The Sweet Bodyguard part 6

  No comments
Posted by ELF4SUJU
Title             : The Sweet Bodyguard (Part 6)
Author         : Lauditta Marchia T
Genre          : Romance
Cast             :
– Im Yoon Hee (OC)
– Cho Kyuhyun (Suju)
– Choi Siwon (Suju)
– Lee Hyukjae (Suju)
– Park Jung Soo (Suju)
– Other Cast
–>FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!
***
Seminggu sudah berlalu sejak kecelakaan yang disengaja Yoon Hee pada Jung Soo. Gadis itu benar-benar menghindari Kyuhyun. Jung Soo hanya menarik nafas panjang ketika dirinya dijadikan tameng Yoon Hee.
Yoon Hee baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Rambutnya masih basah. Ia terlihat sangat segar. Ia meraih handphone yang tergeletak begitu saja di atas meja belajarnya.

“Empat belas panggilan tak terjawab?” dahi Yoon Hee mengerut “Park Jung Soo?”
Yoon Hee baru saja berniat menghubungi Jung Soo ketika sekali lagi handphonenya berbunyi.
“Ada apa?” Tanya Yoon Hee
Gawat!” nada bicara Jung Soo terdengar penuh dengan kepanikan.
“Sesuatu terjadi?” pikiran Yoon Hee mulai was-was ketika teringat akan tugas yang ia jalani bersama Jung Soo.
Mereka mengetahuinya
“Mengetahui? Apa?”
Aku dan In Joo sedang berada di sebuah café, siapa yang mengira jika ketiga pemuda itu ada di situ
“Haish” desah Yoon Hee “Kau meneleponku hanya untuk mengabari hal itu?” gadis itu terlihat sangat kesal “Lalu apa yang kau katakan pada mereka?”
Aku mengatakan yang sebenarnya
“Bodoh!!” Yoon Hee menghardik kasar.
Yoonie,, mengapa kau berteriak sekencang itu? Aku sudah membantumu, kau tak pantas untuk marah-marah seperti itu
“Kau bisa mengatakan pada mereka jika In Joo adalah bibimu..nenekmu,, kakakmu,, adikmu atau siapapun itu selain tunanganmu”
Yoonie—mereka menampakan diri setelah kepergian In Joo, kau tahukan kami berciuman sebelum berpisah” Jung Soo melemas “Sudahlah, sekarang kau urus saja bayi-bayimu itu. Aku menyerah
Yoon Hee menarik nafas panjang. Ia melempar begitu saja handphone di atas kasur empuknya.
Pintu kamar yang tiba-tiba terbuka mengagetkan Yoon Hee. Ia menatap Kyuhyun yang telah menutup kembali pintu kamar.
“Ada apa?” Tanya Yoon Hee.
Kyuhyun tak menjawab. Ia hanya memandangi Yoon Hee. Pemuda itu melangkah mendekati Yoon Hee. Gadis itu mulai was-was.
Pemuda itu langsung merengkuh wajah Yoon Hee mencium gadis itu. Yoon Hee terkejut. Ia berontak namun Kyuhyun begitu kuat memeganginya, pemuda itu terus menciumi Yoon Hee.
PLAAKK!!
Sebuah tamparan keras mengenai wajah tampan Kyuhyun. Pemuda itu terdiam. Ia mengangkat wajahnya dan memandangi Yoon Hee yang sorot matanya terlihat begitu marah. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca.
“Cho Kyuhyun! Kau sangat buruk!” Kristal bening meluncur indah di wajah Yoon Hee.
Kyuhyun hanya diam.
“Untuk memberitahu isi hatimu, kau cukup menamparku. Kau tak perlu menciptakan kebohongan lain” kata Kyuhyun, ia lalu pergi. Meninggalkan Yoon Hee yang langsung terduduk lemas di atas tempat tidurnya. Air matanya kembali mengalir.
~.oOo.~
“Yoon Hee noona, kau sudah melihat pengumuman itu?” Hyukjae bertanya dengan begitu antusias “Acara barbeque sekolah”
Setiap tahunnya selalu ada acara yang dilakukan pihak sekolah untuk mengurangi tingkat stress murid-murid Hannyoung high school, sekolah itu memang sangat ketat dan disiplin.
“Noonim, kau akan ikutkan?”
“Entahlah” jawab Yoon Hee.
Hyukjae hanya memandangi Yoon Hee yang berjalan keluar dari dalam kelas.
“Noonim dan Kyuhyun belakangan ini bertingkah sangat aneh” ujar Hyukjae sambil menghampiri Siwon “Dunia seperti akan kiamat saja melihat ekspresi kedua orang itu”
Siwon hanya tertawa tanpa suara mendengar celoteh Hyukjae.
“Bagaimana denganmu?” selidik Hyukjae
“Aku?” Siwon hanya mengangkat kedua bahunya “Mereka bahkan tak memberikan cela sedikitpun untuk orang lain. Bukankah keduanya sama-sama egois?” desis Siwon.
“Kalau begitu kau denganku saja” Hyukjae mengedip-ngedipkan matanya pada Siwon.
“Haishh,, menyingkir dari hadapanku!”
Hyukjae tertawa renyah. Begitu juga dengan Siwon.
~~~
Yoon Hee melangkah menelusuri koridor sekolah. Murid-murid berlalu lalang di sekitarnya. Mata Yoon Hee hanya memandangi hijaunya pepohonan dari balik jendela di sepanjang koridor yang menjadi jembatan penghubung antara gedung satu dengan gedung lainnya.
Langkahnya terhenti ketika ia hampir menabrak seseorang yang berdiri di hadapannya. Cho Kyuhyun. Yoon Hee bergeser, ia kembali melanjutkan perjalanannya dan Kyuhyun kembali menghadang langkahnya.
“Mengapa kau tak sedikitpun melihatku?”
“Tak melihatmu?” Yoon Hee mengulangi pertanyaan Kyuhyun “Selama dua puluh empat jam terus mengawasimu—apakah kau masih pantas untuk melayangkan pertanyaan itu?”
“Kau tahu maksudku. Yoon Hee, sedingin apapun dirimu tapi kau masih punya sesuatu yang hangat. Kau pasti merasakan apa yang aku rasakan”
“Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan”
“Jangan berbohong lagi” ujar Kyuhyun lirih
“Cho Kyuhyun, aku tak membicarakan hal-hal di luar tugasku”
“Bagimu—aku tak lebih dari sebuah tugas?” Kyuhyun bertanya dengan nada yang sangat dingin “Selama ini, apa yang kita alami hanyalah sebuah tugas di matamu?”
“Aku mohon padamu. Hentikan kegilaan ini sekarang” suara Yoon Hee sedikit bergetar.
“Gila” Kyuhyun tertawa “Ini memang sangat gila. Yoon Hee, mengapa aku harus berhenti? Semua terasa nyata di sini” Kyuhyun menyentuh dadanya “Kini rasa sakitnyapun kian nyata”
“Sekalipun aku mengerti, hal itu tak akan berguna” Yoon Hee berkata dengan sangat tenang “Untuk orang sepertiku, mengapa kau harus sesakit itu?”
“Yoon Hee”
“Jangan memaksakan apapun. Kyuhyun, Kau tak akan pernah mengerti”
“Aku mengerti”
“Benarkah? Apa yang kau mengerti?” Yoon Hee menelusuri wajah tampan pemuda yang berdiri di hadapannya itu “Kau adalah tipe orang yang sangat membenci jenis pekerjaanku, apa kau masih bisa memahami itu? Bukankah bagimu, orang-orang seperti kami tak berbeda dengan anjing penjaga? Cho Kyuhyun, tapi jenis anjing penjaga ini—kami membayar nyawamu dengan nyawa kami. Kau tak akan pernah mengerti apa yang kami rasakan dan jalani. Tugasmu hanyalah belajar dan bersenang-senang”
“Yoon Hee..” raut wajah Kyuhyun kian menyenduh.
“Di matamu kami tampak bodoh karena terlihat hanya bermain-main dengan nyawa kami dan kau tak akan pernah mengerti mengapa seperti itu. Jika kau ingin tahu, apakah kau sanggup menjadi jenis seperti kami? Jenis yang begitu kau benci, ah entah dengan alasan apa. Jika kau ingin tahu, lakukan sesuai dengan perkataanku—menjadi salah satu dari jenis pekerjaan ini”
Kyuhyun bungkam.
“Kau merasakan sakit di sini” Yoon Hee memegangi dadanya “Untuk menjadi jenis seperti kami, kau harus mengabaikan rasa sakit itu. Jika aku menjadi kau, aku tak akan melanjutkan apa yang ada dalam pikiranmu”
“Katakan—bagaimana aku bisa untuk tak melanjutkan itu?”
“Mudah saja. Jangan pikirkan apapun” Yoon Hee berkata dengan lantang.
“Im Yoon Hee. Kau mampu melakukannya? Kau mampu hidup seperti ini?”
“Ya. Karena aku adalah Im Yoon Hee”
“Bagaimana jika kau salah?” Tanya Kyuhyun “Seberat apapun tugas itu, kau masih manusia. Kau masih membutuhkan orang lain. Jika aku jadi kau maka aku akan membuat perubahan. Sekalipun sakit tapi aku tak akan berlari. Aku akan menemukan orang yang memang harus aku cintai dan lindungi”
“Buktikan!” perkataan Yoon Hee terdengar sangat dingin.
“Yoon Hee”
“Buktikan perkataanmu. Jadilah orang yang seperti kami dan tunjukan semua yang kau pikirkan. Jika kau mampu melakukan sesuai perkataanmu maka datang dan beritahu aku. Aku akan menunggu untuk melihat itu”
Jantung Kyuhyun berdetak sama kasarnya dengan jantung Yoon Hee.
“Cho Kyuhyun. Jika kau ingin memahamiku maka pahami apa yang aku lakukan. Temukan sendiri seperti apa rasanya meninggalkan orang-orang yang berharga dalam hidupmu. Rasakan bagaimana maut yang setiap detik mengintipmu dari balik pintu hanya untuk menunggu cela ketika kau lengah. Dengan hidup seperti itu—apakah kau masih sanggup untuk membiarkan seseorang berada di sisimu? Jika kau benar-benar mampu maka kaulah yang tak punya hati untuk menambah daftar orang yang akan terluka dan menangis ketika kau tak berakhir dalam keberuntungan”
“Jika mati maka mati saja. Bukankah pada akhirnya semua orang juga akan mati?” Kyuhyun menatap Yoon Hee “Bagaimana bisa kau mencemaskan hal yang belum terjadi? Jalani saja hidupmu, jangan berlebihan memikirkan sesuatu. Kau harus merasakan apa yang harus kau rasakan, jika tidak, maka kau tak akan pernah tahu. Bukankah kita harus mencoba sebelum mengatakan tidak?”
Yoon Hee tertegun.
“Yoon Hee. Sekalipun kau mendorongku pergi, aku tak akan pergi” ucapan Kyuhyun membulatkan mata Yoon Hee “Aku hanya akan datang padamu”
Debaran jantung Yoon Hee kian mengencang. Gadis itu menatap sorot mata Kyuhyun yang tampak tenang. Yoon Hee akhirnya hanya pergi membiarkan Kyuhyun diam seribu bahasa memandanginya yang kian menjauh.
~.oOo.~
 
Hari makin gelap. Seluruh penghuni asrama Hannyoung high school, baik asrama putra maupun asrama putri terlihat bersemangat. Mereka mulai memadati lokasi yang di jadikan tempat berkumpul untuk acara barbeque.
Semakin malam semakin ramai pula suasana yang terjalin di antara murid-murid maupun guru. Jung Soo sesekali mengerling pada Yoon Hee yang terlihat tak bersemangat. Kerlingan itu hanya dibalas dengan tatapan sadis Yoon Hee.
Siwon dan Hyukjae terlihat bersemangat ketika membolak balik daging yang di panggang, sementara Kyuhyun hanya duduk santai sambil membaca buku. Ia selalu berpindah tempat duduk ketika dengan sengaja Siwon dan Hyukjae membuat asap menghampiri pemuda itu.
Tempat itu dipenuhi panggangan-panggangan daging dengan bara yang menyala dan aroma daging yang menyebar tajam. Derai tawa terdengar dimana-mana. Sangat ramai.
Yoon Hee beranjak dan mata Kyuhyun tak lepas dari gadis itu.
~~~
Yoon Hee memasuki ruang kelas yang kosong. Ia menghampiri jendela dan memandang ke lokasi yang begitu ramai dengan siswa dan asap barbeque di bawah sana. Yoon Hee merasakan kehadiran orang lain di kelas itu, ia menoleh dan mendapati Kyuhyun.
“Kau mengikutiku?” Tanya Yoon Hee
Kyuhyun hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.
“Kembalilah. Aku ingin sendiri”
Kyuhyun tak menjawab. Ia justru berjalan menghampiri Yoon Hee. Matanya memandangi keramaian yang terjadi di bawah sana. Yoon Hee hendak meninggalkan Kyuhyun ketika pemuda itu menahannya.
“Aku mengatakan padamu bahwa sekalipun kau mengusirku, aku akan tetap datang padamu” ujar Kyuhyun “Yoon Hee”
“Kyuhyun, tak ada yang bisa aku lakukan” ujar Yoon Hee tenang.
Kyuhyun tetap diam. Ia memandangi Yoon Hee, ia tersenyum. Pemuda itu lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir Yoon Hee.
“Maafkan aku” ujar Kyuhyun “Jika kau ingin menamparku, kau boleh melakukannya”
Yoon Hee tak tahu harus melakukan apa. Ia begitu gugup. Marah? Ia bahkan tak mampu untuk mengeluarkan sepatah katapun. Merasakan situasi yang kian canggung membuat Yoon Hee bergerak meninggalkan Kyuhyun namun sekali lagi pemuda itu memegangi lengan Yoon Hee dan tangan satunya lagi dipakai untuk merengkuh wajah Yoon Hee.
Bola mata Yoon Hee membulat ketika Kyuhyun mencium bibirnya lembut. Ciuman itu terasa hangat dan begitu dalam. Perlahan, mata gadis itu ikut terpejam membiarkan Kyuhyun melumat lembut bibirnya. Debaran jantung kedua orang itu terdengar jelas.
Kyuhyun melepas perlahan rekatan bibir mereka. Ia memandangi Yoon Hee dalam jarak pandang yang sangat dekat, melihat jelas kegugupan Yoon Hee. Kyuhyun tersenyum sangat lembut.
Yoon Hee kembali menjadi salah tingkah dan berusaha untuk menghindari Kyuhyun namun pemuda itu menahan pundaknya. Jantung Yoon Hee semakin berdebar keras ketika Kyuhyun melingkarkan tangannya, mengurung bahu Yoon Hee dengan kedua tangannya. Yoon Hee tak berkutik ketika Kyuhyun memeluknya dari belakang.
“Jika kau terus lari—apa lagi yang harus aku lakukan?”
Ucapan Kyuhyun hanya dicerna oleh Yoon Hee. Ia tak bisa melakukan apa-apa untuk beberapa saat. Seluruh otot tubuhnya seakan tak bekerja.
“Kyuhyun, jangan seperti ini” ujar Yoon Hee.
Kyuhyun hanya diam. Ia justru mempererat dekapannya. Dada Yoon Hee serasa menghangat. Matanya yang mulai sembab mengeluarkan air mata.
“Kau bodoh Kyu” gumam Yoon Hee “Aku sudah berusaha sekuat tenaga. Aku sudah berlari menjauh. Mungkin aku tak akan mampu lagi untuk menghindarimu. Kyu, ini bukan salahku. Ini bukan tanggung jawabku”
“Aku tahu. Ini bukan salahmu. Aku yang akan bertanggungjawab” Kyuhyun mendekap hangat Yoon Hee membiarkan gadis itu meredakan amukan dasyat dalam hatinya.
~~~
Siwon dan Hyukjae terus memandangi Kyuhyun. Senyuman Kyuhyun terus mengembang, ia bahkan tertawa seorang diri.
“Baru beberapa waktu yang lalu ia terlihat seperti sedang diserang oleh bom atom” ujar Hyukjae “Kau lihat, sekarang dia bahkan tak bisa berhenti tersenyum. Aku yakin sesuatu membentur kepalanya”
“Mungkin saja radiasi bom atom membuatnya seperti itu” canda Siwon.
Ya, sekembali ke tempat barbeque—wajah Kyuhyun berubah drastis. Ia menjadi sangat ceria. Tentu saja, alasan keceriaan Kyuhyun sangat jelas.
~~~
Sementara itu di tempat lain Yoon Hee masih termenung. Mengingat kejadian yang baru saja lewat. Senyuman mulai terukir di sudut bibir Yoon Hee. Gadis itu kembali melangkah, ia berniat kembali ke tempat acara berlangsung.
Matanya tertuju pada gedung sebelah. Ia melihat seseorang berjaket hitam dengan kepala yang ditutupi oleh topi, wajahnya tak terlihat jelas. Tangannya menjinjing sebuah tas. Orang mencurigakan itu berjalan tergesa-gesa menaiki tangga.
Yoon Hee merasakan sesuatu yang aneh. Ia mengeluarkan kaca mata dari balik jaket yang dikenakannya. Memakainya dan selanjutnya gadis itu tersentak. Dengan terburu-buru Yoon Hee berlari ke kamarnya. Ia mengeluarkan sebuah tas dari dalam lemari, tertutupi oleh pakaian-pakaiannya.
Gadis itu memperbaiki alat pendengar mini yang tertempel di telinganya.
“Jung Soo, dimana kau?” Tanya Yoon Hee.
Aku sedang menikmati barbeque. Dimana kau? Jangan menyesal jika kau tak kebagian
“Tak ada waktu lagi” Yoon Hee mengawasi jam tangannya, ia terus berjalan dengan tergesa-gesa “Sekarang, amankan semua orang terutama Cho Kyuhyun. Bawa mereka ke sebuah ruangan”
Yoonie,” nada Jung Soo mulai menegang.
“Seseorang dengan senjata sedang menuju atap sekolah. Mungkin ia akan menembak target dari atap. Aku sudah menghubungi markas. Mereka tak pernah bekerja sendiri-sendiri” ujar Yoon Hee “Cepat, amankan semua orang!!”
Yoon Hee berlari. Sementara Jung Soo langsung bergerak, menghubungi kantor NIS.
“PERHATIAN!!” teriak Jung Soo
Suasana begitu riuh, tak ada yang mendengar Jung Soo.
“SEMUANYA!!” Jung Soo kembali berteriak tapi tak satupun yang mendengar. Semua orang terlihat begitu sibuk dengan kegembiraan malam itu.
DORR!!!
Jerit histeris semua orang ketika mendengar suara senjata. Semua mata tertuju ke arah letupan senjata tersebut. Siwon, Kyuhyun dan Hyukjae sangat terkejut melihat Jung Soo yang memegangi sebuah pistol.
“Park Jung Soo. NIS agent!!” Jung Soo menunjukan lencana NISnya membuat semua orang semakin tercengang “Ini bukan simulasi. Dengarkan baik-baik. Aku minta kalian dengan teratur untuk memasuki hall sekolah sekarang juga. Tempat ini telah diselubungi oleh orang-orang bersenjata!”
Suasana begitu hening. Semua orang memandang kebingungan pada Jung Soo.
BRUGH!!
Suara seseorang terjatuh dengan pekikan, ia terjatuh dari atap dan berakhir di atas tanah. Jeritan kian terdengar. Kericuhan, semua orang berhamburan.
HALL SEKOLAH!! SEMUA ORANG MENUJU HALLSEKOLAH!!” Jung Soo berlari-lari, menyuruh semua untuk tidak berpencar.
Jung Soo lalu berlari ke arah Siwon, Hyukjae dan Kyuhyun yang kebingungan.
“Kalian, sekarang juga ke hall sekolah!! Cepat!!” Jung Soo bergegas membawa ketiga pemuda itu ke tempat yang telah diinstruksikan sebelumnya.
Sementara itu di atap sekolah, Yoon Hee telah siap dengan senapan laras panjang. Memantau sekeliling dengan senapan snipernya itu. Ia mengunci sasaran dan membidik sasaran dalam jarak yang cukup jauh. Tak ada yang meleset. Hanya desingan-desingan peluru dan jerit kematian kawanan penjahat yang terkena timah panas dari senapan Yoon Hee.
Gadis itu terus mencari pria-pria bersenjata yang bersembunyi di tempat persembunyian mereka dan membidik mereka satu per satu. Merasa tak ada lagi yang bersembunyi, Yoon Hee segera mengeluarkan dua pucuk senapan yang tersembunyi di balik celananya. Ia berjalan menuruni tangga. Menembaki komplotan bersenjata yang berpapasan dengannya.
DORRR!!
“Aah..” Yoon Hee meringis ketika sebuah peluru mengikis kulit bahunya, untung hanya terkikis dan tak bersarang dalam tubuhnya.
Dengan sigap ia mematahkan tulang leher si penembak dalam satu kali tendangan. Berkali-kali ia melayangkan tembakan pada orang-orang bersenjata. Entah berapa banyak yang telah menyusup ke dalam sekolah.
Jika Yoon Hee tak menyadari keberadaan mereka. Malam ini bisa berakhir tragis bagi banyak orang terutama Cho Kyuhyun.
Di dalam hall sekolah. Semua orang duduk melantai, bergerombolan. Mereka terlihat panik dan ketakutan. Guru-guru mulai menenangkan semua murid. Gadis-gadis yang mulai menangis.
DOORRR!!!
Semua orang menjerit ketika Jung Soo menembaki seseorang yang berhasil memasuki ruangan yang berukuran luas itu.
Keadaan kian mencekam. Beberapa saat kemudian, ruangan itu mulai dimasuki oleh pria-pria berompi hitam dengan tulisan NIS.
“Bagaimana keadaan di luar?” Tanya Jung Soo pada seorang agent.
“Pasukan gabungan sedang menelusuri seluruh area sekolah”
“Kapten Im juga masih berada di luar” kata Jung Soo. “Awasi lebih ketat, pastikan anak-anak ini tetap aman” Jung Soo membaca kepanikan dari wajah-wajah semua orang.
Hampir tiga puluh menit kemudian ketika Yoon Hee memasuki hall. Pakaiannya dinodai oleh darah. Sudut bibirnyapun terluka dengan darah segar yang masih membekas. Yoon Hee masih menggenggam erat kedua pistol di tangannya. Semua orang yang melihatnya langsung tercengang apalagi ketika orang-orang itu memberikan hormat padanya. Siwon, Hyukjae terutama Kyuhyun terlihat sangat mencemaskan Yoon Hee.
“Yoonie, kau tak apa-apa?” Tanya Jung Soo
“Bagaimana dengan mereka?” Yoon Hee memandangi seisi ruangan
“Mereka baik-baik saja”
“Semua komplotan bersenjata sudah dilumpuhkan, beberapa orang berhasil dibekuk dalam keadaan hidup” ujar Yoon Hee,
Gadis itu lalu memandangi kumpulan manusia dalam ruangan tersebut.
“Baiklah. Semua harap mendengarkan. Aku Kapten Im Yoon Hee dari divisi khusus Angkatan Darat!” Yoon Hee menunjukan lencana agar semua orang percaya dan mau mendengarnya berbicara “Akses keluar masuk sudah dijaga ketat. Kalian tidak diijinkan meninggalkan area sekolah tanpa pengawalan—keluarga kalian akan diberitahu untuk menjemput kalian!”
Yoon Hee lalu menghampiri Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae.
“Kalian akan dikawal oleh NIS” ujar Yoon Hee “Jangan meninggalkan ruangan ini tanpa sepengetahuan kami”
“Yoon Hee”
“Kalian akan aman di sini” ujar Yoon Hee.
Gadis itu hendak melangkah ketika Kyuhyun menyentuh tangannya.
“Bagaimana denganmu?” Kyuhyun terlihat sangat cemas. Ia lebih mencemaskan Yoon Hee dibandingkan keselamatan dirinya sendiri.
“Jangan khawatir” ujar Yoon Hee pelan “Aku baik-baik saja” Yoon Hee tersenyum pada ketiga pemuda yang terlihat gusar.
Gadis itu menoleh dan kembali mengayunkan langkahnya.
DORR!!
Suara tembakan. Langkah Yoon Hee tertahan.
DORR!!
Tembakan kedua. Gadis itu memegangi perutnya.
“YOON HEE!!” Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae bersama-sama meneriaki nama Yoon Hee ketika melihat perut Yoon Hee yang mengeluarkan darah.
DORRR!!
Tembakan ketiga diarahkan Jung Soo ke kepala pria yang sebelumnya ditembakinya itu. Siapa yang menyangka jika pria itu belum mati dan pada akhirnya justru melayangkan dua peluru yang kini bersarang di tubuh Yoon Hee. Semua orang berteriak histeris.
Kyuhyun menangkap tubuh Yoon Hee sebelum gadis itu ambruk ke lantai.
“Yo..Yoon Hee..” wajah Kyuhyun begitu pucat.
“Noonim” Hyukjae mulai meneteskan air mata. Ia ketakutan. Semua orang ketakutan melihat adegan itu.
“Yoonie!” Jung Soo memegangi tangan Yoon Hee.
Yoon Hee terbatuk pelan dan darah segar menyembur dari dalam mulutnya.
“Yoon Hee, lihat aku!!” ujar Kyuhyun yang mulai gemetar.
Semua orang merasakan bahwa situasi itu tak akan menguntungkan.
“Bertahanlah Yoonie, kau harus bertahan! DIMANA TIM MEDIS?” teriak Jung Soo. Pemuda itu menyumbati darah yang terus keluar dari perut Yoon Hee dengan kedua tangannya “Yoon Hee” air mata Jung Soo mulai mengalir.
Yoon Hee terus mengeluarkan darah dari mulutnya. Tatapan matanya mulai sendu, ia seperti tak dapat mengenali lagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
“Yoon Hee.. tolong kami, jangan seperti ini” ujar Siwon dengan mata yang sembab.
“Tidak boleh, kau tak boleh menutup matamu..” Ketakutan yang luar biasa mulai menyerang sekujur tubuh Kyuhyun “Im Yoon Hee!” pemuda itu gusar ketika mata Yoon Hee mulai terpejam, gadis itu mulai melemah “Im Yoon Hee!! Buka matamu!!”
Nafas Yoon Hee mulai terlihat satu per satu. Dadanya naik turun dengan sangat perlahan. Air mata Kyuhyun tak dapat dibendung. Mengalir begitu saja.
“Tidak boleh, kau tidak boleh~ YOON HEE!!”
Jung Soo terus menekan tangannya yang telah berlumuran darah di perut Yoon Hee. Ia menggeleng dengan air mata yang terus membanjiri wajahnya.
Hannyoung high school. Malam itu menjadi malam paling mencekam dan paling menakutkan sepanjang sejarah berdirinya sekolah tersebut.
 
~.oOo.~
Sebuah mobil meluncur kencang di jalan kota Seoul. Seorang pemuda tampak tenang duduk di dalamnya, Choi Siwon, ia terlihat serius membaca sebuah dokumen. Handphone yang bergetar di dalam saku celana membuatnya teralih, ia tersenyum ketika melihat nama si pemanggil.
“Ada apa??” Siwon menjawab panggilan sahabatnya, Lee Hyukjae “Sebegitu rindunyakah kau padaku sampai-sampai tak bisa menunggu sedikit lebih lama?”
Choi Siwon, kau gila
Siwon tertawa mendengar dengusan kekesalan Hyukjae.
Dimana kau? Aku sudah hampir berakar karena menunggumu” desis Hyukjae
“Dalam lima belas menit kau akan segera melihat wajahku yang tampan ini” tawa Siwon, ia mengakhiri pembicaraannya dengan Hyukjae yang telah menunggunya di tempat pertemuan mereka.
Siwon menatap keluar jendela mobil, mulutnya terus menyunggingkan senyuman manisnya. Pemuda itu baru saja tiba di Seoul setelah hampir delapan tahun berada di Seattle, Amerika Serikat.
Sesuai dengan perkataannya, tak melewati lima belas menit ketika mobilnya berhenti di depan sebuah restaurant mewah, memasuki lobi restaurant dan langsung diantar oleh Pelayan ke tempat yang telah dipesan atas nama Lee Hyukjae.
Hyukjae tertawa sumringah melihat Siwon memasuki ruangan itu, kedua sahabat itu berpelukan saling melepas rindu.
“Lihat dirimu—kau tak berubah sedikitpun” ujar Siwon
Hyukjae tersenyum, ia meneguk minumannya.
“Bukankah kau terlalu sombong untuk mengunjungiku setelah sekian lama?”
“Aku sangat sibuk beberapa tahun belakangan ini” elak Siwon
“Alasanmu terlalu umum” ujar Hyukjae, ia mengangkat gelasnya
“Aku tak pintar membuat alasan” Siwon ikut mengangkat gelasnya, kedua orang itu bersulang dan kembali menegukwhite wine dalam gelas mereka.
“Dimana si bodoh itu?” Siwon menyadari jika mereka kekurangan seseorang.
“Kau tak perlu menanyakannya”
“Benarkah yang kau katakan itu?” selidik Siwon
“Aku sudah berjanji tak akan berbohong” Hyukjae meyakinkan perkataannya “Jika kau tak percaya, kau boleh melihatnya sendiri”
“Baiklah”
“Siwon, jadi kau benar-benar tak percaya padaku?” Hyukjae mendelik
“Sudah lama sekali aku tak melihatnya, sangat tak adil jika hanya kau yang aku temui” Siwon mengerling.
~~~
Mobil yang ditumpangi Siwon dan Hyukjae berhenti di sebuah taman, begitu banyak orang-orang yang melakukan aktivitas di tempat itu, duduk-duduk sambil bercengkrama, anak-anak kecil berkejaran dan kegiatan lainnya.
“Mengapa kau membawaku ke sini?” Siwon mengamati sekelilingnya dengan kebingungan.
“Bukankah kau ingin bertemu dengannya?”
Siwon mengikuti arah pandang Hyukjae. Wajah Siwon terlihat berubah. Mereka sama-sama mengawasi seorang pemuda tampan, terlihat duduk santai di sebuah bangku taman, sesekali ia menawarkan majalah yang dijualnya.
Hyukjae turun dari dalam mobil, ia melangkah namun langkahnya terhenti. Hyukjae menoleh ke belakang dan berbalik menghampiri mobilnya. Pemuda itu mengetuk kaca mobil dan beberapa saat kemudian Siwon turun dari dalam mobil itu.
Siwon memandangi Hyukjae seolah meminta penjelasan, Hyukjae hanya menatapnya penuh arti. Dua pemuda tampan itu berjalan menghampiri pemuda lainnya yang mereka kenal dengan baik, Cho Kyuhyun tampaknya belum menyadari kedatangan mereka.
“Nyonya—lihatlah majalah ini, anda tak akan rugi membelinya, banyak sekali kabar terbaru para bintang Halyu” pemuda itu tampak antusias menawarkan dagangannya pada orang-orang yang berlalu lalang.
“Bagaimana jika aku membeli semuanya”
Kyuhyun menoleh pada sipemilik suara. Raut wajahnya berubah drastis dengan seketika.
“Choi Siwon??” Kyuhyun terlihat gembira. Ia langsung memeluk Siwon yang telah lama tak dijumpai, bergantian ia memeluk Hyukjae.
Beberapa saat kemudian…
Siwon dan Hyukjae telah duduk melantai di rumah Kyuhyun yang sangat sederhana. Kyuhyun menyodorkan gelas dan juga dua botol Soju yang dibelinya semalam.
“Mengapa tak mengabariku jika kau sudah kembali?” Kyuhyun membuka percakapan.
Surprise” jawab Siwon
“Kejutan yang luar biasa” decak Kyuhyun
“Kyu, aku tak pernah mempercayai ucapan Hyukjae sampai ketika aku melihatmu dengan mataku sendiri” Siwon menatap lekat wajah Kyuhyun.
“Jangan menghujaniku dengan tatapan itu” Kyuhyun tertawa
“Jadi kau benar-benar serius dengan pekerjaanmu itu?” Tanya Siwon “Kau bahkan bisa pulang ke rumah Ayahmu, menikmati fasilitas yang lengkap” ia mengawasi setiap sudut rumah Kyuhyun
“Kau memang tak pernah yakin padaku” gelak Kyuhyun “Inilah yang dinamakan dengan profesionalitas” pemuda itu tersenyum.
“Itulah sebabnya Siwon tak pernah mempercayaiku, karena akupun merasakan hal yang sama—aku tak menyangka kau benar-benar serius dengan pekerjaanmu. Aku mengenalmu sebagai Cho Kyuhyun yang hanya suka bermain dan bersenang-senang—sepertinya aku harus menghilangkan image itu dalam benakku” ujar Hyukjae
Good man—kau melakukannya dengan baik”
Kyuhyun tersenyum mendengar pujian Siwon. Handphone Kyuhyun bergetar
“Ah, sunbaenim” Kyuhyun menerima panggilan masuk, raut wajahnya berubah serius mendengar seseorang sedang berbicara padanya “Baiklah—aku mengerti” Kyuhyun mengakhir percakapan itu tapi tidak demikian dengan raut wajahnya yang justru kian serius.
“Sesuatu terjadi?” Hyukjae tak melepaskan tatapannya dari Kyuhyun yang beranjak dengan tergesa-gesa.
“Pekerjaan memanggil” Kyuhyun tersenyum “Sayang sekali reuni ini harus berakhir di sini—ah, jangan lupa menghubungiku, makan malam di tempat biasa” Kyuhyun mengerling.
Siwon dan Hyukjae memandangi pintu yang berdebam pelan. Keduanya saling pandang dan tertawa tanpa suara.
“Dia tak pernah berubah”
Decak Siwon dibarengi anggukan kepala Hyukjae melihat Kyuhyun yang selalu memutuskan sepihak—sesuai keinginannya.
~~~
Dalam beberapa saat Kyuhyun telah berada di tempat semula, di taman—dengan semua majalah yang diperdagangkannya. Ia memperbaiki dudukan topi di kepalanya. Matanya memandangi dua orang pria berjas hitam yang terlihat di dalam sebuah café yang letaknya tak jauh dari taman itu.
Ketua tim
Kyuhyun memperbaiki sebuah alat yang terletak di telinganya.
Bagaimana situasi terkini?” seseorang sedang berbicara pada Kyuhyun.
“Sektor A,, kalian tetap di tempat—jangan bergerak sebelum aku memberikan perintah” Kyuhyun berbicara dengan sangat tenang “Minho, awasi setiap pergerakan mereka” Kyuhyun mengawasi seorang pelayan yang di dalam café itu.
Pelayan itu sedikit menoleh pada Kyuhyun dan mengangguk pasti.
Minho berjalan mendekati dua orang pria yang terlihat sangat serius bercakap-cakap. Ia menuangkan minuman di gelas masing-masing dari mereka.
“Mengapa kau memilih membicarakan hal penting di tempat seperti ini?” Tanya seorang pria bertubuh tambun.
“Ini tempat favoritku,, dan aku cukup yakin dengan keamanan di sini” pria setengah baya dengan kumis tipis menyunggingkan senyumnya.
“Kau sudah memikirkannya? Pasar Asia sudah dalam genggaman tangan”
“Aku tak akan segan-segan untuk bergabung”
Percakapan mereka terlihat semakin serius sampai seseorang diantaranya mengamati sesuatu dan raut wajahnya mulai berubah.
“Sepertinya perkiraanmu salah,, mereka memang memiliki hidung setajam anjing” ia mengawasi sebuah mobil yang terparkir cukup jauh dari tempat itu.
Minho ikut menyadari hal itu,, dengan terburu-buru ia menjauh.
Ketua tim—siapa yang memarkirkan mobil di tempat itu??? Mereka melihatnya??” Kyuhyun menangkap kepanikan dari suara Minho, pemuda itu menoleh cepat ke arah mobil yang dimaksud.
“Sial!!!” Kyuhyun mengumpat kesal menyadari kebodohan salah satu dari mereka yang begitu ceroboh, ia kembali menoleh pada tempat dua orang tadi—tempat itu telah kosong “Sektor A,, sektor B!! bergerak sekarang juga!!” ujar Kyuhyun.
Kyuhyun ikut bergerak—ia mengeluarkan sebuah pistol dari balik pakaiannya. Secepat kilat ia berlari mengejar dua pria yang telah melarikan diri dengan mobil mereka masing-masing di kawal oleh para pengikut mereka.
Kyuhyun menarik nafas,, ia berlari mengeluarkan sepeda motor besar dari tempat yang biasa diparkirkan. Menancap gas mengikuti mobil target—anggota timnya juga bergegas dengan mobil mereka.
~.oOo.~
NIS (National Intelligence Service) Korea Selatan.
Kyuhyun keluar dari dalam sebuah lift. Ia berjalan tegap, memasuki sebuah ruangan dan langsung disambut riuh oleh tepukan tangan para staff maupun agent NIS.
“Ketua tim,, kau berhasil”
“Kyuhyun sunbae—congratulation
Semua orang bertepuk tangan atas keberhasilan Kyuhyun dan anggota timnya yang berhasil menangkap mafia besar perdagangan narkoba yang memegang peranan utama dalam perdagangan narkoba di Asia. Ya, kerja keras mereka dalam melakukan penyelidikan—bahkan Kyuhyun rela selama sebulan menyamar sebagai penjual majalah demi mencari informasi lebih, jadi sudah sangat wajar jika kesuksesan yang harus mereka terima.
Kyuhyun membalas ucapan selamat mereka. Pemuda itu segera menuju ke sebuah ruangan—mendapati seorang pria tampan tengah serius di depan komputernya. Park Jung Soo.
“Sunbaenim” sapa Kyuhyun
“Ah,, Kyuhyun—kau di sini?” ia tersenyum melihat kedatangan Kyuhyun “Kau beruntung bisa bergabung di NIS”
“Apakah ucapanmu itu tak terbalik? NIS yang beruntung karena menerima orang sepertiku” Kyuhyun tersenyum menyombongkan diri.
Jung Soo tertawa.
“Jadi—kau tak keberatankan jika aku mengambil cutiku??” Tanya Kyuhyun.
“Kupikir kau telah melupakannya” goda Jung Soo “Baiklah, aku akan mengabulkan keinginanmu”
“Terima kasih”
“Kyuhyun,, apa kau berniat pergi ke suatu tempat?”
“Ada apa? Kau ingin membuatku berlibur sambil menyelidiki sesuatu?” Kyuhyun mendengus tak percaya “Lupakan saja!!”
“Haishh, kau selalu beranggapan buruk terhadapku”
Kekesalan Jung Soo cukup membuat segaris senyum tersungging di bibir Kyuhyun.
~.oOo.~
“Bersulang”
Dentingan gelas terdengar ketika Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae bersulang. Mereka merayakan keberhasilan Kyuhyun dan sekaligus merayakan pertemuan mereka setelah delapan tahun tak berkumpul bersama dengan dinner di sebuah restaurant mewah yang sejak dahulu menjadi tempat favorit mereka.
“Jung Soo hyung mengijinkanmu cuti?” Hyukjae tak percaya mendengar penuturan Kyuhyun, pasalnya selama bekerja dengan NIS permintaan cuti Kyuhyun tak pernah disetujui oleh Jung Soo.
“Sebenarnya aku sedikit mengancamnya”
“Benarkah?” Hyukjae mendelik
“Jika kau tak memberikanku cuti—saat ini juga aku angkat kaki dari NIS” Kyuhyun mengatakan ancamannya, ia mengamati wajah Siwon dan Hyukjae “Aku hanya bercanda” tawa Kyuhyun menggelegar.
“Jadi—kemana kau akan menghabiskan liburanmu?” Tanya Siwon
I don’t know” Kyuhyun meneguk wine  dalam gelasnya.
Don’t you have a planning?” selidik Hyukjae, sementara Kyuhyun hanya terdiam.
“Ah,, bagaimana jika kita bersama-sama ke Perancis” usul Siwon dengan matanya yang berbinar-binar “Kang In hyung beberapa waktu lalu mengatakan bahwa ia akan menikah dan memintaku untuk hadir”
“Bukankah Kang In hyung,, diPerancis??” Tanya Kyuhyun
“Itulah sebabnya kukatakan ideku—kau bisa berlibur, sekaligus menghadiri pernikahan Kang In hyung”
Kyuhyun terdiam, berpikir sejenak dan beberapa saat kemudian ia tersenyum.
“Bagaimana denganmu?” giliran Siwon yang menginginkan persetujuan Hyukjae.
Why not??” ujar Hyukjae
Alright—karena kita sudah sepakat, sebaiknya aku pulang sekarang” Kyuhyun beranjak.
“Kau begitu terburu-buru”
“Besok, aku akan mengunjungi seseorang” Kyuhyun berkata dengan raut wajahnya yang berubah sendu “Kalian ingin ikut?” Kyuhyun tersenyum tipis, ia melangkah meninggalkan Siwon dan Hyukjae yang tak bersuara. Terdiam dengan sorot mata mereka yang memendam kesedihan.
~.oOo.~
Langit Seoul yang cerah. Tiga orang pemuda tampan berdiri sejajar di hadapan sebuah makam. Mereka meletakan bunga di atasnya. Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae memberikan penghormatan mereka.
Kyuhyun membuka botol anggur, dan menuangkan di atas gundukan tanah makam itu. Ia mengelus nisan makam tersebut. Wajahnya terlihat sangat sedih, begitu juga dengan Siwon dan Hyukjae.
“Sudah delapan tahun” lidah Siwon terasa kelu.
Lagi-lagi mereka terdiam, terlalu terbawa dengan suasana itu—meskipun bertahun-tahun telah berlalu tapi peristiwa itu terus membekas dan menoreh luka dalam hati mereka.
“Noonim—sudah lama tak mengunjungimu, bagaimana kabarmu?” Hyukjae menatap nisan tersebut.
Ketiga pemuda itu sedang memperingati hari kematian Im Yoon Hee. Ya, pada hari ini—tepat delapan tahun kepergian Yoon Hee.
“Aku tak pernah bisa mempercayai semua ini—tapi dipikir seperti apapun, inilah kenyataan yang harus kita terima” Siwon mendesah.
“Yoon Hee, aku melakukannya dengan baik” Kyuhyun berkata dengan sangat lirih.
“Aku tak pernah melihat kedua orang tua Yoon Hee mengunjungi makam ini setiap kali peringatan kematian Yoon Hee” gumam Hyukjae
“Kapan saja mereka bisa mengunjungi Yoon Hee” ujar Kyuhyun “Untuk berada di tempat ini pada hari insiden itu terjadi,, sangat menyakitkan ketika kenangan pahit itu terbangkitkan kembali”
Mereka kembali diam, sunyi. Hanya hembusan angin yang sesekali menggelitik kulit ketiga pemuda itu.
 
~the end~
Eh,, SALAH maksudnya…
~to be continue~

No comments :

Post a Comment