And I Love You Part 13

  No comments



FF “And I Love You” Part 13 [Ye-ra Couple]



FF “And I Love You” Part 13
Author : Kim Yeon Young~
Cast : Kim Jongwoon, Kim Yura (OC)
Support Cast : Key, Kangin, Eunhyuk (Lee Hyuk Jae), Kim Jongjin. Etc
Ratting : PG-16
Genre : Romance, Friendship. Tentuin sendiri yaaa…
Ps : Typo!! jangan lupakan, saya selalu mencantumkan (?) typo disetiap FF saya. Entahlah kebiasaan atau apa ya.. *ditampol
Duaaaaaaaaar!!!!! Yaaaa… Part 13 akhirnya muncul. Setelah saya ditagih sana-sini…. semua yang nungguin…. Ini sudah saya siapkan. Eonniku, Saengku. Kekkek XD
Maaf kalau agak aneh, saya buatnya juga mendadak.. *ngekkkkkk
Okelah langsung saja
Happy Reading……..
“Mencintai seorang Kim Jongwoon….menerimanya dengan apapun kekurangannya dan keanehannya cara dia memperlakukanku. Aku akui… aku semakin mencintainya.” -Yura
“Membutuhkannya. Merindukannya. Menginginkannya disampingku sebagai separuh raga dan jiwaku. Mencintai seseorang yang begitu dalam. Bahkan tidak pernah terpikirkan olehku. Kim Yura. Gadis ini telah meruntuhkan pendirianku.” -Jongwoon.
Author POV
“Yura-ya”
Yura melihat ada sesosok yang paling ditunggunya sedang berdiri tak jauh dari tempatnya kini. Hanya saja memang agak gelap jadi samar-samar Yura bisa melihatnya.
Yura mulai kesal sebenarnya apa maksudnya disuruh ke Sungai Han malam-malam begini. Sedangkan Jongwoon masih berdiri pada tempatnya tidak berkutik. Berdiri ditepian sungai Han.
“Yaa..cepat katakan. Untuk apa kau menyuruhku datang kesini, aigoo!” keluh Yura yang badannya makin kedinginan. Yura kemudian agak mendekat kearah Jongwoon berdiri.
Kenapa Jongwoon raut wajahnya lain? Kenapa dia berbeda? Apa jangan-jangan dia mau membatalkan dan menarik semua ucapannya?Andwee. Pikiran itu muncul tiba-tiba pada diri Yura. Dia kemudian sedikit takut dengan maksud Jongwoon sebenarnya. Benar-benar misterius.
“Kau melupakannya Yura-ya” kata Jongwoon pelan. Yura bingung dan memajukan wajahnya untuk dapat melihat wajah Jongwoon yang sebenarnya.
“Aku? Yaa..melupakan apa?” tanya Yura lagi. Lamarannya-kah, atau janji Yura? Molla..
“Kalau aku menarik lamaranku bagaimana? Sepertinya kau tidak mau menjadi bagian dari keluargaku”
Jongwoon berkata dengan nada serius dan menghela nafas panjangnya. Matanya Yura memanas mendengar ini semua. Kenapa pikiran Jongwoon seperti ini. Kenapa? Baru aku ingin mengatakan aku mau. Tapi… pernyataan itu terus berkecamuk dihati Yura kini.
Tanganya mengepal. Ia kesal pada Jongwoon yang seolah mempermainkan lamarannya. Matanya semakin memerah dan terus menatap Jongwoon yang memakai mantel coklat dan t-shirt merah itu.
“Kau serius?”
Kata Yura singkat. Dari  nadanya terlihat gadis ini akan segera menangis. Ia mengehela nafasnya. Dan mengumpulkan energi agar badannya tetap berdiri tidak tumbang saat Jongwoon berkata lagi. Ia siap. Untuk apa menjalin hubungan dengan orang plin-plan seperti Jongwoon. Pikirnya.
“Hu’um……. aku lihat kau terlalu menimbang-nimbang. Sehingga aku menyimpulkan sendiri. Bahwa kau memang tidak berniat hidup denganku”
Degggg!!!!
Jantung Yura seakan akan keluar dari tempatnya. Detakannya sangat kencang. Dan keluar keringat dingin dari tubuhnya. Ohh!! sebenarnya dia ingin pingsan saja sekarang. Atau pura-pura mati itu lebih bagus. Dari pada harus menangis karena lamarannya ditarik kembali.
“Kenapa kau begitu…..!!! kau bilang mencintaiku! Ternyata….” Yura menghela nafas. Kemudian menarik oksigen lagi untuk dihirupnya dan memenuhi paru-parunya agar  bisa bertahan hidup.
“Kau sama seperti lainnya. Kau….. aku benci kau!!! pergi kau dari hadapanku. Pergi!!!” teriak Yura.
Yura kesal dengan sikap Jongwoon. Dan tumpahlah air matanya kini. Sangat deras sehingga membasahi pipinya yang merona itu. Jongwoon belum berkutik. Ia hanya menundukkan wajahnya saja. Apa dia sebenarnya juga tidak tega??
Yura menatap Jongwoon yang hanya diam. Memeluknya saja tidak? Apakah yang terjadi dengan Jongwoon sebenarnya. Biasanya ia selalu memeluk Yura dengan dekapan hangatnya. Tapi………
“Aku muak denganmu…….  pergii!!!Hiksssssss……”
Tangisnya semakin kencang. Ia sadar Jongwoon tetap disitu. Yura mengambil batu disekitarnya dan melempar kearah Jongwoon. Kemudian ia berinisiatif melemparkan sesuatu yang bisa membuat pria didepannya ini kesakitan dan pergi jauh. Pria yang dianggapnya sudah sangat keterlaluan. Pria kejam.
“Pergii…..”
Yura melemparkan dua sepatunya yang berhigheel ssedang. Ia melempar tepat dihadapan Jongwoon. Seketika Jongwoon menghindar.  Disaat Jongwoon menghindar. Ia kehilangan keseimbangan. Tiba-tiba tubuhnya oleng.
Yura ternganga ketika Jongwoon hendak meraih tangan Yura. Ya! Jongwoon berdiri dpinggiran sungai Han. Parit tingginya lumayan untuk bisa membuat orang tidak bisa bangun seumur hidup. Atau lumpuh.
“Yaak… Yaakkk!!!” pekik Jongwoon saat tubuhnya akan jatuh dari ketinggian bermeter-meter ini.
“Mwo? Jongwoon oppa……”
“Akhhh…………!!!!!!” pekik Jongwoon yang kini sudah tidak terlihat lagi tubuhnya. Ia telah jatuh.
“Mwo… Andwee!! Jongwoon oppa!!!” teriak Yura saat tahu Jongwoon benar-benar terjatuh.
Dan Yura segera berlari mendekati tempat itu. Ia melihat dibawah sana…
gelap…
matanya kini memerah lagi… dadanya sesak. Ia tidak ingin Jongwoon kenapa-napa lagi.
“Jongwoon Oppa….!!!!!!!” pekik Yura frustasi.
Saat Yura mengedarkan pandangannya kebawah sambil menangis frustasi.  Sesaat kemudian ia melihat ada lampu dibawah sana yang menyala………lampu-lampu itu juga membentuk tulisan.
“Marri Me…”
Yura seketika terkejut. Sedetik kemudian ia menatap Jongwoon yang tersenyum sambil tiduran diatas benda yang khusus untuk menahan tubuhnya tadi saat terjatuh. Lampu itu tepat  disisi Jongwoon.
Yura menutup mulutnya. Yang dari tadi ia menangis kesal terhadap sikap  Jongwoon. Kini ia malah ingin menangis lagi. Menangis karena Jongwoon mengerjainya dan memberikan kejutan ini. Air matanya tidak bisa ia bendung.
“Yura-ya………!! Saranghae………..”
Jongwoon berdiri dan menatap keatas. Yura terisak malah akan melangkah pergi. Dan saat berbalik. Ia menatap belakangnya ini sudah disulap menjadi taman lampu untuknya. Lampu menghiasi taman Han River ini.
“Tidak akan kubiarkan kau pergi sebelum kau  menjawabnya!”
Ada tulisan semacam itu yang menggantung dipohon. Yura tersenyum kesal (?). Entah ia akan senang atau apa. Jongwoon dia mempersiapkan ini tanpa diketahui olehnya sama sekali. Pria ini memang aneh menurut Yura. Caranya juga aneh. Tapi Yura menyukai pria semacam ini. Bahkan jantungnya berhenti berdetak saat Jongwoon benar-benar pergi darinya.
Yura kemudian berbalik kebelakang. Jongwoon sudah ada disana lagi. Entah bagaimana cara ia naik. Itu tidak penting bagi Yura. Sekarang yang Yura ingin  adalah  memukul kepala Jongwoon yang besar itu. Atau membuat jari mungilnya itu musnah. -____-”
“Yaa… neo…” Yura menggeleng pelan. Ia tidak sanggup untuk berjalan. Ia melihat aliran sungai Han kini menjadi sangat terang. Bagaimana tidak cahaya dari lampu ini menghiasi sungai ini begitu indahnya. Ini begitu mengejutkan bagi Yura. Jadi Jongwoon selama ini. Dia mempersiapkan ini??
“Neo… “ kata Yura tertahan. Jongwoon melihat ini jadi tidak tega. Ia kemudian berjalan mendekati Yura.
Grepppppppp!!!!
Jongwoon menarik t*buh Yura ked*lam pel*kannya. Mend*kapnya. Inilah yang dibutuhkan Yura dari tadi. Seolah Jongwoon tahu. Peluk*nnya bisa membuat Yura berhenti menangis. Yura memukul kecil lengan Jongwoon. Ia diantara  bahagia dan juga kesal. Kejutan ini sungguh diluar dugaanya. Jongwoon mengulang lagi melamarnya. Menjadikan Yura satu-satunya wanita yang akan mendampinginya hingga ajal menjemput.
Dekapan Jongwoon memudar seiring isakan Yura memudar. Jongwoon menatap wajah Yura lalu tersenyum. Sesaat kemudian ia memasang aegyonya.
“nona Kim… bagaimana? Kau menerima Kim Jongwoon?”
Kata-kata dan logat bicara Jongwoon dibuat seperti suara orang yang manja…. Yura tersenyum sambil menahan tangisnya… sesaat kemudian Yura mengangguk pelan.
“Marhaebwa…” Jongwoon memastikan Yura sekaligus menggoda gadis yang masih didepannya ini.
“Hu’umm……….” jawab Yura sedikit malu dan menyeka air matanya sendiri. Jongwoon masih menatapnya, ia menundukkan wajahnya sedikit untuk melihat ekspresi wajah Yura yang malu dan merona itu.
“Hu’um.. Apa?” goda Jongwoon lagi.
Yura sedikit gugup. Kenapa jongwoon malah menggodanya?
“Ne… I Do” jawab Yura pelan.
Jongwoon seketika tersenyum lebar  mendengarnya dan menatap wajah Yura intens. Melihat gadis didepannya ini malu membuat Jongwoon sangat senang.  Ia meraih tub*h Yura kemudian dip*luknya lagi. Dalam dek*pannya. Merasakan nyaman dan juga menyalurkan perasaan bahagianya.
Yura membalas pel*kan Jongwoon dengan melingkarkan tangannya diperut Jongwoon. Ia tersenyum simpul. Ia merasakan tangan Jongwoon mengusap pelan punggung dan rambutnya.
“Tangisanmu sangat jelek…”
Yura seketika melepas pelukan Jongwoon dan menatap pria didepannya ini. Sambil menatapnya sedikit tajam. Air matanya masih tersisa dipipi dan juga sekitar pelupuk matanya.
“siapa yang membuat aku menangis huh? Itu salah orang yang membuatku menangis!” Yura membela dirinya sendiri dan menatap Jongwoon dengan menggembungkan pipinya.
“Kau ini bilang ‘Mau’ saja sesulit ini.. Tsskk”  balas Jongwoon.
“Kau menyebalkaannnn!!” gerutu Yura. Jongwoon hanya membalasnya dengan senyuman.
“Ternyata. Seorang Kim Yura. Dia seolah mau mati saja saat aku akan membatalkan lamaranku” kata Jongwoon setengah menggodak. Ini membuat Yura mendelik kearahnya dan langsung memukul lengan Jongwoon.
“Kau diam…atau aku akan memukulmu terus.” Yura sangat malu jika dia mengingat dia menangis karena Jongwoon membatalkan lamarannya kemarin. Ia merasa seperti gadis bodoh saja jika mengingatnya.
“Jinja? Tapi kenyataan Yura-ya. Bukan begitu?” Jongwoon semakin suka membuat gadis ini menjadi sangat malu dan salah tingkah. Ia sedikit menundukkan kepalanya hanya sekedar melihat ekspresi wajah Yura.
“Aish! Jongwoon-ah….geumanhae!!! jangan membahasnya lagi. Kau puas jika membuatku seperti ini……Huh? Kau membuatku gila hanya karena ini semua. Kau tidak tahu betapa aku kesal. Senang.  Atau apa…..aku juga tidak tahu. Apakah kau juga mmppphh……..”
Tak menunggu lama b*bir Jongwoon telah memenuhi b*bir Yura dengan l*matan lembut b*birnya. Memejamkan matanya hanya untuk menyalurkan rasa cinta dan sayangnya pada Yura. Yura yang sempat terbelahak karena tiba-tiba tanpa ada kata atau apa. Kini ia sudah mulai memejamkan mata dan saling membalas l*matan-*umatan kecil dari b*bir mereka.
Dalam dekapan Jongwoon dan ci*mannya Yura kini merasa nyaman. Ini benar. Jongwoon tidak mempermainkannya. Rasa cinta diantara mereka dan rasa saling memilki sudah bisa mereka rasakan melalui ci*man mereka yang semakin dalam dan intens. Jongwoon begitu lembut memperlakukan Yura. Sehingga mereka masih nyaman dengan c*uman dan posisi mereka ini. Tak bermaksud untuk mengakhirinya. Jongwoon seolah sangat rindu dengan Yura yang beberapa hari ini memang sengaja ia sedikit campakkan.
Memiringkan kepalanya hanya untuk mencari posisi yang nyaman untuk kembali menjangkau b*bir Yura. Dan menyatukan b*bir mereka kembali. Udara dingin seolah menjadi hangat bagi Yura karena ia terus dalam dek*pan t*buh Jongwoon yang mendekapnya erat hingga jarak keduanya benar-benar sangat lekat.
Jongwoon melepas t*utan b*bir mereka. Kedua nafas mereka terdengar sangat berat karena aktifitas ci*man mereka yang cukup lama dan dalam. Jongwoon mengusap pipi Yura kemudian menyeka sekitar bibir Yura yang basah akibat c*uman mereka.
Senyuman yang sangat manis Jongwoon berikan pada Yura yang masih sedikit malu. Ia sadar telah membuat gadis ini hilang kendali tadi. Bukan hanya itu. Ia tersenyum mengingat gadis didepannya ini sangat kesal dengannya. Dengan kejutan yang ia berikan.
“Nan Daebak!!Jinja!” kata Jongwoon memuji dirinya sendiri.
“Mwo!! … Daebak annya!! Kau menyebalkan!!!” balas Yura. Jongwoon memicingkan mata sipitnya hingga benar-benar sipit -___-
“Jeongmal…. Apa ada orang melamar sepertiku. Tidak ada!!Hanya aku!” Jongwoon semakin menaikkan nada bicaranya mirip sekali orang yang sudah meminum obat atau pil percaya diri. Hiuuuhhh…
“Ne? Oebseo!! Hanya dirimu. Makanya cara ini tidak keren karena tidak ada yang memakai!!” jawab Yura. Dan membuat Jongwoon berdecak. Jongwoon tampak berpikir sementara Yura ia memasang wajah datar nya. Berusaha menahan senyum saat melihat ekspresi Jongwoon yang seperti ini.
“Ne Arasseo…tapi yang penting kau mau menikah denganku dan mendampingiku seumur hidupku. Aku sudah sangat senang apalagi kau juga menerima kehadiran Key”
Yura yang tadinya akan tertawa kini malah. Tersenyum simpul. Ia melihat Jongwoon yang mulai sedikit serius. Jongwoon kemudian menarik tangan Yura. Yura menatap tangannya yang kini jari-jemarinya sudah dikaitkan dengan jari mungil Jongwoon.
Yura menatap Jongwoon. Dan  Jongwoon tersenyum padanya.
“Kau tidak boleh mengaitkan jarimu ini dengan jari pria manapun kecuali Aku dan Appamu. Sela-sela jarimu yang panjang ini hanya boleh jari mungil Jongwoon yang menggenggamnya. Ara!!”
“kalau Kangin oppa?”
“Tetap saja tidak boleh!!! suami dan appamu saja!! Ara!!” Jongwoon tersenyum. Tapi rasa percaya dirinya malah mengabaikan Kangin sahabatnya. Dasar!
“Mwo? Suami…?”
“Eumm…. Ya  sebentar lagikan aku suamimu!”
Yura terkekeh mendengar pernyataan dari Jongwoon. Bukannya terdengar lucu. Tapi gaya bicaranya terkesan aneh. Entahlah. Telinga Yura sepertinya harus terbiasa dengan gaya bahasa Jongwoon ini. Kadang serius lalu dengan mudahnya bercanda lagi. Benar-benar pria aneh. -___-
“Humm.. Arasseo!!” jawab Yura. Jongwoon mengusap puncak kepala Yura.
“Kau suka dengan ini……??” tanya Jongwoon memperhatikan sekeliling sungai Han yang memang tampak sangat indah dimalam ini karena ‘ulah’ Jongwoon.
“Huum. Nan Joahae” jawab Yura yang membuat Jongwoon menarik lekukan bibirnya hingga membentuk senyuman manis dibibirnya itu.  Yura tampak kagum dan menatap sekelilingnya
“Kyeopta…….” katanya lagi.
Disekitar sini memang tidak ada orang kecuali Jongwoon dan Yura. Jongwoon sengaja memang menyewa tempat ini hanya demi gadis yang sedikit ceroboh. Ingat sedikit ceroboh dan kadang pelupa tapi menarik perhatiannya. Sialnya Jongwoon sangat membutuhkannya. Hanya melihat wajahnya dalam sedetik saja seolah energinya kembali terkumpul.
“Kau mengabaikan aku demi membuat ini semua, hum?” Yura menatap intens wajah Jongwoon. Jongwoon merasa sedikit gelagapan. Sial! Dia sedikit gugup.
“Emm… ne mianhae……” jawabnya pelan dan sedikit malu.
Lalu sesaat ia merubah mimik wajahnya. Sepertinya ia tidak mau terlihat malu dan gugup didepan Yura. Bisa-bisa Yura malah menertawakannya.
“Yaa. Kau tidak tahu seberapa susahnya meminta Ijin disini. Kau tidak lihat. Disini hanya aku dan kau. Itu tandanya. Tempat ini khusus aku sewa hanya buat kita. Ara! Lebihnya aku hanya ingin membuat kau menerima lamaranku. Kau tahu? Kau itu lama sekali memikirkan hal ini. “
“Ne.. Mianhae. Aku tahu….aku juga salah!”
Jongwoon tersenyum kemudian melihat wajah penyesalan pada Yura. Kemudian ia menarik pergelangan tangan Yura.
“Kajja.. sudah malam!”
“Jongwoon oppa…….”
“Ne..” Jongwoon menoleh kesamping tepat dihadapan Yura. Tanpa Jongwoon kira…….
Chuppp~
B*bir Yura mendarat dib*bir Jongwoon dengan cepat. Yura sedikit berjinjit untuk menjangkau b*bir Jongwoon yang memang tubuh Jongwoon lebih tinggi darinya karena ia tidak memakai lagi sepatunya. Jongwoon terbelahak saat b*bir Yura tiba-tiba ada disana. Belum sempat mengedipkan matanya. Yura melepas kontak b*bir mereka.
Dapat dilihat betapa malunya Yura saat ini. Bahkan belum pernah ia secara terang-terang menci*m Jongwoon terlebih dulu. Yura menundukkan wajahnya sesaat. Sambil menahan malunya.
Jongwoon. Entah senyum senang atau senyum mendapat berkah (?) karena tiba-tiba Yura bertingkah seperti ini.
“Gomawo….”
Kata Yura kemudian berlalu dari Jongwoon. Ia berjalan mendahului Jongwoon. Tentu saja untuk menyembunyikan wajahnya yang merona itu. Jongwoon tersenyum lebar. Ternyata gadis itu benar-benar ingin hidup bersamanya.
“Yaa…!! Tunggu! Aku belum membalasmu Yura-ya………” Jongwoon mengejar Yura yang sekarang sudah berjalan cukup jauh.
“Shirheo….!” teriak Yura….
__oOo___
“Yaaa… cepat naik!” perintah kangin pada Yura yang kini akan berangkat kekantornya.
“Eumm… tapi-”
Yura bingung. Apakah menolak apa tidak. Kangin menci*m ada yang tidak  biasa dari adiknya ini. Sedikit memutar otaknya untuk berpikir. Ia mencoba mencari jawaban diwajah Yura. Karena Kangin sudah hapal dengan gelagat adiknya ini yang tidak pandai menyimpan rahasia. Hampir miriplah dengannya. Bedanya Kangin lebih suka bercerita langsung tanpa berpikir alias bocor -_______-
“Apa yang terjadi tadi malam! Marhebwa!” Kangin menyelidik dan semakin mendekati Yura.
“Mwo? Ahh! Anniya.. tidak ada apa-apa” jawab Yura. Tapi ia sangat takut kalau Kangin tahu. Apa yang Jongwoon lakukan padanya. Melamarnya untuk dijadikan istri. Yura-pun belum bilang pada Kangin tentang dia dilamar dua kali oleh Jongwoon.
“Jinja? Godjimal..” tanya Kangin lagi.
Belum Yura menjawab terdengar deru mobil dan bunyi klakson.
Tinnn…….
Kangin menoleh kebelakang. Ia mengernyitkan dahinya. ‘kenapa Jongwoon pagi-pagi ini kemari?’ batinnya. Karena tidak  biasanya Jongwoon kesini.
Jongwoon membuka kaca mobil dan memunculkan kepalanya. Tampak dibelakang Key juga membuka kaca jendelanya. Jongwoon tampak sudah sangat rapi dan tampan dengan kaca mata yang bertengger dihidung mancungnya. Key lengkap dengan seragam TK nya.
“Kajja!! masukklah…” kata Jongwoon menatap Yura. Yura menatap Kangin kakaknya. Kangin hanya menganguk-anggukkan kepalanya.
“Nuna-ya…. kajja. Mulai sekarang kita akan bersama-sama terus…” kata Key tersenyum bahagia (?). bagaimana tidak. Jongwoon sudah menceritakan pada Key kalau ia akan mempunyai Eomma baru yaitu Yura. Key dengan sangat senangnya ia hingga berlonjak-lonjak (?). benar-benar anak dan appa yang aneh -_____-
“Nuna!!” Panggil Key lagi. Sepertinya Yura merasakan hawa kurang menyenangkan dari Kangin. Segera ia masuk kedalam mobil Jongwoon tanpa menoleh pada kakaknya itu.
“Kangin-ah… kami berangkat duluan” kata Jongwoon pada Kangin. Kangin menggeleng pelan. Bagaimana mungkin yura berangkat bersama Jongwoon. Padahal ia sangat tidak mau jika berangkat bersama dengan Jongwoon.
“sepertinya ada yang tidak aku ketahui!!! ya aku tahu mereka sepasang kekasih. Tapi ada yang lain dari diri Yura. Yaa.. Kalian. Jangan panggil namaku kalau aku tidak mengetahuinya!!” kata Kangin sendiri.
Ia sepertinya akan mengerahkan tenaga dalamnya (?)  untuk mengorek informasi.
__oOo__
“Hati-hati. Jangan nakal. Arasseo” kata Jongwoon pada Key saat tiba disekolahnya. Yurapun ikut turun dan mengantar Key sama seperti Jongwoon. Guru Key memperhatikan Yura dan Jongwoon yang pagi ini sama-sama mengantar Key.
“Key-ya….” kata guru Key yang bermarga Park itu mendatangi Key.
“Kau senang sekali… Woaaa chukaeyo. Key kau sangat senang bukan. Sekarang ada Eomma yang mengantarmu…”
Jongwoon menatap Yura dan kali ini mereka sama-sama bertatapan. Tampak Yura sedikit kikuk dengan kalimat Guru Key itu.
“Ne seonsangnim. Key punya dua Eomma sekarang…!” kata Key bersemangat. Yura hanya sesekali menundukkan wajahnya.
“Chukae Kim Jongwoon-sshi. Kenapa tidak mengundang kami” tanya Guru Key lagi.
Jongwoon tampak sedikit bingung mencari alasan apa. Sedang Yura disampingnya tidak mungkin menjawab. Ia sekarangkan malu. Benar-benar!
“Ahh.. kami belum menikah. Anniya. Maksudku. Sebentar lagi” Jawab Jongwoon sedikit bingung. Park seonsangnim hanya tersenyum kemudian meraih tangan Key. Dan jawaban Jongwoon kali ini membuat Yura semakin salah tingkah.
“kajja..Key-ya sebentar lagi sudah waktunya belajar”
“Appa..aku sekolah dulu” kata Key pada Jongwoon. Jongwoon tersenyum kemudian mengusap pipi gembul  Key. Key menatap Yura. Lalu ia tersenyum. Entah senyum apakah  yang dikeluarkan Key.
“eomma”
“Yura eomma…” kata Key lagi. Dan…….
Blushhh……..
Wajah Yura seketika merona. Bukan karena blush-on tipis dipipinya. Karena Key baru saja memanggilnya ‘eomma’. Seumur hidup Yura memang belum pernah dipanggil eomma. Dan kini panggilan itu seakan asing ditelinganya. Tapi terdengar sangat indah.
__oOo__
Yura POV  
Semua orang dikantor Kangin oppa memandang kearah kami. Ya aku dan Jongwoon. Omona!! kenapa dia ikut juga masuk kedalam kantor ini. Apakah tidak puas mengantarku hanya dari luar saja. Sudah mengancamku dengan harus berangkat bersama tiap pagi dan pulang bersama. Sekarang malah mengantar sampai dalam dan bahkan sampai diruanganku dan Kangin oppa.
Kangin oppa, belum datang rupanya. Aku menoleh kearah Jongwoon. Pria ini masih didepanku.
“Aku sudah sampai. Kau tidak kembali kekantormu?” tanyaku berusaha menormalkan nada bicaraku agar tidak terkesan mengusirnya. Padahal niatku sih mengusirnya. Jinja!! dia mendekatiku. Aigoo! Kenapa hanya berpakain Jas saja dia sangat tampan. Aish! Mataku harus terbiasa dengan ketampanannya yang sewaktu-waktu bisa membuatku masuk rumah sakit karena gila.
“kau melupakan sesuatu” katanya padaku.
Ya. cukup! Sudah Key tadi membuatku salah tingkah didepannya dan juga gurunya. Sekarang dia ingin membuatku salah tingkah juga? Aish Jeongmal……
“Kau?? melupakan apa?” tanyaku sedikit kesal. Aku tidak mau terlihat bodoh seperti tadi.
“Pasangan kekasih. Ahh anniya. Calon suami istri jika harus berpisah sementara waktu harus ada-”
Jongwoon memutuskan kata-katanya. Ini membuatku curiga? Apa yang ada dipikirannya. Sulit sekali ditebak. Ohh! AB Man (?) jangan membuatku seperti ini.
“Kau melupakan ini….”
Jongwoon menempelkan b*birnya didahiku. Aku merasakan dengan sangat lembut b*birnya ada didahiku. Kemudian dia melepaskannya. Tersenyum padaku lagi. Okey. Aku akui senyumnya membuatku meleleh seketika.
“Aku pergi dulu….” katanya tersenyum sambil mengusap pelan puncak kepalaku.
“Eumm” jawabku mengangguk.
Aku melihat pungungnya yang menjauh dari pandanganku. Ya Tuhan!!kenapa aku berpikiran dia akan menc*um b*birku.  Pabo-pabo Yura-ya. Sepertinya aku akan kedokter. Ya, aku akan memeriksakan diriku yang sepertinya sudah berpikiran mes*m. -______-”
“Ternyata!! Kepala Helm berjalanmu itu sudah melamarmu!!”
Itu seperti suara… suara Kangin oppa…
Dengan perlahan aku menoleh kesamping. Ada suasana yang mencekam dan sebentar lagi, sepertinya aku akan mati. Ya Jongwoon sepertinya akan duda sebelum menikah (?)
“Kangin oppa..”
“Katakan padaku!!! apa yang Jongwoon lakukan sampai aku tidak tahu, Adikku sayang!”
ini bukan pujian. Lihatlah wajahnya bahkan mirip sekali penjahat. Semoga dia tidak dengar aku mengatakannya penjahat.
“Yaa.. untuk apa kau takut seperti itu. Aku ini kakakmu. Bukan penjahat!! cepat katakan. Atau Jongwoon-mu akan aku-”
“Ara-ara!!”
Sial…. dia berhasil membuatku buka mulut. Siap-siap topeng untuk menutupi wajahku yang malu. Aku yakin tidak ada yang tahu apa yang dilakukan Jongwoon padaku. Buktinya lamaran ditaman, sungai Han. Kangin oppa saja tidak tahu. Hyukjae? Tidak tahu. Jelas. Jongwoon tidak mengajaknya waktu mengurus semua ini.
__oOo__
Jongwoon POV
“Kalian kenapa?” Tanyaku saat melihat Jongjin dan Hyukjae tersenyum-senyum sendiri sambil menatapku. Apa ada yang aneh. Tunggu!!
“Kalian……mencurigakan??”
Aneh. Tidak biasanya Jongjin seperti itu. Ini pasti ada yang ia sembunyikan dariku. Pasti Hyukjae dalangnya. Aku yakin itu.
“Key-ya. Kau belajar sendiri dulu ne..” kataku mengusap puncak kepala Key kemudian menghampiri Jongjin dan Hyukjae duduk diruang tengah.
Seketika aku duduk disamping mereka. Hyuk dan Jongjin seperti gelagapan.
“Jongjin-ah. Ini untuk Y Style-kan?” tiba-tiba Hyukjae mengalihkan perhatian. Apa? Tidak mungkin. Aku melihat dari sana tadi dia sibuk seperti melihat barang antik. Aku melihat Jongjin, adikku ini seperti aku. Dia pandai sekali menyembunyikan raut wajahnya yang gugup.
“Hyukjae…” kataku. Dia tidak menoleh.
“Hyukjae-ya..” kataku lagi. Seolah dia mengabaikanku. Baiklah. Aku akan menggunakan caraku sendiri.
“Yaa…kau mau gajimu akan aku potong selama satu tahun?!!” ancamku.
Dengan sedikit takut dia menoleh kearahku. Wajahnya sangat lucu seperti anak kucing yang ketakutan.
“Ne…”
“apa yang kalian sembunyikan dariku!!” tanyaku menatap Hyuk dan Jongjin bergantian. Jongjin sibuk melihat layar datarnya. Aku tahu dia mengalihkan perhatiannya. Bocah nakal.
“Eobseo!” jawab Hyuk seketika. Ini membuatku yakin bahwa ada yang disembunyikan disini.
“Jeongmal…….” dengan seketika aku menarik map yang ada dibawah tangannya. Dan Prakkkkk…..
Aku melihat banyak foto berserakan disini. Yaa!! bukannya ini foto aku dan Yura.
“Ige Mwoya……….!!!”
Aku mengambil salah satu foto yang terjatuh dan melihatnya. Aigoo!! Kapan  mereka mengambil foto ini. Aish jinja!! aku mengambilnya lagi, lagi dan lagi. Ya Tuhan. Aku ingin pingsan saja melihat ini semua.
Ini foto kami dirumah sakit. Aku menc*um Yura untuk pertama kali saat aku menyatakan perasaanku. Dan ini juga foto kami saat dirumah sakit lagi.
Apakah mereka membawa sinyal diriku saat akan menc*um Yura. Jadi mereka menyiapkan kamera. Dan membuat aku. Aku. Merasa sangat kesal dengan tingkah mereka ini.
“Hyung-hyung.. ini bukan ideku. Sumpah. Percayalah..”
Jongjin seperti ketakutan. Tapi tidak. Wajah polos Jongjin ini bisa menipu siapapun. Aku kenal dia. Dia itu juga sangat  jahil. Apalagi semenjak Hyukjae bekerja dengan kami. Kurasa otaknya sedikit bergeser.
“Bos….bukan aku..”
Tatapanku tepat mengarah ke Hyukjae. Dan membuat dia sedikit ketakutan. Baiklah. Hanya foto. Aku berharap mereka tidak menyembunyikan apapun.
“Jinja?!!lalu otak dari ini semua?!! Tsskk.. Hyuk Jae.. Kau siap-siap dipecat!!”
Kataku memberinya gertakan. Aku yakin dia akan mengaku.
“Yaa.. mana boleh begitu. Ini bukan hanya ideku. Ini ide Jongjin juga… yang jelas aku melakukan ini tidak sendiri” katanya menjelaskan dan membela dirinya. Aku menatap Jongjin.
Dia tersenyum. Senyum menunjukkan perdamaian… Senyum yang aneh. Kau tahu itu. Aku menatap mereka berdua bergantian. Yura. Bagaimana kalau dia melihat ini. Pasti dia sangat malu. Aigoo!! kedua bocah ini ingin sekali aku mencekik leher mereka.
Lihatlah. Mereka menunjukkan wajah tanpa dosanya dengan senyum yang beraegyo. Tssk!!
“Aku bawa ini semua. Ini milikku. Dan Yura jangan sampai ia tahu. Arasseo!!”
Entah kenapa aku masih belum yakin. Apakah mereka masih menyembunyikan sesuatu lagi. Molla… terdengar suara kekehan kecil dari mulut Jongjin dan Hyukjae. Dasar Nappeun.
“Key-ya. Minum susu dulu. Lalu tidur ne..”
“huum…” jawab Key saat selesai belajar dan memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
“Appa..” panggil Key saat aku berjalan kekamar untuk menyembunyikan foto ‘keramat’ ini.
“Humm..” jawabku. Key sudah ada dibelakangku.
“Appa..kapan Yura nuna..emm.. Yura eomma pindah kesini?”
Aku tersenyum mendengar Key belajar memanggil Yura dengan sebutan Eomma. Yura sangat malu tadi saat Key memanggilnya eomma. Jangan tanya siapa yang menyuruh. Kalian pasti sudah tahu. Akulah orangnya. Kekekkeke
“Key sabar ya!!Nanti Yura eomma…ahh anniya. Key memanggilnya eomma saja. Untuk Sohe eomma panggilnya mom…Arasseo!!”
“Ne.. Arasseo Appa…Key memanggil Dad dan Mom untuk orang tua Key”
“Bagus. Anak pintar!” aku mengusap pipi gembil Key. Ya walaupun begitu Key adalah anak kandung Heechul Hyung dan Sohee. Memang akhir-akhir ini mereka sibuk bekerja jadi jarang menengok Key. Tapi aku yakin mereka menyayangi Key. Hyung gomawo. Memberikan Key untuk hidup bersamaku. Aku yakin. Kalian akan mendapatkan “Key kecil” lagi.
“lalu kapan Eomma akan kesini.” tanyanya lagi. Sepertinya Key ini selalu ingin tahu.
“Key-ya. Appa kan belum resmi menikah. Kamu tahukan menikah? Berjanji dihadapan Tuhan untuk menjadi suami istri. Jadi kalau tinggal bersama sebelum menikah itu tidak boleh.” kataku menjelaskan. Sepertinya agak sulit. Tapi Key anak pintar. Aku yakin dia mengerti. Eomma selalu mengajaknya kegereja dihari minggu.
“ne.. Arasseo Appa!” jawab Key mengangguk pelan.
“Baiklah… Appa buatkan susu. Kajja…”
Key berjalan mendahuluiku dan seketika aku menaruh foto-foto iti dilaci kamarku. Dan aku menguncinya. Aman.
__oOo__
Key sudah tidur dengan pulas. Aku memang menidurkannya. Kasian dia seharian disekolah pasti lelah. Aku bangun dari kamarku. Dan tersenyum menatap Key yang tertidur sambil membawa botol susunya. Ya!  Dia hanya mau tidur dengan botol susunya itu. Tapi kalau siang, pagi atau malam. Dia tidak mau memakai botol susu. Malu katanya. Benar-benar. Dia aneh seperti Heechul hyung dan juga aku -___-
“Apa ini”
aku melihat kalender dimeja belajar Key. Ohh.. ini kalender Key. Key melingkari peristiwa penting. Ulang tahunnya. Dan dan juga Mom-nya. Tidak ketinggalan ulang tahunku. Key melingkari dengan menuliskan “lovely Appa”
Tssk!! lucu sekali. Saat aku tidak sengaja membaca… “Yura nuna..”
Tanggal 2 oktober?? Aigoo!! kenapa aku lupa. Yura. Diakan berulang tahun tanggal dua bulan depan. Aish!! jinja…
Aku memutar otakku. Berpikir. Ya Jongwoon waktu yang tepat untuk memulai semua ini.
For : Pabo-ya
“Yaa… kau sudah tidur? Pasti kau sudah sembunyi dibalik selimutmu itukan”
Send……..
Aku sengaja ingin membuat dia terkejut dimalam hari. Pasti dia sudah tidur. Diakan tukang molor. Aku tidak yakin nanti saat rumah tangga dia akan membangunkan aku dulu. Aneh. Kenapa aku menyukai bahkan berniat menikahi gadis semacam itu.
From: Pabo-ya
“Aku masih membantu Kangin oppa. Dasar!! jangan sok tahu ya.. kepala besar!”
Aigoo! Dia mengataiku Kepala Besar. Baiklah… jangan tanya Jongwoon bila besok tidak membuatmu tenganga Yura-ya.
For : Pabo-ya
“Hey!! Hati-hati dengan ucapanmu!! kau mau aku membuatmu tidak berdaya?! Seperti kemarin di sungai Han?”
Send….
Aku terkekeh menulis pesan ini…pasti sekarang wajahnya merah padam. Apalagi dia bersama Kangin. Pasti dia mendapat olok-olokan dari dia.
Fr om: Pabo-ya
“Yaa!! kau mau mati!! awas saja jika kau menceritakan ini pada Hyukjae”
Kekekek Yura-ya. Apakah sebegitu takutkah kau dengan Hyukjae? Aku yakin dia sering menggodmu dengan aku. Tapi itu tandanya kamu sangat mencintaiku. Apa ini pernyataan yang aneh.
For : Pabo-ya
“Besok malam. Siapakan makanan yang enak. Eumm sedikit banyak. Karena aku akan kesana dengan Eomma dan Appa. Persiapkan dirimu”
Send………
Yaahhh!! pasti sekarang mata Yura sudah keluar dari tempatnya keran melotot saat membaca pesan dariku ini. Yayayaya!! kau keren sekali Kim Jongwoon.
From : Pabo-ya
“Yaaa!! kau mau apa kerumahku… Jelaskan padaku… apa jangan-jangan kau hanya minta makan saja?”
Balasan macam apa ini. Dasar bodoh!! apa dia tidak mengerti. Kalau orang akan menikah pasti melibatkan Kedua orang tua. Dan jalannya adalah bertemu dengan kedua belah pihak. Aku yakin. Dia tidak sepintar yang orang pkirkan -_______-
For : Pabo-ya
“Bodoh!! siapkan saja!! Ahh Iya… baiklah. Selamat tidur. Pastikan pintu kamarmu terkunci dengan rapat. Aku tidak ingin kakakmu  masuk kekamarmu lagi tanpa permisi!”
Send…..
Yahh!! itulah aku. Setidaknya Kangin mengetuk pintu kalau mau masuk kekamart Yura. Kalau dia melihat Yura sedang ganti pakaian dan Kangin melihatnya bagaimana? Aku saja belum pernah melihatnya. Aigoo! Pikiran apa ini.
Aku harus menelpon Appa!! Yaa Appa.  Aku menekan layar Iphone ku untuk mencari nomor ponsel Appa. Ya Appa yang sedang ada di Busan untuk urusan bisnis kami.
“Yoboseyo…” jawab Appa….
“Appa-ya. Besok bisa pulang”
“Ne.. besok pagi Appa sudah ada diseoul wae?”
Yaaakk tepat sekali… kelihatannya kau beruntung sekali Kim Jongwoon. Yura-ya kau dan aku memang berjodoh.
“Besok…aku ingin Appa dan Eomma…”
Sial kenapa, aku jadi gugup. Tenang Jongwoon. Tenangkan dirimu. Ambil nafas yang panjang. Okey….
“Apa?” tanya Appa lagi.
“Eung…. aku ingin Appa dan Eomma kerumah Yura” jawabku.
“Mwo?”
“Aku ingin menikah dengannya secepatnya!”
=TBC=

No comments :

Post a Comment