekali dan pahit.
“Pelan-pelan eomma~ ,” Hyunsik menepuk-nepuk
punggungku.
“ Cha~ ,Hyunsik jaga eomma dulu ya, appa mau beres-
beres.” Perintah Yoongi, tangannya mengacak pucuk
kepala bocah itu, “Dan kau, kau tidak boleh beranjak
dari sini. Jika perlu apa-apa panggil aku, mengerti?”
titahnya lagi, dan aku mengangguk.
“ Nde~ ,” ucapku.
Seharian berada di atas kasur membuatku bosan.
Kuputuskan untuk berpindah ke ruang tegah, menonton
televisi mungkin bisa membunuh rasa bosanku. Ku
dudukkan diriku di atas sofa lalu ku sandarkan
punggungku , ah~ sungguh nikmat. Ya lebih baik begini
dari pada harus terus berbaring di atas kasur.
“ Eomma~ kenapa di sini?” Hyunsik berlari ke arahku
lantas tangan kanannya terulur menyentuh dahiku setelah itu dia kembali memeriksaku dengan stetoschope -nya.
“Ah, eomma sudah tidak sakit?” tanyanya.
“ Eoh~ , eomma sudah sedikit membaik, sudah tidak apa-apa.” Aku mengenggam tangan mungilnya. Lalu tangan kirinya kembali terulur dan mengusap perutku.
“Adik bayi tidak nakal kan?” tanyanya polos.
“Adik bayi sudah tidak nakal lagi sayang,” aku mengelus kepala jagoanku lalu mencium keningnya.
“Apa eomma lapar? Appa sedang masak loh~,”
“ Eoh , apaa? Memasak?” aku menoleh kearah dapur dan errr, pemandangan buruklah yang tertangkap oleh
mataku. Oh Tuhan, apa Yoongi mengacaukan dapurku?
END
Maaf banget ini bener-bener gak ngefeel. Soalnya aku
juga lagi buntu kudu nulis kaya gimana lagi. Ini cuman
selingan aja. Iseng daripada bengong dan bingung. Sekali
lagi maaf ya kalau gak ngefeel.
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to
God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
.
.
.
“Bagaimana kondisinya dok?” Suamiku terlihat sangat
khawatir dengan kondisiku.
“Duduklah tuan,” dokter itu mempersilahkan Yoong untuk duduk, sementara aku masih sibuk membenahi pakaianku.
Aku dan Yoongi memutuskan untuk berkunjung ke dokter kandungan yang menanganiku sejak awal aku hamil Hyunsik. Ini adalah kunjungan yang ketigaku dalam waktu satu bulan. Entahlah, semakin ke sini perutku semakin tak enak. Mualku pun terkadang datang dan pergi namun yang jelas kontraksi tak wajar di perutku semakin ku rasakan. Karena itulah Yoongi mengajakku untuk memeriksakan kandunganku. Khawatir dengan kondisi calon adik Hyunsik.
“Saya menyarankan istri anda untuk bedrest total.
Kandungannya cukup lemah untuk sekarang ini. Saya
khawatir jika dia memaksakan diri untuk tetap
beraktivitas kandungannya akan kalah.” Papar dokter
yang bisa ku dengar dengan sangat jelas. Aku melihat
Yoongi yang menganggukan kepala.
“Ini resepnya dan jika ada sesuatu segera bawa istrimu kemari,” lanjut dokter.
“Terimakasih, ayo,” Yoongi mengamit lenganku,
memapahku yang sedikit lemas.
Kami berjalan menuju loket pengambilan obat. Aku duduk di bangku tunggu bersama dengan Hyunsik, dia masih asik dengan mainan barunya. Ku elus perutku ada sedikit nyeri yang kurasakan.
“Sayang, eomma mohon bertahanlah,” aku berbisik pada makhluk yang sang berjuang diperutku.
“Ayo kita pulang.” Ajak Yoongi setelah mendapatkan
sepaket obat-obatan yang harus aku minum.
.
.
.
“ Eomma~ , Hyunsik periksa dulu ya~” celoteh jagoanku dengan mainan dokter-dokteran di tangannya. Dia bermain peran menjadi dokter yang merawatku.
“ Eomma tiduran~,” perintahnya lagi, dan akupun
menurut, toh bermain dengannya kali ini tidak
memerlukan aktivitas fisik yang berat, cukup tiduran di atas kasur. Tangan mungulnya menempelkan stetoschope mainannya ke dada dan perutku. Berlagak seolah dia mendengar detak jantungku dan pernafasanku.
“Adik bayi, jangan nakal sama eomma ya, kasihan eomma kan jadi sakit~,” jemarinya mengusap perutku,
membuatku tersenyum dan sedkit terharu.
“ Eoh ~, ada dokter Hyunsik. Jadi eomma sakit apa
dokter?” Yoongi ikut menimbrung.
“ Eomma harus banyak tidur appa, dan adik bayi juga
harus istirahat biar eomma sehat. Eomma , ini obatnya, ha-rus-di-mi-num.” Lagi, jagoanku berceloteh dengan penekanan penuh pada akhir kalimatnya.
“Uhuk...” aku sedikit tersedak, ah~ obatnya besar sekali dan pahit.
“Pelan-pelan eomma~ ,” Hyunsik menepuk-nepuk
punggungku.
“ Cha~ ,Hyunsik jaga eomma dulu ya, appa mau beres-
beres.” Perintah Yoongi, tangannya mengacak pucuk
kepala bocah itu, “Dan kau, kau tidak boleh beranjak
dari sini. Jika perlu apa-apa panggil aku, mengerti?”
titahnya lagi, dan aku mengangguk.
“ Nde~ ,” ucapku.
Seharian berada di atas kasur membuatku bosan.
Kuputuskan untuk berpindah ke ruang tegah, menonton
televisi mungkin bisa membunuh rasa bosanku. Ku
dudukkan diriku di atas sofa lalu ku sandarkan
punggungku , ah~ sungguh nikmat. Ya lebih baik begini
dari pada harus terus berbaring di atas kasur.
“ Eomma~ kenapa di sini?” Hyunsik berlari ke arahku
lantas tangan kanannya terulur menyentuh dahiku setelah itu dia kembali memeriksaku dengan stetoschope -nya.
“Ah, eomma sudah tidak sakit?” tanyanya.
“ Eoh~ , eomma sudah sedikit membaik, sudah tidak apa-apa.” Aku mengenggam tangan mungilnya. Lalu tangan kirinya kembali terulur dan mengusap perutku.
“Adik bayi tidak nakal kan?” tanyanya polos.
“Adik bayi sudah tidak nakal lagi sayang,” aku mengelus kepala jagoanku lalu mencium keningnya.
“Apa eomma lapar? Appa sedang masak loh~,”
“ Eoh , apaa? Memasak?” aku menoleh kearah dapur dan errr, pemandangan buruklah yang tertangkap oleh
mataku. Oh Tuhan, apa Yoongi mengacaukan dapurku?
END
Maaf banget ini bener-bener gak ngefeel. Soalnya aku
juga lagi buntu kudu nulis kaya gimana lagi. Ini cuman
selingan aja. Iseng daripada bengong dan bingung. Sekali
lagi maaf ya kalau gak ngefeel.
No comments :
Post a Comment