The Sweet Bodyguard part 8

  No comments
Posted by ELF4SUJU
 
Title             : The Sweet Bodyguard (Part 8)
Author         : Lauditta Marchia T
Genre          : Romance
Cast             :
– OC
– Cho Kyuhyun (Suju)
– Choi Siwon (Suju)
– Lee Hyukjae (Suju)
– Park Jung Soo (Suju)
– Other Cast
–>FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!
***
 
Siwon memandangi Kyuhyun yang telah berjam-jam duduk di ruang keluarga. Berkaleng-kaleng minuman beralkohol telah diteguknya. Raut wajahnya yang tampan terlihat sangat letih, kesedihan yang dalam terpancar jelas dari ekspresinya.
Siwon menarik kursi dan duduk di samping Kyuhyun. Mengawasi Kyuhyun yang telah mabuk. Sudah dua hari pemuda itu tak keluar rumah, hanya termenung lalu tertidur setelah mabuk.
“Kyu, mungkin sebaiknya kita kembali ke Seoul” ujar Siwon

“Mengapa dia terlihat seperti Yoon Hee? Padahal mereka orang yang berbeda?”
“Kyuhyun..itulah sebabnya aku tak suka jika kau terus menemuinya, karena kau menanamkan keyakinan bahwa gadis itu adalah Yoon Hee. Melihatmu yang menderita ketika Yoon Hee pergi, dan kau telah berusaha untuk bangkit lagi. Aku tak suka untuk melihatmu terpuruk seperti ini”
Kyuhyun tak bersuara. Ia membuka sebuah minuman kaleng. Siwon menahannya tapi Kyuhyun menepis kasar tangan Siwon. Ia lalu meneguk tuntas isi kaleng tersebut.
~.oOo.~
DUG..DUG..DUG..
Flo keluar dari dalam kamar tidurnya ketika telinganya menangkap bunyi aneh,, bunyi itu semakin jelas namun volumenya juga berkurang dan kian melemah. Seseorang sedang memukul-mukul pintu rumahnya.
Gadis itu membuka pintu dan disambut oleh Kyuhyun yang langsung jatuh dalam pelukannya.
Kyuhyun..what’s going on??” Flo berusaha mengangkat tubuh Kyuhyun yang terasa berat “Kau mabuk?” bau yang sangat menyengat tercium dari tubuh Kyuhyun.
Yoon Hee..” Kyuhyun mendekap Flo “Mengapa..mengapa semua tentangmu sama seperti Yoon Hee. Kau pasti Yoon Hee,, Yoon Hee-ku” air mata Kyuhyun menetes di wajahnya yang tampan.
Kyuhyun..” ekspresi Flo ikut sedih, sorot mata yang sama terluka seperti ikut merasakan penderitaan Kyuhyun.
Katakan jika kau adalah Yoon Hee.. Im Yoon Hee!! Jawab aku!!” Kyuhyun mengguncang-guncang bahu Flo, air matanya terus mengalir membuat mata Flo yang berkaca-kaca ikut meneteskan air mata. Kyuhyun kembali mendekap Flo “Tidak..itu tidak mungkin. Kau bukan dia. Kau adalah gadis yang terlihat sangat mirip dengannya, Flo. Yoon Hee-ku sudah meninggal—sudah sangat lama..
Flo dapat merasakan tubuh Kyuhyun yang terguncang. Ia terisak. Pemuda itu limbung, dengan sekuat tenaga Flo menuntun Kyuhyun dan membaringkan pemuda itu di sofa. Selain mabuk berat, panas tubuh Kyuhyun sangat tinggi. Flo memandang iba, ia segera meninggalkan Kyuhyun.
Beberapa saat kemudian Flo kembali sambil membawa sebuah wadah yang berisi air juga handuk putih kecil. Flo meletakan handuk yang telah dibasahi untuk mengompres Kyuhyun.
Gadis itu memandangi Kyuhyun yang matanya terpejam, raut yang penuh penderitaan, kelelahan—ia tak terlihat baik bahkan dalam tidurnya.
Perlahan, tangan Flo bergerak dan menyentuh rambut Kyuhyun, ia menyingkirkan rambut yang menutup wajah pemuda itu. Membelai lembut kepala pemuda itu.
To hurt you like this,, I’m so sorry..really sorry…” Flo mengelus pipi Kyuhyun, air mata gadis itu kembali menetes. Flo mengusap air mata yang membasahi wajahnya.
~.oOo.~
Seoul, Korea Selatan. Dua bulan kemudian.
Kyuhyun meletakan seikat besar bunga mawar di atas makam Yoon Hee. Pemuda itu duduk di samping makam itu, mengelus nisannya.
“Yoon Hee,, aku harap kau bisa menjelaskan kebingungan dalam hatiku” bisik lemah Kyuhyun.
Sudah dua bulan berlalu sejak Kyuhyun tak sadarkan diri di rumah Flo. Di tengah malam, pemuda itu keluar dari rumah Flo tanpa pamit. Keesokan harinya, ia langsung mengajak Siwon untuk kembali ke Seoul. Tak sedikitpun ia memberi kabar pada Flo sejak kejadian malam itu.
Namun begitu banyak hal yang berubah, begitu banyak situasi yang membingungkan yang sulit untuk dimengerti bahkan dijelaskan dengan kata-kata. It’s complicated.
“Aku selalu mencintaimu..sampai kapanpun tak akan pernah berhenti mencintaimu Yoon Hee” desah Kyuhyun “Meskipun wajah kalian sangat mirip tapi segala sesuatu yang ada dalam diri kalian sama sekali berbeda dan yang aku cintai adalah kau tapi mengapa aku tak bisa melupakan gadis itu, Yoon Hee—aku benar-benar bingung, aku mencintaimu bukan dia”
Kyuhyun menarik nafas panjang. Dadanya kian hari kian sesak ketika memikirkan hal itu—siksaan berat yang ia alami di dalam hidupnya seakan tak kunjung usai.
 
~.oOo.~
Kyuhyun keluar dari gedung NIS dengan mengendarai mobilnya. Hampir tiga puluh menit dalam perjalanan, ia akhirnya sampai di sebuah restaurant. Restaurant yang selalu didatanginya bersama Siwon dan Hyukjae.
Kyuhyun melangkah pasti ke dalam restaurant dan menuju sebuah ruangan dimana Siwon dan Hyukjae telah menantinya.
“Kyu,, apa kau punya informasi lain tentang Flo?” Tanya Hyukjae
“Ada apa? Kau juga tak percaya jika dia bukan Yoon Hee?” kesal Siwon, ia berusaha untuk menjaga perasaan Kyuhyun.
“Tidak, mereka orang yang berbeda” Kyuhyun tersenyum
“Gadis itu sungguh sangat mengejutkan”
“Lee Hyukjae, mengapa kita harus membahas itu?” Siwon memberi kode agar Hyukjae menghentikan celotehnya itu.
“Ah, aku punya kejutan untuk kalian” Siwon dan Kyuhyun menatap serius pada wajah Hyukjae “Aku melamar Ji An dan dia menerima lamaranku” Hyukjae berkata dengan mata yang berbinar-binar.
“Lalu?” Kyuhyun melontarkan pertanyaan yang justru menyakitkan hati Hyukjae
“Hei bodoh! Tak lama lagi sahabatmu ini akan mengikuti jejak Kang In hyung”
Siwon dan Kyuhyun saling pandang lalu bersama-sama tertawa membuat Hyukjae kebingungan.
“Aku tak akan memberikan ucapan selamat padamu”
“Mengapa?” dahi Hyukjae berkerut, menatap tajam pada Kyuhyun.
“Pikiranmu cepat berubah. Aku hanya akan menyelamatimu pada pernikahanmu” senyum Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun!! Aku serius,, terhadap Ji An bukanlah sebuah permainan. Berhenti untuk mengejekku”
Kedua sahabatnya justru tertawa melihat kekesalan Hyukjae.
“Seharusnya, pria yang menerima buket bunga waktu itu adalah kau” Siwon berkata sambil terus tertawa.
“Itu hanyalah sebuah lelucon. Remember?” Hyukjae terlihat sengit.
“Lelucon? Kini aku merasa itu bukanlah sebuah lelucon” Kyuyun bergumam
Siwon dan Hyukjae memperhatikannya dengan sangat serius.
“Aku menerima perjodohan dari keluarga Han”
“APAAA???” terdengar paduan suara Siwon dan Hyukjae “Kau bilang apa?” Siwon mencoba meyakinkan apa yang didengarnya.
“Han Chae Ri. Gadis itu adalah tunanganku” jawab Kyuhyun datar “Bahkan tanggal pernikahan kami sudah diatur—Hyukjae, kau harus mengalah padaku” Kyuhyun tersenyum tipis. Ia meneguk minuman dalam gelasnya.
“Kyuhyun, sejak kapan kau..”
“Aku?” Kyuhyun menatap Hyukjae “Sekeras apapun aku berusaha dan sebesar apapun aku berharap, aku harus bangun dari mimpi panjangku. Yoon Hee sudah meninggal. Meskipun aku tak bisa melupakannya but life must go on..”
How about that girl?”
“Flo? Dia bukan Yoon Hee” jawab Kyuhyun, begitu singkat, padat dan sangat jelas.
Siwon bungkam. Hyukjae ikut bungkam. Kini suasana yang tercipta diantara mereka terasa aneh. Kedua orang itu tahu bagaimana perasaan Kyuhyun tapi mereka berusaha untuk selalu memberikan support dan berharap yang terbaik bagi sahabat mereka, Cho Kyuhyun.
~.oOo.~
Colmar, Perancis.
Seperti hari-hari biasanya, dihabiskan Flo di toko bunga. Ia mengatur letak bunga-bunga. Gadis itu bahkan memiliki keterampilan merangkai bunga menjadi model yang sangat menarik.
Flo menerima pesan singkat yang membuatnya harus bergegas masuk ke sebuah ruangan. Ia lalu membuka laptop dan memakai alat ditelinga, ia telah terhubung dengan seseorang.
Dalam dua hari, mereka akan bergerak” ujar Flo “Tampaknya mereka telah menyusun sebuah siasat, aku sudah mengirimkan email
Kau harus lebih berhati-hati, sepertinya mereka telah mencium gelagatmu” kata orang itu.
Ya.. kita akan membekuk mereka sesuai dengan rencana
Kali ini misi tak boleh gagal” suara itu terdengar bersemangat “Kau semakin dekat dengan keinginanmu, setelah semuanya beres
Flo tersenyum pasti. Ia terlihat sangat bersemangat bahkan sampai pembicaraan itu berakhir senyuman Flo tak pernah surut.
Just waiting for me, a little longer..please” Flo bergumam.
Gadis itu mendengar bel berbunyi, seseorang sedang berada di dalam toko bunga. Dia segera melangkah menuju ruang toko dan sangat terkejut melihat siapa yang ada di situ. Seorang pemuda yang tengah mengamati bunga-bunga, pria bertubuh tinggi dengan wajah tampan.
Kyuhyun?
Flo tak berkedip melihat Kyuhyun yang tersenyum ramah padanya.
Mengapa kau ada di sini?
Menemuimu, lalu untuk apa lagi?” Kyuhyun terlihat melontarkan candaan “Gadis ini, kau sangat membuatku terkejut
Really?
Semoga kau tak memberikan kejutan lain padaku
Flo hanya tersenyum penuh arti.
Aku datang untuk memberitahumu sesuatu” ujar Kyuhyun, Flo menanti kelanjutan perkataannya “Aku akan menikah
Mendengar perkataan Kyuhyun membuat raut wajah Flo berubah seketika. Ia tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut.
Benarkah? Selamat untukmu..” Flo berusaha untuk tertawa “Kau datang hanya untuk mengatakan itu?
Kyuhyun terdiam. Sejujurnya, dia hanya ingin melihat wajah Flo. Kedua orang itu bungkam. Flo berjalan menghampiri Kyuhyun dan memeluk pemuda itu. Tubuh Kyuhyun menegang.
Aku tahu kedatanganmu ke sini, kau pasti ingin melihat gadis itu.. kau harus berpamitan padanya. Aku akan berbaik hati padamu” ujar Flo “Saat ini, aku mengambil peran wanitamu itu—kau bisa mengucapkan salam perpisahan padanya
Wajah Kyuhyun terus menegang.
Siapapun wanita yang akan bersamamu kelak, aku harap kau akan berbahagia dengannya” ucap Flo.
Kyuhyun membalas pelukan Flo, ia bahkan mendekap Flo dengan sangat erat. Air mata mengalir anggun di pipi mulus Flo.
~.oOo.~
Dua hari kemudian…
Flo membuka sebuah brankas di dalam toko. Ia meraih sepatu bahkan setelan pakaian hitam, topi dan sarung tangan hitam.. tak berapa lama Flo telah lengkap dengan pakaiannya itu, dia menyarungkan pistol di pinggangnya, memakai topi dan kaca mata hitam serta sebuah alat yang menempel ditelinga agar dapat berkomunikasi. Gadis itu meraih jaket anti peluru yang bertuliskan NCIS. Dia telah berpakaian lengkap layaknya seorang agent yang akan terjun ke lapangan.
Terakhir, ia membuka sebuah peti mengeluarkan Remington 700, senjata laras panjang miliknya. Hari ini adalah puncak penyelidikannya untuk menangkap kelompok hitam yang menjadi musuh utama NCIS karena terus mengincar dan membunuh perwira-perwira tinggi Angkatan Laut dan Marinir Amerika dengan tujuan mengacaukan serta memporak-porandakan pertahanan dan stabilitas Negara agar mereka dapat dengan bebas menjalankan aksi mereka. Kelompok yang menjadi garis merah dalam catatan NCIS, ditargetkan akan dibekuk pada hari ini ditempat dan waktu yang telah ditentukan.
Sebuah mobil, yang terlihat seperti mobil box berwarna hitam pekat berhenti tepat di depan toko Flo. Dengan cepat Flo menuju belakang mobil, membuka pintu..sudah ada lebih dari sepuluh orang dengan penampilan yang sama dengannya. Mereka duduk saling berhadapan, senjata tak sedikitpun terlepas dari tangan mereka. Flo menutup pintu dan bergabung dengan orang itu.
Tiga tim sudah bergerak lebih dahulu, kawasan itu sudah kami awasi sejak beberapa hari yang lalu” ujar seorang pria pada Flo
Flo mengangguk mantap.
Agent Flo,, semoga sukses” ujar pria itu “Sesuai keinginanmu, jika misi ini selesai—direktur akan mengabulkan permintaanmu. Semua akan dibereskan dan tak ada yang perlu kau cemaskan
Aku tak menginginkan itu lagi—semua sudah tak artinya bagiku kini” Flo berkata dengan raut wajahnya yang dingin.
Flo, kau?” pria itu terkejut “Apa kini kau memilih untuk melanjutkan hidupmu dengan jalan ini? Bagaimana dengan mereka?
Satu-satunya orang yang mengetahui hal ini hanyalah Ayahku—itu sudah lebih dari cukup jika ia tahu aku baik-baik saja meskipun aku telah menyakiti banyak orang
Flo bungkam. Ia menggenggam erat senjata di tangannya.
Sementara itu di tempat lain. Kyuhyun yang akan bertolak ke Seoul, berencana akan berpamitan pada Flo. Mungkin akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan Flo, ia telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan memikirkan gadis itu lagi.
Kyuhyun mendapati pintu toko yang terbuka namun tak ada Flo di tempat itu. Berkali-kali ia memanggil nama gadis itu tapi tak terdengar sahutan apapun.
“Dasar ceroboh” Kyuhyun tersenyum tipis mengingat Flo yang lupa mengunci pintu tokonya “Bagaimana bisa seorang agent bersikap seperti itu—dia hanya akan membahayakan nyawanya” Kyuhyun mendesah.
Kyuhyun mengawasi isi toko, menyimpan lekat setiap detail dan kenangan yang pernah tercipta di tempat itu sebagai kenang-kenangan, lebih tepat sebagai hadiah terakhir sebelum ia pergi.
Pemuda itu mengayunkan kakinya, berniat meninggalkan tempat itu. Matanya menangkap sesuatu yang hampir mencium ujung sepatunya. Sebuah kalung yang jatuh tak jauh dari sebuah pot bunga yang cukup besar.
Kyuhyun memunguti kalung itu. Tak sendiri, tapi sebuah cincin dijadikan sebagai mata kalung itu. Kyuhyun mengamati cincin itu. Sekian detik hingga jantungnya terpukul keras, bola matanya melebar—ia mengenali cincin itu, dengan tangan yang gemetar Kyuhyun melihat lebih dekat lagi cincin itu. Detik itu juga ekspresinya lebih terkejut lagi dan wajahnya memucat.
Tak salah lagi, itu benar-benar cincin yang tak asing baginya apalagi nama yang terukir di sisi dalam cincin itu.
“Bagaimana…bagaimana ini bisa ada di sini?” Kyuhyun merasakan debaran jantungnya bekerja dengan maksimal.
Cincin itu dengan jelas mengukir namanya dan Yoon Hee dalam hangul (tulisan korea), cincin yang ia hadiahkan pada kekasihnya—Im Yoon Hee, bertahun-tahun lalu.
Tak berpikir panjang. Kyuhyun bergegas keluar toko. Raut wajah Kyuhyun mulai berubah-rubah, ia berpikir keras. Tiba-tiba saja ia teringat bahwa Flo pernah mengatakan padanya jika hari ini akan dilakukan penggerebekan. Meskipun ia tahu betapa berbahayanya situasi saat ini tapi Kyuhyun tak bisa lagi menunggu untuk menanyakan perihal cincin itu pada Flo.
~~~
Setelah hampir sejam terjadi baku tembak antara kelompok hitam dan NCIS yang telah bekerja sama dengan polisi setempat. Akhirnya kelompok hitam dapat ditaklukkan. NCIS berhasil membekuk pimpinan tertinggi kelompok hitam, setelah dihadiahi oleh sebuah tembakan yang melukai paha pria itu.
Flo memandangi para agent yang dengan terburu-buru membawa masuk target utama dan beberapa kaki tangannya ke sebuah mobil untuk dilarikan ke markas perwakilan NCIS di Perancis.
Para agent NCIS melakukan penyisiran untuk mensterilkan lokasi yang kini dijaga ketat. Pada saat yang sama, mobil yang ditumpangi Kyuhyun berhenti, kedatangan Kyuhyun langsung disambut oleh beberapa polisi.
Kyuhyun seakan tak perduli ia berusaha untuk menerobos. Seorang agent NCIS langsung menodongkan senjata kepada Kyuhyun.
Flo yang baru saja keluar dari gedung segera memberi kode pada orang itu untuk melepaskan Kyuhyun. Kyuhyun merapikan jaket yang dikenakannya. Ia memandangi Flo, berjalan menghampiri Flo dengan langkah pelan. Pikirannya benar-benar berkecamuk.
Begitu banyak hal yang menyangkut di kepalanya dan sorot matanya yang tajam sedang menuntut penjelasan. Mata Kyuhyun bergeser, ia mengeluarkan pistol dan menodong ke arah Flo membuat gadis itu terkejut.
Turunkan senjatamu!
Kyuhyun tak memperdulikan peringatan para agent NCIS yang kini menodongkan senjata kepada Kyuhyun. Flo menatap tenang, ia seperti telah siap dengan apapun yang terjadi—menatap tajam pada Kyuhyun yang sedang mengarahkan moncong senjata tepat kepadanya.
Letakan senjatamu sekarang juga! Atau kami akan menembakmu!
Pemuda itu menggeser sedikit saja arah moncong senjata, lalu menarik pelatuk senjata.
DORR!!
Flo tak mampu untuk menggerakkan matanya sekedar memejamkan mata, ia dapat melihat peluru yang meluncur cepat kearahnya tapi tak mengenainya, hanya beberapa inci melewati sisi kiri kepala Flo, ia bahkan dapat merasakan hembusan dan bisikan angin ketika peluru itu melewati telinganya.
Suara berdebam membuat Flo menoleh, ia terkejut melihat seseorang telah ambruk tak jauh di belakangnya dengan lobang tepat di dahi orang itu, seorang dari anggota kelompok hitam. Flo kembali menoleh dan kali ini ia benar-benar terkejut melihat Kyuhyun yang ambruk.
Melihat Kyuhyun yang menarik pelatuk dan mengira akan menembaki Flo, seorang agent langsung melepaskan tembakan ke arah Kyuhyun. Flo berdiri dengan kaki yang gemetar hebat, jantungnya berdetak cepat, mata indahnya tak berkedip dan mulai berkaca-kaca melihat Kyuhyun yang meringis kesakitan dengan darah yang mulai mengucur membasahi pakaiannya.
~.oOo.~
Di sebuah rumah sakit di Colmar. Dokter sedang mengobati Kyuhyun.
Beruntung peluru tak sampai mengenai organ vital di tubuhmu” ujar dokter setelah selesai memasang perban yang baru di luka tembak Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum. Ia baru menjalani operasi kecil untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di bahu kirinya.
Beristirahatlah, kau akan pulih dalam waktu dekat
Terima kasih
Dokter dan perawat yang memeriksa Kyuhyunpun pergi meninggalkan ruangan itu. Handphone Kyuhyun bergetar.
“Ayah” telepon dari Ayahnya “Tidak. Aku tidak apa-apa, ini hanya kecelakaan kerja”
Kyuhyun—kau pikir Ayahmu ini tak tahu jika kau tak sedang bertugas?” suara seorang pria terdengar meninggi membuat Kyuhyun harus menjauhkan handphone dari telinganya “Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa NCIS bisa menembakimu?
Kyuhyun mendesah, cepat sekali kabar itu sampai di Seoul.
“Ayah, yang penting aku tak apa-apa” ujar Kyuhyun
Apa katamu? Kau masih bisa berkata seperti itu? Bagaimana jika mereka menembakimu dan berakibat fatal? Sepertinya aku harus berbicara langsung dengan direktur NCIS itu
“Ayah~” Kyuhyun sedikit merengek “Ayah!! Hallo..Ayah..argghh” Kyuhyun mendelik ketika Ayahnya memutuskan telepon.
Ia melempar begitu saja handphone di sisinya. Menggaruk kesal kepalanya yang tak gatal. Meskipun sudah tak menjabat sebagai Presiden Korea Selatan, namun Ayahnya masih mempunyai banyak koneksi dengan petinggi-petinggi di beberapa Negara.
Belum selesai rasa frustasi yang menjalari Kyuhyun, ia dikejutkan dengan pintu kamar yang dibuka dengan keras.
Flo, ia masih lengkap dengan pakaian serba hitam NCIS—hanya saja ia tak lagi memakai topi dan rompi anti peluru juga tak membawa serta senjatanya. Flo melangkah mendekati Kyuhyun.
Kedua orang itu saling bertatapan. Flo menarik kasar kemeja Kyuhyun, mendekatkan wajahnya dengan wajah Kyuhyun. Tak perduli jika bahu Kyuhyun sedang terluka.
Flo…Lukaku..” Kyuhyun meringis, rasanya seperti tercabik kembali luka yang masih segar itu.
Perkataan Kyuhyun seakan tak digubris Flo. Kyuhyun melupakan rasa sakitnya ketika teringat cincin itu, ia menatap tajam pada Flo yang juga memancarkan begitu banyak kemarahan dari sinar matanya. Flo justru semakin memperkuat cengkraman tangannya pada kemeja Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun” mulut Flo bergerak “Kau ingin mati??”
Mata Kyuhyun melebar seketika, gadis itu, Flo—terlihat ingin membunuhnya namun yang membuat Kyuhyun terkejut karena ia berbicara dengan bahasa Korea.
“Flo..kau..???”
“Katakan—apa kau ingin mati??” ulang Flo.
Kyuhyun menelan ludah kasar. Hal ini pernah dilakukan Kyuhyun pada Yoon Hee ketika gadis itu menerjang pot bunga yang dijatuhkan dari lantai tiga untuk mencelakai Kyuhyun.
Jantung Kyuhyun berdetak semakin kencang, ia tahu jika sejak awal Flo tidak pernah berbicara dalam bahasa Korea karena ia memang mengatakan tak tahu menahu tentang Korea dan semua data tentangnya mendukung pengakuannya itu, lalu tiba-tiba gadis itu berbicara dengan bahasa Korea yang terlalu sangat fasih untuk seseorang yang mengaku asing dengan bahasa tersebut.
Kyuhyun menyadari hal lain. Tatapan Flo yang ditujukan padanya kini membuat tubuhnya panas dingin dan Kyuhyun sangat mengenali sinar mata itu. Bukanlah tatapan hangat dan ceria yang selalu dipamerkan Flo. Tatapan itu justru terlihat dingin dengan raut wajah yang sangat tenang—meskipun bertahun-tahun telah berlalu, Kyuhyun tak akan pernah melupakan ekspresi itu, ekspresi yang sangat datar dan tenang.
“Kau…”
Kyuhyun tak sanggup untuk mengeluarkan kata-katanya. Ia terlalu takut untuk menelan kepahitan jika apa yang dipikirkannya adalah salah.
Pemuda itu bahkan tak mampu berkutik ketika Flo memeluk tubuhnya. Debar jantung Kyuhyun semakin kencang.
“Bodoh…mengapa kau selalu terlibat dengan situasi seperti itu—mengapa kau selalu mencampuri semua hal tentangku? Mengapa kau tak pernah berubah? Cho Kyuhyun—mengapa kau menjadi orang yang begitu bodoh?” ucapan Flo sukses membuat jantung Kyuhyun serasa bergeser dari tempatnya.
Kyuhyun berusaha untuk mengucapkan kata-kata tapi lidahnya terasa keluh. Hanya bola matanya yang mulai berkaca-kaca.
“Im..” Kyuhyun merasakan pukulan di jantungnya “..Yoon… Hee..” ia akhirnya berhasil menuntaskan apa yang ingin dikatakannya.
Gadis itu memeluk erat tubuh Kyuhyun. Kyuhyun melepas pelukan Flo, ia memegangi pundak Flo dengan kedua tangannya. Dia tercengang mendapati air mata yang telah membasahi wajah gadis itu.
“Kau benar-benar..Yoon Hee??” Kyuhyun menggeleng.
Air mata gadis itu kembali jatuh, mata Kyuhyun hampir tak berkedip. Flo tak berusaha untuk menyangkali apapun dan Kyuhyun tak membutuhkan penjelasan apapun juga—dengan sigap ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
“Apa kau hidup dengan baik?” suara pelan gadis itu “Maafkan aku..”
“Yoon Hee..Yoon Hee..” Kyuhyun terus memanggil nama itu, air mata Kyuhyun menetes dari kedua bola matanya “Yoon Hee.. kau Yoon Hee,, Yoon Hee..” berulang-ulang Kyuhyun menyebut nama Yoon Hee.
Ketika menemukan cincin itu, Kyuhyun tak dapat menggambarkan perasaannya  saat mulai mencurigai Flo adalah Yoon Hee dan ketika apa yang dipikirkannya adalah nyata, perasaan yang meluap-meluap itu tak dapat dijelaskan dengan cara apapun. Gadis itu tak dapat menyembunyikan isak tangisnya, tubuhnya berguncang hebat dalam eratnya dekapan Kyuhyun. Kedua orang itu sama-sama menangis.
~.oOo.~
Kyuhyun memandangi wajah Yoon Hee dengan sangat serius. Gadis itu tetap bersikap tenang, seperti dulu.
“Mengapa kau hanya diam?”
“Kau ingin aku melakukan apa?” Tanya Yoon Hee
“Huhh..” Kyuhyun mendesah, membuang nafas kesal—perasaan yang lama tidak dirasakan karena sikap Yoon Hee tapi ia sangat bahagia untuk dapat merasakan kembali hal-hal itu “Apa kau begitu bodoh? Mengapa kau bersikap seperti itu?”
“Kau ingin melihatku atau Flo?” pertanyaan tajam Yoon Hee terdengar sadis “Aku tak perlu berpura-pura menjadi seseorang yang bukan aku” timpal Yoon Hee.
Ya, kepribadian yang diciptakannya sebagai Flo sangat jauh berbeda dengan sifat asli Yoon Hee yang selalu stay cool.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kau tak tahu seperti apa aku delapan tahun sejak kau dinyatakan meninggal??”
Yoon Hee menarik nafas panjang.
“Saat bertugas bersama Mossad, Ayah mengatakan padaku bahwa Amerika mendengar kabar tentangku dan memintaku untuk bekerja sama dengan mereka. Saat itu, kelompok hitam dengan gencar melakukan pembunuhan pada petinggi militer Amerika. Kelompok itu sudah sangat terlatih dan sulit mencium jejak mereka. Meskipun aku dari Angkatan Darat, tapi NCIS ingin tetap bekerja denganku. Ayah menganjurkanku untuk menolak tugas itu karena aku harus mengorbankan banyak hal tapi aku tak pernah mendengar anjuran Ayahku” ujar Yoon Hee “Namun sebelum melaksanakan tugas itu, Ayah memintaku untuk melakukan tugas lain—melindungi putra bungsu Presiden, saat itulah aku bertemu denganmu”
Kyuhyun terdiam.
“Kini kau pasti mengerti, mengapa aku selalu berusaha untuk menjauhimu—berusaha keras untuk mengabaikanmu meskipun saat itu aku telah jatuh cinta padamu. Aku tak mau menambah seseorang untuk terluka karena kematian palsuku”
“Nyatanya, aku sangat menderita waktu itu—dan aku terus menderita dalam waktu yang lama” Kyuhyun berkata lirih “Apa kau tahu bagaimana perasaanku ketika di depan mataku kau tertembak, ketika dokter mengatakan nyawamu sudah tak tertolong”
“Maafkan aku. Tadinya aku ingin menghilang dengan cara yang halus agar tidak begitu melukaimu tapi insiden penembakan itu justru terjadi, dan situasi itu dimanfaatkan dengan baik” Yoon Hee berkata pelan “Aku terluka parah, aku menjalani masa pemulihan di Amerika. Bukan hanya kau yang menderita. Aku diberi identitas baru dan ditugaskan untuk mengawasi kelompok hitam selama bertahun-tahun, NCIS benar-benar melakukan yang terbaik untuk menutupi jejakku. Hanya saja, aku harus melalui malam-malamku dengan kegelisahan mengingat Ibuku yang menangis histeris di pemakamanku juga melihatmu yang menatap makam itu dengan tatapan kosong—Siwon dan Hyukjae yang terpukul. Aku merasa sangat berdosa untuk membohongi kalian semua, hanya Ayahku yang tahu hal ini, selain Ayah—tidak ada yang tahu”
“Lalu apa yang kau lakukan dengan mayat dalam peti itu? Jelas-jelas itu wajah pucatmu yang terbujur kaku”
“Patung lilin—bukankah kalian tak diperbolehkan untuk menyentuhnya?” jawab Yoon Hee “Makam itu hanyalah makam kosong. Kau tahu, jantungku berdebar keras ketika bertemu denganmu di kota ini”
“Kau benar-benar bertindak seperti orang lain” Kyuhyun berdecak.
“Aku berusaha keras untuk tidak ceroboh. Aku sedang dalam misi yang tak ingin aku gagalkan—karena dengan berakhirnya misi itu, maka berakhir pula tugasku dan aku bisa kembali ke kehidupan normalku, NCIS juga pihak terkait lainnya akan mengurus pengembalian identitas asliku. Aku harus bersabar untuk mengatakan padamu bahwa aku—Im Yoon Hee, masih hidup” ujar Yoon Hee “Lalu kau datang dan mengatakan akan menikah. Aku pikir, tak ada gunanya kembali pada identitas asliku”
“Jadi, saat itu—kau benar-benar tidak melupakanku?”
“Hei bodoh,” desis Yoon Hee
“Jika saat itu, aku tak menemuimu maka semuanya akan sangat kacau” Kyuhyun bergidik ngeri.
“Cho Kyuhyun. Maafkan aku untuk membuatmu sangat menderita” Yoon Hee memandangi Kyuhyun dengan tajam “Aku tak pernah melewatkan satu hari tanpa berpikir bahwa aku telah melukaimu. Itulah alasanku setiap hari ke St. Martin, karena kau selalu ada dalam doaku—bersama semua orang yang aku sakiti”
Kyuhyun tertegun. Ia meraih Yoon Hee ke dalam pelukannya.
“Kau sudah kembali. Aku sangat senang” ujar Kyuhyun “Aku tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Siwon dan Hyukjae”
“Kyu. Kau tahu peraturannya—jangan mengatakan apapun sebelum aku secara resmi mendapatkan identitas asliku”
“Aku tahu” Kyuhyun bergumam “Yoon Hee, aku sangat merindukanmu” ia memeluk tubuh Yoon Hee dengan sangat erat, ada senyuman terpancar dari wajahnya. Begitu pula dengan Yoon Hee.
~.oOo.~
Seoul, Korea Selatan.
Markas Besar Angkatan Darat. Sebuah mobil berhenti dan seorang gadis melangkah turun dari dalam mobil. Ia memasuki kantor itu dengan langkah pasti, semua mata yang melihatnya langsung tercengang bahkan ekspresi mereka seperti baru saja melihat hantu. Ya, yang mereka saksikan adalah Im Yoon Hee—yang mereka tahu dia telah meninggal dunia. Gadis itu memakai setelan jas dan rok sebatas lutut berwarna hijau lumut, yang ia kenakan adalah Pakaian Dinas Umum (PDU) Angkatan Darat. Lengkap dengan atribut, papan nama ebonit, tanda pangkat bahkan tanda jabatan tak luput dari seragamnya. Rambut panjangnya digulung dengan sangat rapi.
Yoon Hee memasuki sebuah ruangan. Beberapa orang petinggi Angkatan Darat telah menantinya.
“Kapten Im Yoon Hee melapor!!” Yoon Hee berkata dengan suara lantang sambil memberikan hormat dengan sikap sempurna.
Ya, identitasnya kini telah dikembalikan. Mulai saat ini, Yoon Hee sudah bebas dan dapat kembali pada kehidupan aslinya—ia bisa melaksanakan tugasnya seperti sedia kala.
Orang-orang diruangan itu bertepuk tangan melihat keberadaan Yoon Hee, misi gadis itu dinilai sangat sukses.
Seorang perwira tinggi, melepas tanda kepangkatan di pundak Yoon Hee—ia menggantikan dengan tanda pangkat yang baru. Ia menyodorkan sebuah map dan meminta Yoon Hee menandatanganinya.
“Selamat datang kembali, Kolonel Im Yoon Hee!” pria itu menjabat tangan Yoon Hee dan langsung disambut Yoon Hee. Tepuk tangan kembali terdengar dalam ruangan itu.
Pangkat Yoon Hee sebelum menerima tugas NCIS adalah Kapten, kini ia dinaikkan pangkatnya menjadi Kolonel. Ia bahkan melangkahi dua pangkat sebelum Kolonel yakni Mayor dan Letnan Kolonel.
~.oOo.~
Sebuah rumah berdiri dengan kokoh. Di luar, Yoon Hee menatapi rumah itu dengan tatapan penuh kerinduan. Ia termenung dan akhirnya tersadar dari lamunan panjangnya, dengan langkah pastinya Yoon Hee mendekati pintu dan menekan angka-angka yang menjadi password, pintu rumah terbuka—Yoon Hee tertegun karena password masih sama seperti terakhir kali ia menginjakan kaki di rumah itu, delapan tahun lalu.
Yoon Hee memasuki rumah itu. Ia mengawasi setiap detail rumah yang telah memberikan banyak kenangan padanya.
“Yoonie!!”
Gadis itu menoleh mendapati seorang pria telah berdiri tak bergeming. Menatap Yoon Hee dengan mata yang berkaca-kaca.
“Ayah..!!” senyuman Yoon Hee mengembang.
Pria paruh baya itu langsung memeluk putrinya.
“Aku sudah kembali,,” ujar Yoon Hee
“Syukurlah, aku sangat mencemaskanmu”
PRANGG!!
Pertemuan mengharukan itu harus terhenti mendengar kegaduhan yang terjadi. Sebuah gelas telah hancur berkeping-keping di lantai, tak jauh dari seorang wanita paruh baya yang berdiri menatap Yoon Hee dengan bola mata yang melebar—tak berkutik sama sekali.
“Yoo..” mulut wanita itu terbata-bata,
“Ibu..” Yoon Hee berlari dan langsung memeluk Ibunya.
“Yoonie..” wanita itu terlihat kebingungan
“Ibu, ini aku..anak Ibu” air mata Yoon Hee mengalir.
Wanita itu melepas pelukan itu, ia memandangi Yoon Hee. Tangannya yang gemetar memegangi wajah anaknya itu.
“Benarkah..kau..Yoonie?” air matanya telah mengalir di wajah senjanya “Kau Yoonie??..Yoonie, anakku..” ia langsung memeluk tubuh Yoon Hee. Menangis histeris.
“Maafkan aku..” ujar Yoon Hee memeluk erat Ibunya.
Ayahnya hanya menghapus air mata. Ibunya sangat terpukul ketika Yoon Hee dinyatakan meninggal, untuk mendapati kenyataan bahwa Yoon Hee masih hidup—wanita itu menjadi Ibu yang paling berbahagia di dunia.
~.oOo.~
“Mengapa kau mengajak kami ke sini?” Tanya Siwon heran.
“Belakangan ini, tingkahnya sangat aneh” Hyukjae sedikit berbisik pada Siwon.
Kedua orang itu menatap heran pada Kyuhyun yang terus menerus tersenyum. Mereka sedang berada di sebuah restaurant mewah, bukan tempat yang biasa mereka datangi.
“Aku akan memperkenalkan kalian pada seseorang” ujar Kyuhyun
“Siapa?” Tanya Hyukjae penasaran.
“Calon istriku” Senyum Kyuhyun kian mengembang
“Han Chae Ri?” selidik Siwon “Kami sudah mengenalnya”
“Ah, mungkin saja dia akan memperkenalkan secara resmi pada kami—kau tahukan, kita adalah sahabat baik calon suami gadis itu” lagi-lagi Hyukjae berbisik pada Siwon.
Sementara Kyuhyun hanya tersenyum penuh arti. Ia tak membiarkan rasa penasaran Siwon dan Hyukjae terobati karena sikapnya yang belakangan ini berubah. Derap sepatu berpadu dengan lantai keramik restaurant mengalihkan perhatian ketiga orang itu.
Mata Hyukjae dan Siwon melebar. Mereka sangat terkejut melihat gadis yang berjalan menghampiri tempat duduk mereka.
Siwon dan Hyukjae melihat Yoon Hee dari kepala hingga kaki. Yoon Hee tampak manis dengan pakaian semi kasual yang dipakainya. Sebuah kemeja putih tipis yang dilapisi oleh blaser elegan minimalis, celana pendek sebatas paha berwarna coklat senada dengan blaser. Ia mengenakan plat shoes serta rambut panjang yang digulung seadanya.
“Flo??” mata Siwon tak berkedip.
“Kyu, yang kau maksud dengan calon istri—adalah gadis ini?” Tanya Hyukjae “Tapi dia bukan Yoon Hee,, lalu bagaimana dengan Chae Ri? Hei, kau meninggalkan gadis itu??”
“Kyuhyun, bisa kau jelaskan situasi apa ini?” Siwon sama sekali tak mengerti.
“Calon istri?” giliran Yoon Hee yang menatap Kyuhyun, meminta penjelasan dari pemuda itu.
“Dia..bisa berbahasa Korea juga?” Hyukjae tercekat “Nona,, kau bisa mengerti ucapanku?” Hyukjae beralih menatap Yoon Hee.
“Cho Kyuhyun! Apa maksud perkataanmu itu?” Yoon Hee kian menerjang Kyuhyun dengan sorot matanya yang begitu tajam.
“Cho Kyuhyun! Tolong jelaskan pada kami?” Siwon semakin tak mengerti.
Shut up!!! Enaugh, please~” Kyuhyun menutup telinga. Wajahnya terlihat sangat frustasi diterjang oleh pertanyaan-pertanyaan itu “Aku ingin menikahimu, mengapa kau bersikap semenyebalkan itu?”
Kyuhyun menatap Yoon Hee kesal. Tatapannya kini beralih pada Siwon dan Hyukjae.
“Kalian masih tak bisa mengenali gadis ini??” Kyuhyun menunjuk wajah Yoon Hee.
Siwon dan Hyukjae kini menatap Yoon Hee. Mengawasi gadis itu.
“Singkirkan tatapan itu” Yoon Hee berkata dengan sangat sinis.
Kedua pemuda itu terkejut melihat ekspresi itu. Tenang dan sangat datar.
“Im Yoon Hee???” pekik Hyukjae dan Siwon bersamaan. Yoon Hee menyunggingkan senyuman yang sangat tipis di ujung bibirnya.
Ekspresi yang hanya dimiliki oleh Yoon Hee.
Impossible” Siwon hampir tak berkedip.
“Ada apa? Kau seperti baru melihat hantu?” Yoon Hee terlihat sangat tenang.
“Tak salah lagi” Hyukjae berdecak “Noonim” ia menatap tak percaya pada Yoon Hee.
~~~
“Benarkah begitu?” Hyukjae syok mendengar kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh Yoon Hee.
“Kau memang hebat” Siwon berdesis, mengingat apa yang telah mereka alami sejak kepergian Yoon Hee.
“Noonim—mengapa tak mengabari kami jika kau masih hidup?”
“Bodoh.. aku hidup sebagai orang lain, bagaimana mungkin aku mengatakan itu jika Im Yoon Hee dinyatakan meninggal? Lagipula itu adalah sebuah misi yang sangat rahasia, bahkan Ibuku sendiri tak mengetahui itu”
“Kau berakting dengan sangat hebat. Bersikap setenang itu ketika bertemu kami di Colmar,, kau bahkan membuat kami sangat yakin Flo dan Yoon Hee adalah orang yang berbeda” ujar Siwon.
“Noonim—apa kau tahu seperti apa Kyuhyun ketika kau meninggal?” Hyukjae mendesis sadis “Jika kami tak selalu berada di sisinya, dia pasti sudah berakhir di rumah sakit jiwa” bisik Hyukjae pelan.
“Lee Hyukjae!!” hardik Kyuhyun. Ia terlihat sangat sebal “Kau harus membayar semua penderitaanku” tatapan Kyuhyun tertuju pada Yoon Hee.
“Baiklah” jawab Yoon Hee santai.
“Dengan menikahiku” Kyuhyun tersenyum jahil.
“Apa katamu????” Yoon Hee terkejut. Siwon dan Hyukjae menunjukkan reaksi yang sama.
“Otakmu perlu diperbaiki” sikap Yoon Hee mulai menenang.
“Itu karena kau—maka kau yang harus memperbaikinya” senyum Kyuhyun kian mengembang
I’ll do that” ujar Yoon Hee
Good girl” Kyuhyun menatap Yoon Hee “Kau boleh melakukan beberapa perbaikan kecil—sekarang!” Kyuhyun memajukan wajahnya mendekati Yoon Hee.
Yoon Hee ikut memajukan wajahnya. Kedua orang itu saling bertatapan.
“Matamu sedikit juling—biar dokter yang melakukan perbaikan” Yoon Hee kembali menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
“Haishh!!” Kyuhyun menggeram kesal “Im Yoon Hee—apa kau tak mengerti?” Kyuhyun tersenyum “Kau sudah berjanji akan melakukan perbaikan terhadap diriku yang kacau balau karenamu jadi, kau boleh memulainya dengan di sini” Kyuhyun menunjuk bibirnya.
“Astaga Cho Kyuhyun!!” Hyukjae terkejut “Apa yang terjadi dengan bibirmu? Kau sariawan?”
Yoon Hee memandangi Kyuhyun.
Kiss me, now!!” Kyuhyun menyeringai.
Ia membuat Siwon dan Hyukjae sukses terkesiap memandanginya.
“Ehm,, permintaanmu terdengar mengerikan” ujar Siwon, ia berdehem pelan.
“Jangan berpikir yang aneh,, maksud Siwon—kalian boleh melakukan apapun tapi jangan di depan kami” ujar Hyukjae
Yoon Hee tak berkutik, ia terus menatap Kyuhyun dengan sorot matanya yang tajam. Kyuhyun memamerkan seringaian khasnya. Yoon Hee menarik nafas tenang, gadis itu memajukan kepalanya. Bibirnya langsung menangkap bibir Kyuhyun. Kyuhyun terkejut, ia pasti tak mengira jika niatnya menggoda Yoon Hee berakhir seperti ini.
How about now??” Yoon Hee mengakhiri ciuman itu dan menatap Kyuhyun yang wajahnya masih sedikit menegang.
Pemuda itu terdiam. Menatap Yoon Hee dan senyuman kembali mengembang di bibir Kyuhyun.
“Aku butuh lebih banyak lagi” ujar Kyuhyun. Ia merengkuh wajah Yoon Hee dengan kedua tangannya, menarik wajah gadis itu dan langsung mengecup bibir Yoon Hee. Kyuhyun mengulum bibir Yoon Hee dengan lembut, matanya terpejam. Yoon Hee ikut memejamkan matanya dan membalas ciuman Kyuhyun.
“Aish, entah apa yang ada di pikiran dua orang ini?” decak Hyukjae, ia memandangi Kyuhyun dan Yoon Hee yang sepertinya tak memperdulikan keberadaannya dan juga Siwon “Bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Apakah sebaiknya aku memanggil Ji An? Kau juga Siwon—panggil saja Mio ke sini, setidaknya kita bisa melakukan aksi ciuman masal” pemuda itu bergumam asal-asalan.
“Ehm…” Siwon berdehem. Ia tersenyum melihat tingkah sahabat-sahabatnya itu.
~.oOo.~
“Somalia?” Yoon Hee menatap atasannya. Meskipun terkejut, ia tak menunjukkan ekspresi itu
“Perang saudara Somalia, konflik ini sudah terjadi selama bertahun-tahun dan berlangsung hingga kini. Peningkatan kekerasan dan situasi yang kacau menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan dan aksi anarkisme yang menyebar dengan pesat”
“Krisis yang terjadi di Somalia karena perebutan kekuasaan oleh pihak-pihak yang saling berseberangan. Akibat dari konflik yang berkepanjangan, rakyat harus mengalami penderitaan, kelaparan, penyebaran wabah penyakit, serta munculnya arus pengungsian” ujar Yoon Hee menanggapi perkataan atasannya “Hanya saja—aku masih tak mengerti, Jenderal mengapa anda memintaku ke Somalia?”
“Menanggapi konflik Somalia, dewan keamanan PBB akhirnya mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa keadaan di Somalia menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan nasional dan perdamaian dunia” ujar sang Jenderal “Korea Selatan akan mengirimkan pasukan perdamaian yang bertugas untuk membantu korban-korban kemanusiaan,, kita harus berperan serta dalam menjaga stabilitas perdamaian dunia”
~~~
Yoon Hee berjalan menyusuri koridor Mabes Angkatan Darat, ia lalu masuk ke dalam ruangannya. Duduk bersandar pada kursinya. Matanya terlihat menerawang jauh.
Handphone yang bergetar di atas meja membuat lamunan Yoon Hee buyar. Ia tersenyum ketika melihat nama Kyuhyun muncul di layar handphonenya.
“Ini aku” jawab Yoon Hee.
Suaramu terdengar tak bersemangat. Kau sakit?” Tanya Kyuhyun.
“Aku baik-baik saja” jawab Yoon Hee.
Aku ingin mengajakmu makan siang, lebih tepatnya—dua orang bodoh itu begitu bersemangat memintaku untuk mengajakmu tapi Jung Soo mengacaukan rencana kami” ujar Kyuhyun.
Yoon Hee tersenyum, Kyuhyun tak berbeda jauh dengannya—orang-orang dengan pekerjaan seperti mereka harus siap kapan saja ketika tugas memanggil.
Bagaimana dengan malam ini?” Tanya Kyuhyun
“Ada apa?”
Dinner. Aku akan memberitahumu tempatnya dan kau harus datang. Ada yang ingin aku sampaikan padamu” ujar Kyuhyun
“Kyu—kau bisa mengatakannya sekarang”
Ah, tapi aku harus melihatmu” elak Kyuhyun “Kau harus datang atau seumur hidupmu, kau akan menyesalinya” pemuda itu memberikan ancamannya.
“Baiklah” Yoon Hee mendesis “Lagipula, akupun ingin menyampaikan sesuatu padamu”
Benarkah? Apa itu?” Kyuhyun terdengar penasaran.
“Aku harus melihatmu dulu” Yoon Hee melempar kembali perkataan Kyuhyun, ia mengakhiri pembicaraan itu—membiarkan Kyuhyun mendesah kesal di seberang sana.
Yoon Hee kembali termenung.
~.oOo.~
Di sebuah toko perhiasan berkelas di Apgujeong, kawasan paling elit di Gangnam. Pelayan-pelayan wanita yang berpakaian rapi memberi hormat pada setiap pelanggan yang tampak dari style mereka berasal dari kelas atas.
Begitu pula ketika seorang pemuda tampan memasuki toko itu. Kedatangannya membuat wajah para pelayan itu merah merona. Kyuhyun melepaskan kaca mata hitam yang dikenakannya. Ia memandangi beragam perhiasan yang ada di etalase.
“Ya” Kyuhyun menjawab panggilan masuk ketika ia sibuk memilih cincin yang akan dibelinya.
Apa yang kau lakukan?” terdengar suara Hyukjae “Kau melupakan janji makan siang—aku dan Siwon sudah menunggumu
“Oh, sepertinya aku lupa memberitahu kalian bahwa aku membatalkan makan siang kita”
GoshKau membuat waktu kami tersita” Hyukjae sangat kesal “Baiklah kalau memang kau hanya ingin berdua dengan noonim
“Tidak. Sudah kukatakan, makan siang dibatalkan—termasuk dengan Yoon Hee”
Cho Kyuhyun! Apa yang kau pikirkan? Dimana kau sekarang?
“Apgujeong. Aku punya sesuatu yang lebih penting dibandingkan lunch,, sesuatu yang akan merubah masa depanku” Kyuhyun tersenyum “God. Mengapa harga perhiasan di tempat ini selangit? Hyukjae—kuharap kau akan memberikan potongan harga pada sahabatmu ini” ia terkekeh.
Apgujeong? Perhiasan?” Hyukjae sedang mengira-ngira “Jangan katakan jika kau…
“Hanya saja jika kukatakan pada para pelayan, bahwa aku adalah sahabat baik pemilik toko ini—apakah mungkin mereka akan percaya?”
Wait a minute..” Hyukjae sedang mengatur nafasnya “Kau akan melamar Yoon Hee?” pekik Hyukjae.
“Sepertinya tidak ada yang salah dengan mitos buket bunga itu” ujar Kyuhyun.
Benarkah? Kabar baik” Siwon berbicara setelah merampas handphone Hyukjae.
“Ah, Siwon..aku juga meminta bantuanmu. Bisakah kau berikan potongan harga untuk reservasi atas namaku malam ini di restaurant mewahmu” kata Kyuhyun “Bukankah aku harus memberdayakan semua yang ada disekitarku?” Kyuhyun tertawa lepas.
“Ada apa dengan otakmu? Kau terlalu sering bergaul dengan Jung Soo hyung—mendadak begitu perhitungan” desah Siwon “Cara berbicaramu seolah kau bukan apa-apa. Lalu kau kemanakan resort di Pulau Jeju dan perusahaan elektronik itu?” goda Siwon.
“Itu bukan milikku tapi kedua orang tuaku. Aku hanyalah seorang pegawai biasa dengan gaji yang minim—tak sebanding dengan kalian” tawa Kyuhyun terdengar nyaring “Sudahlah, tak penting membahas masalah financial seperti ini. Kalian berbaik hatilah padaku, oke?”
Tanpa menunggu jawaban dari Siwon ataupun Hyukjae, Kyuhyun segera mematikan handphone. Ia kembali menelusuri etalase dan menunjuk sebuah cincin yang dirasanya sesuai. Ia lalu menyerahkan kartu kreditnya pada pelayan.
“Maaf tuan, anda ingin dipotong untuk berapa kali pembayaran?” Tanya Pelayan dengan begitu santun.
“Tidak perlu. Dibayar lunas saja” jawab Kyuhyun ramah.
Perkataan Kyuhyun pada Siwon dan Hyukjae tentang potongan harga hanyalah alasan untuk memberitahu kedua sahabatnya itu bahwa ia akan melamar Yoon Hee karena seperti yang Siwon dan Hyukjae ketahui bahwa Kyuhyun sendiri bukan berasal dari kalangan biasa, ia bahkan tak memerlukan pertimbangan apapun untuk melunasi dalam sekali bayar untuk sebuah benda dengan harga yang sangat mahal.
~.oOo.~
Pukul tujuh malam waktu Seoul. Kyuhyun memandangi arloji di tangan kirinya. Wajah cerahnya terlihat jelas, ia berada di sebuah ruangan dalam bangunan restaurant mewah di pusat kota Seoul.
Pemuda itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dengan balutan kain berbahan beludru warna hitam dari dalam saku jas yang dia kenakan. Ketika kotak kecil itu dibuka, tampaklah sebuah cincin yang berkilau ketika ditempa oleh cahaya.
Ia menarik nafas panjang, senyum yang terkulum perlahan terlihat makin jelas. Matanya mengawasi tempat itu—meski banyak meja dalam ruangan yang dikhususkan bagi VVIP tapi tak satupun orang terlihat duduk di sana selain dirinya yang menempati sebuah meja. Ya, ruangan itu khusus dipesan oleh Kyuhyun untuk melamar Yoon Hee. Pemuda itu menikmati alunan musik yang terdengar lembut di telinga membuat suasana terasa kian menghangat.
Perhatian Kyuhyun teralih ketika seorang pelayan memasuki ruangan itu, ia mengantarkan Yoon Hee. Gadis itu tampak menawan dengan balutan dress selutut yang berwarna senada dengan warna kulitnya. Yoon Hee tersenyum dan senyumannya dibalas oleh Kyuhyun.
“Apakah hari ini kau berulang tahun?” Tanya Yoon Hee yang setelah sekian detik mengawasi suasana sekitarnya.
“Kau bercanda?” Kyuhyun tertawa, tak mungkin Yoon Hee tak mengingat kapan ia berulang tahun.
“Lalu untuk apa semua ini?”
“Menurutmu?” Pemuda itu balik bertanya “Kau akan mengetahuinya nanti” Kyuhyun tersenyum penuh arti.
“Baiklah, tapi kau tak perlu menatapku seperti itu” ujar Yoon Hee yang sadar jika Kyuhyun terus menatapinya.
“Aku ingin memandangimu sepuasnya” jawab Kyuhyun.
Selama delapan tahun, mereka melawati masa-masa yang sukar. Pertemuan seperti ini tak pernah terlintas sedikitpun dibenak Kyuhyun. Yoon Hee tersenyum tipis. Beberapa pelayan datang sambil mendorong troli, mereka meletakan hidangan mewah di atas meja.
Kedua orang itu langsung menikmati makanan pembuka yang disuguhkan paling awal. Pelayan-pelayan itu dengan sigap melayani mereka. Mengganti piring makanan pembuka dengan makanan utama dan terakhir adalah makanan penutup.
Kyuhyun tersenyum dan mengucapkan terima kasih untuk makan malam yang luar biasa itu kepada para pelayan sebelum pelayan-pelayan itu meninggalkan ruangan mereka.
“Bagaimana?” Tanya Kyuhyun, ia menuangkan wine di cawan Yoon Hee.
“Sangat menyenangkan” jawab Yoon Hee. Kedua orang itu bersulang. “Kyu, apa yang ingin kau katakan?” Tanya Yoon Hee.
Kyuhyun tersenyum.
“Bukankah ada yang ingin kau sampaikan padaku?” Yoon Hee kembali bertanya.
“Tentu saja. Lalu bagaimana denganmu?”
“Aku?”
“Ya. Terakhir kali, kau mengatakan bahwa kau juga memiliki sesuatu untuk dikatakan padaku”
“Ah, itu” Yoon Hee tersenyum tipis, ia terdiam “Katakan padaku” Yoon Hee menepis lamunannya.
“Aku ingin mendengarmu lebih dahulu” ujar Kyuhyun “Lady first” katanya lagi.
Yoon Hee tersenyum, ekspresinya terlihat ragu. Ia memikirkan tentang tugas barunya.
“Yoon Hee!” panggilan Kyuhyun menyadarkan Yoon Hee “Ada apa? Kau terlihat tak nyaman. Ah, aku lupa jika kau tak terbiasa dengan tempat seperti ini. Apakah sebaiknya kita mencari tempat yang lebih santai? Bagaimana dengan sungai Han?” tawar Kyuhyun.
“Tidak. Tidak apa-apa” jawab Yoon Hee. Gadis itu menarik nafas panjang “Kyu. Lima hari lagi, aku akan diberangkatkan untuk tugas yang baru” ujar Yoon Hee.
Senyuman Kyuhyun sedikit memudar.
“Somalia” Kata Yoon Hee “Korea Selatan mengirimkan pasukan perdamaian ke Somalia. Kami akan bertugas untuk membantu penduduk yang menderita akibat perang berkepanjangan di sana. Lima hari dari sekarang, kami sudah harus tiba di Mogadishu”
Kyuhyun bungkam. Raut wajahnya berubah drastis mendengar penuturan Yoon Hee.
“Jadi, yang ingin kau katakan padaku adalah hal ini?” Tanya Kyuhyun dengan suara yang terdengar kaku.
“Ya” Yoon Hee tersenyum tipis “Ini memang terlalu cepat, aku bahkan baru beberapa waktu yang lalu menerima identitas asliku setelah tugas itu tapi..” Yoon Hee tak dapat meneruskan perkataannya.
“Tak apa-apa” Kyuhyun tersenyum. Ia meraih jemari Yoon Hee “Bukankah itu adalah tugasmu? Pada awalnya mungkin aku tak akan mengerti, melihat Ayahku dan semua keluargaku yang hidup dengan dikelilingi oleh pengamanan super ketat—aku membenci hal itu, tapi aku banyak berpikir setelah bertemu denganmu beberapa tahun lalu, ditambah lagi setelah aku harus kehilanganmu dalam waktu yang sangat lama. Lalu aku berhasil memahami semuanya setelah bergabung bersama NIS, kau benar, semua yang kau katakan benar—aku tak akan pernah mengerti jika aku tak merasakan apa yang kau lakukan. Aku melakukan pekerjaanku dengan sungguh-sungguh dan kini aku sangat memahami semuanya”
“Kyuhyun”
“Aku dan kau. Pekerjaan kita tak banyak berbeda. Kita tak bisa seenaknya hidup sesuai dengan keinginan kita”
“Tak apakah?” Tanya Yoon Hee, ia sendiri merasa berat untuk berpisah dengan Kyuhyun—setidaknya untuk saat ini.
“Bahkan jika aku masih ingin menahanmu untuk tetap di sisiku, kau harus menolaknya dengan tegas. Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, itulah tugas kita. Satu atau dua tahun berpisah bukanlah masalah, aku akan menunggumu—lagipula, aku berhasil melewati delapan tahun terberat dalam hidupku” Kyuhyun tersenyum, ia berusaha meyakinkan Yoon Hee meskipun ia sendiri merasa berat untuk berpisah dengan gadis itu.
“Terima kasih” Yoon Hee membalas senyuman hangat Kyuhyun “Lalu, apa yang ingin kau katakan padaku?”
Pertanyaan Yoon Hee cukup merubah ekspresi Kyuhyun.
“Kau sangat cantik malam ini” jawab Kyuhyun. Alis Yoon Hee berkerut “Aku sengaja menyiapkan makan malam istimewa ini karena aku yakin kau pasti akan datang dengan dandanan yang menawan—keinginanku terkabul” Kyuhyun menyembunyikan maksud sebenarnya dari makan malam itu.
“Benarkah?” Yoon Hee sama sekali tak yakin dengan perkataan Kyuhyun.
“Mengapa gadis ini tak pernah percaya pada ucapanku?” Kyuhyun mendesah kesal dan langsung disambut oleh tawa renyah Yoon Hee.
Kyuhyun tersenyum, ia merasa telah berhasil menghilangkan kegelisahan di hati Yoon Hee meskipun ia harus mengabaikan perasaannya sendiri. Kedua orang itu saling berpandangan dan tertawa bersama-sama.
 
~to be continue~

No comments :

Post a Comment