Title : TheSweet Bodyguard (Part 1)
Author : Lauditta Marchia T
Genre : Romance
Cast :
– Im Yoon Hee (OC)
– Cho Kyuhyun (Suju)
– Choi Siwon (Suju)
– Lee Hyukjae (Suju)
– Other Cast
–>FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!
***
Markas Besar Angkatan Darat Korea Selatan.
“Sejak Presiden menyatakan perang untuk memberantas terorisme nuklir pada saat pembukaan KTT keamanan nuklir beberapa waktu yang lalu—para teroris mulai terang-terangan menyatakan aksi mereka” seorang pria berbadan besar berkata dengan lantang.
“Terbukti dengan penyerangan terhadap villa pribadi milik Presiden di Boseong. Meskipun bom dengan daya ledak rendah dan tak menelan korban jiwa tapi peristiwa itu adalah sebuah ancaman nyata—mereka sedang memperingatkan kita dan mencoba menunjukkan pada dunia bahwa mereka tak pernah main-main”
Dalam ruangan yang tak disentuh cahaya lampu, semua mata tertuju pada gambar-gambar yang terpantul dari infocus. Mereka adalah para petinggi angkatan bersenjata bersama dengan badan intelijen Korea Selatan.
Dalam ruangan yang tak disentuh cahaya lampu, semua mata tertuju pada gambar-gambar yang terpantul dari infocus. Mereka adalah para petinggi angkatan bersenjata bersama dengan badan intelijen Korea Selatan.
Klik.
Lampu di ruangan itu kembali dinyalakan.
“Kami sudah menempatkan agen dan mempertebal pengamanan pada obyek vital Negara dan juga pengamanan ekstra bagi keluarga Presiden”
Orang-orang itu mengangguk—raut wajah mereka terlihat begitu serius.
“Sejauh ini, semua tampak terkendali” kata seorang pria berkaca mata “Hanya saja, ada satu hal yang belum bisa terlaksana..” pria itu kemudian bergumam
“Apa itu?”
“Putra bungsu Presiden” kata pria itu “Sejak awal, dia satu-satunya anggota keluarga Presiden yang menolak keras penempatan penjaga disekitarnya. Kondisi saat ini, sangat berbahaya untuk mengikuti keinginannya”
Semua terdiam.
“Kita harus tetap menempatkan seseorang untuk menjaga keamanan putra Presiden. Tempatkan orang itu untuk secara diam-diam menjaganya dan tentu saja tanpa diketahui olehnya. Ingat, pengawasan selama 24 jam”
“Apakah sudah diputuskansiapa yang akan melaksanakan tugas ini?”
“Putra bungsu Presiden masih berstatus sebagai pelajar, untuk mengawasinya 24 jam, orang itu haruslah tidak mencolok dan tidak menimbulkan banyak kecurigaan”
“Aku rasa ada seseorang dengan kriteria yang cocok untuk tugas ini”
Semua memandang ke arah pria yang bersuara itu.
“Im Yoon Hee” katanya mantap.
“Maksud anda adalah Yoonie?” seorang pria kurus terkejut
Tatapan mereka kembali tertuju pada layar di hadapan mereka—pada seorang gadis berambut pendek dengan wajah manisnya yang tampak begitu tegas.
“Jenderal, selama ini Yoon Hee selalu diperhadapkan pada tugas-tugas yang sangat berbahaya” seseorang terdengar bergumam, ia sepertinya tak yakin dengan tugas kali ini yang menurut pemikirannya tak sebanding dengan tugas berat lainnya—yang mungkin tak cocok untuk seorang Im Yoon Hee.
“Tugas ini tak kalah berat dengan tugas-tugas lainnya” ujar sang Jenderal “Kurasa semua tahu, seperti apa watak putra bungsu Presiden—kita membutuhkan seseorang yang benar-benar mampu menanganinya, aku rasa Yoon Hee sangat cocok untuk tugas baru ini”
Semua kembali mengangguk mengingat sifat putra bungsu Presiden yang di luar kendali.
“Dalam waktu dekat dia akan segera kembali ke Seoul setelah tugasnya bersama Mossad”
“Tapi—siapa sebenarnya Im Yoon Hee itu?” seseorang bertanya.
Pertanyaan itu menunjukkan bahwa si penanya adalah anggota baru NIS atau National Intelligence Service Korea Selatan sehingga belum tahu segala sesuatu tentang gadis yang sedang dibicarakan sedari tadi.
~.oOo.~
Hannyoung High School.
Koridor sekolah yang dilalui oleh murid-murid, mata mereka tak lepas dari tiga orang pemuda yang berdiri di situ. Para gadis yang berlalu lalang tak melepaskan pandangan dari yang penuh dengan kekaguman pada ketiga murid tampan itu.
“Akhir pekan terasa lama” sungut salah seorang diantara ketiga orang itu. Hyukjae.
Dua orang lainnya hanya tersenyum, Kyuhyun dan Siwon.
“Why?You have a date?” Siwon menutup buku yang dibacanya.
“Gadis mana lagi yang berhasil kau jerat?” Kyuhyun ikut memandangi Hyukjae.
“Kalian berdua—hentikan tatapan itu!” Hyukjae mengurung leher Kyuhyun dan Siwon di bawah apitan kedua lengannya.
Kyuhyun dan Siwon dengan sigap melepaskan diri dari Hyukjae
“I’m just enjoying my youth” Hyukjae tersenyum “Apa kalian berdua hanya ingin menghabiskan hidup kalian dengan membaca buku dan bermain game? So boring!”
“Sebaliknya kau, banyak gadis yang kau buat patah hati” kata Kyuhyun “So, be careful!”
Hyukjae tertawa.
“Mengapa tak mencoba untuk mendekati seorang gadis?”
Siwon dan Kyuhyun tertawa.
“Kenapa? Apa kalian ini pengecut?” Hyukjae menatap curiga pada Siwon dan Kyuhyun.
“Jangan bercanda” Kyuhyun tertawa kaku.
“Kalau begitu buktikan!” Hyukjae berkata dengan santai.
Siwon hanya tersenyum tipis.
“Kau ingin aku melakukan apa?” Kyuhyun terpancing dengan perkataan Hyukjae.
“Kau harus merayu seseorang” Hyukjae tersenyum puas.
“Alright” Kyuhyun berkata tenang “Tell me now, who’s that lucky girl?” ia menatap Hyukjae, begitu percaya diri.
“Kita akan mengetahuinya—nanti” Siwon dan Kyuhyun terlihat kebingungan “Kau harus merayu seseorang yang muncul dalam hitungan ketiga dari balik tikungan itu”
Kyuhyun dan Siwon mengikuti arah pandang Hyukjae.
“Siapapun?” Hyukjae mengangguk atas pertanyaan Kyuhyun “Bagaimana jika dalam hitungan ketiga yang terlihat adalah seorang pria?”
“Tanpa pengecualian” Hyukjae tersenyum.
“Are you kidding me?” Kyuhyun terlihat tak mempercayai ucapan Hyukjae.
“You worried?” selidik Hyukjae “Ehm, perlukah aku membatalkan itu?”
“Stop it!” Siwon tertawa pelan.
“Aku akan melakukannya” ujar Kyuhyun.
Siwon dan Hyukjae tentu sudah menduga, Kyuhyun terlalu angkuh untuk membatalkan tantangan itu.
“Let’s see, who’s the lucky girl?—or maybe, lucky boy”
Siwon tertawa mendengarkan perkataan Hyukjae, sementara mata Kyuhyun tertanam pada arah tikungan koridor.
“One…two…” Hyukjae mulai menghitung. Mereka menanti dengan rasa penasaran siapa yang akan muncul dari balik koridor “..three…”
Mata ketiga orang itu langsung menangkap seorang gadis yang baru muncul dari balik tikungan itu. Gadis bertubuh semampai dengan potongan rambutnya yang pendek. Sorot matanya tampak mencari-cari, sedikit kebingungan.
“Kau cukup beruntung, seorang gadis” Siwon memandangi Kyuhyun.
“Haruskah aku?” Kyuhyun seperti tak yakin. Mereka menatapi wajah gadis itu.
“Kau ingin membatalkannya? Belum terlambat” Hyukjae terkekeh pelan.
“Tentu tidak. Mari kita lihat, berapa lama gadis itu akan mampu menahan pesona Cho Kyuhyun yang tampan”
Siwon dan Hyukjae hanya tertawa sambil menggeleng. Kyuhyun melangkah pasti mendekati gadis yang berjalan berlawanan arah dengannya. Langkah gadis itu terhenti ketika Kyuhyun berdiri di hadapannya, menghadang langkahnya.
“Maaf, kau tahu dimana kelas XII-1?” gadis itu akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Kyuhyun.
Kyuhyun tak menjawab, tatapannya terus tertuju pada gadis itu.
“Kau mendengarku?” Gadis itu sedikit heran melihat Kyuhyun yang tak bergeming bahkan tak mengeluarkan suara.
Melihat tak ada reaksi apapun, gadis itu beranjak namun Kyuhyun menangkap pergelangan tangannya. Detik selanjutnya Siwon dan Hyukjae dibuat terkejut melihat Kyuhyun yang mendaratkan kecupan di pipi mulus gadis itu.Keduanya saling pandang dan menggeleng heran, tak menyangka Kyuhyun bisa bertindak sejauh itu.
Kyuhyun kembali memandangi gadis itu, raut wajah gadis itu tak terlihat terkejut—ia tampak tenang dan ikut memandangi Kyuhyun dengan tajam.
BUUGGHH!!
Siwon dan Hyukjae kembali tersentak menyaksikan sahabat mereka dihadiahi sesuatu, bukan tamparan tapi pukulan yang sangat keras di wajah Kyuhyun.
“Hey boy!! Who are you??” Gadis itu berkata dengan tegas.
“Kau…!!!” Kyuhyun menggeram, ia meringis kesakitan sambil memegangi rahangnya yang serasa bergeser.
Si gadis lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun yang belum berkutik, ia masih menahan rasa sakitnya. Siwon dan Hyukjae terus memandangi gadis pemberani itu ketika melewati mereka.
~~~
Seorang guru memasuki sebuah kelas. Di belakang guru itu, berjalan seorang siswi. Ia berdiri di depan kelas menatap tenang pada seluruh penghuni kelas yang kini perhatian mereka sedang terfokus padanya.
Fokus semua siswa kembali pada guru yang berdiri di depan kelas.
“Semuanya—hari ini kalian mendapat teman baru” kata Shin seonsaengnim “Dia murid pindahan dari Jepang”
“Apa kabar? Aku, Im Yoon Hee” gadis berpotongan rambut pendek itu menunduk pelan. Memperkenalkan dirinya.
Setelah cukup untuk pertemuan awal dengan teman-teman barunya. Gadis itu segera menuju ke tempat duduk yang ditunjukkan padanya.Bel berbunyi panjang menandakan jam istirahat telah tiba. Semua murid beringsut dari tempat duduk mereka, meninggalkan kelas.
Gadis manis dengan raut wajahnya yang terlihat tenang, Im Yoon Hee, hanya duduk termenung. Sesekali matanya mengawasi kumpulan murid laki-laki yang duduk tak jauh darinya—mereka terus memandangi Yoon Hee.
Ia mengeluarkan smart phone dari dalam tas, beberapa saat kemudian sebuah email masuk. Gadis itu segera membuka pesan masuk itu dan dari layar handphone tampak tiga wajah dengan masing-masing penjelasan tentang mereka.
Yah, ketiga laki-laki itu kini sedang duduk tak jauh dari tempat Yoon Hee. Yoon Hee menyentuh telinganya, memperbaiki sebuah alat pendengar yang sangat kecil—seseorang sedang berbicara padanya.
“Kau sudah terima email itu?” suara itu terdengar jelas di telinga Yoon Hee “Meskipun fokus utamamu adalah putra Presiden tapi kedua orang lainnya adalah orang-orang yang dekat dengan putra Presiden”
“Aku mengerti” jawab Yoon Hee, ada sebuah alat yang tertanam rapi dibalik lipatan kerah seragam sekolahnya.
Alat-alat canggih yang digunakan untuk berkomunikasi tanpa diketahui oleh orang lain.
“Choi Siwon. Berasal dari keluarga chaebol, ia pewaris seluruh jaringan Hyundai Departement Store. Lalu, Lee Hyukjae—putra satu-satunya menteri Lee. Kedua orang itu adalah sahabat akrab putra Presiden, Cho Kyuhyun”
Yoon Hee mengangguk paham.
“Bukankah anak baru itu sangat aneh? Ehm, sejujurnya dia sangat menarik”Hyukjae memandangi Yoon Hee yang berjalan meninggalkan ruang kelas.
“Entahlah, aku rasa dia terlalu berani untuk menghadiahi Cho Kyuhyun yang tampan dengan sebuah pukulan hebat. Bagaimana rasanya?” goda Siwon, ia tak mengalihkan tatapannya dari buku.
“Dia akan menyesal bahwa hari ini pernah terjadi” Kyuhyun mengepal jari-jarinya, ia terlihat geram dan marah. Wajahnya sedikit memerah, bekas pukulan siswa baru itu.
Tentunya mereka tak mengira jika siswa baru di kelas mereka bukanlah seorang gadis biasa. Im Yoon Hee, Perwira pertama Angkatan Darat dengan pangkat Kapten. Saat ini usianya 19 tahun.
Pertanyaannya,mengapa Yoon Hee adalah seorang PerwiraAngkatan Darat disaat gadis-gadis seusianya masih mengenyam bangku pendidikan?
Tentu, karena bangku pendidikan hanyalah sebuah formalitas bagi gadis itu. Si jenius yang membobol kode rahasia keamanan beberapa Negara saat dirinya masih berumur 8 tahun. Dia direkrut secara khusus oleh Angkatan Darat.
Yoon Hee tergabung dalam pasukan elite yang dibentuk dan dilatih untuk melakukan misi perang non konvensional, anti teroris, pengintaian, aksi langsung dan pertahanan luar negeri. Dia sangat terlatih dan dipersenjatai oleh senjata khusus karena tugas anggota pasukan elit yang selalu dilakukan secara diam-diam dan berhubungan dengan informasi rahasia.
Sebelum menerima tugasnya yang baru, Yoon Hee diutus untuk bekerja sama dengan Mossad, salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel—bertanggungjawab atas pengumpulan intelijen dan operasi-operasi rahasia termasuk kegiatan para militer.
Yoon Hee pernah berada di garis depan saat Korea Selatan mengirim tentara ke Afganistan—gadis itu adalah sniper. Ia cukup ditakuti oleh seprofesinya. Itulah sebabnya ia dikatakan sebagai keajaiban bagi dunia militer Korea Selatan.
~.oOo.~
Hannyoung high school adalah salah satu sekolah elit di Korea Selatan. Sekolah bergengsi. Sekolah itu memberlakukan peraturan yang sangat ketat bagi siswa-siswinya. Juga satu hal yang cukup mencolok dan membedakannya dari sekolah lain di Korea adalah penempatan para murid di asrama.
Semua siswa Hannyoung diharuskan untuk tinggal di asrama dan hanya bisa keluar asrama pada akhir pekan. Bangunan asrama putra terpisah dari bangunan asrama putri dengan penjagaan yang sangat ketat. Mereka ditempatkan berdasarkan tingkatan. Asrama lantai satu untuk tingkat pertama (kelas X), lantai dua untuk tingkat kedua (kelas XI) dan tentunya lantai tiga untuk tingkat ketiga (kelas XII).
3rd floor, asrama putra…
Siwon dan Hyukjae sedang berada di kamar Kyuhyun—satu-satunya siswa yang menempati single room mengingat setiap kamar harusnya ditempati oleh 2 orang, tentu saja ada pengecualian bagi Kyuhyun.
“Akh, kau mengalahkanku!” Desis Hyukjae kesal.
Kyuhyun terkekeh. Tak ada yang bisa mengalahkannya dalam bermain game. Siwon ikut tersenyum, ia tak pernah berniat tanding game dengan Kyuhyun.
Tiba-tiba saja telinga ketiga pemuda itu menangkap kegaduhan di luar kamar.
“Ada apa?” tanya Kyuhyun
“Tak tahu” Siwon mengangkat kedua pundaknya.
Bersama-sama ketiga pemuda tampan itu mencari tahu kegaduhan yang terjadi di asrama. Semua penghuni kamar terlihat berdiri di luar kamar mereka, di sepanjang koridor asrama lantai tiga.
“Apa yang terjadi?” tanya Hyukjae pada seorang siswa bertubuh tambun.
“Pelanggaran peraturan pertama selama sejarah berdirinya sekolah ini” ujar siswa bernama Shindong.
“Apa maksudnya?” Kyuhyun menatap Hyukjae. Mereka memandangi Shindong yang menjauh—menuju anak tangga.
“Entahlah”Hyukjae menggeleng.
“Sepertinya aku tahu apa yang terjadi” ujar Siwon.
Semua mata tertuju pada seseorang yang baru saja tiba di lantai tiga. Kedatangan penghuni asrama yang baru adalah hal yang lumrah tapi kali ini semua tak dapat mempercayai apa yang sedang mereka saksikan.
Ya, mereka memandangi seorang murid pindahan yang baru kemarin memasuki sekolah mereka. Im Yoon Hee. Gadis itu hanya memandang tenang pada semua mata yang terkejut dan keheranan. Yoon Hee membetulkan letak topi yang dipakainya, dengan tas yang menggantung di punggungnya, ia melangkah pasti.
“Aku rasa dia salah masuk asrama” ujar Siwon
“Perlukah aku tunjukkan dimana asrama putri berada?” Hyukjae seperti bertanya pada dirinya sendiri.
Tentu saja, semua tahu jika laki-laki dan perempuan tak tinggal dalam bangunan asrama yang sama. Yoon Hee berjalan mendekati Kyuhyun, Hyukjae dan Siwon.
“Kau..” tegur Kyuhyun. Langkah Yoon Hee terhenti “Aku rasa kau berada di tempat yang salah—atau kau ingin membuat perhitungan denganku?” katanya lagi.
Yoon Hee hanya memandangi Kyuhyun tanpa bersuara, matanya bergeser pada kamar yang pintunya tertutup rapat, tepat di sebelah kamar Kyuhyun.
Gadis itu segera mengeluarkan kunci dari saku celananya, membuka pintu kamar tersebut dan segera menghilang di balik pintu. Artinya, Yoon Hee benar-benar tak melakukan kesalahan dengan memasuki asrama itu.
~.oOo.~
Yoon Hee memasuki lingkungan sekolah, ditemani oleh tatapan mata siswa-siswi. Sangat jarang murid baru mendapat perhatian lebih seperti itu. Sejak Yoon Hee menjadi satu-satunya wanita yang menempati salah satu kamar di asrama putra—dan juga bahwa dia dan Kyuhyun adalah dua orang siswa yang memiliki single room.
Direktur sekolah menjelaskan kehebohan yang terjadi pada guru dan murid yang notabenenya tak tahu menahu penyamaran Yoon Hee yang sebenarnya adalah tentara terlebih anggota pasukan khusus yang bertugas menjaga keselamatan putra Presiden, Cho Kyuhyun. Satu-satunya yang mengetahui penyamaran Yoon Hee adalah Direktur sekolah. Direktur mengatakan alasan Yoon Hee berada di asrama putra karena terbatasnya kamar di asrama putri, tak ada siswi yang ingin dalam kamar mereka bertambah satu penghuni lagi.
Meskipun itu alasan yang cukup masuk akal tapi semua orang masih begitu heran, kali pertama ada kejadian seperti itu di Hannyoung high school.
Semua murid kelas XII-1 berkumpul di lapangan, jam pertama adalah olahraga. Kali ini mereka akan berlari memutari lintasan lari yang mengelilingi lapangan.
Kyuhyun dan Hyukjae mendapat giliran berlari paling pertama bersama delapan murid lainnya. Peluit berbunyi. Mereka berlari dengan begitu cepat.
“Oppa!! Kyuhyun oppa!!”
“Hyukjae oppa..”
Yoon Hee memandangi gerombolan gadis yang berdiri tak jauh, memandang dan berteriak memanggil nama Kyuhyun dan Hyukjae. Ya, bersama Siwon—mereka bertiga adalah siswa paling popular di sekolah.
“Oppa, I love you..”
Mereka terus berteriak. Yoon Hee kembali mengawasi Kyuhyun yang tertawa riang sambil memeluk Hyukjae—mereka baru saja menyudahi lari mereka.Yoon Hee mengambil posisi, gilirannya tiba.
Ketika peluit guru berbunyi, mereka berlari dengan begitu kencang. Begitu juga dengan Yoon Hee, ia bahkan hampir menyamai Siwon. Semua orang begitu antusias.
“Yaa~ bagaimana dia bisa berlari sekencang itu??” desis Kyuhyun, menatap Yoon Hee.
“Aish!!”Hyukjae berteriak ketika Yoon Hee mengalahkan Siwon. “Mustahil! Tapi Yoon Hee benar-benar mengalahkan Siwon—si kuda”
Mereka memandangi Yoon Hee. Tak pernah seorangpun yang berhasil mengalahkan rekor lari Siwon. Yoon Hee mulai menarik perhatian para siswa. Berlari seperti itu, bukanlah hal yang sulit bagi Yoon Hee.
~~~
Siwon, Kyuhyun dan Hyukjae bersama-sama memasuki kelas. Jam olahraga sudah berakhir. Mata ketiga orang itu tertuju pada Yoon Hee yang belum mengganti pakaian olahraganya. Yoon Hee tertunduk, kedua kakinya diluruskan ke depan salingmenyilang di atas meja belajarnya.
“Gosh, she’s look like wild girl” Kyuhyun tersenyum sinis.
Mereka berjalan mendekati Yoon Hee.
“Dia tertidur” Siwon berjongkok, mengamati wajah Yoon Hee
“Bukankah dia sangat menarik?” Hyukjae ikut berjongkok bersama Siwon.
“What are you talking about?” Kyuhyun mendesah, heran mendengar ucapan Hyukjae.
Tak ada suara. Kyuhyun melakukan hal yang sama. Kini mereka bertiga berjongkok di dekat Yoon Hee, memandangi wajah gadis itu. Tangan Yoon Hee terlipat di depan dadanya.
“Tak ada satupun yang menarik dari gadis ini” ujar Kyuhyun“Ada apa dengan matamu? Apa seleramu berubah? Dia sangat jauh dari type gadis incaranmu?” Kyuhyun menoleh, memandangi Hyukjae.
“I’m not talking about her face” jawab Hyukjae “Aku rasa dia sangat menarik, sifatnya—satu-satunya gadis yang tak terpengaruh dengan keberadaan kita, disaat gadis lain tak ingin wajahmu tersentuh oleh debu sekalipun tapi dia justru memukulmu. Dia sangat datar dan begitu tenang”
Kyuhyun kembali berdiri.
“Dia akan menyesal telah menyentuhku” Kyuhyun menarik kerah baju Siwon dan Hyukjae agar berdiri kembali.
Mata Kyuhyun menangkap sebuah botol yang terisi penuh dengan air.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Siwon ketika Kyuhyun mengambil botol itu dan membuka tutupnya.
“Tata krama” jawab Kyuhyun “Aku akan mengajarinya, apa itu tata krama” ia tersenyum.
Kyuhyun mengarahkan mulut botol ke atas kepala Yoon Hee. Perlahan memiringkan botol di tangannya.
Belum sempat air keluar dari mulut botol ketika tangan Yoon Hee bergerak secepat kilat tanpa merubah posisi tubuhnya, lebih tepatnya kini ia mengarahkan sesuatu pada wajah Kyuhyun membuat pemuda itu terkejut begitu juga dengan Siwon dan Hyukjae.
Kesunyian terjadi cukup lama—hanya jarum jam yang berdetak berlomba dengan detak jantung ketiga pemuda itu yang semakin lama terdengar semakin keras.
“Apa—yang,, kau lakukan??”
Kyuhyun memecah kesunyian.Ia menelan ludah kasar melihat moncong pistol hanya berjarak beberapa senti dari matanya.
“Im Yoon Hee.. kau..” mulut Siwon bahkan terasa berat untuk mengeluarkan suara.
Mereka tak menyangka apa yang sedang terjadi saat ini. Seumur hidup, baru kali ini merasakan seseorang menodongkan senjata kepada mereka.
“Mengapa kau,, kau memiliki itu?” Hyukjae sama gugupnya.
Yoon Hee tak bergerak. Ia menarik pelatuk membuat ketiga orang itu menutup mata seketika—hanya terdengar bunyi angin. Cukup lama untuk membuat mata ketiga pemuda itu kembali terbuka.
Mereka mematung menatapi Yoon Hee. Gadis itu, perlahan mulai membuka matanya yang sejak awal hanya terpejam. Yoon Hee menurunkan kaki dari atas meja lalu bangkit dari posisinya.Ia memandangi Kyuhyun yang mulutnya terkatup rapat, wajah tampannya masih menyisahkan keterkejutan yang luar biasa.
“Dorrr!!You’re dead, boy!!”Yoon Hee tersenyum tipis—sangat tipis membuat senyum itu tak begitu terlihat.
Ia meletakkan pistol yang dipegangnya di atas meja lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae.
Membutuhkan beberapa menit untuk membuat saraf ketiga pemuda itu yang semula menegang kembali rileks. Jantung mereka masih berpacu dengan kencang. Siwon meraih pistol yang ditinggalkan Yoon Hee.
“Ini, hanya pistol mainan” ujar Siwon.
Kyuhyun meletakkan beban tubuhnya di atas kursi. Ia merasa seluruh persendiannya lemas. Lega karena itu bukan senjata sungguhan tapi gadis itu telah memberikan syok terapi kepada ketiga orang itu.
Jika mereka tahu apa yang tersembunyi dan tak pernah dilepaskan Yoon Hee di balik pakaiannya, atau apa saja yang disimpan Yoon Hee di dalam kamarnya—mereka akan benar-benar menjadi penderita serangan jantung.
~.oOo.~
3rd floor, asrama putra.
“Bagaimana bisa ada seorang gadis yang mengerikan seperti dia?” Siwon bergidik ngeri.
“Jantungku berhenti ketika Yoon Hee menarik pelatuk pistol” ujar Hyukjae “Apa seperti itu rasanya jika berada di pintu maut?”
Mereka tak habis-habisnya membahas sikap ‘menyimpang’ Yoon Hee. Kyuhyun membanting buku di tangannya dengan sangat kasar. Wajahnya memerah, sangat marah. Ia tak pernah diperlakukan seperti itu oleh siapapun.
“Im Yoon Hee. Kau sedang menggertakku?” geram Kyuhyun.
“Kyu, aku rasa kita tak perlu berurusan dengan gadis aneh itu” Siwon terlihat cemas akan ekspresi Kyuhyun.
“Tidak!” tolak Kyuhyun tegas.
Siwon mendesah, ia sudah menduga jika Kyuhyun benar-benar tak akan tinggal diam.
“Akan kuberitahu, siapa Cho Kyuhyun yang sebenarnya” mata Kyuhyun terlihat berkilat-kilat “I will make her regret being born into this world”
“Aku harap kau tak menimbulkan masalah, kau harus ingat siapa ayahmu saat ini”
Kyuhyun menatapi Siwon. Ia lalu tertawa.
“Kau mengira aku akan membunuhnya?” Kyuhyun kembali tertawa “Jangan cemas, aku hanya akan sedikit bermain-main dengannya. Im Yoon Hee—kau, adalah milikku” tangan Kyuhyun kembali mengepal dengan sangat kuat, senyum Kyuhyun terlihat sangat mengerikan.
“Lakukan sesukamu” Hyukjae menggeleng.
Mereka tak menyadari jika apa yang mereka lakukan dan bicarakan tak satupun terlewatkan oleh Yoon Hee yang berada di kamar sebelah. Yup, gadis itu menatap layar laptop di meja belajarnya. Memandangi Kyuhyun yang sedang melempar bantal kepada Hyukjae dan Siwon.
Tanpa sepengetahuan siapapun, terutama si pemilik kamar—Yoon Hee telah meletakkan beberapa mini kamera di dalam kamar Kyuhyun.
Seorang professional seperti Yoon Hee tak pernah main-main dalam menjalankan tugasnya. Menjaga kemungkinan akan penyusup yang dapat membahayakan nyawa orang yang dilindunginya—Cho Kyuhyun.
Perhatian Yoon Hee teralih pada handphonenya yang bergetar. Ia melihat nama si pemanggil.
“Kapten Im Yoon Hee” Yoon Hee bahkan berbicara dengan sikap duduk sempurna.
“Yoonie” terdengar suara berat dari seberang.
“Siap!” jawab Yoon Hee tegas.
Suara tawa terdengar di telinga Yoon Hee.
“Kita diluar dinas. Aku berbicara bukan sebagai atasanmu tapi sebagai Ayahmu, Yoonie-ya”
Posisi tubuh Yoon Hee kembali santai.
“Iya, Ayah” jawab Yoon Hee.
“Bagaimana keadaanmu? Kau sudah makan?”
“Jangan khawatir” Yoon Hee tersenyum “Tapi, mengapa memberikanku tugas ini?”
“Ada apa? Kau menyerah dan ingin kembali?”
“Tidak seperti itu. Hanya saja aku tak pernah bertemu pemuda menyebalkan seperti dia—Ayah tahu seperti apa aku. Tak cemaskah jika aku dapat melakukan hal yang buruk pada anak itu?”
Sungut Yoon Hee. Ia selalu menghadapi tugas yang sangat berat bahkan jauh melebihi tugasnya saat ini tapi tak pernah terpikirpun bahwa ia akan berhadapan dengan pemuda sombong dan angkuh seperti Kyuhyun.
“Bagaimana jika aku mematahkan tulangnya?”
Pria itu kembali tertawa.
“Aku tahu kau dapat mengatasi Cho Kyuhyun” kata pria itu “Dia memang memiliki perilaku yang unik.Ayah rasa dia tak akan mampu melakukan hal buruk padamu karena Ayah yakin kau satu-satunya yang cocok dengan tugas itu—ah, tapi jika dia melakukan sesuatu yang buruk, kau beri saja dia pelajaran tapi ingat, jangan sampai membuat Ayahmu ini dipecat dari Kesatuan”
Yoon Hee tertawa.
“Aku mengerti” pembicaraan itu berakhir.
Mata Yoon Hee menerawang. Kehidupan masa kecilnya kembali terlintas. Hari-hari yang dihabiskannya di panti asuhan selama 5 tahun sampai ia diadopsi oleh keluarga yang baru. Jenderal Im adalah orang yang membawa Yoon Hee pulang dan memberikan keluarga yang hangat padanya.
Sebelum akhirnya mereka menyadari keajaiban yang dimiliki oleh Yoon Hee, dianggap menjadi incaran berbagai pihak—mereka memberikan perlindungan bagi Yoon Hee.
Meskipun Ayahnya seorang Jenderal tapi ia tak pernah menyetujui ketika militer Korea Selatan hendak merekrut Yoon Hee, ia tahu apa yang akan dihadapi Yoon Hee. Untuk berada ditempat dan posisinya saat ini, semua adalah keputusan yang diambil oleh Yoon Hee.
~.oOo.~
Two weeks later…
Akhir pekan. Murid-murid tampak bersemangat. Pemandangan ini selalu terjadi, tentu saja—memikirkan rumah dan kebebasan sejenak, setelah seminggu terkurung dalam ketatnya peraturan sekolah membuat murid-murid Hannyoung high school lebih bersemangat.
Yoon Hee memanggul tas punggung kecilnya. Seperti biasa, dengan gayanya yang santai—celana jeans ketat ditutupi oleh sepatu bot setengah betis, kaos oblong longgar dibalut dengan jaket coklat dan sebuah topi bertengger di kepalanya.
Ia keluar dari asrama. Begitu banyak mobil mewah di area itu—murid-murid dijemput oleh supir mereka, ada juga yang memilih menggunakan bus sekolah maupun angkutan umum lainnya, termasuk Yoon Hee.
Gadis itu naik ke dalam bus. Ia mengeluarkan smart handphone dari saku celananya. Sesuatu tampak berkedip-kedip dari layar handphone, ia memeriksa koordinat kedipan itu juga lokasi yang begitu jelas menceritakan dimana titik itu berada—kediaman keluarga konglomerat Choi.
Ya, titik yang berkedip-kedip di layar handphone Yoon Hee adalah lokasi Kyuhyun berada. Gadis itu telah menaruh pelacak GPS super mini di belakang telinga Kyuhyun ketika dia sedang tertidur. Siapapun tak akan menyadari termasuk Kyuhyun karena pelacak itu seperti tahi lalat.
Dengan pelacak, Yoon Hee dapat dengan mudah memantau lokasi keberadaan dan koordinat Cho Kyuhyun secara dinamis.
~~~
Sebuah mobil mewah terparkir. Kyuhyun, Hyukjae dan Siwon terlihat keluar dari mobil itu—begitu banyak mobil dan motor yang terparkir di area parkiran. Ketiga pemuda tampan itu memasuki bangunan mewah bergaya modern. Interior design yang sangat berkelas dan juga lampu serta penerang lainnya yang ikut menambah kesan elegan tempat itu. Sebuah club malam berkelas yang hanya di datangi oleh orang-orang kalangan atas
Entah berapa banyak kaula muda yang terlihat menari atau hanya duduk menghabiskan waktu dan tentu saja menghabiskan uang mereka.
Tiga pemuda tampan itu segera memilih duduk di suatu tempat, memesan minum dan bercerita. Hyukjae sesekali melirik pada gadis-gadis cantik yang sejak kedatangan mereka telah menarik perhatian.
“Hentikan!” Kyuhyun membatalkan niat Hyukjae.
“Mereka sangat tertarik pada kita” ujar Hyukjae sambil tersenyum kepada gadis-gadis cantik itu.
“Aku tak ingin orang lain mengambil tempat dudukku” Kyuhyun meneguk minumannya.
Hyukjae hanya menggeleng kesal sementara Siwon tersenyum tipis. Mata Hyukjae tiba-tiba tertanam ke suatu arah.
“Bukankah itu, Yoon Hee?”
Semua mengikuti arah pandang Hyukjae. Tak jauh dari mereka, diantara ramai orang yang berlalu lalang—Yoon Hee duduk seorang diri, sesekali meneguk minumannya.
“Apa hanya perasaanku saja, tapi Yoon Hee selalu terlihat dimanapun kita berada” ujar Siwon
“Maksudmu dia—stalker?” tanya Hyukjae
“Aku tak perduli, apa yang dia lakukan” kata Kyuhyun santai “Tapi—aku rasa gadis itu telah jatuh dalam pesonaku” Kyuhyun tersenyum sinis.
“You said that Yoon Hee likes you?” Siwon memandangi Kyuhyun “Ayolah, kau tak benar-benar beranggapan seperti itukan?” ia tertawa heran.
“No. I’m serious” jawab Kyuhyun “Dia boleh mengerikan tapi dia masih seorang gadis.Katakan—gadis mana yang mampu menolakku?”
Siwon dan Hyukjae menggeleng. Mereka saling pandang dan tertawa.
“Bravo. Semua gadis sangat menyukaimu tapi apa reaksimu?” Hyukjae mencoba mengingatkan sikap Kyuhyun yang begitu cuek dan tak pernah menanggapi gadis-gadis yang tergila-gila padanya “Lalu, apa rencanamu terhadap Yoon Hee? Jangan bilang jika kau akan mendekatinya?” tebak Hyukjae
Kyuhyun hanya tersenyum.
“Sudah kukatakan, Yoon Hee adalah milikku” Kyuhyun berkata dingin “Dia akan merasakan akibatnya jika bermain-main denganku” senyuman tercipta di wajah Kyuhyun. Dalam dan menyebalkan.
“Sepertinya akan ada banyak gadis yang patah hati. Ah, Yoon Hee yang malang. Kau harus bersiap-siap dengan banyak kejutan di masa depan”Hyukjae menggeleng prihatin.
“The show begins” sambung Siwon sambil meneguk minumannya.
Ini kali pertama Kyuhyun bereaksi hebat terhadap seorang gadis. Pemuda itu selalu dingin terhadap semua gadis yang menyukainya. Kedatangan Yoon Hee yang memiliki sikap bertolak belakang dengan para gadis yang menyukai Kyuhyun, membuat ketenangan Kyuhyun terusik. Pemuda itu terlalu angkuh untuk menerima perubahan atmosfer di sekolah.
Di sudut lain, senyuman tipis mengembang di bibir Yoon Hee.
“Aku adalah milikmu, atau kau yang menjadi milikku?” Yoon Hee memperbaiki alat pendengarnya, “Let’s see Mr. Cho. The show begins” Yoon Hee beranjak meninggalkan tempat duduknya.
~.oOo.~
Sore hari di asrama putra. Yoon Hee memasuki kamarnya. Ia melempar tas sekolah dan buku di tangannya—gadis itu melepas jas seragam sekolahnya, melonggarkan dasi dan langsung merebahkan diri di kasur empuknya.
Meskipun keberadaannya di sekolah dan statusnya sebagai siswa hanyalah sebuah penyamaran semata tapi Yoon Hee mau tak mau harus tetap mengikuti seluruh kegiatan sekolah—ia tak boleh menimbulkan banyak kecurigaan.
Yoon Hee kelelahan. Matanya terpejam.
Satu jam berlalu dan mata Yoon Hee kembali terbuka. Gadis itu bangkit seraya melepas kancing kemeja seragam yang tersisa di tubuhnya. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi.
Baru beberapa menit di dalam kamar mandi, aktivitas Yoon Hee terhenti. Dahi gadis itu berkerut, ia merasakan sesuatu yang lain. Yoon Hee kembali menyarungkan piyama pada tubuhnya. Ia menempelkan telinganya di pintu. Ada orang lain di dalam kamar tidurnya. Ia mengambil pistol yang terletak tak jauh darinya namun niatnya urung—gadis itu kembali meletakkan pistol di tempat semula.
Yoon Hee membuka pintu kamarnya. Dugaannya tepat, ada empat orang laki-laki yang menutupi wajah mereka dengan topeng. Mereka memandangi Yoon Hee.
~~~
“Kau gila!”
Siwon menatap tak percaya pada Kyuhyun.Pemuda itu hanya tersenyum-senyum.
“Apa kau tak begitu keterlaluan memperlakukannya seperti itu?” Hyukjae ikut frustasi dengan ulah Kyuhyun “Biar bagaimanapun—dia masih seorang gadis. Cho Kyuhyun, kau yakin mereka tak akan melakukan hal yang lebih jauh terhadapnya?”
“Aku hanya menakut-nakutinya. Lagipula, aku tak yakin mereka sudi menyentuh gadis aneh seperti Yoon Hee” Kyuhyun membaringkan tubuhnya. Ia rela melepas PSP di tangannya karena lebih memikirkan apa yang sedang terjadi di kamar tetangganya saat ini.
Siwon dan Hyukjae hanya bungkam, saling pandang.
“Kyuhyun—aku harap semua ucapanmu benar” desah Siwon
“Hei,, apa kalian tidak mendengar sesuatu?” tanya Kyuhyun seraya bangkit. Ia berjalan mendekati sisi dinding yang memisah kamarnya dan kamar Yoon Hee “Apa yang mereka lakukan padanya? Aku sangat penasaran!” selidik Kyuhyun, tak terlihat rasa bersalah sedikitpun di wajahnya.
“Kyu..” Hyukjae tertawa pelan. Geram bercampur lucu melihat tingkah Kyuhyun yang dinilainya terlalu kekanak-kanakan
“Mengapa tak ada suara apapun? Sunyi sekali. Ah, tentu saja—mulut gadis aneh itu pasti sedang dibekap” Kyuhyun menempelkan telinganya di dinding “Ah, sudahlah. Yoon Hee pasti sedang meminta pengampunan dariku”
Kyuhyun tertawa tanpa suara, ia menggeloyor di atas sofa—tak jauh dari Hyukjae yang mengambil alih PSP Kyuhyun.
Sesuatu berbunyi, mengalihkan perhatian mereka. Kyuhyun segera menghampiri laptop di atas mejanya. Itu bunyi e-mail masuk. Dengan cekatan Kyuhyun membuka pesan masuk tersebut, detik selanjutnya—Kyuhyun terkejut.
“Im Yoon Hee?”
Kyuhyun melihat ID si pengirim pesan. Siwon dan Hyukjae menghampiri Kyuhyun.
“Darimana dia tahu alamat e-mailku?” selidik Kyuhyun “Ah, tentu saja. Aku lupa siapa aku ini” Kyuhyun masih bisa membanggakan dirinya
“Cepat buka, aku ingin tahu isi pesannya” ujar Siwon
“Permohonan maaf. Sudah tertebak” senyuman Kyuhyun mengembang.
Kyuhyun segera mengarahkan kursor pada icon amplop tertutup.
Klik.
“Apa ini??”
Raut wajah ketiga pemuda itu berubah drastis. Email itu berisi sebuah video. Kamera yang di sorot pada empat orang pemuda yang ditubuh mereka hanya tersisa boxers. Tubuh keempat orang itu terikat saling membelakangi dengan mulut yang tersumpal lakban.
Mata Siwon, Kyuhyun dan Hyukjae kian melebar ketika kamera menyorot dekat wajah keempat pemuda malang yang memandang nanar ke arah kamera yang di dekatkan pada wajah mereka. Seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tak bisa—tentu saja. Hanya sorot mata yang terlihat jelas menggambarkan seruan minta tolong mereka.
Kamera menjauhi empat pemuda itu, berhenti. Sepertinya diletakkan di atas meja—pastinya dengan fokus utama empat pemuda tak berdaya itu. Terlihat sebuah tangan menaruh kursi tepat di depan kamera dan detik selanjutnya, wajah Yoon Hee telah terpampang jelas di layar laptop Kyuhyun.
Ia memperbaiki posisi duduknya. Memandang tajam ke kamera, menembus ruang seakan langsung menikam tatapan mengerikannya itu pada ketiga pemuda di kamar sebelah yang kini serasa terkunci seluruh tubuh mereka.
“Ehm..”
Yoon Hee berdehem. Ia meletakkan punggungnya di sandaran kursi, melipat kedua tangannya di depan dada—santai.
“Bagaimana perasaanmu sekarang? Kau masih penasaran?” tanya Yoon Hee “Usahamu cukup bagus—setidaknya kau membuat hari-hariku di sekolah ini tak begitu membosankan”
Kyuhyun memandang marah.
“Pemuda-pemuda malang itu, mengatakan dengan jelas siapa yang meminta mereka melakukan hal memalukan itu pada seorang gadis, dengan bayaran yang—cukup mahal. Ah, aku masih menyimpan rekaman pengakuan dosa mereka. Bagaimana jika aku meng-upload itu di internet? Atau kau ingin aku bagaimana?”
Yoon Hee berkata dengan begitu santai. Yoon Hee memajukan wajahnya mendekati kamera.
“Let me tell you something, I’m not the girls out there!! Don’t you know? You’re playing around with the wrong people! Tapi terima kasih, aku menantikan pertunjukkan lainnya”
Yoon Hee tersenyum sebelum layar laptop Kyuhyun berubah menjadi hitam.
“Aarrrgghhh!!!”
Belum sempat Siwon dan Hyukjae mengatakan sesuatu ketika Kyuhyun berteriak kesal. Wajahnya memerah—amarahnya telah meledak. Dengan kasar ia mengangkat laptop dan membanting laptop itu di dinding.
Kyuhyun membuka pintu kamarnya, diikuti oleh Siwon dan Hyukjae. Ia menuju kamar Yoon Hee.
“Masuklah, aku tak mengunci pintunya”
Belum sempat Kyuhyun memegang kenop pintu ketika suara Yoon Hee terdengar dari dalam, ia seperti tahu akan kedatangan tamu lain di kamarnya.
Kyuhyun membuka pintu dengan kasar. Matanya tertanam pada Yoon Hee yang masih duduk di tempat yang sama, ia memandangi jam dinding dan kemudian memandangi Kyuhyun yang berdiri di hadapannya—marah.
“Kau lebih cepat dua menit dari waktu perkiraanku” ujar Yoon Hee santai.
Siwon dan Hyukjae segera melepas ikatan empat pemuda yang masih terduduk di lantai. Dengan terburu-buru para pemuda itu segera berlari ketakutan meninggalkan kamar Yoon Hee.
“You lose, boy!!” Yoon Hee tersenyum.
Kyuhyun menangkap pergelangan tangan Yoon. Mencengkeram kuat tangan gadis itu.
“Im Yoon Hee. Don’t call me boy! I’m not your son!”
Yoon Hee hanya tersenyum ketika Kyuhyun semakin kuat menyakiti pergelangan tangannya.
“Kau tak tahu sedang berurusan dengan siapa?” Kyuhyun memandang tajam mata Yoon Hee.
“I know, who you are—Mr. Cho” Yoon Hee berkata dengan sangat tenang, “Putra bungsu Presiden Korea Selatan, ah tentu saja semua orang tahu itu” Yoon Hee seperti tertawa pada dirinya sendiri.
Kyuhyun benar-benar telah memanas. Sementara Siwon dan Hyukjae berdiri tak jauh—tak berniat untuk menyela perang mulut kedua orang itu.
“Kau pemuda arogan. Kasar. Kau sangat sombong, sangat menyebalkan. Kau tak pernah memikirkan perasaan orang lain yang berjuang di luar sana. Apa kau tahu berapa harga yang harus dibayar untuk orang sepertimu? Kau hanya bermain-main, sementara orang lain bekerja keras untuk orang sepertimu—tak masuk akal. Kau, Cho Kyuhyun—childish”
Yoon Hee berkata dengan sangat santai. Ia melepas cengkeraman tangan Kyuhyun dari pergelangan tangannya—meninggalkan bekas merah di sana.
Kyuhyun mematung. Menatap tajam Yoon Hee dengan tatapannya yang berkilat-kilat.
“Apa yang kau katakan?” Kyuhyun tertawa kaku. “Tarik ucapanmu!!” sejurus kemudian wajahnya kembali serius.
“Sorry?That’s not my style”
“Im Yoon Hee!!” Kyuhyun menghardik
“Aku akan meladenimu bermain tapi tidak dengan gayamu yang seperti seorang pengecut” ujar Yoon Hee “Aku rasa, aku tak perlu menjelaskan padamu apa itu sportifitas—smartboy”
Rahang Kyuhyun seperti hendak lepas, saking emosi dan marahnya dia. Cukup lama keadaan itu berlangsung—hanya diam dengan saling melempar tatapan membunuh. Raut wajah Kyuhyun mulai menyantai, ia lalu tersenyum.
“Kau benar” ujar Kyuhyun “Test besok, jika kau bisa mengalahkanku—aku akan menuruti semua yang kau inginkan”
“Apapun itu?”tanya Yoon Hee.
“I promise you” Kyuhyun meyakinkan ucapannya “Tapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka bersiaplah kau menjadi budak bagi Cho Kyuhyun sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dan jika saat itu tiba—maka hakmusebagai manusia dicabut” senyum maut mengembang di sudut bibir Kyuhyun.
Yoon Hee terdiam—ia memandangi Kyuhyun.
“Like you said!!” Yoon Hee membalas senyuman Kyuhyun.
Siwon dan Hyukjae bergidik ngeri melihat senyum di wajah Yoon Hee dan juga Kyuhyun.
~to be continue~
No comments :
Post a Comment