Your Sad Eyes
Your sad Eyes
Title: Your sad eyes
Author :
Cast: Cho Kyuhyun, Young Eun (as YOU), Lee Donghae
Note: entah kenapa, mimin pengen bikin Kyuhyun jadi namja galau saat ini... Ingin melihat Kyu dengan jiwa berbeda... No evil :D
satu lagi, kalau ada backsoundnya, skalian di putar ya, biar sdihnya makin kerasa....
Happy reading
[OPENING BACKSOUND: JUST ONCE - KYUHYUN Super Junior]
**Can I love you?
I have something I want to say
But my lips are heavy and my heart has words
that it couldn’t say even once
Aku masih ingat... Aku melihatmu duduk di tepi pantai itu. Pagi itu... Duduk dengan lepas, dengan tangan menyangga badanmu. Kau menatap deburan ombak yang sesekali menghempas kakimu. Aku menarik napas panjang sambil tersenyum. Setiap pagi kau selalu melakukan hal itu. Menghampiri pantai sendirian. Menunggu matahari terbit, dan tersenyum. Sorot matamu bisa menceritakan bagaimana isi hatimu. Ya, matamu mengatakan kalau hatimu sangat ceria.
“Oppa, oppa tahu, ombak itu dingin, sejuk. Kakiku seperti digelitik saat ombak itu menyentuh telapak kakiku...” sahutmu saat aku menghampirimu yang sedang menikmati deburan ombak.
“Jinjja?”
“Hmm...” kau mengangguk penuh semangat. “Mau mencobanya?. Ombak pagi sangat sejuk...” kau menepuk tempat kosong di sisi kirimu, mempersilahkanku untuk mengikutimu. Dengan senang hati aku menuruti.
“Yak, lepas saja alas kakimu, oppa... -_-” ucapmu sambil kemudian menarik kedua sandalku. Ya, pagi itu akhirnya aku merasakan debur ombak yang kau banggakan itu. Kita bercanda sambil sesekali mengamati burung yang berseliweran.
Aku selalu mengingat jelas bagaimana kau tertawa, bagaimana kau bercerita, bagaimana kau kesal, semuanya. Kau adalah yeoja yang bisa menenangkanku hanya dengan 1 senyuman. Kau adalah yeoja yang menghiasi hatiku. Ya, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu...
***Your hand, on my hair
Because I can’t forget it
I need to drown my pained hurt in your familiarity again
“Oppa, aku ada kabar gembira!!!” kau menghampiriku dengan wajah berbinar-binar.
“Apa itu? Ayo, ceritakan padaku...!!”
“Hmm... Tapi oppa janji, harus memberiku selamat, arrasseo?”
“Ne...” ucapku sambil menunjukkan tanda V dengan kedua jariku.
“Oppa, aku telah mendapatkan sesuatu yang selama ini kuinginkan!!! Kyaaa....” kau histeris lagi sambil memegang kedua pipimu, membuatku tertawa karena terpesona dengan semburat merah di pipimu, yang menggambarkan kalau hatimu meledak-ledak. Aku sangat penasaran....
“Yaissh... Segera katakan, jangan berbelit-belit... Membuatku penasaran saja...” ucapku sambil mencubit pipi kirimu.
“Aku.... Anni anni.. Maksudku... Donghae oppa! Dia.... dia mengutarakan perasaannya padaku! Oppa, dia ternyata mencintaiku! Dia memintaku menjadi yeojachingunya.... Omona....Aku bahagia sekali oppa... Dia yang kucintai ternyata mencintaiku juga... Aku senang sekali, oppa...!!” matamu terlihat semakin berbinar saat menyebut nama Donghae.
“Jinjjayo? Berarti, sekarang kau sudah punya namjachingu?”
“Ne... Dan orang itu adalah orang yang sudah lama kuharapkan... Kyaa... Rasanya seperti mimpi....!!!” kau tertawa senang saat menyampaikan itu padaku.
“Memangnya sudah berapa lama kau menyukainya?”
“Sejak kau mengenalkannya padaku... 3 tahun lalu...” kau masih tersenyum dan pipimu memerah lagi.
“Yakk, kenapa kau tidak pernah cerita padaku kalau kau menyukai dia sejak dulu?!!” ucapku dengan nada pura-pura marah.
“Habisnya, aku takut oppa menceritakannya pada Donghae oppa. Aku kan malu, oppa. Aku tahu sifatmu yang suka bicara ceplas ceplos, jadi aku tidak mau cerita padamu. Hahahaha....” kau tertawa dan mengusap rambutku.
“Oppa, tepati janjimu! Berikan aku ucapan selamat!” sahutmu sambil menepuk bahuku.
“Ya, baiklah, karena aku namja bertipe tanggung jawab dan terpercaya, aku pasti menepati janjiku. Chukkae, Young Eun ah... Chukkae karena sudah mendapatkan hati Donghae hyung ^^ “ ucapku sambil menyodorkan setangkai bunga liar yang baru saja kupetik di dekat tempatku duduk.
“Hahaha... Gomawoyo, oppa... Kau benar-benar oppa terbaik...” lagi, kau mengusap rambutku, membuat rasa nyeri hingga ke lubuk hatiku.
***The moment your hand touched me
I started to be stained
Kau tersenyum.. Namun saat ini beda. Melihatmu tersenyum membuatku sakit. Aku... Aku mencintaimu tapi aku sadar tidak bisa memilikimu... Setiap hari kau terlihat bersemangat. Aku mengikutimu kemanapun kau pergi. Bahkan setiap sore, aku selalu melihatmu dan dia. Kalian menghabiskan waktu berdua di pantai itu. Sekarang posisiku sudah digantikan olehnya. Aku yang biasanya datang menghampirimu di pantai kini tidak memiliki keberanian. Aku hanya bisa disini. Berdiri di kejauhan sambil melihat wajahmu diam-diam, tanpa berani datang ke dekatmu. Aku tidak berani ke pantai itu... Aku tidak berani menemuimu lagi di pantai itu... Karena aku tahu, jika aku menemuimu disana, itu hanya akan menambah kepedihanku.
Dia beruntung bisa mendapatkan hatimu. Dia sangat beruntung. Tidak sepertiku, yang sebenarnya sudah lebih lama mengharapkanmu, namun kau tidak menganggapku lebih. Hanya sebatas oppa. Aku ingin mendapatkan senyum darimu seperti ia mendapatkan senyummu. Aku ingin mendapatkan cinta darimu seperti dia mendapatkan cintamu. Aku ingin seperti dia... Tapi, aku adalah Cho Kyuhyun... Orang yang hanya menjadi seorang kakak dimatamu...
***Love is like the pink flower petal staining the tip of your nail
That I live inside of you
That I’m changing for you
Now, forsaking everything and, Stained
Semakin hari kita jarang bertemu. Kau hanya menjalani harimu dengannya. Apa kau lupa padaku? Mungkin, kau sudah lupa padaku. Tapi aku tidak pernah lupa padamu. Aku disini, didekatmu. Aku disini menatapmu dari kejauhan... Aku tidak pernah meninggalkanmu, kau tahu. Aku akan tetap ada disini, berjaga-jaga jika semisalnya dia menyakitimu, aku akan langsung datang dan melindungimu.
Aku tahu pasti seberapa besar rasa sayangmu padanya. Kau tidak bisa menutupi itu dari matamu. Dua tahun kau terlihat sangat ceria, 2 tahun pula aku bergelut dengan tekanan batinku. Aku...sudah berusaha, tapi aku tidak bisa sedikitpun melupakanmu. Aku tidak pernah bisa menghapus perasaan ini, aku sudah berusaha. Tapi maaf... Aku tetap tidak bisa. Aku masih berharap semoga ada kesempatan untukku...
Sampai saat itu datang. Dia harus meninggalkanmu. Bukan, bukan memutuskanmu, melainkan meninggalkanmu hanya sementara. Ia harus pergi ke Jepang untuk menjenguk appanya yang sedang sakit.
“Berapa lama oppa pergi?” tanyamu dengan nada sedih.
“Ah, hanya seminggu, chagi. Aku menjenguk sekalian ingin menjemput appa. Karena seminggu lagi, ia sudah diperbolehkan untuk kembali ke Seoul. Kondisinya sudah mendingan...”
“Donghae ssi, titip salam pada ahjussi. Aku rindu padanya. Sudah lama kami tidak tanding game.” Sahutku kearah Donghae hyung. Ya, dia jauh lebih tua dariku tapi aku tidak pernah memanggilnya hyung karena aku memang tidak suka memanggil orang lain dengan sebutan hyung. :D
“Tentu saja...” sahut Donghae ke arahku.
“Oppa, berjanjilah untuk pulang tepat waktu. Aku tidak mau kau lama-lama jauh dariku...” sahutmu sambil menunduk. Ekspresi itu, andai ekspresi itu untukku...
“Tenang saja chagi... Oppa janji akan pulang tepat waktu, oppa juga tidak ingin lama-lama jauh darimu. Rasanya seperti makan kimchi tanpa rasa pedas, hambar...”
“Yak, kau ini seenaknya menyamakanku dengan kimchi.” Kau menepuk dadanya pelan, membuat Donghae tertawa kecil. Kalian benar-benar saling mencintai, terlihat jelas bahwa tidak ada celah untukku.
“Jadi, kapan oppa akan berangkat?”
“Besok, chagi...”
“Mwo? Besok? Tepat di hari ulang tahunku?”
“Mianhae...”
“Yah... Berarti ulangtahunku kali ini tidak seru... Tidak ada oppa yang mendampingiku...”
“Mianhae chagi... Oppa harus begini karena appa yang meminta... Kau jangan kecewa seperti itu, chagi.. Kau membuatku sedih. Jadi tersenyumlah. Aku kan hanya sekali ini tidak ikut merayakan ulangtahunmu di seoul... Tapi kan tahun depan dan tahun seterusnya masih ada waktu...” dia menyentuh kedua pipimu, mencoba membuatmu tenang. Kau masih terlihat sangat kecewa. Aku bisa merasakan itu. Aku mengenalmu, jauh lebih mengenalmu dibandingkan dia mengenalmu.
“Chagiya... Jangan bersedih ne...” dia mengangkat wajahmu dengan kedua tangannya. “Meski aku tidak bersamamu besok, aku akan ikut merayakan ulangtahunmu dari pesawat..” dia mencoba menghiburmu lagi.
“Aku pasti pulang tepat waktu...” ucapnya menatapmu kemudian mendekatkan wajahnya ke arahmu dan mengecup keningmu lembut. Aku memalingkan wajahku.
***Stained, I’m stained inside your love
Stained, with your love that I can’t escape
While forsaking everything that is me
Inside your ever-growing love, I am now
~Esoknya...
Kau dan aku mengantarnya ke bandara, pagi ini seharusnya kau masuk kuliah, namun kau bolos demi ikut mengantarnya.
“Omo... Lain kali jangan begini chagi. Jangan korbankan kuliahmu hanya demi mengantarku... Arra?” dia mengusap pipimu.
“Anni. Aku akan melakukan ini setiap oppa mau pergi..” ucapmu lagi dan membuatnya tersenyum.
“Hmm, baiklah, terserah tuan putri saja..” sahutnya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil.
“Ige mwoya?”
“Aku tahu kau akan menyusulku ke bandara, jadi aku menyiapkan ini. Pakailah, jadi selama seminggu kau merindukanku, tatap saja kalung ini, maka rindumu akan terobati...” dia kemudian mengaitkan kalung itu di lehermu. Sempurna. Kau makin cantik dengan kalung itu. Aku tersenyum miris, andai aku bisa memberikan hal yang sama padamu... Aku miris... Hanya bisa menonton kemesraan kalian...
“Baiklah, oppa pergi dulu ne... Kyuhyun ah, aku pergi dulu. Kalian baik-baik disini. Dan kau cho Kyuhyun, jaga chagiyaku ya... Tapi jangan macam-macam, arra. Jangan mencuri hatinya. Karena hatinya sangat berharga...” ia tertawa kearahku dan kubalas dengan senyuman.
“Hati-hati juga, Donghae ssi. Baik-baiklah di Jepang, jangan menyempatkan diri melirik yeoja lain...” ucapku. Kau tersenyum, seakan bahagia mendengar ucapanku, seakan mengiyakan pernyataanku. Aku cemburu.
“Ne... Chagiya, sangeil chukkae... :-)”
Aku pulang ke rumah, setelah sebelumnya mengajakmu makan siang di tempat kesukaanmu dan kemudian mengantarmu pulang. Jarak rumahmu tidak jauh, hanya berselang 2 rumah dari rumahku, karena itu kita sejak dulu selalu dekat. Hari ini mendung, aku memutuskan untuk bersantai di ruang tengah sambil menonton tv. Wae? Karena psp ku rusak.
“Kami melaporkan bahwa baru saja terjadi kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan T303 penerbangan dari seoul menuju tokyo. Menurut laporan yang kami dapatkan, operator kehilangan komunikasi dengan awak pesawat di menit ke 20 pasca take off, dan di duga pesawat tersebut jatuh karena pesawat bernomor T303 itu dikenal sebagai pesawat yang sudah tua dan baru mengalami masalah di bagian mesin. Perkembangan selanjutnya akan kami laporkan sesaat lagi...”
Aku menjatuhkan remote tv tanpa sengaja setelah menyaksikan berita itu. Aku tersentak. Bukankah,, bukankah itu pesawat Donghae? T303... Andwe, tidak mungkin. Young eun...! Apa kau... Aku segera bangkit dan bergegas pergi.
~~Kemudian
“Baru saja Young eun pergi tergesa-gesa. Dia bilang ingin ke bandara untuk memastikan apa berita tadi benar atau tidak. Dia juga melihat berita itu. Ahjumma juga... Tapi ahjumma tidak menyangka kalau itu pesawat yang dinaiki Donghae...” aku segera pamit setelah mendengar ucapan ahjumma. Aku harus menyusulmu. Aku tahu kau pasti ingin melakukan hal yang tidak-tidak.
@Bandara
“Katakan kalau berita itu tidak benar! Kau, ahgassi!! Segera katakan kepada seluruh stasiun televisi kalau berita tadi hanya tipuan! Katakan kalau berita itu salah!!” aku melihatmu memaki beberapa petugas wanita di bandara itu. Mereka berusaha menenangkanmu tapi kau semakin marah. Aku segera berlari menghampirimu.
“Jangan salahkan mereka, mereka tidak tahu apa-apa, Young eun...” aku mencoba menenangkanmu yang masih berontak. Tenagamu kuat sekali sampai bisa melepaskan genggamanku.
“Ahjussi, cepat katakan kalau pesawat itu baik-baik saja! Pesawat Donghae oppa tidak jatuh! Pesawat itu tidak rusak! Pesawat itu baik-baiki saja, kalian tahu!” kau makin keras membentak para pegawai yang ada disana. Aku segera menarikmu setelah sebelumnya membungkuk ke arah mereka mencoba meminta maaf atas apa yang baru saja terjadi.
Kau memintaku untuk mengantarmu langsung ke rumah. Aku menurutimu dan sesampainya di rumahmu kau langsung pergi kedalam dengan wajah penuh air mata. Mata itu benar-benar sedih. Young eun ah, jabal jangan menangis...
***Engraved by the fingertips, as the wound that grazed my neck
Lingering inside my heart, now with you I am
Aku mengetuk pintu kamarmu namun kau tidak membukanya.
“Ahjumma menyerah, Kyuhyun ah... Sudah hampir seminggu Young eun begini. Ahjumma tidak tahu harus bagaimana lagi supaya membuatnya tidak bersedih...” kulihat wajah sedih dari ahjumma. Aku terus mengetuk pintumu namun kau tidak membukanya. Aku menyerah dan pulang...
~~Keesokan harinya...
Tidak sengaja aku melihatmu pergi keluar rumah. Akhirnya kau muncul juga. Aku merindukanmu... sangat rindu. Aku ingin memelukmu, memberi kekuatan di tengah kesedihanmu. Kulihat pagi ini kau berjalan gontai sendirian. Sepertinya ingin ke pantai. Aku terus mengikutimu dan mengawasimu dari kejauhan, takut-takut kau bertindak yang aneh-aneh.
Aku ingat jelas, di pantai itu kau berbeda. Kau berdiri sendirian, menatap lurus ke air. Kau hanya mematung seakan berkutat dengan pikiranmu sendiri. Aku tidak sanggup melihatmu begitu. Kulihat sesekali kau menyeka air matamu dengan punggung tanganmu. Benar-benar sakit...
“Donghae oppa! Lee Donghae! Kau menipuku! Kau bilang kau akan pulang tepat waktu! Ini sudah seminggu! Kenapa kau belum datang!” aku mendengar kau berteriak di pinggir laut yang sepi. Ya... Masih sepi. Ini masih pukul 6 pagi. Kau menjerit sambil mengeluarkan tangisan kepedihanmu. Aku bisa rasakan, betapa perasaanmu saat ini sangat hancur. Jangan menangis...
“Aku tidak butuh kalung ini! Yang kubutuhkan hanya oppa! Jebal kembali...!! Donghae ya! Tepati janjimu!!” kau berteriak sambil menangis... Lagi... Kau kemudian bersujud di hamparan pasir dan menangis sejadi-jadinya. Ku akui, aku tidak suka dan cemburu saat tahu kau berpacaran dengan Donghae. Tapi bagiku, lebih baik aku melihatmu berpacaran dengan Donghae dan selalu tersenyum cerah daripada harus melihatmu menangis seperti ini karena kehilangannya. Aku tidak kuat melihatmu begitu...
“Young eun.... Sudah... Jangan menangis lagi...” aku menyentuh bahumu, memberanikan diri untuk menghiburmu. Ya, aku menghampirimu hanya untuk menghiburmu... Berharap bisa membuatmu lebih baik, namun kau masih menangis.
“Oppa tidak mengerti perasanku, jadi tinggalkan aku sendiri!” kau menepis tanganku, seolah-olah aku telah menjahatimu.
“Young eun ah... Aku mengerti perasaanmu.. Tapi bagaimanapun juga, Donghae tidak akan kembali lagi... Jangan begini... Dia tidak akan bisa tenang disana jika kau masih menangisinya berlarut-larut.” Aku masih berdiri di belakangmu.
“Masih ada aku disini... Aku akan menggantikan Donghae untukmu. Aku akan menjagamu dan menyenangkanmu, kau tidak usah khawatir...”
“Andwe! Tidak ada yang bisa menggantikan Donghae! Tidak ada yang seperti Donghae di dunia ini! Sekarang tinggalkan aku sendiri dan jangan temui aku!”
“Young eun...”
“Tinggalkan aku sendiri!” kau berteriak dan masih tetap menangis sambil menatap lurus ke tengah laut. Aku menyerah... Aku pergi dan membiarkanmu di pantai itu sendiri... Tapi aku tidak benar-benar pergi. Aku tetap di pantai ini, namun di tempat lain, mengamatimu dan mengawasimu...
Sejak saat itu kau berubah... Sorot mata sedihmu selalu menemanimu... Setiap pagi kau selalu melakukn hal yang sama, pergi ke pantai. Namun bukan untuk menikmati deburan ombak yang biasanya kau banggakan itu, tapi untuk menangis. Ya, kau tetap menangis. Bahkan sudah berbulan-bulan sejak kepergiannya... Tidakkah kau tahu, aku lebih sakit melihatmu begitu... Aku merindukan senyummu yang dulu. Senyum hangat yang tulus. Kini kau hanya menatap kosong, seakan tidak ingin hidup... Kau rapuh, aku tahu itu...
Aku ingin bisa menggantikan Donghae di hatimu, tapi... Sepertinya tidak ada tempat sedikitpun untukku dihatimu. Ya, kau hanya milik Donghae. Bahkan sampai akhirpun aku tidak bisa mendapatkan hatimu, berada disampingmu seperti Donghae... Kau tahu, aku tetap disini, mengawasimu... Meski aku tahu aku tidak akan pernah bisa menggantikan dia. Dia yang kau cintai.. Namun aku akan tetap begini.. Aku akan tetap disini, dan tetap mencintaimu... Aku mencintaimu...Sangat mencintaimu...
**Can I crazily call out your name just once?
Because of my heart, I want to go closer to your side
In order to tell you, I want to go closer to your side
I love you, the person who I miss
END
Title: Your sad eyes
Author :
Cast: Cho Kyuhyun, Young Eun (as YOU), Lee Donghae
Note: entah kenapa, mimin pengen bikin Kyuhyun jadi namja galau saat ini... Ingin melihat Kyu dengan jiwa berbeda... No evil :D
satu lagi, kalau ada backsoundnya, skalian di putar ya, biar sdihnya makin kerasa....
Happy reading
[OPENING BACKSOUND: JUST ONCE - KYUHYUN Super Junior]
**Can I love you?
I have something I want to say
But my lips are heavy and my heart has words
that it couldn’t say even once
Aku masih ingat... Aku melihatmu duduk di tepi pantai itu. Pagi itu... Duduk dengan lepas, dengan tangan menyangga badanmu. Kau menatap deburan ombak yang sesekali menghempas kakimu. Aku menarik napas panjang sambil tersenyum. Setiap pagi kau selalu melakukan hal itu. Menghampiri pantai sendirian. Menunggu matahari terbit, dan tersenyum. Sorot matamu bisa menceritakan bagaimana isi hatimu. Ya, matamu mengatakan kalau hatimu sangat ceria.
“Oppa, oppa tahu, ombak itu dingin, sejuk. Kakiku seperti digelitik saat ombak itu menyentuh telapak kakiku...” sahutmu saat aku menghampirimu yang sedang menikmati deburan ombak.
“Jinjja?”
“Hmm...” kau mengangguk penuh semangat. “Mau mencobanya?. Ombak pagi sangat sejuk...” kau menepuk tempat kosong di sisi kirimu, mempersilahkanku untuk mengikutimu. Dengan senang hati aku menuruti.
“Yak, lepas saja alas kakimu, oppa... -_-” ucapmu sambil kemudian menarik kedua sandalku. Ya, pagi itu akhirnya aku merasakan debur ombak yang kau banggakan itu. Kita bercanda sambil sesekali mengamati burung yang berseliweran.
Aku selalu mengingat jelas bagaimana kau tertawa, bagaimana kau bercerita, bagaimana kau kesal, semuanya. Kau adalah yeoja yang bisa menenangkanku hanya dengan 1 senyuman. Kau adalah yeoja yang menghiasi hatiku. Ya, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu...
***Your hand, on my hair
Because I can’t forget it
I need to drown my pained hurt in your familiarity again
“Oppa, aku ada kabar gembira!!!” kau menghampiriku dengan wajah berbinar-binar.
“Apa itu? Ayo, ceritakan padaku...!!”
“Hmm... Tapi oppa janji, harus memberiku selamat, arrasseo?”
“Ne...” ucapku sambil menunjukkan tanda V dengan kedua jariku.
“Oppa, aku telah mendapatkan sesuatu yang selama ini kuinginkan!!! Kyaaa....” kau histeris lagi sambil memegang kedua pipimu, membuatku tertawa karena terpesona dengan semburat merah di pipimu, yang menggambarkan kalau hatimu meledak-ledak. Aku sangat penasaran....
“Yaissh... Segera katakan, jangan berbelit-belit... Membuatku penasaran saja...” ucapku sambil mencubit pipi kirimu.
“Aku.... Anni anni.. Maksudku... Donghae oppa! Dia.... dia mengutarakan perasaannya padaku! Oppa, dia ternyata mencintaiku! Dia memintaku menjadi yeojachingunya.... Omona....Aku bahagia sekali oppa... Dia yang kucintai ternyata mencintaiku juga... Aku senang sekali, oppa...!!” matamu terlihat semakin berbinar saat menyebut nama Donghae.
“Jinjjayo? Berarti, sekarang kau sudah punya namjachingu?”
“Ne... Dan orang itu adalah orang yang sudah lama kuharapkan... Kyaa... Rasanya seperti mimpi....!!!” kau tertawa senang saat menyampaikan itu padaku.
“Memangnya sudah berapa lama kau menyukainya?”
“Sejak kau mengenalkannya padaku... 3 tahun lalu...” kau masih tersenyum dan pipimu memerah lagi.
“Yakk, kenapa kau tidak pernah cerita padaku kalau kau menyukai dia sejak dulu?!!” ucapku dengan nada pura-pura marah.
“Habisnya, aku takut oppa menceritakannya pada Donghae oppa. Aku kan malu, oppa. Aku tahu sifatmu yang suka bicara ceplas ceplos, jadi aku tidak mau cerita padamu. Hahahaha....” kau tertawa dan mengusap rambutku.
“Oppa, tepati janjimu! Berikan aku ucapan selamat!” sahutmu sambil menepuk bahuku.
“Ya, baiklah, karena aku namja bertipe tanggung jawab dan terpercaya, aku pasti menepati janjiku. Chukkae, Young Eun ah... Chukkae karena sudah mendapatkan hati Donghae hyung ^^ “ ucapku sambil menyodorkan setangkai bunga liar yang baru saja kupetik di dekat tempatku duduk.
“Hahaha... Gomawoyo, oppa... Kau benar-benar oppa terbaik...” lagi, kau mengusap rambutku, membuat rasa nyeri hingga ke lubuk hatiku.
***The moment your hand touched me
I started to be stained
Kau tersenyum.. Namun saat ini beda. Melihatmu tersenyum membuatku sakit. Aku... Aku mencintaimu tapi aku sadar tidak bisa memilikimu... Setiap hari kau terlihat bersemangat. Aku mengikutimu kemanapun kau pergi. Bahkan setiap sore, aku selalu melihatmu dan dia. Kalian menghabiskan waktu berdua di pantai itu. Sekarang posisiku sudah digantikan olehnya. Aku yang biasanya datang menghampirimu di pantai kini tidak memiliki keberanian. Aku hanya bisa disini. Berdiri di kejauhan sambil melihat wajahmu diam-diam, tanpa berani datang ke dekatmu. Aku tidak berani ke pantai itu... Aku tidak berani menemuimu lagi di pantai itu... Karena aku tahu, jika aku menemuimu disana, itu hanya akan menambah kepedihanku.
Dia beruntung bisa mendapatkan hatimu. Dia sangat beruntung. Tidak sepertiku, yang sebenarnya sudah lebih lama mengharapkanmu, namun kau tidak menganggapku lebih. Hanya sebatas oppa. Aku ingin mendapatkan senyum darimu seperti ia mendapatkan senyummu. Aku ingin mendapatkan cinta darimu seperti dia mendapatkan cintamu. Aku ingin seperti dia... Tapi, aku adalah Cho Kyuhyun... Orang yang hanya menjadi seorang kakak dimatamu...
***Love is like the pink flower petal staining the tip of your nail
That I live inside of you
That I’m changing for you
Now, forsaking everything and, Stained
Semakin hari kita jarang bertemu. Kau hanya menjalani harimu dengannya. Apa kau lupa padaku? Mungkin, kau sudah lupa padaku. Tapi aku tidak pernah lupa padamu. Aku disini, didekatmu. Aku disini menatapmu dari kejauhan... Aku tidak pernah meninggalkanmu, kau tahu. Aku akan tetap ada disini, berjaga-jaga jika semisalnya dia menyakitimu, aku akan langsung datang dan melindungimu.
Aku tahu pasti seberapa besar rasa sayangmu padanya. Kau tidak bisa menutupi itu dari matamu. Dua tahun kau terlihat sangat ceria, 2 tahun pula aku bergelut dengan tekanan batinku. Aku...sudah berusaha, tapi aku tidak bisa sedikitpun melupakanmu. Aku tidak pernah bisa menghapus perasaan ini, aku sudah berusaha. Tapi maaf... Aku tetap tidak bisa. Aku masih berharap semoga ada kesempatan untukku...
Sampai saat itu datang. Dia harus meninggalkanmu. Bukan, bukan memutuskanmu, melainkan meninggalkanmu hanya sementara. Ia harus pergi ke Jepang untuk menjenguk appanya yang sedang sakit.
“Berapa lama oppa pergi?” tanyamu dengan nada sedih.
“Ah, hanya seminggu, chagi. Aku menjenguk sekalian ingin menjemput appa. Karena seminggu lagi, ia sudah diperbolehkan untuk kembali ke Seoul. Kondisinya sudah mendingan...”
“Donghae ssi, titip salam pada ahjussi. Aku rindu padanya. Sudah lama kami tidak tanding game.” Sahutku kearah Donghae hyung. Ya, dia jauh lebih tua dariku tapi aku tidak pernah memanggilnya hyung karena aku memang tidak suka memanggil orang lain dengan sebutan hyung. :D
“Tentu saja...” sahut Donghae ke arahku.
“Oppa, berjanjilah untuk pulang tepat waktu. Aku tidak mau kau lama-lama jauh dariku...” sahutmu sambil menunduk. Ekspresi itu, andai ekspresi itu untukku...
“Tenang saja chagi... Oppa janji akan pulang tepat waktu, oppa juga tidak ingin lama-lama jauh darimu. Rasanya seperti makan kimchi tanpa rasa pedas, hambar...”
“Yak, kau ini seenaknya menyamakanku dengan kimchi.” Kau menepuk dadanya pelan, membuat Donghae tertawa kecil. Kalian benar-benar saling mencintai, terlihat jelas bahwa tidak ada celah untukku.
“Jadi, kapan oppa akan berangkat?”
“Besok, chagi...”
“Mwo? Besok? Tepat di hari ulang tahunku?”
“Mianhae...”
“Yah... Berarti ulangtahunku kali ini tidak seru... Tidak ada oppa yang mendampingiku...”
“Mianhae chagi... Oppa harus begini karena appa yang meminta... Kau jangan kecewa seperti itu, chagi.. Kau membuatku sedih. Jadi tersenyumlah. Aku kan hanya sekali ini tidak ikut merayakan ulangtahunmu di seoul... Tapi kan tahun depan dan tahun seterusnya masih ada waktu...” dia menyentuh kedua pipimu, mencoba membuatmu tenang. Kau masih terlihat sangat kecewa. Aku bisa merasakan itu. Aku mengenalmu, jauh lebih mengenalmu dibandingkan dia mengenalmu.
“Chagiya... Jangan bersedih ne...” dia mengangkat wajahmu dengan kedua tangannya. “Meski aku tidak bersamamu besok, aku akan ikut merayakan ulangtahunmu dari pesawat..” dia mencoba menghiburmu lagi.
“Aku pasti pulang tepat waktu...” ucapnya menatapmu kemudian mendekatkan wajahnya ke arahmu dan mengecup keningmu lembut. Aku memalingkan wajahku.
***Stained, I’m stained inside your love
Stained, with your love that I can’t escape
While forsaking everything that is me
Inside your ever-growing love, I am now
~Esoknya...
Kau dan aku mengantarnya ke bandara, pagi ini seharusnya kau masuk kuliah, namun kau bolos demi ikut mengantarnya.
“Omo... Lain kali jangan begini chagi. Jangan korbankan kuliahmu hanya demi mengantarku... Arra?” dia mengusap pipimu.
“Anni. Aku akan melakukan ini setiap oppa mau pergi..” ucapmu lagi dan membuatnya tersenyum.
“Hmm, baiklah, terserah tuan putri saja..” sahutnya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil.
“Ige mwoya?”
“Aku tahu kau akan menyusulku ke bandara, jadi aku menyiapkan ini. Pakailah, jadi selama seminggu kau merindukanku, tatap saja kalung ini, maka rindumu akan terobati...” dia kemudian mengaitkan kalung itu di lehermu. Sempurna. Kau makin cantik dengan kalung itu. Aku tersenyum miris, andai aku bisa memberikan hal yang sama padamu... Aku miris... Hanya bisa menonton kemesraan kalian...
“Baiklah, oppa pergi dulu ne... Kyuhyun ah, aku pergi dulu. Kalian baik-baik disini. Dan kau cho Kyuhyun, jaga chagiyaku ya... Tapi jangan macam-macam, arra. Jangan mencuri hatinya. Karena hatinya sangat berharga...” ia tertawa kearahku dan kubalas dengan senyuman.
“Hati-hati juga, Donghae ssi. Baik-baiklah di Jepang, jangan menyempatkan diri melirik yeoja lain...” ucapku. Kau tersenyum, seakan bahagia mendengar ucapanku, seakan mengiyakan pernyataanku. Aku cemburu.
“Ne... Chagiya, sangeil chukkae... :-)”
Aku pulang ke rumah, setelah sebelumnya mengajakmu makan siang di tempat kesukaanmu dan kemudian mengantarmu pulang. Jarak rumahmu tidak jauh, hanya berselang 2 rumah dari rumahku, karena itu kita sejak dulu selalu dekat. Hari ini mendung, aku memutuskan untuk bersantai di ruang tengah sambil menonton tv. Wae? Karena psp ku rusak.
“Kami melaporkan bahwa baru saja terjadi kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan T303 penerbangan dari seoul menuju tokyo. Menurut laporan yang kami dapatkan, operator kehilangan komunikasi dengan awak pesawat di menit ke 20 pasca take off, dan di duga pesawat tersebut jatuh karena pesawat bernomor T303 itu dikenal sebagai pesawat yang sudah tua dan baru mengalami masalah di bagian mesin. Perkembangan selanjutnya akan kami laporkan sesaat lagi...”
Aku menjatuhkan remote tv tanpa sengaja setelah menyaksikan berita itu. Aku tersentak. Bukankah,, bukankah itu pesawat Donghae? T303... Andwe, tidak mungkin. Young eun...! Apa kau... Aku segera bangkit dan bergegas pergi.
~~Kemudian
“Baru saja Young eun pergi tergesa-gesa. Dia bilang ingin ke bandara untuk memastikan apa berita tadi benar atau tidak. Dia juga melihat berita itu. Ahjumma juga... Tapi ahjumma tidak menyangka kalau itu pesawat yang dinaiki Donghae...” aku segera pamit setelah mendengar ucapan ahjumma. Aku harus menyusulmu. Aku tahu kau pasti ingin melakukan hal yang tidak-tidak.
@Bandara
“Katakan kalau berita itu tidak benar! Kau, ahgassi!! Segera katakan kepada seluruh stasiun televisi kalau berita tadi hanya tipuan! Katakan kalau berita itu salah!!” aku melihatmu memaki beberapa petugas wanita di bandara itu. Mereka berusaha menenangkanmu tapi kau semakin marah. Aku segera berlari menghampirimu.
“Jangan salahkan mereka, mereka tidak tahu apa-apa, Young eun...” aku mencoba menenangkanmu yang masih berontak. Tenagamu kuat sekali sampai bisa melepaskan genggamanku.
“Ahjussi, cepat katakan kalau pesawat itu baik-baik saja! Pesawat Donghae oppa tidak jatuh! Pesawat itu tidak rusak! Pesawat itu baik-baiki saja, kalian tahu!” kau makin keras membentak para pegawai yang ada disana. Aku segera menarikmu setelah sebelumnya membungkuk ke arah mereka mencoba meminta maaf atas apa yang baru saja terjadi.
Kau memintaku untuk mengantarmu langsung ke rumah. Aku menurutimu dan sesampainya di rumahmu kau langsung pergi kedalam dengan wajah penuh air mata. Mata itu benar-benar sedih. Young eun ah, jabal jangan menangis...
***Engraved by the fingertips, as the wound that grazed my neck
Lingering inside my heart, now with you I am
Aku mengetuk pintu kamarmu namun kau tidak membukanya.
“Ahjumma menyerah, Kyuhyun ah... Sudah hampir seminggu Young eun begini. Ahjumma tidak tahu harus bagaimana lagi supaya membuatnya tidak bersedih...” kulihat wajah sedih dari ahjumma. Aku terus mengetuk pintumu namun kau tidak membukanya. Aku menyerah dan pulang...
~~Keesokan harinya...
Tidak sengaja aku melihatmu pergi keluar rumah. Akhirnya kau muncul juga. Aku merindukanmu... sangat rindu. Aku ingin memelukmu, memberi kekuatan di tengah kesedihanmu. Kulihat pagi ini kau berjalan gontai sendirian. Sepertinya ingin ke pantai. Aku terus mengikutimu dan mengawasimu dari kejauhan, takut-takut kau bertindak yang aneh-aneh.
Aku ingat jelas, di pantai itu kau berbeda. Kau berdiri sendirian, menatap lurus ke air. Kau hanya mematung seakan berkutat dengan pikiranmu sendiri. Aku tidak sanggup melihatmu begitu. Kulihat sesekali kau menyeka air matamu dengan punggung tanganmu. Benar-benar sakit...
“Donghae oppa! Lee Donghae! Kau menipuku! Kau bilang kau akan pulang tepat waktu! Ini sudah seminggu! Kenapa kau belum datang!” aku mendengar kau berteriak di pinggir laut yang sepi. Ya... Masih sepi. Ini masih pukul 6 pagi. Kau menjerit sambil mengeluarkan tangisan kepedihanmu. Aku bisa rasakan, betapa perasaanmu saat ini sangat hancur. Jangan menangis...
“Aku tidak butuh kalung ini! Yang kubutuhkan hanya oppa! Jebal kembali...!! Donghae ya! Tepati janjimu!!” kau berteriak sambil menangis... Lagi... Kau kemudian bersujud di hamparan pasir dan menangis sejadi-jadinya. Ku akui, aku tidak suka dan cemburu saat tahu kau berpacaran dengan Donghae. Tapi bagiku, lebih baik aku melihatmu berpacaran dengan Donghae dan selalu tersenyum cerah daripada harus melihatmu menangis seperti ini karena kehilangannya. Aku tidak kuat melihatmu begitu...
“Young eun.... Sudah... Jangan menangis lagi...” aku menyentuh bahumu, memberanikan diri untuk menghiburmu. Ya, aku menghampirimu hanya untuk menghiburmu... Berharap bisa membuatmu lebih baik, namun kau masih menangis.
“Oppa tidak mengerti perasanku, jadi tinggalkan aku sendiri!” kau menepis tanganku, seolah-olah aku telah menjahatimu.
“Young eun ah... Aku mengerti perasaanmu.. Tapi bagaimanapun juga, Donghae tidak akan kembali lagi... Jangan begini... Dia tidak akan bisa tenang disana jika kau masih menangisinya berlarut-larut.” Aku masih berdiri di belakangmu.
“Masih ada aku disini... Aku akan menggantikan Donghae untukmu. Aku akan menjagamu dan menyenangkanmu, kau tidak usah khawatir...”
“Andwe! Tidak ada yang bisa menggantikan Donghae! Tidak ada yang seperti Donghae di dunia ini! Sekarang tinggalkan aku sendiri dan jangan temui aku!”
“Young eun...”
“Tinggalkan aku sendiri!” kau berteriak dan masih tetap menangis sambil menatap lurus ke tengah laut. Aku menyerah... Aku pergi dan membiarkanmu di pantai itu sendiri... Tapi aku tidak benar-benar pergi. Aku tetap di pantai ini, namun di tempat lain, mengamatimu dan mengawasimu...
Sejak saat itu kau berubah... Sorot mata sedihmu selalu menemanimu... Setiap pagi kau selalu melakukn hal yang sama, pergi ke pantai. Namun bukan untuk menikmati deburan ombak yang biasanya kau banggakan itu, tapi untuk menangis. Ya, kau tetap menangis. Bahkan sudah berbulan-bulan sejak kepergiannya... Tidakkah kau tahu, aku lebih sakit melihatmu begitu... Aku merindukan senyummu yang dulu. Senyum hangat yang tulus. Kini kau hanya menatap kosong, seakan tidak ingin hidup... Kau rapuh, aku tahu itu...
Aku ingin bisa menggantikan Donghae di hatimu, tapi... Sepertinya tidak ada tempat sedikitpun untukku dihatimu. Ya, kau hanya milik Donghae. Bahkan sampai akhirpun aku tidak bisa mendapatkan hatimu, berada disampingmu seperti Donghae... Kau tahu, aku tetap disini, mengawasimu... Meski aku tahu aku tidak akan pernah bisa menggantikan dia. Dia yang kau cintai.. Namun aku akan tetap begini.. Aku akan tetap disini, dan tetap mencintaimu... Aku mencintaimu...Sangat mencintaimu...
**Can I crazily call out your name just once?
Because of my heart, I want to go closer to your side
In order to tell you, I want to go closer to your side
I love you, the person who I miss
END
No comments :
Post a Comment