Title : The Sweet Bodyguard (Part 5)
Author : Lauditta Marchia T
Genre : Romance
Cast :
– Im Yoon Hee (OC)
– Cho Kyuhyun (Suju)
– Choi Siwon (Suju)
– Lee Hyukjae (Suju)
– Park Jung Soo (Suju)
– Other Cast
–>FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!
***
“Demi apapun itu! Mengapa kita harus ke tempat ini?” Kyuhyun memamerkan kekesalannya yang sudah berada di puncak.“Kalian mengajakku hanya untuk ke tempat ini? Astaga! Setidaknya pikirkan pulau Nami dalam kepala kalian” kesal Kyuhyun
“Kyu, kami bahkan sudah merencanakan liburan yang lebih hebat” kilah Hyukjae
“Ayahmu mengetahui rencana itu dan langsung menghubungiku” tambah Siwon “Aku tak ingin menjadi warga Negara yang tak patuh”
“Ayahmu mengetahui rencana itu dan langsung menghubungiku” tambah Siwon “Aku tak ingin menjadi warga Negara yang tak patuh”
“Gosh. Aku rasa Ayahku sedang menyuruh seseorang untuk mengawasiku”
Ucapan Kyuhyun membuat Hyukjae seketika menoleh pada Yoon Hee yang tetap bersikap tenang. Siwon juga sedikit melirik pada Yoon Hee. Kyuhyun satu-satunya yang tak mengetahui siapa sebenarnya Yoon Hee.
“Ini artinya aku seperti pulang ke rumahku sendiri—oh, Bugaksan! Aku tak pernah bisa bersantai di kawasan seperti ini, sepanjang jalan Bugaksan hanya dipenuhi oleh kawat berduri, sensor dan harus melewati pos penjagaan setiap seratus meter. Jadi ini jalan-jalan kalian yang menyenangkan itu?” Desis Kyuhyun sambil memandangi keadaan di sekitarnya.
Yah, mereka kini sedang berada di Bugaksan. Salah satu pegunungan dari empat pegunungan yang mengelilingi Seoul yakni Bugaksan, Namsan, Naksan dan Inwansang. Bugaksan sendiri merupakan gugusan yang tertinggi dan sangat dekat dengan kediaman Presiden Republik Korea Selatan (Blue House).
Bugaksan memang dijaga ketat. Bugaksan awalnya dibuka untuk umum tapi setelah insiden percobaan pembunuhan terhadap presiden Park Chung Hee yang terjadi pada tahun 1961, kawasan itu ditutup. Baru pada tahun 2007, Bugaksan kembali dibuka bagi masyarakat umum meskipun dengan batasan waktu kunjungan, penjagaan danjuga aturan-aturan super ketat lainnya.
“Aku rasa ini tak kalah menyenangkan dari jalan-jalan di Pulau Nami atau Jeju. Kau ingat kapan terakhir kalinya kita menginjakan kaki di sini?” Tanya Hyukjae
“Darmawisata Taman Kanak-Kanak” jawab Siwon.
“Dari sini kita bisa melihat pemandangan yang sangat baik, juga bangunan-bangunan bersejarah” Hyukjae menambahkan alasan.
“Bangunan bersejarah? Itu tak lebih dari bangunan-bangunan tua yang tak berarti sama sekali” jawab Kyuhyun ketus.
Yoon Hee yang tadinya sibuk menikmati pemandangan yang disuguhkan dari Bugaksan, ia seketika menoleh—memandang kasar pada Kyuhyun.
“Bangunan-bangunan tua yang tak berarti sama sekali?” gadis itu mengulangi pertanyaan Kyuhyun “Cho Kyuhyun. Kau hanya beruntung karena terlahir di jaman yang serba modern ini. Kau pikir hari ini akan ada tanpa adanya sebuah sejarah? Ratusan tahun mendatang—merekapun akan menyebut hari ini adalah sejarah. Jika kau ingin menjadi seseorang yang berarti, ciptakan sejarah yang baik dimulai dari dirimu sendiri atau kau akan menghilang bersama dengan waktu”
Ucapan Yoon Hee tak mampu ditangkis oleh Kyuhyun. Siwon dan Hyukjae ikut bungkam. Semua yang dikatakan Yoon Hee sangat benar. Hari ini ada karena perjuangan. Hari ini ada karena harga yang dibayar oleh para pencipta sejarah sangatlah mahal. Hargai itu dengan hal-hal yang baik dan berguna bagi anak cucu nanti, bukan dengan keluhan-keluhan.
“Jadi, ke arah mana kita sekarang? Karena kita memasuki Bugaksan dari gerbang selatan—bagaimana jika kita keluar di gerbangtimur?” usul Hyukjae
“Barat saja” jawab Siwon
“Utara” Kyuhyun menambahkan dengan sekenanya saja.
“Kalian semua—kawasan ini tidaklah sama dengan kawasan sekolah. Carilah alternatif terbaik, dimana gerbang terdekat, di situ kita keluar” ujar Yoon Hee yang kesal melihat sifat childish tiga pemuda tampan itu.
Tentu saja, ketiga pemuda itu berbicara seolah sedang mengitari kawasan yang tak seberapa luas. Ada empat gerbang utama di Bugaksan—Sadaemun di sebelah utara, Sukjeongmun di selatan, Seungyemun di timur dan Heunginjimun di bagian barat. Bahkan diantara gerbang-gerbang besar itu masih terdapat beberapa gerbang kecil.
Keempat orang itu berjalan menyusuri sepanjang jalan Bugaksan. Menikmati panorama pegunungan, juga benteng dan bangunan bersejarah lainnya.
Yoon Hee menarik nafas panjang ketika melihat panorama Seoul dari kejauhan. Pandangan matanya bergeser, istana Gyeongbok dan hutan pinus yang tumbuh di sekitar pegunungan ikut mencerahkan mata Yoon Hee dan tentu saja ketiga pemuda lainnya.
“Tunggu dulu—aku punya ide yang lebih baik” Kyuhyun tampaknya terus memutar otak sedari tadi “Boseong. Bagaimana jika kita ke villa keluargaku di Boseong”
“Kyuhyun! Kau pikir Ayahmu akan mengijinkan?” ujar Siwon
“Bukankah villamu itu pernah di bom oleh teroris? Ya Tuhan, aku tak ingin mati muda apalagi dengan kondisi tubuhyang terkoyak dengan aroma daging panggang menyebar di penjuru ruangan” Hyukjae memamerkan eskpresi yang sangat aneh.
“Haish, dimana otak kalian?” Kyuhyun menggeleng sadis “Dengan atau tanpa kalian, aku akan tetap pergi—aku tak ingin menghabiskan liburanku di Seoul. Jika Ayah tak menaruh larangan keluar negeri, aku sudah mengucapkan salam perpisahan pada kalian sejak awal”
~~~
Berjam-jam perjalanan, akhirnya keempat orang itu tiba di Boseong. Perbukitan Boseong yang seperti ditutupi karpet hijau tanpa akhir. Daerah itu merupakan budi daya teh hijau di Korea Selatan.
Mobil yang ditumpangi oleh mereka berjalan melewati jalan yang meliuk-liuk diantara perkebunan teh juga barisan pohon cedar disepanjang jalan ikut mencerahkan mata.
Sampailah mereka di villa milik keluarga Kyuhyun. Villa itu tak terlihat seperti kebanyakan villa dengan gaya modern melainkan Hanok atau rumah tradisional Korea Selatan.
Mereka memasuki bangunan beratap genteng giwa, dinding dan lantai berbahan kayu kualitas terbaik, hanj (kertas tradisonal Korea Selatan) dipasang pada rangka jendela konstruksi hanok. Meskipun hanok telah mengalami banyak perubahan tapi gaya tradisional masih dipertahankan melalui bangunan hanok tersebut.
Kyuhyun segera menggeser pintu salah satu ruangan. Ia menghilang di balik pintu tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata.
“Kau gunakan kamar yang ini saja” Siwon menggeser sebuah pintu,
“Ya” jawab Yoon Hee.
~.oOo.~
Hari mulai senja ketika Yoon Hee keluar dari kamarnya. Ia mendapati Hyukjae dan Siwon yang sedang asyik bermain kartu. Suara pintu mengalihkan mereka, Kyuhyunpun terlihat keluar dari kamar tidurnya.
“Dimana pengurus tempat ini?”
Tak ada yang mencoba menjawab pertanyaan Kyuhyun. Sama sekali tak tahu. Villa itu dijaga oleh seorang bibi dan juga seorang pria tua namun sejak kedatangan mereka, tak satupun dari orang-orang itu terlihat di sekitar hanok.
Yoon Hee memilih meninggalkan ketiga pemuda itu. Ia berjalan keluar hanok, memandangi bangunan khas dengan sejuta nilai itu. Udara dingin membuat Yoon Hee hanya merapatkan tangan, ia mengurungkan niatnya untuk kembali sekedar mengambil syal ataupun jaket.
Gadis itu mengitari halaman di sekitar hanok, selain bangunan utama—ada beberapa bangunan lainnya dalam kawasan tempat peristirahatan pribadi keluarga Cho. Seseorang yang tiba-tiba menyenggol Yoon Hee membuat gadis itu sedikit terkejut.
“Maaf” ujar Yoon Hee, ia memandangi pria paruh baya yang hanya diam.
Yoon Hee mengawasi pria itu yang menghilang di salah satu bangunan hanok. Yoon Hee segera keluar dari gerbang utama villa tersebut. Ia berjalan menyusuri udara segar di Boseong. Memandangi hamparan teh yang begitu luas—perbukitan dan lembah di tempat itu terlihat seperti permadani hijau.
Gadis itu berjalan-jalan, menghitung barisan pohon cedar di sepanjang jalan—barisan itu seperti tak akan pernah habis di hitung. Tanpa terasa, ia telah berjalan cukup jauh dari villa.
Perhatian Yoon Hee tertuju pada seorang wanita dengan tubuh yang sedikit gempal. Wanita itu berjalan terburu-buru ke arah yang berlawanan dengan Yoon Hee.
“Maaf Nona” Yoon Hee terhenti ketika wanita itu menyapanya “Apakah nona adalah orang yang datang dari Seoul?”
Dahi Yoon Hee mengerut.
“Apa mungkin nona adalah teman tuan muda Cho?”
Wanita itu kembali mengatakan maksudnya dengan jelas.
“Ah, benar” jawab Yoon Hee
“Sudah kuduga. Aku salah satu pengurus di villa keluarga Cho” ujar wanita itu memperkenalkan diri “Bagaimana ini, pasti tuan muda sangat marah tak melihat satupun pengurus villa—anakku sedang sakit, begitu mendengar kedatangan tuan muda membuatku terburu-buru ke sini”
“Dia memang selalu seperti itu” desah Yoon Hee
“Mengapa tuan muda tak mengabari terlebih dahulu jika ia akan ke sini?” wajah wanita itu terlihat cemas “Pengurus Han baru seminggu yang lalu meninggal—jika ia masih hidup, aku tak akan serepot ini mengurusi villa seorang diri. Ah, mengapa mereka belum mencari penggantinya?”
Seperti hanya menumpahkan kekesalan, tanpa menunggu sepatah atau dua patah kata dari mulut Yoon Hee, wanita itu kembali melanjutkan perjalanannya dengan terburu-buru.
Mata Yoon Hee mulai menyisir hamparan kebun teh. Baru beberapa menit berlalu ketika langkah kaki gadis itu terhenti. Raut wajahnya mulai berubah, ekspresi yang terkejut—ia baru saja memikirkan sesuatu. Dengan sekejap gadis itu menoleh kasar ke arah villa.
Tak menunggu lama Yoon Hee berlari kencang. Ia bahkan melewati wanita tadi yang tergopoh-gopoh membawa tubuh gemuknya menuju villa.
“Nona!!”
Yoon Hee tak menghiraukan teriakan wanita itu. Ia terus berlari hingga tiba di depan gerbang villa. Yoon Hee mamasuki kawasan hanok dengan langkah yang sangat pelan, sorot mata yang terlihat mengawasi keadaan di sekitar hanok.
Gadis itu menuju salah satu bangunan hanok, bangunan yang tadi dimasuki oleh seorang pria yang bertabrakan dengannya. Yoon Hee mengeluarkan sepucuk pistol dari balik pakaiannya. Ia menggeser pintu. Mengarahkan pistol. Mata Yoon Hee begitu tajam mengawasi ruangan itu—tak ada siapapun, kosong.
Yoon Hee meninggalkan bangunan itu. Ia menuju bangunan utama hanok tempat dimana Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae berada.
Sementara itu Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae terlihat serius bermain kartu.
“Kalian berdua berkonspirasi melawanku” protes Kyuhyun yang sejak tadi selalu berada di urutan terakhir.
“Kyu—kau boleh mahir dengan segalam macam game tapi kau tak bisa mengalahkan kami dalam permainan ini” ledek Hyukjae.
Kyuhyun hanya mendesah kasar. Memandang kesal pada Siwon dan Hyukjae yang terus memamerkan senyum kemenangan. Pemuda itu tak menyadari jika sebuah senjata telah terkunci padanya—mengarah tepat di kepala Kyuhyun.
DORR!!!
Bunyi tembakan mengagetkan Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae. Mata mereka mendelik, tak berapa lama pintu ruangan itu digeser. Wajah ketiga pemuda itu sangat pucat ketika melihat di luar pintu seorang pria telah tergeletak bersimbah darah.
Mata mereka kini tertuju pada Yoon Hee yang dengan sigap menutup pintu. Tangannya masih menggenggam erat pistol.
“Kalian jangan diam saja!” ujar Yoon Hee dengan raut wajah yang dingin. Ia menarik tangan Kyuhyun dan membawa pemuda itu ke tempat yang dirasanya lebih aman “Duduk tenang di sini, kalian berdua juga!!”
Siwon dan Hyukjae mengikuti arahan Yoon Hee tanpa banyak bicara.
“Tetap tundukan kepala kalian!!” ujar Yoon Hee.
“Ini..apa yang…” Kyuhyun begitu pucat. Situasi yang sangat menegangkan tiba-tiba menyelimuti sekeliling mereka. “Yoon Hee—mengapa kau…” ia bahkan tak bisa berpikir dengan jernih karena situasi itu.
Picingan mata Yoon Hee begitu tajam. Telinganya sangat terlatih untuk menangkap bunyi apapun.
“Berhati-hatilah! Dia tak bekerja sendirian” ujar Yoon Hee sambil memperbaiki alat pendengar mini di telinganya. Ia sedang berbicara dengan seseorang.
DORR!!
Suara tembakan kembali terdengar. Ketiga pemuda itu menundukkan kepala. Tubuh mereka mulai gemetar.
“Damn..” umpat Yoon Hee, ia meringis sambil memegangi lengan kanannya.
“Yoon Hee—kau, kau berdarah..” Hyukjae terkejut melihat darah mulai mengucur dan menodai lengan kemeja putih yang dikenakan oleh Yoon Hee.
Yoon Hee bersandar di salah satu pilar hanok. Nafasnya memburu menahan rasa sakit akibat luka tembak yang mendekati ketiaknya. Kyuhyun dan Siwon ikut mendelik, sangat terkejut.
“Kau tak apa-apa?” Siwon sangat panik.
“Tidak.. aku baik-baik saja” ujar Yoon Hee dengan tersengal-sengal.
Ketiga orang itu tahu bahwa keadaan gadis itu tak seperti yang ia katakan. Yoon Hee memindahkan posisi pistol ke tangan kirinya setelah tangan kanannya terkena tembak.
“Mau kemana, noonim??” Hyukjae semakin ketakutan melihat Yoon Hee yang sepertinya akan meninggalkan mereka di tempat itu.
“Tetap di sini!!” perintah Yoon Hee.
Ia lalu berjalan dengan tak memperdengar langkah kakinya.
DORR!!
DORR!!!
Letupan senjata saling berbalas-balasan. Di tempat lain—Kyuhyun, Hyukjae dan Siwon semakin memucat. Ketakutan luar biasa menggerogoti tubuh mereka. Bayang-bayang maut yang mengintip di balik pintu terasa begitu nyata.
Hampir lima belas menit. Pintu yang bergeser membuat jantung ketiga pemuda itu melompat. Lalu degupan kasar jantung mereka mulai berima sedang ketikamelihat orang yang datang adalah Yoon Hee.
“Bagaimana?” Hyukjae mendelik.
Bersama-sama mereka menghampiri Yoon Hee. Kyuhyun memandang tajam pada Yoon Hee—wajahnya masih terlihat shock tapi ia memiliki banyak pertanyaan yang telah bersarang di kepala, terlalu banyak pertanyaan seakan tak mampu ditampung lebih lama lagi.
“Situasi apa ini?” gumam Kyuhyun. Semua terasa seperti mimpi buruk namun Kyuhyun harus menelan pikiran itu ketika melihat darah yang mengotori kemeja Yoon Hee, juga senjata yang masih berada dalam genggaman Yoon Hee. Semua itu bukan mimpi melainkan kenyataan.
Belum sempat Kyuhyun meminta penjelasan secara mendetail ketika beberapa orang dengan rompi anti peluru yang bertuliskan NIS memasuki ruangan itu.Yoon Hee mengeluarkan sesuatu dari balik pakaian dan menunjuk pada agent-agent NIS itu—lencana yang menjadi tanda pengenal Yoon Hee.
Sesaat kemudian, empat orang pria berpakaian loreng tentara ikut memasuki ruangan itu. Mereka memberi hormat pada Yoon Hee.
“Kapten Im—kami sudah memeriksa, tak satupun dari mereka yang masih hidup”
Seorang melapor pada Yoon Hee. Kyuhyun semakin sulit mengartikan situasi, jantungnya berdetak lebih ekstrim dibandingkan insiden penembakan tadi ketika mulai mencium kebenaran.
“Sisir seluruh lokasi. Pastikan tidak ada komplotan mereka yang berhasil lolos” perintah Yoon Hee.
“Siap!!”
Para tentara itu segera meninggalkan ruangan itu.
“Keadaan sudah clear.. kita sudah bisa meninggalkan tempat ini” ujar seorang NIS.
Yoon Hee mengangguk dan berjalan keluar. Para agent itupun mengawal ketiga pemuda yang sebelumnya berada dalam bahaya untuk meninggalkan tempat itu.
~.oOo.~
Location. Blue House, Rumah Presiden Korea Selatan.
Yoon Hee menanti tenang dalam sebuah ruangan. Ia memakai setelan jas dan rok sebatas lutut berwarna hijau lumut, yang ia kenakan adalah Pakaian Dinas Umum (PDU) Angkatan Darat. Lengkap dengan atribut, papan nama ebonit, tanda pangkat bahkan tanda jabatan tak luput dari seragamnya.
Ketika derik pintu, dengan sigap Yoon Hee berdiri. Seorang pria paruh baya dengan perawakan tegap dan terlihat penuh wibawa—pria itu memasuki ruangan, diikuti oleh beberapa orang pria berjas rapi.
Yoon Hee memberikan hormat pada orang itu—Presiden Cho.
“Silahkan duduk!” Presiden Cho bersikap ramah.
Yoon Hee kembali meletakan tubuhnya di atas sofa berbahan kualitas terbaik itu. Presiden Cho seperti menatap sekilas orang-orang yang bersamanya, dan orang-orang itupun dengan sengaja meninggalkan ruangan tersebut.
“Kapten Im, terima kasih—berkatmu, nyawa anakku dapat terselamatkan”
“Sudah menjadi tugasku untuk memastikan keselamatan Cho Kyuhyun”
Presiden Cho mengangguk puas.
~~~
Hampir tiga puluh menit berlalu ketika Yoon Hee keluar dari ruangan tersebut. Sorot wajah yang hampir tak tergoyahkan—melukiskan ketenangan yang luar biasa. Gadis itu melangkah tegap. Derap langkah sepatu pantofel berwarna hitam dengan hak sepatu yang tak seberapa tinggi.
Yoon Hee menyusuri koridor blue house, saat itu pula langkah kakinya terhenti ketika dari arah berlawanan terlihat pemuda-pemuda tampan itu. Cho Kyuhyun, Choi Siwon dan Lee Hyukjae.
Mereka memandangi Yoon Hee dengan tatapan yang sulit diartikan. Kali pertama pertemuan mereka sejak insiden di Boseong, kali pertama juga melihat Yoon Hee sebagai seorang tentara. Gadis itu tampak gagah dan menawan dengan seragam militer yang dikenakannya.
Raut wajah Yoon Hee tak terlihat berubah sedikitpun. Gadis itu menundukan kepalanya dengan santun sebagai tanda hormat pada pemuda-pemuda itu, bersikap sangat biasa. Ia lalu kembali melangkah melewati ketiga pemuda itu tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Kyuhyun membalikan tubuhnya, begitu juga dengan Hyukjae dan Siwon. Menatap punggung Yoon Hee yang menjauh dan menghilang di balik tikungan.
“Apa-apaan gadis itu?” ujar Kyuhyun “Apakah itu lelucon? Benar-benar lelucon yang mengagumkan”
Kyuhyun menatap Hyukjae.
“Aku mulai menyadari sesuatu—katakan” tatap dinginnya pada Hyukjae
“Kyu, maaf. Aku memang bersalah karena merahasiakan itu darimu, tapi aku tak bisa membiarkan kau memperlakukan Yoon Hee lebih buruk jika kau tahu siapa dia sebenarnya?”
“Benarkah?” Kyuhyun tertawa, “Lalu, sekarang apa bedanya?” tawanya mendadak sirna, ekspresi itu terlihat sangat mengerikan.
“Sudahlah Kyu, kita tertolong berkat gadis itu”
“Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya” tatapan tajam Kyuhyun kini tertuju pada Siwon “Jadi, hanya aku satu-satunya yang tak tahu apapun? Selama ini kalian pasti tertawa melihat kebodohanku. Hebat. Kalian semua benar-benar hebat. Cho Kyuhyun, kau seorang yang sangat idiot!” kegeraman terlihat jelas di wajah Kyuhyun.
Pemuda itu berjalan meninggalkan Siwon dan Hyukjae yang hanya saling pandang, tak tahu harus bertindak seperti apa. Mereka akhirnya menyusuli Kyuhyun.
~.oOo.~
Aktivitas belajar mengajar di Hannyoung high school terlihat normal seperti biasanya. Murid-murid terlihat seksama memperhatikan guru yang sedang memberikan materi di depan kelas.
“Ssst..” bisik Hyukjae pada Siwon yang duduk di depannya “Ada apa dengannya?” mata Hyukjae tertuju pada Kyuhyun.
“Kau tanyakan saja padanya” jawab Siwon.
“Aku rasa dia masih marah” ujar Hyukjae “Sudah seminggu dia bertingkah aneh dan ekspresinya sangat menyeramkan. Kau lihat, dia terus memandangi tempat duduk Yoon Hee”
Mata Hyukjae dan Siwon terus mengawasi Kyuhyun. Pemuda itu terlihat mengarahkan pandangannya ke sebuah tempat duduk yang kosong. Ya, sudah seminggu Yoon Hee tak terlihat di sekolah.
Bel berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba. Murid-murid beringsut dari tempat duduk mereka.
Kyuhyun mengeluarkan handphone. Ia mencari nama Yoon Hee diantara daftar kontaknya. Menelepon gadis itu. Nomor itu bahkan sudah tak bisa dihubungi lagi.
“Kau lihat—dia semakin aneh”
Gumam Hyukjae ketika Kyuhyun melempar kesal handphone di atas meja. Tak berapa lama kemudian, pemuda itu kembali meraih handphone, terlihat sibuk dengan benda itu.
“Ayah, dimana gadis itu?”
Entah apa yang ada dipikiran Kyuhyun, ia bahkan memutuskan untuk menelepon Ayahnya.
“Kapten Im?”
“Apakah ada orang lain yang mengawasiku selain gadis itu?”
“Dia sudah ditarik dari tugas itu—komplotan yang melakukan percobaan pembunuhan terhadapmu sudah ditangkap. Tak ada lagi alasan bagi Kapten Im untuk berada di sisimu”
“Benarkah?” Kyuhyun mendengus sesaat dan secara sepihak mematikan sambungan telepon tersebut.
~.oOo.~
Derap langkah pasti Yoon Hee menyusuri koridor lantai tiga asrama putra. Kedatangannya disambut dengan tatapan mata murid-murid yang berpapasan dengannya. Pasalnya, sudah hampir dua bulan batang hidungnya tak terlihat lagi di sekitar sekolah.
Kabar yang berada bahwa Yoon Hee sudah kembali ke Jepang, itulah sebabnya mereka sangat heran ketika melihatnya berada di Hannyoung high school. Tanpa mengetuk, Yoon Hee memegang kenop pintu dan membuka pintu kamar Cho Kyuhyun.
Siwon, Hyukjae dan Kyuhyun langsung menoleh, menatap pada Yoon Hee yang berdiri di ambang pintu.
“Noonim” wajah Hyukjae terlihat riang.
Yoon Hee memandang tenang pada ketiga pemuda itu. Matanya tertuju pada Kyuhyun yang terbaring lemah di atas tempat tidur dengan kepala yang masih terbalut perban. Bibirnya terlihat begitu pucat.
Gadis itu kembali menutup pintu. Berjalan mendekati ketiga pemuda itu. Kyuhyun menatap tajam wajah Yoon Hee.
“Welcome” sapa Siwon “Kudengar kau kembali lagi”
Yoon Hee tak berkutik. Ia dan Kyuhyun saling beradu pandang.
“Bisakah kalian meninggalkan kami?” Tanya Yoon Hee tanpa memalingkan tatapannya dari Kyuhyun.
Siwon dan Hyukjae saling pandang. Meskipun kebingungan, kedua orang itu segera beranjak dan berlalu. Mereka menutup pintu kamar Kyuhyun dan melangkah. Namun langkah mereka terhenti, untuk kedua kalinya Siwon dan Hyukjae saling pandang dan detik selanjutnya dengan terburu-buru keduanya mendekati pintu kamar Kyuhyun—lalu, menempelkan telinga di daun pintu, berusaha untuk menangkap apa yang terjadi di dalam kamar tersebut.
“Katakan, apa maksud semua ini?” Yoon Hee bertanya dengan sangat tenang “Apa kau sedang bermain-main denganku?”
“Aku? Bermain-main denganmu?” Kyuhyun tersenyum sinis “Bukankah pertanyaan itu lebih tepat ditujukan pada dirimu sendiri?”
“Hanya dengan alasan ini—kau membuatku harus kembali ke tempat ini?” Yoon Hee mendengus tak percaya.
“Alasan apa? Kau lihat sendiri keadaanku” ujar Kyuhyun “Bukankah kau adalah orang yang bertugas untuk melindungiku?”
“Itu dulu” jawab Yoon Hee datar “Tugasku sudah selesai”
“Kau masih tak bisa melihat aku terluka parah dan harus menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit?” gumam Kyuhyun “Artinya tugasmu belum selesai”
“Mengapa kau menolak semua orang yang ditugaskan? Kau membuatku harus terbang ke Seoul hanya untuk menjadi pengawalmu? Cho Kyuhyun, aku punya sesuatu yang jauh lebih penting dibandingkan tugas tak masuk akal ini”
“Tak masuk akal?” Kyuhyun tertawa “Itu keputusanku, jika aku menerima mereka maka hari ini kau tak akan berdiri di sini”
“Aku tak ingin bermain-main denganmu!”
“Jika kau tak ingin bermain-main denganku, seharusnya kau menolak tugas ini sejak awal” ujar Kyuhyun
“Cho Kyuhyun. Apakah kau mengira aku begitu bodoh? Apakah kau tak berpikir aku mengetahui penyebab kau ditemukan pingsan dengan kepala terluka di dalam kamar ini?”
“Kau, apa maksudmu?”
“Pikirkan sendiri. Kurasa karena benturan itu, kau melupakan banyak hal. Sebaiknya kau berhati-hati, jangan sampai kau terjatuh untuk kedua kalinya” senyum Yoon Hee.
“Hei!! Kau.. bagaimana kau—tahu?” Kyuhyun terkejut.
“Kau mengatakan pada mereka bahwa sekelompok orang menyerangmu? Dengan alasan itu kau berhasil membuat mereka menugasiku di sini” desah Yoon Hee “Apakah itu masuk akal?”
“Darimana kau…” Kyuhyun tertegun.
Yoon Hee dikembalikan pada tugas melindungi Kyuhyun atas permintaan pemuda itu. Setelah ditemukan pingsan di dalam kamar. Ia mengatakan bahwa nyawanya terancam karena sekelompok orang menyerangnya, namun ia menolak semua pengawal dan meminta Yoon Hee yang bertugas untuk menjaganya—sejujurnya, ia hanya terjatuh dan membentur lantai.
“Kau lebih bodoh dari yang kubayangkan” senyuman sinis Yoon Hee terus tersungging dari sudut bibirnya “Apa kau tak pernah berpikir aku punya banyak mata di sini?” Yoon Hee mengedarkan pandangan ke seluruh isi kamar Kyuhyun.
Kyuhyun terdiam. Ia memandang Yoon Hee dan kembali tersenyum tipis.
“Rupanya begitu” Kyuhyun menyadari jika Yoon Hee meletakan banyak kamera tersembunyi di kamarnya “Kalau begitu—aku menyerahkan keselamatanku padamu, Kapten Im Yoon Hee” ujar Kyuhyun tenang.
“Sebaliknya, jangan pernah kau bermain-main dengan sebuah nyawa” Yoon Hee berkata dengan sangat tenang.
Ia lalu meninggalkan Cho Kyuhyun seorang diri di dalam kamar. Siwon dan Hyukjae yang sedari tadi terus menguping pembicaraan itu terlonjak kaget ketika pintu bergerak. Kedua pemuda itu hanya tersenyum salah tingkah.
~.oOo.~
Dari tempat duduknya, Kyuhyun terus mengawasi Yoon Hee. Gadis itu kembali harus berpenampilan layaknya seorang siswi di sekolah tersebut. Yoon Hee terlihat sangat tenang seperti biasanya. Ia merasakan jika Kyuhyun terus menatapnya namun ia tak sedikitpun terlihat memperdulikan pemuda itu.
Dering panjang bel menandakan jam pelajaran telah usai. Kyuhyun beranjak, ia berjalan dan berhenti tepat di sisi tempat duduk Yoon Hee.
“Bereskan itu semua!” ujar Kyuhyun.
Yoon Hee menoleh, menatap perlengkapan sekolah Kyuhyun yang masih berantakan di atas meja belajarnya.
“Aku tidak mengurusi hal-hal seperti itu” balas Yoon Hee.
Kyuhyun tersenyum.
“Ah—benar juga, kau seharusnya hanya melindungiku” Kyuhyun bergumam “Bagaimana ini? Tapi aku belum mencabut status budakmu” senyuman kembali terukir di sudut bibir Kyuhyun.
Yoon Hee hanya bungkam memandangi Kyuhyun yang berlalu santai dengan kedua tangan yang disembunyikan di balik saku celana seragamnya. Gadis itu beranjak dan berjalan menuju tempat Kyuhyun.
Hyukjae terlihat membereskan benda-benda milik Kyuhyun—ia sedang membantu Yoon Hee, gadis itu menyentuh tangan Hyukjae.
“Aku akan melakukannya” ujar Yoon Hee.
Gadis itu mengambil alih pekerjaan yang dilakukan Hyukjae. Siwon dan Hyukjae hanya terdiam memandangi Yoon Hee yang memasukan semua benda-benda itu ke dalam tas Kyuhyun, menenteng tas itu lalu melangkah meninggalkan ruang kelas.
~.oOo.~
Langit hitam menyelimuti Seoul. Hujan deras tak kunjung juga mereda setelah berjam-jam membasahi daratan. Siwon terburu-buru berjalan di sepanjang selasar sekolah, payung hitam yang berada di tangannya segera dibuka, ia berjalan menerjang hujan menghampiri seorang gadis yang berada di tengah taman.
“Yoon Hee!!” Siwon memayungi Yoon Hee.
Gadis itu telah basah kuyup. Seperti tak mendengarkan perkataan Siwon, ia terus berjongkok. Tangannya menepuk-nepuk rumput di sekitarnya.
“Yoon Hee” Siwon kembali menyerukan nama gadis itu.
Yoon Hee tak bereaksi, matanya hanya fokus pada rumput-rumput hijau itu. Siwon mencengkeram lengan Yoon Hee, menarik secara paksa sehingga membuat gadis itu berdiri.
“Hentikan!”
“Sebaiknya kau segera kembali. Ini tak ada urusannya denganmu” Yoon Hee berkata dingin. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya
“Aku akan membantumu menemukan cincin itu” teriak Siwon berusaha mengimbangi derasnya guyuran hujan “Kita akan mencarinya lagi setelah hujan berhenti. Kembalilah, kau bisa terserang penyakit”
Yoon Hee beranjak. Ia memutar tubuhnya dan menelusuri wajah Siwon.
“Aku tahu” jawab Yoon Hee “Hanya saja, aku tak menerima perintah darimu”
“Kau akan terus mendengarkan Kyuhyun? Menurutmu dia membuang cincin itu? Ah—apa kau jika cincin itu benar-benar ada?” Siwon terus menerjang Yoon Hee dengan pertanyaan-pertanyaannya “Yoon Hee. Aku sangat mengenal Kyuhyun”
“Aku mengerti apa maksudmu”
“Lalu mengapa kau masih melanjutkan itu? Kau tahu dengan jelas jika Kyuhyun sedang menyiksamu”
“Aku akan mencari cincin itu. Jika aku tak menemukannya—sebaiknya dia tak bermain-main denganku”
Yoon Hee lalu berjongkok dan kembali meraba rumput basah, berusaha mencium benda itu dengan tangannya. Siwon tak beranjak, ia tetap memayungi Yoon Hee. Sementara tak jauh dari situ, Kyuhyun terlihat memandangi kedua orang itu dengan sorot mata yang begitu dingin.
~.oOo.~
Bel sekolah berbunyi nyaring, mengawali pagi hari dengan aktivitas yang sama—belajar. Murid-murid mulai memasuki kelas masing-masing. Kyuhyun, Siwon dan Hyukjae terlihat bercengkerama, sesekali tawa terurai dari wajah mereka.
Tatapan mereka tertuju pada Yoon Hee yang baru saja memasuki kelas. Gadis itu melangkah dengan gontai. Tanpa meletakan tas sekolahnya terlebih dahulu, Yoon Hee menghampiri ketiga pemuda itu. Ia menatap Kyuhyun.
“Noonim—kau terlihat sangat pucat. Apa kau sakit?” Hyukjae tampak cemas melihat wajah Yoon Hee yang begitu pucat.
“Maaf” Yoon Hee hanya memandangi Kyuhyun “Cincin itu—aku tak menemukannya”
Kyuhyun diam. Ia ikut memandangi Yoon Hee. Tangannya merogoh sesuatu dari dalam saku celana.
“Ah, benda ini” Kyuhyun membuka tangannya di hadapan Yoon Hee. Gadis itu terkejut melihat sebuah cincin di atas telapak tangan Kyuhyun “Rupanya aku meletakan cincin ini di seragamku” Kyuhyun tersenyum.
Raut wajah Yoon Hee benar-benar berubah. Ia terlihat sangat marah. Yoon Hee mengepal kedua tangannya. Sekian menit gadis itu terdiam.
“Ternyata begitu. Syukurlah” Yoon Hee berujar dengan sangat tenang. Ia meredam kuat kemarahan yang hampir meledak.
Yoon Hee berpaling, ia menuju tempat duduknya. Meletakan tas sekolah. Gadis itu kembali beranjak, berjalan meninggalkan ruang kelas.
“Kyu—mengapa kau seperti itu?” Hyukjae memandangi Kyuhyun dengan miris.
Kyuhyun hanya diam. Iapun beranjak menjauh dari Siwon dan Hyukjae. Pemuda itupun akhirnya keluar dari ruang kelas. Kyuhyun kembali mengeluarkan cincin itu dari dalam saku celananya. Ia mengamati cincin itu, memandangi tulisan yang terukir di sisi bagian dalam cincin tersebut dengan sorot mata yang terlihat sangat sedih.
Sementara itu, Yoon Hee telah berada di dalam toilet wanita. Ia membasuh wajahnya, memandangi pantulan dirinya pada bayangan cermin. Matanya mulai memerah. Meskipun wajahnya basah tapi tetesan air yang meluncur dari bola matanya terlihat sangat jelas.
Yoon Hee mengeringkan wajahnya. Ia lalu keluar dari toilet. Melangkah gontai di sepanjang koridor. Wajahnya terasa begitu panas, sekujur tubuhnya seakan ikut terbakar. Ia merasakan nyeri di lengannya. Menyentuh bekas luka tembak yang kini terasa nyeri.
Gadis itu kehilangan seluruh tenaganya. Nafas yang keluar dari hidungnyapun terasa begitu panas. Ia hampir terjatuh namun dengan sigap memegangi dinding untuk membantu mempertahankan keseimbangan tubuhnya.
Dari arah berlawanan, langkah Kyuhyun melambat ketika matanya menangkap sosok Yoon Hee. Gadis itu terlihat dalam kondisi yang sangat buruk. Ia menyandarkan tubuhnya di dinding, mencoba untuk mengumpulkan tenaga. Yoon Hee kembali melangkah namun ia hampir saja ambruk, dengan sisa tenaga yang ada ia kembali memegangi dinding sekolah.
Kyuhyun yang menyaksikan itu terlihat panik, ia berjalan menghampiri Yoon Hee namun Siwon mendahuluinya dan langsung memegangi Yoon Hee. Siwon membantu Yoon Hee untuk melangkah.
“Aku akan mengurusnya” ujar Siwon dingin ketika berhadapan dengan Kyuhyun.
Kyuhyun hanya bungkam ketika kedua orang itu melewatinya. Pemuda itu menoleh, memandangi punggung Siwon dan Yoon Hee.
~~~
Yoon Hee membuka matanya perlahan. Ia telah berada di dalam kamar. Jarum jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Tubuhnya sudah kembali bertenaga meskipun belum benar-benar pulih.
Gadis itu melangkah ke sebuah meja, meraih gelas dan meneguk habis isi gelas itu. Handphonenya berbunyi riang. Ia segera menghampiri handphone yang tergeletak di atas tempat tidurnya. Ia mendesah setelah mengetahui siapa yang memberinya panggilan pada saat itu.
“Ada apa?” Tanya Yoon Hee santai.
“Sekarang juga ke kamarku!” suara Kyuhyun terdengar menyebalkan seperti biasanya di telinga Yoon Hee “Jangan bertanya dan jangan membantah!!” lanjutnya lagi ketika Yoon Hee baru akan membuka mulutnya.
Dengan sepihak pembicaraan itu diakhiri Kyuhyun. Yoon Hee merengut kesal. Ia segera keluar dari kamarnya dan bergeser pada pintu yang tertutup di sebelah kamar tidurnya. Gadis itu lalu membuka pintu itu.
“Masuk”
Yoon Hee hanya mengikuti perkataan Kyuhyun. Pemuda itu terlihat serius di depan laptopnya.
“Katakan!”
Perkataan Yoon Hee menghentikan aktivitas Kyuhyun. Pemuda itu lalu menoleh pada Yoon Hee.
“Buka bajumu!”
Seketika Yoon Hee menatap Kyuhyun. Ia terkejut.
“Apa kau tak bisa mendengar perkataanku?” selidik Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun!! Kau…”
“Jadi aku perlu memperjelas ucapanku? Baiklah—Kapten Im, sekarang juga buka bajumu!” Kyuhyun mengulangi perkataannya dengan sangat tenang “Ada apa? Bukankah aku tuanmu? Kau harus mendengarkanku?”
Yoon Hee mematung dengan sorot mata yang terkejut dan juga memancarkan kemarahan.
“Kau gila” desis Yoon Hee.
Kyuhyun tersenyum tipis. Ia lalu berdiri dan perlahan mendekati Yoon Hee.
“Perlukah aku melakukannya sendiri?” senyuman Kyuhyun terukir jelas di sudut bibirnya.
Yoon Hee tak dapat berkutik. Bola matanyapun tak berkedip memandangi Kyuhyun yang hanya berjarak beberapa senti di hadapannya.
Ssreeekkk!!!
“Cho Kyuhyun!!!” hardik Yoon Hee.
Yoon Hee mundur beberapa langkah sambil memegangi lengan kemeja yang yang telah terlepas karena di sobek paksa oleh Kyuhyun. Yoon Hee terus mundur ketika Kyuhyun melangkah maju hingga ia terdesak di dinding kamar.
“Kau—kau mau mati??” gadis itu mendelik.
Kyuhyun hanya tersenyum tipis.
“Hei!!” Yoon Hee mulai terlihat cemas. Ketika Kyuhyun memegangi pergelangan tangannya. Menarik gadis itu dan mendudukannya di atas tempat tidur.
“Diamlah!” perintah Kyuhyun “Atau lukamu semakin parah” mata Kyuhyun tertuju pada bekas luka tembak di lengan, mendekati ketiak Yoon Hee. Luka yang belum kering.
Yoon Hee terkesiap. Ia hanya memandangi Kyuhyun yang menarik sebuah kotak. Membersihkan luka Yoon Hee dengan alkohol, mengolesi salep. Pikiran buruk Yoon Hee sirna ketika ia menyadari dibalik sikap Kyuhyun barusan, ia hanya ingin mengobati luka Yoon Hee.
“Bagaimana bisa seorang gadis memiliki bekas luka jenis ini” gumam Kyuhyun, sorot matanya menyiratkan kesedihan.
Pemuda itu menyapu pelan sekitar luka Yoon Hee dengan ibu jarinya. Kyuhyun memajukan wajahnya dan mengecup lembut tak jauh dari bekas luka Yoon Hee. Gadis itu terkejut melihat Kyuhyun, jantungnya berpacu kencang.
Kyuhyun mengakhiri kecupan itu, ia lalu memandangi Yoon Hee dengan sinar mata yang sangat tenang.
“Jangan terluka lagi” perkataan lembut Kyuhyun semakin membuat Yoon Hee tak bisa berkutik.
Kedua orang itu saling berpandangan cukup lama. Terburu-buru Yoon Hee beranjak, ia meninggalkan Kyuhyun tanpa sepatah katapun. Kyuhyun hanya memandangi pintu yang tertutup, sementara di luar pintu Yoon Hee sedang menyandarkan tubuhnya. Jelas sekali keterkejutan yang terpancar dari raut wajahnya.
~.oOo.~
Jung Soo memandangi Yoon Hee dengan heran.
“Aku merasakan sesuatu yang buruk” Jung Soo memegangi belakang lehernya yang serasa meremang “Yoonie, apa yang kau rencanakan?”
“Apa?” Tanya Yoon Hee santai.
“Kau pikir aku sangat bodoh? Belakangan ini kau terus menempeliku” Jung Soo memandang lekat pada Yoon Hee “Aku tahu kau sedang berusaha untuk menjauhi ketiga orang itu—ah, maksudku Cho Kyuhyun. Yoonie, aku tak mau dijadikan tamengmu. Hei, apa yang kau pikirkan? Kau membuatku merinding!!”
Yoon Hee hanya tertawa kecil. Ia meninju pelan bahu Jung Soo. Mereka seakan lupa jika banyak mata yang mengawasi keakraban itu. Tawa kedua orang itu mulai surut ketika di hadapan mereka telah berdiri Siwon, Kyuhyun dan Hyukjae.
“Im Yoon Hee” Kyuhyun melipat kedua tangannya di depan dada.
Yoon Hee membuang wajahnya, ia mendesah—tak berniat untuk beradu pandang dengan Kyuhyun.
“Noonim. Kau membuat badai baru di sekolah”
“Sstt.. Yoonie, apa maksudnya badai baru itu?” Jung Soo berbisik pada Yoon Hee
“Kau dan dia sedang berkencan?” selidik Siwon
“Hei!!” hardik Jung Soo, ia terdiam dan sedetik kemudian menoleh kasar pada Yoon Hee yang setenang biasanya “Jadi, inilah mengapa belakangan ini perasaanku tak tenang. Yoonie, kau tega sekali membuatku terjebak dengan cinta kekanak-kanakan kalian” bisik kesal Jung Soo.
“Tutup mulutmu” Yoon Hee menggeram.
“Kalian benar-benar berkencan?” Tanya Hyukjae
“Ada apa?” Yoon Hee balik bertanya “Tak ada hubungan dengan kalian”
“Yoon Hee. Apa hubunganmu dengan laki-laki itu?” Kyuhyun memandang sadis pada Jung Soo.
“Laki-laki itu?” Jung Soo mengarahkan telunjuk ke arahnya sendiri, ia lalu tertawa karena merasa lucu dengan tingkah pemuda-pemuda itu “Yoon Hee, kau benar-benar gadis yang hebat” desah Jung Soo.
“Apapun yang terjadi antara aku dan Jung Soo. Tak ada kaitan dengan kalian”
Ketiga pemuda itu telah mengetahui identitas asli Yoon Hee tapi mereka tak tahu jika Park Jung Soo bukanlah guru olahraga pengganti sementara melainkan agent NIS yang bertugas mendampingi Yoon Hee.
“Sebaiknya kita pergi” ujar Jung Soo
Yoon Hee mengikuti langkah Jung Soo. Namun ketika bersisian dengan ketiga pemuda itu, secara tak terduga Kyuhyun menangkap pergelangan tangan Yoon Hee.
“Aku sedang bertanya padamu” suara Kyuhyun terdengar menakutkan.
Yoon Hee memandangi pemuda itu dengan tajam. Ia berusaha melepaskan diri untuk kembali melangkah tapi Kyuhyun memperkuat cengkramannya.
“Aku tak terbiasa untuk mengulang pertanyaan yang sama” ujar Kyuhyun. Yoon Hee terdiam, ia lalu memegangi tangan Kyuhyun dan melepaskan tangan pemuda itu dari lengannya.
“Baiklah, jika kau bersikeras” ujar Yoon Hee.
Yoon Hee menoleh pada Jung Soo yang berdiri di sisinya. Jung Soo hanya memandanginya kebingungan dan mengangkat bahu tak mengerti situasi. Situasi itu berubah mencengangkan ketika Yoon Hee memegangi wajah Jung Soo dengan kedua tangannya dan langsung mendaratkan ciuman di bibir Jung Soo.
Jung Soo tak bisa berkutik dan sangat terkejut. Ekspresi yang tak kalah terkejutnya tampak dari wajah Siwon, Hyukjae dan juga Kyuhyun.
“Bukankah kau ingin tahu, jenis hubungan apa diantara kami?” Yoon Hee tersenyum.
Ia lalu meninggalkan keempat orang yang masih mematung, berusaha untuk menormalkan kinerja jantung mereka.
“Yoo.. Yoonie!!!” Jung Soo menjerit histeris dan berlari mengejar Yoon Hee. Tak perduli bahwa Siwon, Kyuhyun dan Hyukjae masih tak bisa berkutik dari tempat mereka berpijak.
Jung Soo menarik tangan Yoon Hee membawa gadis itu ke tempat yang lebih sepi.
“Kau ingin memukulku?” Yoon Hee bertanya dengan santai “Lakukanlah”
“Kau pikir aku sesadis itu?” desis Jung Soo “Yoonie, apa yang kau lakukan padaku? Kau mengotori kesucianku—huhh??”
“Kesucian??” Yoon Hee tertawa “Jangan bertingkah seperti seorang bocah! Park Jung Soo, bukan hanya kau yang mengenalku dengan baik. Tidakkah kau berpikir jika akupun sangat mengenalimu?”
Jung Soo tertawa.
“Yoonie, bagaimana jika In Joo mengetahuinya? Kau ingin membuat hubungan asmaraku kandas?”
“In Joo eonni? Kau tak perlu cemas, aku akan meminta maaf padanya”
“Cih, lihat dirimu. Kau bisa memanggilnya eonni, mengapa kau tak bisa memanggilku oppa?”
“Jangan pernah bermimpi. Never!!” ujar Yoon Hee
“Kau sangat mengerikan. Tega sekali mengorbankan diriku” sesal Jung Soo “Yoonie, jika hal tadi kau lakukan bertahun-tahun lalu maka aku…”
“Jung Soo!!” Yoon Hee memaling sadis pada Jung Soo mencegah pemuda itu untuk melanjutkan perkataannya “Jangan mengalihkan topik. Jika kau berpikir macam-macam, aku akan melaporkanmu pada In Joo eonni” ancam Yoon Hee.
“Haish anak ini! Aku tahu” Jung Soo tertawa sambil mengacak-acak rambut Yoon Hee membuat rambut gadis itu berantakan “Nyatanya kau memang gadis pertama yang membuatku patah hati. Sudahlah, tak perlu cemas—aku sudah mengubur perasaan itu dalam-dalam ketika bertemu In Joo”
Yoon Hee ikut tersenyum.
Yoon Hee menaiki tangga yang membawanya ke lantai tiga asrama putra. Ia melangkah santai. Gadis itu sedikit tertegun melihat pemuda yang berdiri tak jauh darinya. Cho Kyuhyun yang terlihat santai menyandarkan tubuhnya di dinding, ia menyembunyikan kedua tangannya di dalam saku jaket yang dikenakannya.
“Ehm..” Kyuhyun berdehem pelan ketika Yoon Hee melewatinya “Tetap di situ” katanya lagi ketika Yoon Hee hendak berjalan.
Yoon Hee memandangi Kyuhyun yang beringsut dari tempatnya, ia berjalan mendekati Yoon Hee. Kedua orang itu saling berpandangan.
“Kau—dan orang itu” gumam Kyuhyun
Yoon Hee tahu kemana pembicaraan Kyuhyun. Gadis itu menarik nafas, Kyuhyun menggenggam pergelangan tangannya mencegah gadis itu untuk beranjak.
“Bukahkah kau sudah melihatnya?” Yoon Hee berkata dengan tenang.
Kyuhyun tak lagi mengeluarkan suara. Ia masih tetap menggenggam tangan Yoon Hee, lalu meletakan sesuatu di atas telapak tangan Yoon Hee. Gadis itu terkejut melihat sebuah cincin.
“Ini..” Yoon Hee mengenali cincin yang beberapa waktu lalu membuatnya harus berhujan-hujanan dan berakhir dengan demam tinggi.
“Aku tak memerlukannya lagi” ujar Kyuhyun lalu beranjak pergi.
“Cho Kyuhyun!”
Panggilan Yoon Hee membuat langkah kaki pemuda itu terhenti. Ia lalu menoleh ke belakang, memandangi Yoon Hee yang masih berdiri di tempatnya.
“Baiklah. Kau boleh membuangnya” selepas berkata itu, Kyuhyun pergi dan menghilang di balik pintu kamarnya.
Yoon Hee membisu. Ia kembali mengamati cincin dalam genggaman tangannya. Gadis itu menyadari ada tulisan di sisi dalam cincin itu. Sepersekian detik kemudian, mata Yoon Hee melebar ketika mengetahui bahwa yang terukir dalam hangul (tulisan korea) adalah nama Kyuhyun dan juga namanya, Yoon Hee.
~to be continue~
No comments :
Post a Comment