FF “And I Love You” Part 16 [Ye-Ra Couple]
Author : Kim Yeon Young (@DeanClouds)
Cast : Kim Jongwoon, Kim Yura
Support Cast : Kangin, Lee Hyukjae, Key, Kim’s Family and other….
Genre : Romance, Friendship, Comedy (?)
Ratting : PG-16
Ps : Banyak Typo… Itu pastiiii ^^~~ *kebiasaan buruk dan tidak perlu dicontoh -_____-”
Adegan Kisseu?? Masih ada sepertinya… dan yang tidak suka, mending tidak usah membaca!!!! Okey..
Adegan Kisseu?? Masih ada sepertinya… dan yang tidak suka, mending tidak usah membaca!!!! Okey..
Okelah!! mungkin sedikit membosankan.. jadi harap makhlum yaaaa…
Happy Reading………
“Merindukanmu aku benci hal ini..Kim Jongwoon, karena kau selalu seperti itu setiap hari. Tidakbisakah kau membuat aku tidak merindukanmu” –KimYura
“Tidak ada kata-kata untukku membuktikan aku merindukanmu.. Dekapan erat serta pelukan hangat dariku …sudah membuktikan itu.. Jeongmal Boghosipoyo” – Kim Jongwoon
AuthorPOV
Yura tengah duduk menatap pemandangan didepannya. Duduk dikursi kayu yang memang tempat favoritnya jika ia datang kesini. Menghabiskan waktu sore harinya. Bukit ini dulu pertama ia bertemu dengan Jongwoon saat baru datang dari Paris.
Tangannya kemudian membuka kertas, hasil periksanya tadi dirumah sakit. Tak pelak kemudian ia meneteskan air matanya. Teringat akan apa kata dokter tadi membuatnya kembali sakit. Sungguh ia tidak mengharapkan itu terjadi padanya.
“Jongwoon oppa.. mianhaee..” kata Yura sendiri sambil meneteskan air matanya kembali.
“Aku tidak akan bisa memberikanmu bayi…. bayi yang seperti kita harapkan..” tangisnya kembali pecah saat ia mengingat bercandaan dengan Jongwoon tentang dia hamil dan mempunyai bayi diperutnya.
Yura kemudian mengusap pelan perutnya. Ia tidak tahu harus mengadu dimana?? semua orang pasti menginginkan keturunan, tapi ia sudah tidak bisa lagi memberikan itu.
“Kenapa baru sekarang…… kenapa!!!kalau begini, untuk apa aku hidupppp………!!” pekik Yura frustasi. Disaat ia besok akan menikah dan sekarang ia baru tahu hasil pemeriksaan kandungan. Ternyata….. hasilnya tidak sesuai harapan.
Bagimana kalau ia membatalkan pernikahannya? Tapi tidak mungkin, ini akan lebih menyakiti Jongwoon. Dulu ia sudah pernah gagal saat akan menikah, apakah akan terjadi lagi kegagalan yang sama. Yura mengurungkan niatnya, tapi kalau diteruskan bukankah tambah menyakitkan??
“Haassshh!!! kau disini rupanya..”
Yura tersentak ketika mendengar suara yang paling ia kenal. Dengan buru-buru ia mengusap air matanya. Yura tidak mau Jongwoon tahu hasil pemeriksaan kesehatannya.
Jongwoon kemudian duduk disamping Yura dengan mengacak ujung kepala gadis ini. Jongwoon memeringkan sedikit wajahnya, melihat Yura yang memalingkan wajah ia sedikit curiga. Kenapa gadis ini.
“Kau?? kau kenapa Yura-ya??” tanya Jongwoon. Yura belum menoleh, tangannya kuat meremas kertas yang ada ditangannya.
“Anniya..” jawab Yura sambil menggelengkan kepalanya.
“Godjimal…” Jongwoon tidak percaya dengan apa kata Yura. Ditariknya wajah Yura hingga ia dapat melihat dengan jelas wajah gadisnya ini. Tampak jelas raut kesedihan diwajah cantiknya. Sedikit pucat dan ada sisa air mata dipipinya.
“Yura-ya.. kau kenapa hum?” tanya Jongwoon menatap wajah Yura dengan seksama dan juga cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada Yura.
“Anniyaa.. aku hanya bahagia sebentar lagi kita akan menikah…” jawab Yura berbohong.
Jongwoon sepertinya kurang yakin dengan jawaban Yura. Ia tahu persis gelagat Yura. Gadis ini tidak bisa berbohong padanya.
“mwo? Kau yakin hanya itu..?” kata Jongwoon memastikan. Yura kemudian menghela nafas berat seperti ada yang ingin ia katakan.
“Jongwoon oppa…”
“mwo?”
“Bagaimana kalau aku tidak bisa membuatmu bahagia?” tanya Yura pada Jongwoon. Jongwoon semakin tidak tahu dengan apa yang terjadi padanya kini. Kenapa Yura bertanya seperti itu.
“Kau sangat menginginkan aegy bukan?”
“Ne…?? Yaaa.. apa maksudmu. Kau kenapa Yura-ya?” jawab Jongwoon cemas. Yura semakin sadar bahwa ia tidak akan bisa membahagiakan pria didepannya ini. Ia yakin, pasti semua akan kecewa dengannya.
“Alasan kau tidak mau menikahi Hyena adalah dia tidak mau mempunyai anak, bukan begitu?” tanya Yura lagi. Jongwoon mengernyitkan dahinya. Memang benar itulah alasan Jongwoon, tapi mengapa Yura mengungkit masalah ini lagi?
“Jongwoon oppa..”
“Ne.. memang begitu. Tapi kenapa kau-”
“Jadi kalau aku tidak bisa memberikanmu aegy, kau juga tidak bisa menikah denganku bukan?” tanya Yura lagi. Tatapan mata Yura dan Jongwoon sama-sama beradu. Jongwoon tidak mengerti Yura kali ini.
“Yura-ya, kau ini kenapa?” Jongwoon semakin bingung dan ia tidak tahu lagi mau berbuat apa untuk menjawab pertanyaan gila dari Yura ini.
“Sudahlah, tanpa kau menjawab aku sudah tahu jawabannya” kata Yura seakan tahu apa yang ada dipikiran Jongwoon. Jongwoon menghela nafas berat dan menatap wajah Yura dengan intens.
“Yaa.. jelaskan padaku. Kau ini kenapa?”
Yura seakan enggan menjawab kemudian ia berdiri dengan seketika tangan Jongwoon meraih tangannya.
“Kau mau kemana? Jelaskan dulu padaku!!” Jongwoon seakan tidak bisa mengontrol emosinya. Tangannya kuat mencengkeram tangan Yura. Yura menatap Jongwoon dengan matanya yang memerah dan akan mengeluarkan air matanya.
“Lepaskan!!” seketika Yura berhasil lolos dari cengkeraman tangan Jongwoon dan seketika itu kertas hasil pemeriksaannya juga lepas.
Mata Jongwoon kini menatap apa yang telah jatuh dibawahnya. Yura sedikit tersentak saat Jongwoon memungutnya.
“Ige..” Jongwoon mengernyitkan alisnya saat melihat tulisan didalam kertas ini. Kemudian raut wajahnya berubah seketika.
“Yura-ya ini…hasil laboratorium saat kau periksa?” Jongwoon ragu saat menanyakan ini pada Yura. Yura tidak kuasa menahan tubuhnya.
“Yura-ya!!!” panggil Jongwoon saat Yura pergi dari hadapannya. Gadis itu tengah berlari sambil menahan air matanya.
Jongwoon tahu apa karena ini Yura berkata tidak jelas seperti tadi. Apakah penyakit yang sebenarnya yura derita hingga ia seperti itu. Jongwoon terus mengejar Yura yang berlari menjauh darinya. Jongwoon berteriak memanggil nama Yura, tapi Yura seolah mengabaikan panggilan Jongwoon.
“Yura-ya….!!” panggil Jongwoon sekali lagi.
Yura ingin sekali menjauh dari Jongwoon, ia tidak melihat keadaan disekitarnya. Saat tidak diduga. Yura menyebrang jalan dan kejadian yang tidak diinginkan sepertinya akan terjadi. Sebuah mobil barang yang berukuran sedang melaju dengan cepat.
Dan…..
“Yura-ya!!!!!!!.” Jongwoon berteriak saat melihat kejadian didepannya itu.
Braakkkkkkkkkkkkkkkkkk!!
Jongwoon segera berlari mengampiri dimana tubuh Yura terpental jauh dan terseret beberapa meter karena hantaman mobil itu. Darah segar mengalir ditubuhnya.
“Yura…Yura…Tidakkkkkkk!!! Tidakkkkkk!! Bangunn.. bangunnn Yuraa-yaa..” Jongwoon berteriak kencang sambil mendekap tubuh Yura. Ia seperti frustasi dengan keadaan Yura sekarang.
“Yuraa………!!!!!!” tangis Jongwoon pecah seketika saat melihat Yura tengah terkapar dengan luka dimana-mana dan darah mengucur dari kepalanya.
=========0000==========
“Hossshhhhhhh…..!!!!” keringat dingin membanjiri tubuh Jongwoon seketika. Ia mengatur nafasnya yang sedikit terengah seperti seoarang yang habis berlari.
Kemudian ia menatap sekelilingnya. Mimpi!! apa semua ini mimpi….begitulah pemikiran Jongwoon kali ini. Terbangun tengah malam hanya karena sebuah mimpi buruk. Apa karena ia terlalu memikirkan gadis yang belakangan ini memang tidak bertemu dengannya??
“Yuraaa!! Aigoo….” gumam Jongwoon pelan. Ia melihat jam dikamarnya, sudah lewat jam 12 malam. Tapi keinginannya untuk bertemu dengan gadis dimimpinya semakin kuat. Yang dirasakannya adalah ia merasa sangat kehilangan Yura dimimpinya itu.
__oOo__
Sementara itu, Gadis yang tengah menatap layar datarnya kadang tersenyum sendiri dan kadang malah merengut. Bisa dibilang seperti orang gila. Bagaimana tidak, wajahnya sangat kacau. Bahkan ia belum bisa tidur sama sekali. Entahlah. Pikiran apa yang menyelimutinya kali ini. Yang pasti ia betah melihat foto Jongwoon yang ia simpan rapi didalam laptopnya.
Berulangkali juga ia melihat ponselnya, tidak ada chat, pesan, dan telepon dari Jongwoon. Ingin rasanya Yura menendang Jongwoon jika mengingat akhir-akhir ini dia sibuk mengurusi semua urusan termasuk pernikahan mereka tanpa mengabarinya.
“Isshhhh!! pasti dia sekarang sedang tidur berpelukan dengan kkoming” gerutu Yura dengan wajah kesal. Sedetik kemudian wajahnya berubah lagi, seperti akan menangis.
“Yaaa… Kim Jongwoon!! apa benar besok kau akan menikahiku??!!” katanya sendiri. Yang Yura rasa sebenarnya kerinduan pada Jongwoon yang begitu besar. Walau sikapnya ini seperti anak kecil dan belum bisa berubah adakalanya ia malah terlihat lebih dewasa.
Tiba-tiba ponsel Yura bergetar.
“Mwo!!?” Yura terkejut saat ada pesan dari Jongwoon. Sedikit tersenyum tapi ada rasa kesal dihatinya.
‘Kau dimana?’
“Cihhh.. dasar makhluk aneh.. setidaknya tanya keadaanku. Argghh!” Yura kesal pada Jongwoon, tapi dia akhirnya juga akan membalas pesannya. Sebenarnya ia enggan membalas karena ingin membaut pria ini kesal juga. Tapi memang ia tidak tega… -________-”
Sebelum membalas pesan dari Jongwoon, ponselnya kembali bergetar. Wajah Yura terlihat sedikit gugup ketika melihat layar touchscreen-nya itu muncul foto Jongwoon.
“Yaakk.. kenapa dia malah menelpon… Aigoo~” Yura mengatur nafasnya sebelum menjawab telepon dari Jongwoon.
“Yoboseyo….” jawab Yura pelan dengan nada yang ia buat sangat malas. Sebenarnya ia gugup.
“Yaaa!! kau dimana?” tanya Jongwoon dengan nada sedikit ketus karena Yura tidak juga membalas pesannya tadi.
“Aku sedang keluar…” jawab Yura berbohong.
“Bohong!!” Yura terkejut saat Jongwoon menjawabnya, kemudian mengatur nafasnya agar ia seolah ada diluar rumah.
“Ini sudah malam kenapa kau belum tidur…lampu kamarmu bahkan masih menyala!!”
Yura terkejut seketika saat Jongwoon berkata seolah ia ada didepan rumahnya. Yura berpikir sejenak, kemudian membuak jendela kamarnya.
“Bodoh cepat keluar!!!” kata Jongwoon lagi sebelum Yura protes dengannya. Yura mengercutkan bibirnya dan ia menuruti apa kata Jongwoon.
“Aish!! kau dimana?” tanya Yura kesal selalu saja Jongwoon menyebutkan ia bodoh.
__oOo__
Yura memakai mantelnya untuk keluar rumah, yang memang udara di luar sangat dingin karena sudah memasuki musim gugur. Dilihatnya rumahnya tampak sepi. Pasti beruang kutub dan Appanya sudah tidur pikirnya. Karena sedari tadi dua makhluk itu selalu ramai, Appa-nya dan juga Kangin mengurusi keluarga yang datang dari luar kota. Hanya saja menginapnya dihotel jadi suasana rumah memang sepi.
“Yaaa, sepertinya aman” gumam Yura kemudian ia berhasil keluar dari rumah. Ia tidak sadar Kangin tersenyum dengan smirknya melihat ia keluar dari rumah.
“Jongwoon apa Yura yang tidak bisa menahan rindu? Tsskk!” gumam Kangin menggelengkan kepalanya.
Sementara itu Yura dengan terus menggerutu sambil berjalan menuju tempat yang dimaksud oleh Jongwoon. Aneh, kenapa Jongwoon tahu lampu kamarnya menyala dan ia belum tidur. Apa Jongwoon punya indra ke-enam? Ahh ia lupa, Jongwoon-kan misterius. -______-
Dihatinya sudah banyak sekali makian untuk Jongwoon saat ia melihat Jongwoon yang berdiri memang tak jauh didepan rumahnya. Jongwoon sengaja tidak masuk kerumah Yura karena sudah malam, takutnya mengganggu istirahat Appa-nya Yura dan juga Kangin.
Jongwoon menatap gadis yang berjalan didepannya dengan sangat malas. Tampak raut kekesalan diwajahnya. Jongwoon masih berdiri ditempatnya dengan bersandar dimobilnya, Yura dia menatap Jongwoon dengan penuh pertanyaan di benaknya. Apakah dia sakit? Ataukan salah makan hingga menyebabkan ia datang malam-malam menemuinya??
Yura berjalan semakin mendekat kearah Jongwoon. Kemudian berhenti tepat didepan Jongwoon. Yang ia lakukan saat ini adalah menendang kaki Jongwoon, mencekik lehernya dan bahkan memukul kepala Jongwoon hingga ia sadar akan kesalahannya. Membiarkan Yura merindukannya itu merupakan kesalahan fatal menurutnya dibanding apapun.
“Untuk apa kesini malam-malam” tanya Yura terus menatap Jongwoon. Begitupun Jongwoon, ia juga menatap wajah Yura intens. Memastikan bahwa gadis-nya ini baik-baik saja. Benar ini Yura, gadis yang ia rindukan. Yura masih ada untuknya saat ini dan ia tidak ingin membiarkan gadis ini pergi lagi.
“Yaaa… Kim Jongwoon!!” Yura kesal karena Jongwoon hanya diam tidak membalasnya.
Greepppppppp………
Yura terkejut, tub*hnya menegang seketika dan matanya membelakah ketika Jongwoon berhasil memeluknya dengan satu tarikan. T*buh Yura kini ada dalam dekapan t*buh Jongwoon. Pria ini memeluknya dengan erat. Membenamkan dagunya dipundak Yura. Merasakan rindunya pada gadis ini.
Yura, dia belum bisa berkata lagi. Dia diam…Entah kenapa dia juga sama dengan Jongwoon. Yura bingung kenapa dengan Jongwoon. Memang dia sudah hafal sifatnya yang aneh, tapi ini kelihatannya anehnya berbeda -_______-”
Jongwoon memeluk Yura seakan Yura tidak boleh pergi dan ia tidak ingin kehilangan Yura. Pelukannya semakin erat dikala ia mengingat mimpinya. Suasana yang hening, membuat keduanya merasakan rindu masing-masing yang tersalurkan. Dinginnya malam sudah menjadi kehangatan tersendiri bagi Yura dan Jongwoon.
Merasa Jongwoon lama memeluknya, dan semakin erat saja, Yura merasa sesak, bahkan untuk bergerak saja sulit.
“Yaa.. Jongwoon-ah kau mau membunuhku..” protes Yura dan ingin melepas pelukan dari Jongwoon. Jongwoon tidak menjawab. Yura berpikir, kenapa pria ini begitu manja?
“Diamlah… “ kata Jongwoon. Singkat, namun bisa membuat Yura berhenti bergerak. Entahlah Yura seakan terhipnotis menurut apa kata Jongwoon.
“Nae… jeongmal boghosipoyoo..jeongmal boghosipoyo” kata Jongwoon pelan namun terdengar jelas ditelinga Yura.
Wajah gadis ini bisa dipastikan memerah saat ini. Ternyata yang ia rasakan selama berhari-hari Jongwoon juga merasakannya. Yura belum menjawab, ia sibuk mengambil oksigen disekitarnya untuk menenangkan syarafnya yang sedang tegang karena kata-kata Jongwoon.
“Mianhae……” kata Jongwoon lagi dan membuat Yura sedikit bingung. Jongwoon malam ini benar-benar membuatnya bingung dengan sikapnya.
“Mwo?” tanya Yura bingung.
“Kau jangan pernah berpikiran untuk pergi dariku, apapun yang terjadi, kau tidak boleh pergi dariku Yura-ya” kata Jongwoon masih memeluk Yura dan mengabaikan apa pertanyaan Yura. Gadis ini semakin tidak mengerti dengan namja yang membuatnya gila ini, tapi kemudian seulas senyum simpul menghiasi wajahnya.
Yura belum menjawab, ia diam dan lebih menikmati aroma tubuh pria yang ia rindukan. Aroma yang menenangkan dan membuatnya selalu ingat akan pria ini. Jongwoon mengendurkan pelukannya dan melihat Yura masih betah memeluknya. Jongwoon kemudian menarik wajah Yura agar mendongak dan menatapnya.
“Kau tidak menjawabnya?” tanya Jongwoon. Yura mengercutkan bibirnya dan menatap Jongwoon kesal.
“kau tidak menanyakan apa kau baik-baik saja? Apa aku masih bisa datang untuk menikah besok, huh!? Kau malah membuatku bingung dengan kelakuan dan kata-katamu” jawab Yura merengut membuat wajahnya terlihat menggemaskan dimata Jongwoon.
“Akukan sudah minta maaf dan aku juga sudah rela datang malam-malam begini, kau kira untuk apa huh! Bodoh!?” kata Jongwoon dan menyentilkan jarinya didahi Yura.
“Aish kau ini banyak sekali alasanmu…” Yura mencibir Jongwoon. Tanpa Yura berpikir ulang, ia sudah tahu maksud Jongwoon kesini.
Keduanya diam dan dalam pelukan masing-masing. Jongwoon masih betah menatap wajah gadis didepannya ini, padahal besok mereka juga bertemu dialtar. Namun rasa rindu mereka mengalahkan segalanya.
Puas menatap detail wajah Yura yang membuatnya selalu merindukannya. Jongwoon mengusap pipi gadis ini. Sontak membuat Yura mengeluarkan semburat merah muda dipipinya.
“Kau tahu.. kenapa aku begini?”
“Eumm.. kau pasti sangat menyesal mengabaikanku berhari-hari ne?” jawab Yura dengan percaya diri sekali. Jongwoon terkekeh pelan saat mendengar gadisnya ini menjawab dengan jawaban tepat sekali.
“Yaa kau malah tertawa”
“Anniya!! aku hanya bisa menyimpulkan satu hal sekarang” jawab Jongwoon dengan sedikit menggoda menatap Yura.
“mwo?” tanya Yura penasaran. Jongwoon mencondongkan wajahnya sehingga Yura otomatis memundurkan wajahnya.
“Kau juga sangat merindukanku” jawab Jongwoon yang disambut diam oleh Yura. Gadis ini tidak memungkiri kalau ia memang merindukan pria didepannya ini, pria yang mampu membuatnya berhenti bernafas karena tatapannya yang sangat mendalam hingga membuat jantungnya berdebar hebat.
Jongwoon tahu benar gadis ini merindukannya. Ia tidak berniat untuk menggoda seperti yang ia lakukan setiap Yura merasa malu. Jongwoon melepas pelukannya dan mengusap puncak kepala Yura.
“Sudah malam. Pulanglah.. besok kita bertemu dialtar” kata Jongwoon pada Yura. Yura menghela nafas beratnya. Walau hanya bertemu sebentar tapi ini sudah cukup mengobati rasa rindunya.
“Eumm” jawab Yura malas. Dengan berat hati Yura mulai berjalan meninggalkan Jongwoon. Udara dingin membuat Yura mengeratkan tangannya ditubuhnya dengan mantelnya.
“Yura-yaa..” panggil Jongwoon. Gadis ini menoleh kebelakang. Dengan terkejut ia menatap Jongwoon yang ada dibelakangnya kini. Sejak kapan pria ini mengikutinya berjalan.
“Mwo?”
Tangan Jongwoon menarik tengkuk gadis ini hingga ia bisa menempelkan b*birnya tepat diatas b*bir Yura. Memejamkan matanya hanya untuk m*lumat dan menjelahi setiap inchi permukaan b*bir gadis yang ia rindukan. Sapuan lembut b*bir dalam c*uman Jongwoon membuat Yura ikut memejamkan mata dan mulai membalas dengan l*matan lembut dari b*birnya juga. Udara dingin menerpa kulit mereka seakan tidak terasa berarti untuk menghentikan mereka merasakan kerinduan yang sangat amat dalam. Tangan Jongwoon mengusap pelan tengkuk Yura agar semakin dekat wajahnya dan tidak menjauh dari jangkauannya serta pelukan ditubuhnya membuat mereka benar-benar dekat. Membuat suasana menjadi hangat seketika.
Tidak dipungkiri bahwa Yura juga tidak menolak ciuman dan pelukan Jongwoon kali ini, ia tidak bisa menolaknya. Setiap perlakuan Jongwoon padanya seakan menjadikan ia selalu mengikuti apa mau pria ini. Sialnya ia juga sangat menginginkannya. Terdengar seperti gadis murahan, Yura tidak peduli. Yang ia rasa Jongwoon juga merasakannya itu sudah cukup.
__oOo__
2 Oktober 2012………..
Suasana hening terlihat didalam gereja yang kini sudah dipenuhi oleh sanak saudara dan teman dekat dari keduanya. Jongwoon telah berdiri didepan pendeta yang akan mempersatukan pernikahan-nya dengan gadis yang paling ia inginkan untuk berada disisinya sepanjang waktu.
Key, putra semata wayangnya telah siap dengan balutan Tuxedo putih membuatnya terlihat tampan. Tidak berhentinya ia menatap kearah pintu, berharap pengantin wanitanya segera datang.
“Dad,Mom…Key akan punya Eomma lagii ne?” bisik Key pada kedua orang tuanya. Heechul dan Soohe-pun mengangguk dengan senyuman diwajah mereka.
“sssttt…..Kau juga harus minta adik lagi ne, biar kau punya 2 adik lagi, ahh anniya. Key kau akan punya 3 adik lagi” jawab Heechul membuat Key bingung. Bukannya adiknya ada 2, satu Michan dan satu yang ia kira masih didalam perut Yura. Lalu satunya??
Soohe terkekeh melihat ekspresi Key yang lucu. Walau mereka jarang bertemu tapi Key dan Soohe mempunyai hubungan kuat, ibu dan anak. Jadi Key juga merasakan kasih sayang Soohe sebagai ibu kandunganya.
“Mom akan melahirkan adik kecil lagi…” bisik Heechul pada Key. Membuat mata Key melotot seketika.
“Jinja!!!!!!!”
teriak Key terkejut dan sangat nyaring hingga membuat seluruh orang digereja ini menatapnya aneh. Termasuk Appa-nya, Jongwoon. Heechul hanya bisa tersenyum aneh kearah orang-orang yang menatapnya termasuk Jongwoon.
Sementara itu seorang gadis tampak menatap terus cermin didepannya. Tampak cantik dan sangat anggun dengan balutan kain putih yang menghiasi tubuh rampingnya. Berulangkali ia mengmbil oksigen sebanyak-banyaknya untuk menghilangkan kegugupannya.
“Kajja… sudah saatnya”
Suara panggilan untuknya, dan ia mendongak menatap Appanya yang tengah berdiri disampingnya. Entah percaya atau tidak Yura melihat ada raut kesedihan diwajah Appanya.
“Appa…” panggil Yura pelan. Appanya mengangguk seolah menandakan ia akan baik-baik saja.
“Jangan khawatir.. semua pasti berjalan dengan lancar” kata Tuan Kim menyemangati putri semata wayangnya ini.
“Appa… aku merindukan Eomma…” kata Yura pelan dan hendak menitikkan air mata. Appanya menangkup wajah putri-nya ini dan menatapnya.
“Ssssttt… Eomma pasti bahagia di Surga. Kau jangan khawatir ne?”
Yura mengangguk pelan. Dan berhasil menahan laju air matanya yang akan keluar dari pelupuk matanya. Ia tidak boleh menangis terlalu deras karena akan merusak make-upnya nanti.
“Appa.. maafkan aku. Selama menjadi putrimu aku belum bisa membuatmu bahagia. Maafkan aku” kata Yura menatap wajah Appanya. Dan ia merasa akan sangat merindukan sosok Appa-nya ini. Walau ia sering ditinggal keLuar Negeri atau keluar kota tapi rasanya kali ini lain. Yura sudah menjadi tanggung jawab laki-laki yang akan menikahi-nya nanti. Dan ia pasti akan jarang bertemu Appanya lagi.
“Kau bilang apa…tidak perlu minta maaf. Sekarang dan seterusnya kau tetap anak Appa. Appa bahagia kau menikah dengan laki-laki yang tepat. Tidak perlu hal lain lagi untuk membuat Appa bahagia. Melihat kau hidup dengan suamimu itu sudah cukup..”
“Appa…” Yura memeluk tubuh Appanya. Kemudian Tuan Kim membalas pelukan putrinya ini dengan lembut. Tidak dipungkiri bahkan pria setengah baya ini tidak bisa menahan air matanya. Ia terisak mengingat apa yang ia lalui dengan putrinya ini.
Merawat Yura saat masih kecil, saat Yura kehilangan Ibunya. Dan membuatnya sangat terpukul melihat anak-anaknya yang masih kecil sudah tidak bisa lagi melihat wajah ibunya.
“Appa menyayangimu…”
__oOo__
Baby every day you make –
stay by my side
For me, it’s only you more than anything else in the world –
I’m here with you alone
Say I do
Yes I do
I can’ t stop loving you
stay by my side
For me, it’s only you more than anything else in the world –
I’m here with you alone
Say I do
Yes I do
I can’ t stop loving you
Now I want to tell you
I love you forever
I love you forever
Jongwoon menatap gadis didepannya, Kim Yura. Gadis yang membuatnya susah payah hanya untuk berkata ‘aku mencintaimu‘. Sekarang berdiri didepannya dan sudah menjadi istrinya beberapa detik yang lalu .
Tidak dipungkiri ia sangat gugup melihat Yura yang begitu mempesonanya hingga ia hampir saja kehilangan kesadarannya. Entahlah yang pasti berulangkali ia menghirup udara sebanyak-banyaknya kedalam paru-parunya agar ia bisa mengendalikan dirinya. Setelah janji suci didepan Tuhan sudah diucapkan oleh keduanya. Dan semakin banyaknya suara yang meneriakinya agar segera mencium gadis yang sudah menjadi istrinya beberapa menit yang lalu.
Jongwoon mencondongkan wajahnya dan Yura terlihat agak gugup apalagi Jongwoon tersenyum padanya. Sungguh hanya sebuah senyuman dari Jongwoon sudah bisa membuat gadis ini kelabakan.
“Saengil chukae…Kim Yura” ucap Jongwoon sambil tersenyum. Belum Yura sadar akan hari dimana ia lahir kedunia ini. Ia shock dengan c*uman Jongwoon. Entah mau pingsan atau mati sementara, sepertinya menopang tubuhnya saat tidak bisa. Ini ciuman pertama didepan orang banyak. Ahh tidak, bahkan ia pernah ketauan orang-orang kantor waktu itu.
Walau hanya singkat namun membuat Yura mendadak bersemu merah. Kenapa justru Jongwoon terlihat sangat biasa. Tidak gugupkah ia, pikir Yura. Apa Yura lupa? Jongwoon sangat ahli merubah mimik wajah dalam sekejap. Apakah ia juga lupa bahwa suaminya ini adalah makhluk langka didunia dan paling aneh sehingga jarang ditemui?? -_________-”
__oOo__
“Biarkan saja disini. Kalau aku longgar aku bantu meletakkannya dilemari” kata Jongwoon saat meletakkan koper Yura yang berisikan pakaian-pakaiannya. Dua koper sudah ada didepan Yura dan ia sepertinya lelah, sehingga mengangguk saja oleh apa yang dikatakan oleh jongwoon.
“Aku mandi dulu…” kata Jongwoon. Kemudian Yura melihat sekelilingnya. Kamar Jongwoon begitu rapi memang. Dulu waktu ia masih belum tahu kalau ia menyukai Jongwoon ia bahkan sering masuk kesini. Ia tersenyum saat mengingat betapa bodohnya ia dulu.
Dirasakan ponselnya bergetar….
Yura melihat ada pesan masuk, nomor yang tidak asing. Kode negara ini bukankah?? ia berpikir sejenak kemudian membuka apa isi pesan tersebut.
“Saengil Chukhaeeee…. Kim Yuraa!! Woaaa Sekali lagi Saengil Chukaeee, Kau masih ingat aku.. Aku orang paling tampan, Lee Donghae. Aku dengar kau menikah hari ini. Pasti ini hadiah terindah untuku benar bukan…Mianhae, aku tidak bisa datang. Aku pastikan datang ke acara resepsinya. Kapan kalian menyelenggarakannya?”
Yura tersenyum membaca pesan dari Donghae, pria yang telah rela melepaskannya tanpa ada syarat. Tanpa menghiraukan hatinya hancur berkeping-keping.
“Donghae oppa… Gomawo^^~~… kau masih ingat ulang tahunku…. Ne aku akan menunggumu dipesta pernikahanku. Tapi aku harap kamu tidak sendiri… maafkan aku, aku tidak memberitahumu kalau aku menikah. Oyaa..mana hadiah untukku”
Yura terkekeh saat menulis pesan untuk Donghae. Baginya ia ingin segera Donghae bangkit, dan segera menjadi pria yang bisa membuka diri untuk gadis lain.
“Aku sudah siapkan hadiah spesial untukmu…kalau tahun kemarin saat kita masih di Paris, aku mengajakmu jalan-jalan tapi tahun ini kamu sudah mempunyai suami. Jadi aku memberikannya nanti saat kita bertemu.. Aishh aku akan mengajak kakakku, kekekek”
“Aishh dia suka sekali bercanda..” gumam Yura saat membaca balasan dari Donghae… Ia tersenyum simpul kemudian mulai membalasnya lagi. Ia tidak ingin Jongwoon melihatnya tersenyum membaca pesan dari Donghae.
“Arasseo!! aku tunggu…..”
Balas Yura singkat sambil tersenyum, ia sengaja hanya membalasnya seperti itu. Ia takut terjadi salah paham lagi. Yang pasti ia sangat berterima kasih pada pria ini. Karena dia sudah memberikan jalan untuk kembali bersama Jongwoon.
Kemudian ia mengedarkan pandangannya kesisi kamar Jongwoon.
“kamarnya tidak banyak yang berubah. Hanya kini semakin banyak kaset film, dasar!” gumam Yura saat melihat betapa koleksi film dirak Jongwoon sudah penuh. Yura menggelengkan kepalanya, mengingat hobi Jongwoon yang dari dulu sampai sekarang masih tetap sama.
Yura kemudian melihat-lihat sekeliling rak ini, dan melihat strap ponsel yang ia berikan dulu. Bentuknya masih bagus tapi warnanya sudah buram. Jongwoon sengaja masih memakainya. Yura tersenyum simpul melihat ini. Kemudian tangannya tergerak untuk membuka laci dibawahnya. Entah dorongan dari mana ia ingin membuka laci tersebut.
“Mwo??” Seketika Yura terkejut saat melihat apa isi yang ada didalam laci tersebut.
“Ige… Igeee…” Yura tergugup saat melihat foto-foto ciumannya dengan Jongwoon banyak sekali dilaci Jongwoon. Yura menggeleng tidak percaya.
“Ige… Igeee…” Yura tergugup saat melihat foto-foto ciumannya dengan Jongwoon banyak sekali dilaci Jongwoon. Yura menggeleng tidak percaya.
“Ya Tuhan… bahkan dia menyimpannya..Aishh!!” Entah kesal ataukah bercampur malu… yang dirasakannya adalah Ia tidak percaya Jongwoon masih menyimpan benda keramat ini.
“Kau sedang apa?”
Yura tersentak saat suara yang paling ia kenali ada disekitarnya. Aroma sabun dan shampo kini mulai menyeruak kedalam hidungnya. Tandanya orang yang ia maksud sudah selesai mandi. Dengan buru-buru ia menyembunyikan apa yang dilihatnya. Kemudian menatap Jongwoon yang berdiri tak jauh dari tempatnya kini.
“Tidak ada, aku hanya…melihat-lihat saja. Sepertinya-”
Kata-kata Yura terputus seketika saat melihat Jongwoon yang berdiri didepannya hanya menggunakan handuk yang ia lilitkan dibagian bawah tubuhnya.
Glekkkk!!!!
Yura memalingkan wajahnya dan menelen dengan susah payah air liurnya. Shock!!! itulah yang ia rasakan. Ia memang sering melihat Kangin kakaknya bertelanjang dada, tapi kali ini lain. Dia Kim Jongwoon. Kim Jongwoon pria yang menjadi suaminya beberapa jam yang lalu dan kini sudah sukses membuat ia ternganga.
Yura POV
Ya Tuhan, segera jauhkan pria ini dari hadapanku… Aigoo!! belum genap sehari menjadi istrinya, aku sudah dibuat seperti ini. Omo!!Omo!! kenapa aku berdebar seperti ini. Bukan takut dia akan tahu aku melihat foto-foto itu, tapi aku berdebar karena melihatnya hanya berbalut handuk.
Perutnya memang rata, walau sekilas melihatnya aku sudah jelas tahu kalau Jongwoon memang…..isssh pikiran apa ini!!. Tahu bahwa perut Jongwoon walau tidak Sixpec dan berotot tapi perut itu termasuk sexy menurutku. Lengannya juga terlihat jelas. Aigoo Yura-ya, kau bilang apa barusan.
Jangan mendekat…jangan mendekat Kim Jongwoon!! Tapi sepertinya sia-sia usahaku memalingkan wajah. Aku mendengar dia berjalan kearahku. Dia tidak sadar ya, kalau tubuhnya itu membuat aku sulit untuk hidup….Ayolah! Biarkan aku bernafas dengan tenang Kim Jongwoon.
“Kau…”
Seketika aku tersentak, pria ini nyata-nyata membungkukkan badannya tepat dihadapanku. Aku yang tengah duduk ditepi ranjangnya kini hanya bisa menatapnya terpaku.
“Mw-mwo??” jawabku tergugup. Jongwoon melihat disisiku. Omona, bahkan tetesan air dirambutnya yang masih basah karena keramas jatuh disekitar bahuku. Aroma khas sabun dan shamponya sangat jelas terci*m olehku dan membuatku berpikiran yang macam-macam. Sungguh demi apa pria ini begitu mempesona.
Mataku kenapa ini, kenapa terus menatapnya walau Jongwoon tidak menatapku, tapi aku yakin dia bisa melihat gelagatku ini. Kim Yura, berhenti bersikap seperti ini.
“Kau melihat ini?”
Jongwoon dengan mudah menarik foto-foto yang aku sembunyikan dibawah pahaku. Aish!! mau ditaruh mana mukaku ini.
“Aku tadi hanya tidak sengaja menemukannya” Sial… kenapa aku gugup. Jongwoon tatapannya terus mengarah padaku dan membuatku enggan berpaling.
“Jinja? Kau yakin…”
Dengan otomatisnya kenapa aku mengangguk, seharusnya aku kesal padanya. Memberi makian dan melampiaskan kekesalanku ini karena dia masih menyimpan foto-foto ini. Aish! Tapi aku sepertinya tidak akan melakukannya. Aku bahkan terhipnotis olehnya. Diam dan menatap terus diwajahnya.
Jongwoon sepertinya sudah bisa membaca pikiranku ini, buktinya ia semakin memajukan wajahnya. Atau jangan-jangan ia akan???? Aigoo!! aku belum siap… sungguh aku belum siap…
Jongwoon sepertinya sudah bisa membaca pikiranku ini, buktinya ia semakin memajukan wajahnya. Atau jangan-jangan ia akan???? Aigoo!! aku belum siap… sungguh aku belum siap…
Yaa..Jongwoon-ah, jangan menatapku terus seperti ini. Aku rasa dia akan menjadi duda, karena aku akan mati. Mati karena aku menahan nafas karena ia semakin mendekatkan wajahnya. Posisinya yang sangat dekat dengan semakin membungkukkan badannya kearahku. Ohh.. aku pasti sudah gila.
=TBC=
No comments :
Post a Comment