The Sweet Bodyguard part 4

  No comments

The Sweet Bodyguard [4/9]

The Sweet Bodyguard (Part 1)

Title             : The Sweet Bodyguard (Part 4)
Author         : Lauditta Marchia T
Genre          : Romance
Cast             :
– Im Yoon Hee (OC)
– Cho Kyuhyun (Suju)
– Choi Siwon (Suju)
– Lee Hyukjae (Suju)
– Park Jung Soo (Suju)
– Other Cast
–>FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!
***


Hyukjae memandang serius pada Siwon yang begitu terlihat termenung di atas tempat tidurnya.
“Jangan menanyakan apapun” Siwon tahu betul apa yang bersarang di kepala sahabatnya itu.
“Siwon, aku bukan paranormal yang dapat mengetahui apapun tanpa bertanya—kau ingin membuatku mati penasaran?” gerutu Hyukjae “Kau benar-benar menyukai Yoon Hee? Lalu bagaimana dengan Kyuhyun? Apakah dia juga serius?”
“Aku tak akan menjawab apapun. Kau cukup menunggu dan melihat, apakah aku serius atau tidak? Begitu juga dengan Kyuhyun”
Hyukjae mendesah. Ia menarik sebuah buku untuk mengobati rasa penasarannya. Terdengar alunan lagu dari handphone Siwon. Pemuda tampan itu meraih handphone yang terletak tak jauh darinya. Wajah Siwon langsung sumringah melihat nama si pemanggil.

“Hyung” jawab Siwon dengan senyum mengembang “Benarkah? Aku mengerti. Baiklah—aku akan menemuimu”
Siwon mengakhiri percakapan itu, ia bangkit dengan tergesa-gesa dari tempat tidurnya. Meraih jaket hitam dan bersiap keluar dari kamar asrama.
“Kau ingin menemui siapa?” Tanya Hyukjae
“Kang In hyung” jawab Siwon
“Kang In hyung?” ulang Hyukjae “He’s back?” selidik Hyukjae lagi
That’s right” jawab Siwon
Wait…kau yakin mereka akan membiarkanmu keluar? Ini bukan akhir pekan”
“Hyukjae, sekolah ini tak seketat yang terlihat—trust me” ujar Siwon “Aku pergi” katanya lagi, ia menghilang di balik pintu.
~~~
Siwon terburu-buru masuk ke sebuah café yang telah ditentukan oleh Kang In, sepupunya yang baru saja menyelesaikan wajib militernya.
Langkah Siwon sedikit melambat melihat sosok yang sangat dikenalinya itu. Kang In terlihat sedang berbicara dengan seseorang—beberapa saat, lalu orang itu pergi setelah diberi hormat dengan sikap sempurna Kang In.
Siwon kembali mempercepat langkahnya. Senyumnya mekar manakala Kang In melihat ke arahnya dan melambaikan tangan. Ia menghampiri Kang In, kedua orang itu berpelukan.
“Bagaimana kabarmu?” Tanya Kang In.
“Seperti yang kau lihat” jawab Siwon.
Percakapan mereka sempat terhenti ketika seorang pelayan membawakan pesanan Kang In
“Kau ingin memesan apa?” Kang In meraih gelas berisi alpacino yang dipesannya tadi.
“Berikan aku yang sama sepertinya” Siwon tersenyum pada pelayan itu. Dibalas oleh senyum ramah si pelayan sebelum akhirnya berlalu dari hadapan kedua orang itu “Kau terlihat berbicara sangat serius dengan seseorang—siapa dia?” tampaknya Siwon masih penasaran dengan hal yang disaksikannya tadi.
“Ah, kau melihatnya?”
“Tentu, penglihatanku masih sangat bagus. Teman militermu?”
“Ucapanmu terdengar sangat santai” tawa Kang In “Aku tak bisa dibandingkan dengannya—levelku terlalu jauh darinya”
“Sudah kuduga. Kau bertemu atasanmu—itulah sebabnya mengapa kau memberi hormat padanya. Apakah dia komandan pletonmu?”
“Haish, mengapa kau begitu ingin tahu?” desis Kang In. Siwon hanya tersenyum “Dia bukan komandan pletonku. Bahkan tak pernah bertugas bersama”
“Lalu untuk apa kau menghormatinya? Bukankah jika mengabaikannya sudah cukup? Lagipula dia tak akan tahu”
“Kau benar. Dia tak mengenaliku tapi aku mengaguminya” elak Kang In “Orang sipil sepertimu mana mengerti dengan apa yang aku ucapkan” sungut Kang In
“Jangan berbicara seenaknya—hanya karena kau wamil duluan, lagipula sekarang kau sudah kembali menjadi warga sipil”
“Siwon, kuberitahu padamu bahwa orang itu adalah anggota dari pasukan khusus. Pasukan elit Angkatan Darat, mereka hanya menerima tugas-tugas khusus dengan tingkat resiko yang sangat tinggi..seperti intelijen” terang Kang In “Bayangkan saja, diusianya yang belum menginjak 20 tahun, gadis itu telah menyandang pangkat Kapten”
“Gadis?”
“Ya. Orang yang aku bicarakan adalah seorang gadis. Dia direkrut secara khusus karena kejeniusannya. Gadis itu bahkan seorang sniper” decak Kang In
“Benarkah? Terdengar mengerikan”
“Dia dikatakan sebagai keajaiban bagi dunia milier kita. Terakhir kali, kudengar dia bertugas bersama Mossad. Ah, mungkin saat ini dia sedang mengambil cuti” pemuda itu mulai menduga-duga “Ah, mengapa aku harus mengatakan hal ini padamu?” desisnya lagi ketika memandangi tampang Siwon.
Tawa Siwon berderai. Ia meneguk minuman yang baru saja diantar oleh pelayan.
“Bukankah orang yang bertugas seperti itu harusnya tak diketahui oleh banyak orang tentang detail pekerjaannya lebih spesifik? Sekalipun kalian seprofesi tapi mendengar ceritamu, alirannya jauh lebih berat, termasuk seorang pasukan khusus berarti selalu menjalankan banyak tugas rahasia—lalu mengapa kau tahu banyak tentang itu?”
“Hei, mengapa kau terus menerus menanyakan hal itu? Sudahlah aku tak ingin membahasnya lagi.Ah, ceritakan padaku” Kang In memajukan wajahnya “Tentang gadis yang kau katakan itu” katanya lagi ketika melihat raut wajah Siwon yang tampak kebingungan.
“Dia murid pindahan”
“Aku tak mengira kau akan jatuh cinta” Kang In tertawa
“Hentikan tawamu! Apakah itu terlihat seperti sebuah lelucon?” kesal Siwon “Sudahlah, aku sedang tak ingin membahasnya” Siwon membalas perkataan Kang In.
“Tidak—kau tak bisa seenaknya memutuskan itu, aku sudah menantikan hari ini untuk mendengar langsung darimu” tolak Kang In “Aku sangat penasaran, seperti apa gadis yang telah membuatmu jatuh hati”
Siwon hanya diam, dia kembali meneguk minuman dalam cangkirnya hingga habis.
~.oOo.~

Aktivitas belajar mengajar Hannyoung high school, sama seperti biasanya—selalu mencitrakan kedisiplinan tinggi.Bel pergantian jam meraung panjang hingga terdengar ke seantero penjuru sekolah.
Murid-murid memanfaatkan waktu luang tersebut dengan berbagai hal. Yoon Hee merengut lega di tempat duduknya. Ia membereskan buku-buku hingga membuat meja belajarnya bersih.
Perhatiannya teralih pada Jung Soo yang tiba-tiba saja muncul di kelasnya, ia melambaikan tangan dan tersenyum pada Yoon Hee. Jung Soo yang berjalan menghampiri Yoon Hee di tempat duduknya, seketika menarik perhatian semua siswa—tak ketinggalan tiga pemuda tampan yang belakangan ini dikabarkan sangat dekat dengan Yoon Hee.
“Ada apa?” Yoon Hee bersikap setenang biasanya—ia tak perduli jika kedatangan Jung Soo mulai membuat badai baru di sekitar situ.
“Kau mematikan handphonemu”
“Jung Soo, bukankah kau guru di sini?” tatap Yoon Hee “Seharusnya kau tahu peraturan di sekolah ini. Dilarang mengaktifkan handphone selama proses belajar mengajar. Akupun adalah seorang siswaDon’t you remember?”
“Cihh,, mengapa mulutmu tak bisa berhenti mengoceh?” desis Jung Soo “Ikutlah denganku, ada yang ingin kubicarakan”
Yoon Hee mengikuti mata Jung Soo yang menyisir suasana kelas. Banyak siswa. Ia mengerti bahwa hal yang akan dibicarakan menyangkut tugas mereka sehingga sangat berbahaya jika sampai didengar oleh orang lain.
Gadis itu berdiri, ia mengikuti langkah Jung Soo. Mendadak Jung Soo merangkul mesra pundak Yoon Hee.
“Apa kau sakit?” Tatap Yoon Hee
“Berhenti memandangku seperti itu” elak Jung Soo,
“Sebaiknya kau segera ke psikiater” sinis Yoon Hee, ia meragukan sikap Jung Soo “Kau ingin membuatku diserang untuk kesekian kalinya oleh mereka?” Mata Yoon Hee tertuju pada gadis-gadis yang mempertontonkan raut tak sedap mereka.
“Dibandingkan itu, aku lebih tertarik untuk mengetahui respon mereka” pandangan Jung Soo justru terarah pada Siwon, Hyukjae dan Kyuhyun.
“Park Jung Soo!!” Hardik Yoon Hee yang geram melihat kesengajaan Jung Soo
“Seorang dari mereka tak begitu perduli melihatku memperlakukanmu dengan mesra meskipun ada sedikit rasa penasaran tapi tertutupi oleh kekagumannya padamu, dan dua orang lainnya—mendadak aku merasa nyawaku terancam melihat tatapan dua orang itu” Jung Soo mendeskripsikan apa yang tercium olehnya “Im Yoon Hee, apa yang telah kau lakukan pada anak-anak itu?” senyuman tersungging di bibir Jung Soo, ia lalu mengedipkan sebelah matanya pada Yoon Hee.
Seketika itu juga Yoon Hee melayangkan tendangan pada kaki Jung Soo membuat pemuda tampan itu meringis kesakitan.
“Park Jung Soo! Kau cari mati, huhh!!!”
Jung Soo menyeringai lebar, ia terus menggoda Yoon Hee—tawa si tampan itu tak dapat disembunyikan lagi.
“Dua orang itu terlihat sangat mencurigakan” Hyukjae memecah kesunyian diantara mereka selepas kepergian Yoon Hee dan guru olahraga sementara “Hubungan mereka tidak tampak seperti orang yang baru bertemu, aku yakin Yoon Hee dan guru itu menyembunyikan sesuatu—sebenarnya apa hubungan mereka?”
Tak ada tanggapan atas ucapan Hyukjae. Kyuhyun beranjak kasar dari tempat duduknya, berjalan keluar kelas tanpa sepatah katapun sedangkan Siwon meraih buku yang sempat terbengkalai beberapa saat di atas meja—ia kemudian membenamkan diri dalam buku bacaannya itu.
Hyukjae menarik nafas panjang, kesal dengan tingkah dua sahabatnya yang acuh tak acuh.
~.oOo.~
Asrama putra. Kyuhyun’s room.
Yoon Hee berdiri tepat di depan pintu kamar Kyuhyun. Tanpa mengetuk, gadis itu langsung menyelonong masuk. Ia mendapati Kyuhyun, Hyukjae dan Siwon telah berada di dalam kamar.
“Masuklah, jangan berdiri seperti seorang penagih hutang” ujar Siwon ketika Yoon Hee tak kunjung bergerak dari posisi itu.
“Noonim” Hyukjae menepuk-nepuk tempat kosong dari sofa yang di dudukinya—tepat disebelah pemuda itu, memberi isyarat agar Yoon Hee duduk di situ.
“Apa yang kau lakukan??” Kyuhyun menatap Yoon Hee manakala gadis itu menuju tempat Hyukjae “Kemarilah” tatapan mata Kyuhyun yang tajam, menyuruh Yoon Hee untuk duduk di atas kasurnya.
Tak ada suara dari Yoon Hee, gadis itu hanya menuruti keinginan Kyuhyun.
“Sebenarnya ada apa?” giliran Yoon Hee yang bertanya ketika ketiga pemuda itu terus mengawasinya, sangat serius.
“Yoon Hee noona, bukankah ada yang ingin kau sampaikan?”
Nothing” jawab Yoon Hee—sangat singkat.
Really?” Hyukjae tak percaya.
“Lee Hyukjae—so, what do you want to know?
Sunyi. Tak terdengar suara. Mereka kembali mengawasi Yoon Hee, lebih ketat lagi.
“Baiklah” Yoon Hee beranjak
“Mau kemana?” Siwon bertanya.
“Kembali ke kamarku”
Belum sempat Yoon Hee melangkah ketika Kyuhyun menarik pergelangan tangan Yoon Hee, membuat gadis itu harus berakhir dengan posisi semula—duduk di tepian tempat tidur Kyuhyun.
“Siapa yang menyuruhmu untuk meninggalkan tempat ini?” delik Kyuhyun “Aku yang memanggilmu, jadi harus aku juga yang menyuruhmu pergi—aku belum mencabut status budakmu”
Okay” desis Yoon Hee, sangat kesal “Bukankah ada yang ingin kalian tanyakan?” Yoon Hee membalikkan pertanyaan Hyukjae sebelumnya.
“Yoon Hee, antara kau dan…” Siwon seperti sangat ragu untuk melanjutkan perkataanmu.
“Park Jung Soo!” Kyuhyun terlihat tak sabaran “Kau sepertinya sangat akrab dengannya?” ia memandang lekat wajah Yoon Hee
“Noonim,, apa hubunganmu dengan guru itu?” Hyukjae memperjelas maksud Siwon dan juga Kyuhyun.
“Tidak ada” seperti biasanya, Yoon Hee hanya menjawab seperlunya saja.
Unbelieveble” Siwon menggeleng pelan.
“Apapun antara aku dan Jung Soo, itu bukan urusan kalian”
“Jung Soo??” Kyuhyun berdecak “Kau bahkan menyebut namanya segampang itu. Bukan tak mungkin jika tak ada hubungan apapun diantara kalian” Kyuhyun memberikan pendapatnya.
“Aku tak perlu menjawabnya” tepis Yoon Hee “Kalian membuang waktuku”
Baru saja Yoon Hee hendak beranjak dan untuk kedua kalinya Kyuhyun menggagalkan niatnya itu. Kyuhyun dengan seenaknya berbaring dan meletakkan kepalanya di atas pangkuan Yoon Hee.
Aksi Kyuhyun cukup membuat raut wajah Yoon Hee berubah, begitu juga dan Siwon juga Hyukjae. Kyuhyun hanya memejamkan matanya, tak memperdulikan suasana yang mulai terasa aneh di sekitarnya.
“Kepalaku sakit” ujar Kyuhyun tanpa membuka matanya “Yoon Hee, tolong pijit sebentar” tambahnya lagi.
Hyukjae terperangah, ia kemudian menoleh pada Siwon yang mematung dengan ekspresi yang aneh. Sedikit ragu ketika tangan Yoon Hee mendekati kepala Kyuhyun, akhirnya ia benar-benar menyentuh kepala Kyuhyun, rambutnya yang begitu halus—gadis itu memijat lembut kepala Kyuhyun.
~.oOo.~
Akhir pekan. Seperti biasanya, Yoon Hee melenggang santai, keluar dari gerbang Hannyong high school. Mata Yoon Hee tertuju pada mobil yang sangat dikenalinya, mobil itu terpakir tak jauh dari tempatnya berpijak.
“Yoon Hee”
Gadis itu terpekik, memutar kepalanya.
“Kau benar-benar mengagetkanku!” wajah kesal Yoon Hee terlihat jelas. Memandangi si pemilik mobil yang terpakir itu.
“Ikut denganku” ujar Kyuhyun “Hei budak! Apa kau akan menolak ajakanku?” Kyuhyun memamerkan senyumnya yang terlihat sangat menyebalkan.
Yoon Hee hanya mendengus ketika akhirnya Kyuhyun memegang tangannya, menariknya dan mendudukannya di dalam mobil bahkan memasangkan sabuk pengaman gadis itu.
“Kemana kau akan membawaku?” selidik Yoon Hee pada Kyuhyun ketika mobil itu mulai bergerak.
Tak menjawab, Kyuhyun justru menyetel musik dengan volume yang cukup kuat. Yoon Hee tak lagi bertanya. Mobil itu berhenti di kawasan Lotte World.
“Lotte World?” Yoon Hee mendelik tak percaya “Kau mengajakku hanya untuk bermain-main di tempat ini?”
“Sstt.. budak! Aku tak ingin mendengar ocehanmu” Kyuhyun melangkah “Sini!” panggilnya ketika Yoon Hee tak juga bergerak.
Lotte World adalah kompleks rekreasi sangat terkenal dan popular. Tempat yang terdiri dari taman bermain didalam ruangan (in door) terbesar di dunia, juga memiliki taman bermain di luar ruangan (out door).
Yoon Hee hanya mengikuti kemauan Kyuhyun, mereka tiba di area ice skating.
“Ada apa?” Tanya Kyuhyun melihat Yoon Hee tak juga mengikutinya ke tengah arena es yang begitu ramai itu.
“Aku akan mengawasimu saja”
“Yoon Hee, sebaiknya kau segera ke sini”
“Sekalipun kau membunuhku, aku tak akan melangkah sedikitpun dari sini”
Kyuhyun menggeram kesal. Ia memandang Yoon Hee dan akhirnya menghampiri gadis itu, berdiri di sisi Yoon Hee yang hanya menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas. Ia tahu bahwa Yoon Hee tidak akan melanggar ucapannya itu.
“Mengapa kau membawaku ke sini?” Tanya Yoon Hee sambil melirik jam tangannya.
Nothing. Ini akhir pekan, aku ingin sedikit berbaik hati pada budakku” cengir Kyuhyun.
“Baiklah tuan muda. Aku sudah cukup puas” ujar Yoon Hee
“Kau mau kemana?” Kyuhyun menahan pergelangan tangan Yoon Hee ketika gadis itu hendak pergi.
“Aku sudah menerima kebaikan hatimu dan kurasa, aku harus pergi sekarang” ujar Yoon Hee
“Berani sekali kau! Aku belum memintamu pergi”
“Aku tak perduli”
Kyuhyun memandang kesal pada gadis itu.
“Bodoh! Kau masih tak mengerti, mengapa aku mengajakmu ke sini?” selidik Kyuhyun, ia memandang lemah, entah apa yang tersembunyi di balik tatapannya itu “Meskipun hidup di Seoul, ini kali pertama aku menginjakan kaki di tempat ini. Tempat yang menjadi keinginan seluruh anak-anak termasuk aku, tapi aku tak pernah mendapatkannya. Ayah yang sibuk berpolitik, Ibu yang terus mengurusi perusahaan juga kakak-kakakku yang tak tahu apa yang mereka membuat mereka tak memiliki banyak waktu di rumah”
Kyuhyun pertama kali membicarakan isi hatinya. Yoon Hee mengerti apa yang membuat Kyuhyun tumbuh menjadi pemuda yang keras kepala.
“Saat itu, diulang tahun ke 8—aku meminta Ayah dan Ibu membawaku ke Lotte World, mereka hanya berjanji dan akhirnya melupakannya” desah Kyuhyun “Ah, kenapa aku harus menceritakan ini pada budak bodoh sepertimu?” Kyuhyun menertawakan dirinya sendiri “Yoon Hee, meskipun kau bodoh dan sangat menyebalkan—setidaknya kau tak berbohong. Kau tak akan membohongiku”
Gadis itu justru tercekat melihat senyuman tulus Kyuhyun. Dadanya berdebar keras karena penuturan Kyuhyun. Sedikit perih melihat Kyuhyun yang mulai menaruh kepercayaan padanya. Berbohong? Yoon Hee merasakan sesak. Bagaimana jika Kyuhyun tahu identitas sebenarnya? Selain membenci pembohong, sejak kecil Kyuhyun terlebih membenci para pengawal yang selalu berada di sisinya. Sekarang, dimana Yoon Hee harus memposisikan dirinya?
“Aku tak sebaik itu” Yoon Hee berujar pelan. Ia bungkam. Tak mencoba untuk memberikan jawaban apapun lagi.
“Dasar idiot” geram Kyuhyun “Baiklah. Kau boleh pergi, setelah mengikat tali sepatuku”
Yoon Hee memandangi tali sepatu Kyuhyun yang simpul ikatannya terlepas. Ia lalu memandangi wajah Kyuhyun yang tenang, terlihat serius. Gadis itu mendesah, ia lalu melangkah menyisahkan jarak yang tak begitu jauh dari Kyuhyun, menyusuri raut wajah Kyuhyun. Yoon Hee lalu menunduk, berjongkok di hadapan Kyuhyun.
Gadis itu mulai membuat simpulpada tali sepatu Kyuhyun. Yoon Hee hendak berdiri setelah selesai melakukan tugasnya namun Kyuhyun meletakkan tangannya di kepala Yoon Hee, menekan kepala Yoon Hee membuat gadis itu tak bisa berdiri.
“Cho Kyuhyun! Kau gila?” geram Yoon Hee yang mulai marah.
Kyuhyun ikut berjongkok di hadapan Yoon Hee. Memandangi Yoon Hee sambil memamerkan wajah seriusnya. Dengan tiba-tiba, tanpa diperhitungkan oleh Yoon Hee—pemuda itu mendaratkan kecupan di bibir Yoon Hee.
Tubuh Yoon Hee seakan membatu. Terdiam merasakan Kyuhyun menciumnya dengan lembut. Kyuhyun mengakhiri ciuman itu. Ia memandangi Yoon Hee yang belum berkedip. Pemuda itu memamerkan senyum tipis.
“Kau boleh pergi sekarang!” ujar Kyuhyun lagi. Ia segera berdiri sementara Yoon Hee seperti orang yang kehilangan pikiran, terduduk begitu saja.
~.oOo.~
Minggu malam. Murid-murid Hannyoung high school mulai kembali ke asrama sekolah setelah berakhir pekan. Siwon memilih menaiki angkutan umum ketimbang menikmati fasilitas mobil mewah miliknya.
Pemuda itu berjalan santai menyusuri trotoar di luar tembok area sekolahnya, angin yang berhembus membuat daun-daun dari pepohohan yang berbaris di pinggiran trotoar ikut berguguran.
Beberapa meter sebelum memasuki gerbang utama sekolah, langkah Siwon terhenti sejenak menyaksikan Yoon Hee yang juga tengah bersiap memasuki gerbang. Pemuda itu tersenyum, mengayunkan kaki dengan cepat agar ia dapat menyusuli Yoon Hee namun ayunan langkah kakinya kembali terhenti setelah melihat seseorang menghampiri Yoon Hee.
Seorang pria muda berperawakan tinggi dan postur tubuh yang tegap, sebuah topi menutupi kepalanya. Siwon berusaha mengenali wajah itu, tapi wajah itu tampak asing—orang yang sama sekali tidak pernah dijumpainya di sekolah itu.
Pria itu sedang menyampaikan sesuatu pada Yoon Hee. Dari raut wajah kedua orang itu—Siwon dapat menebak bahwa pembicaraan itu pasti sangat serius dan penting. Ekspresi Siwon sedikit berubah ketika pada akhirnya, pria muda tersebut memberikan hormat dengan sikap sempurna pada Yoon Hee. Gadis itu hanya menggangguk pasti dengan raut wajahnya yang tenang.
Dahi Siwon sedikit berkerut, ia terlihat berpikir keras karena kejanggalan itu. Siwon akhirnya hanya memandangi pria yang berlalu meninggalkan Yoon Hee. Ketika Yoon Hee akhirnya menghilang di balik gerbang, Siwon masih mematung sambil mencoba memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain.
~.oOo.~
Yoon Hee mengikat dasi dengan lambang sekolah bergengsi Hannyong, ia lalu menyarungkan jas seragam. Jelas sekali terlihat keeleganan seragam sekolah tempatnya berada ada saat ini.
Terakhir, Yoon Hee menarik tas yang terletak di atas meja belajar. Ia lalu keluar dari kamar, mengunci pintu dan berjalan santai menyusuri koridor asrama lantai tiga. Ketika berpapasan dengan murid-murid, ia merasakan pandangan-pandangan yang tak lepas darinya. Lantai dua bahkan lantai satu asramapun, Yoon Hee mengalami nasib yang sama ketika tatapan-tatapan itu tertuju padanya.
Yoon Hee hanya memperbaiki dudukan tas yang bergelayut manja di punggungnya. Ia melangkah pasti keluar dari asrama, menyusuri jalanan rapi yang akan membawanya ke gedung sekolah.
Semua orang yang berpapasan memperlakukan gadis itu dengan sama. Yoon Hee tak terlalu memperdulikan itu, ia sangat tenang meskipun ia sendiri tak tahu mengapa ia dihujani tatapan-tatapan itu—juga wajah tak sedap para gadis ketika melihatnya, bahkan terlihat ingin memusnahkannya.
Baru saja Yoon Hee meletakkan beban tubuhnya di atas kursi ketika Hyukjae datang menghampiri dan langsung duduk di sisi Yoon Hee sambil meletakkan laptop di atas meja Yoon Hee.
‘Kau tahu situasi apa ini?”
Yoon Hee bertanya sambil mengawasi sekelilingnya.
“Daebak!” Hyukjae mengacungkan jempolnya “Kau sukses menjadi selebrity sekolah”
“Lee Hyukjae. Aku bukan kalian dan aku tidak ingin menjadi kalian” tekan Yoon Hee.
Hyukjae hanya menggeleng. Ia lalu terlihat sibuk dengan laptop dan menunjukkan pada Yoon Hee sesuatu yang pada akhirnya membuang Yoon Hee terkejut.
“Aku bingung harus memberimu ucapan selamat atau harus mengasihanimu, karena para gadis pasti akan sangat membencimu”
Yoon Hee memperjelas pandangannya. Di layar laptop Hyukjae, foto-foto dirinya dan Kyuhyun yang terlihat bersama di Lotte World bahkan ciuman Kyuhyun ikut terabadikan di sana. Kini semua orang pasti sudah melihat pemberitaan yang menyebar cepat melalui internet.
“Noonim! Mengapa kau tak mengatakan padaku? Setidaknya kau mengatakan padaku bahwa kau memilih Kyuhyun” desis Hyukjae “Aku harus menjadi orang pertama yang mendengar kabar itu dan juga aku harus menghibur Siwon” Hyukjae mempertontonkan kekesalannya.
Tak ada komentar apapun dari mulut Yoon Hee. Gadis itu hanya terdiam. Sementara di sudut lain, Siwon terlihat memasang wajah dingin. Keributan kian meningkat ketika Kyuhyun memasuki kelas.
Para gadis yang langsung menghampirinya, meminta penjelasan dari berita yang menyebar luas itu.
“Minggir!” ujar Kyuhyun.
Gadis-gadis itu terlalu penasaran dan merasakan sakit hati yang besar karena pemberitaan itu. Mereka terus menghujani Kyuhyun dengan pertanyaan-pertanyaan.
“Kalian—menyingkirlah dari hadapanku!!” hardikan Kyuhun membuat gadis-gadis itu mundur beberapa langkah.
Wajah Kyuhyun yang begitu dingin terlihat sangat menakutkan. Ia berjalan dan santai, duduk tenang seperti tak terjadi apapun. Menatap tajam pada siswa-siswi yang langsung mengalihkan tatapan mereka setelah melihat Kyuhyun sedang mengawasi mereka.
~.oOo.~
Keadaan tak menenang. Kehebohan foto Yoon Hee dan Kyuhyun terus menjadi bahan pembicaraan. Apalagi tak satupun dari Kyuhyun ataupun Yoon Hee yang berusaha untuk mengklarifikasi foto-foto itu. Yoon Hee semakin banyak menerima pandangan diskriminatif dari gadis-gadis meskipun tak satupun dari mereka yang berani untuk menaruh tindakan pada Yoon Hee.
Yoon Hee berjalan diantara rak-rak yang menjulang tinggi hampir mengenai langit-langit perpustakaan. Ruang perpustakaan yang meskipun dikunjungi oleh banyak orang namun suasana tenang tetap terjaga di dalamnya. Mata Yoon Hee mengawasi buku-buku yang tertata rapi di tempatnya.
Gadis itu lalu memilih sebuah buku. Ia berjalan menuju suatu tempat di dalam area perpustakaan yang cukup luas. Di pojok ruangan, Yoon Hee duduk melantai, bersandar di salah satu rak buku—tertutupi oleh rak-rak lain, dan tempat itu jauh lebih tenang, jarang ada siswa yang sampai ke sisi itu.
Hampir seperempat halaman dari ketebalan buku itu telah disimak Yoon Hee. Ia bahkan tak menyadari jika seseorang telah duduk, bersandar tak jauh dari sisinya.
“Mendadak kau menjadi begitu terkenal”
Yoon Hee menoleh pada Siwon yang juga sedang membaca buku.
“Bagaimana kau akan menjelaskan situasi ini?” pemuda berlesung pipi itu menoleh, memandangi Yoon Hee.
“Tidak ada yang perlu dijelaskan” jawab Yoon Hee “Aku tak perlu mengatakan apapun” tambahnya lagi.
Really?” selidik Siwon
I will make it sure” Yoon Hee bergumam, pasti.
“Itu melegakan” Siwon tersenyum, ia menarik nafas “Hanya saja, aku tak melihat hal yang kau katakan itu”
What?” Yoon Hee kini terlihat serius.
That…there’s nothing to say” pandangan mata Siwon terlihat menerawang “Pasti ada sesuatu yang ingin dijelaskan—ah, mungkin terlalu banyak yang harus dijelaskan”
Yoon Hee terdiam. Ia dapat menangkap arti ucapan Siwon.
“Kembali lanjutkan bacaanmu” Yoon Hee berusaha untuk fokus pada buku bacaannya.
Keheningan kembali tercipta, yang terdengar hanyalah bisikan-bisikan kertas yang saling bergesek.
“Aku menyukaimu”
Suara berat Siwon memecah kesunyian. Yoon Hee perlahan mengangkat wajahdari buku yang sedang dibacanya.
“Apa—tadi kau berbicara padaku?” Tanya Yoon Hee, “Ah, sepertinya telingaku mulai bermasalah” gadis itu tampak kebingungan.
“Tak ada yang bermasalah denganmu” ujar Siwon “Im Yoon Hee. Aku menyukaimu—kau tidak mendengar sesuatu yang salah” ia berkata dengan sangat tenang.
Yoon Hee mulai menunjukan perubahan ekspresi. Gadis itu terlihat terkejut. Ia hanya mematung selama beberapa menit. Yoon Hee tersenyum dan akhirnya tertawa. Siwon kini yang terlihat keheranan.
“Ada apa?” Tanya Siwon “Apa kau selalu tertawa setiap kali seseorang menyatakan perasaannya padamu? Atau—semua ini terlihat seperti sebuah lelucon?”
“Kau benar” jawab Yoon Hee disela-sela tawanya. Ia berusaha untuk meredakan tawanya “Ini, seperti sebuah lelucon. April mob?” wajah Yoon Hee telah menenang.
“Jika yang mengatakannya adalah Kyuhyun. Apa kau masih akan menganggap itu sebagai lelucon?”
Pertanyaan Siwon kembali merubah ekspresi di raut wajah Yoon Hee.
“Sekarang apa yang kau bicarakan? Ini tak ada hubungan dengannya” tepis Yoon Hee, ia kembali menyibukan diri dengan buku.
“Kau yang lebih mengetahuinya” jawab Siwon “Aku hanya fokus pada perasaanku saja”
“Baiklah” Yoon Hee menarik nafas “Lalu, apa yang membuatmu menyukaiku?” Yoon Hee berpaling, menatap Siwon.
“Entahlah” Siwon mengangkat kedua bahunya.
“Apa maksudmu?”
“Seseorang pernah mengatakan padaku bahwa kita tak membutuhkan alasan untuk menyukai sesuatu” Siwon menatap Yoon Hee, mengingatkan gadis itu akan perkataannya dulu “Ucapanmu benar, karena aku tak pernah tahu mengapa aku bisa menyukaimu” ia tersenyum.
“Siwon. You’re a good man” ujar Yoon Hee
“Kau menyukainya? Cho Kyuhyun?”
“Mengapa kau terus mengungkitnya?? I haven’t a reason
“Kau selalu tak memerlukan alasan” ujar Siwon “Jangan cemas. Aku tak memaksakan hatiku”
“Lalu mengapa kau katakan itu padaku?”
“Ah—sepertinya aku baru menemukan satu dari kemungkinan banyaknya alasan lain yang belum aku ketahui”
“Alasan apa?”
“Alasan mengapa aku menyukaimu” kata Siwon “Im Yoon Hee, kau gadis tercantik di mataku”
Perkataan Siwon membuat Yoon Hee tertegun. Tawa Yoon Hee kembali pecah, sekian menit ia berusaha untuk menetralkan itu.
“Choi Siwon. Itu bahkan terdengar lebih menggelikan dari pengakuan cintamu tadi”
“Mungkin kau pernah mendengar hal ini. Wanita yang menerima cinta terlihat lebih cantik dibandingkan wanita yang memberikan cinta” kata Siwon “Itulah sebabnya, banyak pria lebih menyukai wanita yang telah memiliki pasangan”
“Benarkah?” Yoon Hee bergumam “Lalu apa hubungannya denganku?” dahi gadis itu berkerut.
“Jangan dipikirkan. Ini lebih kepada meyakinkan diriku sendiri akan sebuah kebenaran”
Siwon beranjak.
“Aku akan ke kelas” kata Siwon dan berlalu meninggalkan Yoon Hee yang hanya memandangi kepergian Siwon dengan raut wajah yang masih kebingungan.
Langkah Siwon melemah ketika dirasanya ia telah jauh dari tempat Yoon Hee berada, pemuda itu menyandarkan tubuhnya di salah satu rak buku. Memejamkan matanya dan mendesah,
“Aku tak pernah berharap bahwa apa yang aku yakini adalah benar. Yoon Hee, mungkin kau tak pernah menyadarinya, sekalipun kau tak ingin mengakuinya tapi satu hal yang aku tahu” gumam Siwon “Entah sejak kapan, hatimu telah mulai menerima cinta dari orang itu” ia mendesah.
Terdiam memikirkan banyak hal yang bersarang di kepalanya.
“Ah, bocah kejam—sejak dulu kau selalu mendapatkan apapun yang kau inginkan dan aku tak pernah merasa iri padamu. Ini pertama kalinya aku menginginkan posisimu saat ini” senyum tipis tersungging di bibir Siwon, senyuman itu berganti dengan raut wajah sendu penuh kesedihan.
~.oOo.~
Markas Besar Angkatan Darat.
Yoon Hee berjalan disepanjang koridor. Sesekali ia tersenyum ketika orang-orang yang berpapasan dengannya memberi hormat padanya. Gadis itu memasuki sebuah ruangan dan langsung memberikan salam hormat.
“Silahkan duduk, Kapten Im”
Yoon Hee duduk di sebuah sofa yang tersedia di dalam ruangan tersebut.
“Apa semuanya berjalan lancar?”
“Iya” jawab Yoon Hee pasti.
“Tugas ini belum selesai sepenuhnya—kau perlu meningkatkan kewaspadaan. Jangan bertindak gegabah. Rumor yang berada di sekitar kalian, semua bisa memicu kekacauan. Cho Kyuhyun telah menjadi perhatian banyak orang, peluang itu bisa dimanfaatkan oleh mereka yang mengincar keamanan keluarga Presiden dan juga sangat berbahaya jika dimanfaatkan oleh lawan politik Presiden melemahkan bahkan menjatuhkan Presiden”
Yoon Hee hanya diam mendengarkan penuturan atasannya.
“Kapten Im, ada yang ingin kau sampaikan?”
“Tidak”
“Baiklah. Aku rasa kau mengerti dengan baik semua yang aku maksudkan”
“Tentu saja, Jenderal”
Yoon Hee berpamitan. Ia lalu keluar dari ruangan itu. Matanya terlihat menyembunyikan banyak hal yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Ya,foto antara dirinya dan Kyuhyun yang merebak bisa berakibat fatal. Ia harus bisa mengendalikan situasi tersebut. Yoon Hee paham betul dengan situasi saat ini, ia harus memikirkan segalanya, mengorbankan segalanya sekalipun ia harus mengabaikan dirinya sendiri.
~.oOo.~
Kantin sekolah. Yoon Hee menyeruput dalam jus yang ia pesan. Ia sedang tak berselera untuk menyentuh makanan. Hyukjae, Siwon dan Kyuhyun langsung bergabung di meja Yoon Hee.
“Noonim, kami terus mencarimu”
Yoon Hee tak membalas perkataan Hyukjae. Ia tak perduli jika Kyuhyun yang duduk di sampingnya ikut menatapnya.
“Ada apa?” Tanya Siwon
“Apa?” Yoon Hee balik bertanya.
Kyuhyun menarik gelas yang berisi jus milik Yoon Hee. Ia menghabiskan sisa jus dalam gelas tersebut.
“Kyu, tingkahmu bisa membuat gadis-gadis menyewa pembunuh bayaran” Hyukjae mendelik, ia menatap prihatin pada Yoon Hee yang terlihat tenang.
Kyuhyun mengawasi keadaan kantin. Perhatian semua orang memang sedang tertuju pada mereka. Jelas sekali ketidaksenangan dan bisik-bisik tak jelas para gadis yang melihatnya duduk di samping Yoon Hee. Pemuda itu tersenyum dan langsung merangkul pundak Yoon Hee.
“Mengapa mereka harus bertingkah seheboh itu?” senyuman Kyuhyun terlihat tanpa rasa bersalah “Perlukah aku memperjelasnya?” ia menatap Yoon Hee, memandang sangat dekat wajah gadis itu.
Yoon Hee segera beranjak, membuat rangkulan tangan Kyuhyun terlepas.
“Ada yang harus aku kerjakan” kata Yoon Hee. Ia berlalu meninggalkan tiga pemuda itu.
“Akhir-akhir ini, Yoon Hee bertingkah sangat aneh” ujar Siwon.
“Kupikir itu hanya perasaanku saja” gumam Hyukjae “Dia benar-benar menghindar untuk terlibat dengan kita. Menjaga jarak dari kita”
“Aku rasa—lebih tepatnya ia sedang menghindarimu, Kyuhyun”
Kyuhyun bungkam. Sorot matanya tampak sangat aneh. Semua yang dikatakan Siwon dan Hyukjae tak dapat ia pungkiri. Ia ikut merasakan perubahan sikap Yoon Hee yang menjaga jarak darinya. Gadis itu terlihat jauh lebih tenang dari biasanya. Bahkan kini ia memperlakukan Kyuhyun dengan sangat dingin.
~~~
Jung Soo menyerahkan sebuah minuman kaleng pada Yoon Hee. Ia lalu duduk di sisi gadis itu. Mereka memandangi langit cerah. Puluhan murid yang berlalu lalang di sekitar mereka, mengisi waktu istirahat dengan bersenda gurau di taman sekolah.
“Baru kali ini aku melihatmu tampak sangat serius memikirkan sesuatu”
Yoon Hee mendengus pelan mendengar penuturan Jung Soo
“Kau terganggu dengan semua itu?” selidik Jung Soo
“Hal apa yang bisa membuatku terganggu?” Yoon Hee balik bertanya.
“Aku tak sebodoh yang kau pikirkan”
“Kau juga penasaran dengan foto itu?” Tanya Yoon Hee “Tak ada yang perlu dijelaskan”
“Aku tak perlu menunggu penjelasan darimu. Yoonie, aku melihat semuanya dari sorot matamu” kata Jung Soo “Bukan foto itu. Aku tahu ada yang berubah dari seorang Im Yoon Hee yang begitu tenang”
“Jung Soo, aku selalu seperti ini. Apakah kau melihat perubahan itu? Omong kosong”
“Di depanku kau bisa menyangkalinya” Jung Soo beranjak, ia menoleh kepada Yoon Hee yang diam “Pemuda itu—pikirkan apa yang kau rasakan. Bukankah hatimu menghangat hanya dengan mendengar namanya?”
Yoon Hee yang tercekat langsung menatap kasar pada Jung Soo.
“Sudah kubilang, aku jauh lebih tua darimu dan itu artinya aku jauh lebih berpengalaman darimu. Aku sudah merasakan itu—pikirkan sendiri, tak perlu menciptakan sesuatu yang rumit”
Yoon Hee tertegun. Ia tak dapat mengeluarkan sepatah katapun, mulutnya seakan terkunci. Ia hanya memandangi Jung Soo yang kian menjauh meninggalkannya.
~.oOo.~
“Ah, hyung—dimana kau?” Siwon mengangkap telepon.
Aku sudah di depan rumah Hyukjae—perlukah aku menyusulimu ke dalam?” terdengar suara Kang In.
“Tak perlu, aku akan menemuimu” Siwon menutup telepon “Aku pergi. Kang In hyung sudah menungguku” pamit Siwon.
“Kau tak pergi dengan kami?” Tanya Hyukjae.
“Maaf—tapi aku sudah lebih dulu berjanji pada Kang In hyung”
“Baiklah”
Hyukjae terlihat kecewa melepas kepergian Siwon. Hanya tersisa dirinya, Kyuhyun dan Yoon Hee. Setelah mendapat permohonan penuh belas kasihan dari Hyukjae—Yoon Hee menerima tawaran Hyukjae untuk bersama-sama pergi ke sebuah café.
Siwon keluar gerbang rumah Hyukjae, ia menghampiri sebuah mobil yang telah terparkir.
“Kita pergi” ujar Siwon setelah masuk ke dalam mobil. Kang In hanya tersenyum.
Kang In bersiap mengemudikan mobilnya ketika melihat Hyukjae dan Kyuhyun keluar dari gerbang.
“Mau kemana mereka?”
“Café” jawab Siwon singkat.
“Ah.. itu…” Kang In sedikit terperanjat ketika sosok terakhir terlihat keluar dari gerbang dan berjalan di belakang Kyuhyun dan Hyukjae
“Ada apa?”
“Gadis itu…”
Kang In terus menatapi Yoon Hee yang masuk ke dalam mobil, tak berapa lama mobil itupun berlalu.
“Ah, dia teman sekelas kami”
“Benarkah?” Kang In terkejut.
“Ya. Dia, gadis yang disukai Kyuhyun” ujar Siwon pelan.
Kang In terdiam, beberapa saat kemudian bola matanya melebar dan langsung menatap Siwon.
“Dengan kata lain, dia adalah gadis yang juga kau sukai—benarkah?” Siwon hanya tersenyum tipis atas pertanyaan Kang In “Ah, mengapa kalian bisa menyukai orang yang sama? Kalau begitu, aku pasti yang salah”
“Ada apa?”
“Kupikir dia terlihat mirip dengan seseorang” terka Kang In
“Hyung, kau bicara apa?”
“Kau ingat tentang gadis yang aku ceritakan padamu? Gadis berbakat dan sangat hebat meskipun usianya masih muda—anggota pasukan khusus sekaligus sniper terhebat sepanjang sejarah Korea Selatan?”
“Oh,, gadis dengan bakat mengerikan itu? Kau mengatakan dia sebagai keajaiban duni militer bagi Negara kita” ulang Siwon “Tapi mengapa kau mengungkitnya lagi?”
“Tak apa-apa, kurasa temanmu itu terlihat mirip dengan orang yang aku maksudkan tadi”
“Apa? Mirip dengan si keajaiban militer itu?”
“Hmm.. entahlah, mungkin hanya faktor kebetulan atau memang mereka memiliki keterikatan atau mungkin mataku yang sedang bermasalah” mulut Kang In terus mengeluarkan kata-kata yang cukup menggelikan di telinga Siwon “Sudahlah, aku tak bisa memastikan kemiripannya dengan Kapten Im Yoon Hee” tawa Kang In.
Siwon ikut tertawa. Beberapa saat kemudian tawa Siwon mendadak sirna. Ia menatap kasar pada Kang In yang masih tertawa.
“Kau—kau bilang siapa?” Tanya Siwon, terdengar sangat serius.
“Ada apa? Sekarang kau tertarik untuk mendengarnya?” ledek Kang In.
“Siapa, siapa nama orang itu?” wajah Siwon mulai memucat.
“Ada apa denganmu?” Tanya Kang In yang keheranan. Siwon tak menjawab, ia hanya menelan ludah kasar menanti jawaban yang keluar dari mulut Kang In “Meskipun aku tak tahu maksudmu menanyakan namanya. Gadis itu bernama Yoon Hee. Kapten Im Yoon Hee”
Penuturan Kang In membuat jantung Siwon terpukul dengan sangat kasar. Bola matanya kian melebar.
~~~
Lantai tiga asrama putra. Siwon melangkah gontai menyusuri koridor, melewati pintu-pintu kamar yang tertutup rapat. Wajahnya terlihat shock, ia telah banyak berpikir. Alisnya saling bertaut.
Mendengar perkataan Kang In membuat pikirannya terganggu. Seperti air yang mengalir, semua mulai terangkai dalam kepala Siwon—benang-benang kusut yang mulai terurai. Ia memang merasa ada yang tak biasa dalam diri Yoon Hee.
Beberapa waktu lalu, kejanggalan mulai terasa ketika ia melihat seseorang memberi hormat pada Yoon Hee. Bukan hanya itu yang mendukung keputusan Siwon bahwa orang yang dimaksudkan Kang In adalah Yoon Hee yang ia kenal, pasalnya semua sifat Yoon Hee tidak terlihat dan tak termasuk dalam kategori sifat gadis pada umumnya.
Yoon Hee yang tenang dan sangat tegas, sorot mata yang begitu tajam juga tindakannya yang selalu mengundang banyak pertanyaan. Semua kembali terlintas di kepala Siwon, bagaimana Yoon Hee mengalahkan score larinya, ketika ia menodongkan senjata pada mereka bertiga, ketika ia berhasil mengalahkan guru olahraga pengganti. Semua terasa masuk akal sekarang.
Pikiran Siwon tiba-tiba terkait pada Hyukjae, ia merasa sikap Hyukjae terlalu aneh untuk seseorang yang mencoba menghormati wanita. Pemuda itu selalu menganggap remeh wanita, dan ketika ia terlihat sangat menghormati Yoon Hee—tak menunggu lama, Siwon segera mempercepat langkah kakinya.
Ia memasuki kamar mendapati Hyukjae sedang sibuk di depan laptopnya. Siwon mengatur nafas, ia mengawasi Hyukjae.
“Kau baru pulang?” Hyukjae tak mengalihkan tatapannya dari laptop.
Gosh! Apa yang kau lihat?” Siwon mendekati Hyukjae “Aish, kau mengapa terus melihat gadis-gadis itu?”
Siwon mendesis kesal melihat Hyukjae yang mendownload gambar wanita-wanita cantik dan tampak seksi.
“Ini hiburanku” jawab Hyukjae santai “Bukankah mereka sangat indah?”
“Kemana kalian tadi?” Siwon mengalihkan topik.
“Café, aku mengajak mereka ke club tapi Yoon Hee menolak—terpaksa kami pulang lebih cepat”
“Ya, dia memang selalu begitu. Mungkin itu sudah menjadi wataknya. Aku rasa mereka ditempa dengan sangat keras, seorang pasukan khusus selalu memiliki misi yang berat” Siwon memandangi Hyukjae
“Ya kau benar, itulah sebabnya aku sangat mengagumi noonim. Bayangkan di usia yang begitu muda, aku tak percaya mendengar semua tentangnya apalagi jika dia…” Hyukjae terus berbicara tanpa menatap Siwon akhirnya terhenti, ia tampaknya baru menyadari kesalahannya.
Hyukjae menatap Siwon, ia membekap mulutnya sendiri. Ia telah bercerita terlalu banyak.
“Jadi itu benar..” Siwon tersenyum penuh kemenangan ketika Hyukjae termakan pancingannya.
“Kau bicara apa?” elak Hyukjae.
“Gadis itu—seorang tentara pasukan khusus”
“Tidak,, aku tak mengatakan apapun—kau pasti salah” Hyukjae menggeleng ketakutan.
“Kau memang pandai berbohong tapi tidak di depanku. Mengapa tak ceritakan saja padaku sekarang?”
“Tidak ada,, kau sepertinya kelelahan” Hyukjae mulai salah tingkah.
“Baiklah, atau perlukah aku bertanya langsung padanya? Kapten Im Yoon Hee”
Perkataan Siwon sukses membuat tangan Hyukjae terjatuh lemas, lunglai tak bertenaga. Sekejap, pemuda itu langsung berlutut di hadapan Siwon.
“Siwon, tidak—kau tak boleh mengatakan pada noonim! Kau tak boleh mengatakan pada siapapun” Hyukjae memeluk lulut Siwon “Kumohon, kau tak membocorkan masalah ini, tidak pada Yoon Hee apalagi pada Kyuhyun”
“Hyukjae, mengapa kau menyembunyikan ini dariku?”
“Aku sudah berjanji pada Yoon Hee, aku tak bisa membiarkan orang lain mengetahuinya. Siwon tolong tidak menceritakan rahasia ini—aku akan menuruti semua permintaanmu, aku bahkan rela jika menjadi budakmu seumur hidupku” Hyukjae terus memohon “Kumohon, kau tak bisa melakukan itu. Aku lebih baik mati di tanganmu daripada kehilangan kepercayaan Yoon Hee noona”
Siwon mendesah, iba melihat Hyukjae yang terus memohon padanya.
“Mengapa kau menjadi seperti ini?” Siwon menggeleng “Aku akan menjaga rahasia ini tapi kau harus menceritakan semuanya padaku”
Hyukjae bangkit dari aksi berlututnya. Ia menatap Siwon ragu-ragu, ia mulai menceritakan awal mengapa ia bisa mengetahui identitas asli Yoon Hee. Juga keperluan Yoon Hee di sekolah. Siwon mendengar dengan seksama. Tak jarang wajahnya berubah terkejut mendengar kebenaran yang keluar dari mulut Hyukjae tentang Yoon Hee.
“Aku menaruh kepercayaan padamu, kau tak akan mengatakan apapun pada Kyuhyun. Jika ia tahu siapa Yoon Hee sebenarnya—aku tak bisa membayangkan kengerian itu”
“Sulit dipercaya..” Siwon berdecak heran.
“Aku juga pernah mengalami apa yang kau rasakan tapi nyatanya itulah yang sebenarnya terjadi” ujar Hyukjae “Bersikaplah seperti biasa, jangan biarkan Yoon Hee tahu jika kau juga sudah mengetahui siapa dia sebenarnya”
Hyukjae terlihat lemas. Ia melempar tubuhnya di atas kasur. Sementara Siwon masih bungkam, ia sedang berusaha untuk mencerna, memahami dan menerima semua kenyataan mengejutkan tentang Im Yoon Hee.
~to be continue~

No comments :

Post a Comment