Fool

  No comments
Fool



tittle:Fool
Author:JunGolden
Rating: NC pg 17
lenght:ONESHOOT
Cash: Park Jimin,Kang JiAe(OC)

Ini FF pertama Jung yg 'PG 17' mohon maaf klw jelek ya,maklum belum berpengalaman bikin yg PG 17,hehehe

Happy Reading...

#####
Park Jimin. Siapa yg tidak mengenalnya?bukan karena hal yg patut di contoh dia terkenal. Karena dia memiliki mantan kekasih di berbagai macam tempat yah itulah salah satu hal yg membuatnya terkenal. Di sekolahnya saja hampir di setiap kelas pasti ada mantan dari Park Jimin ataw namja yg biasa di sapa Jimin.

"Jimin siapa dia kekasih baru lagi?" tanya Jin yg melihat Jimin sudah menggandeng yeoja lain sepulang sekolah.

"Wae hah?" tanya Jimin kesal.

"Aish Jimin cepatlah sadar,jangan terus mempermainkan perasaan wanita."kata Jin.

"Jimin tidak mempermainkan perasaanku,lagipula kami hanya baru saja menjadi teman." ucap Nari yeoja yg sedari tidak melepas genggaman tangan Jimin.

"Aish,sepertinya yeoja di sekolah ini sudah gila semuanya."ucap Jin lalu pergi meninggalkan kedua orang di hadapannya.

"Jimin kau mau ke club ku sekarang?" tanya Nari dan Jimin mengangguk.

************

Yeoja itu seperti biasa hanya duduk di bangku taman belakang di luar sekolahnya.

Dia menguncir rambutnya menjadi dua yg terurai panjang.Kacamata besar yg dia pakai hanya untuk menutupi mata sipitnya.

Dia mulai kesal dengan orang orang di sekitarnya,setiap orang yg ia temui pasti akan membicarakan Park Jimin.

"Apa sudah tak ada namja lain selain pria kurangajar itu hah?" teriaknya keras keras.

"Aku disini namja baik baik" kata Jin membuat yeoja itu sontak kaget langsung menunduk sambil menutup mulutnya dengan kedua tangnnya.

"JiAe apa aku bukan namja?"tanya Jin sambil duduk di sebelah Yeoja bernama JiAe tersebut.

"kau membuatku kaget Jin.Kukira siapa?" ucap JiAe bersikap biasa.

"Aish kau kembali mengikat rambutmu,sudah kubilang kau cantik saat rambutmu terurai,dan kacamata itu membuatmu jelek."

"Jin kau menyebalkan. Aku senang begini" ucap JiAe membetulkan kaamatanya.

"Kau pasti tadi meneriaki Jimin ne?memangnya kenapa kau tidak menyukai Jimin?" tanya Jin penasaran.

"Hanya yeoja bodoh yg menyukai namja yg selalu mempermainkan hati wanita spertinya. Aku kan pintar." ucap JiAe dengan percaya diri.

"Eish baiklah terserah kau saja. Ayo pulang sudah sangat sore sebentar lagi malam." ucap Jin lalu menarik tangan JiAe.

Jimin POV

Aish aku lelah dengan wanita wanita ini yg selalu saja mengerubuniku. Aku dengan mereka hanya mencari kesenangan saja. Walau aku sering pulang pergi club bersama wanita yg selalu berganti ganti,jujur saja tak ada satupun yg aku sukai sepenuh hati. Bahkan aku tak akan berani melakukan hal yg di namakan "Makeing Love" dengan yeoja yg aku kencani .

Jika ditanya aku pernah melakukannya apa tidak jawabanku "ya" . Dulu sekali, 3 tahun lalu dengan seseorang yg akhirnya malah meninggalkanku demi namja lain,maka dari itu aku tak mau lagi.

"Jimin ini minumanmu" ucap Nari sambil memberiku segelas bir. Kami minum bersama,dia duduk di sampingku.

Tak lama mata kami saling bertemu dan wajah kami sangat dekat untuk melakukan hal yg biasa dilakukan remaja lain.
Nari menghampiriku lebih dulu dan kami berciuman cukup lama,namun ada yg tidak kusukai tangan kecilnya mulai merayap kebawah dan membuka kancing kemejaku.
Yeoja ini gila,mana mungkin melakukan hal seperti ini di tempat seramai ini. Aku mendorongnya menjauh.

"Aku tak menyukaimu Nari.aku tak menyukai yeoja nakal sepertimu " ucapku sambil mendorongnya menjauh dariku dan pergi meninggalkannya sambil merapihkan bajuku.

Aku mengelap bibirku yg basah sambil keluar dari tempat itu. Aku berjalan dengan kesal. Bagaimana bisa aku kembali melakukan hal itu untuk yg kesekian kalinya?bodoh!

Jimin POV end

JiAe berjalan menuju rumahnya bersama Jin dan saat di jalan mereka bertemu Jimin dengan baju yg berantakan membuat JiAe makin membencinya.

"Kau terlihat kacau Jimin" ucap Jin.

"Aku membenci wanita nakal." jawab Jimin.

"Kau membenci wanita nakal,memangnya ada wanita baik yg mau denganmu?" pertanyaan itu tiba tiba saja terlontar dari mulut JiAe. Dengan segera dia menunduk dan menutup mulutnya.

"Mungkin kau lah wanita baik itu ucap Jimin laku tersenyum nakal pada JiAe malah membuat JiAe merinding.

"Yak jangan macam macam pada temanku." ucap Jin sambil menjitak kepala Jimin.

"aish... kau tahu selama 1 tahun JiAe sering bergabung dengan kita,aku baru mendengar suaranya dengan jelas sekarang." ucap Jimin .

JiAe memang sebenarnya sudah dekat dengan Jin dan Jimin dari setahun lalu,namun dia hanya ingin berteman dg Jin bukan Jimin,jadi jika ada Jimin JiAe hanya akan bicara "ya" "tidak" selebihnya tidak pernah.

Jin pulang terlebih dahulu dan meninggalkan JiAe dg Jimin,sepanjang perjalanan mereka hanya diam,.

"JiAe" panggil Jimin membuat JiAe tersentak dan diam tanpa melihat ke arah Jimin.

"Aish,kurasa ini saatnya kita menjadi dekat."ucap Jimin dan JiAe hanya diam.

"Bisakah bicara sesuatu? memang tidak boleh aku dekat denganmu?" tanya Jimin namun tak kunjung mendapat jawaban.
Dengan segera ia menarik tangan JiAe dan mendorong tubuh gadis itu ketembok.

"Yak Park Jimin!!lepaskan aku!aku akan menjerit jika kau tak melepaskan aku!!" teriak JiAe.

Jimin masih menahan kedua tangan JiAe dan mulai mendekati wajahnya ke wajah JiAe.

"Jika kau masih tak mau bicara denganku,aku tak akan segan segan menggigit lehermu." ucap Jimin laku melepaskan JiAe.

"Namja gila,kau menyebalkan harusnya Jin tidak meninggalkan aku denganmu." omel JiAe lalu berjalan mendahului Jimin. Jimin ganya tertawa geli melihat wajah JiAe yg sudah ketakutan tadi.
Jimin mulai mendekati JiAe dan menarik kedua pita di rambut JiAe membuat rambutnya terurai.

"Yak Park Jimin!!kembalikan!!" teriak JiAe dan dg segera Jimin melempar kedua pita di tangnnya ke arah JiAe.

"Kau cantik jika di urai,apalagi jika kacamatamu kau buka." ucap Jimin lalu berjalan meninggalkan JiAe yg masih kesal oleh tingkah Jimin.

JiAe POV

Park Jimin,namja gila,bagaima bisa melakukan hal seperti tadi?bodoh dasar.
Aku kenapa jadi memikirkannya terus?ah gila.
Setelah mandi aku langsung menuju kasurku dan mulai melupakan semuanya tadi.

  ****
Aku berjalan menuju kelas dan tiba tiba aku diminta tolong untuk membersihkan Perpustakaan. Dan aku tak dapat menolaknya.

Aku merapihkan buku di bagian pojok ruangan.

"Ternyata perpustakaan ini cukup besar."

Tiba tiba seseorang menarik ujung rambutku.

"Jimin" ucapku kaget dan dia hanya tersenyum.

"Aku akan membantumu" ucapnya lalu mulai merapihkan buku di bagian bawah.

"berhentilah menggangguku." ucapku dan dia tersenyum.
Kenapa aku merasa hatiku berguncang?senyumannya sangat manis.Ah stop JiAe jangan terhipnotis.

"Sepertinya aku tertarik padamu JiAe" ucapnya membuat jantungku berdegup kencang. Bahkan mampu membuatku melamun beberapa saat.

"Kau berbeda dengan yg lain,kau sulit untuk didekati,bahkan dari setahun lalu sebenarnya aku ingin mendekatimu namun aku sangat takut. Dari dulu aku selalu ingin melindungimu,namun nampaknya kau bahkan tak suka kudekati." jelas Jimin membuatku terdiam dan berfikir.

"Mianhae" ucapnya tiba tiba,bahkan dia tak pernah melakukan salah padaku,namun daricaranya bicara seolah olah benar benar merasa bersalah.

Dia mulai berdiri hendak meninggalkanku namun langsung kutarik tangannya.

"tak kusangka kau tulus mengucapkan itu.Park Jimin."ucapku namun menunduk.

Dia menarik kedua pita di rambutku membuat rambutku terurai dan aku langsung menghadapnya dan tak kusangka dia menciumku sampai kami benar benar terpojok di sudut ruangan,benar benar sunyi tak ada orang selain kami. Aku mendorongnya agar melepas bibirnya dariku.

"ah Mianhae JiAe" ucapnya dan aku dengan polos malah tersenyum sehingga dia kembali menciumku.
Yak akhirnya akulah wanita bodoh itu. Lama kelamaan aku malah menikmatinya dan lidah kami malah saling bermain. Cukup lama kami melakukannya di ruangan sunyi ini entah berapa menit?aku benar benar merasa sangat lama namun menikmati ciuman pertamaku ini.

Sekitar 2 menit kami melakukan itu akhirnya dia melepas bibirnya dariku.

"Mianhae" ucapnya

"nado" ucapku sambil membetulkan kacamataku yg sedikit miring.

Kamipun melanjut merapihkan perpustakaan dg suasana sedikit canggung tanpa bicara sedikitpun.

JiAe POV end

JiAe menatap cermin di kamar mandi sekolahannya lalu mengutuk dirinya sendiri.

"bisa bisanya aku malah termakan omonganku,bodoh" ucapnya sambil memegang bibirnya lalu mencuci mulutnya berulang kali.

"Apa tadi aku terhipnotis,kenapa sekarang aku merasa menyesal?padahal aku sangat menikmatinya tadi!"

"menikmati apa?" tanya seseorang yg tiba tiba keluar dari bilik kamar mandi.

"Nari" ucap JiAe sambil menggunakan kacamatanya laku menunduk.

"Kau tahu kau cantik jika di urai." ucap Nari lalu pergi meninggalkan JiAe lalu berhenti di dekat pintu keluar.

"JiAe,aku melihatmu tadi di perpustakaan,semua yg kau lakukan aku melihatnya." ucap Nari dan sekarang benar benar pergi.

Ucapan Nari malah seolah olah adalah ancaman bagi JiAe,dia agak menyesal memberikan bibirnya untuk Jimin.

#####

"Jimin kenapa kau begitu bahagia?" tanya Jin yg melihat Jimin senyum senyum sendiri.

"Aku baru saja berpacaran dg JiAe" ucap Jimin membuat Jin yg mendengarnya langsung batuk batuk karena tersedak.

"Mwo?apa yg kau lakukan hah sehingga dia mau dg mu?" tanya Jin tak percaya.

"Tuh tanya saja padanya" ucap Jimin sambil melihat ke arah JiAe yg baru saja datang.

"Kalian berpacaran?" tanya Jin.

"sttt,diam" ucap JiAe.

"woah aku benar benar tidak percaya,kau jadi masuk kategori yeoja bodoh yg kau sebut ne ." ucap Jin sambil memegang tengkuknya.

"ne  sudah jangan dibahas. aku benci membahasnya." ucap JiAe.

"Kau cantik jika di urai begitu,jangan kau ikat rambutmu lagi,dan bukalah kacamatamu. Jika tidak aku akan..."

"ne ne ne,baiklah." ucap JiAe memotong ucapan Jimin lalu membuka kacamatanya.

Kedua namja di hadapannya malah tercenga melihat JiAe yg sangat cantik saat membuka kepalsuannya itu.

"Kau benar benar cantik" ucap kedua namja itu dan JiAe hanya tersenyum malas.

#Dua hari kemudia ...

"nanti malam akan ada pesta di rumah Jin,pakai baju ini." ucap Jimin sambil memberikan sebuah kotak padaJiAe yg sedang asik nonton di kamarnya.

"ketuk pintu dulu! dasar." ucap JiAe lalu membuka kotak pemberian Jimin.

Didalamnya terdapat gaun berwarna putih beserta sepatu hak berwarna putih dan sebuat jepitan berwarna silver.

"jangan lupa di pakai,sampai bertemu nanti malam" ucap Jimin lalu pergi.

"Aish,dasar menyebalkan,aku bahkan tak penah menggunakan gaun selutut dan ah eottokhae?" tanya JiAe pada dirinya sendiri.

#malam hari...

Jimin menunggu JiAe di rumah Jin. hari ini adalah ulangtahun adiknya Jin dan sengaja mengundang Jimin dan JiAe.

Seseorang datang dan membuat Jin dan Jimin kagum.Jiae berdangdan sangat cantik ditambah menggunakan gaun pemberian Jimin.

"yak kalian jangan melihatku seperti itu atau aku akan pulang" ucap JiAe dan dg segera Jimin menariknya.

"baiklah nikmati pestanya ,aku kesana dlu ucap Jin.

Setelah sekitar sejam akhirnya pestapun selesai dan Jimin mengantar JiAe pulang.

tidak butuh waktu lama menuju rumah JiAe dengan taxi mereka pun sampai di rumah JiAe.

"ayo masuk dulu,eomma dan appa sedang tidak ada" ucap JiAe laku Jimin tersenyum nakal.

"Bukan berarti kau boleh melakukan sesuatu dgku." ucap JiAe dan Jimin hanya mengangguk.

JiAe menyiapkan teh untuk Jimin.Jimin menghampiri JiAe yg sedang membuat teh untuknya.

"JiAe mianhae,aku tahu kau tak nyaman dengan baju ini,lain kali kau boleh menggunakan gaun kesukaanmu." ucap Jimin dan JiAe langsung menghadap Jimin.

"Jimin,gwenchana.aku suka yah walau memang tidak nyaman. Baiklah aku akan menggunakan pakaian lain nanti." ucap JiAe.

Jimin memegang wajah JiAe.

"Tidak boleh melakukan apapun Jimin termasuk ciuman." ucap JiAe.

"kau lucu. jebal."

"aish,baiklah hanya sekali saja." ucap JiAe lalu segera mencium bibir Jimin.

"Aish tidak asik"ucap Jimin dan JiAe tertawa kecil.

Dan akhirnya Jimin kembali memegang wajah JiAe dan menciumnya,bermain main lagi. Tangan Jimin mulai turun dari wajah JiAe menuju leher lalu kebahunya da mendekapkan JiAe dalam pelukannya dengan tangankirinya. Tangan kanannya masih menjelajahi bahu JiAe yg sekarang bulai turun ketangan.

"Jimin" ucap JiAe melepas ciumannya namun Jimin malah mendorongnya hingga ketembok dan kembali mencium JiAe tangannya kembali memegang bahu JiAe muli turun sedikit demi sedikit.

JiAe menahan tangan nakal Jimin.

"Stop Jimin,jangan menyentuh lebih ataw aku akan marah." ucap JiAe lalu melepaskan pelukan Jimin.

"hehehe mianhae."

"aish,ini tehmu dan segera pulang" ucap JiAe.

"Baiklah Chagiya.eh seminggu lagi adalah ulangtahunku dan kau harus datang kerumahku OK" ucap Jimin dan JiAe hanya mengangguk.

***********

JiAe membeli sebuah gaun dengan lengan pendek yg sudah di deasain sedemikian rupa dan sangat lucu. Berwarna Putih yg di hiasi warna pink muda dengan sepatu Hak berwarna Pink. Dia sengaja membelinya untuk pesta ulangtahun Jimin Minggu Depan. Dia akan berusaha secantik mungki  di hadapan Jimin.

#Seminggu kemudian.

"Jimin orangtuamu?" tanya Jin

"Kau tahu mereka sibuk,sudah bersenang senanglah dengan Nari" ucap Jimin pada Jin.

"Aku tahu kau sedang dekat dengan Nari,sudah sana" ucap  Jimin sambil mendorong Jin,Jin hanya tersenyum sambil menghampiri Nari.

Jimin tersenyum melihat seorang yeoja yg sangat cantik baru saja tiba.Kang JiAe.

"Kau cantik,sangat cantik" ucap Jimin lalu memegang tangan JiAe.

"gomawo. Saengilchukhae hamnida chagiya. Maaf aku tidak membawa apapun" ucap JiAe.

"gomawo.gwenchana,kau sudah datangpun aku senang." jawab Jimin.

Mereka berdua termasuk yg lainnya sangat menikmati pesta sampai tengah malam pestapun selesai.

Hanya ada JiAe,Jimin dan beberapa pembantu di rumah Jimin saat ini karena semuanya sudah pulang.

"menginap saja,ada kamar kosong di sebelah kamarku." ucap Jimin awalnya JiAe menolak namun karena berbagaimacam alasan Jimin akhirnya dia menyetujuinya.

Akhirnya Jimin berhasil membuatnya menginap di rumahnya,Jimin mengantar JiAe  untuk kekamarnya di sebelah kamar Jimin.

Jimin ikut masuk dan membuat JiAe kaget.

"Mau apa?" tanya JiAe curiga.

"ani,memang tidak boleh?" tanya Jimin.

"aish"
Jiae melihat lihat isi kamar tersebut.

"JiAe" ucap Jimin dan langsung mencium JiAe dan kembali mendorongnya,gingga JiAe menabrak cermin di kamr tersebut.

"yak Jimin jangan bernafsu" ucap JiAe.

"Mianhae,namun kau menggodaku." ucap Jimin laku JiAe mendorong Jimin menjauh dan berjalan ke arah pintu,Jimin dengan segera menguncinya.

"duk"

"yak Park..."
Jimin mendorong JiAe ke pintu langsung mencium bibir JiAe dengan agresif JiAe mencoba melawan namun lama lama malah terhanyut.

Jimin mulai menjelajah mencium JiAe dia mulai mencium pipi lalu semakin turun hingga leher.

Jimin memegang punggung JiAe dan membuka sleting gaun JiAe sedikit demi sedikit.

"Buk"

mereka jatuh di sofa dekat pintu,Jimin berada di atas JiAe mereka saling bertatapan.

"Jimin,kurasa ini sudah berlebihan,jangan menyentuhku lebih..."

"Apasalahnya mencoba?" tanya Jimin.

"Aku rasa ini salah." Ucap JiAe lalu mendorong Jimin,dia mulai berdiri sambil memegang gaunnya yg akan turun karena Jimin sudah membuka sletingnya.

"Mianhae" ucap JiAe.

"nado" ucap Jimin lalu menarik JiAe dan mendorongnya jatuh ke sofa.

Jimin kembali berada di posisi diatas JiAe,menahan tubuhnya agar tidak jatuh pada tubuh JiAe.

JiAe menutup matanya dan tangannya mulai membuka satu persatu kancing kemeja Jimin malah membuat Jimin tersenyum lalu perlahan JiAe membuka matanya membalas senyuman Namja di hadapannya.

"JiAe" ucap Jimin kembali mencium JiAe,mereka saling bermain lagi dan Jimin mulau menyentuh rambut lalu turun ke wajah-leher-bahu dan Jimin mulai nakal menyentu dada JiAe . JiAe tidak berkutik,dia mengikuti jejak Jimin,memegang tubuh Jimin lalu menariknya hingga Jimin tidur bersebelahan dengannya dan memeluknya.

**********

JiAe bangun lebih awal dari Jimin,dia menyelimuti tubuh Jimin yg hanya bertelanjang dada,dia memakai kaos Jimin yg besar sampai sepahanya.

Dia berjalan ke kamar mandi dan mengaca.

"Apa yg sudah kulakukan? bodoh ,mianhae harusnya aku tidak terbawa lagi. aku malah menikmatinya lagi,ah bodoh!" ucap JiAe lalu mencuci mukanya dan mulai mandi,dia menangis.bigung dengan fikirannya.

"gwenchana?" tanya Jimin setelah JiAe keluar dari kamar mandi.

"hmm ne" ucap JiAe lalu tersenyum.

"Aku pulang ne,sampai bertemu besok" ucap JiAe setelah bersiap siap.

"biar kuantar."

"gwenchana,annyeong" ucap JiAe lalu keluar daru kamar tersebut.

Jimin POV

Setelah mandi aku memainkan ponselku.Aku tersenyum lalu kembali berfikir.

JiAe,apa dia marah aku melakukan itu?namun dia juga menikmatinya. Tapi dari raut wajahnya tadi ada rasa menyesal dari raut wajahya.

Aku mengirim pesan singkat padanya.
"JiAe chagia,saranghae"
aku menunggu beberapa lama namun tetap tidak ada balasan darinya.

Tiba tiba ponselku berbunyi namun ternyata bukan JiAe. Nari menyuruhku ke taman untuk menemuinya.

Aku menemu Nari ditaman,namun saat aku menghampirinya seseorang menusukku di bagian perut.

"Jin"

"Mianhae,aku tak suka kau menyakiti adikku.Jeongmal mianhae." ucap Jin lalu menusuk ku untuk kedua kalinya.

Mendadak semuanya terasa benar benar sangat menyakitkan,persahabatan yg sudah kubangun selama 5 tahun bersamanya seolah sia sia dan menyakitkan. Tiba tiba semuanya enjadi sangat gelao bahkan dan tak ada setitik cahayapun yg dapat aku lihat.

Jimin POV end

Jimin di temukan tewas keesokan harinya di balik pohon di taman yg jarang di datangi tersebut,di balik pohon.

JiAe sangat menyesali prilakunya kemarin saat tahu Jimin temas di bunuh.

Jin dan Nari pun datang kerumah Jimin untuk berduka.tidak ada yg tahu jika pembunuh Jimin adalah Jin sahabatnya sendiri.

Jin dan Nari mereka memang adik kakak namun tidak ada seorangpun yg tahu.mereka merahasiakannya. Sehari setelah kejadian di club dengan Jimin ,Nari meminta Jin membunuh Jimin karena dia sakit hati dengan Jimin,namun Jin menolak. Namun saat pesta di rumah Jimin,saat semua sudah pulang Jin kembali ke rumah Jimin untuk memberitahu semua rahasianya,namun saat tahu Di kamar mana Jimin berada dan dengan siapa,titambah Jin melihat Jimin melakukan sesuau pada JiAe di dekat cermin,Jin menutup pintu pelan lalu segera menyetujui permintaan Nari dulu,karena sakit hati. Jin sebenarnya menyukai JiAe namun JiAe malah dengan Jimin.

***
JiAe menangisi kepergian Jimin dengan penuh penyesalan.

"Jimin Nado saranghae"
ucap JiAe di hadapan makam Jimin.

END

nah selesai,maaf ya ini FF abstrak --". di FF ini bukan bermaksud menjelek jelekan bias atau sebagainya.THIS IS JUST FANFICTION. Jung baru pertama kali buat yg gini,maaf ya penulis amatir banget Jung --". Maaf banyak bahasa yg gak enak,typo.maaf FFnya jelek dan sebagainya.

"Jangan terbuai dengan seseorang karena belum tentu dia akan menjadi milik kita. Jangan dengan mudah memberikan sesuatu sebelum semuanya menjadi resmi"

Jung bikin FFnya bukan berarti pernah ya,wanted nih :3 remember juga ya :D

JunGolden

Overdose

  No comments
Overdose.

Main cast:
Jessica Jung
Oh Sehun

Cast:
Krystal Jung
Tiffany Hwang
Immo & Haraboji
Genre : Romance
Author pov

"Hiks hiks" terdengar 2 yeoja sedang menangis tersedak. Mereka tergeletak di luar rumah dan kehujanan. Mereka di usir oleh paman dan bibi mereka.
"Eonni, eonni aku takut, aku takut. Hiks hiks"  Seorang yeoja yg terlihat lebih muda menangis sambil memeluk eonninya
"Sssstt. Eonni disini. Arra?" Ucap seorang yeoja yg diduga sebagai  Eonni.
"Ayo kita pergi Krystal. Percuma  berada disini" ucap Yeoja yg lebih tua kepada yeoja satunya yg bernama Krystal. Melihat eonninya yg sudah berdiri, Krystal bangkit dan menahan isakannya.
"Arra. Kajja" ucap Krystal.

Diperjalanan mereka mencari tempat untuk tinggal.
"Jessica eonni. Tinggal disitu rasanya tidak apa bukan?" Ucap Krystal pada eonninya yg bernama Jessica sambil menunjuk tempat kecil
"Tidak papa. Ayo kedalam" ucap Jessica dengan senyuman dan menarik tangan adiknya

Tok tok tok

Srrrrtt #pintu kebuka

"Ooh. Siapa yg datang mala.. ooh,  kalian basah kuyup masuklah" Melihat respon orang itu. Jessica maupun Krystal merasa dialah pemilik Tempat ini.
"Ne immo" ucap mereka
"Salah satu dari kalian mandilah" ucap pemilik itu. Jessica menatap Krystal. Krystal yg mengerti hanya mengangguk
                           
"Immo pemilik tempat ini?" Tanya Jessica hati hati
"Ne. Ada apa kalian kemari?" Tanya Immo
"Begini, saya Jessica dan adik saya tadi Krystal. Kami diusir oleh paman dan bibikami. Kami anak yatim piatu. Setelah itu paman mengambil alih perusahaan appa. Dan bangkrut, jadi kami diusir" mendengar itu. Immo itu menatap Jessica iba
"Kau mau tumpangan untuk beberapa hari disini?" Tanya Immo itu dengan nada yg lembut. Jessica tersenyum
"Ne" jawabnya Riang
"Baiklah. Tinggallah disini"
"Gommawo Immo, jeongmal gommawo" ucap Jessica
"Ada apa ini?!" Tiba tiba muncul sesosok namja paruh baya.
"Appa. Kau bangun?" Ucap immo itu. Di pikiran Jessica 'pasti appanya immo'
"Mereka akan tinggal disini" ucap immo
"Geurre? Arraseo" ucap haraboji itu dengan biasa
"Gomawa Haraboji" jessica segera menunduk
"Eonni.. giliranmu" ucap Krystal

Setelah itu Ke 4 orang itu berbagi cerita. Immo dan haraboji menatap iba ke 2 yeoja ini.
"Ekhm.. immo, tidakkah kau punya nampyeon?" Pertanyaan Krystal membuat semua org menatap kearahnya.
"Waegeurre?!" Ucap Jessica sebagai kode ke Krystal, parahnya Jessica berisi mencubit Krystal. Immo yg melihatnya akhirnya mau berbagi cerita sambil tersenyum
"Nampyeon? Nae nampyeon? Immo tidak punya nampyeon" ucap Immo sambil memakn camilan
"Masa?!?! Immo secantik ini tidak puny.." mulut Krystal yg belum selesai berbicara segera dibekap Jessica untuk berbicara lebih jauh  
"Ehmm. Kalian berdua lucu" ucap Immo. Jessica dan Krystal hanya nyengir tidak jelas.

Skipp
 
1Month later

"Krystal yaa,, Sica ya,,"
"Enghh.."
"Immo," ucap Jessica dan Krystal
"Bangun. Krystal sekolahkan? Jessica bekerjalah! Ada yg immo dan Haraboji ingin katakan"
"Ehm. Kami akan siap siap" ucap keduanya. Setelah itu immopun pergi

Skipp

"Immo berencana mengadopsi kalian!!" Ucap immo semangat. Jessica dan Krystal kaget.
"Keure? Gomawo im Eomma" ucap Krystal dan memeluk eomma barunya. Melihat Jessica yg diam. Eommanya menarik tangannya. Tentu saja mereka ber 3 berpelukan

Skip

"Kami berangkat" ucap ke 2nya
"Ne.. jaljayeo"
"Ne"

Jessica pov

"Jadi ini gedungnya ?" Ucap Jessica dan memasuki kantor itu dan ke resepsionis.
"Ehm annyeong. Bisa tau dimana  ruangan CEO?" Tanya Jessica
"Mianheyo. Ada keperluan apa?" Tanya resepsionis itu    
"Saya Sekretaris barunya" ucap Jessica. Seketika resepsionis itu memandang Jessica iri. Jessica merasa risih dengan pandangan itu. Tapi dia mencoba bersikap biasa.
"Saya antar" ucap salah satu  Resepsionis

Mereka menaiki lift, resepsionis itu hanya diam. Jessica merasa canggung dan akhirnya, mencoba mengajak resepsionis tersebut berkenalan.
"Ehmm, Jessica imnida" ucap Jessica hati hati dengan senyuman yg manis
"Tiffan Hwang Imnida" ucap resepsionis itu dengan eyesmile . Memang resepsionis yg mengantarkan Jessica ke ruangan bos barunya berbeda.

"Disini, tunggu dulu" ucap resepsionis itu dengan eyesmile tentu

Jessica pov

Bagaimana rupa CEO baru itu. Apa dia tua? Sekretaris pribadi? Apa terlalu frontal? -.- sudahlah, hanya perusahaan ini yg menerimaku.  

"Silahkan Jessica-sshi. Anda sudah di tunggu" ucap Tiffany dengan eyesmile. Dia cute^^
"Owh ne gomawo" ucapku dwngan senyum

Tok tok    

"Masuk"
Jessica hanya melihat meja dan kursi. Lantas siapa yg menjawab itu.

Jadi aku hanya memberanikan memperkenalkan diriku.

"Annyeonghaseyo. Joneun Jessica Jung imnida, anda bisa panggil saya Jessica. Saya Sekretaris baru anda" ucapku dengan sopan. Seperti berbicara dengan batu. Menyebalkan!

Seketika kursi didepanku berbalik.

Astaggaaaaa!! Apa dia bosku?!

Author pov.

"Jessica?" Ucap orang itu
"Ne" ucap Jessica hati hati.
"Oh Sehun imnida" ucap Bos jessica yg bernama Sehun.
"Ne. Ehm ada yg bisa aku kerjakan?" Tanya Jessica
"Ya, ambilkan aku kopi, urusi berkas itu, liat jadwalku, siapkan makan siangku, buat laporan keungan-karyawan-dan perkembangan industri ini, kurasa aku ada meeting jam 3 nanti siapkan keperluannya" ucap Sehun. Jessica yg mendengar itu tercengang. Di hari pertama?!. Sehun yg menyadari itu memandang Jessica
"Kau tidak suka dengan pekerjaanmu? Kalau tidak, pintu keluar terbuka lebar untukmu" ucap Sehun. Jessica yg menyadarinya, segera merespon
"A.. aniya. Akan ku kerjakan" ucap Jessica gelagapan.

Skipp

Sehun pov

Ah lelah. Sudah 2 hari aku bekerja tanpa sekretaris pribadi, memang lebih ringan ketika ada Jessica disini. Karna dia mengambil separuh kerjaanku.

Jessica tidak jauh dariku. Dia satu ruangan denganku. Dia sedang membuat laporan. Menurutku dia cantik. Sebaiknya aku tidak usah menyuruhnya menyiapkan makan malam. Mungkin akan ku ajak? Ah tidak. Jangan. Ini hari pertama. Kata appa, menyiksa sekretaris pada hari pertama sudah biasa. Sebaiknya aku fokus.

Jessica pov

Aku merasa diperhatikan, tubuhku membeku. Yak?! Apa yang terjadi!! Mengapa aku seperti ini. Rasanya aku tidak bisa berpaling. Fokus jessica fokus.

Amanda Kim

Your're My Chocholate

  No comments
"YOU’RE MY CHOCHOLATE"




Tittle    : You're My Chocholate
Author : SY
Genre  : Romance, sad
Cast     :  - Jeon Jungkook a.k.a Jungkook
                   - Sunny
                   - Member BTS (Suga, J hope, Jimin, Rapmon, V dan Jin)
                   - Seung Rin
                   - Yoona
Assalamualaikum wr’wb! Saya selaku author hendak mempromosikan FF Gaje sodaranya Gajah ini pemirsa! (Alah lebay dah xD ) Mianhae. Kalo ceritanya bener-benar ga jelas. Soalnya ga jago (bukan jenis ayam) bikin begini tapi nyoba aja dah. Biasanya gambar dan ini bikin sesuatu yang kaya novel. Alah maaak tantangan binggow. Untuk masalah cover gua ga suka kalo harus ngedit fotonye si maknae sama cewe lain :) jadi bayangin aja deh sunnynya elo ye! Dan buat pemeran wanitanya pake nama ngasal dan FF ini gua buat untuk “I” :-D Maaf kalo ada kata yang nyeleneh, ga sopan atau sebagainya, karna authornya juga keseringan khilaf. Arigatou gozaimasu, SELAMAT MEMBACA! ^^
PERHATIAN : Tinggalkan Krisar (kritik dan saran) untuk FF ini setelah membaca! Itu sangat membantu ^^ terimakasih
----------------*------------------*------------------------
SUNNY POV
“hey sunny...aku mohoooonn, mau ya? Yaa..?”
“aahh aku bilang tidak ya tidak!! Bisakah kau tidak menggangguku Yoona!”
“apakah aku menganggumu? Ku pikir tidak.. Kau daritadi hanya mencoret-coret bukumu, ayolah sunny.. Hanya kau berikan pada jimin oppa dan bilang ini dari fans terberatnya.”
“kenapa kau tidak memberikannya saja langsung pabo, atau kau berikan pada jeon jungkook, dia kan satu rumah dengan jimin! Sudahlah..” beranjak bangun dari kursiku dan pergi meninggalkan yoona.
“heyy..kau mau kemana?? Ayolahh.. Aku malu bertemu dengan jungkook oppa.,Kenapa kau pergi sunny..hey sunny”
“aku lapar Yoona, aku mau ke kantin”
Ah bosan mulai menyelimuti kepalaku, apa yang salah denganku? Ah yang salah adalah eomma, kenapa dia membelikanku rumah yang bertetanggaan dengan artis. Siitt.. Aku sangat benci itu. Banyak dari fans-fans mereka yang menitipkan hadiah padaku. Itu membuatku kesal. Rasanya ingin ku cabut akar rumahku dan ku lempar jauh-jauh dari rumah artis pabo itu. Ku harap secangkir coklat panas kesukaanku bisa menguapkan amarah yang telah terkumpul dipuncak kepalaku.
Bel pulang berbunyi. Ku harap fans-fans bodoh itu tidak menitipkan sesuatu yang aneh lagi padaku. Namun saat aku pulang hujan tiba-tiba turun dengan deras.
“aaahh.. Apa-apaan ini, aku tidak membawa payung, kenapa harus hujan sih” kesialan apalagi yang harus ku dapat kali ini Tuhan.. Bunuh saja aku bunuh!” Namun tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depanku.
“hey, bukankah kau yang tinggal di sebelah rumahku? Ayo cepat naik, akan ku antar kau pulang”
“ah jungkook, tak usah, itu akan merepotkanmu”
“tidak.. Cepatlah!”
“ah baiklah kalau kau memaksa seperti itu, aku akan ikut.”
Sebernarnya aku tidak mau, tapi karna situasi yang tidak mendukung yah terpaksa inilah yang ku pilih. Aku terus menatap ke luar kaca mobil dan tidak melihat sedikitpun ke arah Jungkook.
“ehem.. Kau mengenalku? Dari mana? Bukankah kita belum berkenalan” ucap Jungkook
“ah ne, semuanya tau itu kan, kau ini pura-pura tidak mengingat statusmu hah?” jawabku jutek.
“ahaha..ne mian, oh ya, siapa namamu? Walaupun sudah lama bertetanggaan tapi kita belum saling berkenalan bukan.”
“namaku sunny, ah jungkook berhenti.. Ini rumahku”
“ah mianhae aku hampir lupa, hey sunny.. Diluar hujan, pakailah jaketku untuk menutupi kepalamu, besok kau kembalikan”
“ah tidak usah jungkook”
“pakailah, atau aku tidak akan membuka kunci pintu mobilnya”
“ah baiklah baiklah, berikan padaku jaketnya”
“ahaha akhirnya kau menurut juga padaku, ini jaketnya, pakailah” dai atertawa dan tersenyum padaku. Aku hanya membalas dengan senyum yang terpaksa.
“gamsahamnida jungkook-ah”
“ne, cheonma” dia tersenyum ke arahku.
JUNGKOOK POV
Aku terus melihat dia keluar dari mobilku, berlari ke arah rumahnya. Kupikir dia sangat manis. Ah sial! Apa yang ku bicarakan,bukankah itu bodoh, aku kembali menyetir dan sampai di rumah. Di ruang tamu hyung-hyungku sedang berkumpul terkecuali suga-hyung.
“hey, jungkook-ah bukannya kau membawa jaket, kenapa tak kau pakai, seragammu basah maknae!” ucap jin
“ah hyung, temanku meminjamnya.”
“benarkah? Namja atao yeoja?” V hyung mulai bertanya penasaran.
“yeoja”
“wah..wah.. Aku terkalahkan oleh maknae, siapa yeoja itu kook? Dia sexy? Apa dia yeojachingumu? Iyakah? Dia cantik?” Jimin hyung yang sedang memainkan handphonenya kini mulai bertanya-tanya saat mendengar jawabanku.
“ah jimin hyung, aku sudah kedinginan, bisakah jangan bertanya sebanyak itu, yeoja tetangga sebelah yang meminjamnya,”
“sunny maksudmu? Dia cantik” ucap V
“dan juga sexy.. Hahaha” ucap jimin
“V hyung dan jimin hyung mengenalnya? Darimana? Bagaimana bisa?” aku mulai penasaran
“Dia juga sangat ramah” sambung Jin hyung
“Dan juga sangat manis” Rapmon hyung pun meneruskan ucapan Jin hyung.
“Hey, bagaimana bisa kalian telah mengenalnya sebelum aku? Bukankah aku yang satu sekolah dengannya? Ayolah hyung..bisakah kau jawab pertanyaanku” ucapku penasaran
“Sudahlah kookie.. Cepatlah ganti baju, bukankah kau tadi bilang sudah kedinginan, haha?” J hope hyung mulai mengejekku
“haha, iya sudahlah cepat ganti bajumu jungkook, atau aku yang akan menggantikan bajumu?” Jimin hyung menatapku dengan tatapan menjijikkannya.
“ah baiklah, hentikan tatapan memuakkan itu hyung”
Aku berjalan menuju kamarku dan mengambil handuk. Ku harap dengan berendam di bath up dapat mengistirahatkan pikiranku setelah seharian ini jadwal padat disekolah. “ah bagaimana bisa hyung-hyungku sepertinya lebih mengenal dia daripada aku? Hey itu aneh, apa yang salah denganku? Bukankah tadi jin hyung bilang yeoja itu ramah? Tapi mengapa dia sangat jutek padaku? Ah baka.. Mengapa aku jadi memikirkannya? aaahh sial apa-apaan ini” aku bergumam dan entah mengapa aku selalu terbayang wajah yeoja itu. Ada apa ini? Cinta pada pandangan pertama? Ahaha itu hal yang paling bodoh yang pernah ku tau dan tak akan pernah terjadi padaku.
AUTHOR POV
Pagi harinya Jungkook pergi ke sekolah bersama hyung-hyungnya. V dan Jimin satu sekolah dengannya sedangkan J hope, rapmon, Jin dan suga akan pergi ke Tempat latihan untuk membuat lagu di album BTS yang baru. Lalu di Halte bus dia melihat Sunny sedang berdiri menunggu bus.
“Hey bukankah itu Sunny?” ucap J hope
“Ah ne, ajak dia pergi bersama, bukankah kita satu arah dan dia cukup kecil untuk ikut duduk bersamaku” ucap jimin
“Ah jiminnie Pabo, dia akan mual berada didekatmu, biar aku yang keluar dan mengajaknya, hentikan mobilnya Rapmon hyung” ucap V
JUNGKOOK POV
Ah apa-apaan ini, mengapa aku merasa sedikit kesal mendengar ucapan jimin hyung dan V hyung. Dan apa-apaan itu, mengapa V hyung yang keluar dari mobil, kenapa bukan aku yang mengajaknya. Aku melihat dari dalam mobil saat V hyung mengobrol dengan Sunny. Aku mudah melihatnya karna aku duduk di samping Rapmon hyung. Aku benci melihat mereka mengobrol. Ah kenapa yeoja itu tersenyum manis dan tertawa saat V hyung mengajaknya mengobrol. Kenapa saat bersamaku dia hanya membuang muka dan tidak melihat ke arahku. Beberapa menit mereka mengobrol dan V hyung kembali ke mobil tanpa yeoja itu.
“Yak V, mana Sunny?” Ucap J hope hyung
“Dia tidak mau hyung, dia sedang menunggu teman wanitanya, dan sudah ada janji akan berangkat bersama”
“ah hilang sudah kesempatanku untuk membuatnya terpesona padaku, huh” ucap Jimin hyung mempotkan bibirnya.
“Hey yak Jiminnie Pabo, dia tidak akan menyukaimu, kau itu kan pendek” ucap V
“HEY PABO! Aku tidak pendek, aku hanya sedikit kurang tinggi tapi aku sangat mempesona” Jimin hyung menatap V dengan tatapan menjijikannya. Aku hanya menjadi pendengar setia kali ini.
“Dia lebih menyukaiku tentunya Jiminnie pabo, dia akan menjadi milikku” ucap V hyung.
“Tidak! Tidak! dia milikkuV paboo” ucap Jimin hyung
“berisik! Bisakah mulut kalian diam? Cepat jalankan mobilnya rapmon” ucap suga hyung
AH APA-APAAN MEREKA? Mereka menyukai Sunny? Apa ini? Aku merasa sangat kesal mendengarnya. Ah apa mungkin aku benar-benar menyukai yeoja itu. Sial! Aku benar-benar terjebak dalam situasi yang buruk.
SUNNY POV
Ah sial, sungguh membosankan pelajaran hari ini. Pelajaran olahraga adalah pelajaran yang sangat mebosankan. Hanya Membuat tubuhku berkeringat dan bajuku basah. Bukankah itu hanya buang-buang tenaga, hanya buang-buang waktu. Aku membolos pelajaran olahraga dan memilih ke kantin, ku pikir akan jauh lebih menyenangkan jika meminum secangkir coklat panas di taman belakang sekolah, tempat nyaman favoriteku. Aku memesan coklat panas kesukaanku sambil membaca novel yang ku pinjam dari Yoona. Aku membawa coklat panas sambil membaca novel tersebut tapi tidak sengaja aku menabrak seseorang dan coklat panasku tumpah kebajunya. Wanita-wanita di kantin seketika melihat ke arahku.
“Aghh..” teriaknya
“Ah mianhae, akan ku bersihkan” aku panik dan mengambil sapun tangan di kantungku dan membersikan baju dibagian perutnya. Itu cukup parah, karna minuman coklat itu benar-benar panas
“ah sudahlah, aku tidak apa-apa” jawabnya
“Ah, jungkook ah, mianhae.. Ini panas, pasti kulitmu akan terluka karna minumanku, aku akan mengobatinya. “ ucapku panik.
“aku tidak apa-apa sunny.. Sudahlah jangan panik” ucapnya ramah dan tersenyum padaku.
“jungkook-ah jika tidak diobati kulit perutmu akan memar”
“benarkah? Haha.. Sudahlah aku tidak apa-apa, aku akan memesankanmu coklat panas lagi, kau belum sempat meminumnya bukan,? tunggulah disini” ucap jungkook
Ah ada apa dengannya? Dia sangat baik. Hah tapi tetap saja aku tak menyukainya. Dia hanya artis yang senang tebar pesona, memamerkan suara atau wajah atau kemampuannya. Bukankah semua artis seperti itu. Beberapa menit kemudian Dia kembali dengan dua cangkir minuman.
“ini coklat panasnya” ucapnya sambil menyerahkan secangkir coklat panas.
“jungkook-ah ini sangat merepotkan, harusnya aku yang melakukan sesuatu padamu, bajumu jadi kotor karna kecerobohanku”
“ini tak seberapa, aku bisa menggantinya, kau ingin meminum itu dimana? Bolehkah aku menemanimu?”
“haha.. Pertanyaan yang aneh, haha”
“hey, kenapa kau tertawa sunny, bisakah kau hentikan tawamu itu?”
“aaahh mian.. Aku akan ke taman belakang sekolah, aku terbiasa di sana, di sana tidak ramai dan suasananya tenang”
“kalo begitu ayo ke sana,”
Sesampainya di taman hanya aku jungkook dan 2 orang sisiwi yang sedang mengobrol. Jungkook duduk disampingku dan menatapku. Menatapku dengan intens.
“Hey Jeon jungkook, apa yang kau lihat heu, kau melihatku?” dia tidak menjawab pertanyaanku, dia tersenyum dan memalingkan wajahnya. Dia menutup matanya dan bernyanyi. Aku mendengarkan suaranya yang sangat merdu melihat wajahnya dan rambutnya yang tertiup angin menjadikan ia terlihat sangat tampan. Ah apa yang aku pikirkan. Aku tidak menyukainya! Tidak! Tidak! Dan tidak!
“hey, sunny kenapa kau menggeleng-gelengkan kepalamu heu?” ucapnya
“aku..”
Aku belum meneruskan ucapanku, jungkook telah berada didekatku, menatapku intens semakin dekat dan mendekat membuatku sedikit gugup, ah tidak sedikit, sangat gugup, mau apa dia?
“Kau seperti anak kecil sunny, ini coklatmu belepotan kemana-mana” dia mengeluarkan sapu tangan dan mengelap bibir bawahku. ah perasaan apa ini, mengapa jantungku berdegup sangat cepat.
“e..eh..eh jungkook-ah aku harus ke kelas, aku rasa ada guru dikelasku, aku pergi duluan ne”
Aku pergi meninggalkannya, ah aku benar-benar tak terkendali. Ada apa denganku? Mengapa aku gugup? Mengapa jantungku berdetak sangat cepat? Aku menyukainya
? Ah tidak Tuhan..
Setelah kejadian tadi aku jadi terus memikirkan jungkook, ada apa dengannya, atau dia hanya tebar pesona sama seperti artis-artis laki-laki yang pernah ku kenal. Ya pasti seperti itu. Saat aku berjalan pulang di koridor tiba-tiba ada yang menarik rambutku.
“aauhh.. Sakit! Lepaskan!” ucapku
“HEY YEOJA BODOH! KAU BERANI MENDEKATI NAMJACHINGUKU? Jeon jungkook itu milikku pabo! Kau berani-beraninya menumpahkan Coklat panas padanya heuh! Kau ini cari mati!!,”
Aku melepas tangannya dari rambutku dan menjambaknya balik.
“Dengarkan aku yeoja bodoh! Aku bukan siapa-siapa jeon jungkook milikmu, aku tidak mengenalnya jadi pergilah dari hidupku dan meladenimu hanya buang-buang waktuku saja”
Aku melepas tanganku dan berjalan pulang tanpa memperdulikan teriakan dari yeoja gila itu. Ah apa peduliku pada Jungkook yang sok pamer suara. Cih!
JUNGKOOK POV
Aku buru-buru pulang hari ini, aku ingin mengajak sunny pulang bersamaku atau mungkin aku akan mengajaknya jalan-jalan terlebih dahulu. Ah aku mungkin sudah benar-benar dibutakan oleh yeoja ini. Bagaimana bisa aku menyukai yeoja ini padahal banyak yeoja yang lebih cantik dan sexy dan mengemis-ngemis cinta padaku tapi hanya wajah yeoja ini yang ada dibenakku. Aku berjalan menuju kelasnya. Tapi saat aku akan sampai aku melihat sunny bersama dengan Seung Rin. Seung Rin adalah mantanku. Apa yang ku lihat? Seung rin menarik rambut sunny. Aku sempat akan memisahkan mereka tapi aku hanya melihat dari kejauhan. Sunny menarik balik rambut Seung Rin.
“Dengarkan aku yeoja bodoh! Aku bukan siapa-siapa jeon jungkook milikmu, aku tidak mengenalnya jadi pergilah dari hidupku dan meladenimu hanya buang-buang waktuku saja” ucap Sunny dari kejauhan.
Apa yang Sunny bilang? Dia tidak mengenalku? Benarkah? Atau aku salah dengar? Hatiku sangat sakit mendengar itu. Seperti dipukul oleh besi. Aku merasa benar-benar terbodohi oleh yeoja ini. Ah sudahlah. Aku akan pulang saja tanpanya, diapun mungkin tidak akan mau pulang denganku.
AUTHOR POV
Keesokan harinya Sunny pergi ke sekolah seperti biasa. Sunny berjalan di koridor bersama dengan yoona menuju kelasnya,
“yak Sunny, kau tau.. Jimin oppa sangat sexy, dia sangat tampan” ucap Yoona
“Yooonnaaa.. Berhentilah bicara itu terus, aku pusing mendengarnya.”
“mwo? Kau pusing mendengar suaraku?”
“ah bukan suaramu, tapi.. Ah Jimin, Jimin dan Jimin! Bisakah kau ganti orang dalam bahasan topikmu?”
“ah mianhae aku sangat menyukainya sunny” ucapnya sambil cemberut dan mulai lesu
“ahaha ya sudahlah terserah kau yoona pabo, cepat ayo ke kelas” sunny jalan terlebih dahulu meninggalkan yoona
“kau memanggilku apa? Pabo? Hey sunny!!! Kau memanggilku pabo heu? Kau ingin ku pukul. Aishh menyebalkan!”
Pada saat mereka berjalan berdua, Seung Rin menghalangi mereka.
“Hey, bisakah kau jalan agak menyingkir sedikit? Bukankah kau cukup kecil dan jalan ini sangat lebar.” ucap sunny
“HEY YEOJA PABO! Gara-gara kau jungkook oppa tidak masuk sekolah hari ini, gara-gara coklat panasmu dia terluka!!” ucap yoona membentak sunny
“Hey kau yang pabo! Bukan salah ku kalau..” ucap Sunny
“ah sudah..sudah.. Berhentilah bertengkar, ayo ayo kita ke kelas sunny” ucap yoona menarik lengan Sunny
“Hey yeoja pabo! Aku belum selesai!! Euh menyebalkan!” teriak Seung Rin
SUNNY POV
Aku terus memikirkan ucapan yeoja itu, Jungkook sakit? Benarkah? aku sedikit panik dan mungkin khawatir dengan keadaannya. Benarkah dia benar-benar sakit. Ah sepertinya ini tidak sedikit tapi benar-benar aku sangat khawatir pada jungkook. Sepulang sekolah aku akan menjenguknya. Dalam perjalanan pulang aku membeli beberapa buah dan susu untuk menjenguk Jungkook. Tapi Sialnya Hujan turun dan aku lupa bawa payung. Aku tidak sempat berteduh dan memilih menerobos hujan ini. Aku sedikit agak malu ke rumah Jungkook dengan baju basah tapi bagaimana lagi. Walaupun rumahku hanya bersebrangan tetapi jika aku pulang dulu itu akan membuang-buang waktu. Akupun di rumah jungkook hanya sebentar, hanya ingin melihat keadaannya. Itu sudah cukup.
Aku menekan bel pintu rumah jungkook dan beberapa menit kemudian, pintunya terbuka dan Jungkooklah yang membukakan pintu. Dia tidak memakai baju, toples.. Bagaian perutnya diperban. Aku memalingkan wajahku, mungkin saat ini memerah karna melihat semua itu.
“Sunny pabo! Kenapa kau hujan-hujannan heu!” ucapnya
“e..e.. Ak..aku hanya ingin menjengukmu. Ku dengar kau sakit Jungkook-ah.”
Aku mulai menatap ke arah wajahnya. Dia tersenyum sangat manis.
“Ayo masuk,” dia menarik lenganku untuk ke dalam rumahnya.
“mengapa rumah ini sangat sepi? Bukankah kalian tinggal bertujuh?”
“ah hyung-hyungku sedang ke ruang latihan bighit. Hanya ada V hyung yang merawatku selama aku sakit.” ucapnya
“ooh”
“Sebentar ne, kau tunggu disini” Jungkook pergi ke atas. Entah apa yang akan dia lakukan. Aku melihat-lihat ke sudut-sudut ruangan rumah jungkook. Aku tak berani bergerak dengan baju yang basah. Inipun sudah menjadi sedikit genangan air di lantai. Aku harus membersihkannya. Beberapa menit kemudian Jungkook pun turun sudah menggunakan kaos yang simple dan dia membawa sebuah kaos berwarna hitam.
“Sunny, gantilah bajumu, kau pakai bajuku ini hmm, walaupun kebesaran tentunya ini lebih baik daripada bajumu yang basah itu bukan.” ucapnya sambil tersenyum padaku.
“ah, ini merepotkanmu jungkook-ah”
“aniya, kau ganti dikamarku ne, diatas.”
Aku menaiki tangga dan masuk ke kamar jungkook, kamarnya sangat rapi dan harum. Aku mulai mengganti bajuku, ah ya ampun, baju ini benar-benar sangat besar. Hanya kaos saja sudah berubah fungsi menjadi mini dress untukku. Aku keluar kamar dengan mengenakan kaos itu. Di luar kamar, Jungkook menungguku dan melihatku aneh.
“a..a..apa ya..yang kau Lihat Jeon Jungkook? Apa ini sangat aneh?”
JUNGKOOK POV
Aku menunggu di depan pintu kamarku selagi ia ganti baju. Saat pintu kamarku terbuka Sunny keluar dengan mengenakan kaosku yang cukup besar ditubuh mungilnya. Kaos itu menjadi 3 cm diatas lututnya. Aku tercengang melihat penampilannya. Baju yang ia pakai membuat ia terlihat sexy dan rambutnya yang basah menjadikan ia terlihat sangat cantik dan manis.
“a..a..apa ya..yang kau Lihat Jeon Jungkook? Apa ini sangat aneh?” ucapnya menyadarkanku. Aku tersenyum
“ah aniya, kau hanya terlihat berbeda”
“mwo? Berbeda bagaimana? Apa aku terlihat aneh?” tanyanya dengan wajahnya imut.
“ah sudahlah.. Ayo cepat kita turun, akan ku buatkan minuman hangat untukmu, kau pasti kedingan bukan?” aku berjalan duluan dan menuruni tangga.
“Yak, Jeon jungkook! Bisakah kau jawab pertanyaanku dulu? Apa aku terlihat aneh?” Jawabnya merengek dan menarik lenganku. Aku berbalik ke arahnya dan mendekatkan tubuhku, mendekatkan ia ke sudut dinding, menatap wajahnya yang sangat manis. Ah aku benar-benar sangat menyukai wajahnya saat ia panik. Itu lucu.
SUNNY POV
Aku menarik lengan jungkook, karna aku malu untuk turun ke bawah jika memang penampilanku sangat terlihat aneh. Lalu jungkook menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahku. Dia menatapku intens dan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Ah tuhan kenapa di belakangku tembok heuh. Aku tak bisa bergerak. Ah jantungku rasanya ingin copot berada dalam keadaan seperti ini. Apa yang ingin dia lakukan. Dag..dig..dug..
“Kau cantik sunny, apapun yang kau pakai kau akan terlihat cantik” bisiknya ditelingaku. Seketika aku mematung mendengar jawabannya. Dia menuruni anak tangga menuju dapur dan ku yakin aku sekarang sedang memasang wajah yang amat bodoh dan seperti biasa akan memerah seperti tomat. Aku menuruni anak tangga dan masih tak percaya jungkook mengatakan itu. Aku duduk di sofa ruang tengah dan sesekali melihat ke arah jungkook yang berada di dapur. Beberapa menit kemudian jungkook membawa 2 cangkir minuman
“Aku membuat coklat panas kesukaanmu.” dia tersenyum padaku dan memberikan secangkir coklat panas.
“ah bagaimana kau bisa mengetahuinya jungkook-ah kalau ini minuman favoriteku?”
“hmm..aku hanya menebaknya, aku sering sekali melihatmu membelinya dikantin dan ku pikir itu minuman favoritemu” dia tersenyum manis padaku
“oh”
Setelah meminum coklat panas buatan jungkook dan mengobrol dengannya aku sedikit merasa pusing, kepalaku terasa berat dan semakin sakit.
“Ju..jungkook-ah..”
JUNGKOOK POV
Aku melihat sunny terus memegang keningnya. Aku merasa khawatir.
“Ju..jungkook-ah..”
“ne sunny.. Kau tidak ap..” Belum aku melanjutkan perkataanku sunny pingsan, aku memegang keningnya. Sangat panas. Dia demam mungkin karna kehujanan tadi. Aku sangat khawatir. Aku menggendongnya ke kamarku. Merebahkan tubuhnya dikasurku dan menyelimutinya, aku mencari handuk kecil dan es batu untuk mengompres keningnya. Aku benar-benar panik. Aku terus duduk di sampingnya, aku takut dia kenapa-kenapa, aku tidak akan meninggalkannya. Hari mulai berubah menjadi larut malam. Ku pikir dia lebih baik disini, menginap dikamarku. Syukurlah Suhu demamnya telah turun. Aku tersenyum dan mengusap keningnya lembut. Merapikan poni yang mengenai matanya. Dia benar-benar cantik. Bisakah? Bisakah dia menjadi milikku? Selamanya? Terus bersamaku dan tidak akan meninggalkanku. Ku harap malaikat kecil mencatat keinginanku malam ini dan tuhan akan mengabulkannya. Aku berjalan ke sudut ruangan dan merebahkan tubuhku disofa. Aku akan beristirahat disini takut jika sunny terbangun dan membutuhkan sesuatu.
SUNNY POV
Aku terbangun karna sinar matahari dari celah-celah jendela mengenai wajahku. Kepalaku sedikit masih terasa sakit. Saat ku bangun aku berada di kamar Jungkook. Dan ku lihat di sudut ruangan ada jungkook yang sedang tertidur disofa. Aku turun dari kasur dan mendekat ke arahnya. Aku melihat wajahnya dari dekat. Dia seperti kucing manis yang sedang tertidur. Aku tersenyum melihat wajahnya. Dia sangat manis dan tampan saat tertidur seperti itu. Aku tidak tega untuk membangunkannya. Tapi ini sudah pukul setengah 7 dan aku harus bersiap-siap untuk sekolah. Aku meninggalkan Jungkook dan sesampainya dirumah aku akan sms atau menelfonnya.
JUNGKOOK POV
“Yak, Jeon Jungkook!! Kau tidak ingin sekolah heuh? Bangunlah!” suara V hyung membangunkanmu
“Ah hyung, berhentilah menggangguku!” aku membalikkan tubuhku, malas untuk menatapnya.
“Hey jungkook, Handphonemu menyala, aku lihat, oww.. Sunny sms padamu katanya..”
Aku terbangun, menarik handphoneku dari tangan V hyung dan membaca sms dari sunny.
From : Sunny
To: Jungkook
Jungkook-ah mianhae aku tak pamit padamu, aku tak ingin mengganggu tidurmu, jadi aku pulang dan berangkat sekolah duluan. Aku sudah pamit pada hyung-hyungmu. Bangunlah dan jangan lupa sarapan ne ^^
From : Jungkook
To : Sunny
Ne. Tak apa,sunny sepulang sekolah, aku ingin bertemu denganmu. Tunggulah aku jika kau pulang lebih awal.
Ah aku senang mendapat sms darinya, aku tersenyum dan mencari handukku,
“V hyung, tunggulah aku dibawah, aku akan sekolah” ucapku
“ah ne, cepatlah, jika bukan karna Sunny mungkin tendangan kakikulah yang akan mengantarkanmu mandi jungkook”
Aku mandi dan buru-buru merapikan seragam yang ku pakai, turun ke bawah dan berangkat bersama V hyung dan Jimin hyung. Aku memulai aktifitasku disekolah dengan ditemani bayangan yeoja itu tentunya.
Saat jam istirahat aku berniat ke kantin, mencari sunny dan mengajaknya untuk ke taman belakang, minum coklat panas dan mungkin inilah kesempatanku, mengungkapkan apa yang aku rasakan padanya.
Sesampainya dikantin aku mencari-cari sosok wanita itu, aku menemukannya, dia sedang memesan coklat panas. Aku hendak memanggilnya namun ternyata disampingnya ada V hyung, mereka mengobrol sangat akrab. Cih.. Aku benci itu. Aku mengikuti mereka ke arah taman belakang. Aku melihat mereka dari kejauhan. Aku lihat sunny sangat akrab, tertawa tersenyum saat bersama V hyung. Ah aku benar-benar sangat cemburu melihatnya. Aku kaget melihat V mendekatkan wajahnya pada sunny. Apa yang ku lihat? V hyung mencium kening sunny? Ah sial. Benar-benar aku telah dibodohi oleh yeoja itu. Aku pergi meninggalkan mereka dan memilih untuk kembali ke kelas. Perasaanku benar-benar campur aduk. Benar-benar gadis itu membuatku kesal. Aku tak ingin pulang cepat hari ini. Aku malas bertemu yeoja itu atau bertemu V hyung
SUNNY POV
Aku pulang lebih cepat dari biasanya. Aku keluar kelas dan bersemangat untuk mencari jungkook. Apa yang ingin dia lakukan nanti. Aku melihat jam tanganku, menunjukkan pukul 14.00 berarti aku lebih cepat keluar kelas daripada jungkook. Aku melihat ke arah kelas jungkook. Pintunya masih tertutup. Mungkin dia ada pelajaran tambahan atau sejenisnya. Aku duduk dikursi yang tak jauh dari kelas jungkook.
Hari semakin sore. Kulihat ke arah jam sudah menunjukkan pukul 16.15, tapi aku tak melihat sedikitpun sosok jungkook keluar dari kelas itu. Apa dia sudah pulang duluan? Ah sepertinya tidak, dia yang ingin menemuiku bukan. Aku melihat ke arah kelas Jungkook dan mendapati sosok yang ku cari keluar dari kelas tersebut. Aku berlari ke arahnya
“yak jungkook-ah kau lama sekali. Aku lelah menunggumu, apa kau ada pelajaran tambahan?” tanyaku padanya. Tapi dia tidak menatapku sama sekali dan terus berjalan.
“Jungkook! Aku bertanya padamu hueh! Kau kenapa? Bukankah harusnya aku yang marah karna menunggumu?” dia terus menngacuhkanku
“jungkook! Hey..kau kenapa?” aku menarik lengannya. Dia berhenti dan membalikkan tubuhnya.
“pulanglah duluan” ucapnya dan kembali berjalan menjauh dariku.
“apa? Kau menyuruhku pulang? Bukankah kau yang ingin bertemu denganku? Kenapa kau marah jungkook! Apa karna aku tidak pamit padamu?” aku berlari kecil mengikuti langkahnya.
“jungkook-ah kau tak perlu marah akan hal itu kan? Kau seharusnya bersikap dewasa. Bukannya aku sudah memberitahumu di sms?” ucapku terus mengejarnya. Dia berhenti begitupun aku. Dia membalikkan tubuhnya menatapku tajam
“bagaimana aku tak marah heuh! Kau pasti tau aku sangat menyukaimu yeoja pabo! Tadi saat jam istirahat aku mencari-carimu dan kau malah bermesraan dengan V hyung, kau bahkan di cium oleh V hyung! kau ini benar-benar bodoh! Pergilah menjauh dari hidupku. Anggap saja kau tak mengenalku. Bukankah kau telah bicara pada seung rin seperti itu!” ucapnya padaku dengan nada yang sangat kasar.
“dicium? Kapan?” tanyaku padanya dengan sedikit menahan tawa.
“ah kau benar-benar bodoh! Di taman belakang? Kau dicium V hyung dan kau diam saja diperlakukan seperti itu.”
“AHAHA.. Haha” aku tertawa sejadi-jadinya
“kenapa kau tertawa? Tidak ada yang lucu yeoja pabo!”
“haha.. Mianhae aku tidak bisa menahan tawaku, jadi begini...”
FLASHBACK
“Ibu, seperti biasa ya, satu cangkir coklat panasnya” ucapku pada ibu-ibu kantin
“sunny?” ucap V oppa.
“Ah V oppa,” aku tersenyum padanya.
“kebetulan aku bertemu denganmu. Bisakah aku meminta waktumu sebentar untuk mengobrol. Ini bisa dibilang cukup penting”
“hmm.. Baiklah” ucapku sambil tersenyum
“Apa yang kau pesan?” tanyanya
“coklat panas” jawabku
“ah itu sama sepertimu, manis.” V hyung tersenyum ke arahku
“ahahaha.. Oppa kau bisa saja, oppa ayo kita mengobrol ditaman belakang, aku terbiasa disitu”
“Baiklah”
Aku dan V oppa duduk di kursi yang biasa aku duduki, kami mengobrol tentang kejadian tadi malam aku dan jungkook.
“Sunny, sepertinya Jungkook sangat menyukaimu.” ucap V oppa dengan wajah serius
“ah oppa, jangan terus-terusan buat lelucon, aku sudah cukup puas tertawa karnamu.”
“aku serius sunny, bisakah kau terus bersamanya, temani dia dan jangan sakiti dia? Dia adik kesayanganku.” ucapnya sembari tersenyum ke arahku.
“Ah benarkah oppa? Aku juga mungkin menyukainya. Bukan karna ia populer tapi karna dia ramah dan tulus.” aku mulai berkata jujur. Namun tiba-tiba debu masuk ke dalam mataku. Aku menguceknya dan justru bertambah semakin perih.
“sunny? Kau kenapa?”
“Ah debu ini sangat perih dimataku oppa.”
“sini biar aku tiup matamu, mungkin akan jauh lebih baik”
FLASHBACK END
“Ah begitulah jeon jungkook, kau jangan asal menuduhku.” ucapku tersenyum padanya, wajahnya terlihat sangat lucu saat itu.
“oh begitu” jawabnya sambil menganggukkan kepalanya.
“Jadiiiiiii... Tadi apa yang kau ucapkan jeon jungkook? Kau menyukaiku? Kau sangat menyukaiku hmm? Apa itu benar?” ucapku tersenyum dan menggodanya.
“ahah mungkin kau salah dengar, lupakan, ayo pulang.” ucapnya sambil berjalan meninggalkanku.
“Hey yak jeon jungkook. Aaaahhh.. Jawablaahh.” rengekku sambil mengejarnya.
“Haha.. Kau berisik sekali pabo. Berhentilah bertanya itu dan lupakan oke.” ucapnya sambil mencubit hidungku.
“ugh.. Sakit jungkook pabo! Ayolah jawab” rengekku padanya.
Aku pulang bersamanya. Sesampainya di depan rumahku saat aku akan membuka pintu mobil jungkook menahanku.
“sunny?”
“ah ne jungkook-ah. Wae?”
“hmm..kau jangan berpura-pura tidak tau tentang tadi yang ku ucapkan, bagaimana jawabanmu hmm?” ucapnya menatapku
“hmm..aku benar-benar lupa atau aku salah dengar, aku tak ingat apa yang kau ucapkan jungkook-ah, jadi aku bingung harus menjawab apa.” godaku padanya
“yak sunny, bisakah kau tidak pabo sedikit saja..” ucapnya sambil mencubit hidungku
“ugh, bisakah kau berhenti melakukan itu, itu sakit” ucapku mempautkan bibir kecilku.
“sunny.. Mau kah kau menjadi yeojaku? Aku sangat menyukaimu, atau bahkan lebih, aku mencintaimu saat pertama aku pindah ke rumah baru dan aku sering melihatmu berjalan keluar rumah saat berangkat sekolah.”
“ah, jadi selama ini kau memata-mataiku, jeon jungkook?”
“ah bukan seperti itu, ayolah serius sedikit.”
“aku sudah serius, bukankah wajahku sudah sangat serius? Sepertinya aku menolaknya” aku memasang wajah datar. Aku melirik ke arah jungkook. Dia hanya menghela nafas.
“menolak untuk tidak mencintaimu jeon jungkook!” aku langsung keluar dari mobil jungkook, aku malu jika jungkook melihat wajahku berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. Jungkook membuka kaca mobil dan memanggilku.
“chagiyaa.. Bisakah kau luangkan waktumu untukku malam ini? Datanglah ke rumahku jam 8 mlm ne, kita akan pergi berkencan.” ucapnya sambil tersenyum
“ne,” ucapku tersenyum dan langsung masuk ke dalam rumah.
Malam jam 7 aku sudah bersiap-siap, mengenakan celana pendek dan kaos yang cocok dan nyaman untukku, aku sedikit berdandan agar terliat sebanding untuk menjadi pacar seorang jeon jungkook. Setelah selesai aku berangkat ke rumah jungkook. Menekan Bel rumah Jungkook dan yang membuka adalah jin oppa.
“Sunny? Ah masuklah”
“Ah gomawo oppa,” aku masuk ke dalam rumah jungkook
“kau terlihat sangat cantik sunny, kau mencari jungkook? Dia ada diatas, masuk saja ke kamarnya.”
“ah gomawo oppa, kalau begitu aku akan menemuinya ke atas.”
Aku menaiki anak tangga yang mungkin setiap anak tangga menghasilkan bunyi karna boots yang ku pakai. Aku mengetuk pintu kamar jungkook.
“masuklah..” ucap jungkook dari dalam
Aku membuka pintu kamar jungkook. Aku melihatnya tanpa mengenakan baju alias toples. Aku memalingkan wajahku, tak berani melihat kearahnya.
“yak jungkook oppa, pakailah bajumu.”
“chagiya.. Aku bingung harus memakai baju yang mana, aku takut kau tak menyukainya, bisakah kau pilihkan baju untukku.”
“ah ne oppa” aku membuka lemari jungkook dan memilih baju kaos putih dan sweater abu-abu dan juga kupluk hitam agar dia tidak kedinginan. Dia memakai baju itu dan mulai memakai eyeliner, aku tertawa dan iseng memoto ia sedang berdandan.
“yak chagiya..hentikan itu..mengapa kau memotoku heu?”
“ahaha... Aku hanya senang melihatmu seperti itu oppa, kau terlihat tampan.”
“kalau begitu kemarikan handphonemu, aku akan foto dengan ini dan jadikan fotoku ini untuk wallpapermu ne,” dia menarik handphone ku dan memotret dirinya dan menjadikan fotonya sebagai wallpaper handphoneku.
“Ayo kita berangkat, dia memegang lenganku menggenggam tanganku dan berjalan bersamanya. Kami pamit pada Jin hyung dan menaiki mobil jungkook. Kami sampai di tempat hiburan.
“Untuk apa kita kesini oppa?”
“Aku ingin naik itu bersamamu chagiya” dia menunjuk kincir raksasa.
Kami memesan tiket dan naik ke dalam kincir. Pemandangan dari atas sungguh sangat indah. Lampu-lampu kota seperti bintang-bintang dilangit yang bersinar.
“Lampu-lampu itu indah seperti bintang..” ucapku sambil tersenyum ke arah Jungkook.
“bisakah kau terus bersamaku? Sesibuk apapun aku, bisakah kau terus bersamaku? Tetap bersamaku hmm? Aku tidak ingin kehilanganmu.” ucapnya menatapku. Aku menatapnya.
“ne, jungkook oppa, aku sangat mencintaimu. Akupun ingin terus bersamamu.” sambil tersenyum. Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajahku, hingga tak ada jarak diantara kami. Aku memejamkan mataku. Merasakan bibir lembutnya menyentuh bibir kecilku. Dia mengecupnya dengan lembut.
“Saranghaeyo chagiya.. Aku juga sangat mencintaimu. My sweetest chocholate” bisiknya ditelingaku dan ia mengecup keningku. Aku tersenyum ke arahnya.
Setelah selesai kami berjalan-jalan kami pulang, jungkook mengantarku sampai depan rumah.
“Chagiya.. Besok ikutlah denganku dan hyung-hyungku, BTS akan mebuat lagu kolaborasi danger dengan thanh bui, aku akan menjemputmu jam 7 pagi, jadi bersiaplah.” ucapnya sambil tersenyum ke arahku.
AUTHOR POV
Keesokan harinya Jungkook menjemput Sunny dan bersama member BTS lainnya berangkat menuju tempat syuting. Sunny duduk di sofa agar bisa melihat jungkook dari kejauhan. Sunny sangat senang melihat pacarnya yang sedang bermain piano berlatih menyanyi dan mempersiapkan syuting MVnya. Sunny memoto Jungkook yang sedang bermain piano.


Dia senang melihat Namjachingunya. Setelah selesai syuting, jungkook mengajak sunny mengobrol di balkon gedung.
“bukankah, ini indah? Bukankah kau menyukai lampu-lampu itu chagiya?” Jungkook menghela nafas berat
“ne oppa. Kenapa? Apakah ada masalah? Bukannya syutingnya selesai dan berhasil?” tanya sunny penasaran
“ne chagiya..” jungkook masih memandang lampu-lampu kota dengan wajah yang muram.
“Ada apa oppa? Bicaralah, kau membuatku khawatir.” sunny mulai sedikit merasa panik
“aku dan member bts akan ke jepang untuk menyelesaikan album baru kami ‘wake up’ dan kami akan berangkat tiga hari lagi, dan sebelum itu kami akan latihan, chagiya.. Aku akan sangat sibuk, kau akan meninggalkanku?” jawabnya dengan wajah murung menatap sunny. Sunny tersenyum
“Ah aniya, aku tidak akan pernah dan tidak akan pernah meninggalkan jeon jungkook kesayanganku. Tidak akan pernah” ucap sunny sambil tersenyum manis. Jungkook memeluk sunny.
“Mianhae chagiya, aku tidak selalu ada untukmu, mianhae.” ucap jungkook
“ah kau selalu ada dihatiku oppa.”
“aku mencintaimu. Sangat mencintaimu, walaupun aku sangat sibuk aku akan selalu menghubungimu chagiya” ucap jungkook tersenyum. Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajah sunny, semakin dekat dan sunny pun menutup matanya.
“ehem..hem..bisakah kalian tidak membuat kami berdua iri?” ucap Jimin. Jimin dan V tiba-tiba ada dipintu dan melihat jungkook dan sunny.Jungkook dan Sunnypun menghentikan aktifitasnya.
“ne, akupun sangat iri.” ucap V mempoutkan bibirnya.
“ah kalau begitu aku akan menciummu V, Bagaimana? Mumu..” Jimin memonyong-monyongkan bibirnya hendak mencium V.
“Tidakkk..” teriak V sambil berlari menjauhi Jimin, Jimin mengejar-ngejar V. Sunny dan Jungkook hanya tertawa melihat 95line ini.
Hari terus berjalan. Jungkook terus berlatih untuk album barunya dan selalu menyempatkan untuk menghubungi Sunny.
From : Jungkook
To : Sunny
Besok aku akan pergi ke Jepang, Bisakah kita bertemu dulu di bandara? Aku berangkat sangat pagi untuk mengurus penerbangan. Bisakah kau ke bandara menemuiku? Aku rindu padamu. Datanglah sebelum Army berkumpul, penerbanganku jam 8. Saranghaeyo chagiya :*
From : Sunny
To : Jungkook
Tentu saja oppa, aku akan ke bandara sepagi mungkin agar bisa lebih lama bertemu denganmu oppa. Saranghaeyo :*
Sunny mengerjakan tugas yang sangat banyak sehingga ia tidur sangat larut dan
terbangun pukul 7.00. Sunny mengerjapkan matanya. Melihat ke arah jam dan matanya terbelalak melihat jam saat itu.
“OMO!! Jam 7? Ah aku harus cepat-cepat!” sunny cepat-cepat mandi dan merapikan bajunya tanpa berdandan sedikitpun, ia sangat terburu-buru. Ia tak ingin terlambat ke bandara. Ia berangkat dengan menaiki taxi.
“Pak, tolong jalannya dipercepat sedikit.” ucap sunny “ah ayolah jungkook oppa, angkat telfon dariku.” sunny terus berusaha menghubungi jungkook. Matanya sudah berkaca-kaca, dia terus menggigit bibir bawahnya atau menggigit kukunya sambil terus berusaha menghubungi jungkook.
“Ah, ini menyebalkan!” gerutu sunny meletakan handphonenya di kursi taxi. “ku mohon tuhan, aku ingin bertemu dengannya.” ucap sunny, air matanya sudah tak terbendung lagi. Ia menangis. Sampainya di bandara. Ia lewat pintu depan bandara. Ia tidak bisa melihat apa-apa selain sekumpulan wanita yang berteriak BTS atau nama member BTS. Dia terjebak di antara fans. Dia tidak bisa bergerak disana.
JUNGKOOK POV
“Jungkook bagaimana? Apa kau bisa menghubunginya?” ucap rampon hyung
“ah entahlah, aku sudah menelfonnya 10 kali tapi dia tidak mengangkatnya hyung. Bagaimana ini?” ucap jungkook agak panik
“mungkin dia lupa” V hyung menjawab dan suga menjitak kepalanya. V hanya menunjukan sengiran khasnya.
“pabo! Jangan dengarkan orang idiot ini kook, cobalah kau telfon lagi, mungkin handphonenya ada ditas.” jawab suga
“ah kook, temui saja dia. Mungkin dia di depan bandara. Cepatlah, ada setengah jam lagi bukan? Aku yang akan memberitahu manager kau hanya sebentar pergi ke kamar mandi. Janganlah sampai hilang ne?” jawab jin hyung.
“ah hyung, gamsahamnida, aku akan mencarinya.” jawab jungkook
“Lewat pintu bandara belakang atau tidak kau mati di tumpukan army” ucap j hope hyung.
“ne, baiklah” aku segera berlari keluar bandara. Aku melihat sekeliling luar bandara. Namun aku tak menemukan apapun. Aku terus menelfonnya. Aku merasa frustasi aku mondar-mandir, jongkok, berdiri sambil terus menelfonnya.
SUNNY POV
“ah apa-apaan ini? Ini sangat sesak, ah aku harus keluar” aku merasa sangat sedih, aku menangis. Aku baru ingat kenapa aku tak menelfonnya. Aku mencari handphoneku. Aku mencari-cari ditas dan kantongku tapi hasilnya nihil. Handphoneku hilang. Apakah ada yang mengambilnya? Ah tuhan.. Aku ingat handphoneku pasti tertinggal di taxi, bahkan aku tak hafal nomr handphone jungkook. Ah tuhan bantu aku, aku menangis sejadi-jadinya. Ah atau mungkin aku harus ke pintu bandara belakang. Yak, mungkin itu bisa
JUNGKOOK POV
“Ah kenapa kau tak mengangkat telfonku chagiya? Kenapa? Ayo angkatlah” aku terus berusaha menghubunginya. Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.
“jungkook, ayo kita sudah harus pergi, kau bisa menghubunginya nanti, cepatlah” ucap rapmon hyung
“aargghh” aku menjambak rambutku frustasi, mataku terasa panas dan aku sangat kesal. Aku akhirnya ikut dengan hyung-hyungku. Aku memakai headset untuk memudahkanku menelfonnya.
AUTHOR POV
Jungkook mulai berjalan ke arah pesawat. Dilain sisi sunny berlari dan melihat jungkook.
“ah, jungkook oppa? JUNGKOOKK OPPA” sunny berteriak.
“maaf nona anda dilarang melewati pintu ini, ini sudah diamankan”
“tapi pak, aku yeojachingu jungkook, ijinkan aku masuk, ku mohon.” ucap sunny sambil menangis
“sudah sekian ribu wanita yang berkata seperti itu nona, jadi menyingkirlah”
“jungkook oppaaa..!” sunny terus berteriak, namun jungkook tak mendengar suaranya. Sunny terus menangis menatap kepergian jungkook.
SUNNY POV
Aku terus menangis di depan bandara. Tak peduli orang berkata aku orang gila atau semacamnya. Aku tak memperdulikannya. Maafkan aku jungkook oppa, aku bodoh, aku memang bodoh. Aku terus menangis sampai dirumahpun aku terus menagis, aku menyesal, aku sangat bodoh, aku merasa benar-benar sesuatu yang berharga telah benar-benar hilang. Aku menangis sampai pagi datang. Aku tak bernafsu makan karna kejadian itu, aku tak mungkin menghubunginya di media sosial, ada ribuan fans yang bernama sunny dan yang ku tahu seorang artis akan lebih terjaga. Tapi bagaimana aku menghubungi jungkook oppa.
“ah naneun pabo, aju pabo,” aku menangis lagi, aku tak nafsu makan sampai jatuh sakit dan harus mendapat infusan. Aku dirawat oleh kedua orangtuaku. Aku menceritakan semuanya pada orangtuaku. Kini orangtuaku tinggal bersamaku untuk menjagaku. Setiap aku keluar rumah, aku selalu memandang rumah jungkook oppa yang sekarang telah kosong tanpa ada pemiliknya. Satu yang sangat ingin ku ucapkan padanya “aku rindu, sangat rindu padamu oppa, saranghaeyo jeon jungkook”
AUTOR POV
Waktu terus berlalu dan Sunny terus menjalankan aktifitasnya dengan bertemankan bayangan Jeon Jungkook. Dan Jungkookpun seperti itu, ia selalu memikirkan Sunny dan terus memaksa akan tinggal di tempat ia yang dulu. Jungkook sangat merindukan Sunny tapi walaupun begitu ia akan tetap tersenyum karna ia pun mencinta ARMY.
SUNNY POV
Hah sudah 4 tahun berlalu. Aku kini menjadi guru di tempat dulu aku sekolah. Aku harap aku bisa sedikit menyembuhkan lukaku dengan canda dan tawa siswa-siswi. Sampai saat ini, sampai detik ini aku selalu memasang foto jungkook oppa sebagai wallpaper handphoneku. Foto itu telah ku copy paste dilaptop dulunya.


“Kau sangat tampan oppa, bagaimana kabarmu? Apakah kau masih mengingatku? Aku disini sangat merindukanmu oppa, aku ingin memelukmu” ucapku sambil melihat foto wallpaper handphoneku
Haa.. Ini terasa senang tapi menyakitkan. Benar-benar menyakitkan. Untuk menghilangkan rasa rinduku. Aku hanya melihat MV terbaru BTS. Mengoleksi foto-foto jeon jungkook yang terbaru. Tentunya bukan seperti dulu hasil jepretan ku sendiri tapi hanya dari google. Yang menyakitkan adalah melihat status publik seorang jeon jungkook adalah artis yang sangat terkenal dan multitalent tanpa ada wanita di hatinya.
Ku rasa menonton dan mendengarkan dia bernyanyi dari video laptopkudi temani secangkir coklat panas itu cukup mengobati rinduku dan setiap itu ku lakukan aku pasti menangis. Aku serasa sedang merekam ulang kejadian di bandara tempo itu.
Siang ini aku mengajar lebih lama. Dan harus mengurus raport hingga larut sore. Tetapi saat aku sedang fokus ada suara sangat berisik ditaman belakang. Banyak wanita berkumpul disana. Ada 4 pria yang berada di depan mereka bernyanyi. Aku seperti mendengar suara jungkook oppa, ah mungkin ini hanya halusinasi karna aku sedang mengingatnya. Namun suara itu semakin jelas terdengar olehku,
“jungkook? Benarkah itu kau?” aku berlari ke arah kerumunan itu, berusaha melihat ke posisi yang paling depan. Walaupun aku tersenggol dan berdesak-desak, aku berusaha melihat siapa ke empat namja itu. Setelah berhasil sampai di posisi paling depanSeketika itu juga aku menagis.
“You’re My chocholate, My Sweetest Chocholate”
“I really wanna have you”
Jin oppa, V oppa, Jimin oppa dan pastinya Jungkook oppa mereka menyanyikan sebuah lagu di depan fansnya. Aku menangis sejadi-jadinya dan jungkook menghampiriku, menarikku kepelukannya dan menyelesaikan lagunya. Fans-fansnya berteriak heboh. Seperti mendukung aku dan jungkook oppa.
“Hey My sweetest chocholate berhentilah menangis. Kau tak suka aku disini?” ucap jungkook oppa. Aku tak peduli ucapanya. Aku tetap menangis memeluknya.
“ayolah chagiya.. Tersenyumlah” ucap jungkook oppa.
“Hey sunny.. Kau harusnya bahagia, jungkook selalu memikirkanmu dan memaksa untuk mencarimu.” ucap jimin oppa
“mianhae oppa.. Mianhae.. Aku sangat bodoh, aku benar-benar bodoh.” aku terisak dan terus menyalahkan diriku karna masa lalu.
“kau tak salah sama sekali chagiya, akulah yang salah hmm, tersenyumlah untukku?”
Aku tersenyum dan Jungkook oppa mencium keningku.
“Ikutlah denganku” jungkook oppa menarik lenganku, menarikku ke gedung lantai paling atas. Di balkon atas gedung.
“Kau sangat menyukai ini bukan? Lampu yang seperti bintang.” ucapnya menatapku sambil tersenyum
“ne oppa,” aku meneteskan air mata kembali.
“aahh.. Berhentilah menangis chagiya,” jungkook mencubit hidungku dan mengusap air mataku. “Kau tahu, lagu tadi Judulnya You’re My dan itu lagu untukmu dari ku” sambungnya sambil tersenyum.
“oppa..?”
“ne?”
“bagaimana bisa oppa tau aku disini.?”
“hmm.. Aku tadi ke rumahmu, ku pikir kau pindah ternyata tidak, aku bertemu orangtuamu dan mereka yang memberitahuku dimana kau berada dan aku mengatakkan sesuatu.”
“benarkah? Oppa mengatakan apa pada orangtuaku?”
“hmmm.. Itu rahasia.”
“ah oppa, beritahu aku hmm? Ayolahh..” rengekku manja.
“haha.. Aku sangat rindu sikap manjamu itu chagiya, aku ingin melamarmu itu yang ku ucapkan”
“benarkah?” ucapku penasaran
“ne, chagiya..?”
“ne oppa?”
“aku sangat merindukanmu, mianhae tidak menghubungimu, aku tak tau harus menghubungimu bagaimana, nomor handphonemu tak aktif dan semua akun kau pun tak aktif.”
“ah handphone ku hilang oppa, mianhae..”
“tak apa, itu sudah berlalu, lupakan, aku sangat merindukanmu chagiya,saranghaeyo my sweetest chocholate” jungkook oppa mencium bibirku dengan lembut. Aku menutup mataku merasakan semua kerinduanku yang telah terobati. Terimakasih tuhan.
“saranghaeyo jeon jungkook oppa”
Author : “Biar lebih mengkhayati, ini ada video You’re My BTS plus foto jungkook buat bonus, Suara jungkooknya bikin hati meleleh kaya eyeliner abal luntur :-D Bye bye!”
PERHATIAN : Tinggalkan Krisar (kritik dan saran) untuk FF ini setelah membaca! Itu sangat membantu ^^ terimakasih


When Myungsoo and Suzy be Together

  No comments
[ FF ] When Myungsoo and Suzy be Together



Author : Admin Zymyeo
Cast : Kim Myungsoo with Bae Suzy
Genre : Comedy Romance
Ratting : G

Note : Maaf readers . ini mungkin akan menjadi FF yang paling gk jelas di peradaban MyungZy #deepBow
Jika anda tidak kuat . anda bisa angkat tangan *dikira apaan angkat tangan -.-“
Author bingung . ini masuk kategori ONESHOT atau DRABBLE atau mungkin FICLET?
jika ini disebut ONESHOT  ceritanya hanya 675/814 kata . sementara ONESHOT itu biasanya 2000 - 3000  kata atau lebih . disebut DRABBLE terlalu kepanjangan -.-“
kayanya ini ficlet deh chingudeul xDDDD

... Happy Reading ...
________________________ :

Siang itu , sepasang Yeoja dan Namja sedang duduk berdua disebuah bangku taman berwarna putih . Semilir angin berhembus lembut membuat beberapa helai anak rambut kedua orang itu seakan menari-nari diatas kepala mereka tanpa disadari . Jangankan memperdulikan tingkah beberapa helai rambut, orang yang berada disampingnya pun tak diperdulikan . mereka terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing . si yeoja dengan i-phone nya dan si namja dengan pemikirannya . yeoja itu –Bae Suzy- bersama dengan namjanya – Kim Myungsoo – mereka seakan-akan sedang duduk sendirian dan bermain-main dengan dunia mereka sendiri .
suzy , entah apa yang sedang ia lakukan sedari tadi . matanya tak pernah beralih dari i-phone miliknya itu . bahkan myungsoo merajuk pun tak ia perdulikan .

“ suzy-ahhhh~” panggil myungsoo dengan nada merajuknya

“wae oppa?” tanya suzy tanpa menoleh sedikitpun . jangankan menoleh, melirik saja tidak ia lakukan

Dan sekarang , lagi-lagi mereka terdiam . suzy tetap berkutat dengan i-phone miliknya dan myungsoo dengan pikirannya dan rasa penasarannya .

Myungsoo pov

Ashh, jinja? apa dia pikir aku ini patung penghias taman? sedari tadi dia mendiamkan ku seperti ini !
Sia-sia saja tadi aku merajuk seperti seorang yeoja, ia tetap tak mengalihkan pandangannya kearahku. sebenarnya apa yang sedang dia lakukan dengan i-phone nya itu? apa jangan-jangan dia sedang ‘saling mengirim pesan’ dengan salah satu fanboys-nya? atau malah selingkuhannya? omonaa!! apa dengan Soohyun hyung? Minho? Shin won ho? Atau dengan namja yang dulu suzy lebih memilihnya diabanding aku Lee hyun woo ? aishh !! mengapa aku sangat penasarann !!

Aku kemudian sedikit mencoba mengintip apa yang sedang suzy lakukan . tapi sayang , layar i-phone suzy sangat gelap jika dilihat dari sini .

Oke, myung tenanglah .
Heii, ini bukanlah sosok seorang kim myungsoo . kim myungsoo itu namja yang tenang, cool dan tak terlalu memikirkan apa yang sedang dilakukan orang lain termasuk suzy . keep calm myung-ahh . barangkali suzy sedang mengirim pesan kepada eonnideul nya . atau mungkin orang tua nya . bisa juga namdongsaeng nya sang moon .
Yakk ! sudahlah otakku yang baik , jangan terus memikirkan hal itu . tenanglah , nikmati saja keindahan taman ini .

‘hehhhhhhahhhh’ aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras(?) berharap suzy akan mengalihkan perhatiannya . namun nihil ! sungguh ini tak ada gunanya .

“aishhh , suzy-ahhh” aku kembali merajuk . dan hasilnya….

“hemmm?” sama seperti tadi hanya menggumam tanpa menoleh . aishh !!

“mmmm,…..”aku berfikir sejenak

“apa kau pernah ke Tokyo” aishhh, kenapa menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu . jelas-jelas minggu ketiga april kemarin dia pergi kesana untuk mendukung konser 2pm hyung .

“hemm, kira-kira sudah 3-4 kali aku pergi kesana” jawabnya

“huaaa !! aku saja baru kesana 2 kali suzy-ah “ucapku bersemangat

“apa yang kau suka dari Tokyo?” tanyaku

“ tak ada . aku pikir semua kota besar sama saja seperti itu “ jawabnya santai tanpa mengalihkan perhatiannya dari i-phone nya itu .

“ dan kau? apa yang oppa suka dari Tokyo?” aishh , sebenarnya dia bertanya padaku atau i-phone nya ? bertanya padaku tapi tatapannya lurus kearah i-phone miliknya

“aku suka melihat festival Jidai Matsuri “ jawabku malas . sedikit tidak jelas namun aku yakin dia mendengarnya

“mwo ? kau suka melihatnya ?” tanya suzy dengan raut mukanya terkejut nya . aneh , dia sampai menoleh dengan cepat saat aku menyebutkan Jidai matsuri . bahkan sekarang dia membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap ke arahku .

“ne , aku sangat suka” jawabku masih menatapnya heran

“ apa kau lebih menyukai milik nenek tua itu daripada milikku ?”tanyanya .

“apa maksudmu ?” aku sedikit tidak mengerti dengan apa yang dia bicarakan .

Myungsoo pov end
Author pov

“ apa Jidat milikku kurang indah myung-ah , hingga kau lebih menyukai Jidat Maknori dari pada milikku ? “tanya suzy sambil mengangkat poni dan menunjuk dahinya

“ astajimmmmm !! JIDAI MATSURI SUZY-AHHHH!!” teriak myungsoo kesal dengan suzy .

“ohh , hehe” suzy hanya bisa tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya sambil mengangkat jarinya membentuk v

“ setelah aku diabaikan sedari tadi . kau sekarang mendadak gangguan pendengaran eoh ? sungguh ironis “ ucap myungsoo sambil mengelengkan kepalanya

END

Kritik dan Saran saya terima .
Sumbangan tomat dan sayuran-sayuran busuk lainnya saya akan simpan xDDD #padahal tu tomat bekas nimpuk author nya

Why You to be Cruel

  No comments
Why You ti be Cruel

Author: Tamara Kim / @SheFly_Out17
Cast: Lee Min Ho, Im Yoona
Catagories: Horor, Thriller, NC
Tags: Yoona, Lee Min Ho




     Happy Reading
         ~^0^~

Ahhhhh~

Min Ho membanting tubuh tanpa busana Yoona di kasurnya. Matanya sudah tertutup oleh nafsu, sedangkan lawan mainnya sudah meronta2 ingin di lepaskan. Yoona bersusah payah menghindari ciuman panas dari Min Ho tapi persetan dengan langit dan bumi ia selalu terlena dengan ciuman itu, berkali2 ini menahan desahannya tapi tetap saja desahan itu mengiyaknya untuk mengluarkan panggilan alam ini #??. Min Ho menciumi bahu kecil Yoona dengan decakan yang terus terdengar, sebenarnya Yoona merasa jijik dengan semua ini, bagaiamana tidak. Min Ho adalah orang yang menyakitinya selama ini. Bermodal paras lemah lebut, dan hati bagai serigala ia menarik Yoona hingga jatuh ke dalam pelukannya hanya untuk nafsu yang mendorongnya untuk kelainan yang hinggap dalam diri Min Ho.

Min Ho masih dalam keadaan lengkap, bersepatu dan masih menggunakan rompi hitamnya, Yoona mengeluarkan keringat dingin yang sedari tadi mendorong Min Ho untuk menjauh darinya. Berkali2 Yoona berteriak kebebasan tapi berkali2 juga ia mendapat balasan gigitan ganas di leher, bahu ataupun perutnya. Hingga Min Ho kini tak sabar dan..

PLAKK!!

Min Ho menampar Yoona sekeras mungkin, mata Yoona memerah menahan tangis. “Dengar sayangku. Aku tak akan menyakitimu kalau kau tak menolakku, arasso!!”, bagai Yoona, Min Ho saat berbicara seperti itu pastilah tak perkipir apa yang ada di lawan bicaranya, yang sedang menutupi rasa takutnya dengan menahan tangis setelah di tamparnya tadi.

“Jeball~ lepaskan aku tuan!!”, Min Ho membulatkan matanya, baru kali ini ia di panggil tuan, kemana panggilan manja untuknya? Jagi? Baby? Sayang? Honey? Bunny? Sweety? Di jajarkannya wajah innocent Min Ho dengan wajah merah Yoona, “Kenapa kau memanggilku tuan, huh?”, tanyanya merasakan kehilangan mendalam. “Bukannya kau yang memberikan nama itu untukku??”, lanjutnya lagi. “ODIGAAA!!”, Min Ho kini berteriak di depan Yoona dengan mengguncang2kan badan rapuh Yoona. Yoona hanya dapat menahan tangisnya yang membludak dan lagi2 bibir kecil Yoona hanya menutup rapat.

Tangan Min Ho merogoh pelan saku rompi hitamnya, setelah mendapatkan apa yang ia cari dengan segera mengeluarkannya. Cahaya dari lampur kecil di kamar Min Ho membuat benda itu berkilat tajam di depan Yoona, senyum Min Ho berkembang cerah melihat itu tak sebalik dengan Yoona.

“Kau tak ingin bukan benda ini merusak kulit babymu ini bukan??”, tanya Min Ho sambil menyusuri lekuk wajah Yoona dengan benda yang ia ambil dari sakunya. Yoona bergidik, bahunya bergetar, benda itu menyentuh kulit rahangnya dingin, sungguh menegangkan. Dengan cepat Yoona menggeleng menjawab pertanyaan Min Ho.

“Pintar. Kalau begitu, panggillah nama manisku, sekarang!”, perintahnya yang tak henti2nya memain2nya benda itu di lekuk wajah Yoona. Ia tercekat, Yoona tak sudah memanggil nama manis itu, itu nama setan yang ada di dalam otaknya baru2 ini. Ia kembali menangis.

“Ya! Siapa yang menyuruhmu menangis, huh?”,

SRETT!!

Benda tajam nan mengkilat itu merusak wajah porselan Yoona tepat di bagian rahangnya. Yoona meringis kesakitan dengan menggengam erat rompi hitam Min Ho. Air matanya makin deras, Min Ho tersenyum kembali sambil menghisap darah segar yang mengalir dari rahang Yoona. “Sweet!”. Setan ubi jalar, berkali2 Yoona melontarkan sumpah serapahnya pada Min Ho walau desahan selalu berseling dari mulutnya.

Min Ho menyedot kuat rahang itu dan sesekali menjilat luka cukup panjangnya. Yoona mendesah kecil sambil menggigit bibir bawahnya, ia merasakan lagi sesuatau yang basah di bawah sana. DAMN!

Yoona menjambak rambut tebal Min Ho demi mengurangi rasa sakit di rahangnya. Merasa Min Ho tak mengutatkan ciumannya di rahangnya ia bergeliat mendorong Min Ho. Merasa Yoona memberontak lagi, ia segera melumat habis bibir titpis Yoona dan tentunya penolakan keras berlaku kembali untuknya.

Arghhh~

Yoona menggigit ujung lidah Min Ho dan terlihat di sudut2 bibir Min Ho mengalir darah. “Apa yang kau lakukan?”, tanya Min Ho sambil mengecek lidahnya yang terasa panas. Yoona segera mendorong Min Ho yang terlihat oleng saat itu, berusaha turun dari kasur besar itu, kakinya kini telah berpijak pada lantai, ia menuju ke pintu itu tanpa melihat ke belakang lagi, takut apa yang akan terjadi padanya.

BRAKKK!

Belum sempat Yoona meraih ganggang pintu itu, tanganya di tarik kembali dan membalik badannya, di dorongnya tubuh kecil Yoona hingga terdengar suara debuman yang cukup keras. “Mau kemana kau, huh? Beraninya kecoa kecil ini menghindar dariku!”, terdengar dari logat Min  Ho yang benar2 marah pada Yoona, tangan Yoona yang terkunci rapat. Perlahan tangan Yoona diangkatnya dan lagi2 dalam keadaan terkunci. Entah dari mana pisau lipat itu sudah ada di tangannya kembali. Dengan lembut pisau itu menyisir pergelangan tangan Yoona, ia meringis kembali tapi Min Ho dengan sigap mengunci bibir Yoona.

Aaaaaa!!

Lengkingan itu terdengar kembali. “Indah! Sangat indah suaramu, baby!!”, puji Min Ho dengan tersenyum lebar. Di jilatnya lagi darah yang ada di tangan Yoona. Perlahan pening di kepala Yoona mendera kembali, ia tak kuat tapi masih dapat bertahan dalam keadaan sadar. Tanpa ia berpikir panjang kepalanya sudah bersandar di pundak Min Ho, empu yang memilki pundak itu hanya dapat tersenyum, ia sepertinya telah mendapatkan kemenangan dari gadis yang sangat sulit di taklukan dari gadis2 yang lain.

Min Ho menggendong tubuh Yoona, dengan kepala yang terasa berat Yoona hanya dapat menuruti apa yang akan di lakukan Min Ho selanjutnya, ia merasa terlalu lelah untuk memberontak kembali.

Dilentangkannya tubuh Yoona yang berbanjir bercak darah di mana2, bibirkan terlihat biru dengan badan yang sedikit bergetar, matanya cukup saja untuk malam yang sedini ini.

“Kenapa kau tak mematuhiku, sayang?”, tanya Min Ho dengan mulut serigalanya, Yoona hanya membuang tatapannya dan menglihat keluar jendela di luar sana. Ia merasa sekarang dirinya makhluk paling hina di dunia ini.

PLAKK!

Tamparan sengit menghujaminya lagi. Tangan kekar Min Ho mengarahkan kepala Yoona untuk menatapnya. “Apakah ibumu tak mengajarkan sopan santun saat berbicara dengan orang?”. Yoona tak menjawab, hanya deru nafas amarahnya yang terdengar, “Aa~ aku ingat kembali, bukannya ibumu sudah tewas? Dibunuh sendiri dengan tamu langgangannya sendiri? Bersenang2 setiap malam seperti ini?’, Min Ho menyindir perasaan Yoona paling dalam dengan memaju mundurkan pinggulnya. Yoona yang pertama ingin marah kini menjawab dengan desahan saat kain celana Min Ho yang digunakannya bergesekan dengan vagina milik Yoona yang merah muda dan mengkilat itu.

~^0^~

Entah sejak kapan pakaian Min Ho sudah lenyap dari empunya, Yoona dengan tubuh makin parah akibat tusukan di mana2. Terlihat jelas di bagian vaginanya yang baru saja di kocoknya kasar dengan genggaman pisau lipat itu.

“Hentikan!! Hentikan!!”, pintu Yoona memohon. Hanya kata2 itu saja yang dapat ia keluarkan, tak ada yang lain. Tapi hanya senyuman Min Ho saja yang dapat ia terima, dengan sangat lembut lidah Min Ho menyusuri dari kening Yoona. Mengusap semua peluh Yoona, walau rasa tak karuan berada dalam pengecapnya tapi ia cap sebagai rasa tersedap dari pada kecap sedap dan bahan penyedap lainnya.

Lidahnya turun menuju hidung mancung Yoona, dan lagi2 empunya hanya menggeliat keenakan tapi semua terhenti saat merasakan di bawah sana bergerak menusuk vaginanya. Yah di dalam vaginanya masih terdapat gagang pisau itu. Sakit? Tidak perlu di pertanyakan, ini sudah terlihat mengerikan.

Kini lidah mereka saling beradu, demi apa lagi ini? Demi kacang polong? Ubi jalar? Kerbau liar? Kenapa saat ini Yoona dapat membalas semua kecupan di bibirnya. Terasa asing memang akibat darah dari lidah Min Ho yang terluka dan darah dari penulusuran lidah Min Ho pada badannya.

Sangat lembut, bahkan lebih dari kain terlembut di dunia, Min Ho mengeluarkan gagang pisau itu dari vagina Yoona, baru kali ini ia merasakan kenikmatan miss.Vnya padahal sedari tadi ia hanya berteriak kesakitan di ruangan yang terbilang cukup mewah tapi mengerikan.

Min Ho melepaskan kecupannya di bibir Yoona, di lijatnya bibir kecil Yoona yang sangat biru dan pucat, matanya tersidah bahwa sebentar lagi ia akan menangis darah.

Sebelum waktu berakhir, Min Ho dengan kasar memasukkan juniornya ke dalam vagina Yoona. ARGHH!!! Lagi2 sura itu mengalir lembut dari bibir Yoona. Min Ho melenguh lagi, menikmat cengkraman di dalam vagina Yoona yang bergedut keras, darah segar terasa mengalir dari vaginanya. Sakit? Bukan main.

“Berfikirlah saat ini kau ada di surga, Sweety!”, ujar Min Ho lembut, Yoona hanya memandang Min Ho sebentar dan..

CUIH!!

Yah, Yoona meludahi wajah Min Ho keras, bejat, dan pelecehan. Hey, bukannya Min Ho juga sudah melakukan ini padanya?

Min Ho memandang Yoona geram, dengan cepat Min Ho memaju mundurkan juniornya, cepat, sangat cepat. Bukan desahan yang terdapat dalam diri Yoona melainkan tangisan perih dalam dirinya, biasanya ia sering cepat terasangsang tapi kali ini tidak. Ia menangis sejadinya, meliuk2kan tubuhnya. Entah sejak kapan Min Ho berhenti dan melepaskan juniornya, ia pikir sekarang akhir dari segalanya, ia merasakan air matanya sudah mengering. Ia tak dapat mengeluarkan air matanya kembali.

Min Ho memutar tubuh Yoona, di angkatnya pinggul Yoona dan terlihat kini ia menungging tanpa aba2 ia memasukkan kembali Juniornya tanpa jeda ia memaju mundurkan kembali dalam liang sempit Yoona.

Yoona berteriak sejadinya, seprai putih berbercak darahnya ia remas kuat, bagaikan anjing liar kini tubuhnya, kotor, sangat kotor. Bahkan air sucipun tak sudi menerimanya.

Junior Min Ho berkedut, ia berharap kembali ini sudah berakhir, tapi tidak. Lagi2 Min Ho mengeluarkan juniornya. Di tariknya Yoona dari kasur itu dan menghimpitnya di antara dinding, Min Ho melakukan hal itu sama seperti tadi, Yoona merasa kewalahan pandangannya sudah muali berkunang, berkali2 ini mengeluarkan cairannya, tapi tidak dengan Min Ho.

Yoona mengeluarkan lenguhan panjang, dalam keadaan berdiri, ia sudah hampir mencapai 4 kali tapi Min Ho tidak.

Ia sepertinya mulai kelelahan, Yoona tak kuat lagi. Tapi Min Ho memangsa Yoona tanpa ampun, di tempelkannya vagina Yoona pada jajaran tangan sofa di kamarnya itu. Sehingga ia harus memegang jajaran tangan sofa di sebrang sana, kali ini ia menunggung kembali, Yoona berteiak kembali untuk kesekian kalinya saat cairannya keluar lagi.

Min Ho?? Ia terus menggenjot juniornya, sudah berkali2 ia melakukan gaya yang berbeda tapi tak sedikitpun cairannya keluar, hingga ia kini memasukkan pada hole belakang Yoona, dengan sekali hentakan dan tanpa ampun Min Ho menggenjot, ia merasakan ada yang aneh dari Yoona. Tak ada lagi desahan dari bibirnya, tapi ia tak berpikir kembali dan dengan cepat, semakin cepat ia menggenjotnya hingga bermilyaran spermanya memenuhi hole Yoona yang sedang menungging lemas dan rapuh.

Min Ho mencabut miliknya dari hole Yoona, di baliknya tubuh Yoona dan kini terduduk di kursi sofa itu. Dadanya tak naik turun, tangan Min Ho memegang leher Yoona, tak ada denyutan. Senyum mengembang sekali lagi. “Seksi”, gumam Min Ho. Di angkatnya tubuh Yoona menuju kamar mandi. Mencelupkannya dalam bak mandi yang berisikan air. Di guyurnya badan Yoona dengan air mengalur dari shower.

“Ck, aku tak habis pikir, saat matipun kau masih terlihat seksi, baby!!”, puji Min Ho. Terlihat bersih kini, di angkanya tubuh putih pucat Yoona dari bak mandi itu dan memasukkannya kembali pada bak mandi lagi satunya. Entah sejak kapan Min Ho menyiapkannya, bak mandi itu terdapat cairan semen, ia mencelupkan badan Yoona dan mulai membentuk badan Yoona dengan semen itu.

~^0^~

Min Ho memandang jajaran patung di hadapannya. Artistik, sangat indah, ini bernilai tinggi dari pada seni. Dengan senyeruput minuman merah di cangkirnya ia mulai memandangi satu2 patung dengan berbagai gaya seksi di depannya.

Ia melihat dari ujung kanannya, terlihat seorang gadis cantik dengan goresan besar di wajahnya yang kontras dengan mulutnya yang menganga. Dari ekspresinya bahwa ia sedang menikmati sesuatu, benar saja kali ini patung itu dengan baju paha pendek dan belahan dada sedang keadaan menungging. Min Ho tersenyum dan menuju sebelahnya.

Gadis dengan tangan terikat, rok pendek kuning itu tak berguna sama sekali tapi itu memberikan kesan mendalam dalam posenya sekarang. Dengan tangan terikat di atasn kakinya terbuka lebar, terlihat jelas lipatan vagiannya, ia mendekat pada patung itu. Berjongkok di depan vagina gadis yang terlihat sangat tertekan, namun baginya itu sangat seksi.

Dirogohnya kembali sakunya dan menyusuri patung yang berlapiskan semen itu, ah~ sangat indah.

Ini bukan gadis, melainkan pelacur yang pertama kali ia tiduri. Lihat bokongnya, terbongkah indah oh ini memukau. Inilah yang ia sukai dari patung tersebut. Meraba bokongnya, baginya ini sangat asik.

Ia beranjak kembali ke patung yang masih baru tersebut yang tak lain dan tak bukan itu adalah Yoona.

“Morning baby! Have nice dream?? Sure, you always have nice dream.”, sapanya sambil mengecup patung dengan pose paling erotis, membiarkan lubang kewanitannya terbuka dan berpikir kembali kapan-kapan ia akan menikmati kembali lubang nikmat itu.

Min Ho meraih cangkir berikan minuman merah itu. Ia menegukkanya hingga habis dan melegakan. “Terima kasih changi.”, ucapnya sambil berkedip manja pada mayat Yoona. “Darahmu sungguh manis.”, lanjutnya lagi sambil menaruh cangkir itu dan meninggilkann ruangan penuh patung di sana.

THE END

You Make Me Upset but I Still Loving You

  No comments

Ficlet // Eunhyuk // “You Make Me Upset but I Still Loving You!!”



“You Make Me Upset but I Still Loving You!!”



Title : You make me Upset but I still Loving you!!
Genre : Angst , Sad , Romance
Length : Ficlet
Rating :PG 16+
Main Cast :Lee Hyuk Jae – Song Hee Soo
Author :Selvi Fitriani
Twitter :@mlestari704
Facebook :Selvi Fitriani


Recommended Song : Super Junior KRY - Coagulation


***Happy Reading***

• Song Hee Soo POV
Lelah, bosan, jenuh semua itu kurasakan akan perilakunya yang seenaknya saja padaku.Tapi, entah mengapa aku tidak ada rasa ‘benci’ pada dirinya.Mungkin itu semua karena cinta.Cintaku padanya yang tiap harinya berkembang.Seperti halnya dengan bunga yang selalu berkembang.Aku Song Hee Soo istri dari Lee Hyuk Jae.Hyuk Jae adalah namja tampan dengan postur tubuh hampir mencapai batas sempurna.Aku sangat mencintai dan menyayanginya.Akan tetapi,perasaanku padanya ini hanya bertepuk sebelah tangan saja.
Bayangkan saja walaupun aku dengan Hyuk Jae sepasang suami istri.Dia tidak pernah sekali saja menyentuhku atau sekedar menyapaku.Dan semua ini terjadi karena ‘perjodohan’.

Perjodo­han yang awalnya membuatku merasa senang.Karena telah dijodohkan dengan namja yang kusukai sejak duduk di bangku SMA.Namun perjodohan ini tidak membuat Hyuk Jae senang.Makanya sampai sekarang ia tidak pernah sekali pun menyentuhku.Akibat Hyuk Jae masih memiliki seorang yeoja.Aku belum tau pasti siapa kekasihnya itu.Tapi dengan informasi yang ku cari dari kantornya.Dia menjalin hubungan dengan Sekretarisnya sendiri.Cemburu, tentu saja aku cemburu.Tapi apa boleh buat cinta tidak harus memiliki dan cinta pun tidak bisa dipaksakan.Hyuk Jae mencintai si yeoja tersebut.Dan aku, aku hanyalah yeoja yang melakoni istri perjodohan dari seorang Lee Hyuk Jae, Direktur Utama di Lee Corp.
Kini udara Seoul sangatlah dingin karena sedang diselimuti salju tebal diluar sana.

Aku didalam rumah yang sudah diberikan orang tua Hyuk Jae sedang duduk manis menunggu suamiku pulang.Suami? Ya bukankah itu tugas seorang istri.Menunggu sang suami pulang dan menyambutnya dengan senyuman hangat.Walaupun itu semua sering ku lakukan Hyuk Jae hanya membalasnya dengan tatapan yang tak bisa kumengerti.Toh aku sudah menjalankan tugasku sebagai istri yang baik ini.Seperti biasa Hyuk Jae pulang dengan menggenggam tas kerja yang sering dipakainya.

Aku sedikit berlari saat dia sudah memasuki ruang tamu.Segera aku mengambil alih barang bawaannya tadi dan tidak lupa aku juga menyapanya dengan ramah.
“Kau lelah? Apa perlu ku buatkan cokelat hangat? Kau tau kan diluar sana sedang turun salju? Jadi sudah sepantasnya dingin-dingin seperti ini kau menyesap secangkir cokelat hangat”
“Tidak perlu” Jawabnya dingin padaku.Ya,seperti inilah seorang Lee Hyuk Jae.Bila aku tawarkan sesuatu pasti dia akan menjawab ‘tidak perlu’.Apa dia tidak punya kata-kata lain selain itu?.


Tuhan,apakah kau tidak bisa membuat seorang Lee Hyuk Jae menjadi orang yang mengerti akan keberadaan seorang istri disekelilingnya?.Aku­ ingin dia merasakan keberadaanku disini.Aku sangat ingin merasakan senyuman hangatnya yang dulu pernah kurasakan disaat kedua orang tuanya melamarku.Mungkin senyuman nya itu,dulu hanya sebagai sampul akan kekecawaannya atas perjodohan konyol yang diperbuat oleh orang tuanya.


“Hmmm...kalau kau tidak mau cokelat hangat aku bisa membuatkanmu sup rumput laut,eottokke? Kau mau mencobanya?” Tawarku lagi dengan penawaran yang berbeda dan sedikit berharap ia akan menerimanya.Lalu Hyuk Jae menoleh kearahku dengan tatapannya itu yang sampai sekarang tidak bisa ku ketahui apa maksudnya.
“YAKKKK!!! Kau itu tuli,eoh? Sudah ku katakan kau tidak perlu membuatkan apa-apa untukku karena aku TIDAK BUTUH DIRIMU,ARRASEO”


Duarrrr... Baru pertama kalinya aku dibentak oleh seorang Lee Hyuk Jae.Mengapa begitu menyakitkan sekali?.Setetes buliran air yang sejak tadi ku bendung kini mulai berjatuhan satu persatu.Nafasku tercekat, lidahku kelu bagaikan sudah lumpuh total, dadaku sesak sekali.Aku tidak bisa menahan ini lagi,Tuhan.Mungkin sudah cukup ku akhiri sandiwara ini.Ya,sandiwara yang selama ini ku perbuat dihadapan Hyuk Jae.Senyumanku,tawak­u,tingkahku yang seakan tidak apa-apa rela kulakukan demi mendapat respon perasaan dari Hyuk Jae.

Sekarang sudah sirna semua,semua itu akan ku akhiri sekarang juga.Aku berlari meninggalkan Hyuk Jae yang pasti heran kenapa aku menangis.Satu-persat­u pakaianku ku taruh didalam koperku.Hyuk Jae Oppa, mungkin sudah saatnya kita akhiri semua ini.Bukankah ini yang kau mau dariku? Aku akan pergi dari kehidupanmu dan berjanji tidak akan muncul lagi dihadapanmu batinku.

Setelah merapikan pakaianku aku kembali turun dan sedikit berlari menuju pintu utama rumah besar ini.
“Kau mau kemana?” Tanya seseorang yang sudah bisa ku yakini itu adalah Hyuk Jae.Lekas aku menoleh kearahnya dan berhenti dihadapannya yang sedang duduk disofa.


“Kau tanya aku mau kemana? Heh~ untuk apa kau menanyakannya? Buang-buang waktumu saja Hyuk Jae! Bukankah tadi kau katakan padaku kalau kau tidak membutuhkanku disini? Jadi aku akan meninggalkanmu dan tempat ini” Jelasku yang sukses membuat mata Hyuk Jae membulat.
“Apa kau bilang? Kau mau pergi? Kemana? Mengapa kau melakukan hal ini?” Tanya Hyuk Jae lagi.


“Ne, aku akan pergi dari sini Hyuk, Mianhae telah membuatmu repot akan kehadiranku dikehidupanmu.Jaga dirimu baik-baik” Tanpa basa basi lagi aku berlari meninggalkan rumah ini.Aku tak menghiraukan Hyuk yang sedang memanggiliku.Sungguh­ aku sangat senang sekali.Untuk pertama kalinya ia memanggil namaku.Rasanya saat ini aku sedang bermimpi kalau Hyuk Jae tengah memanggilkan namaku.Ingin sekali berbalik dan bertanya pada dirinya ‘Apakah kau memanggilku?’.Tapi itu semua sudah jelas karena dirumah ini tidak ada orang yang bernama Hee Soo selain aku.


Entah sudah berapa jauh aku berlari meninggalkan rumah Hyuk.Aku bingung untuk mengarahkan langkah kakiku kemana lagi.Tidak mungkin bila aku pergi kerumah orang tua ku pasti mereka akan bertanya-tanya lebih dengan apa yang terjadi dengan ku dan Hyuk.Biarlah untuk saat ini aku tetap berjalan sekedar mencari tempat tinggalku yang baru.Sial sekali nasibku malam ini 3 orang namja yang tidak ku kenali dengan berpostur tubuh menyeramkan dengan aroma alkohol yang sangat tercium dari nafasnya sedang berjalan kearahku.


Segera aku berlari untuk menghindari kepungan 3 
namja menyeramkan ini.Keberuntungan tidak berpihak padaku.Pasalnya aku malah tertangkap oleh namja dengan tubuh gemuk berkumis tebal,salah satu dari 3 namja itu.
“Cih~ Lepaskan aku....Lepaskan...De­ngar kau bodoh....Lepaskan aku sekarang juga!!!” Elakku sambil berusaha membebaskan tanganku yang dicengkram namja gendut ini.2 namja lainnya mendekat kearahku dengan memperhatikanku dari atas sampai bawah.Risih sekali kalau ada yang memperhatikanku seperti itu.


Ingin sekali aku memukul dan mencaci namja jelek dan seram ini.Tapi tidak mungkin,aku tidak mungkin melakukan semua itu.Karena kekuatanku jauh lebih kecil dibanding namja-namja ini.
“Hei~ kau galak sekali cantik. Sudahlah kau tidak perlu melawan kami. Lagipula kau ini kan yeoja nakal yang sering pergi malam hari” MWO? Apa yang dia katakan? Aku yeoja nakal?.Ck~ apa-apaan pemikirannya itu.Aku menatap sinis pada namja dengan postur tubuh kurus yang baru saja mencibirku dengan sebutan ‘yeoja nakal’.


Dia malah tersenyum-senyum seperti ada yang dia inginkan dariku.Aku berusaha diam saja karena percuma saja aku berucap pasti mereka akan tertawa terbahak-bahak seperti sebelumnya.Saat 2 namja tadi ingin mendekatkan jaraknya kearahku.Tiba-tiba saja terdengar suara pukulan keras yang mengagetkanku.BUKKK.­Sontak aku terkejut saat 2 namja yang tadi dihadapanku tersungkur jatuh ke tanah.Aku menoleh untuk melihat siapa yang melakukan semua itu.Hyuk Jae?

“Rasakan ini” BUKKKK Pukulan yang dilayangkan (?) untuk preman yang masih setia memegangi tanganku.Preman gendut tadi juga jatuh tersungkur kebawah.Ketiga preman itu mencoba bangun kembali untuk melawan Hyuk Jae.Disaat salah seorang preman yang kulihat mengeluarkan pisau dan mengarahkan pisau itu keperut Hyuk.Aku segera mendorong tubuh Hyuk dan akulah yang merasakan tusukan benda tipis nan tajam itu.
Aku tak bisa melukiskan rasa sakit ini.


Sakit teramat dibagian perutku yang berhasil tertancam pisau runcing ini.Darah segar dengan cepat bercucuran dimana-mana.Bajuku yang sebelumnya berwarna cerah sekarang telah sukses menjadi merah darah.Hyuk yang menyadariku langsung mendekat kearahku.Ia lalu memapah tubuhku untuk duduk ditanah.Ketiga preman itu pun berhamburan pergi dari tempat ini dan menyisakan aku yang bercucuran darah dan dengan Hyuk yang baru kali ini menangisiku.


“Hee Soo-ah tidak seharusnya aku mengatakan hal tadi padamu.Maka semua kejadian ini tidak akan menimpamu.Hee Soo-ah Mianhae Jeongmal Mianhae Nae Anae” Tutur Hyuk Jae dengan beruraian air mata.Lucu sekali aku melihat Hyuk seperti ini padaku.Terharu sekali aku melihat pengorbanannya untukku.Tunggu bukan dia yang berkorban untukku melainkan aku yang berkorban demi namja yang sangat sangat amat kucintai ini.
“Gwen..cha..na...yo.­.. Hyuk mpppphh..” Deru nafasku sekarang sulit ku kendalikan.Mataku terasa berat sekali untuk tetap menatap Hyuk yang sedang memelukku dengan erat.Hangat.Ya,terny­ata sehangat inikah pelukan seorang Lee Hyuk Jae.Sungguh nyaman sekali, walaupun saat ini tubuhku terbujur lemah.Tetapi saat dipeluk Hyuk aku seperti sehat kembali dan tidak ada rasa yang kurasakan ini selain rasa mencintai dan mencintai Hyuk Jae.

“Hee Soo-ah bertahanlah aku akan membawamu ke Rumah Sakit” Hyuk bersusah payah membopongku untuk membawaku ke Rumah sakit.Namun tekatnya ku cegah karena itu tidak akan mungkin bisa menolongku.Hyuk pun menatapku heran seakan tatapannya mengatakan ‘Mengapa?’.
“Hyuk kau tidak perlu membawaku kesana, cukup disini bersamamu dihari akhirku aku sudah cukup senang.Karena disisa waktuku aku diberikan kebahagian yang belum pernah ku rasakan seumur hidupku.Terima Kasih Lee Hyuk Jaehhh...Oppppaahh..­mmpphh...Oppa a...dahh yanghh inginn...kuhh sampaikan mpphh..yaitu...Aku mencin..taimuhh..mmp­phhh”

• Author POV

Hee Soo menghembuskan nafas terakhirnya.Hyuk Jae tak henti-hentinya memanggilkan nama Hee Soo namun semuanya sia-sia saja.Karena dihadapan ia saat ini hanya ada jasad Hee Soo yang sudah tidak bernyawa lagi.Hyuk menyesal akan sikapnya yang dulu mencampakkan Hee Soo.Kini didalam diri Hyuk hanya ada kata menyesal seutuhnya.


“Nado Saranghae Lee Hee Soo” Hyuk memeluk erat jasad istrinya itu.Tangisan menemani penyesalan dirinya itu.Air mata tak henti-hentinya jatuh dari pelupuk matanya.


-Song Hee Soo-

Kehidupan ini bagaikan sebuah drama
Terkadang senang dan terkadang pula sedih
Mungkin dikehidupanku ini aku bernasib beda dengan manusia lainnya
Aku hanya merasakan kesedihan didalam hidupku
Ya,bagaimana tidak aku merasakan kesedihan didalam rumah tanggaku
Suamiku,Hyuk Jae tidak menganggapku ada
Namun semua sikapnya itu padaku tidak membuatku membencinya sedikit pun
Justru itulah yang menambah rasa cintaku padanya
Dan dihari akhir hayatku ini, aku sangat senang karena Hyuk memeluk dan memanggil namaku
Walaupun aku tidak tau apakah dia mencintaiku atau tidak
Geureom,Saranghamnid­a Lee Hyuk Jae
END!!!!!!!