FF “AndILoveYou” Part17
Author:KimYeonYoung (@DeanClouds)
Cast:KimJongwoon,KimYura
SupportCast: Kangin, Key, Eunhyuk… Etc…
Genre: Married life, Romance, Comedy (?)
Ratting:PG-16
Ps: Hati-hati…. banyak ranjau bertebaran di FF ini.. *read Typo * Kisseu scene harap maklum ya, otak author memang seperti yang kalian bayangkan. *memang bayangin apa -_____-”
Yang tidak suka dengan kopel ini dan juga adegan Kisseu-nya harap jangan membaca!!!! Don’t Copy Paste.. Plagiat *Injek
Harap maklum jika ceritanya aneh… saya kurang fit saat mengetik FF ini *abaikan
Backsound : Sunflower ~ Super Junior, Only You ~ Super Junior
Okey Happy Reading……….
Sebelumnya……..
YuraPOV
“Jinja? Kau yakin…”
Dengan otomatisnya kenapa aku mengangguk, seharusnya aku kesal padanya. Memberi makian dan melampiaskan kekesalanku ini karena dia masih menyimpan foto-foto ini. Aish! Tapi aku sepertinya tidak akan melakukannya. Aku bahkan terhipnotis olehnya. Diam dan menatap terus diwajahnya.
Jongwoon sepertinya sudah bisa membaca pikiranku ini, buktinya ia semakin memajukan wajahnya. Atau jangan-jangan ia akan???? Aigoo!! aku belum siap… sungguh aku belum siap…
Yaa..Jongwoon-ah, jangan menatapku terus seperti ini. Aku rasa dia akan menjadi duda, karena aku akan mati. Mati karena aku menahan nafas karena ia semakin mend*katkan wajahnya. Posisinya yang sangat dekat dengan semakin membungkukkan badannya kearahku. Ohh.. aku pasti sudah gila.
Part17
“Sungguh pesonanya malah semakin besar…semakin besar membuat aku sulit bernafas dan berpikir normal. Aku semakin terpesona olehnya. Pria ini sangat menarik dan juga suka membuatku berdebar disetiap perlakuannya padaku. Penyakit gilaku semakin parah semenjak aku menjadi istrinya”
“Menyembunyikan bahwa aku memang sangat semakin mengagumi sosok gadis yang sekarang tidur disampingku dan menyapaku disetiap aku membuka mata…itumemang sulit. Aku akui aku juga sulit sekali mengendalikan diri ku jika berada didekatnya”
AuthorPOV
Yura tetap pada tempatnya dan tidak bisa bergerak sama sekali, bukan karena apa tapi memang karena ia sudah mentok dengan sandaran yang ada dibelakangnya. Jongwoon masih terus menatap Yura yang terlihat pucat karena kegugupannya. Yaah bagaimana tidak, ia merasa sangat terkejut melihat Jongwoon yang hanya berbalut handuk saja.
Jantungnya berdegup kencang saat t*buh Jongwoon semakin mencondong kearahnya. Tatapan keduanya terus beradu dengan degupan jantung yang tidak bisa berhenti sampai sekarang. Wajah mereka memang benar-benar dekat. Yura-pun tak kuasa untuk memalingkan wajahnya. Jongwoon menaikkan satu kakinya keatas ranjang dan bertumpu dengan tumitnya membuat Yura semakin takut. Tangannya meremas kuat sprei yang berwarna merah. Entahlah, apa yang ada dipikiran keduanya. Sekarang tangan Jongwoon menyangga tubuhnya dengan bertumpu disisi tubuh Yura yang membuat posisi mereka berubah.
Sekarang posisi Yura setengah tertidur dengan Jongwoon ada diatasnya. Keduanya sadar akan posisi ini dan mereka akan melakukan apa, walau hanya sekedar ci*man.
Saat Jongwoon memejamkan matanya dan b*birnya hampir saja menyentuh b*bir Yura……
Saat Jongwoon memejamkan matanya dan b*birnya hampir saja menyentuh b*bir Yura……
“Jongwoon-ah, Yura-ya kalian pasti lel…………..”
Jongwoon dan Yura membuka mata dan langsung menoleh kesumber suara yang memanggil nama mereka. Bingo!!!!
“Ahhh… Maaf. Maaf eomma mengganggu yaaa?”
Jongwoon dan Yura melihat seseorang tengah terkejut didepan pintu kamar mereka. Jongwoon Sadar akan posisinya yang seperti akan menyerang Yura segera bangun, begitupun Yura ia bangun sambil membenahi posisi duduknya. Seperti ada kepuasan tersendiri bisa terbebas dari suasana yang hampir saja ia tidak lupakan seumur hidup. Tapi, rasa malu itu kini muncul, bagaimana tidak bahkan pintu itu persis menghadap ranjang Jongwoon. -______-
Pasti Nyonya Kim berpikiran, mereka akan melakukan itu malam ini. Sulit dipercaya.
Pasti Nyonya Kim berpikiran, mereka akan melakukan itu malam ini. Sulit dipercaya.
“Gwenchanayo eomma… kami hanya pemanasan saja” jawab Jongwoon enteng dan membuat Yura menatapnya kesal. Yura belum berani menatap ibu mertuanya ini dengan jelas. Ia hanya sesekali saja tersenyum. Malu itulah yang dirasakannya.
“Eomma bawakan teh ginseng untuk kalian…” Nyonya Kim meletakkan nampan berisikan tea itu diatas meja sebelah ranjang Jongwoon.
“ne.. gomawo Eommonim” jawab Yura tesenyum. Senyum sambil menahan malu tepatnya. Kemudian Nyonya Kim juga tersenyum padanya lalu menatap Jongwoon yang kini sibuk memilih baju dilemarinya.
“Anakku… tehnya diminum.. eomma tahu kalian pasti lelah. Biar semangat ne!!” kata Nyonya Kim bersemangat sekali. Dengan senyum yang aneh pula ia pergi meninggalkan kamar, tak lupa Ia berbalik menatap Yura lagi, kemudian seperti memberi Yura semangat dengan mengepalkan tangannya keatas. ‘Fighting!!’ begitulah kira-kira.
Yura tidak habis pikir akan seperti ini. Kemudian ia melihat Jongwoon yang seperti tanpa dosa dengan menghindar dan memilih pakaian untuk ia kenakan. Tunggu!! punggung Jongwoon juga terlihat sangat menarik jika tanpa sehelai kainpun.Yura lantas menggelengkan kepalanya. Menyadarkan pikirannya yang sedikit teracuni oleh pikiran buruk.
Suasana menjadi hening sekarang. Entah karena canggung atau apa. Yang terdengar adalah gerakan Jongwoon yang memilih pakaian dilemari. Yura memilih diam.. ya itu lebih baik sepertinya. Sudah dibuat malu ditambah lagi melihat Jongwoon yang hanya berbalut handuk, sungguh membuat Yura seperti gadis bodoh malam ini. Yura bangun dari duduknya dan menuju kopernya.
“Kau mau mandi” tanya Jongwoon tiba-tiba membuat Yura sedikit tersentak oleh suara tersebut. Ia tidak mendongak dan lebih memilih untuk mencari peralatan mandinya.
“Ne..” jawab Yura singkat. Saat Yura berdiri dan hendak menuju kamar mandi, dilihatnya Jongwoon sudah memakai tshirt tapi… bawahnya masih menggunakan handuk. Yura dengan cepat mengalihkan pandangannya. Setidaknya sudah memakai pakaian, dari pada ia harus spot jantung melihat Jongwoon yang sedikit basah dan berbalut handuk saja -____-”
Yura menutup pintu kamar mandi kemudian menghela nafas lega. Ia sangat lega sekarang. Entah ini ekspresi berlebihan atau tidak, yang penting saat ini ia bisa sedikit bernafas dengan lega. Jongwoon benar-benar membuatnya mati kutu. Ini baru malam pertama, belum malam-malam selanjutnya. Yura akan terus bersama Jongwoon bukan….
__oOo__
Jongwoon tersenyum saat melihat foto-foto yang ia dapat dari Hyukjae dan juga Jongjin. Bisa-bisanya mereka mengumpulkan foto ci*mannya dengan Yura. Setidaknya mereka membantu Jongwoon menyimpan memori saat bersama Yura.
“Jongwoon-ah kau terlihat sangat keren!!” puji Jongwoon sendiri saat melihat foto-foto itu sambil tersenyum. -_____-”
Ceklekk……
Terdengar pintu kamar mandi terbuka. Jongwoon segera menyisihkan foto-foto itu kembali kedalam laci disamping ranjangnya. Kemudian mencoba menyibukkan diri dengan layar datar ditangannya. Aroma khas sabun yang dipakai Yura untuk mandi menyeruak hingga keindra penciumannya.
Jongwoon sesekali melirik kearah Yura yang kini berjalan menuju kearahnya dengan mengeringkan rambutnya yang basah karena keramas. Yura terlihat sangat menarik jika selesai mandi. Dengan susah payah Jongwoon kembali fokus pada Ipadnya. Tidak. Tidak. Ia tidak boleh tergoda. Bahkan mimpi itu kini masih menghantuinya.
Dengan seperti tidak terjadi apa-apa Yura menghampiri Jongwoon yang kini tengah duduk diatas ranjang yang sibuk dengan layar datarnya. Yura mengercutkan bibirnya saat tahu suasana hening dan masih canggung seperti beberapa waktu yang lalu.
“Kau sudah minum teh buatan eomma?” tanya Jongwoon pada Yura tapi masih belum menatap Yura yang kini ada didepannya.
“Belum.. nanti dulu” jawab Yura kemudian menyibukkan diri lagi dengan mengeringkan rambutnya dengan handuk. Cipratan air dari rambutnya bahkan mengenai tubuh Jongwoon dan membuat Jongwoon sedikit tersentak.
Walau tidak melihat secara langsung gadis yang ada didepannya ini, namun dari sudut ekor matanya ia dapat melihat Yura dengan jelas. Berbagai macam pikiran bahkan hinggap dibenaknya. Apakah Yura berpakaian seperti itu untuk menggodanya atau malah menyuruh Jongwoon untuk menyerangnya sekarang juga. Lihatlah bagaimana gadis ini berpakaian, hanya celana yang pendek bahkah menurut Jongwoon biasa tapi kini lain sekali. Padahal ia sering melihat Yura memakain mini pants, tapi tidak seperti ini. Apa karena suasana yang begitu mendukung -_______-”
Yura beranjak bangun dari duduknya dan menuju tempat dimana kopernya berada, terlihat ia sedikit berjongkok untuk mengambil sesuatu.
“Kau mencari apa?” tanya Jongwoon memecah keheningan. Yura tidak membalasnya, ia hanya mengercutkan bibirnya. Untuk apa Jongwoon bertanya padanya, bukankah dari tadi hanya diam saja. Dasar. Tapi, kenapa kopernya sekarang kosong. Siapa yang memindahkannya??
Jongwoon kemudian menatap Yura, pasti Yura merasa diacuhkan pikirnya. Jongwoon menggerakkan badannya untuk bangun dan menghampiri Yura.
“Kau mencari seluruh pakaianmu..” Kini Jongwoon ada disamping Yura.
“Ne, kau memindahkannya?”
“Huum..dilemari” jawab Jongwoon enteng. Sementara Yura tampak terkejut, bagaimana bisa. Bahkan celana dalam, dan juga…pakaian dalamnya?Aigoo Jongwoon yang memindahkannya semua???!!
“Kau….kau memindahkan seluruh pakaianku..” tanya Yura tidak percaya.
“Eumm” Jongwoon mengangguk pelan dan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
“Kau kelihatan sangat lelah, jadi aku memindahkan semuanya. Memangnya kenapa..” jawabnya lagi.
Yaakk!! Yura menuju lemari Jongwoon, dan Jongwoon sudah menatap semua pakaiannya termasuk cel*na dal*m dan br*-nya. Yura menatap Jongwoon lagi…
“Jongwoon oppa.. jadi kau melihat punyaku..”
“Aish! Kau berlebihan sekali… memangnya kenapa. Bukankah lambat laun aku juga pasti akan tahu” jawab Jongwoon tetap enteng. Sepertinya ini hal lumrah bagi Jongwoon. Tapi bagi Yura ini semua diluar dugaannya.
“Mwo!! kau bilang apa..” Yura tidak percaya Jongwoon menjawab dengan kata-kata semacam itu. Pasti ini akibat ia terlalu bergaul dengan Hyukjae. Aish!! pasti Jongwoon juga memegang ‘benda keramat’ itu.
“Tidak ada… hanya saja..” Jongwoon tidak meneruskan kata-katanya kemudian berlalu dari hadapan Yura dan hendak keluar dari kamar.
“Yaa.. hanya saja apa??” Yura sedikit dibuat bingung bercampur kesal, malu. Rupanya penyakit Jongwoon kambuh lagi.
“Ukurannya…” jawab Jongwoon enteng kemudian berbalik menatap Yura sebelum ia menutup pintu kamarnya. Yura belum sadar dengan apa maksud perkataan Jongwoon.
“Ukurannya sedang..”
Blammm!! Jongwoon menutup pintunya dengan senyum simpulnya. Berhasil lagi ia membuat Yura kelabakan lagi. Ini hobi entah apa, dia suka sekali membuat Yura kesal. Dan apa yang terjadi dengan Yura. Ia cukup ternganga mendengarnya.
“Ukuran!??…” Yura melihat bagian tubuhnya kemudian sadar Jongwoon sudah pergi dia terlihat sedikit histeris.
“Yaa!! Kim Jongwoon!!! Kau menyebalkannnn!!!!!!!” pekik Yura kesal.
__oOo__
Jongwoon menepuk-nepuk paha Key yang tengah tertidur dengan botol susu ditangan Key. Setiap malam Key memang seperti ini. Tapi Key juga pintar, ia tahu Jongwoon lelah bekerja seharian jadi ada kalanya ia bisa menerima keadaan, tidur sendiri tanpa Appanya. Apalagi saat Jongwoon keluar kota hingga berhari-hari.
Ceklekk……….
Suara pintu terbuka. Jongwoon melihat kearah pintu dan memastikan siapa yang masuk. Ternyata, Gadis yang baru dinikahinya belum ada sehari ini. Yura terlihat ragu saat akan masuk kekamar Key.
“Kau mencariku?” Jongwoon belum bangun dari posisi tidurnya. Yura merengut, dengan percaya diri sekali Jongwoon bicara seperti itu. Walau memang benar sih, Yura mencarinya. -______-
“Siapa bilang..Tsskk” jawab Yura yang kini ada didepan pintu. Matanya kemudian mengedarkan pandangannya kepenjuru kamar Key.
“Aish!! teruslah berkilah Kim Yura. Bilang saja kau ingin tidur dalam pelukanku seperti Key ini..” goda Jongwoon membuat Yura mendelik kearahnya.
“Yaakk!!!” Pekik Yura tidak terima. Dan kebiasaannya ini adalah berteriak disaat yang tidak terduga. Tidak memandang tempat dan waktu.
“Heii.. kecilkan suaramu..kau bisa membuat Key terbangun” Jongwoon bangun dari tidurnya kemudian berjalan kearah Yura. Yura memundurkan wajahnya saat tubuh Jongwoon mendekat dan kini tepat dihadapannya.
“Ne..Arasseo” jawab Yura pelan dengan wajah kesal bercampur gugup tentunya.
Jongwoon tersenyum dengan smirknya saat melihat wajah Yura seperti ini. Tanpa ia duga, Jongwoon menarik pergelangan tangan Yura.
“Yaa…kemana..” kata Yura mengikuti jalan cepat Jongwoon. Jongwoon hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari gadis yang dibawanya ini. Yura sadar saat tepat didepan dapur. Apa Jongwoon akan menyuruhnya memasak. Gila. Bahkan ini sudah larut malam.
“Kau mau apa??” tanya Yura lagi. Jongwoon menunduk dan membuka lemari es, mencari bahan yang bisa dimasak.
Yura hanya memperhatikan sikap aneh Jongwoon ini. Pria ini, tak ada kata-kata untuk melakukan apa yang dia mau. Anehnya justru Yura juga mengikuti apapun kemauan pria yang dianggapnya aneh ini. Menarik…..itulah sifat yang dimiliki Jongwoon hingga Yura dibuatnya jatuh cinta seperti ini.
“Ne..menurutmu. Aku lapar. Sejak pagi aku belum makan sama sekali” jawab Jongwoon sambil mengocok telur kemudian ia mulai mengiris bumbu untuk dimasak bersama telur itu. Yura menatap Jongwoon dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Sisi lain dari suaminya ia telah menemukannya.
“Jadi acara makan bersama, kau juga tidak makan” Yura mendeket kearah Jongwoon. Jongwoon menggelengkan kepalanya pelan tanpa menatap Yura disampingnya. Gadis ini kemudian menggulung rambutnya yang setengah kering karena habis keramas tadi. Menggulungnya hingga keatas dan memperlihatkan bagian lehernya yang putih mulus itu.
“Sini.. biar aku saja” kata Yura hendak membantu Jongwoon memasak. Seharusnya ia tahu suaminya belum makan dari tadi pagi. Malahan Yura sampai kenyang saat makan bersama setelah pernikahan mereka. Baginya adalah kegugupan itu hilang dengan cara kita makan dengan sangat banyak. Entahlah itu ia dapat dari kakaknya. Kangin. -______-”
“Tidak usah. Kau pasti juga lelah. Aku hanya membuat omelet saja.” jawab Jongwoon sambil tersenyum menatap istrinya itu.
DEG
Begitulah debaran jantung Yura saat melihat senyum manis Jongwoon. Walau hanya tersenyum sekilas. Tapi baginya ini sangat mematikan syaraf otaknya untuk bekerja dengan baik.
“Nde?”
“Kau cuci daun bawang saja. Ige..” Jongwoon memberikan kode dengan matanya bahwa daun bawangnya ada disebelah Jongwoon. Yura yang masih terpaku kemudian menyadarkan pikirannya.
“Ahh…ne..” Yura dengan malu mengambil bahan yang dimaksud Jongwoon. Sedang Jongwoon sepertinya tahu Yura terpana olehnya hanya bisa menahan senyumnya. Seperti inilah yang disukai Jongwoon. Yura terlihat sangat menarik dengan wajahnya yang bersemu merah ini. Membuat Jongwoon gemas saja.
Yura menekan kran air untuk mencuci, sepertinya ada kesalahan dikran air atau dia yang tidak bisa menyalakan kran air ini. -____-”
“Aish! Kenapa airnya tidak keluar?” gerutu Yura sendiri. Jongwoon yang masih mengiris bawang melirik istrinya yang kelihatannya butuh bantuannya.
“Wae?” tanya Jongwoon. Yura tetap sibuk dengan kran airnya.
“Molla.. ini airnya kenapa susah sekali kelllmmpp…..yaaaakkk”
Air tiba-tiba keluar dan sebagian menyembur mengenai wajah Yura. Yura yang memejamkan mata akibat percikan air yang begitu deras kini ia mulai mengelap dengan tangannya dan membuka matanya.
“Aishh…” gerutunya sendiri. Jongwoon tersenyum melihat wajah Yura yang sangat kacau. Dengan sigap Jongwoon mencuci tangannya dan mengelap dengan kain lap disebelahnya.
“Sini……” Jongwoon menarik tangan Yura, lalu mulai membersihkan wajah Yura yang basah dengan sapu tisu. Mengusap wajah gadis didepannya dengan sangat pelan. Jongwoon menikmati ini. Melihat wajah Yura dari jarak yang dekat. Sepertinya ia tidak ingin gadis ini melakukan hal ceroboh yang bisa membuatnya melukai tubuhnya sendiri.
“Kau masih sama.. ceroboh sekali.” kata Jongwoon masih membersihkan wajah Yura.
Yura mengercutkan bibirnya saat Jongwoon mulai membicarakan tentang kebiasaan buruknya itu. Sambil menatap wajah Jongwoon, ia menghembuskan nafas beratnya.
“Yaa, memang aku masih ceroboh. Kau menyesal menikah denganku” Jongwoon yang tadinya sibuk dengan membersihkan wajahnya kini mulai menatap Yura. Menundukkan sedikit wajahnya untuk melihat Yura yang ada dibawahnya.
“Mwo? Kau bilang apa…” tanya balik Jongwoon dengan pelan.
“Anniya.. Obseoyo” jawab Yura mengalihkan pandangannya. Ia tahu Jongwoon mulai serius. Seharusnya ia tidak berkata seperti itu tadi kalau tahu Jongwoon akan menanggapinya seperti ini.
“Aku memang menyesal menikahimu” Jawab Jongwoon dan sontak membuat Yura menatapnya kembali. Gadis ini menatap Jongwoon dengan intens.
“Mwo?” Yura sepertinya penasaran dengan jawaban Jongwoon selanjutnya. Ia berharap ini hanya gurauan.
Tangan Jongwoon menarik pinggang Yura hingga tubuh Yura melekat dan sangat dekat dengan tubuhnya. Jarak mereka sangat dekat hingga detakan jantung keduanya sangat terdengar jelas dimalam yang sunyi ini.
“Aku menyesal…” kata Jongwoon lagi.
“kalau menyesal untuk apa menikahiku secepat ini..” jawab Yura dengan wajah kesalnya. Ia tahu ia tidak sempurna, dan bisa dibilang bukan gadis type Jongwoon sukai. Jongwoon suka gadis yang natural, cute dan tidak aneh-aneh seperti dirinya.
“Aku menyesal karena mengapa tidak dari dulu saja aku menikahimu, Kim Yura” kata Jongwoon pelan dan masih menatap wajah Yura. Sedetik kemudian ia tersenyum pada gadis didepannya ini. Yura hanya sanggup berkedip satu kali kemudian ia harus bersusah payah untuk menelan ludahnya.
Ia tidak bisa menjawabnya. Yura tidak bisa berkata-kata. Jongwoon seakan tahu situasi seperti ini, ditambah dengan wajah Yura yang bersemu merah saat mendengar jawabannya.
“Kau..Kau membuatku selalu salah paham…” kata Yura kesal dan ia mati-matian berkata seperti ini. Lalu tangan Jongwoon sigap menarik dagunya hingga ia benar-benar mendongak menatap wajah Jongwoon.
“Kau itu yang bodoh… Apa kau pikir menikah itu main-main.. tsskkk!!” bantah Jongwoon dan membela diri. Apa Yura lupa, menggoda dirinya merupakan hobi Jongwoon saat ini. Membuat gadis ini kelabakan dan selalu salah tingkah merupakan hal menarik bagi Jongwoon. Padahal sebenarnya ia juga sama seperti Yura, kadang kala ia juga seperti itu. Bahkan Yura tidak tahu bagaimana Jongwoon sangat mencintainya lebih dari Yura mencintainya.
Yura diam saat Jongwoon mulai mencondongkan wajahnya agar ia bisa menjangkau bibir Yura. Hanya detakan jantung mereka yang semakin mengeras yang menghiasi dapur ini, karena suasana malam memang sangat sepi. Dipastikan seluruh penghuni rumah ini sudah terlelap karena terlalu lelah dengan kegiatan mereka seharian.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut keduanya. Mata Jongwoon kini mulai menatap intens bibir Yura yang seakan sangat menggodanya. Ditambah dengan aroma tubuh Yura yang sehabis mandi dan juga aroma shampo yang ia pakai membuat Jongwoon seakan mendesak untuk semakin berbuat lebih pada gadis ini.
Mata Jongwoon otomatis memejam saat b*birnya mulai menyentuh permukaan b*bir Yura m*lumat pelan dan bergantian. Yura juga demikian. Seakan tahu apa yang akan dilakukan Jongwoon padanya. Gadis ini mulai membalas l*matan lembut b*bir Jongwoon.
“Hyung….” Jongjin tidak sengaja mengeluarkan kata-kata panggilan. Matanya masih sayu karena terbangun, dan kini seolah sudah sangat terbuka lebar karena pemandangan didepannya ini. Jongjin menutup mulutnya. Berharap Hyungnya tidak mendengar tapi………..
Keduannya sontak melepas t*utan b*bir mereka setelah mendengar suara seseorang yang memanggil nama Jongwoon. Menjauhkan diri masing-masing. Mata Jongwoon menangkap sesosok adiknya yang tengah berdiri tak jauh didepannya dan juga Yura. Gadis ini hanya menundukkan wajahnya.
“Eum… aku haus.. air dikamar habis… jadi aku…. Mianhae..” Jongjin merasa malu dan bersalah telah mengganggu suasa kakak ipar dan juga kakaknya yang sedang.. Eum berc*uman. Bukannya ia tidak pernah melihat tapi kali ini berbeda. Entahlah.. ia hanya merasa bersalah. Malu.
“Ne…ambilah…” Jawab Jongwoon sedikit gugup kemudian menggeser tempatnya karena Jongjin akan melewatinya saat berjalan menuju lemari es.
Yura diam tidak bisa berkutik. Sedang Jongwoon, sudah sangat susah payah membangun suasana malah hancur seketika.
__oOo__
Yura, gadis ini malah belum bisa memejamkan matanya. Ini memang terasa asing. Tidur dikamar yang berbeda, satu ranjang dengan Jongwoon, suaminya. Meninggalkan kamar yang ia cintai sekaligus ia takut akan terjadi sesuatu yang lazim didalam m*lam pertama.
Padahal kamar ini sudah sangat nyaman. Aroma therapi dikamar ini juga sangat menenangkan. Rapi dan juga memang sengaja disiapkan untuk menyambut Yura.
“Kau belum bisa tidur?” kata Jongwoon mengagetkan Yura.
“Heh… Eumm..” jawab Yura mengiyakan.
Yura merasakan bednya sedikit bergerak. Tanda Jongwoon mulai bergerak mendekat kearahnya. Yura belum menatap pria disampingnya ini.. entahlah. Ia tidak mau terlihat malu dihadapan Jongwoon. Ia berpikiran apakah yang akan Jongwoon lakukan padanya. Sungguh ia sangat takut.. tapi…. Bukankah itu hak Jongwoon sebagai seorang suami???
“Sini……”
Jongwoon menarik tangan Yura untuk dilingkarkan diperutnya kemudian menaruh tangannya sendiri dilekukan pinggang ramping Yura. Menarik kepala Yura agar dekat dengan dadanya… sehingga Yura bisa mencium aroma tubuh Jongwoon yang sangat ia sukai.
“Sudah nyaman?” tanya Jongwoon memastikan. Ia seakan tahu gadis yang sudah menjadi istrinya ini perlu ketenangan untuk memulai tidur dimalam ini. Sedangkan Jongwoon sebenarnya ia tidak mau bertindak jauh.. ia takut tidak bisa mengendalikan dirinya.
“Kau kurang nyaman tidur bersamaku??” tanya Jongwoon lagi.
“Anniya… kau berlebihan sekali. Begini sudah nyaman… mianhae, aku membuatmu merasa seperti ini” jawab Yura mendongkakan wajahnya.
Sial!! Jongwoon sempat teringat kejadian saat didapur. Kemudian ia mengalihkan pandangannya, ia tidak mau tergoda lagi. Bukannya begitu, ia sebenarnya trauma dengan kejadian seperti itu.
Nafas yang keluar dari hidung dan juga bibir Yura bahkan menerpa kulit lehernya. Membuat Jongwoon sulit untuk bernafas dan bergidik. Gadis ini tidak tahu, bahwa disetiap tindakannya sangat berpengaruh bagi Jongwoon.
“Gwenchana.. kalau kau kurang nyaman tinggal disini. Bilang saja padaku. Kau sekarang tanggung jawabku. Jadi apa yang kau butuhkan sekarang, kau bisa bilang padaku. Jaga sikapmu yang suka berteriak jika aku sedang menggodamu. Ara!!”
Yura tidak habis pikir Jongwoon sangat cerewet, tapi memang ini yang perlu ia tahu. Pikirannya memang sulit ditebak.
“Ne.. Arasseo…” Yura tidak tahu lagi harus menjawab apa. Yang ia rasakan adalah Jongwoon memeluknya semakin erat. Hangat kini melanda dirinya ditengah malam dimusim gugur ini.
“Ingat sekarang kau menantu dirumah ini dan suamimu adalah aku. ” jawab Jongwoon yang sekarang memejamkan matanya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Rasa kantuk sekarang melandanya.
“Mwo? Kau kira aku ini pelupa tingkat akut…” jawab Yura merengut.
“Ne.. Pikunmu sudah stadium tingkat akhir” jawab Jongwoon. Membuat Yura kesal saja
“Eummhh” Jongwoon mengecup singkat dahi Yura. Membuat gadis ini mengurungkan niatnya untuk mencubit atau menendangkan kakinya pada Jongwoon.
“Eummhh” Jongwoon mengecup singkat dahi Yura. Membuat gadis ini mengurungkan niatnya untuk mencubit atau menendangkan kakinya pada Jongwoon.
Yura kemudian menundukkan wajahnya dan mulai memejamkan matanya. Pelukan Jongwoon memang sangat ampuh untuknya. Ia baru merasakan tidur dengan orang yang paling ia cintai. Bodoh, ia sempat berpikir Jongwoon akan melakukan hal yang dia bayangkan tadi ==”
__oOo__
Sinar matahari pagi perlahan-lahan mulai terasa dikamar ini. Kamar dimana Yura masih tertidur pulas. Kebiasaan buruknya rupanya masih sangat melekat dan belum bisa hilang. Ia sulit untuk bangun pagi jika tanpa alarm .
Jongwoon yang mulai membuka matanya kini melihat Yura yang masih tidur didalam pelukannya. Seulas senyum terkembang dibibirnya kemudian tangannya tergerak untuk meapikan rambut Yura yang menutuupi sebagian wajahnya.
Ia tidak menyangka akan sebahagia ini, memilki gadis yang sangat dicintainya dan melihat wajah polos Yura saat masih terjaga merupakan suatu hal yang paling ia nikmati. Menjadi seorang suami dari gadis ini.
Yura sedikit bergerak dan membuat Jongwoon menghentikan aktifitasnya membelai wajah dan rambut Yura. Tapi memang dasar Yura, ia belum terbangun. Jongwoon hanya berpikir, mungkin pelukannya sangat nyaman hingga Yura tertidur dengan sangat pulas.
Pandangan Jongwoon kini tertuju pada tshirt yang dipakai Yura sedikit berantakan dan memperlihatkan bagian tub*hnya yang mestinya tertutupi.
Pandangan Jongwoon kini tertuju pada tshirt yang dipakai Yura sedikit berantakan dan memperlihatkan bagian tub*hnya yang mestinya tertutupi.
Tangan Jongwoon tergerak merapikannya dengan membenahi tshirt istrinya itu agar pinggang Yura tidak terekspos dan dapat menggoda Jongwoon. Jongwoon, dia bahkan sudah susah payah menahannya semalam dan ia tidak mau terpancing lagi.
Yura merasakan aneh ditubuhnya. Sepertinya ada yang lain, terasa agak sesak. Tapi ia nyaman, kemudian ia mencium aroma yang sangat ia hafal. Seperti aroma tubuh Jongwoon, pikirnya. Namun kenapa pagi-pagi ia bisa mencium aroma Jongwoon, apakah ia sedang bermimpi.
Yura menggerakkan badannya dan mulai membuka matanya perlahan-lahan. Saat ia membuka matanya. Terkejut!!! kenapa ada sesosok pria yang memelukknya?? Ia mendongak dengan cepat..dan melihat Jongwoon sedang memelukknya, matanya masih terpejam walaupun ia sebenarnya sudah bangun. Ini hanya trik Jongwoon saja.
“Aish..” keluh Yura sendiri saat mengetahui betapa bodohnya ia. Bagaimana mungkin ia lupa kalau ia sudah menikah dan sekarang tidur bersama suaminya.
“Bodoh” gumam Jongwoon dan matanya masih terpejam. Ia tahu pasti Yura terkejut melihat ia tidur bersamanya. Dasar sifat pelupanya ini memang sangat akut ==”
“Yaaa.. kau sudah bangun…Aish” Yura baru sadar jika Jongwoon sebenarnya sudah bangun.
Tanpa menghiraukan Jongwoon, Yura mengedarkan pandangannya dan melihat jam dinding. Ternyata….!!!
“OMO!!! Jam 9??” Yura segera bergegas bangun. Ia membuka selimutnya namun tangan Jongwoon sigap mencegahnya. Jongwoon menarik tubuh Yura hingga Yura kembali tertidur.
“Yaaa.. Jongwoon oppa. Ini sudah siang” Yura tetap meronta, tapi Jongwoon malah semakin erat mendekap tubuh gadis ini.
“Eumhh.. Siang? Biarlah seperti ini dulu, hum!?” kata Jongwoon pada Yura. Dan suaranya terdengar lebih manja membuat Yura bergidik. Apa beginikah sikap Jongwoon disaat pagi hari. Aigoo!
“Kau tidak bekerja huh? Aish Jinja… Aku ada kuliah” Yura menatap Jongwoon kesal. Tak berapa lama kemudian Jongwoon mencubit ujung hidung Yura.
“Bodoh!! Apa kau lupa, kita masih libur. Aigoo!” gersah Jongwoon.
Seketika Yura ingat. Ya dia memang sangat payah. Yura merengut kemudian mengusap ujung hidungnya yang kini terlihat merah.
Seketika Yura ingat. Ya dia memang sangat payah. Yura merengut kemudian mengusap ujung hidungnya yang kini terlihat merah.
“Kalau begitu aku bantu eommonim saja..” kata Yura seakan ingin lepas dari pelukan Jongwoon.
“Kau tidak mau berlama-lama denganku hum?” Kini Jongwoon menatap Yura. Yura dia sebenarnya tidak bermaksud begitu, hanya saja ia merasa sedikit aneh dan canggung. Ini memang pagi pertama saat mereka menjadi suami istri.
“Aigoo, bukan seperti itu. Apa kau ingin eommamu mengira aku ini selalu bangun siang. Setidaknya aku membantu beliau dipagi hari, bukankah itu lebih baik dari pada diatas ranjang hingga siang” tandas Yura panjang lebar.
Jongwoon cukup tenganga mendengar Yura yang bisa-bisanya berkata seperti itu. Apa dia salah minum obat. Pikirannya yang lemot kenapa berubah seperti ini. ==”
Jongwoon tidak habis pikir.
Jongwoon tidak habis pikir.
“Ne, memang itu lebih baik. Sekarang dengarkan apa kataku”
Jongwoon bangun dari tidurnya dan duduk berhadapan dengan Yura. Tangannya kemudian menggengam tangan Yura sambil menatap Yura intens. Yura tidak tahu apa yang ada dipikiran Jongwoon saat ini. Benar-benar sulit ditebak.
“mwo?” tanya Yura penasaran.
“Peraturan setiap pagi saat kita baru membuka mata”
Yura POV
Kulihat rumah tampak sepi apa semua orang memang sudah berangkat beraktifitas? Key, suaranya bahkan aku belum mendengarnya sama sekali. Aigoo, pabo-ya. Bukankah dari tadi pagi kau masih tertidur. Dasar!
“Kau sudah sarapan”
Aigoo! Suara ini mengagetkanku saja. Aku berbalik dan mendapati ibu mertuaku ada dibelakangku. Tapi sejak kapan? Benar-benar misterius seperti anaknya. Siapa lagi kalau bukan Jongwoon. -___-
“Eumm.. ne?” ya kenapa aku malah gugup. Ini pagi pertama aku dirumah ini dan kenapa aku bangun terlalu siang. Aish! Semoga mereka tidak berpikiran aku ini gadis tukang molor. ==”
“Eomma, sudah siapkan sarapan. Jongwoon mana?” tanya Eommonim sambil menyiapkan piring dan mangkok diatas meja.
“Eum, Jongwoon sedang.. maksudku Jongwoon oppa sedang mandi” jawabku sedikit gugup. Sial, kenapa aku hampir tidak menyebut kata ‘oppa’ aigoo sepertinya aku memang sangat payah berada ditengah-tengah keluarga ini.
Eommonim tersenyum. Entahlah, sepertinya senyum yang aku lihat ini sedikit aneh. Tidak seperti biasanya. Jangan-jangan eommonim masih teringat kejadian tadi malam. Ohh Tidak!! Tidakkk, kami tidak melakukannya…sungguh!!
“Mianhae… Aku bangun terlalu siang, jadi tidak bisa membantu eommonim menyiapkan segala sesuatu” ucapku sedikit menyesal.
“Gwenchanayo. Eomma tahu.. kau tenang saja, ne? Wajar kaliankan pengantin baru..” jawab Eommonim tersenyum padaku. Aigoo senyum itu lagi. Jinja..
Aku tidak bisa menjawab. Hanya diam sambil tersenyum palsu. Padahal aku sangat malu….. Maksudnya tahu apa, pengantin baru?? Aigoo eommonim -________-
“Bagaimana malam pertama kalian? Apakah menyenangkan?” tanya eommonim. Malam pertama? Maksudnya apa…. Aigoo! Kenapa harus ada pertanyaan semacam ini.
“Eomma… Key diantar siapa?”
Itu suara Jongwoon. Ahh lega. Setidaknya aku tidak perlu menjawab pertanyaan dari Eomma ini. Sungguh, aku bingung harus menjawab apa. Tapi kalau mengingat peraturan apa yang dibuatnya aku jadi geli sendiri. Kenapa setiap pagi harus menci*m pasangan dulu baru boleh bangun. Aish peraturan macam apa itu ==”
“Ne, Jongjin yang mengantar sekalian melihat cafe kalian”
“Eumm” Jongwoon mengangguk. Eommonim memperhatikan Jongwoon dan aku bergantian. Kenapa? Apa ada yang aneh? Aku masih terpaku ditempatku. Belum berani mengambil langkah…. Entahlah aku cukup gugup sekarang.
“Eumm. Jongwoon-ah apa tadi malam menyenangkan??” tanya Eommonim sedikit berbisik pada Jongwoon tapi tetap aku bisa mendengarnya. Eommonim tersenyum padaku dan Jongwoon bergantian. Benar-benar Eomma yang aneh………
“Mwo?” Jongwoon sepertinya mengalihkan pembicaraan dengan pura-pura tidak mengerti.
“Yura-ya kajja sarapan.. sini” ajak Jongwoon yang sepertinya tahu dengan keadaanku yang malu dengan pertanyaan eommanya. Kulihat Jongwoon memang sepertinya tidak mau membahas masalah malam pertama. Syukurlah.
“Ya, sudah eomma tinggal dulu.. ne”
__oOo__
Author POV
Yura menghempaskan tubuhnya diranjang karena seharian ia berada di toko milik Jongwoon, Y Style. Ia bahagia Jongwoon mengajaknya kesana, memperkenalkan Yura pada karyawan disana. Tapi ia juga merasa sedikit canggung. Beruntung ada Key, jadi saat ia bosan ia bisa bermain dengan Key.
“Eomma……”
Yura melirik, Key ternyata sudah ada didepan pintu kamarnya. Key sepertinya sedikit takut masuk kedalam.
“Eumm… sini..” Yura menepuk bed-nya. Key tersenyum senang lantas berlari menuju Yura dan berbaring disamping Yura. Yura tidur menyamping dan menghadap Key serta mengusap rambut Key.
“Eomma, lelah?” tanya Key.
“Eumm… tapi sudah hilang sekarang. Key kau sudah makan?” tanya Yura lagi. Key sepertinya senang memainkan ujung rambut Yura.
“Ne.. Key belum makan. Appa belum pulang?”
Key rupanya menunggu Jongwoon pulang untuk makan bersama dengan Appanya. Memang Jongwoon dan Jongjin sedang ada dicafe baru mereka yang masih dalam tahap renovasi. Yura kemudian tersenyum pada Key.
“Belum…!! Key menunggu appa?” tanya Yura kini semakin mendekatkan diri pada Key lalu memeluk tubuh mungil Key. Entahlah, Key merasa nyaman bila Yura sudah memeluknya seperti ini.
“Eum..Tapi, eomma mau makan bersamaku?” kata Key semangat sambil tersenyum menatap Yura.
“Bolehh…” jawab Yura.
“biarkan Appa makan sendiri. Siapa suruh dia meninggalkan eomma, ne?”
Yura tertawa mendengar ancaman Key. Rupanya bocah ini seperti tidak terima jika Jongwoon menelantarkan Yura.
“Arasseo…. kajjaa!!“
__oOo__
“Hyung aku langsung tidur saja… selamat malam” kata Jongjin saat baru datang dengan Jongwoon. Ya, dia terlalu lelah. Mengurus cafe yang akan segera dibuka. Belum lagi urusan produk Y Style-nya. Benar-benar melelahkan.
“Eum…kau tidak makan dulu” Jongwoon memperhatikan Jongjin yang memutar kepalanya untuk menghilangkan pegal dilehernya, saat akan masuk kedalam rumah.
“Aku sudah makan tadi, hyung saja yang belum makan. Kau menunggu makan bersama kakak ipar hum?” tanya Jongjin tersenyum menggoda. Jongwoon membalasnya dengan senyuman.
Jongjin tahu kakaknya ini tersenyum berarti jawabannya adalah ia, kemudian menepuk pundak Jongwoon dan masuk kedalam kamarnya.
Jongwoon mengedarkan pandangannya. Rumah memang tampak sepi. Apa semua sudah tidur? Dia kemudian melirik arloji ditangannya. Pukul 10 malam. Pasti Key sudah tidur pikirnya.
Ceklekkk!!!!!!!
Jongwoon membuka pintu kamar Key. Ternyata Key tsudah tertidur dengan memeluk Yura. Jongwoon tersenyum melihatnya. Baru kali ini ia merasakan lain saat pulang dalam keletihan, yang dilihatnya adalah orang yang paling ia cintai.
“Kau sudah pulang” Yura tersadar saat Jongwoon mulai mendekatinya kemudian bangun dan duduk diranjang merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Matanya terlihat sedikit sembab.
“Hu’umm… Key dia mencariku?” Jongwoon lantas duduk tepat disamping ranjang dan menghadap Yura.
“Ne..Dia menunggumu untuk makan. Tapi dia sepertinya sangat lapar, sehingga aku menemaninya makan. Eumm kau sudah makan?” tanya Yura.
“Belum…” jawab Jongwoon enteng, kemudian menggerakkan badannya untuk mendekati Key dan mencium pipi Key berulang kali.
“Aigoo~ kau dari siang belum makan.. apa pekerjaan begitu penting huh! Sama saja, kantor kau cuti, tapi kau malam menyibukkan diri”
Jongwoon tersenyum mendengar Yura yang begitu perhatian padanya.
__oOo__
Yura merapikan selimut tidurnya, kemudian menatap dirinya dicermin. Kebetulan Jongwoon yang sehabis makan tadi dan kini ia sedang mandi. Yura teringat apa kata ibu mertuanya saat bertemu di Y Style tadi. Sedikit merinding jika mengingatnya.
“Apa, Jongwoon tidak tertarik denganku?” Yura memperhatikan tubuhnya, memang dia kurus. Tapi, kalau tidur ia memang tidak suka dengan dress tipis atau dress sexy khusus. Ia merinding membayangkannya memakai benda seperti itu.
“Tsskkk!!Bodoh kau Yura-ya. Justru kau senang Jongwoon tidak menyentuhmu. Itu tandanya, dia masih ingin menjagamu!!” kata Yura sendiri didepan cermin. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya sendiri.
“Tidak-tidak!! aku pasti sudah gila mengharapkan itu darinya… Aigoo!!” Yura kemudian merebahkan tubuhnya. Berusaha memejamkan mata, menghilangkan beberapan pikiran tentang pengantin baru seperti apa kata ibu mertuanya.
Jongwoon keluar dari kamar mandi, dan melihat Yura sudah meringkuk didalam selimut. Ia berjalan mendekatinya sambil mengusap rambutnya yang masih basah. Kali ini ia sudah memakai pakaiannya, tidak seperti malam kemarin.
Jongwoon memperhatikan detail wajah Yura, sebenarnya gadis ini belum tidur. Ia masih bisa merasakan saat tangan dingin Jongwoon menyibakkan rambutnya sehingga dengan mudah Jongwoon bisa melihat wajahnya.
Jongwoon merasa bersalah dengan Yura, seharusnya ia menghabiskan waktu bersamanya dengan jalan-jalan ditempat romantis. Membuat Yura bahagia Atau bisa mengajaknya bulan madu. Tapi kesibukannya malah membuat Yura mengikuti Jongwoon bekerja seharian. Apakah ia adalah suami yang baik untuk Yura. Apakah Yura kecewa dengannya saat ini?
“Mianhae… Aku membuatmu kecewa..!! Aku berjanji, aku akan membuatmu bahagia” gumam Jongwoon.
Jongwoon, matanya terus menatap Yura. Dan terus saja menatapnya seperti tidak pernah bosan. Tatapannya tertuju pada bibir gadis ini. Jongwoon berniat mencium sekilas bibir Yura, kecupan selamat malam untuk istrinya walau ia kira Yura sudah tertidur.
Wajah Jongwoon bahkan sudah diatas wajah Yura. Yura-pun menahan nafasnya sejenak, gadis ini selalu berdebar saat seperti ini. Apalagi sikap Jongwoon seperti ini, justru membuat ia ingin pingsan saja. Perlakuannya terhadap Yura, tidak bisa Yura bayangkan sebelumnya.
Saat b*bir Jongwoon hendak meny*ntuh b*bir Yura. Entah kenapa tiba-tiba Yura membuka matanya.
Hening!!!!
Jongwoon-pun kini mengetahui bahwa Yura membuka matanya, Yura menstap Jongwoon seperti terkejut dan juga entahlah, tatapan mata Yura sulit diartikan. Jongwoon, ia tidak berniat mengurungkan niatnya walau Yura sudah tahu ia akan mencium gadis ini diam-diam.
Yura mengira Jongwoon akan menghentikan niatnya, tapi ia salah besar. Justru kini Jongwoon kembali memejamkan matanya dan sekarang b*birnya bahkan sudah bergerak lembut diatas permukaan b*bir Yura. Gadis ini tidak tahu bagaimana caranya agar ia tidak terpengaruh ci*man dari Jongwoon, ia selalu tidak bisa. Ia malah memejamkan matanya dan menikmati sentuhan lembut dan sedikit basah b*bir Jongwoon yang mulai bergerak sedikit menuntut dibibirnya.
Yura tidak bisa menolak, ia bahkan sudah membalas setiap l*matan bibir Jongwoon, tangan Jongwoon kini ada disamping tubuhnya untuk menopang tubuhnya dan satu lagi menarik leher Yura. Yura bahkan tidak tahu posisi Jongwoon sudah ada diatasnya. Membuat ia sedikit sulit bergerak. Sungguh, ia tidak bisa menolak setiap perlakuan Jongwoon padanya. Jongwoon tahu bahwa Yura sudah memberinya ijin untuk melakukan hal yang sedikit lebih jauh, Ciuman yang tadinya sangat intens, kini berubah seperti menuntut untuk lebih dalam lagi. Sebenarnya Jongwoon tidak mau memaksa bila gadis ini belum siap untuk melakukan dengannya. Entahlah, ia hanya tidak ingin menyakiti Yura nantinya, apalagi kalau Jongwoon mengingat mimpinya itu.
“Eomma…. Appaa-ya!!!”
Suara itu tiba-tiba mengangetkan keduanya. Key?? Bocah itu tiba-tiba berdiri dedepan pintu dengan piyama sponghebob-nya. Bagaimana bisa Yura tidak mengunci pintu???!!
=TBC=
No comments :
Post a Comment