And I Love You Part 12

  No comments

FF “And I Love You” Part 12 [Ye-Ra Couple]


FF “And I Love You” Part 12
Author : Kim Yeon Young~
Cast : Kim Jongwoon. Kim Yura (OC)
Support Cast : Kangin. Kim Jongjin. Eunhyuk. Key. Lee Hyena (OC)
Ratting : PG-15
Genre : Romance, Comedy (?) Friendship.
Ps : Masih banyak Typo. Kekekekke XD
Yaaaaa part 12 datang lagi (?) kira-kira masih ada yang menunggu part ini *plakk
Sepertinya FF ini akan segera End. T_T

okelah langsung saja 😀
Happy Reading~~

Sebelumnya……
“Annyeong~”
Yura dan semuanya menatap wanita yang dibawa Jongjin kedalam ruang makan. Dan betapa terkejutnya Yura saat tahu wanita itu.

“Hyena…”gumam Yura. Kemudian matanya menatap Jongwoon. Untuk apa dia juga mengundang Hyena? Menyakitiku lagi. Hah!! tau begini sebaiknya aku tidak menuruti apa katanya. Inikah yang akan kau berikan padaku Joongwoon-ah? Batin Yura terus berkecamuk dengan pertanyaan ini.
Part 12
Author POV
“Paman, Bibi. Apa kabar?” kata Hyena menyapa Tuan dan Nyonya Kim. Lalu keduanya tersenyum.
“bibi itu teman Appa?” tanya Key.
“Ne.. dia teman appa” jawab eommanya Jongwoon sambil menatap Yura. Yura dia tampak kesal dengan sikap Jongwoon. Kenapa dia mengundang Hyena. Jelas-jelas Yura sangat tidak suka dengan wanita itu. Wanita itu bahkan tidak baik dengan Jongwoon.
“Yura-sshi..apa kabar?” tanya Hyena. Yura mendongak kemudian dengan wajah datarnya ia menatap Hyena.
“Baik. Kau sendiri?” jawab Yura. Membuat jongwoon menahan senyumnya. Tampaknya ia puas membuat Yura sangat amat cemburu. Tapi dasar Yura. Ia tidak akan tinggal diam. Dihatinya timbul berbagai konsekuensi untuk Jongwoon setelah ini. Lihat saja kau Jongwoon.
“Baik. Seperti yang kau lihat” jawab Hyena.
“Mmm..aku dengar karirmu sedikit menurun Hyena-ya. Apa benar begitu?”
Jongwoon tiba-tiba bertanya seperti itu. Seolah dia tahu apa yang terjadi dengan mantan kekasihnya itu. Yura menatap Jongwoon. Dan Hyena terlihat sedikit gugup dan juga was-was. Dia kikuk sekali.
“Hhh…ada sedikit masalah. Tapi sebentar lagi akan teratasi.” jawab Hyena. Kemudian dia menatap key.
“mm..dia?”tanya Hyena.
“Key…dia putraku” jawab Jongwoon. Hyena tersenyum mendengarnya. Kemudian Key menatap Hyena. Lalu menjulurkan lidahnya kearah hyena.
“Anak yang lucu” puji Hyena.
“Aku tidak lucu. Aku ini tampan. Arasseo!” jawab Key dengan wajah ketusnya.
Rupanya dia tidak begitu menyukai Hyena. Yura hanya terus mengaduk-aduk makanannya. Ia malas walau hanya menyuapkan nasi kedalam mulutnya. Beda dengan Kangin. Dia bahkan makan dengan lahap dan kelihatannya sangat suka dengan makanan yang sudah siapakan. Tentu saja, kalau dirumah Yura terus saja melarangnya.
“Hahhhha…Key tampan. Ia kau tampan seperti Appamu” jawab Hyena sambil menatap Jongwoon.
“Jongwoon. Tampan apanya” gerutu Yura yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri. Tentu saja ia sangat kesal.
__oOo__

Susana tampak Hening sekarang. Makan malam sudah selesai. Tidak ada banyak kata yang keluar dari mulut beberapa orang disini. Yura dia tampak sangat kesal dengan sikap Jongwoon kali ini. Dia juga tidak memberitahu Yura alasan apa dia mengundang hyena makan bersama keluarganya. Ini benar-benar membuat Yura naik darah.
“Jongwoon oppa…aku berterima kasih karena kau telah mengundangku makan malam” kata Hyena tersenyum. Kemudian dia tersenyum pada orang tua Jongwoon. Tuan dan nyonya Kim.
“Aku pulang dulu”
“Ne..hati-hati” jawab Eomma Jongwoon. Lalu Hyena berjalan menuju pintu diiringi oleh Jongwoon dan juga Yura Kangin yang juga akan pulang.
“Aku pulang dulu” kata Yura pada Jongwoon. Memang sejak tadi ia ingin sekali pergi dari tempat ini.
Jongwoon dengan cepat menarik pergelangan tangan Yura. Menggenggamnya erat.
Hyena menatap tangan Jongwoon yang menggenggam tangan Yura. Hyena sedikit tercengang.
Yura menatap tajam kearah Jongwoon. Dia sengaja apa membuat Yura cemburu. Bahkan hari ini bisa dibilang hari terburuk bagi Yura. Makan malam yang tidak mengenakkan. Suasana yang Hening. Yura benci sekali malam ini.
“Jongwoon-ah aku pulang dulu. Apa Yura kau yang akan mengantarnya?” kata Kangin ragu-ragu. Wajahnya sambil memperlihatkan ada sesuatu yang ia tahu. Kangin rupanya tahu akan hal ini. Bagaimana bisa ia menyembunyikannya dari Yura. Adiknya sendiri. Dasar!
“Yaaa…Kangin oppa aku ikut pulang denganmu!” kata Yura dan meronta dalam genggaman tangan Jongwoon. Tapi Kangin sudah berlalu dihadapan Yura. Dan meninggalkan Yura bersama Jongwoon dan juga Hyena.
“Kau disini dulu!!” tahan Jongwoon. Yura mendelik kearahnya. Kemudian matanya menatap Hyena.
“Jongwoon oppa. Apa boleh aku main kerumahmu setiap saat?” tanya Hyena sedikit ragu-ragu. Yura terus mengedarkan pandangannya kearah lain. Dia enggan melihat wajah Hyena dan juga Jongwoon.
“Kau main kesini? Menemui siapa? Sebentar lagi bahkan aku tidak tinggal disini” jawab Jongwoon percaya diri sambil terus tersenyum. Menyebalkan. Kata Yura sendiri didalam hatinya.
“Mwo. Maksudmu?”
“Ne..aku sebentar lagi tidak tinggal disini. Karena aku akan menikah”
Yura dan Hyena sama-sama tersentak. Terkejut. Yura seketika menoleh kesamping. Menatap wajah Jongwoon. Dia, Jongwoon juga tengah menatapnya.
Hyena semakin gugup akan mengolah kata-katanya. Bagaimana bisa? Menikah?
“Menikah?” tanya Hyena.
“Ne…aku akan menikah dengan Yura”
Deggg…….
Jantung Yura memompa darah begitu cepat. Detakannya tidak beraturan. Wajah Hyena berubah menjadi panas. Dan kini tatapannya mengarah kewajah Yura.
“kalian?? lalu untuk apa kau mengundangku kesini?! Hhh.. kau ingin menunjukkan bahwa gadis inilah yang akan menjadi istrimu begitukah oppa?” kata Hyena sedikit emosi pada Jongwoon. Ia kesal karena Jongwoon mempermainkannya.
“tepat sekali. Kitakan hanya teman. Jadi apa salahnya aku memperkenalkan calon istriku pada temannya? Bukan begitu Hyena-ya” jawab Jongwoon.
Yura tidak percaya bahwa Jongwoon akan berbuat seperti ini. Tapi Hyena sangat tidak terima rupanya. Ia kalah dari Yura. Dan juga ia sangat malu telah salah mengartikan ini semua.
“Ne..kita teman. Baiklah aku rasa aku harus segera pulang” Hyena dengan cepat melangkahkan kaki dan pergi begitu saja dari hadapan Jongwoon dan juga Yura.
Yura menatap Jongwoon kemudian melepas genggaman tangannya. Jongwoon kini menoleh dan menatap Yura.
“Mianhae. Aku membuatmu-”
“Antarkan aku pulang!!” kata Yura sedikit ketus pada Jongwoon. Jongwoon hanya menghela nafas panjangnya melihat Yura yang kelihatannya siap memakannya hidup-hidup.
“siap-siap mati kau Jongwoon” kata Jongwoon sendiri saat Yura mulai berlalu dari hadapannya.
Jongwoon POV
Yura terus menutup mulutnya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Hahhh… aku tahu aku juga salah membuatnya seperti ini. Aku hanya ingin membuktikan padanya. Aku ini serius dengannya. Bahkan aku juga telah membuat Hyena tidak lagi mempermainkan aku dengan sikapnya yang egois.
“Kau marah” tanyaku pelan.
Aku sesekali meliriknya. Ia terus menatap luar ke jendela. Apa wajahku sangat memuakkan baginya hingga ia tidak mau menoleh kearahku. Tidak ada jawaban lagi. Ya Tuhan. Dalam keadaan marahpun dia masih sangat mempesona. Aish Jongwoon-ah. Kau harus fokus pada masalahmu.
“Baiklah…. diam saja terus. Aku tahu ini salahku. Aku minta maaf” kataku lagi. Diam. Itulah dia kalau sedang marah atau kesal. Cemburunya lebih menakutkan dari yang dulu. Aigoo!!
Mobilku sampai pada depan pelataran rumahnya. Kemudian Yura dengan segera akan turun.
“Aku pulang dulu”
Yaaa…seperti itu kalau dia marah. Aku lebih suka dia cerewet padaku dari pada seperti ini. Ini membuatku tidak tenang sama sekali. Aku segera turun dari mobilnya dan menyusulnya sebelum ia masuk kedala rumah.
Yura POV
Aku menghela nafas panjang. Aku sedikit lega keluar dari mobilnya. Bagaimana bisa dia membuatku seperti orang bodoh saat dimeja makan. Saat akan pulang tadi. Aigoo!! aku sangat membenci Jongwoon. Kepala besar itu sangat suka sekali membuatku cemburu.
Baiklah. Aku akan terus mendiamkanmu. Entah sampai kapan. Aku sangat kesalll….. Arghh. Aku ingin saja menendang kakinya. Apa dia ingin memanfaatkan aku didepan Hyena. Wanita iblish itu. Dia bahkan tahu aku membenci wanita itu. Hahhh Yura-ya tenangkan dirimu. Tenang. Inikah rasanya mencintai Jongwoon? Aish tidak pernah terpikirkan olehku akan seperti ini jadinya.
Aku terus melangkahkan kakiku menuju pintu rumahku tanpa menoleh kearah Jongwoon. Aku tahu dia pasti kesal pada sikapku ini. Biar saja. Terserah dia mau marah apa tidak.
“Ceklekkkkkkkk”
Aku membuka pintu rumahku. Tapi seketika ada tangan yang membalikkan tubuhku. Begitu kuatnya hingga akupun kini berhadapan dengannya.
Jangan ditanya. Dia Jongwoon. Omo!!dia terlihat serius sekali saat seperti ini. Aku jadi gugup. Tidak aku harus memasang wajah kesalku padanya.
“Kau!!! untuk apa kau masih ada disini!!pulanglah!!” kataku padanya. Dia tidak bergeming. Malah kini tangannya menggenggam tanganku.
“Ikut aku…..”
Dengan tersentak Jongwoon menarik tanganku. Aku sempat meronta tapi kemudian aku juga menurut. Mengikutinya -___-” jemarinya kuat menggengam tanganku. Dan kini aku masuk lagi kedalam mobil.
“Untuk apa kau mengajakku lagi. Aku lelah”
Jongwoon tidak banyak kata. Ia hanya diam sambil mengemudikan kembali mobilnya. Aish! Menyebalkan. Sudah membuatku kesal kini malah mengajakku paksa. Dasar namja aneh.
“Kau ini mau mengajakku kemana?Huh!”
“diamlah….kau akan baik-baik saja. Tssk!” katanya. Yak!! dia menyuruhku diam. Aish!
Akhirnya aku hanya menurut apa katanya juga. Aigoo kenapa aku menyukai pria semacam ini. Bagaimana bisa aku mencintai. Bahkan bertahun-tahun juga tidak bisa melupakannya. Sulit dipercaya. Baiklah memang nasibku. -____-
Angin malam semakin dingin. Tubuhku otomatis juga kedinginan. Tentu saja. Gaun ini, gaun yang ku pakai juga tidak tebal. Aku juga tidak memakai mantel. Apa dia akan membunuhku disini. Membuatku mati kedinginan.
Kami duduk berdampingan disebuah bangku taman kota. Buat apa coba mengajakku kesini. Bicara didepan rumahku juga bisa. Taman ini lagi. Aku tahu ini tempat kesukaanku. Tapi ini sudah malam. Dan memang sudah sepi pengunjung.
Grepppp…….
Aku merasakan ada jas yang kini bertengger dibahuku. Aku menoleh ternyata Jongwoon memakaikan Jasnya untukku. Mmm dia tahu juga aku kedinginan. Jongwoon membenarkan letak jasnya ditubuhku.
“Aku takut kau mati kedinginan disini” katanya.
Apa dia berharap aku mati. Dasar . Hah! Memang sih rasanya hangat. Aku menoleh kerahnya dia hanya memakai Tshirt nya saja. Walaupun begitu ia masih saja terlihat tampan. Kini ia duduk disampingku lagi. Entahlah. Aku harus tersenyum atau apa? Aku masih kesal dengannya.
“Kau mau apa mengajakku kesini?! Kalau hanya diam saja. Antarkan aku pulang saja.” kataku padanya. Aneh. Dia kesini untuk apa. Dari tadi juga diam. Apa dia ingin seperti kura-kuranya. Yang hanya diam-diam dan diam. -____-”
Tangannya kemudian menarik tanganku. Dia mencari apa sih? Saat tidak kusangka. Jongwoon berusaha melepas cincin yang ia berikan padaku. Cincin yang beri saat ditaman bersama balon.
“Yaa..apa yang kau lakukan”
“aku hanya ingin melepasnya” jawabnya tanpa menoleh kearahku. Dan kini sukses. Dia bisa melepas cincin itu. Ohh dia ingin hubungan ini berakhir?begitukah Jongwoon.
“Kau mengambilnya lagi? Kau kan sudah memberikannya untukku. Mana boleh kau mengambilnya lagi” pekikku. Enak saja!!
Author POV

Jongwoon tersenyum saat mendengar Yura berteriak cincinnya tidak boleh dilepas dari jari manisnya. Yeoja itu tampak mendengus kesal dengan menatap Jongwoon.
Jongwoon memasukkan tangan kanannya kedalam saku jasnya. Tangan satunya tetap menggenggam tangan Yura. Yura menatap Jongwoon. Apa yang sebenarnya akan ia lakukan padanya?
Dengan perlahan akhirya Jongwoon membuka sebuah kotak mini. Dan tersenyum menatap Yura. Yura langsung gelagapan tatkala menatap Jongwoon yang memasang senyum mautnya (?)
Tanpa banyak kata Jongwoon memasukkan cincin putih perak itu kejari manis Yura. Yura meronta. Jongwoon kemudian menatapnya.
“Kau mau apa?” tanya Yura.
“Menurutmu. Diamlah. Kau mengacaukan suasana. Bodoh!!” kata Jongwoon. Sontak membuat Yura mengercutkan bibirnya.
Akhirnya sukses. Jongwoon memasangkan cincin sederhana dengan hiasan permata diatas cincin tersebut. Jongwoon menatap jemari Yura. Terlihat pas ditangan Yura. Kemudian ia menatap wajah Yura.
Yura. Dia terlihat sedikit terkejut pada apa yang diberikan Jongwoon padanya. Cincin ini bahkan begitu cantik. Sangat cantik. Yura bingung. Ia harus apa. Menangis kesal. Atau berterima kasih. Atau menendang kaki Jongwoon untuk pelampiasan kekesalannya.
“Cincin ini….aku sengaja belum memakainya. Bukannya kau tidak mau cincin bekas. Makanya aku sengaja memesannya untukmu. Ingat. Ini hanya untukmu” kata Jongwoon.
“hanya ini maksudmu….hanya ini?”
Yura kembali ingin menangis. Terserah Jongwoon menganggapnya seperti anak kecil kalau menangis ia tidak peduli. Ia ingin mengeluarkan semua rasa yang mengganjal dihatinya.
“Mwo?”
“Kau…Kau..?!! Huaaa…….kau kejam!! kejam!!”
Yura menangis kesal. Matanya sangat merah karena air matanya. Ia menangis bahkan sangat deras air matanya mengalir ke pipinya. Jongwoon bingung. Kenapa yeoja ini bisa menangis. Padahalkan ia sudah memberinya cincin. Bukannya malah tersenyum senang. Kini Yura malas menangis. Menangisnya bahkan seperti anak kecil yang tidak diberi permen oleh ibunya. -_____-
“Yaa.. Yura-ya. Kau ini kenapa…kau..kau menangis. Heiii uljima!! Jongwoon menangkup wajah Yura yang sekarang berlinang air mata serta jari mungilnya menyeka air mata dibawah matanya.
“Heii..kau ini. Uljima Yura-ya…wae??” tanya Jongwoon lagi.
Yura masih terisak menangis. Ia belum bisa mengehentikan laju air matanya. Yura kesal. Kenapa Jongwoon belum sadar kesalahannya. Memberikan cincin itu untuk apa?? apa hanya untuk mengganti cincin yang dulu saja. Bahkan semua pertanyaan itu berkecamuk dipikiran Yura. Belum lagi dia tadi membuat Yura sangat kesal dengan hadirnya Hyena.
“Mianhaee….Mianhaeyo Yura-ya”
Jongwoon kemudian meraih wajah Yura untuk disandarkan didadanya. Tangannya kemudian m*meluk t*buh gadis itu. Mengusap pungung Yura dengan lembut dan mengambil nafas dalam-dalam. M*nikmati aroma t*buh Yura. Aroma yang sangat ia sukai. Membuatnya tenang. Dan nyaman. Ia begitu bodoh hingga tidak tahu gadis nya ini menangis karena apa.
Isakan Yura sedikit mereda. Pelukan Jongwoon benar-benar membuatnya nyaman. Hangat. Itulah yang ia rasakan sekarang. Menghirup aroma tubuh Jongwoon. Parfum yang ia sukai. Begitu menenangkan hatinya. Juga sentuhan Jongwoon di pungunggnya dan juga ditangannya.
“Mianhae. Aku membuatmu seperti ini. Kau mau memaafkan aku. Hum?” tanya Jongwoon masih m*meluk t*buh Yura.
“Tergantung” jawab Yura. Sengaja ia mengatakan ini karena ingin membuat Jongwoon merasa bersalah.
Jongwoon melepas pelukannya. Kemudian menatap wajah Yura. Seulas senyum terkembang dibibir Jongwoon. Yura dia bingung kenapa Jongwoon tersenyum.
“Aigoo!! kau jelek sekali jika habis menangis seperti ini”
“Mwo?”
Yura kemudian membersihkan sisa air matanya dengan tangannya sendiri. Jongwoon kemudian membantu mengusap wajah Yura ini.
“Kau begitu marah denganku ya? Apa sekarang kau masih marah?”
“menurutmu!! Yaakk Kim Jongwoon. Aku kesal sekali denganmu hari ini” kata Yura dengan menahan amarahnya.
“Ne aku tahu!! Yura-ya……aku..”
Jongwoon mengambil nafasnya. Kemudian menghembuskannya pelan-pelan. Tangannya meraih tangan Yura. Dilihatnya jari Yura yang memakai cincin tersebut. Yura. Jantungnya kini berdebar hebat. Tidak tahu kenapa. Seolah tahuu kalau Jongwoon mulai serius dengannya.
“Mwo?” jawabnya
Jongwoon mendongak lagi. Kini ia menatap wajah Yura. Degupan jantungnya mulai tidak terkontrol. Jongwoon membasahi bibirnya dengan lidahnya sebelum ia mengeluarkan kata-kata.
“Yura-ya. Maukah kah menjadi eomma dari Key?”
Jangan ditanya seberapa hebat debaran jantung Yura dan Jongwoon saat ini. Keduanya bahkan sama-sama berdebar. Tangan yura mulai dingin. Dan kini. Yura seakan tidak sanggup mengeluarkan kalimat jawaban untuk kata-kata Jongwoon barusan.
“Mmm… maksudku. Maukah kau mendampingiku seumur hidupku.”
Jongwoon memang tidak bisa mengeluarkan kata-kata romantis untuk menjadikan gadis ini menjadi pendamping hidupnya. Yura yang memang sekarang sedang shock. Atau bahkan ia sulit mencerna kata-kata Jongwoon barusan. Hanya bisa menatap pria didepannya ini dengan tatapan yang sulit diartikan.
“kau melamarku atau apa Kim Jongwoon?” tanya Yura dengan sedikit gugup.
Jongwoon sedikit mendengus. Kenapa Yura belum paham juga dengan kalimatnya. Bahkan mengeluarkan kalimat itu. Jongwoon mati-matian menahan rasa gugup dan juga harga dirinya dipertaruhkan hanya untuk gadis didepannya itu.
“Menurutmu? Apa aku terlihat bercanda?”
“Nde? Ahh…anniya. Hanya saja aku…aku…”
Jongwoon terus saja menatap wajah Yura. Ia sangat ingin segera menerima jawaban ‘Iya’ dari gadis yang membuatnya hampir gila karena terus memikirkannya.
“Aku bisa menjawabnya lain waktu??” tawar Yura.
Sebenarnya ia sangat senang. Hingga ia belum percaya. Apakah benar Jongwoon melamarnya. Walaupun tempatnya sangat aneh untuk melamar seorang gadis untuk menjadi wanita pendamping hidupnya. Tapi Yura menyukai cara Jongwoon yang lain dari pria manapun.
“Euh? Kau belum bisa menjawabnya?”
“Ne..mianhae…aku pasti memberikan jawabannya” Yura langsung mengalihkan pandangannya. Ia menahan tawanya saat melihat ekspresi wajah Jongwoon yang sangat kecewa. Sengaja memang Yura melakukan ini pada Jongwoon. Sekedar untuk mengetahui. Apakah Jongwoon benar-benar serius. Dan juga adalah Yura ingin membalas karena Jongwoon telah membuat ia cemburu tadi.
“Ne..apakah lama?” tanya Jongwoon lagi.
“Mmm..aku akan memikirkannya”
Jongwoon tidak percaya. Gadis ini bahkan memikirkan saat dia melamarnya. Jongwoon berpikir apakah karena cara melamarnya yang seperti ini. Kurang romantis?? hingga Yura kurang yakin. Arghh!! sulit dipercaya. Seorang Kim Jongwoon bahkan serasa ditolak oleh gadis ini.
Jongwoon menatap Yura yang sedang menatap lurus kedepan.
“Yura-ya” panggilnya pelan.
“Hmm….” jawab Yura.
Yura menoleh kesamping dan tepat menatap Jongwoon yang juga sedang menatapnya. Dengan sangat cepat tangan Jongwoon meraih t*ngkuk Yura dan memperdekat w*jahnya dengan waj*h Yura. Dalam hitungan detik b*bir Jongwoon sudah menempel sempurna dib*bir Yura.
Sempat terkejut karena Jongwoon menc*umnya dengan sangat cepat tanpa ada kata-kata atau sinyal terlebih dulu. Mata Jongwoon yang memang sudah terpejam dan b*birnya yang mulai mel*mat dan m*nekan b*bir Yura agar dapat menci*m lebih dalam lagi. Yura sedikit tersentak karena c*uman Jongwoon bahkan terlihat tergesa-gesa. Tidak biasanya. Namun kenapa justru Yura menyukai cara yang seperti ini. Buktinya ia sudah memejamkan matanya dan mulai membalas setiap lum*tan b*bir Jongwoon dib*birnya.
T*buh keduanya kini malah semakin d*kat dengan tangan Jongwoon yang semakin erat memeluk pinggang Yura. Bahkan tangan Yura juga ada ditengkuk Jongwoon menekannya agar lebih dalam menci*mnya. Gila. Bahkan Yura juga mengininkan Jongwoon. Jongwoon hanya ingin memastikan Yura. Agar Yura tahu ia juga sangat mencintainya. Bahkan ingin memiliki Yura seutuhnya. L*matan kecil kini berubah menjadi sedikit lebih agresif. Hingga membuat Yura kesulitan hanya untuk mengambil nafas saja. Yura rasa ia tidak akan berhenti sampai sini. Kenapa Jongwoon menci*mnya seperti ini.
Perlahan Ia mendorong wajah Jongwoon dan melepas t*utan b*birnya. Jongwoon menatap Yura.
“Mmhh…..Jongwoon oppa” kata Yura tertahan karena nafasnya yang sedikit tersengal akibat ci*mannya dengan Jongwoon. Sambil tangannya membenahi rambutnya yang sedikit acak-acakan.
Jongwoon masih sibuk menyeka sudut b*birnya. Ia tidak tahu kalau ci*mannya berakibat seperti ini. Padahal dia tadinya hanya ingin meyakinkan Yura dan mengetahui apa Yura juga ingin hidup dengannya. Itu saja.
“mwo?”
“Sudah malam..Kangin oppa pasti mencariku” kata Yura pada Jongwoon. Keduanya sedikit kikuk karena kegiatan yang mereka lakukan barusan.
“Mm..Ne. Aku antar pulang”
__oOo__
Yura POV
“Yaaa..Yura nuna kenapa tersenyum sendiri”
Key mengagetkan aku yang sedang terbayang saat Jongwoon menyatakan bahwa ia ingin menikah denganku. Ya kalau dokter bilang aku gila, mungkin memang benar. Malam haripun aku tidak bisa tidur. Wajah Jongwoon jelas terlintas dibenakku. Ci*mannya bahkan masih sangat terasa. Aigoo!!
Tapi aku masih belum menjawabnya. Bagaimana kalau Jongwoon berubah pikiran? Ahh Anniya… tidak mungkin. Tapi…
“Yura nuna….!!” panggil Key lagi.
“Ahh..ne”
“Yura nuna kajja suapin Key” pinta Key. Ya memang kami sedang berada direstoran. Restoran Ryeowook. Sangat ramai sekali disini. Bahkan ryeowookpun juga sangat sibuk hingga ia tidak menemuiku sekarang.
“Ne…” jawabku. Terlintas dibenakku. Mm kalau aku jadi istrinya. Pastinya aku akan memasakkan makanan buat Jongwoon. Kira-kira kalau sarapan Jongwoon suka makan apa ya??
“Key-ya…mmm Appa sukanya makan apa kalau dipagi hari ini, hum?’ tanyaku dengan wajah yang aku pasang sangat biasa agar Key tidak curiga.
“Mmm..Appa hanya makan roti panggang saja.”
“Mwo? Roti panggang? Hanya itu…” Yura mengangguk pelan.
“Lantas…kalau malam biasanya appa suka minum apa hum?” Tanyaku lagi. Agak sedikit aneh kedengarannya. Tapi kan aku juga ingin tahu. Key mendongak.
“Tanya Appa sendiri saja…tuh orangnya.” kata Key sambil matanya menatap belakangku sambil tersenyum. Kurasa ada hawa sedikit misterius disini. Apa jangan-jangan? Tidak. Jongwoon tidak mungkin ada dibelakangku. Tidak mungkin.
Aku memberanikan diri menoleh kebelakang. Perlahan aku menatap siapa yang berdiri tepat dibelakangku. Tepat!!
“Aku suka minum susu kalau malam hari”
Ya Tuhan. Betapa malunya aku sekarang. Pabo-pabo Yura-ya. Kenapa bisa kau tidak tahu Jongwoon ada dibelakangmu. Sejak kapan dia ada dibelakangmu? Mau disembunyikan dimana mukaku ini. Dimana dimana…..Yaaa!! Aku malu.
Jongwoon POV
Aku berjalan dengan menggandeng Key saat keluar dari Restoran ini. Yura masih menundukkan mukanya. Aku tahu pasti dia sangat malu. Ekspresinya tadi benar-benar membuat aku ingin tertawa saja. Beruntung aku ini jago dalam merubah mimik wajah dalam sekejab. -____-
“Omona… tampan sekali.”
“Eiyyy dia sudah mempunyai anak dan istri”
Aku terkekeh mendengar bebepara ucapan orang-orang yang bertatapan dengan kami. Mereka memujiku. Yaa…aku tahu aku ini tampan dan juga mempesona. Setidaknya mereka tahu. Kalau memujiku seperti itu dengan terang-terangan pastilah ada efeknya. Ya Yura dia sedang mengercutkan bibirnya. Kesal. Cemburu. Hahaha!!
“Kau tahukan betapa mempesonanya Kim Jongwoon” kataku berbisik dan mendekat kearah telinganya.
Blusssshh
Nah itu dia. Rona wajah yang aku suka dari Yura. Saat mendengarku berkata seperti itu dia langsung mendongak dan menatapku. Aku dapat melihatnya. Dia malu. Kekekek XD
Tenang Yura-ya. Aku tidak akan berpaling darimu. Sekuat apa daya tarik mereka. Aku akan tetap disamping. Menjadi pria yang terus menggilaimu.
Mmmm sebaiknya aku harus atur lagi rencanaku buat Yura. Ide yang sangat bagus Jongwoon.
Author POV
Yura terus saja menatap ruangan Jongwoon yang tampak kosong. Ruangan itu biasa ditempati Jongwoon saat bekerja. Ia menghelan nafas panjang. Matanya kemudian menatap jari nya yang telah terpasang (?) dengan manis sebuah cincin. Kemudian dia tersenyum simpul.
“Kenapa dia jarang sekali ada dikantor. Sibuk terus. Meeting. Makan siang dengan relasi. Ya!! begitu terus. Tidak usah mengingatku….”
gerutu Yura sendirisambil menatap layar ponselnya. Yang dia ajak bicara adalah foto Jongwoon diwallpaper ponselnya. Ada seseorang yang tersenyum melihat kelakuan Yura ini tanpa sepengetahuannya.
“Sibuk apa sih. Hingga beberapa hari ini jarang bersamaku. Baiklah. Aku salah belum memberi jawaban saat kau melamarku….” gerutunya lagi. Kemudian ada seseorang yang terkejut mendengarnya.
“Mwo!! Jadi kau sudah dilamar….” pekik Hyuk Jae yang langsung muncul dihadapan Yura.
“Yaa..Yaa..Yaa..ka-kauuu.. kau kenapa ada disini. Kau tidak ikut dengan Jongwoon”
Yura tergugup dan terkejut pastinya. Hyuk jae ternyata masih dikantor lalu Jongwoon??. Apa dia pergi sendiri? Dengan staff lain?. Biasanya dia selalu dengan Hyuk jae.
“Kapan kau dilamar huh? Hashh kenapa bos tidak memberitahuku. Awas saja dia!!” Hyukjae menngabaikan pertanyaan Yura. Dan lebih memilih untuk berpikir. Bagaimana Bosnya ini bisa memberanikan diri melamar seorang Yura. Bahkan mengatakan ‘saranghae’ saja susah sekali. -___-
“Yaa!! kapan kau disini. Pabo-ya!!” tanya Yura lagi.
“Emm.. aku sejak tadi disini” jawab Hyuk Jae sambil tersenyum kemudian dia menatap Yura dengan mendekat kearah Yura. Memicingkan matanya yang sekarang bahkan terlihat hanya segaris –”
“Mmm… bagaimana Bosku melamarmu. Apa dia??” tanyanya lagi.
Hyuk berkata dengan kedua tangannya bersentuhan dan melambangankan orang yang berci*man. Yura mendelik kearah Hyuk. Dan seketika melemparkan Map tepat mengenai wajahnya.
“Yaak!!!” Pekik Hyukjae tidak terima.
“Rasakan itu manusia mesum!! kau pikir kami apa…. dasar!”
“memang iya. Kau tidak tahu ya. Bahkan Bos bilang kau itu sangat suka c*uman darinya. Yura dia sangat lembut dalam membalas ci*manku”
Hyuk berkata seperti itu dengan lagak mempraktekan gaya Jongwoon berbicara. Ini membuat emosi Yura meningkat. Matanya menatap Hyuk Jae tajam.
“Hyuk jae. Kau belum pernah dilempar sepatu”
“Sudah…”
“dua kali……….Rasakan ini!!! Mati Kau!!!!!”
Yura dengan sekuat tenaga melemparkan sepatunya dua sekaligus kearah Hyuk Jae. -____-
keduanya saling mengejar dan mirip seperti anak kecil. Sulit dipercaya.
Yura POV
Ya!! teruslah seperti ini Jongwoon. Sepertinya kau balas dendam denganku karena aku mengabaikan lamaranmu. Aish!! kenapa aku sekarang yang bingung. Tenang Yura. Tenangkan dirimu. Si kura-kura millenium itu dia pasti tidak akan bertingkah macam-macam. Baiklah. Aku harus sabar seolah-olah aku tidak menginginkannya. Tapi. Aku tidak bisa. T_T
Hhh.. bahkan tiga hari, ahh ani empat hari ini dia seolah mengacuhkan aku. Aku sengaja datang kekantornya walaupun jadwalku memang membantu dikantor Kangin oppa. Tapi dia seperti orang sibuk saja. Apa dia tidak ingat saat ditaman kota. Menci*mku seperti itu apa dia lupa. Aish. Akan aku bunuh kau jika seperti ini terus.
Sore ini Eomma nya Jongwoon memintaku datang kerumahnya. Karena Ahjumma dan Ahjusshi akan menemui rekannya. Ya!! aku menemani key dirumah. Terasa aku sudah menjadi eommanya sekarang. Aigoo!!
“Nuna…kau sakit?” tanya Key padaku.
“Ahh.. anniya.”
“kenapa dari tadi diam saja? Mm nuna mencari Appa?”
Kenapa Key bisa tahu. Ahh menyedihkan sekali wajahmu Yura-ya. Kura-kura bodoh itu bahkan membuatmu seperti ini.
“Heh? Bukan. Nuna hanya tidak enak badan saja” jawabku berbohong. Kemudian Key mengangguk. Tanda ia mengerti.
“Mm..Yura nuna. Key ada sesuatu untukmu. Ini aku ambil dari Hyuk samchon” kata key kemudian berlari menuju kamarnya.
Apa? Dari Hyuk Jae? Pasti ada yang tidak beres. Aku yakin ini pasti sesuatu yang? Belum aku berpikir. Ternyata . Ternyata Key dengan senyumnya berlari kembali kearahku. Tangannya ada dibalik pungungnya. Membuatku penasaran saja. Appa dan anak sama saja rupanya. -____-
“Ya..Key. Apa itu. Cepat tunjukkan pada nuna?” kataku sepelan mungkin agar key juga menurut.
“Tutup mata nuna dulu” Aigoo bocah ini kenapa persis dengan appanya. Kenapa aku berada dalam keluarga aneh begini ya -____-
Aku menurut saja dengan apa yang diucapkan Key padaku. Tidak tahu. Kenapa aku justru suka hal yang seperti ini.
“Yura nuna sekarang buka matamu”
Perlahan aku membuka mataku. Dan tepat!! apa yang aku lihat. Dihadapanku ini sebuah foto. Ya Foto yang bahkan sebenarnya key juga tidak boleh melihatnya. Tidak boleh!! aku belum mengedipkan mataku. Sesaat sebelum aku tersadar. Aku mengambilnya dari tangan Key. Key tertawa puas melihat wajahku yang malu bercampur Shock!! ya kalian tahu foto apa ini. Foto kami berc*uman dirumah sakit. Saat Jongwoon menyatakan perasaanya padaku. Ya Tuhan berarti Jongjin oppa dan juga setan mesum itu tahu akan hal ini. Pantas saja mereka tersenyum-senyum. Aish!! berapa orang yang tahu sudah? Lebih baik aku mati. -____-
Aku menatap Key. Bocah ini terus saja tertawa.
“Key-ya kau belum mengerjakan pe-er mu. Kajja. Nanti appa memarahimu!!” kataku mengalihkan suasana.
“Ne ara!!Key sudah mengerjakannya tadi.”
Apa? Baiklah. Hahhh rupanya aku belum beruntung. Aku melirik Jam. Ya Tuhan. Ini sudah jam 9 malam. Kenapa Jongwoon belum pulang. Dia betah sekali ya ternyata. Bahkan pesanku saja belum ia balas. Apa susahnya membalas pesanku. Aku sudah mempertaruhkan gengsiku untuk mengirimi ia pesan terlebih dulu. Nyatanya!!
‘Drrrrttttttttttttt………….’
Aku memasukkan Foto itu kedalam sakuku. Dan mengeluarkan ponselku. Aku melihat ada nama Jongwoon disitu.
Apa dia sudah sembuh dari sakit. Apa amnesianya sudah sembuh? Apa dia terbentur meja barusa atau terpelset dari kamar mandi. Hingga otaknya sudah bergeser tempat yang semestinya.
‘Leo Hyung sudah kesitu?’
Yakkkk!!!! apa hanya ini pesannya. Selama berhari-hari. Omegossh. Lebih baik aku mati sekarang. Ya Yura-ya dianggap apa kau ini. Asisten dari Leo hyung-nya itu. Aish!! Dengan kesal aku membalas pesannya. Sebelum aku membalasnya.
“Annyeong.”
Aku mendongak. Ternyata. Leo oppa datang. Aku tersenyum kikuk menundukkan kepalaku.
“Annyeong” jawabku.
“Jongwoon menyuruhmu menemuinya. Pergilah. Biar Key aku yang menjaganya” katanya. Mwo!! Jongwoon ada apa ini.
“Jinja?”
“Huum..pergilah” katanya lagi.
“Ne…”
__oOo__
Aku mengedarkan pandanganku kepenjuru tempat ini. Area sungai Han. Memang indah sekali sungai Han dimalam hari ini. Tapi untuk apa sikepala besar itu menyuruhku kemari. Tapi entahlah hawa disini sangat misterius. Kenapa hanya aku yang ada disini. Kenapa tampak sepi. Aigoo!! Jongwoon kau membuatku takut.
Hawa dingin semakin merasuk kedalam tubuhku. Jinja. Kenapa aku hanya memakai tshirt ini. Baju ini. Padahalkan ini malam hari seharusnya aku memakai jaketku. Kalau aku mati kedinginan disini karena Jongwoon belum juga muncul. Aku pastikan hidupnya tidak akan tenang. Aku akan membunuhnya terlebih dulu.
“Yura-ya”
Aku mencari sumber suara yang memanggilku. Suara itu aku sangat mengenalinya….
Bingo!! ada sesosok orang didepanku…….
=TBC=

No comments :

Post a Comment