Nappeun Namja
NAPPEUN NAMJA
FF req for Fadhila Herdiana Wanti
Hope U Like It :*
Mian jelek :3
Author : Dina aka Choi Rae Won
Cast :
Jessica Jung
Kai Kim
Genre : Marriage life, Romance, little bit Komedy
Happy Read ^^
Pagi yang cerah di kota Gangnam— Seoul. Burung-burung bersenandung akan keindahan kota ginseng tersebut. Seorang yeoja baru saja terbangun dari tidurnya, ia menggeliat dan menguap pelan. Mengusap-usap matanya yang masih setengah tertutup. Yeoja itu melirik ke arah samping, seorang namja masih tertidur pulas— tangannya merangkul pinggul yeoja tersebut. Yeoja itu tersenyum sekilas melihat wajah sang namja yang begitu polos ketika ia tidur.
'Bagaimana bisa namja yadong sepertimu mempunyai wajah polos bagaikan bayi saat tidur.' gerutu yeoja itu dalam hatinya. Tangannya menyusuri pelan lekukan wajah namja itu, dari kening, hidung, bibir hingga dagu.
"Katakan kalau kau menginginkannya Jess!" ucap namja itu setengah sadar. Yeoja bernama Jessica itu hanya bisa bengong. Ternyata namja itu tidak sepenuhnya masih tidur.
"Kau mau 'itu' bukan ?" namja itu mengeluarkan seringainya— matanya masih tertutup— tangannya semakin erat merangkul pinggul yeoja itu.
"Dasar namja yadong!!"
"Morning Kiss Baby.."
"Tidak ada morning kiss Kai. Sebaiknya kau bangun. Bukankah hari ini kau ada syuting ?"
Cup!!
Dengan mata yang masih terpejam, namja itu meraih leher Jessica kemudian mendaratkan bibirnya di bibir mungil yeoja itu. Melumatnya pelan— lalu kembali melepasnya— melanjutkan tidurnya.
Dia adalah Kai Kim, seorang aktor terkenal dari Korea. Aktor yang dikenal begitu dingin namun sangat profesional dan handal. Kemampuan aktingnya tidak bisa diragukan lagi. Beberapa judul film sudah ia perankan, membuat namanya semakin meroket dan kemampuannya juga sudah mendapat pengakuan dengan beberapa penghargaan yang sudah ia peroleh.
Aktor yang baru saja menikah dengan seorang pemain drama musikal itu bagaikan pasangan raja dan ratu. Keduanya begitu serasi, banyak yang merasa iri. Kai yang tampan mendapatkan putri secantik Jessica. Mereka benar-benar akan menjadi keluarga yang bahagia.
Tapi pikiran orang-orang diluaran sana tidaklah semuanya benar. Jessica tidak sebahagia yang mereka pikirkan. Menikah dengan orang yang dicintai memang membahagiakan. Tapi bagaimana jika orang itu begitu dingin dan terkadang menyebalkan. Melamar wanita dengan cara tidak wajar. Melamar dan memaksa bahkan tidak ada bedanya.
Mereka sudah menikah selama satu tahun. Walaupun Jessica tahu bagaimana sifat Kai selama ini, tapi setidaknya ia bisa meluluh karena sudah beristri. Tapi nyatanya tidak— Kai tetaplah Kai. Seorang namja menyebalkan yang dengan bodohnya sangat dicintai Jessica.
Jessica menghela nafasnya pelan menerima perlakuan suaminya.
"Mana ada morning kiss dengan cara memaksa."
"Yang penting aku sudah mendapatkannya."
"Bodoh!!"
"Tapi kau menyukainya."
Jessica sadar jika ia terus menimpal perkataan Kai, tidak akan ada habisnya. Ujung-ujungnya dia lah yang memang harus mengalah. Namja itu tidak ingin kalah, apalagi sampai mengalah. Namja itu memang keras kepala.
——
Jessica sibuk menyiapkan sarapan untuk ia dan suaminya— hanya sekedar nasi goreng, tapi Jessica sudah kewalahan. Semenjak menikah, Jessica yang tidak bisa memasak terus belajar hingga akhirnya ia bisa membuat nasi goreng. Setiap hari sarapan pagi mereka selain roti ya nasi goreng. Sebenarnya Kai sudah bosan, tapi ia tidak mau menyakiti hati istrinya. Kadang nasi goreng itu rasanya asin, hambar tapi Kai sama sekali tidak pernah mengeluh walaupun dalam hatinya menggerutu.
"Nasi goreng ? Lagi!"
"Hanya ini yang aku bisa Kai."
"Ahh!! Aku lupa." sahut Kai dengan malas.
Kai segera meraih kursinya untuk duduk. Menatap nasi goreng dengan telur setengah matang di atasnya. Penampilannya cukup lumayan, tapi bagaimana dengan rasanya ?
Suapan pertama— ekspresi wajah Kai berubah seketika.
'Kemarin hambar. Sekarang asin. Besok apa lagi ? Jangan-jangan dia akan menaruh racun tikus di dalamnya.' Kai terus menggerutu dengan malas-malasan memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
"Bagaimana ?" tanya Jessica penasaran— duduk di samping Kai.
"Enak.."
Jessica tersenyum mendengar pujian suaminya— Kai hanya mengerucutkan bibirnya.
"Aku akan ke lokasi syuting sekarang. Dan mungkin hari ini jadwalku lebih padat, aku akan pulang tengah malam. Jangan coba untuk menungguku lagi. Tidurlah secepatnya."
Kai mengayunkan tangannya— mengusap lembut puncak kepala Jessica sebelum mendaratkan ciumannya disana.
"Ne.. Arasseo~"
—
"Huweekk.. Huweek!!" Jessica merasakan mual pada perutnya. Perasaan ingin muntah dan kepalanya juga sedikit pusing.
'Apa ini—'
"Huweekk huweeekk.. Uh!!"
Tanpa pikir panjang, Jessica langsung berjalan menuju sebuah rumah sakit yang kebetulan dekat dengan rumahnya. Mungkin ia masuk angin, sebelum bertambah parah ia akan meminta resep kepada dokter langganannya.
—
"Aku mencintaimu. Kumohon jangan tinggalkan aku. Tetaplah bersamaku."
"Tidak.. Maafkan aku—"
Cut!!
"Kim Taeyeon— ekspresimu kurang. Come on kau harus menghayati peran ini. Break semuanya!! Kita lanjut setelah makan siang."
Begitulah kegiatan Kai, ia sedang menyelesaikan film terbarunya, kali ini ia di pasangkan dengan aktris baru yang mulai naik daun Kim Taeyeon. Ini sudah ke 10 kalinya gagal take karena Taeyeon tidak menghayati perannya. Kai kesal, begitu juga dengan sang sutradara yang kepalanya sudah berasap.
"Yaak!! Kim Taeyeon. What happen with you ? Ini sudah 10 kali. Aku bosan." omel Kai— mereka sedang istirahat di ruang ganti.
"Mianhae—" Taeyeon hanya menunduk— merasa bersalah.
"Kenapa aku harus di pasangkan dengan artis yang sama sekali tidak berbakat sepertimu."
Taeyeon hanya menarik nafas mendengar omelan pedas dari sunbaenya itu. Begitulah Kai, ia tidak berpikir dahulu untuk berbicara. Selalu saja menyakiti hati orang, berbicara hanya sesuka hatinya saja.
"Mianhae— aku janji akan belajar lagi."
"Belajar ? Hah!! Dalam situasi seperti ini kau bilang belajar. Dasar bodoh!!"
Kai yang kesal segera pergi meninggalkan lokasi syuting. Tiba-tiba saja sebuah panggilan masuk dengan nama Baby Jung tertera di layar ponselnya. Kai segera mengangkat telepon tersebut.
"Waeyo baby ?"
'Bisakah kau pulang cepat hari ini.'
"Memangnya ada apa ?"
'Ada hal penting yang mau aku bicarakan sekaligus kabar gembira.'
"Eoh! Baiklah. Aku akan pulang sekarang juga."
Setelah menutup teleponnya Kai segera melajukan mobil ferrari hitam miliknya— ia penasaran dengan kabar gembira yang akan Jessica beritahukan padanya.
"Argh!! Sial!! Kenapa harus macet!!" gerutu Kai dengan kesal. Macet dan macet— pertama Taeyeon, kedua macet. Membuat hati namja itu semakin gerah saja.
Setelah 30 menit berlalu akhirnya jalanan itu mulai lengang, Kai langsung menginjak pedal gas dan menaikkan kecepatan mobilnya.
Bruukkk!!!
Secepat kilat itu terjadi— dua buah mobil bertabrakan dengan kondisi mobil yang hancur keduanya. Apa yang terjadi ? Kai sendiri tidak menyadari bahwa tepat di hadapannya ada sebuah mobil yang melaju cepat tak terkendali dan harus bertabrakan dengan mobilnya. Kedua mobil itu terguling ke sisi jalan. Kai yang merasa kepalanya sudah sangat berat akhirnya tak mampu lagi untuk membuka matanya. Seketika penglihatannya langsung sayup dan ia pun tak sadarkan diri.
—
"Apa????"
Jessica yang menerima telepon sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Ponsel digenggamannya pun harus terjatuh. Ia baru saja di telepon mengenai kejadian yang menimpa suaminya. Dengan panik Jessica berlari ke depan rumahnya dan menyetop taksi yang berlalu lalang disana.
Jessica terus menangis di dalam taksi, andai saja ia bisa bersabar untuk memberitahu suaminya. Pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Ini semua salahnya yang tidak bisa bersabar.
—
"Huweeee..... Maafkan aku.. Huweeee..."
Jessica terus menangis— ia sedang duduk di kursi yang terletak di samping bangsal tempat Kai terbaring.
Sudah hampir malam, dan sudah 3 jam Kai tidak sadarkan diri. Padahal ia hanya mengalami luka yang cukup ringan. Kaki dan lehernya yang terluka, untunglah ia tidak tewas.
"Huweee... Bangunnn Kai.. Huweee.." Jessica terus menangis sampai matanya bengkak dan memerah.
"Berhentilah menangis. Memangnya kau sudah jadi janda hah ? Aku tidak apa-apa."
"Aku khawatir huwee... Aku takut jika harus menjadi janda. Huweeee."
"Berisik.. Kau tidak akan menjadi janda. Dasar bodoh!!"
"Kau yang bodoh.. Orang yang ceroboh mengemudikan mobil itulah yang bodoh." Jessica menyeka air matanya. Bodohnya jika ia terus menangis sedangkan yang ditangisi malah mengejeknya.
Kai terdiam sejenak— melihat wajah istrinya begitu ketakutan jika harus menjadi janda. Yeoja itu kadang terlihat sangat menggemaskan.
"Sini kita tidur bersama."
Kai membuka selimutnya— bergeser ke samping. Memberikan ruang kosong untuk di tempati Jessica.
"Ini rumah sakit.. Lagipula aku sedang hamil."
'Hamil ? Jadi itu berita bahagianya.' Kai tertawa melihat ekspresi Jessica. Harusnya ia bisa bangkit dan memeluk istrinya. Tapi tidak untuk saat ini, tubuhnya masih lemah akibat tabrakan tadi siang.
"Memangnya kenapa kalau ini Rumah Sakit ? Kita kan tidak melakukan 'itu' hanya tidur saja." Kai terus meyakinkan Jessica. Bagaimana mungkin Jessica dengan mudah mempercayai namja yadong seperi dia. Itu sulit di percaya. Dari tatapannya saja Jessica sudah bisa menebak kemana arah pikiran Kai nantinya.
"Yakk!! Jangan menatapku seperti itu. Kita hanya tidur bersama saja. Tidak macam-macam. Aku jamin."
Jessica hanya bisa pasrah, lagipula ini sudah malam dan ia pun harus tidur cepat agar kesehatan bayinya tidak terganggu.
Jessica segera berbaring di samping suaminya. Mereka berdua menatap langit-langit kamar rumah sakit itu dengan diam. Jessica senang suaminya tidak mengalami luka parah, dan ia pun tidak akan menjadi janda. Namun— seketika raut wajah Jessica berubah. Tangan Kai yang ia bilang hanya ingin memegang tangan Jessica, kini malah memegang sesuatu yang lain.
"Yak!! Geser tanganmu. Kau pikir itu tanganku eoh ?"
"Sttt.. Diamlah, aku hanya ingin merasakan calon bayi kita di dalam sana."
Kai mengusap lembut perut datar Jessica yang tidak lama lagi akan membesar dan semakin menampakkan anak mereka nantinya.
"Baru seperti ini, masih tidak terlihat." ucap Kai— masih mengelus perut Jessica. Jessica merasakan geli begitu tangan Kai terus saja mengelus perutnya, ia segera meggenggam tangan Kai di perutnya. Ikut merasakan hangatnya usapan lembut suaminya.
Rasa ngantuk mulai menghinggapi yeoja cantik itu, perlahan ia mulai tertidur. Namun tiba-tiba saja matanya kembali terbuka. Gara-garanya tangan Kai yang sudah tidak berada di perut Jessica lagi. Kini tangan Kai sudah meraba tempat lain, membuat Jessica menjadi kesal.
"Kau memang tidak bisa dipercaya Tuan Kim. Dulu, waktu kita pertama kali tidur bersama kau bilang hanya akan memegang tanganku. Tapi ternyata kau malah memegang yang lainnya juga." gerutu Jessica dengan kesalnya.
"Kau kan istriku. Jadi tidak ada yang bisa melarang aku melakukannya."
"Yakk!! Lepaskan tanganmu dari situ."
"Tidak mau. Sudah lama aku tidak memainkan benda ini."
"Dasar bodoh!! Hentikan.. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana ? Lagipula kau sudah mendapatkannya dua hari yang lalu."
"Biarkan saja."
"Aku kan sedang hamil Kai. Jangan coba-coba melakukan kekerasan terhadap istrimu."
"Kekerasan ? Seorang suami yang berusaha menyenangkan istrinya kau bilang kekerasan ? Hahaha." Kai tertawa puas melihat istrinya yang sudah jengkel terhadapnya. Jessica berusaha menyingkirkan tangan Kai dari sesuatu miliknya, tapi tetap saja tenaga Kai lebih besar di bandingkan dengan tenaganya walaupun namja itu masih sakit.
"Dasar!! Nappeun Namja --"
END!!!
FF req for Fadhila Herdiana Wanti
Hope U Like It :*
Mian jelek :3
Author : Dina aka Choi Rae Won
Cast :
Jessica Jung
Kai Kim
Genre : Marriage life, Romance, little bit Komedy
Happy Read ^^
Pagi yang cerah di kota Gangnam— Seoul. Burung-burung bersenandung akan keindahan kota ginseng tersebut. Seorang yeoja baru saja terbangun dari tidurnya, ia menggeliat dan menguap pelan. Mengusap-usap matanya yang masih setengah tertutup. Yeoja itu melirik ke arah samping, seorang namja masih tertidur pulas— tangannya merangkul pinggul yeoja tersebut. Yeoja itu tersenyum sekilas melihat wajah sang namja yang begitu polos ketika ia tidur.
'Bagaimana bisa namja yadong sepertimu mempunyai wajah polos bagaikan bayi saat tidur.' gerutu yeoja itu dalam hatinya. Tangannya menyusuri pelan lekukan wajah namja itu, dari kening, hidung, bibir hingga dagu.
"Katakan kalau kau menginginkannya Jess!" ucap namja itu setengah sadar. Yeoja bernama Jessica itu hanya bisa bengong. Ternyata namja itu tidak sepenuhnya masih tidur.
"Kau mau 'itu' bukan ?" namja itu mengeluarkan seringainya— matanya masih tertutup— tangannya semakin erat merangkul pinggul yeoja itu.
"Dasar namja yadong!!"
"Morning Kiss Baby.."
"Tidak ada morning kiss Kai. Sebaiknya kau bangun. Bukankah hari ini kau ada syuting ?"
Cup!!
Dengan mata yang masih terpejam, namja itu meraih leher Jessica kemudian mendaratkan bibirnya di bibir mungil yeoja itu. Melumatnya pelan— lalu kembali melepasnya— melanjutkan tidurnya.
Dia adalah Kai Kim, seorang aktor terkenal dari Korea. Aktor yang dikenal begitu dingin namun sangat profesional dan handal. Kemampuan aktingnya tidak bisa diragukan lagi. Beberapa judul film sudah ia perankan, membuat namanya semakin meroket dan kemampuannya juga sudah mendapat pengakuan dengan beberapa penghargaan yang sudah ia peroleh.
Aktor yang baru saja menikah dengan seorang pemain drama musikal itu bagaikan pasangan raja dan ratu. Keduanya begitu serasi, banyak yang merasa iri. Kai yang tampan mendapatkan putri secantik Jessica. Mereka benar-benar akan menjadi keluarga yang bahagia.
Tapi pikiran orang-orang diluaran sana tidaklah semuanya benar. Jessica tidak sebahagia yang mereka pikirkan. Menikah dengan orang yang dicintai memang membahagiakan. Tapi bagaimana jika orang itu begitu dingin dan terkadang menyebalkan. Melamar wanita dengan cara tidak wajar. Melamar dan memaksa bahkan tidak ada bedanya.
Mereka sudah menikah selama satu tahun. Walaupun Jessica tahu bagaimana sifat Kai selama ini, tapi setidaknya ia bisa meluluh karena sudah beristri. Tapi nyatanya tidak— Kai tetaplah Kai. Seorang namja menyebalkan yang dengan bodohnya sangat dicintai Jessica.
Jessica menghela nafasnya pelan menerima perlakuan suaminya.
"Mana ada morning kiss dengan cara memaksa."
"Yang penting aku sudah mendapatkannya."
"Bodoh!!"
"Tapi kau menyukainya."
Jessica sadar jika ia terus menimpal perkataan Kai, tidak akan ada habisnya. Ujung-ujungnya dia lah yang memang harus mengalah. Namja itu tidak ingin kalah, apalagi sampai mengalah. Namja itu memang keras kepala.
——
Jessica sibuk menyiapkan sarapan untuk ia dan suaminya— hanya sekedar nasi goreng, tapi Jessica sudah kewalahan. Semenjak menikah, Jessica yang tidak bisa memasak terus belajar hingga akhirnya ia bisa membuat nasi goreng. Setiap hari sarapan pagi mereka selain roti ya nasi goreng. Sebenarnya Kai sudah bosan, tapi ia tidak mau menyakiti hati istrinya. Kadang nasi goreng itu rasanya asin, hambar tapi Kai sama sekali tidak pernah mengeluh walaupun dalam hatinya menggerutu.
"Nasi goreng ? Lagi!"
"Hanya ini yang aku bisa Kai."
"Ahh!! Aku lupa." sahut Kai dengan malas.
Kai segera meraih kursinya untuk duduk. Menatap nasi goreng dengan telur setengah matang di atasnya. Penampilannya cukup lumayan, tapi bagaimana dengan rasanya ?
Suapan pertama— ekspresi wajah Kai berubah seketika.
'Kemarin hambar. Sekarang asin. Besok apa lagi ? Jangan-jangan dia akan menaruh racun tikus di dalamnya.' Kai terus menggerutu dengan malas-malasan memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
"Bagaimana ?" tanya Jessica penasaran— duduk di samping Kai.
"Enak.."
Jessica tersenyum mendengar pujian suaminya— Kai hanya mengerucutkan bibirnya.
"Aku akan ke lokasi syuting sekarang. Dan mungkin hari ini jadwalku lebih padat, aku akan pulang tengah malam. Jangan coba untuk menungguku lagi. Tidurlah secepatnya."
Kai mengayunkan tangannya— mengusap lembut puncak kepala Jessica sebelum mendaratkan ciumannya disana.
"Ne.. Arasseo~"
—
"Huweekk.. Huweek!!" Jessica merasakan mual pada perutnya. Perasaan ingin muntah dan kepalanya juga sedikit pusing.
'Apa ini—'
"Huweekk huweeekk.. Uh!!"
Tanpa pikir panjang, Jessica langsung berjalan menuju sebuah rumah sakit yang kebetulan dekat dengan rumahnya. Mungkin ia masuk angin, sebelum bertambah parah ia akan meminta resep kepada dokter langganannya.
—
"Aku mencintaimu. Kumohon jangan tinggalkan aku. Tetaplah bersamaku."
"Tidak.. Maafkan aku—"
Cut!!
"Kim Taeyeon— ekspresimu kurang. Come on kau harus menghayati peran ini. Break semuanya!! Kita lanjut setelah makan siang."
Begitulah kegiatan Kai, ia sedang menyelesaikan film terbarunya, kali ini ia di pasangkan dengan aktris baru yang mulai naik daun Kim Taeyeon. Ini sudah ke 10 kalinya gagal take karena Taeyeon tidak menghayati perannya. Kai kesal, begitu juga dengan sang sutradara yang kepalanya sudah berasap.
"Yaak!! Kim Taeyeon. What happen with you ? Ini sudah 10 kali. Aku bosan." omel Kai— mereka sedang istirahat di ruang ganti.
"Mianhae—" Taeyeon hanya menunduk— merasa bersalah.
"Kenapa aku harus di pasangkan dengan artis yang sama sekali tidak berbakat sepertimu."
Taeyeon hanya menarik nafas mendengar omelan pedas dari sunbaenya itu. Begitulah Kai, ia tidak berpikir dahulu untuk berbicara. Selalu saja menyakiti hati orang, berbicara hanya sesuka hatinya saja.
"Mianhae— aku janji akan belajar lagi."
"Belajar ? Hah!! Dalam situasi seperti ini kau bilang belajar. Dasar bodoh!!"
Kai yang kesal segera pergi meninggalkan lokasi syuting. Tiba-tiba saja sebuah panggilan masuk dengan nama Baby Jung tertera di layar ponselnya. Kai segera mengangkat telepon tersebut.
"Waeyo baby ?"
'Bisakah kau pulang cepat hari ini.'
"Memangnya ada apa ?"
'Ada hal penting yang mau aku bicarakan sekaligus kabar gembira.'
"Eoh! Baiklah. Aku akan pulang sekarang juga."
Setelah menutup teleponnya Kai segera melajukan mobil ferrari hitam miliknya— ia penasaran dengan kabar gembira yang akan Jessica beritahukan padanya.
"Argh!! Sial!! Kenapa harus macet!!" gerutu Kai dengan kesal. Macet dan macet— pertama Taeyeon, kedua macet. Membuat hati namja itu semakin gerah saja.
Setelah 30 menit berlalu akhirnya jalanan itu mulai lengang, Kai langsung menginjak pedal gas dan menaikkan kecepatan mobilnya.
Bruukkk!!!
Secepat kilat itu terjadi— dua buah mobil bertabrakan dengan kondisi mobil yang hancur keduanya. Apa yang terjadi ? Kai sendiri tidak menyadari bahwa tepat di hadapannya ada sebuah mobil yang melaju cepat tak terkendali dan harus bertabrakan dengan mobilnya. Kedua mobil itu terguling ke sisi jalan. Kai yang merasa kepalanya sudah sangat berat akhirnya tak mampu lagi untuk membuka matanya. Seketika penglihatannya langsung sayup dan ia pun tak sadarkan diri.
—
"Apa????"
Jessica yang menerima telepon sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Ponsel digenggamannya pun harus terjatuh. Ia baru saja di telepon mengenai kejadian yang menimpa suaminya. Dengan panik Jessica berlari ke depan rumahnya dan menyetop taksi yang berlalu lalang disana.
Jessica terus menangis di dalam taksi, andai saja ia bisa bersabar untuk memberitahu suaminya. Pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Ini semua salahnya yang tidak bisa bersabar.
—
"Huweeee..... Maafkan aku.. Huweeee..."
Jessica terus menangis— ia sedang duduk di kursi yang terletak di samping bangsal tempat Kai terbaring.
Sudah hampir malam, dan sudah 3 jam Kai tidak sadarkan diri. Padahal ia hanya mengalami luka yang cukup ringan. Kaki dan lehernya yang terluka, untunglah ia tidak tewas.
"Huweee... Bangunnn Kai.. Huweee.." Jessica terus menangis sampai matanya bengkak dan memerah.
"Berhentilah menangis. Memangnya kau sudah jadi janda hah ? Aku tidak apa-apa."
"Aku khawatir huwee... Aku takut jika harus menjadi janda. Huweeee."
"Berisik.. Kau tidak akan menjadi janda. Dasar bodoh!!"
"Kau yang bodoh.. Orang yang ceroboh mengemudikan mobil itulah yang bodoh." Jessica menyeka air matanya. Bodohnya jika ia terus menangis sedangkan yang ditangisi malah mengejeknya.
Kai terdiam sejenak— melihat wajah istrinya begitu ketakutan jika harus menjadi janda. Yeoja itu kadang terlihat sangat menggemaskan.
"Sini kita tidur bersama."
Kai membuka selimutnya— bergeser ke samping. Memberikan ruang kosong untuk di tempati Jessica.
"Ini rumah sakit.. Lagipula aku sedang hamil."
'Hamil ? Jadi itu berita bahagianya.' Kai tertawa melihat ekspresi Jessica. Harusnya ia bisa bangkit dan memeluk istrinya. Tapi tidak untuk saat ini, tubuhnya masih lemah akibat tabrakan tadi siang.
"Memangnya kenapa kalau ini Rumah Sakit ? Kita kan tidak melakukan 'itu' hanya tidur saja." Kai terus meyakinkan Jessica. Bagaimana mungkin Jessica dengan mudah mempercayai namja yadong seperi dia. Itu sulit di percaya. Dari tatapannya saja Jessica sudah bisa menebak kemana arah pikiran Kai nantinya.
"Yakk!! Jangan menatapku seperti itu. Kita hanya tidur bersama saja. Tidak macam-macam. Aku jamin."
Jessica hanya bisa pasrah, lagipula ini sudah malam dan ia pun harus tidur cepat agar kesehatan bayinya tidak terganggu.
Jessica segera berbaring di samping suaminya. Mereka berdua menatap langit-langit kamar rumah sakit itu dengan diam. Jessica senang suaminya tidak mengalami luka parah, dan ia pun tidak akan menjadi janda. Namun— seketika raut wajah Jessica berubah. Tangan Kai yang ia bilang hanya ingin memegang tangan Jessica, kini malah memegang sesuatu yang lain.
"Yak!! Geser tanganmu. Kau pikir itu tanganku eoh ?"
"Sttt.. Diamlah, aku hanya ingin merasakan calon bayi kita di dalam sana."
Kai mengusap lembut perut datar Jessica yang tidak lama lagi akan membesar dan semakin menampakkan anak mereka nantinya.
"Baru seperti ini, masih tidak terlihat." ucap Kai— masih mengelus perut Jessica. Jessica merasakan geli begitu tangan Kai terus saja mengelus perutnya, ia segera meggenggam tangan Kai di perutnya. Ikut merasakan hangatnya usapan lembut suaminya.
Rasa ngantuk mulai menghinggapi yeoja cantik itu, perlahan ia mulai tertidur. Namun tiba-tiba saja matanya kembali terbuka. Gara-garanya tangan Kai yang sudah tidak berada di perut Jessica lagi. Kini tangan Kai sudah meraba tempat lain, membuat Jessica menjadi kesal.
"Kau memang tidak bisa dipercaya Tuan Kim. Dulu, waktu kita pertama kali tidur bersama kau bilang hanya akan memegang tanganku. Tapi ternyata kau malah memegang yang lainnya juga." gerutu Jessica dengan kesalnya.
"Kau kan istriku. Jadi tidak ada yang bisa melarang aku melakukannya."
"Yakk!! Lepaskan tanganmu dari situ."
"Tidak mau. Sudah lama aku tidak memainkan benda ini."
"Dasar bodoh!! Hentikan.. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana ? Lagipula kau sudah mendapatkannya dua hari yang lalu."
"Biarkan saja."
"Aku kan sedang hamil Kai. Jangan coba-coba melakukan kekerasan terhadap istrimu."
"Kekerasan ? Seorang suami yang berusaha menyenangkan istrinya kau bilang kekerasan ? Hahaha." Kai tertawa puas melihat istrinya yang sudah jengkel terhadapnya. Jessica berusaha menyingkirkan tangan Kai dari sesuatu miliknya, tapi tetap saja tenaga Kai lebih besar di bandingkan dengan tenaganya walaupun namja itu masih sakit.
"Dasar!! Nappeun Namja --"
END!!!
No comments :
Post a Comment