The Lighter's
-FF- The Lighter’s [OneShoot]
Main Cast :
Yoon Eun Hye
Lee Dong Hae super junior a.k.a Lee DongHae
Sub Cast :
Viota Kim
Yoon Hyo Rin
Lee Sungmin Super Junior a.k.a Lee Sungmin
Genre : AU! , angst , Romance , little HURT (?)
Rating : PG+13
Length : OneShoot
As Tagged : Yoon Eun Hye a.k.a Nida Lesti F.
Acc Facebook : http://www.facebook.com/phiophioni
Acc Twitter : http://www.twitter.com/phiophiooo / @phiophiooo
Blog :
recomended song :
Kiss The Rain – Yiruma
Love Disease – Super Junior
Disclaimer : Kyu-Hae is mine *plak. Super junior belongs to Elf and ELF belongs To Super Junior FOREVER but this fanfiction, Cho Kyuhyun and all cast is MINE ! don’t COPY PASTE and be PLAGIATOR !
Let’s begin the story …
Bismillah ^^~
0o0
“matahari. Hanya gambaran itu saja yang pantas untuk disandangkan denganmu. Sosokmu yang begitu hangat dan selalu membuatku nyaman , menjadi candu tersendiri bagiku. Dulu … tanpamu aku merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan. Tapi sekarang , kau disini … disampingku … dan menjadi cahayaku disaat gelap melanda duniaku”
0o0
Seoul , 06.00 KST
Pagi yang indah diiringi matahari yang mulai muncul dari ufuk barat, langit angkasa yang begitu ceria menyapa setiap manusia di bumi dan kicauan kicauan burung yang tiada henti berkicau seperti mengucapkan selamat pagi bagi seluruh orang yang melewati pohonnya tempat ia bersarang. Tampak seorang gadis belia menapaki jalanan dengan senyum yang selalu terkembang dari bibir mungilnya. Ia terus menerus merentangkan tangannya , berputar menikmati keindahan yang sudah diciptakan Tuhan saat ini.
Langkahnya tiba tiba saja terhenti tepat di sebuah taman yang tak jauh dari letak rumahnya. Gadis itu hanya terdiam dan hendak melanjutkan perjalanannya, namun entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa ia harus masuk kedalam taman itu. Entahlah ia hanya menurut mengikuti apa kata hatinya.
Gadis itu berjalan dengan langkah yang begitu riang. Bagaimana tidak, sudah lebih dari 5 tahun lamanya gadis itu Yoon Eun Hye tidak bisa menikmati keindahan alam didunia ini akibat kecelakaan yang menimpanya 5 tahun yang lalu. Tapi akhirnya ia bisa kembali menikmati keindahan ini beberapa bulan silam karena akhirnya ia bisa mendapatkan donor mata yang sesuai untuk matanya.
Langkah gadis itu tiba tiba berhenti sesaat. Perasaannya tiba tiba saja berdesir tatkala melihat sesosok pria tampan tengah duduk diatas bangku taman yang sering ia duduki dulu.
Yah, benar dulu. Saat gadis itu tidak bisa melihat ia selalu datang ketaman ini karena hanya tempat ini yang membuatnya tenang dan juga ia tidak sendiri ditaman ini. Ada seseorang yang selalu menemaninya bahkan selalu bersamanya.
Dengan ragu ia berjalan, tubuhnya memberontak dan terus menyuruh gadis itu mendekati pria yang kini tengah memperhatikan air mancur didepannya dengan tatapan yang begitu meneduhkan, menenangkan begitu lembut. Namun … ada kekosongan dari sorot matanya.
Yoon Eun Hye mencoba mendekatinya, lebih dekat hingga sekarang ia berada disamping pria itu. Berdiri tepat disamping bangku yang tengah pria itu duduki, tapi ia merasa aneh .. kenapa pria ini seperti tidak menyadari kehadirannya ?
“permisi, boleh aku duduk disini ?” Tanya Eun Hye. Pria itu sentak menoleh ke sisi kiri dengan mata terkejut. Eun Hye berdiri dan menunggu jawaban dari pria itu dan tak lama pria itu mengangguk dan tersenyum tipis.
Jika boleh saja jujur, Eun Hye sudah begitu terpikat dan jatuh hati pada pandangan mata pria yang begitu meneduhkan dan mulai kembali terfokus kedepan.
“gomawo …”
Hening. Keduanya tampak hening. Pria yang memiliki wajah tampan dan meneduhkan itu hanya memandang kearah depan tanpa berniat menoleh lagi kearah Eun Hye. Semakin membuat gadis itu penasaran karena sejak dari tadi ia perhatikan namja itu sama sekali terlihat tidak menghiraukan sekitarnya. Hanya menatap lurus kedepan dengan wajah sayu dan senyum tipis yang terus membingkai wajah tampannya.
“maaf bolehkah aku bertanya padamu … hmm tuan …”
“Lee Donghae. Panggil saja aku Donghae” ucap pria itu sambil tersenyum tapi … ia sama sekali tidak menoleh kearah Eun Hye.
“ahh~ gurae. Kalau begitu tuan Lee … bolehkah aku tahu … kenapa kau berada disini pagi pagi sekali ?”
“aku ? hanya sedang menikmati indahnya suasana pagi hari kotaSeoul. Terlebih ditaman ini. Taman ini begitu indah di pagi hari makanya aku kemari” jawab Donghae dengan senyum tipisnya.
Ajaib. Detak jantung Eun Hye seakan tidak bisa berhenti berdegup ketika pria disampingnya terus tersenyum dan berbicara seperti ini. Ada perasaan aneh yang menyelimuti hatinya. Entah kenapa ia sangat tidak asing dengan nada yang dikeluarkan pria itu saat bicara dan ada rasa nyaman saat pria itu tersenyum. Kenapa ? kenapa bisa seperti ini ? batin Eun Hye terus bertanya tanya.
“bagaimana denganmu ?”
Donghae bertanya balik, senyuman tidak bosan bosannya ia tunjukkan di bibir tipisnya. Eun Hye sejenak tertegun. Cantik ? kenapa mendengar namja itu mengatakan ia cantik … kenapa ia merasa pernah mendengar kata itu sebelumnya ?
“aku … aku hanya sedang merindukan seseorang. Makanya aku kesini …”
“nugu ?”
Yoon Eun Hye menghela nafas berat. Gadis itu menundukkan kepalanya, membuat Donghae merubah raut wajahnya menjadi sedih. Entah kenapa pria itu seperti bisa merasakan kesedihan yang melanda pikiran gadis didepannya. Tanpa mereka sadari keduanya terlihat sama sama rapuh.
“tidak … aku bahkan tidak pernah tahu siapa namanya”
“kenapa ?”
“entahlah, aku sendiri juga bingung mengatakannya bagaimana. Tapi yang jelas dan yang kutahu … aku hanya ingat suaranya. Suaranya yang begitu meneduhkan, berat namun selalu bisa membuat hatiku tenang. Eh … kenapa aku curhat hal seperti ini padamu. Mianhae … astaga apa yang kau lakukan sih Eun Hye-ya !!”
Lagi lagi pria itu tersenyum tipis saat Eun Hye memukul mukul kepalanya pelan. Bagaimana bisa ia menceritakan hal pribadi pada namja yang baru saja dikenalnya ? anak bodoh.
“kau lucu sekali …”
Perlahan namun pasti tubuh Eun Hye membeku saat pria didepannya tiba tiba mengulurkan tangannya keatas kepala Eun Hye menepuk nepuknya singkat. Ada sesuatu yang aneh saat ‘skinship’ itu berlangsung. Waktu seakan berhenti, di taman ini seperti hanya ada mereka berdua, duia milik mereka. Benar … ia merasa pernah mengalami kejadian seperti ini. Tapi ingatannya terlalu samar tidak jelas.
“eh … mianhae”
Sejenak Donghae langsung menarik tangannya dan tersenyum tipis, itu membuat debar jantung Eun Hye tidak berhenti berdegup diatas batas normal. Ia sangat gugup jika diperhatikan oleh pria yang memiliki ketampanan luar biasa seperti Donghae.
“g- gwencahana Donghae-sshi” sahut Eun Hye sambil menunduk. Menyembunyikan rona merah yang ada diwajahnya saat ini. Dia tidak ingin Donghae melihatnya, tampak begitu memalukan pikirnya.
“oppa !?”
Eun Hye menolehkan kepalanya tepat kearah sumber suara. Dimana ada seorang gadis manis memakai jaket cream dengan baju dalaman merah dan hijau tengah menghampirinya dan tersenyum manis kearah Eun Hye.
“annyeong” sapa gadis manis itu sambil membungkukkan badannya. Eun Hye sigap langsung berdiri dan membalas sapaan gadis itu sambil membungkukkan badannya juga.
“annyeong” jawabnya gugup. Sungguh, baru kali ini dia melihat gadis semanis dan secantik seperti gadis didepannya. Sungguh, saat gadis itu berada didepannya aroma vanilla yang berasal dari tubuh gadis itu menguar membuatnya betah berlama lama didekat gadis itu. Ia seperti melihat boneka porselen berjalan, kecantikannya benar benar diluar batas manusiawi.
Gadis itu masih terus tersenyum dan menghampiri Donghae sambil kemudian ia berjongkok tepat didepan Donghae.
“apa gadis ini yeoja-chingunya” batin Eun Hye. Jika memang benar gadis itu adalah kekasih Donghae mereka benar benar serasi. Gadis itu cantik, sedangkan Donghae yang begitu tampan dan mereka berdua memiliki kesamaan dalam hal tersenyum.
“oppa … bagaimana kabarmu hari ini ?”
“baik. Tentu saja baik. Kenapa lama sekali kau menjemputku. Aku lumutan disini Yonnie-ya~”
“hahaha. Mianhae oppa aku tadi harus mengajak jalan jalan Ichi dulu sebelum bertemu denganmu. Mianhae .. tidak akan terulang lagi ne ?”
Eun Hye .. entah kenapa gadis itu merasakan sesak luar biasa saat melihat gadis itu memegang tangan Donghae dan pria itu membalasnya dengan mengusap ngusap kepala gadis itu seperti yang barusan ia lakukan pada Eun Hye.
Kenapa bisa begitu ? bukankah ia baru saja bertemu Donghae hari ini tapi … kenapa ia terlihat seperti tidak rela ? apalagi saat keduanya saling tersenyum memandang wajah satu sama lain. Eun Hye seperti dihiraukan saat ini.
Eun Hye perlahan melangkah mundur dan kemudian meninggalkan taman tanpa pamit terlebih dulu. Ia mulai mempercepat langkahnya dan bahkan sekarang tengah berlari sembari terus bertanya tanya dalam hatinya.
“kenapa aku seperti ini ?”
0o0
“eonni !!!”
Eun Hye langsung menghambur kepelukan eonni kandungnya yang baru saja melakukan perjalanan panjang ke negeri paman sam. Gadis berambut panjang kecoklatan itu tersenyum dan membalas pelukan Eun Hye penuh rindu.
“aigooo~ dongsaengku ternyata sudah besar dan semakin cantik ne ?”
“hm ! dan eonni … apa kau tahu besok adalah hari pertamaku pergi ke kampus. Sungguh ini diluar dugaan mengingat akhirnya aku bisa merasakan bagaimana rasanya dunia kampus itu eonni” seru Eun Hye riang.
Yoon Hyo Rin tersenyum kecil. Ia bahagia melihat adik satu satunya bisa seriang ini. Dulu, beberapa tahun yang lalu tidak seperti ini. Apalagi saat masa masa sulit menimpa adik kecilnya.
“apa eonni tahu, ternyata dunia begitu indah saat kita bisa melihat. Bukan begitu eon ?” Tanya Eun Hye yang membuat Hyo Rin tersadar dari lamunannya.
“maksudmu ?”
“iya … dulu .. aku kan sama sekali tidak bisa melihat indahnya mentari seperti ini, tidak bisa melihat bagaimana bentuk awan dan warnanya, dan juga wajahmu … dari dulu aku sangat ingin melihat wajah cantikmu lagi eonni. Dan ternyata dugaanku benar … kau memang sangat cantik tidak berubah sama sekali” ucap Eun Hye seraya menyentuh wajah Hyo Rin. Gadis itu menutup mata dan terlihat ia menitikkan air mata membuat Eun Hye bingung.
“eonni … kenapa kau menangis huh ?”
Hyo Rin menggeleng perlahan sambil mengusap air matanya yang sempat keluar lalu tersenyum, menandakan ia tak apa apa.
“ahh … aniya. Aku hanya bahagia melihatmu bahagia Eun Hye-ya … aku berharap akan terus melihatmu bahagia. Jangan pernah bersedih lagi ne ?”
Eun Hye mengangguk. Tapi sedetik kemudian gadis itu menundukkan wajahnya. Memilih untuk duduk sambil terus mempertahankan posisinya. Ia meremas ujung dressnya menyalurkan rasa keingin tahuannya yang terbesar.
“kau kenapa hmm ? apa kau punya masalah ? ceritakan pada eonnimu ini Hye-ah” Tanya Hyo Rin, ikut duduk disamping Eun Hye.
Gadis itu menggigiti bibirnya, menatap ragu kearah Hyo Rin yang masih menunggu jawaban.
“eonni … apa kau tahu … dimana dia ?”
“dia ?” alis Hyo Rin bertaut, keningnya berkerut seolah bertanya tanya siapa yang dimaksud Eun Hye disini. “siapa maksudmu ?” lanjut Hyo Rin penasaran.
“pangeranku … dulu, apa eonni tidak ingat kalau aku sering menceritakannya padamu hmm ?”
Pertanyaan Eun Hye membuat Hyo Rin bungkam seribu bahasa. Gadis itu hanya ingin mendengar adiknya bercerita.
“eonni … sebelum aku bisa melihat … aku selalu berjalan jalan ke taman sendirian. Yah, walaupun saat itu kau bersikeras melarangku karena takut terjadi sesuatu yang buruk padaku tapi .. eomma mengizinkannya dengan syarat aku harus selalu membawa handphone dan sebagainya”
“saat itu … aku pergi ke taman dan bertemu dengannya eonni. Dia adalah seorang namja yang sangat baik hati. Saat itu … aku hampir terjatuh ke sungai dan dia langsung dengan sigap menarikku. Walaupun aku tidak bisa melihat tapi aku bisa merasakan kalau … dia sangat khawatir dengan keadaanku”
“semenjak itu … dia selalu menemaniku untuk berjalan jalan di taman atau bahkan menemaniku disana sampai senja tiba eonni. Dari semua ceritanya atau bahkan cara bicaranya aku yakin dia adalah sosok lelaki yang baik hati dan juga periang. Dia juga sangat lembut dan … begitu perhatian padaku. Aku … selalu nyaman saat bersamanya.
“tapi sayang … walaupun kami sering bercerita atau bercanda satu sama lain sampai sekarang aku tidak tahu namanya dan hanya memanggilnya dengan sebutan ‘Prince’. Saat aku bertanya siapa namanya dia hanya bilang dia adalah seseorang yang mirip dengan pangeran”
“Eonni … apa kau tahu dimana keberadaannya sekarang ?”
Pertanyaan yang mengakhiri penjelasan panjang Yoon Si Hye membuat gadis yang duduk disampingnya menatap Eun Hye sedih. Terdapat sebuah rahasia yang disembunyikan oleh Hyo Rin dari adiknya dan ia sudah berjanji pada seseorang untuk tidak membongkarnya ke Eun Hye karena suatu hal yang membuat Hyo Rin bingung sampai sekarang.
“eonni …”
Hyo Rin melamun. Ia sentak tersadar lantaran Eun Hye menepuk pelan bahunya. Gadis itu hanya diam dan menunggu jawaban dari sang kakak dengan tidak sabar karena sekarang Eun Hye tengah mem-pout-kan bibirnya, manyun.
“eonni tidak mendengarku dan malah melamun seperti ini. Haisss, eonni kenapa sifat melamunmu tidak hilang juga padahal sudah dua tahun berlalu sejak kepergianmu ke negeri paman sam itu” gerutu Eun Hye.
Hyo Rin hanya tertawa dan kemudian memandang lirih adiknya. Dari indra penglihatan Eun Hye saat ini ia tahu kalau kakaknya yang cantik ini tahu akan sesuatu.
“kau pasti tahu sesuatu kaneonni ? jawab aku”
“aniya, aku tidak tahu siapa pangeranmu itu”
“jeongmal ? tapi dari mata eonni ….”
Hyo Rin gelagapan. Matanya melihat kesegala arah seperti kebingungan dan hendak mengatakan apapun agar tidak membuat Eun Hye kembali bertanya padanya.
“eonni … kau pasti tahu sesuatu …” seru Eun Hye. Hyo Rin hanya menggeleng dan kemudian bangkit dari sofa sembari mengambil tas beserta kopernya ditangan.
“eonni lelah. Mau istirahat. Sebaiknya kau jangan ganggu eonni arraseo” ucap gadis itu sambil mulai menarik kopernya dan membawanya keatas. Kamarnya.
Eun Hye yang melihat itu sentak berdiri dan mengacak pelan rambutnya lalu mulai berteriak memanggil eonninya itu agar kembali dan memberitahunya akan hal yang sebenarnya ia sembunyikan.
“eonni !!!”
0o0
“ahh~ kita bertemu lagi Donghae-sshi” sapa Eun Hye. Donghae hanya tersenyum dan mengangguk kecil tak lupa ia tersenyum. Senyuman yang membuat Eun Hye selalu ingin melihatnya setiap hari,
Seperti hari ini ia kembali sengaja lebih tepatnya datang ke taman di pagi pagi buta. Jam setengah enam adalah jadwal biasanya Donghae sudah duduk manis dibangku taman dan memperhatikan ayunan serta permainan permainan lain yang selalu dimainkan oleh anak anak kecil . Mengapa ? karena Eun Hye merasa sangat amat nyaman ketika melihat senyuman Donghae yang tidak pernah membosankan baginya.
“aku boleh duduk disini ?”
“tentu. Memang siapa yang tidak mengizinkanmu duduk disini nona Yoon” sahut Donghae tanpa menghilangkan senyuman dari wajahnya. Sontak Eun Hye menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan beberapa detik kemudian ia duduk disamping Donghae.
“ehh … kau tahu namaku ?” tanya Eun Hye kemudian yang merasa janggal. Seingatnya kemarin gadis itu sama sekali belum menyebutkan namanya saat berkenalan karena saat itu ia tidak berpikir kesana.
“ah … itu … aku melihat kalungmu. Bukankah disitu tertulis namamu Yoon Eun Hye ?” tanya Donghae sembari menunjuk kalung yang dipakai Eun Hye.
Benar. Kalung ini adalah pemberian dari Eommanya saat ia tidak bisa melihat dulu. Gadis itu mendapatkannya karena eommanya begitu khawatir akan putrinya yang selalu ingin berjalan jalan tanpa ada seorangpun yang mengawasinya. Di kalung itu tidak hanya tertulis nama Eun Hye tapi juga ada nomor telepon di balik liontin berbentuk bintang itu yang bertujuan untuk mengatasi sesuatu kejadian yang tak terduga menimpa gadis itu.
“ah~ apa begitu jelas. Sepertinya aku tidak perlu memperkenalkan diri lagi padamu Donghae-sshi” jawab Eun Hye gugup karena tidak sedetikpun wajah Donghae berpaling dari wajahnya.
“sepertinya begitu. Apa kau tidak berangkat kuliah sekarang ?” tanya Donghae yang kembali memandang satu titik didepannya.
“hhh~ aku malas sekali hari ini Donghae-sshi. Kau tahu hari ini pelajaran Han Songsaengnim yang begitu membosankan. Apalagi ketika pria tua itu mulai mengukir rumus rumus yang tidak aku mengerti di papan tulis. Membuatku ngantuk juga frustasi karena setiap diakhir ia menulis ia selalu menunjuk salah satu murid untuk mengerjakan soalnya. Bukankah itu mengerikan ?” gerutu Eun Hye dengan mimik wajah frustasi yang begitu lucu. Donghae hanya terkekeh mendengarnya.
“pria tua ? bagaimana bisa kau menyebut gurumu sendiri pria tua hmm ?”
“tentu saja, selain tua ia juga sangat cerewet seperti ahjumma ! aku tidak mengerti kenapa bisa ada seorang lelaki yang begitu cerewet sepertinya. Jika dia sudah berkicau maka semua murid hanya akan diam, apalagi ketika dia selesai berceramah panjang lebar ia akan mengatakan kalau besok ulangan. Dia jahat ! hhhh!!” gerutu Eun Hye lagi sebal. Donghae lagi lagi tertawa dan kemudian mengusap ngusap kepala Eun Hye yang sontak membuat gadis itu mematung.
Skinship ini benar benar membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Bukan hanya itu, perlakuan Donghae yang terus mengacak ngacak pelan rambutnya mengingatkannya pada seseorang. Dan orang itu … adalah pangerannya dulu.
“prince ?”
Tangan Donghae berhenti mengusap kepala Eun Hye. Pria itu tertegun saat satu kalimat keluar dari mulut mungil gadis didepannya.
“apa kau adalah …”
“oppa !”
Eun Hye menghentikan kalimatnya saat gadis yang kemarin kembeli menghampirinya dan dengan cepat memeluk Donghae tepat dihadapan Eun Hye. Sepertinya gadis itu seakan tidak menghiraukan keberadaan Eun Hye yangberada disebelahnya.
Dan sekarang …
Rasa sakit itu kembali melanda hati Eun Hye. Sakit yang sampai sekarang ia tidak tahu disebabkan karena apa. Gadis itu menunduk, tanpa ia sadari bulir kristal bening jatuh dari sudut matanya.
“aku … sebaiknya aku pergi” gumam Eun Hye yang langsung berlari dan meninggalkan keduanya tanpa menoleh lagi kearah keduanya.
Ia merasa aneh. Kenapa ia bisa sesakit ini saat melihat pria itu dipeluk oleh kekasihnya sendiri ? kenapa ia merasa dadanya sangat sesak lantaran melihat gadis itu memeluk pria itu …?
Kenapa ? sebenarnya siapa pria itu !!
Eun Hye menyeka air matanya kasar. Dalam pikirannya saat ini ada seseorang yang harus bertanggung jawab untuk menjawab semua kegelisahannya saat ini.
“eonni … Hyo Rin eonni !”
0o0
“nona … ada yang mencari nona saat ini …”
“nugu …?”
“dia—“
“eonni !!”
Yoon Hyo Rin tersentak serta menatap heran kepada adiknya yang tiba tiba saja masuk tanpa mengetuk pintu atau sekedar menyapanya saat ini. SekretarisnyanonaPark hanya bisa menunduk dalam ketika atasannya menatapnya tajam.
“kau boleh keluar Park Yoona. Biar aku yang mengurusnya” ucap Hyo Rin yang langsung diangguki oleh sekretarisnya. Setelah sekretaris itu keluar Eun Hye mulai berjalan tepat didepan meja kerja Hyo Rin yang notabene-nya adalah direktur pengganti dari perusahaan Yoon.
“eonni harus menjelaskan semuanya padaku !” seru Eun Hye menahan marah.
“apa yang kau maksud Eun Hye-ya .. aku tidak—“
“jangan mengelak lagi eonni ! aku … aku curiga dengan semuanya. Tentang pangeranku! Aku tahu kau mengetahui keberadaannya eonni !”
Yoon Hyo Rin menghela nafas berat. Kacamata minus yang bertengger dihidung mancungnya ia lepaskan dan mulai menatap adiknya yang kini tengah diliputi rasa penasaran yang amat sangat besar.
“aku tidak tahu” balas Hyo Rin dingin.
“eonni ! aku—“
“kubilang aku tidak tahu ya tidak tahu ! Yoon Eun Hye, kau mau tahu siapa yang kau maksud pangeran itu ? tidak ada ! dia hanyalah sosok imajinasi yang kau ciptakan sendiri saat kau tidak bisa melihat. Saat itu kau tidak mempunyai teman karena takut teman temanmu itu akan mejauhi atau bahkan mengejek keadaanmu saat itru. Kau menjauhi kehidupan social dan lebih memilih untuk sendiri. Bahkan kadang kau tidak suka kalau aku berada disekitarmu, maka dari itu berhentilah berbicara tentang ‘pangeran’ ! dia hanya sosok imajinasimu”
Penjelasan Hyo Rin membuat Eun Hye tidak percaya, bagaimana bisa Hyo Rin menyebut kalau ‘pangeran’ … seseorang yang selalu ada untuknya dan bisa membuatnya nyaman setiap hari hanya disebut sosok imajinasi oleh Hyo Rin … kakaknya yang begitu ia sayangi.
“apa eonni pikir aku gila ?” sergah Eun Hye cepat.
Hyo Rin terkesiap. Gadis berumur 20 tahunan itu sentak berdiri dari kursi kebesarannya dan memandang adiknya tidak percaya.
“Yoon Eun Hye … aku …”
“jadi … jangan jangan kemarin eonni mendengar ceritaku dan langsung berlari kekamar karena tahu aku hanya sedang menceritakan sosok imajinasiku itu. Jadi … kemarin kau mendengarnya hanya karena sebatas ingin tahu seberasa besar tingkat ketidak warasanku ini eonni ?”
“bukan itu .. maksudku—“
“jadi benar .. kau menganggap adikmu ini gila eonni.”
“Eun Hye-ya … maksudku bukan seperti itu. Hanya saja aku …”
“apa ?”
“jangan pernah memikirkannya lagi, kumohon” pinta Hyo Rin melemparkan pandangannya ke luar jendela. Gadis itu … ingin sekali ia mengutarakan yang sebenarnya tapi … sebuah janji mengikatnya untuk tidak mengatakan apapun. Mengatakan kejujuran yang sebenarnya akan sangat menyakitkan Eun Hye sendiri.
“jadi benar … aku yakin kau berbohong padaku eonni. Cih, aku tidak percaya. Dua tahun tinggal di negeri paman Sam sepertinya membuat otakmu lupa akan keberadaanku sekarang eonni !”
“apa maksudmu ?” Hyo Rin menoleh kearah adiknya penuh tanya.
“aku benci pembohong sepertimu eonni …” Eun Hye mengepalkan tangannya, menunduk. Bahunya bergetar tanda ia sedang meredam emosinya atau malah sedang menahan tangis karena sebenarnya ia begitu tahu kalau gadis yang berusia dua tahun diatasnya itu sedang membohonginya.
“aku benci padamu !” teriak Eun Hye yang langsung berlari dan menutup pintu ruangan dengan kasar sehingga menciptakan dentuman keras yang membuat para karyawan disana melihatnya kaget.
Sementara Hyo Rin .. gadis itu tengah memijat pelipisnya dan duduk di meja kerjanya. Wajahnya terlihat begitu frustasi dan tak lama ia menitikkan air matanya, mengambil ponsel android yang ia dekatkan ketelinganya.
“aku ingin bertemu denganmu, ini masalah Eun Hye”
0o0
“bagaimana bisa eonni menganggap ‘prince’ sebagai sosok imajinasi yang hanya diciptakan oleh akalku ini. Konyol ! aku tahu dulu aku buta, tapi aku tidak gila ! aish” gerutu Eun Hye sepanjang jalan. Gadis itu begitu kesal bahkan berkali kali menghapus air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya dengan kasar.
“aku ini tidak gila kau tahu eonni !!” teriak Eun Hye yang langsung membuat semua pasang mata menoleh dan memadangnya heran. Eun Hye hanya mendengus dan tidak menghiraukan tatapan aneh orang orang saat ini.
Eun Hye kemudian berjalan . niatnya untuk ke kampus sirna sudah setelah merasa kalau hari ini moodnya sedang tidak bagus. Apalagi mengingat ia baru saja bertengkar hebat dengan kakak kandungnya. Jika ia ke kampus sekarang Eun Hye yakin ia akan mendapat ceramahan dakwah dari Han songsaengnim dan juga tugas hukuman yang tingginya melebihi tingginya ketika sedang duduk.
Sambil berjalan dan menggerutu tiba tiba saja mata Eun Hye menangkap pemandangan yang membuatnya kembali merasa sesak. Di sebrang jalan, tepatnya disebuah restoran yang terletak dipinggir jalan ia melihat seorang pria yang begitu ia kenal tengah disuapi oleh gadis didepannya.
Lee Donghae dan kekasihnya. Mereka berdua terlihat mesra, bahkan berkali kali ia melihat Donghae tersenyum manis saat gadis itu menghapus cream cake dari sudut bibir Donghae dengan ibu jarinya.
Kenapa ?
Seharusnya ia tidak mempedulikan hal itu . mau mereka berdua adalah sepasang kekasih melakukan hal tersebut bukankah hal wajar ? tapi kenapa rasanya hati Eun Hye tidak menerima itu semua. Bahkan sekarang ia kembali menitikkan air mata bersamaan dengan hujan gerimis yang tiba tiba datang, membasahi dirinya.
Tangan gadis itu terangkat keatas dan kemudian meremas pelan mantelnya didada yang terasa begitu menyesakkan dan sangat sakit.
“prince … kau dimana ?” gumam Eun Hye lirih. Perlahan ia menundukkan kepala dan kembali mengangkat wajahnya sambil terus menghapus bulir bulir air matanya. Tapi .. tak berapa lama ia tersentak dan nampak membulatkan matanya saat menangkap sosok yang begitu dikenalnya mendekat kearah Donghae dan gadis itu.
“eonni …?”
0o0
“menemukanmu … mejadi prioritasku saat ini. Entah kenapa aku harus menemukanmu sebelum semuanya terlambat”
0o0
Matahari kembali menyambut hari ini dengan sinarnya yang begitu cerah. Tak luput dari itu gadis itu Yoon Eun Hye mulai melangkahkan kakinya dari rumah. Tas ransel biru langit melekat dengan pas di punggungnya. Hari ini adalah pelajaran Mr. Marcus yang menjadi pelajaran sekaligus guru favoritnya di kampus itulah yang membuatnya semangat berangkat pagi pagi karena hanya dengan mengingat wajah Mr. Marcus yang begitu tampan dan cara mengajarnya sungguh membuatnya mengerti dengan cepat.
Langkah gadis itu tiba tiba saja berhenti tepat disebuah taman. Selalu seperti ini, setiap ia ingin pergi ke kampus entah kenapa langkah kakinya lebih memilih untuk berbelok daripada berjalan lurus dimana ia biasa menunggu bis di halte.
Gadis itu hanya menunduk sesaat dan mengangkat wajahnya sambil tersenyum.
“mungkin saja ada dia …” gumam Eun Hye penuh harap.
Entah kenapa ia sangat berharap akan kembali menemukan sosok itu. Sosok Donghae yang selalu menjadi semangatnya untuk menjalani hari yang rasanya begitu melelahkan ini. Menurutnya hanya dengan bertemu dengan Donghae dan melihat wajah manis nan meneduhkan pria itu membuatnya merasa tenang dan nyaman.
“itu dia”
Kedua sudut bibirnya tertarik kebelakang membentuk sebuah senyuman yang begitu indah. Gadis itu mulai berjalan dan menghampiri sosok Donghae yang lagi lagi tengah memandang air mancur dihadapannya dengan sorot mata kosong namun tetap meneduhkan.
“Donghae-sshi. Annyeoung” sapa Eun Hye riang. Donghae tidak menjawab. Ia hanya diam seperti tidak menghiraukan kedatangan Eun Hye sama sekali.
“boleh aku duduk disini ?” tanya Eun Hye yang sama sekali tidak mendapat respon dari Donghae. Hari ini kenapa ia merasa sedikit berbeda ? ia merasa kalau Donghae sedang tidak ramah padanya.
“sedang apa kau kesini ?” tanya Donghae dingin tanpa menoleh kearah Eun Hye yang baru saja duduk disampingnya.
“aku ? seperti biasa aku hanya—“
“pergilah dari situ. Kekasihku … akan datang sebentar lagi” sahut Donghae dingin. Eun Hye hanya tertegun mendengar ucapan Donghae yang tidak seramah biasanya. Sangat aneh. Apa mood Donghae sedang buruk hari ini ?
“Donghae-sshi … kau kenapa …?”
“jangan pernah datang lagi kesini”
“ap—“
“dan terutama jangan pernah duduk lagi disana karena hanya kekasihku yang boleh duduk disana” sela Donghae dingin dan menatap Eun Hye dengan tatapan tajam. Mata kosong itu berubah menjadi tatapan penuh kebencian namun tetap meneduhkan.
“Donghae-sshi … kau kenapa …?”
“pergilah Eun Hye-ya … pergi atau aku yang pergi” ucap Donghae tajam. Eun Hye langsung bangkit dan berdiri tepat didepan Donghae. Menghalangi penglihatan pria itu yang mulai kembali sibuk memperhatikan air mancur didepannya.
“ada apa denganmu ? apa aku berbuat salah padamu Donghae-sshi ?” tanya Eun Hye serak dan mulai menitikkan air mata. Donghae terdiam. Pria itu sama sekali tidak berniat menjawab atau membalas ucapan Eun Hye yang mulai menitikkan air mata.
“oppa !”
Teriakan yang sudah sangat dihafal oleh Eun Hye sontak membuat gadis itu menghapus air matanya kasar. Ia sempat menolehkan kepalanya kebelakang saat tahu lagi lagi gadis itu … kekasih Lee Donghae datang dan berlari kearahnya dengan tergesa gesa membuat Eun Hye tersenyum kecut.
“aku pergi !”
Dengan langkah seribu Eun Hye pergi meninggalkan Donghae. Gadis itu terus berusaha menahan tangisnya yang selalu ingin keluar. Bersama rintikan hujan yang mulai turun ke muka bumi, awan hitam yang menutupi cerahnya matahari tadi Eun Hye menangis.
Entah menangis untuk siapa tapi yang jelas ia tidak terima saat ia diusir oleh Donghae. Pria yang baru dikenalnya beberapa hari ini.
“oppa …”
“bawa aku pergi Yonnie… bawa aku menjauh darinnya sebelum semuanya terlambat …”
0o0
“eonni … boleh aku masuk ?” tanya Eun Hye yang melihat eonninya tengah sibuk dengan beberapa berkas di meja kerjanya saat ini. Wajah gadis itu terlihat lelah ditambah kacamata minus yang selalu dipakainya tidak bisa menyembunyikan matanya yang sudah terlihat sangat lelah tapi tetap saja keanggunan yang terpancar dari tubuhnya tetap membuatnya terlihat cantik dan menawan.
“masuklah Eun Hye-ya …”
“ne”
Eun Hye langsung duduk di tepian ranjang soft milk milik Hyo Rin. Kakanya yang satu itu adlaah penggila warna putih. Hampir disetiap sudut kamarnya tidak ada satupun benda yang tidak berwarna putih. Mereka berdua sama, hanya saja Eun Hye cenderung menyukai warna biru.
“ada apa kau kesini malam malam Eun Hye-ya ?” tanya Hyo Rin sambil melepas kacamata minusnya dan memperhatikan adiknya yang tengah memeluk bantal hello kitty miliknya.
“eonni … mianhae untuk yang kemarin”
Gadis itu menyembunyikan wajahnya di bantal putih hello kitty Hyo Rin dan mulai berbaring di ranjang. Hyo Rin yang melihat itu langsung tersenyum dan bangkit dari kursinya. Ikut berbaring disamping Eun Hye.
“gwencahana. Seharusnya eonni yang minta maaf karena sudah berkata sekasar itu padamu”
Eun Hye menurunkan bantal hello kitty eonninya sehingga sekarang wajahnya kembali terlihat. Gadis itu tersenyum dan menyentuh pelan wajah Hyo Rin. Salah satu kebiasaan Eun Hye yang sangat sulit dihilangkan sampai sekarang.
Menurutnya wajah Hyo Rin adalah wajah nomor satu baginya yang memiliki kulit paling lembut yang pernah ia sentuh. Sejak ia tidak bisa melihat, kebiasaannya mucul. Hanya dengan menyentuh wajah itu ia bisa belajar menghafal siapa pemiliknya. Makanya walau 5 tahun yang lalu ia tidak bisa melihat ia tetap bisa hafal siapa saja yang berada disekitarnya hanya dengan mendengar suaranya atau bahkan menyentuh wajah orang itu.
“eonni …”
“ne ?”
“bolehkah aku bertanya padamu hmm ?”
“tentu saja… tanyakan apapun yang ingin kau tanyakan Eun Hye-ya” jawab Hyo Rin sambil memejamkan mata. Menikmati sentuhan jari adiknya di wajahnya saat ini.
“apa saja yang kau lakukan hari ini ?”
“banyak. Aku hampir menandatangani perjanjian kontrak yang bertumpuk melebihi ketika aku berdiri di kursi kerja, meeting dengan beberapa client di luar perusahaan, mengecek beberapa berkas perusahaan, berkunjung ke pabrik dan lain lain” jawab Hyo Rin dengan desahan nafas berat.
Eun Hye sangat tahu kalau kakak kandungnya ini sangat kelelahan. Tapi mau bagaimana lagi, selama appa mereka berdua belum sembuh dan masih menjalani pengobatan di German ditemani eommanya Hyo Rin sebagai anak tertualah yang bertanggung jawab untuk mengurus perusahaan Yoon. Eun Hye yang masih duduk dibangku kuliah memang tidak diperbolehkan bekerja sebelum ia lulus dan berhasil melanjutkan study-nya nanti di Prancis. Itu sudah menjadi aturan di keluarga Yoon yang mengharuskan anak anaknya melanjutkan study-nya di luar negeri. Sama halnya dengan Hyo Rin , setelah gadis itu lulus iapun langsung melanjutkan study-nya di Amerika.
“mianhae eonni, aku belum bisa membantumu mengurus perusahaan” lirih Eun Hye tanpa berhenti mengusap wajah Hyo Rin. Gadis itu hanya tersenyum mengangguk.
“gwenchana. Kau tidak perlu merasa bersalah atau merasa tidak berguna. Cukup, belajarlah dengan rajin dan buatlah appa, eomma dan eonni-mu ini bangga Eun Hye-ya !”
Eun Hye terkekeh dan menggangguk saat Hyo Rin melayangkan cubitan ringan di pipinya.
“aku masih ingin bertanya lagi dengan eonni …”
“kalau begitu katakan”
Eun Hye menggigiti bibirnya. Ia tengah berpikir apakah kali ini pertanyaannya akan dijawab oleh kakaknya atau malah sebaliknya.
Hyo Rin yang mulai tidak sabar menunggu langsung membuka matanya saat ia merasa jari jari Eun Hye terdiam tidak bergerak menelusuri wajahnya. Mendapati Eun Hye yang tengah menggigiti bibirnya membuat keningnya bertaut.
“katakan … apa yang ingin kau tanyakan Eun Hye-ya ?” ulang Hyo Rin. Gadis itu cukup sabar menunggu pertanyaan yang akan dilontarkan Eun Hye kepadanya.
“apa kau kenal dengan Lee Donghae ?”
Mata Hyo Rin sontak terbuka lebar sesaat nama itu disebut. Buru buru gadis itu bangkit dari tidurnya dan duduk diikuti oleh Eun Hye yang juga bangun sambil memainkan jarinya.
“kau … kau mengenal Lee Donghae ?” tanya Hyo Rin tidak percaya. Ada rasa keterkejutan dari wajahnya. Wajahnya yang putih seputih susu sontak memucat. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya saat ini.
“aku … aku melihatmu tadi siang menghampiri Donghae dan kekasihnya. Apa kau mengenal Donghae eonni ?” tanya Eun Hye tanpa lebih dulu menjawab pertanyaan Hyo Rin.
Gadis itu terdiam. Hyo Rin tidak tahu harus mengatakan apa sekarang. Yang jelas pikirannya seperti bergerak lambat saat kilasan kilasan masa lalu terngiang di benaknya.
“eonni … jawab pertanyaanku …”
Hyo Rin menoleh. Sebisa mungkin ia bersikap seperti biasa dan mengangguk.
“jawab dulu pertanyaan eonni Eun Hye-ya. Darimana kau mengenal pria bernama Lee Donghae itu ?” tanya Hyo Rin.
“aku mengenalnya saat tidak sengaja bertemu dengannya di taman eonni. Saat itu entah kenapa aku seperti harus berjalan dan menanyakan siapa dia ditaman itu. Kakiku bergerak sendiri seperti menyuruhku menghampirinya. Semenjak saat itu aku selalu bertemu dengannya di pagi hari. Saat aku berjalan jalan pagi , dan pergi ke kampus” jawab Eun Hye.
“eonni mengenalnya darimana ?”
Kali ini Hyo Rin benar benar tidak percaya dengan semua yang diceritakan Eun Hye adiknya. Bagaimana bisa ia berkata kalau ia tidak sengaja bertemu pria itu ditaman. Hati Eun Hye yang menuntun gadis itu bertemu dengan pria itu lagi.
“eonni … eonni mengenalnya sebagai client perusahaan. Dia adalah anak direktur utama dari perusahaan Lee. Saat itu eonni bertemu dengannya hanya untuk berbicara tentang bisnis” ujar Hyo rin berusaha terlihat tenang.
Eun Hye mengeryit. Gadis itu tahu kalau kakak kandungnya ini tengah berbicara bohong padanya karena jujur saja seorang Yoon Hyo Rin memang tidak pandai berbohong terutama didepannya.
“jeongmal ? eonni tidak berbohong lagi padaku kan ?” tanya Eun Hye dengan penekanan yang justru membuat Hyo Rin salah tingkah.
Gadis itu kembali duduk di kursi meja kerjanya dan kembali memakai kacamata minusnya dan kembali sibuk dengan berlembar lembar kertas ditangannya. Tampak begitu terlihat perubahan sikap Hyo Rin yang salah tingkah.
“eonni tidak berbohong kan ?” ulang Eun Hye karena tidak mendapat jawaban dan tanggapan dari Hyo Rin.
Gadis itu menggeleng cepat.
“aniya ! aku tidak mungkin berbohong padamu Eun Hye-ya. Lebih baik sekarang kau pergi tidur. Sudah larut dan besok kau ada kuliah pagi dengan han songsaengnim bukan ? lebih baik kau cepat tidur” saran Hyo Rin tanpa memandang raut wajah Eun Hye yang terus memperhatikan gerak gerik salah tingkah Hyo Rin.
Eun Hye yang mendengar itu hanya mengangguk dan keluar dari kamar Hyo Rin yang berada disebelah kamarnya. Gadis itu mulai menutup daun pintu berwarna putih itu dan berlari kekamarnya. Merosot ke lantai dan menangis sejadi jadinya disana.
Ini terlalu membingungkan dan menyakitkan baginya.
Kenapa eonni yang sangat ia cintai malah tega membohonginya. Membuat dadanya sesak bukan main. Eun Hye menghapus air matanya dan membulatkan matanya seperti baru mendapat pencerahan.
“kenapa aku tidak menanyakannya pada dia”
0o0
“oppa !”
Eun Hye berlari dan langsung memeluk pria yang kini mengenakan mantel hitam dan kacamata besar yang bertengger di hidungnya. Pria itu balas memeluk tubuh Eun Hye seperti mengumbarkan kerinduannya pada gadis yang selalu ia sayangi seperti adiknya sendiri.
“apa kabarmu Eun Hye-ya … kau semakin hari semakin cantik saja” ucap Sungmin yang membuat rona kemerahan muncul di pipi mulus Eun Hye.
“kau bisa saja oppa. Aku baik seperti yang kau lihat saat ini oppa” seru Eun Hye riang dan langsung mendapat usapan ringan dikepalanya.
Lee Sungmin adalah sepupu Eun Hye yang tinggal di Jepang tapi sempat tinggal di Korea saat Eun Hye masih berusia 5 tahun. Saat itu Sungmin berusia 3 tahun diatasnya dan itu juga sebabnya Sungmin menganggap Eun Hye sebagai adiknya karena ia adalah anak tunggal.
“dimana Hyo Rin ? kenapa hanya kau yang menjemputku hari ini hmm ?” tanya Sungmin aneh. Eun Hye menunduk dan mengangkat wajah seolah menuntut sebuah jawaban.
“oppa … sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu dan kumohon jangan bertanya atau mengatakannya pada Hyo Rin eonni”
“maksudmu … ?”
“aku mohon, berjanjilah lebih dulu padaku oppa bahwa kau akan mengatakan yang sebenarnya padaku ne ?”
Sungmin hanya terdiam seribu bahasa. Ada yang aneh dengan sikap Eun Hye. Pria itu tahu betul sejarah dan kisah Eun Hye. Ia tahu saat Eun Hye mengalami kebutaan saat kecelakaan naas itu terjadi tanpa terkecuali. Dan sekarang Sungmin seperti diminta untuk menceritakan semuanya pada Eun Hye. Sungmin sudah menduga, kalau cepat atau lambat ia harus membuka semua rahasia ini tanpa diketahui oleh Hyo Rin atau gadis itu akan murka padanya.
“oppa … kau mau berjanji padaku ?”
Jari kelingking Eun Hye mengacung tepat didepan Sungmin. Pria itu hanya tersenyum dan membalasnya dengan mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Eun Hye. Membuat gadis itu mengembangkan senyum manisnya.
“baiklah … aku akan jujur padamu Eun Hye-ya …”
0o0
Yoon Eun Hye tidak mempedulikan orang orang yang mengutuk atau mengumpatnya karena terus berlari seperti orang gila saat ini. Bahkan ia menyebrang jalan tanpa melihat ke sisi kanan dan kiri atau melihat kalau rambu lalu lintas sudah menunjukkan warna hijau, membuatnya mendapat hujatan ringan dari beberapa pengendara mobil.
Tapi ia tidak peduli. Satu hal yang ingin ia temui kali ini benar benar terdesak. Ia tidak habis pikir kalau kejujuran Lee Sungmin membuat seseorang merasakan kegelapan saat ini.
“kau mau aku bercerita darimana Eun Hye-ya ?”
“oppa … apa kau kenal dengan ‘prince’ ? aku tahu kau pasti mengetahui semua kisahku ini dari Hyo Rin eonni. Mulai saat aku mengalami kecelakaan na’as yang membuatku harus kehilangan penglihatan dan pasti kau tahu … siapa yang kumaksud ‘prince’ disini..”
“jadi kau penasaran dengan ‘prince’ ?”
“ya … siapa dia oppa ? apakah dia kekasihku ? aku … aku tidak bisa mengingatnya dengan benar. Terlalu samar bahkan gelap. Tidak ada apapun yang bisa memberiku petunjuk tentang keberadaannya”
“dia bukan sekedar kekasihmu Eun Hye-ya … dia adalah seorang penjahat sekaligus malaikat penjaga dan penolongmu”
Eun Hye menghapus kasar air matanya dengan punggung tangannya. Berkali kali air matanya turun membasahi pipi mulusnya. Penjelasan Sungmin barusan membuat pikirannya melayang layang kembali ke masa lalu. Bagaimana bisa ia mengalami kejadian se-tragis ini ?
Dadanya begitu sakit. Bahkan sesekali ia tersandung dan hampir jatuh. Belum lagi rintikan hujan kembali menyerang kotaSeoul hari ini. Ia tidak peduli. Satu hal yang harus ia lakukan saat ini adalah bertemu orang itu ditempat itu.
“maksud oppa apa ? aku tidak mengerti ?”
“aku ingat betul siapa yang selalu menemanimu saat kau berada ditaman. Saat itu aku kira kau sedang diganggu olehnya tapi setelah menajamkan penglihatanku aku tahu siapa dia …”
“siapa ?”
“dia yang membuatmu buta. Dia yang menabrakmu tepat malam itu ia mengaku kalau sedang menjalankan mobil sambil mabuk dan tak sengaja menabrakmu yang baru saja pulang sekolah. Kau mempunyai banyak tugas sehingga harus pulang larut dari rumah Young Ah saat itu.”
“apa …”
“tapi pria itu ternyata masih sadar sepenuhnya dan langsung melarikan dirimu ke rumah sakit. Tapi sayang, benturan yang terjadi dikepalamu membuat saraf matamu putus dan kau divonis dokter tidak bisa melihat lagi. Kejadian itu membuat pria itu terpukul terlebih saat itu Hyo Rin sudah benar benar ingin membunuh pria itu dengan mencekiknya hidup hidup”
“lalu …”
“semenjak ia tahu kau buta, dia berusaha sebisa mungkin bertanggung jawab padamu. Dia yang tahu kau mulai menjauh dari kehidupan social berusaha sebisa mungkin emmbuatmu kembali membuka diri dengan kehidupan social. Yah dengan cara itu, selalu menemanimu setiap pagi sampai malam di taman dan menjadi seseorang yang selalu kau butuhkan. Bahkan saat itu kau lebih dekat dengan pria itu ketimbang dengan Hyo Rin yang merupakan eonni kandungmu sendiri…”
“dimana dia oppa ? dimana dia berada saat ini ??”
“di tempat … dimana kau selalu bisa menemukannya tanpa kau sadari sendiri”
Eun Hye berlari dan terus berlari. Langkahnya berhenti, nafasnya tersengal sengal sambil beberapa kali ia mengacak rambutnya frustasi. Dimana ia harus menemukan pria itu bagaimanapun caranya. Ia berdiri di persimpangan jalan. Gadis it uterus menoleh kearah kanan dan kiri menentukan jalan mana yang akan ia pilih.
“kanan …”
Eun Hye berlari kearah kanan dan terus memperhatikan jam tangan perak miliknya. seperti berlari dengan waktu gadis itu terus memacu kecepatan larinya walau sesekali ia meringis menahan sakit yang teramat perih di lututnya.
“kenapa dia pergi meninggalkanku oppa ? kenapa saat aku bisa melihat dia sudah tidak ada di sampingku lagi ?”
“karena itu akan membuatmu sedih. Dia orang baik … awalnya aku dan Hyo Rin mengira dia adalah orang jahat yang lari dari tanggung jawab. Tapi ternyata kami salah”
“maksud oppa ?”
“setiap hari dia selalu mencari donor mata yang sesuai dengan matamu Eun Hye-ya. Pria itu tanpa istirahat selalu mencari dan mencari walau aku tahu rasa lelah terus menghinggap didirinya. Tidak mudah menemukan donor mata yang sesuai denganmu karena golongan darah serta kornea mata yang bisa saja tidak cocok denganmu. Tapi rasa cintanya padamu sepertinya membuat semua itu terasa lebih mudah. Dia mengorbankan segalanya hanya untukmu …”
“jangan jangan … jadi siapa yang mendonorkan mata ini oppa .. siapa ?!”
“pria itu …”
Eun Hye berhenti berlari. Tepat didepannya terdapat sosok pria yang membuat jantungnya berdebar setiap hari. Dengan langkah perlahan Eun Hye mendekat. Gadis itu sengaja berjalan pelan dan berhenti tepat didepan pria itu.
Eun Hye membungkuk dan tangannya terangkat lalu mengibas ngibaskan pelan tepat didepan pria itu hanya untuk memastikan apakah benar perkataan Sungmin yang baru saja didengarnya beberapa menit yang lalu.
Hening.
Sorot mata meneduhkan yang selalu membuat hari harinya bersemangat, sorot mata meneduhkan yang selalu membuatnya betah berlama lama menatapnya walaupun terdapat kekosongan disana tapi tidak membuat daya tariknya berkurang sedikitpun.
Eun Hye mulai menitikkan air matanya dengan deras saat pria itu sama sekali tidak merespon apa yang ia perbuat saat ini. Hatinya begitu sakit. Ia berusaha menahan isakannya.
“pria itu … siapa dia oppa ? siapa dia ?”
“dia prince …”
“namanya !? siapa nama pria itu yang sebenarnya”
“Donghae . Lee Donghae …”
Hatinya begitu sesak. Eun Hye tidak dapat meredam tangisannya yang semakin menjadi. Donghae yang berada didepannya sentak terkejut bukan main saat mendengar seorang gadis tengah menangis didepannya.
“kenapa … kenapa kau tidak mengatakannya padaku Lee Donghae ?! kenapa kau bertindak begitu bodoh !” teriak Eun Hye penuh emosi. Donghae yang mendengar itu sontak terbangun kaget.
“apa maksudmu aku tidak mengerti” ujar Donghae dingin. Eun Hye semakin terisak dan sebisa mungkin ia berusaha bersikap tenang. Tidak mau gegabah.
“kau buta … aku benar kan ?” ujar Eun Hye serak tapi mulai tersengar santai. Donghae mengeryit.
“kau gila ! mana mungkin aku buta !” teriak Donghae tidak terima. Eun Hye menahan tangis. Kenapa disaat seperti ini pria itu masih saja membohonginya ?
“kalau begitu … aku akan bertanya padamu Lee DongHae-sshi … hanya untuk memastikan kalau kau tidak buta”
Eun Hye menarik nafas dan membuangnya pelan. Rasa sakit didadanya membuatnya selalu ingin berteriak. Tapi kata kata Sungmin terus terngiang di pikirannya saat ini.
“tidak mungkin ! kenapa dia begitu bodoh sampai melakukan hal itu !”
“karena cinta … apa lagi selain itu Eun Hye-ya ..?”
“membiarkan dirinya sendiri buta ? itu konyol ! itu perbuatan konyol!”
“cinta memang bisa membuat orang kehilangan akal Eun Hye-ya. Saat dia tahu kalau kornea matanya cocok untuk matamu di hari itu juga ia melakukan operasi itu. Aku .. Hyo Rin bahkan eommanya sudah melarangnya habis habisan. Tapi dia keras kepala. Dia memilih untuk hidup didalam kegelapan menggantikanmu daripada harus melihatmu tersiksa didalam kegelapan itu sendiri …”
“dia bodoh ! perbuatannya salah oppa !”
“tidak Eun Hye-ya … dia tidak bodoh. Cinta yang membuatnya bodoh. Dan itu karena … ia mencintaimu bahkan rela melakukan apapun untukmu. Jangan terus menyalahkannya Eun Hye-ya. Dia … sudah cukup mendapatkan hukumannya”
“kau tahu .. apa yang ada didepanmu ini Donghae-sshi … yang selalu kau lihat setiap pagi. Apa yang kau lihat ?”
“pertanyaan konyol. Tentu saja aku melihat air mancur. Apa lagi ?”
Eun Hye tertegun dan menoleh kebelakangnya. Tidak ada … tidak ada air mancur disana. Melainkan sebuah ayunan dan kotak pasir yang biasa dijadikan tempat bermain bagi anak anak. Dulu beberapa tahun yang lalu memang ada air mancur disana. Tapi air mancur itu sudah dihancurkan dan digantikan dengan beberapa alat permainan untuk anak anak.
“air mancur ..? dasar bodoh ! disana terdapat ayunan dan kotak pasir. Ada jungkat jungkit dan juga prosotan dank au malah bilang air mancur. Apa kau buta Lee Donghae !!” teriak Eun Hye yang kembali tersulut emosi.
Donghae hanya diam dan menunduk. Bagaimanapun sepertinya ia sudah tidak dapat membohongi gadis didepannya lebih lama lagi.
“kenapa !! kenapa kau melakukan hal gila ini ! kau … memberikan kedua bola matamu padaku, membiarkan dirimu yang tersiksa didalam kegelapan sementara aku .. aku bersenang senang dengan bola matamu … membiarkanmu sendirian tanpa tahu yang sebenarnya”
“apa kau pikir … dengan memberikan kedua bola matamu ini membuatku memaafkanmu yang sudah menabrakku malam itu ? tidak ! kau salah ! itu malah membuatku membencimu yang terlalu bodoh dlam bertindak !” teriak Eun Hye yang menggema ke penjuru taman. Gerimis membuat suasan begitu sepi karena tidak ada siapapun disana kecuali Donghae dan Eun Hye sendiri.
“kau bodoh ! Lee Donghae BODOH !! kenapa harus berbohong padaku ! kenapa harus aku Lee Donghae !!” teriak Eun Hye sambil mengacak ngacak rambutnya frustasi.
Bagaimana tidak. Pria yang kini berdiri didepannya, yang sama sekali tidak melepas pandangannya dari Eun Hye telah mengorbankan dirinya sendiri. Pria itu rela memberikan kedua bola matanya agar bisa membuat Eun Hye melihat lagi walau tahu ia tidak akan bisa melihat lagi seumur hidupnya.
“kenapa … kenapa kau melakukan semua ini Donghae-ya … kenapa !?” pekik Eun Hye diiringi semakin deras air hujan yang menimpanya. Tubuh gadis itu sudah basah kuyup, begitupun dengan Donghae didepannya. gadis itu masih terisak, bahkan air matanya kini bercampur dengan hujan yang semakin deras pula mengguyur kedua insan di taman kota yang terlihat sangat sepi itu.
“karena aku mencintaimu … apa lagi ?”
Jawaban Donghae sontak membuat Eun Hye membekap mulutnya sendiri. Berusaha menahan isakan yang ingin keluar dari mulutnya. Matanya mulai terasa kabur karena terhalangi oleh air matanya. Gadis itu menangis dan langsung berlari kearah Donghae. Memeluk erat tubuh kekar pria itu dan menangis sejadi jadinya didada bidang Donghae.
“itu alasan bodoh ! kau bodoh Donghae-ya … kau adalah ‘prince’ terbodoh yang pernah aku temui !!” seru Eun Hye sambil terus menangis dan memukul mukul dada Donghae. Pria itu hanya diam dan mulai membalas pelukan Eun Hye lebih erat.
“aku lebih memilih untuk berada didalam kegelapan daripada harus melihatmu menderita karenaku Eun Hye-ya. Aku mencintaimu … bahkan jika saja aku harus mati … mungkin aku akan memilih mati daripada harus melihatmu kesusahan karenaku Eun Hye-ya …”
“tapi tidak harus seperti ini kan ? membiarkan dirimu sendiri terjebak didalam kegelapan. Orang bodoh kau bodohh !!” seru Eun Hye lagi. Ia mengangkat kepalanya, mengangkat kedua tangannya dan menyentuh wajah Donghae. Pria itu menutup matanya, merasakan sensasi yang sangat ia rindukan dari dulu. Sentuhan jari jari Eun Hye merupakan candu baginya.
“aku benar … kau … memang ‘price’ bodoh” gumam Eun Hye menarik kedua sudut bibirnya. Tersenyum getir.
“dan aku yakin … kau adalah gadis cerewet yang selalu bisa membuatku tersenyum nona Yoon” balas Donghae yang kemudian menudukkan wajahnya. Pria itu menutup matanya dan mengecup pelan bibir ranum Eun Hye . walau tidak bisa melihat insting seorang pria tidak akan lupa dimana letak sensitive gadisnya berada.
“saranghae … Yoon Eun Hye …”
“nado …”
0o0
- THE END -
No comments :
Post a Comment