Ice Prince VS Devil Prince?
“Ice Prince VS Devil Prince?”
Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)
Facebook : Icha Yarica Eryana
Twitter : @IchaGaemGyu
Blog : gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com
Main Cast : Kyu Hyun Super Junior a.k.a Cho Kyu Hyun
Yoon Yeon Hyo
L Infinite a.k.a Kim Myung Soo
Genre : AU!, Romance, Comfort, Fantasy
Disclaimer : CHO KYU HYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu*
KIM MYUNG SOO IS MINE XD *dibakar eLements*
Super Junior milik ELF, tapi Kyu Hyun, Myung Soo dan Fanfiction ini hanya milik Yeon Hyo XD
Credit pict : @Jjea edited
Length : 4.190 words
Recommended Song :: Super Junior – All My Heart
Infinite – Be Mine
FF “Ice Prince VS Devil Prince?” [OneShoot]
Yeon Hyo memutar kedua bola matanya dengan malas. Dahinya berkerut saat seorang pria jangkung menarik kursi di hadapan Yeon Hyo dan langsung tersenyum saat melihat semburat rona merah muncul di pipi gadis itu. Yeon Hyo mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan ekspresi wajah malu-malu yang mungkin akan terlihat konyol di mata pria itu.
“Kau kenapa?”
“Tidak apa-apa.”
“Yakin?” desak pria tampan itu yang membuat Yeon Hyo mendengus sebal. Mungkin kalau Myung Soo yang menanyakan hal itu padanya, Yeon Hyo akan menjawab dengan senang hati. Tapi tidak dengan ‘pangeran iblis’ yang tengah tersenyum menyebalkan di depannya ini.
“Aku sedang tidak mau diganggu oleh iblis macam kau,” ucap Yeon Hyo dingin sambil kembali memfokuskan pandangannya pada Kyu Hyun. Pria itu mengernyit dan kemudian tertawa kecil.
“Iblis? Hm, sepertinya Myung Soo banyak mempengaruhi kinerja otakmu.”
“Ini tidak ada hubungannya dengan Myung Soo. Yang jelas, kau itu sangat menyebalkan bagiku.”
“Hahaha!” Kyu Hyun tertawa keras dan kemudian menepuk-nepuk bahu Yeon Hyo dengan cepat. “Kau adalah satu-satunya gadis yang berani berkata seperti itu padaku, Yeon Hyo-ya. Sejak kapan aku berubah menjadi pria yang menyebalkan, hm?”
“Sejak dulu kau memang menyebalkan. Tidak berubah sama sekali.”
“Hahaha!”
“Berhenti menertawakanku, Cho Kyu Hyun!”
Yeon Hyo mendecak sebal. Gadis itu lantas bangkit dan kemudian berjalan melewati Kyu Hyun yang tak kunjung menghentikan tawanya sejak tadi. Yeon Hyo benar-benar kesal dengan tingkah Kyu Hyun yang setiap hari selalu menggodanya. Pria itu memang dekat dengannya. Tapi ia tidak perlu menjahilinya terus seperti ini ‘kan?
“Aku menyukaimu, Yeon Hyo-ya,” ucap Kyu Hyun yang sukses membuat Yeon Hyo menghentikan langkahnya dan berdiri dengan lutut goyah. Lagi-lagi pria itu mengucapkannya. Sebuah pernyataan yang tidak pernah diharapkan oleh Yeon Hyo.
“Kita… saudara tiri. Aku tidak mungkin menyukaimu, Kyu Hyun-ah,” sahut Yeon Hyo tanpa menoleh. Gadis itu sama sekali tidak bisa bergerak sekarang. Lututnya terasa lemas. Mungkin Kyu Hyun sedang menggunakan ‘sihirnya’ untuk menawan Yeon Hyo agar tidak bisa pergi kemana-mana.
“Tapi kita sama sekali tidak mempunyai hubungan darah. Jika orangtua kita tidak menikah lima tahun yang lalu hanya karena sihir bodoh itu, mungkin kau tak kan pernah menolakku.”
Yeon Hyo menghela napas. Gadis itu memejamkan matanya dan berusaha mengeluarkan sihir yang ia kuasai untuk melepaskan sihir ‘tawanan’ dari Kyu Hyun. Tapi ternyata sia-sia saja. Kakak tirinya itu jauh lebih kuat daripada Yeon Hyo sendiri.
“Kau tidak akan pernah bisa menang melawanku, Yeon Hyo-ya. Sihir api jauh lebih kuat daripada air. Seharusnya kau tahu akan hal itu,” ucap Kyu Hyun yang membuat Yeon Hyo mau tidak mau terpaksa berbalik dan menatap pria itu tajam.
“Aku akan membuktikan kalau aku bisa melawanmu.”
“Tidak bisa, Yeon Hyo-ya. Sihirku jauh lebih kuat.”
Yeon Hyo mendengus. Ia tidak dapat mengelak lagi. Sihir Kyu Hyun memang jauh lebih kuat darinya. Di sekolah sihir ini, Kyu Hyun termasuk yang paling kuat. Pria itu hampir menguasai seluruh macam sihir dalam tempo waktu singkat.
Bakat alami itu memang diturunkan langsung dari ayah kandungnya yang memegang peranan penting dalam dunia sihir. Ibu kandung Kyu Hyun juga merupakan seorang penyihir. Darah sihir memang mengalir deras dalam tubuh Kyu Hyun. Namun sayang, ibu kandung Kyu Hyun meninggal sesaat setelah melahirkan Kyu Hyun.
Sedangkan Yeon Hyo hanya memiliki darah sihir dari ibu kandungnya yang merupakan penyihir hebat di negeri Witchent. Ayah kandungnya adalah seorang manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki bakat sihir. Ayah kandung Yeon Hyo menceraikan ibunya setelah mengetahui kenyataan kalau Yoon Jin Ah –ibu Yeon Hyo— adalah seorang penyihir.
Bagi manusia biasa, penyihir adalah hal yang tabu. Dunia sihir juga tidak pernah dianggap ada. Oleh karena itu, Yoon Jin Ah membawa serta Yeon Hyo yang selama ini menempati rumah mereka di Seoul untuk pindah ke dunia sihir. Hidup dan bersekolah di tempat semua penyihir dari seluruh penjuru dunia berkumpul. Negeri Witchent adalah tempat dimana Jin Ah bertemu dengan teman lamanya sesama penyihir di dunia manusia dulu, Cho Yeong Hwan.
Pertemuan yang tidak direncanakan itu ternyata membuat benih-benih cinta tumbuh di hati mereka. Jin Ah pada akhirnya menikah dengan Yeong Hwan dan membuat Yeon Hyo menjalani kehidupan sebagai adik tiri dari Kyu Hyun.
Selain didasari oleh cinta, ternyata pernikahan itu juga bertujuan untuk membangkitkan sihir kuno yang konon akan membuat kehidupan di Witchent jauh lebih baik. Awalnya Cho Yeong Hwan mengira kalau ia bisa membangkitkan sihir itu sendirian, tapi ternyata ia juga membutuhkan sihir air yang sangat dikuasai oleh Jin Ah. Mereka harus hidup bersama demi membangkitkan sihir itu.
Negeri Witchent adalah salah satu dari tiga negeri sihir yang memiliki keadaan yang cukup baik. Sebenarnya pernikahan antar penyihir berbeda aliran itu sama sekali tidak diperbolehkan. Penyihir yang menguasai sihir api tidak boleh menikah dengan penyihir yang menguasai sihir air. Mereka diperbolehkan menikah dengan pernyihir yang memiliki dasar yang sama. Seperti penyihir yang menguasai air dengan penyihir yang menguasai sihir es. Jika bertentangan, maka sihir keduanya akan lenyap begitu saja dan mereka akan menjadi sampah yang tidak berguna di dunia sihir.
Itu sebabnya Yeong Hwan menikahi Jin Ah. Mereka berdua berencana untuk membangkitkan sihir kuno yang akan menghilangkan perbedaan aliran sihir itu. Langkah awal yang harus ditempuh adalah… mereka harus menikah. Mereka sendiri yang harus mengawali pemecahan perbedaan tersebut.
“Yeon Hyo-ya?” panggil seorang pria yang membuat Yeon Hyo tersadar dari lamunannya. Seketika lututnya terasa dingin. Yeon Hyo yakin sekali kalau pria yang baru saja memanggilnya itu telah mematahkan sihir Kyu Hyun.
“Bermain-main dengan sihir itu sebenarnya ada peraturannya,” ucap Kim Myung Soo sambil tersenyum miring. Ekspresi wajah pria itu tampak dingin walaupun sedang dalam posisi tersenyum. Sihir mempengaruhi karakter setiap penyihir itu sendiri.
Jika Kyu Hyun bisa meledak dan mengeluarkan emosinya sembarangan, maka Myung Soo adalah kebalikannya. Pria itu lebih tenang dan terkesan misterius. Sikapnya juga sangat dingin, sekali pun senyuman miring itu kerap menghiasi wajahnya yang sempurna. Myung Soo adalah seorang penyihir yang menguasai sihir es dan posisinya setara dengan Kyu Hyun. Mereka memang memiliki bakat alami sebagai seorang penyihir.
Kyu Hyun dan Yeon Hyo memang selalu bertentangan. Api dan air. Sama sekali tidak bisa bersatu. Sedangkan Myung Soo adalah es. Air bisa membeku dan berubah menjadi es. Sebaliknya, jika es mencair maka akan berubah menjadi air. Keduanya saling berhubungan satu sama lain. Itu juga menjadi dasar mengapa Myung Soo bisa dekat dengan Yeon Hyo. Karena secara tidak langsung Yeon Hyo adalah sumber kekuatannya. Es tidak akan pernah ada kalau tidak ada air.
“Kau tidak perlu ikut campur. Dia adikku,” balas Kyu Hyun sengit. Lagi-lagi Myung Soo tersenyum miring. Pria itu lantas berdiri tepat disamping Yeon Hyo dan meraih pergelangan tangan gadis itu.
Yeon Hyo mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Biasanya Myung Soo tidak akan menyentuhnya seperti ini. Pria itu terlalu misterius dan sulit didekati. Tapi sentuhan dingin tangan Myung Soo kembali menyadarkannya kalau semua ini memang kenyataan, bukan mimpi.
“Ya, kalian memang saudara. Tapi saudara tiri. Kau tidak punya hubungan darah sama sekali dengan Yeon Hyo. Ada kemungkinan kalau kau akan merebutnya dari tanganku,” ucap Myung Soo datar. Yeon Hyo tertegun. Apa katanya? Pria itu takut kalau Yeon Hyo direbut oleh Kyu Hyun? Itu berarti…
“Aku menyukai Yeon Hyo. Kau harus berhadapan denganku jika mau mendekatinya,” tambah Myung Soo yang membuat emosi Kyu Hyun seketika terpancing. Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan memposisikan diri berhadap-hadapan dengan Myung Soo. Kyu Hyun menatap Myung Soo tajam, tapi sepertinya mata elang milik Myung Soo lebih mendominasi.
“Kau tidak bisa mendekati Yeon Hyo. Aku tidak akan pernah mengizinkan Yeon Hyo berhubungan denganmu,” desis Kyu Hyun tajam. Yeon Hyo menahan napas. Sungguh, ia benar-benar tidak menyangka kalau Myung Soo juga menyukainya. Tapi ia lebih tidak menyangka kalau kedua pria tampan yang tengah berdebat itu sedang memperebutkan dirinya. Benar-benar gila!
“Bagaimana kalau kita adu kekuatan sihir saja? Siapa yang menang, maka ia boleh mendekati Yoon Yeon Hyo. Bagaimana?” tantang Kyu Hyun sambil tersenyum iblis. Myung Soo tertawa meremehkan dan kemudian mengangguk mantap.
“Aku terima tantanganmu. Kapan kita bertarung? Aku sudah tidak sabar lagi untuk menghabisimu, Cho Kyu Hyun.”
“Dua hari lagi. Kita adu kekuatan sihir di Northway tanpa mengundang siapa pun. Hanya Yeon Hyo yang boleh menyaksikannya.”
****
Yeon Hyo mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Bagaimana mungkin dua pria yang memiliki kekuatan sihir sama kuat itu akan bertarung besok malam hanya untuk memperebutkannya? Astaga, Yeon Hyo tidak pernah membayangkan hal segila ini sebelumnya. Ia tahu kalau kakak tirinya itu memang gila karena menyukainya. Tapi Yeon Hyo tidak tahu kalau ternyata Myung Soo juga mau melakukan hal-hal gila seperti Kyu Hyun.
“Aku harus bagaimana? Aarrgghh! Dasar Cho Kyu Hyun bodoh! Bodoh! Kim Myung Soo juga bodoh! Kalian berdua sama-sama bodoh!”
Yeon Hyo menghela napas kasar dan kemudian melemparkan tubuhnya dengan sembarangan ke atas ranjang. Pikirannya terasa penuh. Kyu Hyun memang suka bertindak seenaknya dan terkadang melakukan hal-hal gila seperti mempelajari sihir Lifein untuk menghidupkan hewan yang sudah mati. Minggu lalu, pria itu berhasil membuat Yeon Hyo hampir pingsan setelah melihat seekor kelinci terbakar tepat di depan matanya dan kemudian hidup lagi setelah api itu padam.
Kyu Hyun juga mempelajari beberapa sihir api yang sulit dilakukan. Pria itu juga bisa mengendalikan petir dan menyerap energinya secara utuh untuk di simpan dalam punggungnya sendiri. Sedangkan Myung Soo lebih banyak mempelajari sihir kuno yang sangat berbahaya. Yeon Hyo tidak tahu apa saja yang sudah dikuasai oleh Myung Soo, tapi Yeon Hyo yakin kalau kekuatan sihir Myung Soo dan Kyu Hyun itu sama-sama kuat. Mereka setara.
“Ini sudah malam. Kau bisa tidak menghentikan teriakan berisikmu itu dan membiarkanku untuk tidur sedikit lebih tenang? Aku butuh energi banyak sekali untuk melawan Myung Soo besok. Kau harus mendukung kakakmu ini jika mau selamat dari rencana penindasanku. Hahaha!”
“Dasar gila!” teriak Yeon Hyo kesal. Gadis itu melemparkan bantal guling kesayangannya ke arah Kyu Hyun. Namun sebelum bantal itu sempat mengenai tubuh Kyu Hyun, bantal itu sudah terbakar dan menjadi abu.
Yeon Hyo mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Bibir tipisnya bergerak-gerak. Emosinya tersulut begitu saja saat menyadari kalau Kyu Hyun tidak menghentikan tawa ejekannya sejak tadi dan malah membakar bantal kesayangannya.
“Ah tidak! Bantalku! Cho Kyu Hyun bodoh! Kau memang jelmaan iblis! Aku benci padamu, Cho Kyu Hyun! Benci! Benci!”
“Hahaha!”
“Pergi dari kamarku, bodoh!”
“Tidak mau!”
“Yak!”
“Hahaha!”
“Dasar Cho Kyu Hyun menyebalkan!” teriak Yeon Hyo kesal. Gadis itu mendengus saat Kyu Hyun menghentikan tawanya dan tersenyum iblis.
“Kau harus menyukaiku, Yeon Hyo-ya.”
“Kita saudara tiri.”
“Aku tidak peduli,” sahut Kyu Hyun dingin. Pria itu menghela napas dan kemudian memfokuskan pandangannya pada Yeon Hyo. Sorotan mata Kyu Hyun yang tajam itu menyiratkan kalau ia bersungguh-sungguh dalam ucapannya.
“Kau gila.”
“Ya, aku memang gila. Lebih tepatnya lagi… tergila-gila padamu,” ucap Kyu Hyun yang sukses membuat Yeon Hyo menahan napasnya.
“Aku pasti menang dari Myung Soo besok. Lihat saja nanti.”
****
Yeon Hyo memutar-mutarkan dua tetes air yang sejak tadi berada di dalam genggaman tangannya. Bermain dengan air adalah salah satu hal yang dapat meredakan emosinya yang memuncak.
Sepuluh menit lagi, adu kekuatan sihir antara Kyu Hyun dan Myung Soo akan dilaksanakan di sini. Yeon Hyo sendiri tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mencegah ‘pertarungan’ berbeda aliran sihir tersebut. Tapi ibunya mengatakan kalau ia harus menjadi ‘penonton’ yang baik dan tidak mendukung salah satu pihak agar tidak memperkeruh suasana.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Myung Soo yang entah sejak kapan sudah duduk di samping Yeon Hyo. Gadis itu menoleh dan tersenyum kecut. Ia tahu kalau Myung Soo bisa meringankan bobot tubuhnya karena menguasai sihir kuno yang ia pelajari sebulan yang lalu, jadi Yeon Hyo tidak akan sadar kalau pria itu sudah berada di dekatnya karena langkah kaki Myung Soo tidak akan kedengaran.
“Menunggu kalian datang.”
“Aku sudah datang,” sambar Kyu Hyun seraya melemparkan senyuman iblisnya ke arah Yeon Hyo. Pria tampan itu berjalan pelan dengan jubah hitam tersampir di pundaknya. Gerakan kakinya begitu cepat hingga dalam waktu sedetik saja, Kyu Hyun sudah berdiri di sisi kiri Yeon Hyo. Sepertinya Kyu Hyun menguasai sihir yang hampir sama dengan Myung Soo, tapi sumber kekuatan mereka jelas berbeda.
“Ah ya, kau tepat waktu juga ternyata,” ujar Myung Soo sambil tersenyum miring. Kyu Hyun mendengus.
“Yak! Berhenti berdebat di depanku!” seru Yeon Hyo kesal. Kedua pria itu memang belum bertarung, tapi suasana sudah benar-benar mencekam dan aura mereka menguat. Sulit sekali membayangkan rasanya berada ditengah-tengah penyihir api dan es dalam waktu yang bersamaan.
Yeon Hyo menghela napas kasar, terdengar sangat sengaja. Gadis itu bisa merasakan aura dingin yang menusuk kulit di sisi kanannya, sedangkan di sisi kiri Yeon Hyo malah terjadi sebaliknya. Yeon Hyo merasakan panas yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Aura Kyu Hyun semakin menguat jika emosi menguasainya.
“Dia yang memulainya,” ucap Kyu Hyun membela diri. Myung Soo tersenyum sinis. Pria itu lantas membekukan dua tetes air yang berada di dalam genggaman tangan Yeon Hyo dan kemudian mencairkannya kembali. Seperti sedang mengontrol emosi.
Yeon Hyo sebenarnya sudah bosan mendengar rentetan kalimat-kalimat saling menyindir di antara kedua pria tampan itu. Tapi mau bagaimana lagi? Sihir api dan sihir es adalah yang terkuat di negeri ini. Penyihir yang menguasai sihir api memang tidak pernah bisa akur dengan penyihir yang menguasai sihir es. Penyihir air seperti Yeon Hyo bisa berada di antara keduanya karena air lebih tenang dan menyejukkan. Air memang bertolak belakang daripada api, tapi bukankah air merupakan sumber kehidupan yang paling penting?
“Bukan aku. Tapi kau,” balas Myung Soo tak mau kalah.
“Aku? Hahaha! Benarkah? Seingatku, aku tidak pernah menganggumu. Tapi kau yang mengusik ketenanganku. Kau mendekati Yeon Hyo.”
“Yeon Hyo adalah saudara tirimu. Kau tidak berhak menyukainya dan melarangku mendekati Yeon Hyo.”
“Hahaha! Justru karena Yeon Hyo adalah saudara tiriku, maka aku berhak melarangnya berhubungan denganmu. Aku adalah kakaknya dan aku tentu akan melindungi adikku sendiri dari penyihir es macam kau.”
“Kau!”
“Yak! Cho Kyu Hyun! Kim Myung Soo! Bisakah kalian berhenti berdebat? Telingaku bisa tuli jika kalian masih meneruskan pertengkaran konyol semacam itu!” teriak Yeon Hyo kesal. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan kemudian memandangi wajah Myung Soo serta Kyu Hyun secara bergantian.
“Kalian mau bertarung ‘kan? Silahkan! Aku lebih baik melihat kalian bertarung daripada beradu mulut seperti itu,” ucap Yeon Hyo tajam. Kyu Hyun tertawa kecil dan ternyata Myung Soo melakukan hal yang sama.
“Peraturannya bagaimana?” tanya Myung Soo seraya memiringkan kepalanya. Sebuah senyuman miring lagi-lagi tercipta di wajahnya yang kelewat sempurna. Yeon Hyo terkesiap.
“Damn! Kim Myung Soo! Berhenti bersikap seperti itu! Kau terlihat sangat tampan! Astaga, apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa dia tampan sekali?!”
“Myung Soo benar. Kau belum menjelaskan peraturannya, Yeon Hyo-ya,” sambar Kyu Hyun sambil tersenyum iblis. Yeon Hyo terkesima. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya dan mematung di tempatnya berdiri dengan ekspresi konyol.
“Cho Kyu Hyun bodoh! Berhenti meracuniku dengan ketampananmu itu! Astaga, kalau kau bukan kakak tiriku, mungkin aku sudah merengek pada Eomma untuk dinikahkan denganmu! Aarrgghh! Kenapa kau bisa setampan itu?!”
“Yeon Hyo-ya?” panggil Myung Soo yang membuat Yeon Hyo kembali tersadar dari lamunannya. Sebenarnya apa yang ia pikirkan? Ia tidak mungkin menyukai dua pria sekaligus, bukan? Terlebih lagi Cho Kyu Hyun itu adalah kakak tirinya. Ia tentu tidak boleh menyukai kakak tirinya sendiri walaupun mereka tidak mempunyai hubungan darah sama sekali. Ini gila!
“Itu… itu–”
“Apa peraturannya?” desak Kyu Hyun tak sabar. Yeon Hyo mendengus. Selalu saja seperti ini. Ia seperti kehilangan kekuatan saat berhadapan dengan Myung Soo dan Kyu Hyun. Kedua pria itu seperti menyedot kekuatannya dan mengacaukan konsentrasinya.
Yeon Hyo menarik napas lambat-lambat, otaknya terasa buntu. Gadis itu menelan ludah dan kemudian menjawab, “Aku hanya memberikan waktu setengah jam untuk mengadu kekuatan sihir dan kalian bebas mengeluarkan sihir jenis apapun yang kalian kuasai. Tapi ada satu hal yang kalian harus ingat, tidak boleh ada yang mati. Kalian tidak boleh membunuh lawan masing-masing. Hanya boleh melukai, tidak boleh saling membunuh. Mengerti?”
Hening.
“Kalian dengar tidak?” tanya Yeon Hyo sebal. Ia tahu kalau Kyu Hyun sangat berambisi membunuh Myung Soo, begitu juga sebaliknya. Mereka memang tidak pernah bisa akur.
“Ah ya, baiklah. Aku setuju.”
“Aku juga,” timpal Myung Soo cepat. Yeon Hyo menarik napas lega. Setidaknya ia bisa tenang karena kedua pria tampan itu tidak akan saling membunuh.
“Kita mulai sekarang…”
****
Kyu Hyun melepaskan jubah hitamnya dan melemparkannya begitu saja ke arah Yeon Hyo. Gerakan refleks yang dimiliki oleh gadis itu sukses menyelamatkan jubah hitam Kyu Hyun dari kontaminasi lantai es yang tiba-tiba muncul saat Myung Soo memejamkan matanya. Suasana mencekam. Yeon Hyo hanya bisa bungkam ditempatnya berdiri dengan lutut gemetar.
“Firefly,” desis Kyu Hyun yang membuat mata Yeon Hyo sontak membulat dengan sempurna. Apa katanya tadi? Firefly? Bukankah itu sihir kuno yang sangat sulit dipelajari oleh penyihir api? Mungkinkah…
“Congregavit … ignis. Oculum inducantur deus ignis. Fallas inferno, dominus ignis. Cremandus. Disparuit. Vacuo. Deus Benedicat ignis. Arsit!” gumam Kyu Hyun seraya mengangkat tangan kirinya ke udara. Sebuah senyuman iblis tercipta saat tiga buah bola api berukuran raksasa tercipta di ujung jari telunjuk kirinya.
Myung Soo berdiri tegak dengan senyuman miring menghiasi wajahnya yang tampan. Ia sudah bisa menebak Kyu Hyun akan mengeluarkan sihir Firefly. Sihir kuno yang sangat terkenal, tapi ia tentu bisa mengatasi sihir semacam itu karena menguasai sihir kuno yang hampir sama, Deus Nivis.
“Berkumpul… api. Bola mata dewa api. Terjun dari neraka, menguasai api. Terbakar. Lenyap. Hampa. Dewa api merestui. Terbakar!” seru Kyu Hyun bersamaan dengan meluncurnya bola-bola api raksasa itu ke arah Myung Soo yang diam tak bergerak.
Yeon Hyo menjerit. Ia takut sekali. Sihir kuno yang baru saja dilancarkan oleh Kyu Hyun itu adalah salah satu sihir api terkuat yang pernah ada. Yeon Hyo takut kalau Myung Soo tidak akan sanggup menerimanya.
“Vocato glaciem gigans. Ejiciens mali spiritus abstulit. Desiderati. Inutilis. Conglacior!” desis Myung Soo seraya memejamkan matanya. Sebuah perisai es tiba-tiba muncul melindungi Myung Soo sebelum serangan sihir api dari Kyu Hyun melukai tubuhnya.
“Memanggil prajurit es. Mengusir iblis pergi. Hilang. Tak berguna. Membeku!” seru Myung Soo yang berhasil membuat bola-bola api raksasa itu membeku dan jatuh ke lantai setelah hancur berantakan. Kyu Hyun mengerjapkan matanya tak percaya. Bagaimana mungkin Myung Soo menguasai Deus Nivis? Hanya penyihir tertentu yang dapat menguasai sihir semacam itu.
Yeon Hyo terpaku ditempatnya berdiri. Kyu Hyun dan Myung Soo baru bertarung sekitar sepuluh menit, tapi sudah berhasil membuatnya menahan napas berkali-kali karena tegang. Yeon Hyo memang menguasai sihir ‘penyembuhan’ yang ia pelajari dari ibunya sendiri. Tapi Recuperabit tentu tidak akan bekerja secepat itu pada luka yang disebabkan oleh sihir yang kuat. Yeon Hyo tetap saja merasa takut walaupun sebenarnya ia bisa mengobati Kyu Hyun dan Myung Soo jika mereka berdua terluka.
“Sekarang giliranku,” ucap Myung Soo yang membuat raut wajah Kyu Hyun berubah. Pria itu baru menyadari kalau Myung Soo adalah lawan yang kuat. Dulu ia suka meremehkan sihir es, tapi ternyata sihir es itu tidak dapat dianggap sembarangan. Ada banyak sekali penyihir api di negeri Witchent, tapi hanya ada sekitar tujuh penyihir es. Penyihir es itu sendiri sebenarnya merupakan penyihir air yang sudah berada di tingkat tertinggi. Mereka banyak menguasai sihir-sihir kuno yang tidak banyak diketahui oleh penyihir lain.
Myung Soo memejamkan matanya. Ia memang tidak pernah menggerakkan tangannya ke udara seperti yang dilakukan oleh Kyu Hyun, karena sihirnya akan muncul begitu saja jika ia berkonsentrasi. Kyu Hyun sudah berulang kali berencana untuk mengacaukan konsentrasi Myung Soo, namun sayangnya pria itu tidak pernah terpengaruh. Myung Soo tetap berusaha tenang walaupun emosinya meledak dengan hebat. Pengendalian emosi yang dimiliki pria itu sangat tinggi.
“Nix deos usque ad terram. Transfiguratus ignem ut glaciem. Demolire eam. Daemon incendium vestigia tollere. Evanescunt!”
“Cepat menghindar!” Yeon Hyo berteriak memperingatkan Kyu Hyun saat untaian mantra-mantra sihir itu meluncur dengan bebas dari bibir Myung Soo. Gadis itu tahu kalau sihir itu tidak akan melukai Kyu Hyun, melainkan melenyapkan kekuatan sihir milik Kyu Hyun walaupun tidak bersifat permanen. Tapi tetap saja berbahaya.
“Dewa salju turun ke bumi. Mengubah api menjadi es. Menghancurkannya. Menghilangkan jejak iblis api. Lenyap!” teriak Myung Soo mengulang kalimat mantra yang diucapkannya lima detik yang lalu. Mata Yeon Hyo membulat tatkala tubuh Kyu Hyun terdorong ke belakang dan punggungnya menabrak dinding. Pria itu tidak sempat membentuk mantra perlindungan untuk mengatasi sihir Myung Soo.
“Sial!” teriak Kyu Hyun berusaha bangkit berdiri. Api yang sejak tadi berada disekitarnya mendadak padam. Menghilang entah kemana.
Kyu Hyun menghela napas kasar saat ia berkali-kali mencoba mengeluarkan sihir api dari telunjuk kirinya, tapi ternyata sia-sia saja. Sihir kuno dari Myung Soo itu sukses membuatnya kehilangan kemampuan sihir untuk sementara. Itu berarti dia kalah melawan Myung Soo!
“Bagaimana? Apa pertarungan ini masih bisa dilanjutkan?” tanya Myung Soo sambil tersenyum miring. Kyu Hyun mendengus. Ia tidak dapat melakukan sihir apapun sekarang, setidaknya sampai besok pagi ia harus tetap bersabar dengan keadaan seperti ini.
“Ah ya, baiklah… kau menang. Selamat,” ucap Kyu Hyun sebal. Pria itu mendecak kesal saat Myung Soo tertawa kecil dan lantas menarik pergelangan tangan Yeon Hyo yang tampaknya masih terlalu syok untuk menyadari kalau adu kekuatan sihir itu sudah berakhir.
“Aku menang. Aku yang berhak atas dirimu, Yeon Hyo-ya,” bisik Myung Soo tepat di telinga Yeon Hyo. Gadis itu tersentak dan kemudian menunduk karena malu. Astaga, apakah ia bermimpi sekarang? Bagaimana mungkin Myung Soo dapat mengalahkan Kyu Hyun semudah itu?
Yeon Hyo tiba-tiba mengangkat wajahnya saat Kyu Hyun berjalan mendekati gadis itu dan menepuk pundaknya pelan seraya berbisik kecil, “Aku sengaja tidak melawan karena melihat kesungguhan di wajah Myung Soo. Dia benar-benar menyukaimu, Yeon Hyo-ya.”
Yeon Hyo tertegun saat mendengar dua kalimat singkat itu dari bibir Kyu Hyun. Pria tampan itu pun berlalu setelah meraih jubah hitamnya dari tangan Yeon Hyo dan melemparkan senyuman kecil ke arah Myung Soo yang langsung dibalas dengan cengiran kemenangan oleh pria itu.
“Kakakmu bilang apa tadi?” tanya Myung Soo yang membuat Yeon Hyo menoleh dengan gugup. Baru kali ini ia bisa bicara berdua saja dengan Myung Soo tanpa ada gangguan dari ‘iblis’ macam Kyu Hyun. Sepertinya Kyu Hyun sudah sadar kalau ia memang tidak boleh menyukai adik tirinya sendiri.
“Eerr… sesuatu. Tapi itu tidak penting. Hm, bagaimana keadaanmu? Apa ada yang terluka?” tanya Yeon Hyo yang dijawab dengan gelengan ringan Myung Soo. Pria itu tertawa kecil dan kemudian mengacak pelan rambut Yeon Hyo dengan penuh kasih sayang.
“Aku menyukaimu, Yeon Hyo-ya.”
“Eh?”
“Sangat… sangat menyukaimu.”
****
“Bodoh! Begitu saja tidak bisa!” seru Myung Soo setengah berteriak. Yeon Hyo melotot. Sungguh, ia benar-benar tidak menyangka kalau ternyata Myung Soo itu ternyata memiliki kesamaan dengan Kyu Hyun. Sama-sama menyebalkan!
“Yak! Sihir yang ini susah sekali!”
“Itu karena kau tidak berkonsentrasi, Yeon Hyo-ya!”
“Berhenti mengomeliku, Tuan Kim!” protes Yeon Hyo sebal. Baru dua hari ia terbebas dari Kyu Hyun, ternyata Myung Soo melakukan hal yang sama seperti yang selama ini dilakukan Kyu Hyun padanya.
Pria itu memaksa Yeon Hyo untuk terus mempelajari mantra sihir. Parahnya lagi, jika Kyu Hyun memberikan Yeon Hyo waktu seminggu untuk menguasai sihir baru, maka Myung Soo hanya memberikan waktu tiga hari untuk gadis itu.
Kyu Hyun dan Myung Soo tentu akan lebih mudah mempelajari sihir-sihir baru karena memang mempunyai bakat sihir alami. Sedangkan Yeon Hyo? Gadis itu hanya memiliki darah penyihir dari ibunya, jadi ia harus berusaha dua kali lebih keras untuk mempelajari sihir baru. Terlebih lagi mantra-mantra sihir itu sulit sekali dilafalkan dan diingat oleh otaknya.
“Bukan begitu caranya,” ucap Myung Soo yang membuat Yeon Hyo kembali mendengus sebal.
“Ini susah sekali, Myung Soo-ya!”
“Yak! Kenapa ribut sekali?” Kyu Hyun berdiri tepat di depan pintu kamar Yeon Hyo dan menyipitkan matanya. Ia tidak bisa tidur karena suara berisik Yeon Hyo dan Myung Soo menganggu ketenangannya.
“Myung Soo memaksaku mempelajari sihir-sihir kuno!” lapor Yeon Hyo dengan harapan Kyu Hyun akan membelanya. Pria tampan itu lantas beralih menatap Myung Soo yang berdiri tenang dengan kedua tangan berada di dalam saku mantelnya.
“Dia harus menjadi penyihir yang kuat. Bagaimana menurutmu, kakak ipar?”
“Kakak ipar?” ulang Kyu Hyun sambil mendecak kesal. “Darimana kau mendapatkan kepercayaan diri yang begitu besar sampai-sampai berani memanggilku dengan sebutan ‘kakak ipar’?”
“Tentu saja karena aku adalah kekasih Yeon Hyo. Itu berarti kau adalah kakak iparku, Hyung,” sahut Myung Soo kalem yang sukses Kyu Hyun membulatkan matanya tak percaya.
“Yak! Berhenti memanggilku dengan sebutan ‘Hyung’! Aku bukan kakakmu!” teriak Kyu Hyun emosi. Myung Soo tertawa.
“Hahaha! Kau lebih tua tiga tahun daripada kami. Lagipula kau pantas dipanggil ‘Hyung’, karena aku akan menikahi adik tirimu ini.”
“Yak! Kim Myung Soo!”
“Hahaha!”
“Mati kau!”
THE END
No comments :
Post a Comment