The Heaven’s Angel
Author :syipoh and elftodie21
Cast :Cho Kyuhyun, Lee Hyora, Lee Donghae, Eunhyuk, Cho Ahra, Park Boram, Kim Soohyun, Choi Hyunri, Choi Siwon, Cho Hyunjin
Rate :PG13
Genre :comedy, romance, family, friendship.
*****
“Ya! Cho Kyuhyun! Palli! Kita bisa terlambat ke upacara pernikahan Eonnie.”
“Aku datang!”
Hyora dengan perutnya yang besar itu melambaikan tangannya dengan tidak sabar saat Kyuhyun selesai mengancingkan kancing terakhir jasnya.
Ya, hari ini Ahra dan Siwon akhirnya menikah.
“Sabar, Myeonjjang sayang~ Kau tenang saja. Upacara tak akan dimulai tanpa kita. Kau cantik sekali hari ini.” Kyuhyun mencubit pipinya yang semakin berisi.
“Sudah jangan merayu. Kita hampir terlambat.” gerutunya.
Kyuhyun terkekeh mendengar omelan Hyora. Padahal, yang dia katakan sebenarnya adalah benar. Hyora sangat cantik dalam balutan hanboknya yang berwarna pink dan ungu lembut itu. Walaupun sedang hamil, Kyuhyun merasa Hyora semakin cantik dan terlihat bersinar.
Kata orang, jika ibu hamil terlihat bersinar, biasanya anak yang dikandungnya pasti laki-laki. Tapi, entahlah. Mereka berdua malah tidak ingin tahu jenis kelamin anak mereka nantinya. Apalagi, setelah kejadian dua kali anak mereka tak mau memperlihatkan jenis kelaminnya dulu.
“Hey! Jangan terburu-buru. Ingat, kau itu sedang hamil.” Kyuhyun sedikit panik saat melihat Hyora yang berjalan sedikit cepat. Wanita itu sepertinya sering sekali tidak sadar bahwa dia sedang hamil.
“Arasseo…” Kyuhyun menggandeng tangan Hyora dan menyuruhnya berjalan lebih pelan ke dalam mobil. Hyora berjalan lebih hati-hati mengingat keselamatan bayi yang ada di kandungannya. Selain itu, Hyora juga sudah terlihat sangat lelah bila melakukan hal-hal yang sedikit berat.
Kasihan Hyora. Setiap malam, menjelang hari perkiraan lahir, dia sering merasa kesakitan di daerah pinggang. Maka dari itu, Kyuhyun sering memijatnya. Menjadi calon ibu itu tidak mudah tentunya. Untungnya, Ahra sering memaksa Kyuhyun untuk membaca buku tentang persalinan. Jadi, dia sedikit mengerti tentang keadaan Hyora.
“Apa pinggangmu masih sakit?” tanya Kyuhyun setelah mereka berangkat menuju tempat upacara pernikahan.
“Eung. Sedikit. Tapi, karena ini pernikahan Eonnie entah mengapa itu hilang.”
“Kau terlalu bahagia.” ujar Kyuhyun sambil tersenyum. Dan Hyora pun membalas senyuman Kyuhyun.
“Eo! Akhirnya Eonnie dan Oppa menikah juga.”
“Donghae dan Eunhyuk Hyung pasti kepanasan. Hahaha.” Kyuhyun tertawa jika mengingat kedua Hyung-nya yang masih belum menikah itu.
“Aku akan segera menyuruh Oppa untuk melamar Hyunri.” ucap Hyora dengan menggebu-gebu. Sudah saatnya Oppa-nya itu mendapatkan seorang pendamping.
“Ide bagus. Bukankah mereka sudah lama berhubungan?”
“Eo!”
Tak lama kemudian, Kyuhyun membelokkan mobilnya ke gedung tempat pernikahan kakaknya itu. Dari jauh, Kyuhyun bisa melihat sudah banyak tamu yang hadir. Mereka kemudian masuk ke dalam gedung dan melihat kedua orang tua serta Siwon yang sedang menyambut tamu.
“Hyora~ya. Pelan-pelan saja jalannya.” Kyuhyun Eomma memperingatkannya saat melihat Kyuhyun dan Hyora masuk.
“Ne, Eommunim.” Mereka menemui Siwon setelah menemui kedua orang tua mereka dan orang tua Siwon.
“Hyung~ Chukhahae!” Kyuhyun memeluk Siwon.
“Eo, wasseo? Gomawo.”
“Chukhahamnida, Oppa. Welcome to Cho family.” kata Hyora.
“Welcome to the hell. Hahahaha.”
“Mworago? Aniyo, Oppa. Tak usah memikirkan kata-katanya.” kata Hyora sambil memandang tajam kepada Kyuhyun.
“Wae? Aku benar, kan? Kkkk.”
“Kau belum lihat semuanya kan, Hyung?”
“Arasseo. Setelah ini, aku akan melihat semuanya. Sudah, kalian masuk saja. Donghae dan Eunhyuk juga sudah datang. Kasihan Hyora jika berdiri lama-lama.”
“Oppa Fighting!” Siwon tersenyum sambil melambaikan tangan kepada Kyuhyun dan Hyora.
“Aku mau menemui Ahra Eonnie dulu.” kata Hyora.
“Kaja!” Hyora dan Kyuhyun pun menemui Ahra yang sudah siap dengan gaun pengantinnya.
“Annyeong haseyo.”
“Ne~ Annyeong haseyo…” jawab temen-teman Ahra yang ternyata sedang ada disitu juga.
“Hyora~ya, Kyuhyun~ah!” pekik Ahra senang saat mendapati adik dan adik iparnya yang ternyata datang.
“Eonnie.” Ahra langsung menghampiri Hyora dan memeluk Hyora.
“Kalau begitu kami akan keluar dulu, Ahra~ya.”
“Eung, gomawo. Annyeong.” Teman-teman Ahra keluar dari ruangan untuk mempersilakan Kyuhyun dan Hyora mengobrol dengan Ahra.
“Ya! Cheoncheonhi.” kata Ahra yg kemudian bangkit dari kursinya membantu Hyora. Dia terlihat sangat cantik dengan gaun pengantinnya.
“Gwaenchanhayo, Eonnie.”
“Duduklah.”
“Ne.” Hyora menurut saja saat Ahra menyuruhnya untuk segera duduk.
“Chukhahae, Nuna. Hari ini kau lumayan cantik.”
“Ya! Apa maksudnya dengan lumayan cantik?” gerutu Ahra.
“Sebenarnya, Kyuhyun tidak mau mengakui kalau Nunanya cantik, Eonnie.” Ucap Hyora sambil tersenyum. Dia tahu kalau sebenarnya Kyuhyun mau memuji Nunanya satu-satunya itu.
“Ahohohoho. Kau benar, Hyora~ya.” Ahra memukul lengan Kyuhyun.
“Nuna! Appeo.”
“Hahaha.” Ahra dan Hyora tertawa melihat Kyuhyun yang kesakitan karena pukulan Ahra.
“Baik-baiklah pada Hyung nanti. Jangan perlakukan dia sepertiku. Arasseo?” Kyuhyun memberikan nasehat kepada Ahra.
“Aigoo. Uri dongsaeng mengkhawatirkan Nuna, ya? Kau baik sekali. Tenang saja. Aku akan jadi anak manis di depannya.”
“Ckck. Uri Siwonie Hyung kasihan sekali.”
“Aish! Neo jinjja.” Sebelum Ahra memukul Kyuhyun lagi, pintu ruangan terbuka dan terlihatlah wajah Yoonji.
“Annyeong!” Wajah Yoonji menjadi semakin senang karena Kyuhyun dan Hyora ada disitu juga. Yoonji melirik ke arah bawah sesaat, lalu membujuk putra satu-satunya untuk masuk.
“Kyumin~ah… Annyeong!” Ketiganya menyapa Kyumin yang terlihat sangat lucu dengan setelan jas, membuatnya semakin mirip dengan Kangin.
“Annyeong Kyumin. Woah, kau sudah besar sekali.” sapa Kyuhyun yang kemudian mencoba menggendong Kyumin yang sudah lebih besar. Terlihat sekali Kyumin yang sedikit malu saat menatap wajah Kyuhyun.
“Kyuhyun samchoon gieokanha?” tanya ibunya. Kyumin malah bersembunyi dibelakang Yoonji.
“Waegeure?”
“Dia sedih karena Appanya pergi dari dia. Tadi…”
“Jinjja? Kyumin~ah. Ayo kita cari Appa bersama Samchoon.” rayu Kyuhyun. Sejenak, Kyumin ragu. Tapi, akhirnya dia mau digendong Kyuhyun.
“Aigoo. Anak pintar. Kau ingat Samchoon pernah menyanyikan lagu Puff the Magic Dragon? Kau mau samchoon menyanyi lagi?” tanya Kyuhyun.
“Woaaa. Kau benar-benar sudah pantas jadi ayah.” puji Yoonji.
“Geuromyo.” jawab Kyuhyun sambil terkekeh. Dia pun berjalan menjauh agar bisa bermain bersama Kyumin dengan leluasa.
“Ahra Eonnie kau sungguh sangat cantik.” kata Hyora.
“Geurae?” Ahra tersipu malu dibalik buket bunga mawarnya yang berwarna peach itu.
“Bagaimana kabarmu, Hyo? Kau sehat, kan?” tanya Yoonji sambil menyentuh perut Hyora yang tertutup hanbok.
“Gwaenchanhayo, Eonnie.”
“Wuah. Perutmu sudah sangat kencang. Sepertinya dia sudah tidak sabar keluar.” komentar Yoonji.
“Kalau dia keluar dari perut Hyora hari ini juga, itu akan bagus sekali.” Ahra menerawang.
“Pesta Eonnie akan sangat heboh. Hahaha.” Mereka bertiga tertawa saat mendengar ucapan Hyora.
Lalu, tiba-tiba ponsel Hyora berbunyi.
“Eo, Oppa. Aku bersama Ahra Eonnie dan Yoonji Eonnie. Iya aku akan kesana.”
“Lee Donghae, ya?” tanya Ahra.
“Ne. Katanya acara akan segera dimulai.”
“Kalau begitu, ayo kita keluar. Biarkan Ahra menikmati detik-detik terakhir masa lajangnya.” ajak Yoonji.
“Ne.” Mereka berduapun mengucapkan selamat pada Ahra lalu keluar ruangan.
“Kyumin~ah. Sebentar lagi kau akan punya dongsaeng. Tapi samchoon belum tahu apakah kau akan jadi Hyung atau Oppa. Hmm… Kau ingin jadi Hyung atau Oppa?”
“Hyung.” jawab Kyumin singkat.
“Hyung? Jinjja?” Kyuhyun mencubit gemas Kyumin lalu menerbangkannya seolah-olah dia pesawat yang membuat Kyumin sangat senang.
“Kyumin. Kyuhyun. Ayo kita ke dalam.” kata Yoonji.
“Mma~ Eomma.” Kyumin menggapai ke arah ibunya. Kyuhyun pun mengembalikan Kyumin ke pelukan Yoonji.
“Wa~ Dia sudah bisa bicara, Eonnie?” tanya Hyora, memainkan tangan Kyumin dan mencubit pipinya.
“Lumayan. Maka dari itu, kalian harus hati-hati jika mengajarkan dia bicara. Dia selalu menirunya…”
“Menlu.” Kyumin menirukan ibunya.
“Lihat, kan? Kaja!”
“Jarhae, Kyumin~ah.” Mereka pun berjalan ke arah ruang resepsi. Namun, beberapa saat kemudian Hyora mendadak menahan tangan Kyuhyun.
“Wae?”
“Aku perlu ke toilet.”
“Nuna, ke dalam saja dulu. Aku akan mengantar Hyora ke toilet. Dia sering sekali buang air kecil.”
“Wah bagus sekali. Itu tandanya, kepala banyinya sudah mulai menyentuh kandung kemih dan mendekati mulut rahim. Itulah yang menyebabkan dia sering buang air kecil. Ya sudah. Kalian ke toilet saja.”
“Itabwa, Eonnie.” Kyuhyun membantu Hyora berjalan dan mengantarnya ke toilet terdekat.
“Masuklah, aku akan menunggu di luar.” kata Kyuhyun.
“Arasseo.”
Hyora pun masuk ke dalam toilet dan melakukan tugasnya. Setelah itu, dia berhenti sejenak di depan cermin toilet yang kebetulan sedang sepi. Dia tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa di daerah pinggang sekaligus panggulnya. Ditutup rapat-rapat matanya menahan sakit itu.
“Ah~ Kontraksi pertamaku.”
Setelah beberapa waktu mengobrol dengan Yoonji, Hyora jadi tahu jika akan bersalin memerlukan waktu yang lama. Maka dari itu, dia tidak merasa cemas selagi air ketubannya belum pecah.
Setelah sakitnya sedikit mereda, dia segera keluar dari toilet dan mendapati suaminya tengah bersandar di dinding menunggunya. Hyora tersenyum melihat Kyuhyun. Suaminya tampak sangat tampan dengan setelan jas yang dipakainya hari ini.
‘Sejak kapan Kyuhyun tidak tampan?’ pikir Hyora yang membuat pipinya bersemu.
“Ah~ Kau sudah selesai?” Kyuhyun tersadar dari lamunannya ketika menunggu Hyora.
“Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau lama sekali?” tanya Kyuhyun sedikit cemas.
Hyora menggeleng. Dia merapikan bunga yang ada di dada kiri Kyuhyun dan merapikan dasinya.
“Wae?”
“Aniya~”
“Gwaenchanha?” Kyuhyun menyentuh pipi Hyora.
“Lebih baik dari baik-baik saja.”
Kyuhyun tersenyum mendengar perkataan Hyora. Dia juga membalas Hyora dengan merapikan jepit rambut Hyora dan rambutnya yang dikepang dengan cantik.
“Kau cantik sekali hari ini.” pujinya.
“Mwo? Hanya hari ini?” Hyora pura-pura marah.
“A…aniya… Kau semakin cantik setiap hari.” Pipi Kyuhyun sedikit memerah saat menyadari ucapannya.
“Tak usah menghiburku.” Hyora melangkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun.
“Ya~ Ini kenyataan. Yeobo. Jangan marah.”
“Kau tak tahu kalau emosi ibu hamil itu labil?”
“Ara… Tapi…”
“Kyuhyun Appa kau benar-benar tidak memahamiku. Ckck.” Hyora menggelengkan kepalanya.
“Neon jeil yeppeo. Jinjja ya, Hyo. Hyo, hati-hati!”
Suara keduanya semakin mengecil ketika menjauh dari lorong menuju acara pernikahan Ahra dan Siwon.
—–
“Appa!” Hyora memeluk Appanya dari belakang.
“Eo, wasseo?” Hyora Appa tersenyum saat mendengar suara anaknya itu.
“Ne.”
“Annyeonghaseyo, Abeonim.” sapa Kyuhyun.
“Eo, Kyuhyun~ah. Jaljinaesseo?”
“Ne, Abeonim.”
“Donghae Oppaneun?”
“Donghae ada di sana.” tunjuk Hyora Appa.
“Appa, aku kesana dulu.”
“Eo, josimhae.”
“Ne, abeonim.” Hyora dan Kyuhyun kemudian berjalan untuk menemui geng cecunguk yang sudah lama tidak mereka temui.
“Annyeong!” Eunhyuk, Jiyeon, dan Hyunri menyapa Hyora juga. Mereka duduk di meja yang sama.
“Boram belum datang?”
“Dia masih sibuk membantu Soohyun sepertinya.” jawab Eunhyuk.
Rupanya, Ahra memesan kue pengantin dari Soohyun. Jadi, Boram sibuk membantu Soohyun untuk membuat kue pengantin Ahra.
“Ah, begitu. Eonnie gwa, Hyungsunim jinjja yeppeoyo.” Eunhyuk, Donghae, Haeri, dan Jiyeon juga terlibat dalam pernikahan Ahra. Mereka ditunjuk sebagai pendamping mempelai pria dan wanita.
“Ah! Itu Boram.” kaya Hyunri tiba-tiba dan membuat perhatian mereka teralih ke arah yang ditunjuk Hyunri.
“Ya~ Kenapa kau memakai pakaian itu?” tanya Hyora ketika melihat Boram memakai pakaian ala chef.
“Aku akan segera berganti pakaian. Tapi, aku ingin menemui kalian dulu.”
“Mana Soohyun?”
“Itu dia.” Soohyun melambai lalu membungkuk sedikit saat melihat geng cecunguk di meja mereka. Dia berjalan sambil mendorong kereta berisi kue pengantin Ahra yang sangat cantik, terkesan sederhana namun masih terlihat mewah.
“Kalau begitu, aku akan segera bergabung dengan kalian.”
“Eo. Annyeong!”
Boram segera berlari kembali meninggalkan mereka untuk berganti pakaian. Sebentar lagi, acara pernikahan Ahra dan Siwon akan dimulai.
—–
“Soohyun~ah. Kue yang kau buat benar-benar daebak!” puji Hyora.
“Gomabta. Itu debut pertama kue pengantin yang kubuat. Dulu aku hanya membuatnya ketika ujian di culinary institute.”
“Jinjja? Untuk ukuran debut, kau cukup hebat.” tambah Kyuhyun.
“Kami berencana untuk membuat toko kue sendiri setelah menikah.” kata Boram.
“Menikah? Kapan?” seru Hyora senang.
“Kita lihat saja nanti.” jawab Boram, membuat Hyora semakin penasaran.
“Hati-hati Soohyun~ah. Dia berbahaya. Kkk.” bisik Kyuhyun
“Aku sudah tahu Kyuhyun~ah. Aku sudah bisa mengendalikannya. Hahaha.” jawab Soohyun.
“YA! Kalian ini bicara apa?” sahut Boram kesal.
Sebelum memukul keduanya, MC yang tak lain adalah Kangin tiba-tiba memulai acaranya.
“Awas saja kalian.” gerutu Boram.
“Kkk.” Soohyun dan Kyuhyun terkekeh lagi.
—–
“Junbiya?” Ahra menghembuskan nafasnya untuk kesekian kalinya lalu meraih lengan Appanya.
“Ne, Appa.”
“Neo jinjja areumdapta~” Ahra tersenyum mendengar pujian Appanya. Setidaknya, itu membuatnya sedikit lebih tenang.
“Gomawoyo, Appa.”
“Shinbu ipjang~” seru MC Kangin.
“Kaja.”
Mereka berdua pun melangkah dengan yakin menuju Siwon yang telah menunggu Ahra di depan altar pernikahan untuk mengucap janji setia mereka. Semua orang yang Ahra lihat tersenyum padanya, seakan memberikan kekuatan agar lebih yakin. Kyuhyun pun memandang Nunanya bangga.
“Eonnie begitu cantik.” komentar Hyora.
“Eung~” jawab Kyuhyun sambil tersenyum juga. “Tapi dulu kau lebih cantik.” bisik Kyuhyun menggoda.
“Neo~ Kenapa hari ini suka sekali merayuku?” Mata Hyora menyipit ke arah Kyuhyun. Di matanya, suaminya terlihat aneh sekali hari ini.
“Aniya~ Jinshimiya.” Kyuhyun kemudian mengaitkan jari-jarinya ke jari-jari milik Hyora.
Hyora merona senang akan pujian Kyuhyun kali ini. Mereka mempererat kaitan jari mereka dan Hyora meletakkannya di perutnya.
“Kau boleh mencium mempelai wanitamu.” kata sang pendeta yang tak lain adalah ayah Siwon sendiri.
Siwon mendekatkan dirinya dan menyentuhkan tangan kanannya di pipi Ahra. Bibir mereka bersentuhan dan para tamu undangan pun bertepuk tangan. Tak terkecuali di meja tempat geng cecunguk berada. Mereka semua bersorak paling keras diantara yang lain.
Namun, di sela-sela kebahagiaan mereka, tiba-tiba mata Hyora melebar. Dia segera mencengkram tangan Kyuhyun sambil menahan sakit di pinggangnya. Kyuhyun yang tiba-tiba merasakan cengkraman itu buru-buru membantu Hyora.
“Gwaenchanha?” tanya Kyuhyun sedikit panik.
“Aaaaarrghh!” Dia tak kuasa berdiri lagi. Semua orang melihat ke arah teriakan tadi ke arah meja Hyora.
“Hyo!” Donghae segera berlari menghampiri adiknya. Begitu juga yang lain.
“Hyora~ya!” Ahra juga berteriak dan hampir berlari ketika melihat ke arah Hyora yang tengah menahan sakit. Bahkan, semua tamu undangan pun melihat ke arah Hyora. .
“Kau sudah ingin melahirkan, Hyo?” Boram yang tak kalah paniknya mendekati Hyora.
“Sepertinya iya. Tapi, sudah tak sakit lagi sekarang.”
“HYO! Kau baik-baik saja?” Suara Ahra terdengar panic.
“Mianhamnida. Aku membuat kalian panik. Aku hanya sedikit kaget. Eonnie kembalilah ke depan. Aku tak apa.” kata Hyora ketika melihat Ahra.
“Ani. Toh kami sudah sah menjadi suami istri.”
“Apa kalian harus segera ke rumah sakit?” kata Hyora Appa.
“Gwaenchahayo, Hyora abeonim. Ini baru sekali kontraksi. Kontraksi akan berlanjut . Tapi, sebelum melahirkan, kontraksinya hanya akan berlangsung setiap jam saja. Kalian tidak harus ke rumah sakit dulu sebenarnya.” jawab Kyuhyun Eomma.
“Tapi Eomma, bagaimana kalau Hyora melahirkan disini?” tanya Kyuhyun.
“Tidak akan. Ini baru kontraksi. Kau tidak merasakan basah, kan?”
“Basah?” tanya Eunhyuk pelan.
“Ya! Jangan berpikiran yang tidak-tidak kau, Lee Hyukjae!” Jiyeon memukul lengan Eunhyuk.
“Belum, Eomma. Aku juga merencanakan tetap tinggal sampai kontraksinya sudah mulai dekat waktunya.”
“Aniyo, Eomma. Aku akan segera membawanya ke rumah sakit.” jawab Kyuhyun.
“Geurae, bawa dia sekarang.” kata Donghae sambil mengangguk, setuju dengan pendapat Kyuhyun.
“Kenapa kalian masih disini? Hyora bagaimana?” tanya Ahra
“Sepertinya keinginan Ahra Imo akan terwujud.” kata Yoonji sambil memainkan tangan Kyumin.
“Kalian tak usah khawatir. Dia belum mau melahirkan, kecuali air ketubannya sudah pecah.” sambung Yoonji lagi.
Akhirnya, semua yang ada disitu menyepakati untuk tidak pergi dahulu ke rumah sakit. Lucunya, Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk, dan Hyora Appa akan menanyakan setiap menit apakah air ketubannya sudah pecah.
—–
Kyuhyun berusaha menenangkan jantungnya yang sudah mulai berdetak tak karuan saat melihat Hyora berteriak kesakitan. Hyora akhirnya bersiap bersalin. Apalagi, dia menunggui Hyora melewati pembukaan pertama sampai pembukaan terakhir adalah masa yang sangat berat, terutama bagi istrinya itu.
Dan dia hanya bisa membantu menenangkan serta memijat bagian belakang tubuh Hyora yang kesakitan. Kyuhyun juga memaksa Hyora untuk makan seperti saran dokter karena dengan makan banyak dia akan mempunyai tenaga untuk melahirkan nanti.
“Lihat aku saja, Myeonjjang~ Kau bisa melakukan apa saja padaku jika kau merasa sakit, oke?” katanya sebelum Hyora mulai merasakan sakit.
“Jinjja?” Kyuhyun mengangguk yakin.
“Jangan menyesali janjimu padaku, ya?” ucap Hyora.
“Tentu saja. Yang penting, kau dan bayi kita selamat. Oke?” Kyuhyun mencium sekilas bibir Hyora dan menempelkan dahi mereka.
Keluarga mereka pun akhirnya berdatangan dan sudah menunggu di depan. Mulai dari Donghae, ayah Hyora, orang tua Kyuhyun, Eunhyuk, Jiyeon, dan Boram. Sedangkan Ahra dan Siwon akan menyusul setelah acara resepsi benar-benar selesai. Hyunri juga pergi untuk menyelesaikan masalah di kantornya. Soohyun juga masih belum bisa meninggalkan acara karena dia salah satu yang bertanggung jawab mengenai katering acara pernikahan Siwon Ahra.
Suara perawat dan dokter yang tengah memberikan instruksi pada Hyora pun terdengar bersahutan.
“Dorong sekarang, Hyora-ssi!”
“Kau pasti bisa, Myeonjjang! Ayooo dorong!” Kyuhyun ikut member semangat kepada Hyora.
“Aaaaaa!”
“AAAA!” Kyuhyun ikut berteriak juga. Bukan karena dia takut akan teriakan Hyora. Tapi, karena Hyora mencengkram dan mencakar tangannya.
“Ya! Cho Kyuhyun!” Belum habis rasa sakit di tangannya, kini tangan Hyora menarik rambut Kyuhyun. Hyora melepas tangan Kyuhyun yang dianggapnya sebagai penahan rasa sakitnya.
Kyuhyun pun berusaha menahan rasa perih karena luka-luka yang dialaminya. Dia tahu Hyora lebih sakit daripadanya.
“Tarik nafasmu pendek-pendek seperti sedang meniup lilin, Hyora-ssi. Sebentar lagi dia akan keluar.”
“Sebentar lagi! Berjuanglah, Myeonjjang~ Saranghanda~”
Hyora semakin terlihat kepayahan karena susah untuk mengatur nafas. Kyuhyun menyeka keringat yang mengucur deras di sekujur tubuhnya. Dia bahkan tak mampu lagi menceritakan rasa sakit saat melahirkan putra pertamanya ini. Karena ini adalah proses persalinan yang memakan waktu lama.
“YA!! Aaa!” Hyora menarik kepala Kyuhyun dengan semena-mena mengerahkan semua tenaganya agar bayinya cepat keluar.
“EUAA EUAA!!”
“Selamat! Kalian memiliki seorang putra.” kata dokter yang menangani persalinan.
Sejenak Kyuhyun terpana dengan pemandangan luar biasa yang ada di depannya. Bayi mereka menangis dengan keras dan sedang diangkat oleh sang dokter. Tak terasa, ada setitik air yang mengalir dari sudut matanya.
“Kyu~ hh.. hh…” Hyora memanggil namanya dengan lemah sambil tersenyum.
“Gomawo.” Kyuhyun mencium puncak kepala Hyora.
“Hyora-ssi~” Mata Hyora terbuka ketika seorang perawat memanggilnya dan meletakan selimut yang berisi bagian nyawa mereka yang baru dan menangis sekuat tenaga.
“Biarkan dia berada di dadamu dan mencari sendiri ASI-mu.” Perintah perawat yang dibalas dengan anggukan pelan dari Hyora.
“Adeul~ Akhirnya kita bertemu.” Kali ini, dikecupnya puncak kepala mungil itu. Hyora menangis terharu.
“Uri cheonsa.[1]” bisik Kyuhyun sambil memeluk keduanya. Dia bahkan tidak bisa berhenti tersenyum dan ikut meneteskan air matanya lagi.
—–
“Brak!”
Semua mata memandang ke arah pintu yang baru saja dibuka itu.
“Naneun APPADA!” teriak Kyuhyun yang lalu disambut pelukan dari saudara-saudaranya dan tak lupa orang tuanya memberi selamat.
“Chukhahanda, Cho Kyuhyun!” seru Donghae, Eunhyuk, Bora, dan Jiyeon bersamaan.
“Halmoni!” Kyuhyun langsung memeluk ibunya.
“Jarhaesseo, Kyuhyun~ah. Bagaimana Hyora?” tanya ibunya.
“Dia luar biasa.”
“Chukhahae~”
“Kamsahamnida, harabojideul!!” Kali ini dipeluknya kedua ayahnya.
“Neo gwaenchanha?” tanya Eunhyuk yang kali ini baru menyadari kalau penampilan Kyuhyun benar-benar kacau.
“Appeo~” Kyuhyun menunjukan luka cakaran Hyora yang membuat semuanya tertawa. Tawa bahagia.
“Hyora bagaimana?” tanya Boram cemas. “Keduanya selamat, kan?”
“Tenang saja Hyora benar-benar wanita yang kuat. Dia masih dalam perawatan. Sebentar lagi kita bisa melihatnya.”
Boram tiba-tiba menangis terharu dalam pelukan Jiyeon yang juga ikut menangis sambil menenangkannya. Ya, menangis bahagia.
—–
“Euuaaaaaaa euaaaaa!”
‘Aish~ Kenapa dia bangun di saat seperti ini. Aku harap ini hanya mimpi.’ Kyuhyun merapatkan bantal di telinganya, kembali ke alam mimpinya.
“Ya! Cho Kyuhyun! Ireona palli!” teriak Hyora yang sudah berdiri di sebelah Kyuhyun. Hyora menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya itu.
‘Ah jinjja. Ini bukan mimpi lagi.’
“Arasseo.” Dengan malas Kyuhyun bangun dan kemudian mengekor istrinya menuju box bayi yang ada tak jauh dari tempat tidur mereka.
“Hyunjin~ah. Wae geurae? Geuman ureo. Eomma appa yeogi isseo.” Hyora menggendong dan menenangkan malaikat kecil mereka.
Yah~ Beginilah awal kehidupan Kyuhyun dan Hyora yang terbaru. Mereka harus bangun ketika Cho Hyunjin, putra pertama mereka mulai menangis.
“Baegopa? Arasseo~ Eomma akan memberimu susu ya, sayang. Uljima~” Hyora pun segera memberikan Hyunjin ASI-nya.
Kyuhyun bisa mendengar Hyora mengajak Hyunjin bicara agar dia merasa tenang. Sayangnya, Kyuhyun tidak bisa banyak membantu karena dia masih belum berani menggendong Hyunjin. Jadi selagi Hyora menenangkan putra mereka, tugasnya adalah menemaninya menunggui Hyora menidurkan Hyunjin kembali.
“Yeobo~” panggil Hyora. Namun, Kyuhyun sudah kembali tertidur.
“Jinjja jeongmal. I saram… CHO KYUHYUN!” teriak Hyora.
“Ha? Wae wae wae?” Kyuhyun terkejut dan langsung terbangun dari tidurnya.
“Bantu aku.” Kyuhyun lalu segera beranjak dari sofa dan menghampiri Hyora.
“Wae?”
“Tolong gendong Hyunjin. Aku akan ke belakang sebentar. Bisa, kan?” Hyunjin sudah sedikit tenang. Rupanya, dia menangis karena lapar.
“Arasseo. Bagaimana cara menggendongnya?” Kyuhyun menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.
“Buka lenganmu lebar-lebar. Hyunjin sudah minum susu dan ini saatnya menepuk-nepuk punggungnya sampai dia bersendawa. Geurigo, Hyunjin sangat menyukai gendongan seperti ini. Mengerti?”
“Eo, Oke. Aku sudah memegangnya dengan kencang.”
“Jangan lupa buat dia bersendawa. Tepuk punggungnya dengan lembut. Kalau bisa, buatlah dia tertidur.” kata Hyora sambil meninggalkan ayah dan anak itu.
Ketika Hyora menghilang dari pandangan, tiba-tiba Hyunjin seperti merasa kehilangan. Dia mulai menangis lagi.
“Euuaaa euaaaa euaaa!”
“Waegeure nae adeul?” Kyuhyun segera menuju sofa untuk duduk. Dia masih sedikit takut jika harus membalik tubuh Hyunjin jika berdiri. Jika di sofa, setidaknya Hyunjin takkan sakit. Begitu pikir Kyuhyun.
“Kau mencari Eomma, ya? Sebentar ya. Kau bersama Appa dulu sebentar. Eomma akan segera datang.” katanya ditengah suara tangisan Hyunjin. Namun, bukannya berhenti. Hyunjin malah menangis lebih keras lagi. Kyuhyun lalu merebahkan tubuh Hyunjin ke sofa karena dirinya sudah semakin bingung.
“Hey, Hyunjin! Lihat Appa~ Kkakkoong!” Kyuhyun mencoba trik yang pertama. Dia menyembunyikan wajahnya dibalik tangannya lalu memperlihatkan lagi wajahnya dengan membuka tangannya. Tapi, lagi-lagi bukannya tenang. Hyunjin menangis lagi.
“Eo? Shireo? Mian mian. Kalau begitu, Appa akan menyanyi. Si~ jak! 1+2 gwiyomi 2+2 gwiyomi….”
Kyuhyun berusaha membuat wajahnya selucu mungkin saaat dia memutuskan menyanyikan gwiyomi untuk Hyunjin.
“EEEEUUUUUAAAA EEEUUUAAA!”
“Arasseo arasseo. Samchoondeul-mu juga bilang gwiyomi appa sangat menjengkelkan. Aigooo. Jinjja~ Dia tidak suka juga saat aku bermain gwiyomi. Hyunjin~ah… Eottokhaji? Apa yang kau inginkan?” Kyuhyun menundukkan kepalanya sambil mencium Hyunjin berkali-kali.
“Kaja~ Kita berdiri saja.” Kyuhyun mencoba dengan hati-hati menggendong Hyunjin lagi. Terkadang, dia memang memperhatikan Hyora saat menggendong Hyunjin. Ajaibnya, Hyunjin langsung diam ketika Kyuhyun meletakkannya lagi didalam pelukannya dalam keadaan berdiri.
“Oh… Jadi, kau ini tak mau tidur ataupun berdiri, ya? Manja sekali. Kau tidak boleh seperti itu Hynjin~ah. Eomma sangat kesusahan jika kau minta gendong terus menerus. Araji?”
Sudah kurang lebihlima menit Kyuhyun menggendong Hyunjin. Akan tetapi,Hyunjin tetap membuka matanya lebar-lebar dan belum bersendawa juga.
“Hyunjin~ah.Bukankah kau sudah kenyang? Ayo segera bersendawa lalu kita akan bisa tertidur dengan nyenyak.” ujar Kyuhyun sembari menepuk-nepuk punggung Hyunjin.
“Aigoo. Himdeuro. Hyunjin~ah. Kita duduk sebentar, ya?” Kyuhyun pun duduk. Namun, baru beberapa detik dia duduk, Hyunjin langsung menangis lagi.
“Euuaa~ euaaaaaa!”
“Arasseo arasseo.” Kyuhyun segera bangkit lagi. Ternyata, Hyunjin memang tidak suka diajak duduk jika sedang digendong. Maka dari itu, dia menangis. Buktinya, dia langsung berhenti menangis ketika Kyuhyun berdiri.
“Hyunjin~ah. Palli ja~[2]” Kyuhyun kembali menepuk-nepuk punggung Hyunjin yang kini menyandarkan kepalanya dengan tenang di bahu Appa-nya.
“Buuurrrpppp~”
“Aigoo. Jarhaesseo, Hyunjin~ah.” puji Kyuhyun sambil tersenyum setelah Hyunjin bersendawa.
“Apa Hyunjin sudah bersendawa?” tanya Hyora yang ternyata sudah kembali.
“Eo~”
“Jarhaesseo, adeul~ah.” Hyora mencubit pipi Hyunjin yang berada dipelukan appanya.
“Dia belum tidur?” tanya Kyuhyun.
“Belum, matanya masih sangat lebar. Aigoo~Uri adeul neomu jalsaenggyeopta.” Hyora mencium pipi Hyunjin yang memerah. Hyunjinpun tertawa sambil mengeluarkan bahasa bayinya.
“Geurom. Appa do jalsaengyeopji?”
“Eiii, jinjja~”
“Dia tidak mau kubawa duduk.” Kyuhyun mulai bercerita sambil tetap menepuk-nepuk pungung Hyunjin.
“Eo, maja. Jika kau duduk ketika dia bangun seperti ini, dia akan menangis keras-keras.”
“Himdeuro~”
“Kubuatkan minuman dulu ya, Hyunjin Appa.”Hyora sebenarnya memang sengaja meninggalkan mereka berdua. Dia ingin tahu sejauh mana Kyuhyun bisa menghadapi Hyunjin. Hyora pun pergi ke arah dapur dan mulai mempersiapkan dua cangkir, untuknya dan Kyuhyun. Kali ini, dia akan membuat cokelat panas untuk mereka berdua.
Sementara itu, Kyuhyun masih berusaha membuat Hyunjin tidur. Dia berusaha berjalan sambil menimang Hyunjin. Tapi jika dia menatapnya, Hyunjin masih membuka matanya lebar-lebar.
“Eottokhaji? Kenapa kau tak mau tidur, Hyunjin~ah?” katanya sambil menatap Hyunjin dengan matanya yang sudah mengantuk lagi.
“Appa benar-benar mengantuk.” keluh Kyuhyun pada anaknya itu. Dan Hyunjin lagi-lagi hanya menatapnya.
“Hmm… mwohalkka? Kyumin Hyungmu dulu akan tidur jika Appa menyanyikannya lagu. Haebullae?”
‘Nya~’
“Arasseo. Mari kita coba. Appa inginmenyanyikan lagu yang indah untukmu. Jadi, cepatlah tidur, ya?”
‘Ba ba~’
Kyuhyun pun mulai menyanyikan lagu yang berjudul ‘My Angel’ dengan suaranya yang lembut, sambil menepuk-nepuk kembali punggung Hyunjin. Berharap mudah-mudahan putranya akan segera tertidur dengan lelap.
“My angel~My angel~
naegen naegen jeo haneuri jusin keun seonmul
nae mame jamdeun yeppeun sarang
My angel~My angel~
naegen naegen i sesangi jusin keun gippeum
jaljayo yeppeun naui sarang
Goodnight
naegen naegen jeo haneuri jusin keun seonmul
nae mame jamdeun yeppeun sarang
My angel~My angel~
naegen naegen i sesangi jusin keun gippeum
jaljayo yeppeun naui sarang
Goodnight
neon naui cheonsaga matdamyeon nan neoui nalgaega doelge
neon naui haneurimyeon nan neoui byeori doelge
neon naui haneurimyeon nan neoui byeori doelge
My angel~My angel~
naegen naegen jeo haneuri jusin keun seonmul
nae mame jamdeun yeppeun sarang
My angel~My angel~
naegen naegen i sesangi jusin keun gippeum
jaljayo yeppeun naui sarang
Goodnight~”
naegen naegen jeo haneuri jusin keun seonmul
nae mame jamdeun yeppeun sarang
My angel~My angel~
naegen naegen i sesangi jusin keun gippeum
jaljayo yeppeun naui sarang
Goodnight~”
//
Malaikatku~ malaikatku~
Kau adalah hadiah terbesar yang diberikan langit untukku
Sayangku yang cantik kau tertidur didalam hatiku
Malaikatku~ malaikatku~
Kau adalah kebahagiaan terbesar yang diberikan dunia untukku
Sayangku yang cantik tidurlah dengan nyenyak
Selamat malam
Jika benar kau adalah malaikatku maka aku akan menjadi sayapnya
Jika benar kau adalah langitku maka aku akan menjadi bintangnya
Malaikatku~ malaikatku~
Kau adalah hadiah terbesar yang diberikan langit untukku
Sayangku yang cantik kau tertidur didalam hatiku
Malaikatku~ malaikatku~
Kau adalah kebahagiaan terbesar yang diberikan dunia untukku
Sayangku yang cantik tidurlah dengan nyenyak
Selamat malam”
//
Hyora tersenyum saat mendengarkan Kyuhyun menyanyi. Salah satu senjata andalan Kyuhyun untuk membuat Hyunjin dan bayi-bayi yang lain tertidur adalah menyanyi. Dia merasa lega karena Kyuhyun sangat membantunya. Apalagi, ketika malam hari. Yah, meskipun Hyora harus berteriak ketika membangunkannya. Tapi, toh suaminya itu banyak membantunya.
Tak lama kemudian, Hyora selesai menyeduh cokelatnya dan segera membereskan dapur. Hyora membawakan cokelat panas ke ruang keluarga untuk diberikan kepada suaminya. Kyuhyun hampir menyelesaikan nyanyiannya saat Hyora berjalan menuju ruang keluarga mereka.
“My angel~My angel~ naegen naegen i sesangi jusin keun gippeum jaljayo yeppeun naui sarang. Goodnight~”
Kyuhyun melihat Hyora yang keluar dari dapur lalu menghampirinya.
“Apa Hyunjin sudah tidur?” bisiknya meminta Hyora melihat Hyunjin yang ada di pelukannya.
“Biar aku yang akan membuatnya tertidur lebih lelap. Kau bisa meminum cokelatmu.”
Hyora segera mengambil alih Hyunjin dari gendongan Kyuhyun.
“Gomawo.” Hyora tertawa saat melihat Kyuhyun merenggangkan tubuhnya sambil mengeluh lelah.
—–
“Ayo kita tidur lagi. Hyunjin sudah lelap.” kata Hyora.
“Habiskan cokelatmu dulu.” Kyuhyun menghampiri Hyora dan meminumkan coklat Hyora yang tak sempat dia minum karena menidurkan Hyunjin. Mereka kemudian menuju box Hyunjin dan Hyora pun menidurkannya di situ.
“Jalja uri adeul~” Hyora membelai dan mencium kepala Hyunjin dengan sayang. Sementara itu, Kyuhyun masih ada di belakang Hyora. Memandangi putra mereka yang tertidur lelap.
“Dia sungguh seperti malaikat, ya?” kata Kyuhyun tiba-tiba.
“Eo~” Hyora menyandarkan tubuhnya dan Kyuhyun merengkuhnya dari belakang. Mereka yang tadi berniat untuk tidur pun masih menyempatkan diri melihat putra mereka dahulu.
“Gomawo~” kata Hyora
“Gomawo musun?”
“Karena kau selalu membantuku mengurus Hyunjin.”
“Ini tidak seberapa, Hyora~ya. Seharusnya, aku yang berterimakasih karena kau sudah menghadirkan Hyunjin di dunia. He is the gift from the sky for us.” Kyuhyun tersenyum sambil memandangi Hyunjin yang terlelap di baby boxnya.
Hyora mengangkat kepalanya, menatap Kyuhyun dengan bangga. Terkadang, pikirannya memang masih seperti anak-anak. Tapi, terkadang dia bisa menenangkan dengan kata-katanya.
“Meoissta~” kata Hyora sambil tersenyum.
Kyuhyun mengecup Hyora ketika mendengar pujian itu.
“Kau tahu? Sebenarnya, tadi aku sengaja meninggalkan kalian berdua. Kkk.” Hyora terkikik saat mengingat bagaimana dia meninggalkan Kyuhyun bersama Hyunjin berdua saja.
“Mworago?”
“Kau dan Hyunjin.”
“Aish~ Jinjja jeongmal~”
“Geunde, neo jinjja jarhaesseo. Kau tak memanggilku sama sekali.”
“Ya~ Aku kira kau benar-benar sedang ke belakang dan… aish… Pantas saja kau lama sekali datang.”
“Hahaha. Jarhaesseo. Gomawo, Yeobo~ya.”
“Kau benar-benar harus dihukum.” Kyuhyun mencium agresif bibir istrinya itu tanpa pemberitahuan. Dan satu dua kecupan yang diberikannya sepertinya tidak cukup. Mereka kembali berciuman. Lengan Hyora sudah melingkar di leher Kyuhyun, mengeliminasi jarak mereka berdua. Kyuhyun pun tak mau kalah. Dia menarik pinggang istrinya, masih meneruskan ciuman panas mereka. Kyuhyun menurunkan ciumannya dari bibir Hyora dan mencumbu titik sensitif milik Hyora, menyebabkan Hyora menjerit.
“Aaaa! Yak! Kau mau Hyunjin bangun?” Hyora melepas pelukannya dan memukul lengan Kyuhyun.
“Kkk…” Kyuhyun malah tertawa saat mendengar omelan Hyora.
“Kau masih bisa tertawa, hah?” Hyora mengintip ke arah box bayi. Dan syukurlah Hyunjin tidak bangun. Mungkin, karena perutnya sudah kenyang.
“Lihat. Putraku yang pintar tidak mungkin bangun, kan? Dia tahu kalau eomma appanya sudah lama tidak bercinta. Jadi, dia takkan bangun.” Kyuhyun menarik pinggang Hyora lagi dan mencumbu istrinya lagi. Hyora pun tidak bisa menolak permintaan suaminya itu. Sebab, dirinya pun merindukan cumbuan Kyuhyun.
*****
Akhirnya, brojol juga tuh Hyunjin. Udah lama ya di perut Hyora Eomma. Hahaha. Sorry karena udah ngulur waktu buat selanjutnya. Mungkin, kalau lagi mood bakal dibikin cerita yang pendek-pendek aja nggak kaya sekarang karena esa eonni sama syipoh yang entah kapan bisa bikin lagi. Hehehe.
Aneh nggak? Aneh nggak? Udah lama nggak ngetik ff, rasanya tangan berasa karatan. Susah banget buat dapet mood yang cincay buat bikin ff. Padahal, ide udah menggunung setinggi langit. #plak. Maaf. Maaf banget yah kita udah nyuekin kalian berapa lama? Ah, tidak! TT_TT
Kita berdua bener-bener lagi dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk nulis ff terus menerus. Dan mungkin bakalan ada long hiatus setelah ff ini keluar. Atau bisa juga short hiatus. Tergantung mood dan waktu juga tentu saja. Apalagi, syipoh lagi ngejar deadline lulus. Yasudahlah. Makin sibuk saja.
No comments :
Post a Comment