And I Love You Part 15

  No comments

FF “And I Love You” Part 15 [Ye-Ra Couple]


FF “And I love You” Part 15 [Ye-Ra Couple]
Author : Youngie~ (@DeanClouds)
Cast : Kim Jongwoon, Kim Yura
Support Cast : Kangin, Lee Hyukjae, Key, Kim’s Family
Genre : Romance, Comedy (?)
Ratting : PG-16
Ps : Typo masih menyelimuti FF ini -_______-” Kisseu Scene (?)… warning!!!
Hiaaaa ~~ Part 15 muncul.. kekeke XD pasti bosen yaaa… saya lagi, saya lagi *ditendang 
Aigoo!! Maunya di End aja lah part 15 ini, tapi sepertinya tidak bisa. *prok prok

Maaf bila tidak suka dengan adegan kisseu disetiap kopel ini… XD ini memang saya sengaja *ditendang
Ya sudah selamat menikmati….. XD
Happy Reading……..
Part 15
Author POV
“Jongwoon oppa bagaimana kalau pernikahan ini kita tunda” kata Yura. Jongwoon sedikit tersentak. Apa Yura sudah gila?
Tangannya masih menggengam tangan Yura dan kini tatapannya mengarah tepat pada mata Yura sedang rahangnya ikut mengeras.
“Kau gila”
“Aku ingin melanjutkan studiku dulu diParis. Untuk mengambil S2 disana” kata Yura dengan nada yang serius. Jongwoon melonggarkan genggaman tangannya kemudian mengatur nafasnya.
“Bukannya aku tidak mau. Hanya saja ini terlalu cepat. Aku tahu kau serius denganku dan aku juga tahu kau mencintaiku. Tapi-”
Yura menatap Jongwoon begitupun Jongwoon. Tapi ia seolah enggan mendengar apa kata-kata Yura. Bukankah dia sudah menerima lamarannya dan mau menikah dengannya. Tapi kenapa ia sekarang dengan mudah berubah pikiran?
“Kau serius?” tanya Jongwoon memastikan. Yura menganangguk pelan.
“Aku ingin pernikahan ditunda dua tahun lagi” kata Yura dengan nada yang tidak kalah serius.
Jongwoon kemudian menarik tangan Yura lagi. Menggenggamnya erat. Tatapannya kali ini sangat tajam.
“Kau tidak boleh kemana-mana!” kata Jongwoon pada Yura. Seolah emosinya kini memuncak membuat Yura sedikit takut.
“Mw-mwo?”
“Kita akan tetap menikah bulan depan. Tidak perlu ke Paris atau kemana. Menjadi Yura yang sekarang bagiku sudah cukup” tandas Jongwoon.
“Tapi aku mempunyai cita-cita. Apa kau ingin mengurungkan cita-citaku, hum?” kata Yura pelan dan meredakan emosi Jongwoon. Jongwoon berpikir sejenak. Apakah ia egois? Ia egois karena hanya ingin menikah dengan Yura tapi mengkesampingkan cita-citanya?
“Yura-ya! Kau bisa melanjutkan studimu di Korea setelah kita menikah. Tidak perlu keluar negeri dan kau masih bisa bekerja sesuai dengan keinginanmu. Aku tidak melarangmu. Tapi urungkan niatmu untuk pergi lagi”
Kata Jongwoon dengan nada sedikit merendah dan agar Yura berpikir ulang untuk tidak pergi lagi darinya. Sudah cukup kemarin ia akan meninggalkan Jongwoon dan membuat pria itu hampir gila dibuatnya.
“Tapi-”
kata Yura terputus saat melihat wajah Jongwoon yang serius bercampur dengan memelas (?).
“mwo?’ tanya Jongwoon.
“Tapi wajahmu lucu sekali jika aku menggodamu” jawab Yura dengan menahan senyumnya. Jongwoon masih belum sadar dan ngeh dengan apa maksud Yura.
“Hahahahha” Yura tertawa dengan begitu keras. Jongwoon mengkerutkan keningnya. Sial. Ia dikerjai. Wajahnya yang bingung kini berubah menjadi kesal. Matanya menatap Yura yang tengah tertawa.
“Ya ya ya!! Kau bisa-bisanya.. Aish jeongmal? Nappeun!” kata Jongwoon sambil mengacak sedikit rambutnya.
“Aigoo! Jongwoon oppa, kau terlihat ketakutan sekali. Begitu inginkah kau menikahiku, hum? Tssk!!” Yura berkata masih menahan senyumnya. Melihat ekspresi kesalnya Jongwoon yang begitu lucu menurutnya.
“Isshh menurutmu. Kaukan sedang hamil muda Yura-ya. Lantas apa kata orang-orang saat tahu perutmu membesar tanpa ada suami disisimu” balas Jongwoon dengan mencondongkan tubuhnya kearah Yura. Yura sontak diam dan memundurkan wajahnya. Heran kenapa Jongwoon berkata seperti Appanya? Apa karena Kangin yang memberitahunya? Sial beruang kutub itu buka mulut lagi…..
“Mwo? Yaaa kau kira aku gadis macam apa? Dasar”
Tangan Yura tergerak mencubit pinggang Jongwoon dan membuat Jongwoon meringis kesakitan.
“Yaakk!! cubitanmu.. Aish. Awas saja aku balas…” Jongwoon mengambil langakh untuk balas dendam. Dengan senyum smirknya ia membuat Yura menjadi sedikit takut dan gugup.
“Hei… kau tidak tahu wanita hamil tidak boleh dianiaya” balas Yura lagi. Ia sengaja memancing kekesalan Jongwoon. Tangan Jongwoon kini membalas dengan menggelitik pinggang Yura.
“Yaa.. Jongwoon oppa.. Hentikan..” Yura tertawa dan sambil menahan tangan Jongwoon yang hendak menggelitiknya lagi. Jongwoon tidak putus asa
“Makanya kalau hamil jangan bertingkah. Turuti apa kata suamimu. Okey istriku. Terima saja itu anak kita” kata Jongwoon tersenyum kemenangan dan sengaja menggoda Yura. Yura hanya merengut dan kesal dengan candaannJongwoon.
“Mwo!! Jadi Yura benar HAMIL!?”
Suara itu?? Ya Jongwoon dan Yura hafal dengan suara yang barusan mereka dengar. Keduanya terdiam sejenak dan mencari dimana sumber suara itu datang. Pandangan mereka mengarah kepintu.
“Eomma”
“Appa”
__oOo__
Pagi ini Yura enggan sekali sarapan bersama kakak dan Appanya. Ia sangat kesal. Kesal mengingat kejadian tadi malam saat orang tua Jongwoon juga mengira Yura hamil? Aish. Berhubungan lebih dari sekedar c*uman saja tidak pernah. Apalagi sampai Yura hamil…….
Yura menghela nafas panjang dan bersiap untuk membuka pintu kamarnya. Ia berniat untuk melewati ruang makan tanpa sarapan dan bertemu kedua makhluk yang menyebabkan nama baiknya rusak seketika. Ia kesal sekali. Bagaimanapun ia malu. Beruntung kemarin ia bisa menjelaskan kepada kedua orang tua Jongwoon bahwa itu tidak benar.
Jongwoon juga membuatnya kesal. Ia justru tidak membela Yura sedikitpun. Tidak memberi tahu alasan dia ingin menikah bukanlah Yura sudah hamil. Hanya senyum dan tawa yang menghiasi wajah Jongwoon kemarin. Menyebalkan.
Gadis itu dengan pelan menutup pintu kamarnya. Merapikan sedikit tatanan rambut dan pakaian yang ia kenakan. Ia memasang wajah normal dan berjalan. Sesekali melirik bahwa Kangin dan Appanya tidak akan mengetahuinya.
“Yaaa!! kau mau kemana?” tanya Appanya. Yura berhenti sejenak.
“Bekerja. Memangnya kemana?” jawab Yura tanpa menoleh kearah Appa dan Kangin.
“Bekerja? Bahkan Bos kamu masih ada disini semua” kata Appanya lagi. Yura belum menoleh. Lalu dia berpikir. Kedua bosnya? Kemudian ia mencium ada sesuatu yang tidak beres disini.
“Sini sarapan dulu. Nanti cucu Appa kekurangan gizi”
Yura mendengar suara kekehan kecil Kangin. Pasti beruang kutub itu selalu senang jika Yura terlihat bodoh dan kesal. Yura menghela nafas panjang untuk bersabar. Tangannya mengepal. Appanya pagi-pagi sudah membuatnya kesal.
“Kasian keponakanku Yura-ya.” Kangin malah menambahi.
Yura dengan sangat kesal dan matanya memerah. Bukan untuk menangis, melainkan ia kesal. Menahan kekesalannya pada dua makhluk ini.
“APPA!!!” Teriak Yura memekikkan telinga siapapun yang mendengarnya.
“Yakk!! awas kau beruang kutub!”
Yura berbalik dan hendak melemparkan tas-nya kearah Kangin. Tapi-
“Hei!! jangan anarkis, suamimu ada disini!!” Kata Kangin dengan wajah penuh kemenangan. Yura seketika menghentikan laju aksinya dan menatap seseorang yang tengah tersenyum disamping Appanya. Siapa lagi kalau bukan Jongwoon.
“Yaa..ka..kau?” kata Yura tergugup dan terkejut ketika Jongwoon duduk manis disana. Sudah rapi dengan jas hitamnya. Sangat tampan walau didahinya masih ada plester kecil untuk menutupi lukanya yang terkena sepatu Yura kemarin.
“Duduklah dulu….kajja” perintah Appanya. Yura merengut dan terpaksa menuruti apa perintah Appanya ini.
Yura duduk tepat didepan Jongwoon dan menatap kesal kearah pria didepannya itu. Appa dan Kangin hanya tersenyum melihat kelakuan Yura yang seperti itu.
Jongwoon tersenyum senang saat melihat Yura dipagi hari ini. Entahlah tiada kata cantik untuk Yura. Walau Jongwoon jarang memuji Yura dan hampir tidak pernah mengatakan gadis ini cantik, namun dalam hatinya ia selalu memuji gadis ini.
“Untuk apa kau sarapan dirumahku?” tanya Yura sambil mengambil roti yang sudah dipanggang. Tentu saja masih dengan nada kesalnya.
“sarapan dengan mertua dan kakak ipar apa tidak boleh” jawab Jongwoon enteng.
“Aish! Jawaban macam apa itu! Bilang saja ingin sarapan gratiskan” kata Yura mencibir.
Kemudian ia menyuapkan rotinya dengan ukuran yang lumayan besar kemulutnya hingga mulutnya penuh dengan roti. Appanya yang melihat Yura seperti ini hanya menggeleng. Sepertinya, anak gadisnya ini tidak bisa berubah walau didepan Jongwoon sekalipun. Padahal sekolah di Paris dulu, ia sudah berubah. Kenapa kembali seperti semula. Sulit dipercaya. ==”
“Ya.. terserah kau bilang apa. Yang pasti aku hanya ingin melihatmu saja itu sudah cukup!”
DEG….
Yura berhenti mengunyah dan hampir tersedak jika ia terus mengunyah roti yang ada dimulutnya. Ia menatap Jongwoon. Pria didepannya ini bahkan masih santai mengunyah makannya tanpa ada ekspresi. Apa Jongwoon tidak tahu kata-katanya barusan membuat gadis ini melayang sejenak?
Appa-nya dan Kangin tersenyum melihat Yura yang klabakan dengan jawaban Jongwoon.
__oOo__
“Yaaa.. kau kenapa dari tadi diam saja” kata Jongwoon menghampiri Yura yang tengah sibuk dengan apa yang dikerjakannya. Padahal ia malas saja meladeni Jongwoon. Ia tidak habis pikir kenapa Jongwoon sama menyebalkan dengan Kangin dan Appanya.
Hyukjae terus saja mendengarkan apa yang kedua insan ini bicarakan. Ia sangat antusias jika mengenai Bosnya dan Yura ini. Walau matanya sibuk melihat layar datar didepannya dan kertas-kertas disampingnya. Tapi, telinganya sangat peka =_____=”
“Aku hanya malas saja bicara denganmu” kata Yura belum menatap Jongwoon, Jongwoon tahu kalau Yura kesal dengan ulahnya.
“Baiklah. Yang penting kita makan siang. Kajja!” Dengan keputusannya sendiri Jongwoon menarik pergelangan Yura untuk mengikutinya. Yura mengercutkan bibirnya. Pria ini selalu memaksakan kehendak. Tapi kenapa dia juga menurutinya. Hyukjae masih saja menatap Jongwoon dan Yura.
“Yaa… kau ini. Aku malas makan!!” kata Yura. Jongwoon berhenti berjalan kemudian menatap Yura.
“Kenapa?” tanya Jongwoon.
“Apa karena bayimu. Memangnya kau ingin makan apa Yura-ya Hum?katakan aku akan menurutinya” tambah Jongwoon lagi dan membuat Yura melotot kearahnya. Hyukjae yang mendengar ini cukup terkejut.
“Yaaa tidak lucu!!” jawab Yura. Jongwoon terkekeh pelan.
“Lalu apa.. kalau kau tidak makan nanti kau dan bayimu akan sakit.” Jongwoon sepertinya tidak pernah puas membuat Yura kesal seperti ini.
“Yaa Kim Jongwoon. Bayi ini bukan anakmu. Jadi kau jangan menyebut seolah-olah ini anakmu. Arasseo!”
Kata Yura setengah berteriak diakhir kata-katanya. Tanpa mereka sadari banyak pasang mata yang melihat dan mendengar apa yang mereka perdebatkan.
Beberapa staf dan karyawan Jongwoon menatap Jongwoon dan Yura bergantian. Mereka terus berpikir, apa benar calon istri Bos mereka telah hamil?lalu kenapa Yura bilang itu bukan anak Jongwoon. Itu semua membuat mereka bertanya-tanya.
Jongwoon dan Yura sadar, bercandaan mereka menimbulkan kekacauan. Jelas. Yura menutup mulutnya dan menggeleng berulangkali.
“Yaa, Bos apa benar Yura sudah hamil?” tanya Hyuk ragu-ragu. Yura menatap kesal kearah Hyukjae dan juga Jongwoon.
“Yaa.. Hyukjae. Diam kau!” kata Jongwoon pada Hyuk. Hyuk terdiam sambil merengut tidak jelas.
Dan Jongwoon menarik pergelangan tangan Yura kembali untuk segera beranjak dari tempat ini agar tidak jadi tontonan karyawannya sendiri.
Yura merasa ini perlu diluruskan. Ia bukan gadis seperti itu. Dan perkataan mereka hanya bercandaan semata. Jongwoon tahu, ia juga salah. Ia telah membuat Yura malu saat ini. Pasti nanti kakinya atau bagian tubuh lainnya menjadi sasaran kemarahan Yura.
“Yaa!!!! apakah aku seperti wanita hamil? Aku belum hamil. Jongwoon sahjangnim, dia belum pernah menyentuhku!!” kata Yura saat lewat didepan karyawan yang mendengarnya tadi. Jongwoon tidak tahu harus berkata apa pada gadis ini. Apa Yura tidak malu? Gadis ini benar-benar bodoh! Pikir Jongwoon. Jongwoon terus saja menarik tangannya.
“Benar!! kalian harus percaya padaku. Aku belum hamil!!” kata Yura saat akan keluar dari ruangan itu.
__oOo__
“Habiskan makanmu…Key-ya” kata Jongwoon pada Key yang ada didepannya. Yura sedang ketoilet dan hanya ada dia dan Key. Ya Jongwoon menjemput Key sebelum mereka makan siang sekarang.
Eumm.mmmm” jawab Key mengangguk sambil mengunyah makanannya. Jongwoon mengusap rambut Key.
“Bagus anak pintar!”
“Tentu saja… Key kan akan punya adik jadi Key harus pintar!” jawab Key dengan enteng. Ia terpengaruh apa kata Neneknya. Mungkin saja. Jongwoo mendelik dan menatap Key seketika.
“Ya Key-ya kau diberitahu siapa? Eum maksud Appa… Kau kenapa berpikir seperti itu?” kata Jongwoon tergugup saat Key tersenyum padanya.
“Halmeoni… katanya Key akan punya adik lagi… berarti Key akan punya dua adik….” jawab Key polos dengan melambangkan angka 2 dijari mungilnya. Aigoo. Lucu sekali dia. Tapi Jongwoon tersenyum geli. Bagaimana kalau Yura sampai tahu Key seperti ini, terpengaruh apa kata Eommanya. Eomma Jongwoon sepertinya sama-sama jahil seperti anaknya. ==”
“Eum… Ne kau benar!” jawab Jongwoon tersenyum. Key-pun juga tersenyum senang.
“Tapi belum bisa lahir entah sampai kapan Key-ya…” kata Jongwoon lagi. Membuat Key merengut.
“Wae Appa…apa adik kecilnya enggan keluar?” tanya Key lagi. Sepertinya dia sangat antusias mempunyai adik lagi. Padahal dengan Michan adiknya dulu ia sangat iri. Entahlah dia mulai aneh-aneh seperti Jongwoon.
“Tunggu kau tumbuh besar, baru adik kecilnya bisa keluar ne?” Jawab Jongwoon lagi. Dan membuat Key berpikir lagi. Kemudian ia berdiri dan melihat bentuk tubuhnya sendiri. Dasar Key. Jongwoon hanya menahan senyum saja.
Ia mengedarkan pandangan. Mencari Yura kenapa lama sekali ditoilet. Apa dia ketiduran? Dasara gadis itu selalu membuat cemas orang. Tak diduga Jongwoon melihat wanita yang tidak asing ditempat ini. Dia……..
“Jongwoon-sshi!!” Panggil wanita itu. Jongwoon hendak mengalihkan pandangannya agar wanita itu tidak menuju kearahnya. Tapi sial. Wanita itu justru menghampiri tempat Jongwoon dan Key.
“Jongwoon-shhi!” kata wanita itu tersenyum senang. Jongwoon mengangguk ragu. Key menatap wanita didepannya ini dengan seksama.
“Ne.. nona Jieun…” jawab Jongwoon.
Tanpa disuruh wanita itu duduk didepan Jongwoon dan menatap Key. Wanita yang usianya memang jauh diatas Jongwoon tapi memang kelihatan masih muda. Yaah dia wanita yang selalu mengejar Jongwoon. Wanita yang disukai Hyukjae asistennya. Usia 34 tahun tapi masih seperti usian 20-an.
“Yaa.. dia putramu Key bukan” tanyanya.
“Ne.. dia Key. Umm Nona Jieun sedang apa disini?” tanya Jongwoon ragu-ragu.
“Eum sebenarnya aku ada janji dengan seseorang disini” jawabnya pelan dan tersenyum malu. Jongwoon tahu, pasti wanita ini ada janji dengan klien yang disukainya lalu mereka kencan. Begitulah Nona Jieun. Dia memang pebisnis tapi dia selalu menjerat hati pria manapun. Anehnya dia belum menikah sampai sekarang.
“Jinja? Woaaa pasti Nona sedang kencan?” tanya Jongwoon menggoda. Jieun kemudian hanya membalasnya dengan senyuman.
“Kalau diluar jam kerja jangan memanggilku Nona.. panggil saja Jieun” katanya. Jongwoon hanya mengangguk pelan.
“Aku kurang enak jika hanya memanggil Jieun. Jieun-sshi kurasa lebih sopan” balas Jongwoon.
“Terserah padamu… Key dia tampan sekali sama sepertimu..” kata Jieun tiba-tiba. Key masih larut (?) dengan aktivitas makannya. Jongwoon tidak menduga wanita ini bahkan memuji-nya terang-terangan.
“Jongwoon oppa…..”
Jongwoon dan Jieun menoleh kesumber suara. Disana sudah berdiri Yura. Ya Jongwoon sempat melupakan gadis ini sesaat hanya untuk berbincang-bincang dengan relasi bisnis-nya ini. Sedang Jieun, memang ia tidak tahu siapa Yura. Ia menatap Yura bingung. Kenapa gadis ini mengenal Jongwoon.
“Yura-ya”
__oOo__
Yura POV
Ahh.. Sepertinya perutku bermasalah. Apa karena aku makan roti terlalu banyak? Ahh anniya. Apa mungkin karena aku terlalu memikirkan bayi? Isshh~ sepertinya badanku juga demam. Apa begini syndrom orang akan menikah. Memikirkan bayi, aku jadi ragu aku bisa melakukan hubungan suami istri. Mengingat Jongwoon aku jadi ngeri sendiri -______-”
Yaaa Yura-ya, jangan berpikiran macam-macam. Kau harus fokus. Fokus. Semua pasti berjalan dengan baik dan mengalir apa adanya. Jadi jangan takut. Semangat!!
Mwo!! siapa wanita itu… terlihat akrab sekali dengan Jongwoon. Aish! Dia bahkan tertawa malu-malu dengan wanita itu. Yaa genit sekali Jongwoon itu. Apa dia sengaja membuatku cemburu. Wanita itu memang terlihat elegan dan menarik. Berkelas bahkan sangat cantik. Tidak sepertiku. Aigoo!! jangan-jangan?? dia mau menikah saja masih berulah. Baiklah…tunggu saja Kim Jongwoon dan wanita penggoda itu….
Aku melangkahkan kaki mendekati Jongwoon dan wanita itu. Key masih sibuk dengan makanannya jadi ia tidak melihatku.
“Jongwoon oppa…” panggilku. Keduanya menoleh kearahku begitu juga Jongwoon.
“Yura-ya” katanya. Wanita itu tampak bingung. Yaaa aku tahu, pasti dia bertanya-tanya bagaimana aku mengenal Jongwoon. Pria yang menurutnya tampan. Bagiku juga tampan -____- bahkan sangat tampan!!!!
“Hueekkkkkkk……Huekkkkkkk!!” aku seolah-olah akan memuntahkan isi dalam perutku. Aigoo!
Semoga aku berhasil……….
“Yaaa… Yura-ya???!! kau kenapa” Jongwoon terlihat sangat cemas. Aku masih memegang perutku. Banyak orang yang menyaksikan aksiku ini.
“Mual… Yaaa Jongwoon oppa.. apa kau tidak tahu.” kataku pelan dan sambil menunjukkan aegyoku. Aish semoga saja aktingku bagus. -____-”
“Mwo?” Jongwoon terlihat bingung. Begitu juga wanita didepannya ini. Jongwoon kau ternyata sangat mudah aku kerjai.
“Hueeekk…….Aigoo!! uri aegy… nappeun!” jawabku…….
Jongwoon POV
“Mwo??” tanyaku bingung. Apa dia sakit? Kenapa muntah-muntah. Inikah ditempat makan. Aigoo! Gadis ini sangat aneh. Dia tidak sadar jika ini dilihat banyak orang huh? Lihatlah Jieun dia menatapku dan Yura aneh.
“Huekkk…. Aigoo!! uri aegy… nappeun!!” jawabnya….
Tunggu!! apa yang aku dengar? Aegy? Uri Aegy? Tidak Yura-yaa. Apa telingaku bermasalah? Tapi ini nyata. Yaa kim Jongwoon gadis ini seperti sudah gila sekarang. Issshh~ Yaa kami jadi tontonan banyak orang sekarang.
“Kaliannn???” Nona Jieun berdiri dan menatapku Yura bergantian. Aku hanya bisa tersenyum aneh. Senyum yang aku paksakan. Sebenarnya apa maksud Yura seperti ini. Apa dia mau merusak reputasiku didepan klien?
Hhhh….. Jongwoon-ah sabar. Sabar… ini cobaanmu karena kau sering mengerjainya jadi sepertinya Yura sekarang juga mengerjaimu. Dia sudah pintar sekarang. Tapi apakah ada motif lain? Atau dia sedang cemburu?
“Jieun-sshi kami…….”
“Aku istrinya… Eumm maksudku aku calon istrinya Jongwoon oppa” jawab Yura menyela perkataanku.
Dia tersenyum seolah tidak merasa salah sedikitpun. Dasar!!
Aku mendelik kearah Yura. Yura malah tersenyum kemenangan kearahku. Aigoo! Kalau begini dia mirip sekali dengan Kangin…. sangat licik! Kenapa aku bisa mencintai gadis macam ini ya Tuhan!!
“Eumm begitu rupanya. Baiklah. Sepertinya temanku sudah datang. Maaf menganggu” kata Jieun sambil membungkukkan badan. Kemudian beranjak dari depanku. Ya Tuhan!! pasti dia dan orang-orang yang melihat ini mengira aku ini pria brengsek yang meniduri gadis-nya terlebih dulu hingga hamil kemudian baru menikahinya. Yakk!! Jeongmal pabo-ya!!
“Jongwoon-shhi…jangan lupa mengundangku nanti” kata nona Jieun sambil tersenyum kearah kami. Ya setidaknya ini membuatku lega. Semoga dia tetap mau bekerja sama dengan perusahaan kami nanti.
Yura terdiam kemudian duduk tanpa merasa bersalah sama sekali. Apa dia baru terjatuh atau terpeleset dari kamar mandi sehingga otaknya sedikit terganggu. Aigoo sulit dipercaya.
Aku menatapnya intens. Gadis ini sangat sulit ditebak.
“Kau?? apa kau sakit……… bayimu baik-baik saja bukan?!” tanyaku malah menggodanya. Tanpa banyak kata dia melemparkan lap makan tepat dimukaku. Aish tidak sopan!
Key menatap dua orang didepannya. Aneh. Kemudian ia berpikir tentang adik lagi. Apakah benar ia akan memiliki adik?
“Ya ya ya! Aish jinja! Terus saja berpura-pura kau hamil. Neomu Joahae!” kataku. Yura mendelik kearahku. Umm aku tahu. Sebenarnya ia ingin tahu siapa wanita tadi.
“Siapa wanita tadi?” tanya Yura menatap Jongwoon intens. Jongwoon menahan senyumnya.
“Kau cemburu! Akhirnya seorang Kim Yura mengakui kalau ia cemburu.. Tsskkk sulit dipercaya!” kataku menggodanya. Dan yang pasti…. kali ini aku pasti tidak akan selamat. Wajahnya terlihat sangat kesal. Memerah menahan amarah karena aku selalu memancing emosinya. Tapi justru ini. Aku senang sekali membuat wajahnya seperti ini.
“Katakan sekali lagi!” katanya. Apa tidak salah? Tatapannya terus menatapku. Aigoo menakutkan.
“Kau cemburu…Ne?” jawabku menegaskan. Dia semakin geram.
“Mwo? Sekali lagi… Kim Jongwoon. Atau kau akan mati sekarang!” katanya lagi dengan nada mengancam tentunya. Tapi bukan menakutkan malah terdengar sangat lucu.
“Saranghaeyo Kim Yura!!” jawabku tersenyum.
“Huaaaaa kau menyebalkan!!!!!!” pekiknya dan membuat kami menjadi tontonan orang disekitar kami. Aigoo!! memalukan sekali -___-”
Key hanya menggeleng menatap kelakuanku dan Yura. Key-ya kau yang sabar yaaa mempunyai eomma sepertinya. Ckckckck.
Author POV
“Yaa!! kau dimana?” tanya Jongwoon saat menelpon Yura. Gadis yang ia ajak bicara malah masih betah didalam selimut.
“Hmmm.. aku ada diClub” jawab Yura berbohong. Jongwoon melototkan matanya.
“MWO!! Gilaa…” pekik Jongwoon membuat Yura mendesah. Begitu bodohnya pria ini. Bagaimana mungkin ia ada diclub malam, dirumahnya saja ada preman yang siap menghajarnya jika ia berani keluar malam. Siapa lagi kalau bukan Kangin. -__-
“Aishh~ kau bodoh sekali. Aku dikamar!” jawab Yura ketus. Matanya masih menutup dan enggan untuk membukanya.
“Pasti kau masih tidur dan meringkuk didalam selimutmu dan pakaianmu pasti….Aigoo! Kalau kau tidur disebelahku. Aku pastikan kau tidak akan selamat!!” ancam Jongwoon. Sepertinya ia tahu pakaian apa yang Yura pakai untuk tidur. Yura berdecak kesal.
“Yaa kau ini cerewet sekali…!! Appa dan Kangin saja tidak protes” jawab Yura enteng, Jongwoon tidak habis pikir Yura seperti ini. Kebiasaan ini harus dirubah jika tinggal dirumahnya atau bersamanya kelak.
“Ya sudah terserah padamu. Sekarang cepat bangun!!” kata Jongwoon seolah malas berdebat dengan Yura.
“Yaa.. untuk apa. Inikan hari minggu, kau ini-”
“Aish! Penyakit pikunmu kambuh lagi…… kau lupa, kau ada janji dengan eomma. Dan sekarang kami menunggumu Kim Yura!!” kata Jongwoon setengah berteriak membuat Yura terperanjat dari tidurnya. Ia ingat sekarang. Ya Tuhan. Dasar! Kenapa sifat ini sulit sekali dirubah.
“Nee.. aku akan seg-”
“Tutttttttt…tut……..” sambungan telepon dari Jongwoon terputus sebelum ia selesai bicara. Ia merengut kemudian bergegas bangun dan menuju kamar mandi.
__oOo__
“Aigoo kau lelah ya menantu??” Tanya Eommanya Jongwoon pada Yura yang sedang meminum jus buatan calon mertuanya hingga habis. Yura hanya mengangguk sambil meminum jus itu. Jongwoon hanya menggeleng melihat kelakuan Yura.
“Ahh……masshita” kata Yura sehabis meminum jus itu. Ia mengelap sedikit bibirnya dan tersenyum pada calon mertuanya itu. Eommanya Jongwoon tersenyum senang melihat Yura seperti itu.
“Ne.. mianhae membuatmu lelah seharian”
“Aigoo! Eommonim… jangan begitu. Padahal aku sudah banyak minum tadi tapi tetap saja haus” jawab Yura apa adanya. Memang tadi Yura dan Jongwoon mencoba wedding dress mereka. Tidak banyak juga hanya saja tadi mereka juga mencoba pengantin tradisional korea hanya untuk keperluan foto saja.
 
“Kalau saja Jongwoon tadi tidak memilih gaun yang aneh-aneh pasti kau tidak lelah seperti sekarang” tandas Nyonya Kim pada Yura. Yura menatap Jongwoon dengan smirknya. Sedang Jongwoon hanya mendelik pada Yura.
“Aish! Eomma-ya…….. aku hanya tidak suka melihat dia terlalu…mm..” Jongwoon tidak melanjutkan kata-katanya kemudian ia menyibukkan diri dengan membantu Jongjin menyiapkan minuman. Mencoba membuat resep minuman dicafe barunya nanti.
“Ya ya ya!! Yura-ya. Sepertinya dia tidak mau mengakui bahwa kamu itu cantik dan sexy….” Nyonya Kim berbicara dengan penekanan dikata Sexy-nya. Membuat Jongwoon kini melepaskan tatapan kearah Eommanya itu. Perkataan eommanya memang benar. Ia tidak suka jika Yura nanti memamerkan bagian tubuhnya terlalu banyak. Cukup ia yang tahu nanti.
“Aish Eomma!! dia mana ada sexy-sexynya. Tubuhnya sangat tidak berisi!” cibir Jongwoon tanpa menatap kearah Yura. Yura yang tahu kini menatap tajam kearah Jongwoon.
“Baiklah!! kau yakin dia tidak sexy….?” tanya nyonya Kim menggoda putra-nya. Tentu saja Jongwoon sedikit kikuk. Apalagi tatapan mata eommanya yang sangat mengena tepat dimatanya membuat Jongwoon sulit untuk berbohong.
Tidak dipungkiri saat Yura memakai wedding dress-nya Jongwoon sangat terpengarah melihat kecantikan Yura. Walau dia sudah melihat Yura memakai gaun pengantin sebelumnya tapi, aura kecantikannya masih menawan dan membuat Jongwoon enggan berkedip.
“Yakin…aku yakin..” elaknya. Membuat Jongjin disebelahnya menahan tawanya melihat gelagat Hyung-nya itu. Yura dia entah malu atau kesal. Kenapa ia ada disuasana seperti ini. Dan mengapa tubuhnya menjadi perbincangan ==”
Sungguh aneh dan tidak masuk akal sekali keluarga ini. Apa dia sanggup kelak ada ditengah-tengah keluarga Jongwoon. -_______-”
“Yakin kau tidak tergoda dimalam pertama… Heiii.. anakku ayolahhh!!?” goda Nyonya Kim lagi membuat rona merah dipipi Yura. Jongwoon mendelik dan menatap eommanya. Ia heran kenapa eommanya seperti ini?
“Eomma………..!!!!!!”
Yura POV

Pagi ini memang jadwal dikantor Jongwoon. Entahlah kenapa aku tiba-tiba malu… Aigoo pasti mereka mengira aku rela ditiduri Jongwoon dan hamil anaknya. Tidak! Aku bukan wanita seperti itu. Berhubungan lebih dari berciuman saja tidak pernah.
Jongwoon berjalan mendahuluiku. Aku ada dibelakangnya. Hanya menundukkan wajahku saja. Aish memang semua orang tahu kami akan menikah 2 minggu lagi. Tapi rasanya sangat canggung bila didekat Jongwoon saat ditempat kerja.
Beberapa karyawan membungkukkan badannya kearah Jongwoon. Sempat aku melirik dari beberapa karyawan wanita menatapku aneh. Yaa! Aku anggap mereka menyukai Jongwoon dan iri denganku. Itu lebih menarik kelihatannya.
Saat aku sampai diruanganku…………. Yaaa!! apa-apaan ini???
“Aigoo!! Ige mwoyaa….?” aku terkejut seketika saat tahu betapa banyak kertas-kertas ucapan selamat padaku. Jongwoon terhenti dan berdiri disampingku.
“Mwo?” tanya Jongwoon.
Tanpa menjawab pertanyaan Jongwoon, dia sudah tahu apa yang terjadi. Kami sama-sama terkejut.
Saengil chukae… aigoo!! semoga bayi kalian sehat……..”
“Woaaa.. daebak!! Uri sahjangnim neomu daebanika!! semoga berbahagia dengan datanganya Aegy..”
“Aegy! Semoga sangat lucu dan menggemaskan seperti kalian……”
“Beritahu aku lahirnya. Nanti aku ingin memberikan nama…”
“Chukaeeee Sahjangnim… Yura-sshi!! kalian akan berbahagia memberikan Key teman bermain…”
“Jongwoon sahjangnim… neomu daebaknika!! Yura-sshi chukaeee..”
“Neoyo aegy semoga tampan seperti Sahjangnim dan cantik seperti eommanya, Kim Yura”
“Woaaa Uri sahjangnim, kau hebat sekali!! aku turut berbahagiaaa…”
“Aku iri denganmu Yura-sshi… aku juga ingin anak dari Jongwoon sahjangnim..”
Jongwoon melongo seketika saat Yura membaca semua apa isi pesan tersebut. Kenapa mereka mempercayainya? Itu hanyalah sebuah gurauan… tapi sepertinya ini sudah terlanjur. -_____-”
“Ige mwoya.. Yaaaa Jongwoon oppa…Huaaaaa” Yura histeris saat membaca pesan mereka. Yura menggelengkan kepalanya. Tidak!! Tidak……….
“Siapa yang menulis ingin aku hamili??” gerutu Jongwoon. Yura masih saja sibuk memunguti semua kertas yang ada dimeja dan sekitarnya.
“Yaaa.. Yura-yaa. Reputasiku sebagai CEO muda yang bersahaja di Korea, bisa hancur….!!!!” rutuk Jongwoon sendiri seolah hanya dia yang dirugikan. Dasar Jongwoon. Tapi ia hanya bercanda. Yura menatapnya tajam.
“Heeeiii!! kau kira kau saja! Aku ini lebih hancur……….. mana ada pria yang mau menikahiku lagi!” balas Yura tak mau kalah. Membuat Jongwoon gemas dengan jawaban Yura. Apa dia mau menikah selain dengan Jongwoon?
“Yaaa!!! kau ini!! tarik kata-katamu……..!”perintah Jongwoon. Yura hanya memasang wajah seolah meremehkan Jongwoon.
“Tidak mau….” jawab Yura…
“Ayo tarik ucapanmu! Kau pikir kau bisa menikah dengan pria selain aku…” kata Jongwoon kini mencengkeram tangan Yura.
“Aish. Bisa!!” jawab Yura… sambil menunjukkan wajah kemenangannya (?)
“Tarik kata-katamu atau aku…….”
“Aku bilang tidak mau ya tidak mau!!” Yura memang hanya bercanda dan mereka berdua sadar akan bercandaan mereka ini. Yura sepertinya sudah tertular virus Jongwoon yang usil dan jahil seperti sekarang ini.
“mana ada pria yang mau dengan gadis tukang molor dan pikun sepertimu. Aish!” cibir Jongwoon.
“Ada….!! kau ingin tahu Kim Jongwoon. Hum?” jawab Yura dengan nada setengah menggoda. Membuat Jongwoon bergidik melihat sikap aneh gadis didepannya ini. Belum menjadi istrinya dia sudah terlura sifatnya. Apalagi kalau sudah hidup dengannya. Bisa-bisa -__________-”
“Kau ini!! keras kepala sekali……!!Tidak boleh ada laki-laki lain dihidupmu.. Ara!!” Jongwoon semakin gemas dengan tingkah Yura. Keduanya sama-sama tertawa. Tanpa sadar jarak mereka kini sangat dekat.
Jongwoon yang sadar seketika itu berhenti tertawa. Yura yang tahu Jongwoon menatapnya dengan intens kini juga mulai diam dan memasang wajah normalnya. Pandangan mereka sama-sama beradu dalam diam dan deru nafas masing-masing. Tanpa Yura sadari bahkan tangan Jongwoon kini mer*ngkuh tub*hnya hingga membuat jarak diantara mereka benar-benar d*kat.
Jongwoon memajukan wajahnya dengan memejamkan matanya sebelum b*birnya menjangkau b*bir Yura yang berwarna merah muda itu. Yura otomatis sedikit gugup namun tak lama kemudian ia merasakan lembutnya b*bir Jongwoon kini ada diatas b*birnya. B*bir Jongwoon mulai melmu*t b*bir Yura, bergerak pelan namun intens dan membuat Yura menutup matanya serta membalas c*uman dari Jongwoon ini. Jongwoon menc*umnya lebih dalam, mereka sampai lupa ini dikantor. Yang mereka berdua rasakan adalah kerinduan akan pasangan masing-masing. Jongwoon memiringkan kepalanya untuk menci*m Yura kembali begitupun dengan Yura. Ia mengikuti alur ciu*man dari Jongwoon.
Saat Yura mulai sedikit membuka matanya. Ia sadar ini area terl*rang untuk meyalurkan hasrat kerinduan masing-masing. Bahkan c*uman ini membuatnya lupa. Jongwoon masih menci*mnya dan ia melihat apa yang ada didepannya kini. Yura melototkan matanya saat ia melihat ada sesuatu didepannya.
Yura memukul dada Jongwoon dan mendorongnya hingga mereka melepas ci*man mereka. Jongwoon menatap wajah Yura yang terus menatap kedepan. Jongwoon kemudian membalikkan badannya dan…
Terkejut!!! Shock!!! apa yang dilihatnya sekarang. Kaca ruangan Yura bahkan sudah terbuka. Dan yang pasti……… semua karyawan kini menatap keduanya…..
“Woaaa….!!!” teriak mereka semua dengan keras. Mereka semua menatap Jongwoon dan Yura dengan tatapan kagum dan juga ada yang menatap dengan tatapan melongo. Jongwoon mengedarkan pandangannya dan menatap Hyukjae ada dibarisan paling depan dengan senyum yang sangat aneh. Menyebalkan. Yura menutup mulutnya dengan tangannya. Sesekali ia menatap kearah Jongwoon. Malu!!!!
=TBC=

No comments :

Post a Comment