The Shadow

  No comments
THE SHADOW (Oneshoot | NC +17)
posted in NC +17, Oneshot  by RaeWorld
The Shadow


Tittle : The Shadow
Author : Raemi Kim
Cast : Justin Kim, Oh Sehoon, Kim Raemi, And Other
Genre : Sad
Ratting : NC 17 Atau readers tentuin sendiri deh –-“
Length : Oneshot
Annyeong, Raemi balik lagi. Kali ini bawa ff genre sad, dengan sedikit bumbu NC. Oh ya, maaf buat uri chingu justin kim dan juga oh sehoon yang udah aku nistakan di ff ku kali ini
Ahh ya, untuk readers, Justine sama jinra itu orang yang sama. Jadi ntar jangan bingung ya kalo lagi baca.
Bagi yang merasa belum cukup umur, harap tidak baca ini ff ya. Yadong soalnya. Akhir kata, aku ucapin jeongmal kamsahamnida bagi yang udah nyempatin waktu buat baca ff aku ini.

Happy Reading !!!!!

THE SHADOW

Author Side
Angin yang berhembus pelan mulai menerbangkan beberapa helai rambut justine. Yeoja manis ini kini tengah melamun dibawah pohon akasia di tepi sungai han yang lengang. Malam mungkin sedikit membawa kedamaian baginya. Memberikan sesuatu yang selama lima bulan terakhir ini begitu ia rindukan. Rasa tenang. Ya, selama lima bulan ini ia terus saja dicekam rasa ketakutan. Ketakutan yang berasal dari ayahnya sendiri. Ayah justine yang notabene adalah seorang pengusaha, dulunya. Kini telah bangkrut dan terlilit hutang. Banyaknya hutang menyebabkan mereka jatuh miskin. Seorang justine kim, yeoja angkuh yang selalu bersikap dingin terhadap semua orang itu kini terlihat sangat menyedihkan. Ia merasa kehidupan sedang mempermainkan dirinya. Namun, bukankah kehidupan itu memang sebuah permainan ? Ia yang dulunya menganggap uang 1 won itu tidak berarti, kini bahkan untuk mendapatkan 1 won itu ia harus bekerja banting tulang. Menjadi budak pada seorang pengusaha kaya. Ya, budak. Budak yang setiap saat dibutuhkan oleh tuannya harus siap. Nasib memang selalu berputar.
Terlihat setitik air jatuh membasahi pipi cantiknya. Sebenarnya kalau ia mau ia bisa saja mendapatkan uang secara mudah, menjadi seorang model ? Itu sangat gampang, namun kini ditengah status gembel yang ia sandang adakah seseorang yang rela membayarnya menjadi seorang model. Pekerjaan yang dulu bahkan ia anggap tidak penting.
Kaki jenjang gadis itu melangkah meninggalkan tepian sungai han yang kini sudah sangat sepi. Pulang kerumah, mandi dan langsung tidur. Itulah kini yang difikirkan oleh gadis itu. Namun baru beberapa langkah kaki gadis itu melangkah, sebuah tangan dengan kasar menyeretnya, memasuki sebuah mobil sambil tangan pria itu membekap mulut justine agar ia tidak bisa berteriak. Justine terus saja memberontak dan menendang-nendang sekitarnya, namun sepertinya usahanya sia-sia karena pria itu kini telah berhasil membawa justine masuk ke dalam mobil mewah tersebut, entah kemana pria tersebut akan membawa justine. Namun yang pasti pria tersebut ternyata mempunyai banyak anak buah didalam mobil tersebut.

Justine Side
Astaga, apa ini ? kenapa pria-pria ini membawaku pergi. Kemana mereka akan membawaku ? Aku sungguh takut, sampai tak sadar aku telah menangis tanpa suara. Tak lama aku merasa pria tadi menyuntikkan sesautu ketubuhku. Setelah itu aku tak sadarkan diri.
Begitu aku terbangun, aku merasa berada di sebuah tempat tidur yang empuk. Ubuka mataku, melihat sekelilingku. Ini bukan rumahku, ya tuhan dimana aku ? Tempat apa ini ?
“Ah kau sudah bangun honey ?” terdengar suara dari seorang pria yang kurasa baru keluar dari kamar mandi karena ditubuhnya hanya terlilit sebuah handuk sebatas pinggang hingga lututnya.
“K..kau siapa ?” tanyaku sedikit gugup dan takut.Pria itu tidak menjawab, dia hanya tersenyum misterius sambil terus memandangku.
“Kau tidak mengenalku ? Apakah appamu yang bodoh itu belum memberitahumu ?” Tunggu dulu ? Dia mengenal appaku ? Apa hubungannya pria ini dengan appa ?
“Kau mengenal appaku tuan ?” aku sedikit takut melihat namja ini, bisa saja dia melakukan hal yang tidak-tidak padaku. Mengingat aku sekarang berada di genggamannya.
“Mengenal appamu ? tentu saja, bahkan aku sangat mengenal namja bodoh itu. Kim Hyunsik. Namja bodoh yang dengan mudah nya menjual semua saham perusahaannya hanya demi uang. Cih, kau justine kim. Apa kau tau ? appamu bahkan menjualmu padaku demi 100 juta won.” Yatuhan, bagaikan tersambar petir. Tubuhku langsung lemas begitu mendengar penjelasan namja ini, appa menjualku hanya demi 100 juta won ?Aku tidak percaya itu, appaku orang baik, tidak mungkin ia tega menjual anaknya sendiri hanya untuk uang 100 juta won, sangat mustahil.
“Jangan sembarangan bicara kau. Appaku tidak mungkin melakukan hal keji seperti itu. Dia orang baik.” Teriakku tidak terima dengan tuduhannya terhadap appa.
“ kau fikir aku ini berbohong nona kim ? Kau tidak lihat apa yang sekarang terjadi pada keluargamu. Kalian jatuh miskin, dan itu semua terjadi karena kebodohan appamu. Dan kau lihat ini.” Ujarnya seraya melemparkan sebuah map berwarna hijau kehadapanku.
“Apa ini ?” tanyaku pelan.
“Kau bisa baca sendiri.” Ucapnya dingin lalu ia berlalu menuju lemari nya, dengan enteng ia memakai bajunya didepanku. Otomatis aku memejamkan mataku melihat tindakannya. Nekat sekali, apa ia tidak malu.
“Tuan, bisakah kau bersikap sopan sedikit.”
“Kenapa ? sebentar lagi juga kau akan melihat ini setiap hari.” Ujarnya santai, melihatnya setiap hari dengan keadaan seperti ini ? apa maksudnya ?
“Ternyata selain angkuh, kau juga aneh tuan.” Kata-kata itu sukses meluncur dari bibirku. Dan sedetik kemudia, kurasakan rahangku dicengkram kuat oleh tangan namja ini. Bahkan namanya saja aku tak tau, ahh itu juga bukan hal yang penting kan ? Tapi ini benar-benar sakit. Namja ini temperamental sekali.
“Sakit tuan, kumohon lepaskan.” Oke sepertinya hari ini aku kehilangan harga diriku. Memelas seperti orang lemah, sama sekali bukan diriku.
“Kau, dengarkan baik-baik. Mulai hari ini kau Justine kim atau Kim Jinra resmi menjadi istriku. Istri seorang Oh sehun, jadi mulai saat ini kau harus mengikuti semua kehendakku. Dan aku tidak ingin mendengar penolakan, karna aku benci itu.” Jelasnya panjang lebar tepat didepan wajahku, ya tuhan aku baru 20 tahun. Dan aku belum berniat menikah, kenapa namja ini tiba-tiba mengatakan kalau aku resmi menjadi istrinya ? Apakah dia gila ?
“Ah ya, dan satu lagi. Besok kita akan menikah. Jadi persiapkan dirimu sebaik-baiknya.” Titahnya sebelum beranjak keluar meninggalkan ku yang tengah termenung mencerna setiap kata yang keluar dari bibirnya.
Menikah ? Aku ? Besok ? Dengan namja kasar itu ? Oh tidak, ini pasti mimpi. Aku berusaha mencubit kedua pipiku, aww sakit. Jadi ini nyata ? Oh no, aku belum siap. Tanpa sadar air mata sialan ini malah keluar, buru-buru aku menghapusnya dengan kasar. Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapapun.
Kutolehkan kepalaku ke sisi kiri ranjang ini, dan kulihat map hijau tadi masih tergeletak disana.
Kubuka perlahan map itu dan ku baca dengan seksama isinya. Ternyata benar apa yang dikatakan lelaki bernama Oh sehun itu, appa menjualku. Biadab, rasanya seperti dunia seakan runtuh tepat diatas kepalaku. Untuk detik ini aku benar-benar tidak bisa menahan peraaanku. Kukeluarkan isakanku, menangis meratapi nasib malangku. Kenapa harus aku yang bernasib seperti ini ? Aku terus saja menangis hingga kelelahan dan tertidur di kamar ini.

Begitu aku terbangun, aku kembali mengingat kejadian semalam. Oh dear, apakah aku benar-benar harus menikah dan menjadi namja itu hari ini ? Bukankah ini terlalu cepat ?
“Ah kau sudah bangun, bergegaslah mandi. Pernikahan kita akan berlangsung jam 9 ini. Jika kau terlambat, aku tidak akan segan-segan menyiksamu.” Suara itu lagi, namja aneh nam keji itu terlihat sudah rapi dengan setelan jas resminya. Jujur kali ini ia terlihat sangant err tampan.
“Sehun-ssi, apa ini tidak terlalu cepat ? Aku bahkan tidak mengenalmu ? Kenapa kita harus menikah ?” tanyaku, pertanyaan yang sejak tadi malam berkecamuk difikiranku.
“Kau mau tau nona kim ? Ahh, baiklah aku akan menceritakannya sedikit. Aku sudah mengenalmu, dari dulu. Kau benar-benar tidak mengenalku ? Ahh, tentu saja kau sudah melupakanku. Kau yeoja yang dulu dengan mudah menolakku didepan semua orang di kampus, kau hobae yang sangat-sangat angkuh. Kau bahkan membuatku malu hingga kelulusanku dari kampus. Awalnya kukira kau yeoja baik. Ternyata pemikiranku salah, cover ternyata bisa menipu aslinya seseorang. Kau sekarang kudapatkan nona kim. Aku Oh sehun yang 3 tahun lalu kau tolak cintanya didepan semua orang dikantin kampus, kau ingat ?” 3 tahun lalu kutolak dikantin kampus ? namja itu, jadi dia Oh sehun ? Yatuhan, namja ini mengerikan sekali.
“Dan kau tau, setelah itu aku bertekad untuk mendapatkanmu dan membuatmu bertekuk lutut padaku. Dan 7 bulan setelah kejadian dikantin kampus itu aku diangkat menjadi direktur di kantor appaku. Yah, kira-kira 1 tahun yang lalu orang tuaku meninggal, dan 6 bulan yang lalu aku bertemu appamu yang bodoh itu, yangbersedia menjualmu demi 100 juta won. Hahaha, asal kau tau Justine Kim, mendapatkanmu sekarang bagaikan membalikkan telapak tangan, sangat gampang.” Papar namja itu, yatuhan sejahat itukah aku dulu ? Kenapa aku baru menyadarinya, kini setelah kejadian ini aku baru menyesal.
“Cahh, sekarang cepatlah bersiap. Aku akan menunggumu.” Namja itu kini berjalan meninggalkanku sendiri.
Aku bergegas mandi, takut menghadapi harimau seperti dia. Perasaan ku kini benar-benar tak karuan.
Selama berada dikamar mandi, aku terus saja terfikir apa yang membuat appa tega menjualku pada namja yang mengaku sunbaeku di kampus itu. Kenapa appa sangat tidak berperasaan ? Dan lagi pula aku belum bertemu appa beberapa hari belakangan ini, begitu aku pulang bekerja appa sudah tidur dan saat aku pergi bekerja appa belum bangun tidur.
“Cepatlah, kau ingin aku seret sekarang huh ?” terdengar teriakan namja aneh itu dari luar. Buru-buru aku menyelesaikan ritual mandiku yang tergolong cukup lama.
“Ne, aku sudah selesai” teriakku balik. Aku keluar dari kamar mandi, bergegas mengambil pakaianku yang telah disiapkannya diatas tempat tidur dan kembali kekamar mandi lagi, mengenakan seluruh pakaianku.
Selama perjalanan menuju gedung resepsi aku terus saja terdiam, merenungi setiap perbuatan yang selama ini telah aku perbuat pada banyak orang. Kurasa sudah banyak sekali orang yang hatinya tersakiti oleh ulahku. Sebenarnya aku bukan yeoja yang jahat seperti ini, namun semenjak kematian eomma aku berubah menjadi gadis yang dingin dan angkuh, dingin terhadap semua orang, ya kecuali pada appa, raemi sepupuku dan tunangan raemi, park chanyeol. Tentu saja hanya mereka orang yang aku percaya dan ku sayang.

Sehun Side
Sejak tadi malam, saat aku mengatakan kami akan menikah kulihat gadis aneh, sombong, angkuh, dingin dan sebagainya ini hanya diam. Tak banyak kata keluar dari bibir mungilnya. Aku menikahi gadis ini hanya semata ingin membuatnya menderita. Setelah aku mendengar perusahaan appanya bangkrut, aku langsung mempunyai rencana licik yang tersusun rapi diotakku. Aku tau ini bukan perbuatan yang baik, namun sepertinya rasa dendam ku lebih kuat disbanding rasa kasihanku. Maka itu aku langsung berfikir untuk menawarin appanya uang 100 juta won yang itukar dengan gadis ini. Dan dengan bodohnya lelaki itu malah menyetujui penawaranku. Keberuntungan sedang berpihak padaku kali ini.
Sepanjang perjalanan kulihat gadis ini hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca sembari memandang keluar jendela. Melamun kurasa, ya terserah dia sajalah. Bukan urusanku, yang terpenting bagiku adalah kepuasan hatiku yang telah berhasil membuat gadi ini menderita. Welcome to the Hell Honey. Tak sadar aku malah tersenyum membayangkan kesengsaraan apa saja yang akan ku lakukan pada gadis ini.
Justine Kim, atau 3 tahun lalu ku kenal sebagai Kim Jinra. Hobae ku di Junghwan University. Dia yeoja yang pada pandangan pertama berhasil membuatku jatuh cinta. Namun sayang setelah kutelusuri dia itu yeoja sombong nan angkuh. Entah keberanian dari mana aku akhirnya menyatakan perasaan ku padanya, tepat dikantin kampus saat keadaan kantin itu sedang sangat ramai. Aku yang notabenenya bukan mahasiswa popular mendadak menjadi sangat tenar setelah dia Justine kim yeoja yang sangat popular dan digandrungi lelaki di kampus menolakku mentah-mentah didepan seluruh mahasiswa yang berada di kampus itu.
Semenjak insiden itu aku selalu saja diejek oleh teman-temanku dikampus, hingga 6 bulan kemudian aku lulus dari kampus tersebut. Tekadku sudah bulat untuk balas dendam kepada gadis itu. Membuatnya menderita adalah keinginan terbesarku saat ini.
Tak berapa lama kemudian, kami tiba di gedung yang telah kupesan untuk pernikahan ini. Pernikahan yang akan terasa seperti neraka oleh yeoja ini. Kutarik paksa lengan Justine, ia sedikit meringis karena tindakanku yang terkesan memaksa ini. Kutarik cepat lengannya menuju ruang rias. Kulihat appa Justine sudah datang. Ia terlihat tersenyum kearah anaknya mungkin kearahku juga
1 jam kemudian, aku sudah berdiri di hadapan pendeta ini. Menunggu sosok Justine yang dalam hitungan menit ini akan menjadi istriku. Ahh kurasa budak lebih tepat.

Author Side
Justine tampak memandangi dirinya dari cermin, ia sudah selesai dirias sejak 20 menit yang lalu. Ia tampak cantik hari ini, namun memang ia sudah sangat cantik. Dari pintu tampak appanya berdiri memandanginya, Justine berdiri dan berjalan menuju appanya. Memeluk appanya, kemudian ia menangis di pelukan appanya. Menumpahkan kekesalan yang sejak tadi malam ia tahan agar tidak meledak.
“Appa, kenapa kau tega melakukan ini ?” isaknya sembari memukul-mukul bahu appanya.
“Mian jagi-ya, appa terpaksa menyetujuinya karena appa harus membayar semua hutang appa pada bank. Apa kau tega melihat appamu ini mendekam dipenjara ? Appa juga sebenarnya tidak tega melihatmu menikah diusia semuda ini, namun appa harap kau mau mengerti keadaan appa nak.” Jelas appa Justine, terlihat matanya juga berkaca-kaca.
“Tapi kenapa harus menjualku appa ?” isakan Justine masih terdengar.
“Sehun lelaki yang mapan, appa kira ia bisa membuatmu bahagia nak. Kuharap kau bisa hidup bahagia. Appa menyayangimu. Sekarang ayo hapus air matamu, calon suamimu sudah menunggumu.” Ujar appa Justine lembut sembari mengusap air mata yang keluar dari mata indah putrinya. Kemudian ia menggandeng lengan putrinya itu keluar menuju altar yang akan membawa putrinya menuju kehidupan barunya.
Sehun, terdiam melihat Justine yang kini telah memasuki gedung pernikahan. Sedikit terpaku, merasakan getaran yang dulu sempat hadir setiap kali ia melihat Justine, dan kini getaran itu kembali hadir. Sehun menggelengkan kepalanya, ia tak ingin perasaannya yang dulu terhadap gadis ini muncul kembali. Ia tak ingin semua rencana yang telah ia susun sangat rapi menjadi berantakan karena satu hal bernama cinta.
Sehun tersenyum menyambut uluran tangan appa Justine yang menyerahkan hidup Justine ke tangan sehun.
Acara pemberkatan pun dimulai.
“Saudara Oh Sehoon, apakah anda bersedia menerima saudari Justine Kim sebagai istri anda. Menerimanya dalam suka dan duka, sehat maupun sakit ?” Tanya pendeta tersebut.
“Ne, saya bersedia.” Jawab sehun dengan lantang dan jelas.
“Saudari Justine Kim, apakan anda bersedia menerima saudara Oh Sehoon sebagai suami anda ? Menerimanya dalam suka dan duka, sehat maupun sakit ? “ Lanjut pendeta tersebut kepada Justine, gadis itu terdiam sejenak. Mengambil nafas berat kemudian ia menganggukkan kepalanya.
“Ne, saya bersedia” Ujarnya mantap. Ia melirik sekilas kearah appanya. Terlihat lelaki itu berkaca-kaca. Ada raemi dan chanyeol juga disana. Kelihatannya setelah ini ia akan susah bertemu dengan mereka.
“Baiklah, dengan begini kalian sah menjadi suami istri. Dan untuk mempelai pria, silahkan mencium mempelai wanita anda.” Titah sang pendeta sebelum ia berjalan meninggalkan mimbar tempat pelaksanaan janji suci pernikahan tersebut.
Sehun dengan perlahan membuka penutup wajah Justine, melihat wajah gadis itu dan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Justine. Justine sendiri sudah memejamkan matanya, taku saat mengetahui kalau ciuman pertamanya direbut namja ini. Ya walaupun sehun telah menjadi suaminya sendiri.

At Night

Sehun melangkah cepat mendahului Justine menuju kamarnya, ahhkamar mereka. Namun sepertinya justin enggan mengikuti namja itu, ia hanya terduduk di sofa merah besar yang terdapat diruang keluarga, bahkan ia belum tau bagaimana kehidupan sehun sebelumnya. Maka ia memutuskan untuk berkeliling melihat seisi rumah megah sehun ini. Matanya tak lepas meneliti setiap foto yang terpajang di dinding rumah mewah itu. Ia terus saja berkeliling hingga suara sehun memanggilnya terdengar dari belakang.
“Kau mau tidur dilantai hari ini nyonya oh ?” Tanya sehun tandas. Terdengar kesan tak bersahabat dari nada suaranya.
“Hmm, dimana letak kamarku ?” Tanya Justine, sebenarnya ia sendiri tau bahwa ia pasti akan tidur sekamar dengan namja itu.
“Kamarmu ? Tentu saja dikamarku juga, cepatlah. Aku sudah tak sabar ingin memulai semuanya.” Seringai namja itu. Justine sendiri bergidig ngeri melihat senyuman mengerikan yang dikeluarkan namja itu.
Sehun menarik lengan Justine yang berjalan lambat dibelakangnya, ia sudah tak sabar ingin memulai segala penyiksaan terhadap yeoja ini.
“Sehun-ssi, bisakah kau lepaskan cengkramanmu di lenganku ? Ini sangat sakit.” Pinta Justine dengan sedikit meringis, karena sehun mencengkram lengannya dengan sangat kuat.
Namun bukannya mengendurkan cengkramannya, justru sehun malah semakin manarik kuat lengan Justine bahkan ia langsung menggendong Justine membuat yeoja itu terbelalak kaget dengan kelakuan sehun ini.
Setibanya dikamar sehun langsung menghempaskan Justine ke ranjang king size miliknya. Tak ingin menunggu lama, sehun langsung menyambar bibir mungil Justine dan melahapnya dengan ganas. Ia seperti orang kesetanan kali ini, bahkan Justine sampai kewalahan menghadapi namja ini. Ia mencoba berontak, namun sia-sia saja tenaga sehun jauh lebih besar dari tenaganya sendiri. Dan tanpa Justine sadari tangan sehun yang bebas telah bergerilya menyelusup masuk kedalam gaun yang ia kenakan. Entah kapan pula sehun berhasil membuka resleting gaun tersebut. Ia berhasil menelanjangi tubuh bagian atas Justine. Ia meremas pelan bukit kembar Justine, membuat gadis itu terlena.

At Morning

Justine terbangun dengan keadaan tubuh hanya dibalut sebuah selimut putih tebal. Ia tersadar atas perlakuan yang ia terima tadi malam, air matanya mengalir pelan tatkala ia mendapati sosok sehun tengah tertidur di sampingnya. Ia kini sudah tidk suci, walaupun yang mengambil keperawanannya adalah suaminya sendiri, namun tetap saja ia bahkan tidak siap untuk menikah. Apalagi melakukan hal-hal semacam ini.
Karena suara isakan Justine, membuat sehun sedikit terganggu dan akhirnya ia terbangun. Ia menemukan istrinya tengah terisak pelan di balik selimut tebalnya. Sebuah senyum kemenangan tergambar jelas diwajah tampannya. Rencana pertama berjalan dengan mulus. Ia bangkit dri tidurnya dan berjalan kekamar mandi. Membersihkan dirinya sendiri yang kini bau keringat karena misi pentingnya tadi malam. Sedangkan Justine yang menyadari jika sehun telah beranjak dari tempatnya bergegas bangun dan memunguti pakaiannya yang berserakan. Hanya ada gaun pengantin nya tadi malam ia gunakan, ia beranjak menuju lemari yang ada di sudut ruang kamar tersebut. Membukanya perlahan dan mencari baju yang bisa ia kenakan. Namun ia langsung menatap takjub tatkala membuka lemari tersebut, bajunya telah tersusun rapi disana. Uang memang bisa membuat segalanya berjalan cepat. Bahkan tanpa ia tau sekalipun. Justine mengambil sehelai kemeja tanpa lengan dan hotpants lalu memakainya segera.

Ia takut sehun akan keluar dari kamar mandi saat ia sedang memakai pakain. Benar saja, tak lama setelah ia selesai memakai pakaiannya sehun telah tampak berjalan mendekat kearahnya, menuju lemari. Justine terpaku memandangi sosok itu. Wajahnya berubah merah tatkala ia mengingat apa yang telah mereka lakukan tadi malam. Rasa malu itu kembali menggerogoti dirinya.
“Apa yang kau fikir kan huh ? Cepat mandi dan buatkan aku sarapan.” Perinta sehun, dan justin yang kini telah menjadi anak penurut hanya bisa mengikuti seluruh perintah sehun.
Selama berada dikamar mandi ia teringat percakapannya semalam dengan namja itu.

#Flashback
“Setelah ini, kau harus menuruti segala perintahku. Jangan menolak karena aku benci penolakan.” Titah sehun
“Kalau aku tak mau ? apa yang akan kau lakukan ?” Tantang Justine.
“Kau bertanya apa yang akan aku lakukan ? Kau belum tau siapa aku nyonya oh, sekali saja kau membantah perintahku, maka ku pastikan nyawa orang-orang yang kau sayang terutama appa mu akan terancam. Dan kau harus tau, aku tidak pernah main-main dengan ucapanku” deg, seketika jantung Justine berdegup kencang mengetahui bahwa nyawa orang-orang terkasihnya berada dalam bahaya, namja ini gila. Itulah pemikirannya.
“Ku mohon, jangan lakukan apapun pada mereka.” Pinta Justine dengan sedikit memohon, ohh ayolah seorang Justine kim memohon itu adalah sebuah moment yang langka.
“Tergantung, asalkan kau tidak melanggar peraturanku atau membantah semua omonganku maka keluargamu kujamin aman.” Ujar namja itu sebelum ia terlelap dalamtidurnya

#Flashback End

Kini Justine hanya bisa menuruti segala perintah dari suaminya, ahh anni lebih tepat juragannya. Karena ia sendiri sekarang merasa seperti seorang pembantu bukan seorang istri.

5 Mouth ago

Lima bulan berlalu, dan sehun tetap tidak merubah sikapnya pada Justine. Kehidupan Justine kini sangat memprihatinkan. Ia kini menjadi sangat kurus, harus menjadi pesuruh sehun, juga menjadi budak seks nya.

Justine Side

Ahh, lelahnya. Setelah seharianbekerja membersihkan rumah ini akhirnya aku bisa beristirahat sebentar. Namja itu benar-benar menyiksaku, ia bahkan menyuruhku untuk mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangga dirumah ini, bakankah ia bisa menyewa pembantu ? kenapa malah menyuruhku melakukan ini. Namun begitu, lima bulan tinggal bersamanya membuatku menyadari satu hal. Kurasa kini aku mencintainya. Ya belakangan ini aku merasa sering merindukannya. Namun karena aku takut, akhirnya aku hanya bisa diam memendam sendiri perasaan yang tubuh dihatiku ini. Namja dingin nan angkuh, akhirnya ia berhasil melelehkan hati putri es.
Sikapnya padaku tak pernah berubah, tetap dingin dan kejam. Namun saat diatas ranjang ia akan menjelma menjadi sosok yang hangat dan penuh perhatian. Kurasa itulah ia yang sebenarnya.
Sudah 3 hari ini pula ia tidak pulang keruamh. Yang kutau ia harus menyelesaikan urusannya di mokpo. Entah urusan apa, ia tak pernah memberitahuku sedikitpun tentang kesibukannya. Ya, aku mengerti aku hanyalah seorang pesuruh baginya, sikapnya yang seperti itu sudah mulai biasa aku terima.
“Aku pulang.” Suara dingin itu, ahh hari ini ternyata ia pulang. Aku berlari kecil menuju pintu depan untuk menyambut kepulangannya. Namun langkahku langsung terhenti saat kulihat seorang gadis tengah bergelayut manja dilengannya. Gadis itu tampak manis sekali, jika dilihat seperti ini mereka kelihatan sangat serasi.

“Ah kau pasti pembantu baru sehun oppa kan ?” Tanya yeoja itu padaku. Pembantu ? Hey nona aku ini istrinya, istrinya yang sah dimata hukum dan agama. Asalkan kau tau pria yang tengah kau gandeng itu sudah beristri.
“Hmm, ya dia pembantu ku minji-ya.” Balas sehun sambil tersenyum kearah gadis itu. Minji. Ya tuhan, bahkan ia sendiri tak mengakuiku sebagai istrinya. Sungguh malang nasibku.
Tanpa bicara apa-apa aku langsung masuk kedalam, mebuatkan minuman untuk sehun dan yeoja bernama minji tadi. Segelas teh hangat dengan sedikit madu untuk sehun oppa dan segelas orange juice untuk yeoja itu. Aku meletakkan nampan itu tepat dihadapan meraka berdua. Gadis ini benar-benar tidak tahu malu. Seenaknya saja menggandeng-gandeng tangan sehun oppa dihadapan ku.
Dengan rasa kesal yang memuncak aku bergegas meninggalkan mereka berdua dan berlalu ke kamar. Bahkan dari kamar ini aku masih bisa mendengar tawa mereka. Arghhh menyebalkan sekali. Kututup telingaku dengan bantal. Jadi ini yangkau sebut bekerja tuan oh, jika kau memang tak menyukaiku kenapa kau menikahiku dulu.Tak lama kemudian suara tawa itu sudah tak terdengar lagi, yang terdengar hanya suara langkah kaki menuju kamar ini, apa sehun oppa. Ahh tentu saja kan hanya kami yang berada di rumah. Kutegakkan tubuhku, bermaksud untuk berdiri. Namun sepertinya namja itu telah terlebih dahulu masuk kedalam kamar ini. Ia memandangiku dengan tatapan datarnya, melempar jas dan tas kerjanya lalu beranjakmasuk ke kamar mandi. Aku sendiri bergegas turun kebawah, bermaksud menyiapkan makanan untuknya. Aku tau ia pasti belum makan, hmm sepertinya hari ini aku bisa memasak bulbogi.
Setelah bulbagi selesai sehun oppa tampak menuruni tangga, hah dia kelihatan tampan sekali. Kenapa aku dulu bisa menolaknya ya ?

Aku tersenyum kearahya yang sedang berjalan kearah meja makan. Namun hanya tatapan dingin darinya yang kudapatkan. Ia duduk dimeja makan menunggu masakanku yang hamper matang.
“Lusa aku akan kejepang.” Ujarnya pelan. Kejepang ? bahkan ia baru saja pulang dari mokpo, kenapa harus pergi lagi ?
“Berapa lama ?” hanya kalimat itu yang berhasil keluar dari bibirku. Terlalu sulit mencegahnya.
“2 Minggu. Selama aku pergi bukan berarti kau bebas, kau tetap harus berada dirumah, arra.” Tegasnya.
Ne, 2 minggu hanya berdiam diri dirumah sebesar ini SENDIRIAN. Aku mendesah pelan. Tak lama setelah itu hidangan yang kusiapkan dimakannya dengan lahap. Setidaknya ia masih mau memakan masakanku. Selama 5 bulan menjadi istrinya sedikit banyak aku sudah mengetahui tentangnya.
“Hmm oppa, boleh aku bertanya ?” tanyaku membuka keheningan yang menghiasi
“Apa ?”
“Hmm, yeoja tadi…”
“Dia minji, yeojachinguku.” Balasnya cepat. Yeojachingu ? Aku tidak salah dengar kan ? Dia bilang yeojachingu ? Apakah dia gila, dia bahkann sudah mempunyai istri.
Akupun hanya bisa terdiam mendengarnya. Selanjutnya aku permisi meninggalkannya kekamar dengan alasan tidak enak badan. Aku terdiam di atas ranjang ini, sebegitu hinanyakah aku sampai ia pun dengan entengnya mengatakan ia mempunyai yeojachingu didepanku, istrinya sendiri ?

Sehun Side

Mengetahui perubahan wajahnya setelah aku mengatakan bahwa minji adalah kekasihku. Wajahnya terlihat terkejut. Kenapa rasa puas itu tidak ada ? Kenapa aku justru merasa bersalah ?
Apa aku sudah mencintainya (lagi) ? Aigoo ada apa dengan ku ? Hah, kurasa aku memang harus menyudahi semua permainan konyol ini.
Ku ikuti langkah nya menuju kamar, terdengar sedikit isakan dari dalam. Apa aku sejahat itu ? kuputar kenop pintu dan mendorongnya. Ku lihat Justine sedang terduduk sambil menyembunyikan kepalanya diantara kedua pahanya. Ia duduk menghadap ke jendela, Ya tuhan aku benar-benar merasa bersalah sekarang. Kudekati sosoknya yang saat ini tidak menyadari kehadiranku.
“Ra-ya” Panggilku lembut. Dia menoleh, dapat kulihat air mata yang mengalir dari sudut matanya. Buru-buru ia menghapus air mata itu, namun langsung kutahan. Kutatap lembut wajah nya. Kemudian kurengkuh ia kedalam pelukanku.
“Uljima.” Ujarku pelan.
“Apa pedulimu.” Sentaknya melepaskan pelukanku, aku terkejut melihatnya sekarang.
“Tentu saja aku peduli, kau istriku.”
“Sejak kapan kau menganggapku istrimu ? Bukankah selama ini kau menganggapku pembantumu huh ?” Teriaknya lagi, sebegitu jahatkah aku selama ini ? Apa gadis ini benar-benar membenciku sekarang.
“Lepaskan aku, kumohon. Biarkan aku bebas.” Apa ? Melapasnya ? Tidak akan pernah nyonya Oh.
“Aku lelah, lelah dengan semua ini. Aku minta maaf jika dulu aku pernah menyakitimu. “ Lanjutnya pelan, kini ia tidak lagi memberontak ketika kurengkuh kedalam pelukanku. Ia terisak pelan.

At Morning

Pagi ini aku berangkat kekantor dengan sangat malas. Aku sangat tidak ingin meninggalkan yeoja ini. Kulihat ia masih diam, tak mau mengajakku bicara. Ia yang biasanya menyambutku dengan hangat ketika pagi hari, hari ini terlihat begitu dingin. Aku juga tidak ingin mengusiknya langsung pergi kekantor.
Selama dikantor, fikiranku terasa tidak tenang. Saat rapatpun aku tidak bisa focus, aku takut ia benar-benar pergi dariku. Bagaimana kalau itu benar-benar terjadi ? Ahh tidak, itu tidak boleh terjadi.
Kenapa waktu terasa lama sekali, aku benar-benar ingin pulang dan memastikan Justine masih berada dirmuah. Astaga, aku benar-benar tidak tahan lagi. Lebih baik aku segera pulang, lagipula jam pulang kantor hanya tinggal satu jam lagi. Tidak apa-apa kan kalau aku pulang duluan ? aku kan yang mempunyai perusahaan ini.

Kupacu mobilku dengan kecepatan sedikit diatas rata-rata. Aku benar-benar tidak bisa tenang sebelum bertemu dengan Justine. Setelah tiba dirumah, aku langsung memarkirkan sembarang mobilku. Bergegas masuk ke dalam rumah.
“RA-YA” teriakku, namun tak ada jawaban darinya. Perasaan takut mulai menyelimutiku. Kutelusuri seisi rumah. Kosong. Ia benar-benar pergi. Aku terduduk lemas dilatai, tak sadar air mataku mengalir, menyesali keterlambatanku bicara padanya. Kini ia benar-benar pergi. Lama aku terdiam dalam posisi ini.
Tak lama kemudian, kudengar langkah kaki memasuki rumah. Kudongakkan kepalaku, melihat siapa yang datang. Kulihat sosok itu, Oh Jinra. Ia dengan pakaian sederhananya menenteng belanjaan ditangannya terlihat memasuki rumah.

Langsung kupeluk ia hingga belanjaan yang dibawanya terlepas.
“Kukira, kau benar-benar pergi meninggalkanku. Aku minta maaf atas sikapku selama ini, kumohon jangan pergi.” Ucapku sambil terus memeluknya, sementara ia hanya terdiam.
“Saranghae.” Ucapku akhirnya, pelan sangat pelan. Namun kuyakin ia bisa mendengarnya. Kurasakan tubuhnya mengang karena ucapanku barusan. Kurasa ia terkejut, wajar saja aku yang selama ini bersikap sagat dinginpadanya tiba-tiba mengucapkan kata ajaib itu.
“Kau serius oppa ?” Tanya nya pelan. Ku anggukkan kepalaku dengan sangat yakin. Kemudian aku menatap lebut wajahnya.
“Kita mulai dari awal ?” Ujarku sambil menunjukkan jari kelingkingku.
“Ne, kita mulai dari awal.” Sambutnya sambil tersenyum. Kembali kupeluk dirinya.
“Hoeekk.” Tiba-tiba saja ia menutupi mulutnya dan berlari kekamar mandi. Kuikuti langkahnya, melihatnya memuntahkan cairan bening.
“Gwenchana ?” Tanyaku sambil mengusap tengkuknya.
“Hmm, hanya gejala awal. Tidak apa.” Gejala awal ? Gejala awal apa ?
“Gejala awal apa maksudmu ra-ya ?” Tanyaku penasaran.
“hmm, oppa sudah 3 minggu.” Ujarnya semakin membuatku tidak mengerti.
“Apanya yang 3 minggu huh ? Kau ini berbicara terlalu berbelit-belit.” Cecarku.
“kita akan jadi orang tua.” Ujarnya dengan senyum terkembang dibibirnya. Jadi orang tua ? artinya Justine hamil ? Benarkah ?
“Jinjja ?” Tanyaku masih tidak percaya.
“Ne, Tadi sebenarnya aku kedokter karena beberapa hari ini aku selalu merasa pusing. Dan dokter bilang aku hamil, sudah 3 minggu.” Jelasnya.
Langsung kuangkat tubuhnya lalu kuputar-putarkan diudara. Terlampau senang dengan kejadian hari ini yang sangat tidak terduga.
Kebahagiaan memang selalu menyenangkan, mendapatkannya yang perlu usaha terbayarkan kini. Aku, Justine dan calon baby kami.

END

Kritik dan sarannya harap ditinggalkan. And the last GOMAWO, JEONGMAL GOMAWO

No comments :

Post a Comment