The Sweet Bodyguard part 2
Posted by ELF4SUJU
Title : TheSweet Bodyguard (Part 2)
Author : Lauditta Marchia T
Genre : Romance
Cast :
– Im Yoon Hee (OC)
– Cho Kyuhyun (Suju)
– Choi Siwon (Suju)
– Lee Hyukjae (Suju)
– Other Cast
–>FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!
***
Yoon Hee memasuki salah satu ruang kecil di dalam toilet wanita. Perutnya sakit. Ia duduk beberapa saat di dalam toilet itu. Suara langkah kaki beberapa orang terdengar memasuki toilet.
Setelah dirasa cukup membuang kotoran yang membuat perutnya sakit. Yoon Hee membersihkan diri dan keluar dari kamar kecil itu.
BYUR..
Saat membuka pintu, Yoon Hee disambut dengan guyuran air di wajahnya. Gadis itu mematung. Ia menatapi kumpulan gadis, kurang lebih empat sampai lima orang. Mereka berdiri menghadang Yoon Hee. Raut wajah mereka sangat tidak bersahabat.
Saat membuka pintu, Yoon Hee disambut dengan guyuran air di wajahnya. Gadis itu mematung. Ia menatapi kumpulan gadis, kurang lebih empat sampai lima orang. Mereka berdiri menghadang Yoon Hee. Raut wajah mereka sangat tidak bersahabat.
“Ada apa?” tanya Yoon Hee
“Perlukah kami memperkenalkan diri?”
Mereka tersenyum sinis.
“Ah, itu pasti sangat merepotkan—tapi aku tak akan mengingat hal-hal tak penting, termasuk nama kalian”
Ucapan Yoon Hee yang tenang namun menusuk semakin membuat dada gadis-gadis itu sesak. Marah.
“Seberapa kuat koneksimu dengan Direktur? Mengapa dia mengijinkanmu tinggal di asrama putra?”
Yoon Hee tersenyum. Ia tahu apa yang ada di kepala gadis-gadis itu.
“Perlukah aku menjawabnya?” Yoon Hee balik bertanya
“Kau. Sebaiknya berhenti berada di sekitar orang-orang itu”
Senyum kembali tersungging di bibir Yoon Hee. Ia tahu bahwa akanada banyak gadis yang tak menyukai ‘kedekatan’ Yoon Hee dengan tiga orang siswa paling kharismatik, tampan dan popular—siapa lagi kalau bukan Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae.
“Kalian ingin bantuanku?” tanya Yoon Hee “Bukankah kalian begitu ingin mendekati orang-orang itu? Aneh”
Mereka semakin geram ketika Yoon Hee justru menertawakan mereka. Salah seorang melayangkan pukulan tapi dengan sigap ditangkap oleh Yoon Hee.
“Yoon Hee..” gadis itu kesakitan karena Yoon Hee mencengkeram tangannya dengan begitu kasar.
“Ingin bermain-main denganku?” Yoon Hee menatap tenang namun tatapannya cukup membuat mereka bergidik.
Yoon Hee melepas tangan gadis itu. Ia berlalu meninggalkan gadis-gadis yang mematung. Tak berani untuk melanjutkan aksi mereka.
~~~
“Kemari kau!” panggil Kyuhyun ketika melihat Yoon Hee memasuki kelas “Mengapa kau lama sekali? Cepat bawakan tasku”
Tanpa banyak bicara Yoon Hee mengambil tas Kyuhyun di atas meja. Ia berjalan mengikuti ketiga pemuda yang mendahuluinya.
Seminggu sudah Yoon Hee merangkap menjadi budak Cho Kyuhyun, setelah kalah tes dari Kyuhyun. Lebih tepatnya mengalahkan dirinya sendiri. Kalah bukan termasuk dalam diri Yoon Hee, apalagi dengan tes yang menutup matapun dapat diselesaikan dengan baik oleh Yoon Hee dalam hitungan menit.
Yoon Hee sengaja membuat dirinya kalah dari Kyuhyun. Menjadi budak Kyuhyun, secara tak langsung mempermudah Yoon Hee untuk mengawasi dan menjaga Kyuhyun. Itulah trik Yoon Hee yang sesungguhnya.
Budak yang selalu berada dimanapun tuannya berada. Itu pula sebabnya mengapa banyak gadis yang semakin tersulut emosinya melihat pemandangan baru itu karena selama ini tak satupun dari mereka yang berhasil menarik perhatian tiga siswa tampan tersebut—tapi, Yoon Hee dengan sukses selalu berada di tengah-tengah tiga siswa yang menjadi incaran para gadis.
~.oOo.~
“Aku ingin makan sesuatu” Kyuhyun merengut.
“Ini sudah tengah malam” kilah Hyukjae
Mereka sedang berada di kamar Siwon.
“Sangat tak mungkin mendapatkan makanan di dapur asrama pada jam-jam kecil seperti ini” tambah Siwon
Kyuhyun terduduk dengan tiba-tiba. Ia tersenyum.
“Aku tahu apa yang ada dipikiranmu” Siwon mendesah “Ini sudah larut malam, jangan menyuruhnya melakukan hal gila”
Kyuhyun seperti menyumbat telinganya dari ocehan Siwon. Ia memilih meraih handphone.
“Ada apa?” suara Yoon Hee terdengar begitu malas.
“Belikan aku makanan!” kata Kyuhyun tanpa basa-basi
Sunyi. Tak ada suara.
“Im Yoon Hee—kau mendengarku?” tanya Kyuhyun “Kau tidur?”
“Aku rasa kau sudah gila” Yoon Hee tertawa kaku
“Aku tak membutuhkan persepsimu! Cepat belikan aku makanan” perintah Kyuhyun kasar “Waktumu 15 menit dari sekarang!!”
Siwon dan Hyukjae hanya memandangi Kyuhyun yang mengakhiri pembicaraannya dengan Yoon Hee.
“Kyu—berbaik hatilah padanya” Hyukjae mendesah “Kau sudah cukup bermain-main dengannya”
“Apa?” Kyuhyun gusar
“Bukankah kau terlalu kejam untuk memperlakukan seorang gadis seperti itu?” Siwon ikut frustasi melihat tingkah Kyuhyun
Kyuhyun memandang lekat wajah Siwon dan Hyukjae—mencoba mencari sesuatu yang tersembunyi dibalik wajah cemas dua orang itu.
“Ada apa? Mengapa kalian begitu perduli padanya? Ah—sejak kapan kalian ikut memperhatikan seseorang—terutama seorang gadis?” selidik Kyuhyun “Jangan katakan padaku jika kalian mulai menaruh hati padanya, Im Yoon Hee?”
Kyuhyun tertawa. Siwon dan Hyukjae tak mencoba untuk memberikan jawaban apapun.
“Simpan perasaan kalian. Gadis itu, Im Yoon Hee adalah budakku—dia milikku, aku tak mengijinkan kalian menyukai gadis itu”
Kyuhyun memandang tajam pada dua pemuda lainnya. Mereka tak habis pikir dengan sikap Kyuhyun yang begitu semena-mena memperlakukan Yoon Hee. Gadis itu seperti mainan bagi Kyuhyun.
Suara pintu yang berderik. Perhatian mereka tertuju pada Yoon Hee yang telah berdiri di muka pintu. Tangannya memegang sebuah kantong plastik yang terisi penuh.
“Mengapa kau lama sekali?” Kyuhyun mengambil kantong di tangan Yoon Hee.
Gadis itu hanya menatap kesal pada Kyuhyun.
“Ada apa?” tanya Kyuhyun ketika Yoon Hee tak beranjak “Kau boleh pergi sekarang” katanya lagi tanpa mengucapkan terima kasih sedikitpun.
Yoon Hee menatap Kyuhyun dingin—ia berlalu tanpa bersuara. Seperti sia-sia untuk membuang suaranya yang berharga pada orang yang begitu menyebalkan—Cho Kyuhyun.
“Sebaiknya—kirim aku ke tengah perangdaripada harus berhadapan dengan anak menyebalkan itu” Yoon Hee mendesah tak percaya.
Gadis itu tak menyangka akan mendapati tugasnya berjalan dengan sebuah permainan konyol demi melindungi Kyuhyun.Sudah hampir dua bulan menjadi budak Cho Kyuhyun. Yoon Hee mengakui bahwa ia lebih mudah memantau aktivitas Kyuhyun tapi tetap saja ia harus mengurung kemarahannya. Jika ia tak bisa mengendalikan diri—ia tak bisa menjamin apa yang akan dia lakukan pada Kyuhyun. Menjaga keselamatan Kyuhyun, mungkin bisa berakhir dengan mencelakai pemuda itu.
Ia merasa lebih mudah berada di tengah komplotan penjahat, berada di garis depan di medan perang ataupun misi-misi pasukan khusus yang begitu berbahaya—tapi tugas kali ini, suatu yang baru bagi Yoon Hee. Ia benar-benar melatih kesabarannya dengan sangat baik ketika Kyuhyun menyuruhnya melakukan banyak hal yang hampir tak masuk akal.
~.oOo.~
Yoon Hee duduk termenung di taman sekolah. Jam istirahat dipergunakan sebaik-baiknya. Ia memanfaatkan waktu tersisanya. Cho Kyuhyun seperti mengatur ulang jadwal hidupnya. Jauh dari Kyuhyun, Yoon Hee sangat menikmati kesendiriannya.
Hujan berjatuhan dari langit. Murid-murid berlarian menghindari guyuran air hujan tapi tidak demikian dengan Yoon Hee.
Gadis itu terpaku. Diam. Raut wajahnya begitu sendu dan tenang. Ia menengadahkan telapak tangannya ke atas, menampung air hujan di telapak tangannya. Yoon Hee mengangat wajahnya, ia mendongak memandang langit membiarkan air hujan membasahi wajahnya. Yoon Hee menutupi matanya. Ia begitu menikmati air hujan yang bermain riang di kulit tubuhnya.
Sampai ketika Yoon Hee tak merasakan gemelitik air di wajahnya. Gadis itu membuka matanya. Ia menoleh, menatap Siwon yang telah berdiri di sampingnya—memayungi gadis itu.
“Kau bisa sakit” ujar Siwon.
Yoon Hee tersenyum tipis—kemudian memandang lurus ke depan.
“Kau menyukai hujan?” tanya Siwon. Yoon Hee tersenyum, seperti sebuah jawaban bagi pertanyaan Siwon “Why do you like rain?” Siwon kembali bertanya.
“Kita tak membutuhkan alasan untuk menyukai sesuatu”
Yoon Hee berkata dengan tenang. Siwon menoleh, memandangi wajah gadis itu.
“When rain falls, I like it—hanya seperti itu” Yoon Hee ikut menoleh, tersenyum tipis.
Mata kedua orang itu saling bertemu. Siwon terdiam, tak melepas wajah Yoon Hee dari jangkauan matanya. Kedua orang itu hanya mematung.
Tanpa disadari di tempat lain, ada orang lain yang ikut mematung menyaksikan Siwon dan Yoon Hee. Cho Kyuhyun bungkam dengan sorot matanya yang aneh, ada sesuatu yang tersembunyi dari tatapannya itu.
~~~
Yoon Hee menyerahkan flash disk pada Kyuhyun.
“Aku sudah membuat karya ilmiah yang kau minta” ujar Yoon Hee.
Kyuhyun memandang Yoon Hee. Diam. Ia lalu mengambil flash disk dan kembali memandangi Yoon Hee. Pemuda itu berjalan menghampiri jendela. Mata Yoon Hee sedikit mendelik ketika tangan Kyuhyun terjulur keluar.
“Cho Kyuhyun..” Yoon Hee bergumam.
Siwon dan Hyukjae ikut memandang heran pada Kyuhyun. Dan mereka terkejut ketika dengan sengaja Kyuhyun melepas flash disk di tangannya, flash disk tersebut jatuh.
“Apa yang kau lakukan?” mata Yoon Hee membulat.
“Ambil!” kata Kyuhyun tajam.
Yoon Hee tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, begitu juga dengan Siwon dan Hyukjae.
“Kyu” Hyukjae tak tahu harus mengatakan apa ketika melihat Kyuhyun semakin berulah—dia benar-benar menyiksa Yoon Hee.
“Mengapa kau masih berdiri di situ?” Kyuhyun memandang tajam pada Yoon Hee yang terdiam “Ambil flash disk itu!!” perintah Kyuhyun. Ia begitu tenang namun sangat dingin, raut wajahnya terlihat menyeramkan.
Menjatuhkan flash disk dari lantai lima sekolah itu, Yoon Hee kehilangan kesabaran. Ia meraih kasar seragam Kyuhyun membuat jarak diantara mereka sangat tipis.
“Kau marah?” Kyuhyun memandang tenang pada Yoon Hee yang telah dipuncak kemarahan “Ah, maaf—lalu, apa yang akan kau lakukan?”
Tanpa sadar tangan Yoon Hee menyentuh sesuatu yang tersembunyi di balik pakaian seragamnya—sebuah pistol yang tak pernah lepas dari tubuhnya dan itu bukan senjata mainan.
“Sekarang kau ingin membunuhku?” tanya Kyuhyun, ia tak tahu pertanyaan itu semakin memancing amarah Yoon Hee “Lakukanlah!”
Nafas Yoon Hee tak beraturan. Matanya benar-benar gelap. Orang-orang seperti Yoon Hee, seorang tentara dengan label pasukan khusus selalu dilatih dengan sangat keras—doktrin yang tertanam dalam diri mereka adalah doktrin keras, mereka tak akan segan untuk melakukan sesuatu yang gila—termasuk menghancurkan kepala Kyuhyun.
Perlahan tangan Yoon Hee terlepas dari senjata dibalik seragamnya, ia berhasil menguasai dirinya. Biar bagaimanapun, Kyuhyun adalah orang yang harus dia lindungi.
“Cho Kyuhyun—dari mana kau mempelajari sopan santunmu?” tanya Yoon Hee “I’m your noona” desis Yoon Hee. Mencoba memperingatkan Kyuhyun bahwa ia harusnya tahu etika dasar itu.
Meskipun umur mereka hanya terpaut satu tahun, tapi Yoon Hee yang lebih dahulu lahir ke dunia ini. Sepatutnya Kyuhyun menghormatinya.
“I don’t care how old you are” Kyuhyun melepas cengkeraman Yoon Hee dari seragam sekolahnya “Yang aku tahu—kau, adalah budakku. Budak Cho Kyuhyun” Kyuhyun tersenyum.
Mata Yoon Hee berkilat-kilat.
“So, take the flash disk—right now!!” perintah Kyuhyun.
Dada Yoon Hee naik turun. Ia menatap marah dan memilih pergi—tak ingin terlalu lama menatap wajah menyebalkan Kyuhyun. Ia takut jika sesuatu yang buruk akan terjadi jika masih tetap berada di tempat itu.
“Kau kekanak-kanakan!” perkataan Siwon membuat Kyuhyun seketika menatap pemuda berlesung pipi itu “Cho Kyuhyun, kau harus ingat—Im Yoon Hee adalah manusia. Kau tak bisa memperlakukan gadis itu seenaknya!”
“Choi Siwon! Aku tak membutuhkan penilaianmu” ujar Kyuhyun.
Ia menatap tajam pada Siwon.
“Kau ingin melindunginya? Kau harus tahu, dia itu milikku” kata Kyuhyun dingin.
Seperti seorang anak yang tak ingin mainannya direbut
“Tunggu dulu” Kyuhyun menyelidiki wajah Siwon “Kau—menyukainya?”
Siwon terdiam. Kyuhyun tertawa.
“Gadis aneh, menyeramkan? Kau menyukai gadis itu?” Kyuhyun menatap Siwon tak percaya.
Siwon tak bersuara. Ia hanya memandangi Kyuhyun yang terus menatapnya—menyelidikinya, seolah sedang mencoba membaca pikiran Siwon.
“Bagaimana jika aku menyukainya?”
Sontak saja Hyukjae dan Kyuhyun terlonjak kaget mendengar penuturan Siwon.
“Choi Siwon—apa, apa maksudmu?” raut wajah Kyuhyun berubah drastis.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku menyukai gadis itu?” tanya Siwon.
Jantung Kyuhyun berpacu kencang. Tak menyangka akan mendengar kalimat seperti itu dari mulut Siwon.
Siwon beranjak keluar kelas, meninggalkan Kyuhyun yang mematung.
“Siwon!!”
Hyukjae berlari pelan mengejar Siwon.
“Kau hebat. Kau lihat seperti apa raut wajah Kyuhyun tadi?” Hyukjae tertawa, tak menyangka Kyuhyun akan berekspresi seperti itu “Dari mana kau mendapat ide seperti itu?”
Hyukjae menepuk-nepuk punggung Siwon. Siwon berhenti, ia menatap Hyukjae.
“Tunggu dulu—kau” Hyukjae menyadari tatapan lain Siwon “Kau benar-benar menyukai Im Yoon Hee?” Hyukjae tak percaya harus menyadari hal tersebut.
Siwon tak menjawab. Ia memilih berjalan.
“Siwon! Kau serius?” Hyukjae berlari-lari di belakang Siwon menuntut pernyataan langsung dari Siwon.
~.oOo.~
Bulan keempat penyamaran Yoon Hee.
“Aku mengerti”
Yoon Hee sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon.
“Kau bertahanlah beberapa saat sebelum tugasmu dicabut, sepertinya Cho Kyuhyun aman. Kau tak perlu berhadapan dengan anak itu. Mereka terlihat tak melancarkan serangan lagi”
Yoon Hee tersenyum, sepertinya semua orang mengerti posisinya yang harus menangani kelakuan Cho Kyuhyun.
“Aku rasa, ini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Orang-orang itu memang sedang tak bergerak tapi aku yakin mereka sedang memantau kita. Mereka sedang menunggu timingyang tepat” Yoon Hee mengamati kalendernya “Terlalu tenang justru sangat mencurigakan”
“Kau terus pantau keadaan di sekolah”
“Aku tahu, bukan tak mungkin mereka menyusupkan seseorang di sekolah ini. Ada gerak-gerik mencurigakan di sekitar sini—masih kuselidiki”
“Berhati-hatilah Kapten Im. Jika mereka jeli, mereka pasti telah mengira pihak kita juga telah mengirim seseorang untuk menjaga Cho Kyuhyun. Jangan membuat mereka melihat cela untuk mencurigaimu”
“Baiklah”
Percakapan itu berakhir. Gadis itu terdiam. Ia bergerak, berjalan menuju meja belajarnya setelah sebelumnya melempar begitu saja handphone di atas kasurnya. Yoon Hee duduk memandangi laptopnya.
Matanya mengawasi sosok yang terlihat di layar laptop. Cho Kyuhyun.Empat bulan terakhir Yoon Hee telah menjaga Kyuhyun. Menatap laptop untuk melihat apa yang dilakukan Kyuhyun sudah menjadi tugas Yoon Hee.
Matanya terus mengawasi Kyuhyun terlalu sibuk dengan PSPnya—dia tak mengira jika aktivitasnya selalu dipantau oleh Yoon Hee. Senyum Yoon Hee mengembang ketika melihat Kyuhyun menggeram marah pada dirinya sendiri, saat dia kalah dalam bermain game.
Pemuda itu beranjak, duduk lemas di kasurnya. Ia terlihat diam memikirkan sesuatu dengan sorot matanya yang aneh dan sejurus kemudian wajahnya berubah kesal. Ekspresi Kyuhyun yang seperti itu membuat Yoon Hee tertawa, ia pasti beruntung karena bisa melihat sisi lain Cho Kyuhyun yang terkenal dingin, menyebalkan dan sangat kejam itu.
Kyuhyun duduk di meja belajarnya. Menatap laptop yang menyala dihadapannya. Menopang dagu dengan sebelah tangannya. Ia terlihat berpikir dan terus berpikir dengan raut wajah yang terus berubah—lucu.Selain beberapa mini kamera ditiap sudut kamarnya, Kyuhyun pasti tak menyangka jika kamera laptopnya telah disadap dan dikoneksikan pada laptop Yoon Hee sehingga posisi kedua orang itu seperti saling berhadapan.
Yoon Hee mengikuti gerak Kyuhyun, menopang dagu. Ia memandang mata Kyuhyun yang seakan ikut memandangnya.
“Arrggh!!”
Gadis itu tersentak ketika Kyuhyun memukul mejanya. Lalu kembali terdiam sambil menopang dagunya. Yoon Hee tak dapat menyembunyikan tawanya melihat tingkah konyol Kyuhyun.
“Ehm..”
Kyuhyun berdehem. Ia memajukan wajahnya mendekati laptop membuat Yoon Hee semakin jelas melihat wajah itu.
Pemuda itu terlihat sedang bersiap-siap, lebih terlihat sepertihendak mengajak bicara seseorang—menganggap orang itu ada di hadapannya.
“Kau, Im Yoon Hee” Yoon Hee terhenyak, tak menyangka bahwa Kyuhyun akan menyebut namanya.
“Kau, tak boleh menyukai siapapun”
Yoon Hee tertegun.
“Siapa kau? Cho Kyuhyun, kau terlalu jauh mengatur hidupku!” Yoon Hee mendesis kesal.
“Kuperintahkan kau untuk tidak jatuh cinta pada orang itu. Kau tak boleh jatuh cinta pada orang lain—tidak kuijinkan!!” ujar Kyuhyun.
Kyuhyun terdiam, begitu juga dengan Yoon Hee.
“Of course. I’m not going to fall in love with someone else” gumam Yoon Hee menatap dalam wajah pemuda yang terlihat di laptopnya itu.
Kyuhyun pasti tak mengira jika orang yang diajaknya bicara itu sedang mengawasinya, memandang lurus pemuda itu. Secara tak langsung berada tepat di depan pemuda itu.
~.oOo.~
Bel sekolah berbunyi panjang. Yoon Hee tergesa-gesa melewati hall sekolah, menaiki tangga dengan langkah kaki yang semakin dipercepat.
Koridor sekolah mulai lenggang. Semua siswa telah berada di dalam kelas menanti guru yang akan memberikan mata pelajaran.
Langkah cepat Yoon Hee berhenti seketika. Beberapa orang gadis telah berdiri menghadang Yoon Hee. Sepertinya mereka sengaja menanti Yoon Hee.
“Im Yoon Hee, mengapa kau terus berada di sekitar orang-orang itu?”
Seseorang melangkah maju mendekati Yoon Hee.
“Kau meremehkan ancaman kami?”
“Aku tak berurusan dengan kalian” jawab Yoon Hee.
Gadis lainnya menghampiri Yoon Hee, dua orang mengapit Yoon Hee—memegangi lengan Yoon Hee. Mereka menarik Yoon Hee kasar, membawanya ke tempat yang lebih sepi.
“Jika aku menjadi kau, sejak awal aku memilih meninggalkan sekolah”
“Sayang sekali—tapi aku bukan kau” Yoon Hee tersenyum.
Gadis-gadis itu semakin kesal. Seseorang mengeluarkan gunting dari saku seragam sekolahnya. Berjalan mendekati Yoon Hee.
“Apa yang sebaiknya aku lakukan?” gadis itu memegangi rambut Yoon Hee, menyentuh wajah Yoon Hee dengan gunting.
“Kau juga tak tahu apa yang bisa aku lakukan”
Yoon Hee berkata dengan sangat tenang. Sikap Yoon Hee yang begitu santai justru menyulut amarah mereka. Dua orang yang mengapit Yoon Hee semakin memperkuat pegangan mereka sementara seorang lagi mengarahkan guting ke rambut halus Yoon Hee.
“Ternyata kau di sini”
Mereka terkejut. Menoleh dan mendapati Kyuhyun telah berdiri tak jauh dari tempat mereka.
“Dari mana saja kau?” Kyuhyun memandangi Yoon Hee “Cepatlah, kau tak mungkin lupa arah kelasnya” selidik Kyuhyun.
Pemuda itu ikut memandangi gadis lain. Tatapannya membuat cengkeraman pada lengan Yoon Hee terlepas.
“Im Yoon Hee. Aku tak menyuruhmu diam di situ” ujar Kyuhyun.
Yoon Hee tanpa banyak bicara berjalan meninggalkan gadis-gadis yang terdiam tak berani melanjutkan aksi mereka. Ia memandangi Kyuhyun ketika melewati pemuda itu—lalu kembali mengayunkan kakinya, berjalan mendahului Kyuhyun.
Kyuhyun memandangi punggung Yoon Hee yang kian menjauh. Ia menoleh, tatapannya kini tertuju pada gadis-gadis yang belum beranjak. Berdiri kaku, juga tak ketinggalan eskpresi kagum mereka pada Kyuhyun.
“Apa yang kalian lakukan?” tanya Kyuhyun.
Ia menyusuri wajah gadis-gadis itu.
“Sunbaenim—kami…”
Tatapan tajam Kyuhyun membuat jantung mereka bekerja tak normal. Gugup dan perasaan was-was yang mulai menyerang.
“Jaga jarak kalian darinya. Jangan sekalipun kalian berurusan dengan gadis itu”
Ucapan Kyuhyun yang begitu tajam membuat gadis-gadis itu tak bergeming.
“Don’t ever touch her!! She’s mine!!”
Kyuhyun menatap galak pada gadis-gadis yang semakin pucat. Pemuda itu lalu pergi meninggalkan mereka. Gugup, takut dan tentu saja sangat kesal—semakin kesal dan semakin mencemburui perlakuan Kyuhyun pada Yoon Hee.
~.oOo.~
3rd floor, asrama putra.
Hyukjae mengendap-endap memasuki sebuah kamar, tentunya bukan kamar tidurnya. Ia menutup pintu dan memandangi seorang gadis yang tertidur lelap di tempat tidurnya. Saat ini, Hyukjae sedang berada di kamar Yoon Hee.
Pemuda itu berjalan pelan, mendekati Yoon Hee. Ia mengawasi Yoon Hee, memperhatikan lekat wajah Yoon Hee yang sedang pulas. Tangan Hyukjae mendekati wajah Yoon Hee, perlahan ia menyingkap rambut yang menutupi mata Yoon Hee.
Tiba-tiba saja Yoon Hee bergerak. Begitu cepat, membuat Hyukjae terkejut dengan satu gerakan menarik Hyukjae. Tubuh Pemuda itu dikunci oleh Yoon Hee di atas tempat tidur membuat Hyukjae tak bisa bergerak. Yoon Hee bahkan secara refleks menarik sebuah belati dari bawah kasurnya dan mengarahkan pada leher Hyukjae.
“Yoon Hee.. ini aku!!”
Hyukjae sangat panik merasakan sentuhan belati yang terasa dingin di kulit lehernya. Yoon Hee yang masih setengah mengantuk langsung memandang lekat pada Hyukjae.
“Ini aku, Lee Hyukjae” suara Hyukjae begitu bergetar.
Pemuda itu sangat gugup. Perlahan ia menyingkirkan tangan Yoon Hee. Yoon Hee melepas tubuh Hyukjae.
“Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanya Yoon Hee, ia menyimpan kembali belatinya di tempat semula.
“Mengapa anak gadis sepertimu menyimpan benda mengerikan itu?” Hyukjae bergidik, matanya mengarah pada tempat persembunyian belati Yoon Hee.
“Aku satu-satunya gadis dalam asrama putra—aku harus menjaga keselamatanku” elak Yoon Hee
“Kau seperti pembunuh bayaran” gumam Hyukjae “Yoon Hee—di Jepang, bukan tak mungkin kau adalah anggota Yakuza. Hei, apa kau benar-benar pernah membunuh seseorang?” tanya Hyukjae.
Yoon Hee tak menjawab. Tentu saja Yoon Hee pernah melakukan hal itu, dia adalah seorang sniper. Tugas-tugas berbahayanya selalu berhadapan dengan hal-hal seperti itu. Antara dua pilihan, membunuh atau dibunuh.
“Mengapa kau banyak bertanya? Kau bahkan belum memberiku jawaban”
“Ah—itu, kau mengejutkanku tadi” Hyukjae menggaruk-garuk kepalanya “Ini akhir pekan, kau tak pulang ke rumah?”
“Lalu apa yang kau lakukan di sini?” Yoon Hee balik bertanya.
Senyuman di wajah Hyukjae mulai terlihat. Senyum itu kian mengembang. Dahi Yoon Hee berkerut—tak mengerti apa yang ada di dalam kepala Hyukjae.
~~~
Jeju island.
Di salah satu ruangan di sebuah resort mewah di pulau Jeju. Kyuhyun menuang minuman di gelas dan menyodorkan gelas itu pada Siwon.
“Happy birthday”
Kyuhyun mengajak Siwon bersulang.
“Thankyou” jawab Siwon, ia meneguk minuman di gelasnya.
“Dimana si bodoh itu?” tanya Kyuhyun saat menyadari mereka kekurangan seorang personil lainnya.
“Entahlah, katanya dia akan menyusul. Tak tahu apa yang direncanakan Hyukjae” jawab Siwon.
Berakhir pekan di pulau Jeju. Menghabiskan liburan akhir pekan sekaligus merayakan ulang tahun Siwon. Mereka selalu seperti itu—tak memilih untuk merayakan bersama banyak orang tapi hanya merayakan bertiga.Termasuk saat ini—makan malam mewah di sebuah resort.
“Semoga aku tak melewatkan pestanya”
Siwon dan Kyuhyun menoleh pada sumber suara. Hyukjae yang sedang memamerkan senyum manisnya.
“Mengapa kau begitu lama?” tanya Kyuhyun gusar.
Hyukjae tak menjawab, dia hanya tersenyum sumringah. Perhatian Siwon dan Kyuhyun teralih pada derap langkah kaki lainnya—terdengar santai, high heels berpadu dengan keramik lantai. Detik selanjutnya Siwon dan Kyuhyun terkejut melihat sosok yang muncul.
“Apa yang dia…” mulut Siwon begitu kaku untuk berbicara.
Mata mereka tertanam pada seorang gadis yang kini berdiri di samping Hyukjae.
“Yoon Hee??” Kyuhyun tak mempercayai apa yang dilihatnya.
Gadis itu tak terlihat seperti Yoon Hee yang mereka kenal. Yoon Hee yang selalu berpenampilan kasual dan santai. Entah apa yang dilakukan Hyukjae padanya—seperti sebuah sulap. Gadis itu terlihat anggun dengan balutan gaun hitam pendek di atas lutut, sepatu high heels juga riasan minimalis di wajahnya.
Hyukjae menatap Yoon Hee memberi kode pada gadis itu agar menggandeng tangannya. Yoon Hee hanya tersenyum dan menuruti kemauan Hyukjae. Kedua orang itu mendekati Siwon dan Kyuhyun yang hampir tak berkedip. Hyukjae mempersilahkan Yoon Hee untuk duduk.
“Menghabiskan ulang tahun bertiga setiap tahunnya—kali ini aku membuat perubahan warna pada pesta kita yang selalu monoton” ujar Hyukjae menyerahkan segelas minuman pada Yoon Hee “Bertambah satu orang bukanlah masalah, benarkan?” pemuda itu mengerling.
Dua pemuda lainnya bungkam. Terlalu terpesona pada sosok baru Yoon Hee. Mereka menghabiskan malam itu dengan bersenang-senang, diselingi oleh gurauan dan gelak tawa.
“Selamat ulang tahun” Yoon Hee mengulurkan tangannya pada Siwon.
Kyuhyun memandangi tangan Yoon Hee yang terulur pada Siwon, bergantian memandangi wajah gadis itu.
“Terima kasih” jawab Siwon, tersenyum sambil membalas uluran tangan Yoon Hee.
Kyuhyun memalingkan wajahnya dan menuangkan minuman dalam gelasnya. Ia langsung meneguk minumannya dengan seketika.
Malam itu Kyuhyun, Hyukjae dan Siwon begitu puas memandangi senyuman dan tawa lembutdi wajah Yoon Hee—gadis itu memamerkan sisi lain dari dirinya yang selama ini begitu tertutup, misterius, sangat tenang dan terlalu dingin.
~.oOo.~
Siwon, Kyuhyun dan Hyukjae terlihat berseda gurau. Mereka seakan tak perduli jika para gadis terus mengawasi mereka dengan sorot mata dan ekspresi penuh kekaguman.
Sesekali Hyukjae berlari pelan ketika Kyuhyun mengejarnya dengan tinju yang ditujukan pada pemuda itu. Sementara beberapa meter di belakang mereka, Yoon Hee begitu setia mengikuti kemana arah langkah pemuda-pemuda tampan itu pergi. Tatapan kesal para gadis bergantian tertuju pada Yoon Hee yang selalu berada sangat dekat dengan idola mereka.
Yoon Hee memperbaiki alat pendengar kecil yang berada di telinganya, mulutnya komat-kamit. Ia terlihat sedang berbicara dengan orang lain—tentu saja. Gadis itu selalu melaporkan situasi terkini kepada atasan-atasannya.
Tak sengaja Yoon Hee mendongak dan matanya menangkap sesuatu. Dari lantai tiga, sebuah tangan terjulur keluar jendela. Tangan itu memegang sebuah pot bunga. Mata Yoon Hee beralih turun ke lantai tempatnya berpijak, ia memandangi Kyuhyun. Kembali lagi memandang ke atas, pot itu tepat berada di atas kepala Cho Kyuhyun. Raut wajah Yoon Hee berubah, ia menyadari sesuatu dan—pot bunga itu terlepas, meluncur cepat ke bawah.
Yoon Hee berlari secepat kilat.
“Awas!!” Yoon Hee mendorong tubuh Kyuhyun.
Siwon dan Hyukjae terkejut, begitu pula Kyuhyun yang menyadari tubuhnya terdorong. Ia jatuh bersama dengan Yoon Hee. Bersamaan itu, sesuatu berbunyi keras—hancur berserakan. Ketiga pemuda itu memandang syok pada pot bunga yang telah hancur berkeping-keping.
“…!!!!”
Mata mereka kembali membulat menyaksikan Yoon Hee yang tersungkur tak jauh dari tubuh Kyuhyun. Pandangan mereka tertuju pada kaki Yoon Hee yang telah mengeluarkan darah dengan luka sobek yang cukup besar.
“Yoon Hee!!!”
Kyuhyun tak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat Yoon Hee meringis kesakitan, menggigit bibir bawahnya.
“Im Yoon Hee!!!”
Siwon menghampiri Yoon Hee, gadis itu perlahan mulai kehilangan kesadaran. Dengan sigap Siwon mengangkat tubuh Yoon Hee sementara Kyuhyun masih tersungkur, terkejut menyadari kondisi Yoon Hee. Matanya membulat—syok. Hyukjae membantu Kyuhyun untuk berdiri. Bersama-sama mereka mengikut di belakang Siwon yang berlari membawa Yoon Heeke klinik sekolah.
~~~
Di dalam klinik.
“Selain luka sobek akibat pecahan keramik, Yoon Hee mengalami patah tulang” dokter menjelaskan kondisi Yoon Hee pada ketiga pemuda yang sedari tadi begitu cemas.
“Yoon Hee, akan sembuh?” tanya Hyukjae khawatir
Dokter tersenyum.
“Dia harus beristirahat untuk memulihkan cederanya” ujar dokter itu, menepuk pelan bahu Hyukjae.
Dokter lalu pergi dari dalam kamar tersebut. Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae memandangi Yoon Hee yang matanya masih tertutup.Kyuhyun terus membungkam. Pikirannya sedang kacau karena peristiwa tadi, belum lagi melihat keadaan Yoon Hee yang cukup memprihatinkan.
Yoon Hee mengerjap, seketika ketiga pemuda itu mendekati tempat tidur Yoon Hee. Mata Yoon perlahan mulai terbuka, begitu sayu.
“Yoon Hee” Hyukjae tak dapat menyembunyikan rasa senangnya melihat Yoon yang mulai siuman.
“Dimana ini?” tanya Yoon Hee, ia memandangi sekelilingnya.
“Bagaimana keadaanmu?” Siwon menyelidiki wajah Yoon Hee.
Yoon Hee terdiam, satu per satu dipandanginya wajah tiga pemuda tampan itu.
“Mengapa kalian di sini?” Yoon Hee bertanya—wajahnya sangat polos.
Tanpa di duga, Kyuhyun mendekat dan menarik kasar kerah baju Yoon Hee.
“Cho Kyuhyun, apa yang kau lakukan?” Hyukjae terkejut melihat aksi Kyuhyun.
“Kyuhyun!!” Begitu pula dengan Siwon.
Kyuhyun mencengkeram erat seragam Yoon Hee, menarik gadis itu mendekatinya. Yoon Hee terlihat tenang, seperti biasanya.
“Im Yoon Hee. Kau ingin mati? Huhh??” Kyuhyun menatap tajam mata Yoon Hee.
Yoon Hee dapat merasakan tangan Kyuhyun yang gemetar.
“Kau yang akan mati” jawab Yoon Hee “I’m your slave, remember?”
“Apa maksudmu?”
“Memastikan keselamatan tuannya—bukankah itu salah satu tugas seorang pelayan? Apakah aku salah, Cho Kyuhyun?” Yoon Hee membalas tatapan tajam Kyuhyun.
Raut wajah Kyuhyun kembali berubah. Perlahan cengkraman tangannya mengendor, ia melepas tangannya dari seragam Yoon Hee. Kyuhyun tersenyum, mendengus—tertawa kaku dengan ekspresi yang terlihat tak percaya.
“Benar, ternyata kau budakku..” Kyuhyun tertawa lagi, menertawakan pernyataan itu.
Entah apa yang ada dipikirannya. Seperti tak rela juga tak ingin berlanjut dengan keadaan yang sedang terjadi.
Cho Kyuhyun berjalan keluar ruang rawat itu. Meninggalkan Siwon dan Hyukjae yang mematung juga Yoon Hee yang diam seribu bahasa memandangi pintu yang kembali tertutup.
“Yoon Hee, dia bertingkah seperti itu” gumam Siwon “Sebenarnya, Kyuhyun marah pada dirinya sendiri. Ia merasa dirinya penyebab kecelakaan yang menimpamu”
“Hanya saja, Kyuhyun tak bisa mengekspresikan kepeduliannya padamu. Meskipun bersikap kasar—Kyuhyun sangat mengkhawatirkanmu” Hyukjae menambahkan kalimat Siwon.
“Aku tahu” jawab Yoon Hee. Datar.
~.oOo.~
“Lihat apa yang aku bawa??”
Hyukjae berteriak nyaring saat memasuki klinik sekolah, tepatnya di sebuah ruangan tempat Yoon Hee di rawat.
Ia memamerkan sepasang tongkat penyanggah. Siwon dan Kyuhyun muncul setelah Hyukjae. Selepas jam pelajaran ketiganya langsung menuju klinik sekolah.
“Terima kasih” senyum Yoon Hee.
“Kau benar-benar ingin kembali ke asrama?” tanya Siwon.
“Aku bosan berada di tempat ini” jawab Yoon Hee. Ia bergerak, dengan sigap Hyukjae membantu Yoon Hee turun dan menyerahkan tongkat pada Yoon Hee.
“Biar aku saja” Hyukjae merampas tas di tangan Yoon Hee.
Yoon Hee mengapit tongkat penyanggah di bawah ketiaknya, Siwon membantu membukakan pintu. Mereka keluar dari klinik sekolah. Yoon Hee tak dapat berjalan cepat.
Hyukjae dan Kyuhyun berjalan beberapa langkah di belakang Yoon Hee dan Siwon. Mata Kyuhyun tak lepas dari kedua orang itu. Siwon terus mengawasi langkah Yoon Hee, sesekali ia memegangi tangan Yoon Hee. Yoon Hee sedikit kesusahan.
Siwon maju dan berjongkok di depan Yoon Hee. Ia menoleh pada Yoon Hee yang kebingungan.
“Aku akan membantumu” Siwon menatap Yoon Hee, ia menawarkan bantuannya untuk menggendong Yoon Hee dipunggungnya.
Kyuhyun mendesis kesal. Dengan terburu-buru Kyuhyun berjalan mendekati Yoon Hee, ia merampas kedua tongkat penopang Yoon Hee membuat gadis itu limbung. Kyuhyun segera mengangkat tubuh Yoon Hee.
“Kau terlalu lama” Kyuhyun memandangi Siwon yang langsung berdiri melihat aksinya. Kyuhyun justru menyodorkan tongkat Yoon Hee pada Siwon.
Pemuda itu segera berjalan sambil membopong tubuh Yoon Hee. Tak perduli dengan tatapan Siwon dan juga Hyukjae yang tertinggal di belakang mereka.
Hari demi hari, selama kaki Yoon Hee dalam tahap penyembuhan. Ketiga pemuda itu tak pernah jauh dari Yoon Hee, selalu membantu Yoon Hee. Mereka terlihat bersenang-senang bersama. Tentu saja dengan tatapan iri para gadis yang begitu mencemburui keakraban Yoon Hee dengan ketiga pemuda idola mereka.
~~~
“Yoonie, bagaimana keadaanmu? Bukankah sebaiknya kau pulang dulu—biar orang lain menggantikanmu sementara untuk mengawasi anak itu”
Suara pria itu terdengar sangat mencemaskan keadaan Yoon Hee.
“Ayah, aku tak apa-apa” Yoon Hee tersenyum “Aku harus tetap berada di dekat Kyuhyun. Entah terkait dengan komplotan itu atau bukan, tapi seseorang sedang berusaha untuk mencelakai Cho Kyuhyun” ujar Yoon Hee.
“Baiklah—kau juga harus berhati-hati, jangan sampai melukai dirimu. Aku tak mengatakan kecelakaan itu pada Ibumu”
“Sebaiknya tidak. Aku tak ingin Ibu menyusuliku ke sekolah”
Pria itu tertawa begitu pula dengan Yoon Hee.
“Yoonie, kau beristirahatlah”
“Iya” jawab Yoon Hee mengakhiri pembicaraan itu.
Yoon Hee baru meletakkan handphonenya ketika handphone itu kembali berbunyi. Ia mendesah melihat nama si pemanggil.
“Ada apa?” tanya Yoon Hee
“Kau kemarilah!” suara Cho Kyuhyun. Memaksa dan juga penuh kesan menyebalkan.
“Bukankah sebaiknya kau tidur saja” Yoon Hee memandangi jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
“Sekarang juga, ke kamarku!!”
Tanpa mendengarkan perkataan Yoon Hee, Kyuhyun langsung memutuskan sambungan telepon membuat Yoon Hee menarik nafas panjang.
Yoon Hee berjalan sedikit tertatih. Ia sudah tak lagi memerlukan bantuan tongkat penyanggahnya. Ia menutup pintu kamar dan bergerak menuju kamar sebelah, kamar Cho Kyuhyun.
Gadis itu membuka pintu dan raut wajahnya berubah melihat keadaan di dalam kamar Kyuhyun. Tak terlihat seperti biasanya. Kamar dengan nyala lampu yang sedikit redup. Yoon Hee memasuki kamar itu, memandangi puluhan lilin kecil yang teratur rapi di lantai. Sebuah meja di tengah dengan dua buah kursi yang saling berhadapan. Lilin besar di meja, juga sebuah nampan berisi kotak-kotak kecil es batu juga botol anggur di tengahnya. Makananmewah.
“Candle light dinner”
Yoon Hee memandangi Kyuhyun yang telah berdiri di sampingnya.
“Bagaimana menurutmu?” tanya Kyuhyun.
“Kau—menyiapkan semua ini?” Yoon Hee kembali mengedarkan pandangannya pada seisi kamar Kyuhyun yang disulap sedemikian rupa, suasana romantis yang sangat kental.
“Kau meremehkanku?” Kyuhyun mendesis.
Yoon Hee hanya tersenyum.
“Jangan besar kepala, aku melakukan ini karena merasa bersalah padamu”
Kyuhyun memegang lengan Yoon Hee, menuntun gadis itu untuk duduk di kursi—menghadapi makan malam bermandikan cahaya lilin.
“Kau benar-benar masih memiliki belas kasihan?” Yoon Hee tertawa pelan membuat Kyuhyun kesal.
“Siapa yang menyuruhmu menerjang pot bunga itu?” desah Kyuhyun.
“Jika aku tak melakukannya—saat ini, kami pasti sedang menyalakan lilin pada makammu”
Kyuhyun terdiam.
“Terima kasih” Yoon Hee tertegun saat Kyuhyun mengucapkan itu.
Tak kasar, tak angkuh—bebas dari kesan sombong. Ucapan yang sangat tulus.
“Tak perlu—aku pelayanmu”
Kyuhyun seketika mengangkat kepalanya, memandang kasar pada Yoon Hee.
“Enaugh!” geram Kyuhyun. “Setidaknya, untuk malam ini—aku tidak memposisikan dirimu seperti itu” wajah Kyuhyun sedikit memerah.
“Ok” Yoon Hee menyetujui perkataan Kyuhyun.
Kyuhyun menuangkan anggur di gelas Yoon Hee dan gelasnya. Mereka bersulang sebelum meneguk anggur itu. Keduanya menikmati candle light dinner mereka.
Kyuhyun beranjak dan beberapa saat kemudian sebuah lagu lembut terdengar mengalun memenuhi ruangan itu. Yoon Hee menatap Kyuhyun berjalan menghampirinya. Kyuhyun mengulurkan tangannya pada Yoon Hee.
“Will you dance with me?”
Yoon Hee sedikit terkejut. Ia menatap Kyuhyun mencoba mencari keseriusan di wajah Kyuhyun.
“Menurut buku, mereka akan berdansa setelah makan malam”
Ucapan Kyuhyun membuat senyum Yoon Hee mengembang. Lucu. Pernyataan polos pemuda kasar dan kejam seperti Kyuhyun. Yoon Hee menyambut uluran tangan Kyuhyun.
Kyuhyun membimbing Yoon Hee untuk berdansa. Mulai kacau, selain kaki Yoon Hee yang belum pulih, juga karena Yoon Hee tak tahu cara berdansa.
“Mengapa ada gadis yang tak bisa berdansa?” kesal Kyuhyun “Kau tak pernah melakukannya?”
“Ini sangat sulit!” kesal Yoon Hee “Lebih mudah menembaki seseorang dalam jarak jauh dibandingkan melakukan hal bodoh ini”
“Kau bicara apa?” Kyuhyun menyelidiki wajah Yoon Hee.
“Nothing” Yoon Hee menjawab dengan singkat, padat dan jelas.
Setelah itu mereka lebih memilih untuk tidak berdansa atau membicarakan hal itu. Hampir dua jam dihabiskan Yoon Hee di kamar Kyuhyun dan gadis itu harus kembali ke kamarnya.
“Terima kasih untuk makan malamnya” ucap Yoon Hee
“Ya, dan besok—kau harus bersiap untuk kembali ke posisimu sebagai pelayanku” Kyuhyun menyeringai.
Kyuhyun membantu membuka pintu kamarnya. Yoon Hee berbalik memandangi Kyuhyun yang berdiri di depan pintu.
“Kau masih ingat apa yang kau lakukan saat kita pertama kali bertemu?”
“Saat…”
Kyuhyun masih berusaha mengingat kejadian itu ketika Yoon Hee mendaratkan kecupan singkat di pipi Kyuhyun membuat tubuh pemuda itu menegang.
“Sekarang, kita impas” Yoon Hee tersenyum dan berlalu. Menghilang di balik pintu kamarnya.
Sementara Kyuhyun masih mematung. Perlahan, tangannya menyentuh pipinya. Ia menoleh pada pintu kamar Yoon Hee. Senyuman di wajah Kyuhyun mulai mengembang.
~.oOo.~
Tirai hujan membentang di langit Seoul. Kyuhyun melangkah santai menyusuri selasar yang menghubungkan ruang santai di tengah taman dengan gedung asrama putra. Mata Kyuhyun menangkap Yoon Hee yang duduk menadah hujan di sebuah kursi taman.
Tak berapa lama, orang lain terlihat menghampiri Yoon Hee. Choi Siwon. Pemuda itu duduk di sisi Yoon Hee.Keduanya memandangi rinai air hujan yang jatuh. Tak perduli dengan volume air hujan yang bertambah banyak—perlahan tapi pasti membasahi tubuh mereka.
“Aku sangat penasaran, setiap kali melihatmu menghadang hujan” ujar Siwon.
“Apakah terlihat aneh?” tanya Yoon Hee
“Menarik” jawab Siwon singkat. “Cukup menyenangkan” Siwon memejamkan matanya.
“Kau bisa menghitung titik hujan?” Yoon Hee kembali bertanya
Siwon menoleh, dahinya berkerut memandangi Yoon Hee.
“Tik..tik..tik..” Gadis itu bergumam pelan “Verysimple”
Siwon tertawa mendengar perkataan Yoon Hee. Gadis itu ikut tertawa pelan. Yoon Hee memejamkan matanya. Mendongakkan kepala menghadap langit. Kebiasaan yang entah sejak kapan digelutinya. Siwon melakukan hal yang sama dan untuk beberapa saat kemudian, ia menoleh.
Fokusnya tak lagi menatap tirai hujan di langit tapi wajah Yoon Hee. Mengawasi Yoon Hee yang masih memejamkan matanya, terlihat tenang dan sangat menikmati suasana yang sedang berlangsung.
Perlahan, wajah Siwon mendekati Yoon Hee. Gadis itu membuka matanya pelan ketika merasakan sesuatu menyentuh pipi kirinya, seketika ia menoleh—terkejut menyadari Siwon mendaratkan ciuman di pipinya.
Mata kedua orang itu saling bertemu.Cukup lama. Siwon kembali memajukan wajahnya. Ia menyentuh bibir Yoon Hee. Mengecupnya sekali. Yoon Hee tak berkutik, hanya raut wajahnya yang berubah.
“Jangan terlalu lama menghadang hujan, kau akan sakit” ujar Siwon. Ia beranjak dan meninggalkan Yoon Hee yang masih bungkam.
Sementara di sudut lain. Kyuhyun lebih mirip batu. Bola matanya yang memandang nanar dan perih. Ia mengepal tangannya sangat kuat.
~~~
Kyuhyun menyerebak masuk ke dalam kamar Siwon dan Hyukjae. Seperti biasanya, ia mendapati Siwon yang terlena dengan buku bacaan di tangannya, lalu Hyukjae yang begitu serius memetik gitar di pangkuannya.
Kedatangan Kyuhyun menghentikan aktivitas Siwon dan Hyukjae. Mereka menatap Kyuhyun yang masih berdiri dengan pintu kamar yang menganga lebar.
“Kyu, ada apa? Kau ingin bergabung?” sapa Hyukjae ramah “Masuklah”
Kyuhyun tak bergeming. Matanya justru menatap tajam pada Siwon. Siwon melepas buku di tangannya—dan memandangi Kyuhyun.
“Katakan” ujar Siwon.
Pemuda itu sepertinya tahu alasan kedatangan Kyuhyun. Mereka membiarkan Hyukjae berada dalam situasi aneh—kebingungan.
Tak ada suara. Dengan kasar, Kyuhyun menghampiri Siwon. Menarik kasar kaos Siwon dan mendorong tubuh Siwon hingga bersandar ke dinding.
Hening. Hanya saling pandang dengan durasi cukup lama. Tentu saja pandangan itu mengandung satu arti—arti yang sama.
Hyukjae hampir serangan jantung, bahkan Siwon merasakan tubuhnya membatu ketika Kyuhyun menempelkan bibirnya di bibir Siwon.
Satu menit..dua menit..tiga menit..
Semua seperti patung—tak bergerak, masih dengan posisi yang sama. Kyuhyun mengakhiri aksi gila yang sangat tak terduga itu. Hyukjae bahkan telah memiliki fantasi yang terlalu jauh.
“Aku menghapus ciumanmu pada Yoon Hee” ujar Kyuhyun “Setelah ini—aku menganggap kau tak pernah mencium gadis itu. Ciuman diantara kalian, tidak pernah ada”
Kyuhyun pergi meninggalkan kebisuan di kamar Siwon.
Siwon terhenyak. Syok.
“Kau dan Yoon Hee—berciuman?” pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Hyukjae setelah berhasil mengatasi dirinya akibat kejadian barusan “Lalu, Kyuhyun…”
Hyukjae kembali terdiam. Ia memikirkan banyak hal di kepalanya dan sejurus kemudian raut wajahnya kembali berubah.
“Benarkah itu? Sekarang, bahkan Kyuhyun…” Hyukjae memelototi Siwon “Mengapa kalian berdua harus menyukai gadis yang sama? Gosh, all looks complicated” Ia mendesah kasar.
Frustasi mendapati bahwa dua sahabat baiknya kini menyukai gadis yang sama. Im Yoon Hee.
~.oOo.~
Sixth month, Yoon Hee mission.
Semua murid kembali ke rumah masing-masing. Yeah,weekend time. Yoon Hee membuang langkah santai, ia memilih tak mengindahkan tawaran tumpangan dari Siwon.
Gadis itu masuk ke sebuah toko buku, menyempatkan diri untuk mencari beberapa buku yang diperlukan. Lalu, memutar arahnya menuju sebuah café. Menikmati chocolate cream sambil membaca bukunya.
Yoon Hee keluar dari café ketika hari telah gelap. Sekian lama duduk di halte bus, ia lalu naik ke sebuah bus yang akan membawanya pulang. Gadis itu terlihat turun dari bus. Ia berjalan lagi—beberapa blok, ia akan sampai di kompleks perumahan tempatnya tinggal.
Gadis itu melangkah gontai, melamunkan banyak hal sehingga ia tak menyadari ketika seseorang sedang mengawasinya. Seorang pria dengan wajah yang ditutupi dan menyamarkan diri dengan sebuah topi.
BUGH!!
Pria itu melayangkan pukulan keras pada punggung Yoon Hee. Gadis itu tak sempat berteriak. Tubuhnya limbung dan jatuh di aspal.
“Hei!!!”
Pria misterius itu baru hendak mengayunkan pukulan lainnya ke kepala Yoon Hee dengan balok di tangannya ketika seseorang meneriakinya. Ia langsung meninggalkan Yoon Hee.
“Yoon Hee..”
Hyukjae berusaha mengejar tapi orang itu terlanjur kabur dengan motor bersama seorang kawannya lagi. Pemuda itu secara tak sengaja melewati daerah tersebut ketika melihat Yoon Hee dan lebih terkejut lagi ketika Yoon Hee diserang.
“Im Yoon Hee..”
Hyukjae memeriksa keadaan Yoon Hee, gadis sudah tak sadarkan diri. Secepatnya, Hyukjae mengangkat tubuh Yoon Hee, membawa gadis itu ke rumah sakit terdekat.
Pemuda itu membopong tubuh Yoon Hee, meletakkannya di tempat tidur dorong. Beberapa perawat mengambil alih Yoon Hee dan langsung mendorong tempat tidur memasuki sebuah ruangan.
Hyukjae meramas kasar rambutnya, ia terlihat ketakutan. Lalu matanya tertuju pada sesuatu yang tergeletak di lantai, hampir mencium sepatunya. Hyukjae memungut benda itu, sebuah dompet berkulit hitam.
Ia mengamati dompet tersebut, tak bermaksud lancang—Hyukjae membuka dompet itu. Ia tersenyum melihat foto Yoon Hee yang tak memperlihatkan senyum. Hyukjae kembali membuka lipatan dompet dan detik kemudian matanya menangkap sesuatu.
Ekspresi Hyukjae mulai berubah, matanya kian melebar dengan detak jantung yang ekstrim. Dengan tangan yang gemetar ia mengeluarkan sesuatu dari balik lipatan dompet Yoon Hee. Sebuah kertas persegi dengan ukuran yang cukup untuk disimpan di dalam dompet. Kertas itu dilaminating—sebuah kartu.
Hyukjae terkejut mengamati kartu yang dipegangnya itu.Ada foto ukuran 3 x 4 cm milik Yoon Hee di kartu itu. Foto Yoon Hee dengan seragam lengkap militer Angkatan Darat Korea Selatan. Hyukjae terduduk lemas di kursi tunggu, tangannya kian gemetar menyadari kartu tanda pengenal anggota militer di tangannya adalah milik teman sekelasnya, Im Yoon Hee.
~to be continue~
No comments :
Post a Comment