And I Love You Part 14

  No comments

FF “And I Love You” Part 14 [Ye-Ra Couple]

“And I Love You” Part 14
Author : Kim Yeon Young~ (@DeanClouds)
Cast : Kim Jongwoon, Kim Yura
Support Cast : Lee Hyukjae, Kangin, Key, Kim Jongjin, and Kim’s Family
Genre : Romance, Comedy (?)
Ratting : PG-15
Ps : Typo adalah kebiasaan yang sulit dihilangkan *pingsan * jadi hati-hati yaaa bila mata kalian sakit tiba-tiba karena membaca FF ini -_______-
Setelah melalui desakan-desakan *hiaaa * akhirnya saya buat juga Part 14 ini~~ sebenarnya mau share yang One Shoot-nya Ieeteuk dulu. Tapi berhubung minta yang ini dulu yaaa aku share sekarang 😛

Detik-Detik Part akhir  y aaa..

Happy 
Reading~
Mengatakan aku mencintaimu adalah  kata-kata yang ingin aku ucapkan setiap hari dalam hidupku.
Maukah kau menikah denganku?
Aku ingin mencintaimu dan hidup bersamamu. Aku ingin kau bersandar dibahuku saat kamu tertidur.
Maukah kau menikah denganku?
Dengan segenap hatiku , apakah kau setuju?
Kutemani 
kau diseluruh hidupku untukmencintaimu…-MarryU

Author
POV

Yura berungkali menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya. Menyadarkan diri. Ini tidak mungkin. Secepat ini. Tidak. Tapi ini nyata. Keluarga Jongwoon baru saja pulang dari rumahnya. Ya tentu saja untuk menjadikan Yura menantu dikeluarganya.
Jongwoon masih ada dirumah Yura dan Key ada dipangkuan Jongwoon sedang tertidur. Key tidak ikut pulang bersama yang lainnya.
“Kau buat minuman lama sekali” ucap Kangin tiba-tiba muncul dibelakang Yura yang sedang membuat minuman untuk Jongwoon. Yura memang sengaja membuat lama karena ia malu jika bertemu Jongwoon.
“Kau masih malu jika bertemu dengannya? Tsskk lucu sekali” kata Kangin sambil meminum Jus yang ada dilemari es. Yura hanya melirik Kangin dengan mengercutkan bibirnya. Yang ia rasa adalah ia ingin mencekik leher Kangin karena Kangin juga yang membuat Yura malu.
“Buatkan satu untukku yaa..”
“Yaaa!! tidak mau.. buat sendiri” jawab Yura ketus.
“Aish~ sudah punya suami lalu sekarang dengan oppa-mu sendiri kau seperti itu!?” kata Kangin dengan nada dibuat-buat. Entah mengapa Kangin suka sekali menggoda adiknya ini.
“Yaaa……..!!!!!!!” pekik Yura kesal karena Kangin terus-terusan menggodanya.
“Aigoo~ Apa kau ingin menangis lagi seperti kemarin…..”
“Beruang kutub!!”
Sepertinya Kangin sangat puas membuat Yura kesal saat ini. Bagaimana tidak kesal. Saat pertemuan dengan keluarganya Jongwoon pun Yura terlihat seperti orang bodoh, bingung namun sangat lucu. Membuat semua orang menjadi suka padanya karena tingkahnya yang seperti itu.
__Flashback__
“Mmm…. Tuan Kim. Maksud kami datang kemari bersama Jongwoon adalah ingin menjadikan Yura menjadi menantu kami” kata Appanya Jongwoon. Jongwoon sedari tadi terus saja menatap Yura.yura tertunduk. Ia malu jika ada acara seperti ini. Terlebih ini adalah membicarakan masa depannya dengan Jongwoon.
Jongwoon yang hafal dengan sifat yang seperti ini hanya bisa tersenyum. Ini yang ia sukai dari Yura. Gadis yang dari luarnya terlihat sangat berbbeda dan tegas. Padahal nyatanya ia seperti ini.
Dengan gaun yang pas ditubuhnya dan tatanan rambut yang sederhana membuat Yura sangat cantik malam ini. Eommanya Jongwoon tah henti memuji Yura.
“Kalau aku terserah dengan Yura saja. Masa depan ada ditanganya. Yura-ya apakah kau mau menikah dengan Jongwoon?”
“Eum..?” Yura mendongak saat Appanya bertanya padanya. Kangin terkekeh pelan melihat wajah Yura yang merah. Yura kemudian menatap Jongwoon. Jongwoon terus menatapnya. Sambil memamerkan senyum indahnya.
DEG
Senyum yang membuat Yura sulit bernafas karena sangat mempesona dan mampu membuat sistem syaraf ditubuh Yura tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
“Bagaimana kalau kita melakukan acara pertunangan dulu Tuan kim?” Kata Appanya Yura saat tahu putri kesayangannya kurang siap. Dilihat dari gugupnya Yura saat ini. Tangannya mengeluarkan keringat dingin.
“Tidak usah. Aku sudah melamarnya. Bahkan dua kali dan Yura juga sudah setuju untuk menjadi istriku. Bukan begitu Yura-ya?” kata Jongwoon sontak membuat mata Yura melotot kearahnya. Kangin tidak dapat menyembunyikan tawanya karena Yura sudah menceritakan saat di sungai Han pada Kangin.
Ini membuat Yura malu dihadapan Appa dan Orang tua Jongwoon. Orang tua mereka tampak terkejut dan menatap kearah Yura dan Jongwoon bergantian. Kemudian tersenyum.
“Jongwoon-ah kau sangat keren. Omona~ putra eomma. Neo jeongmal daebaknika.” kata Eommanya Jongwoon dan membuat Jongwoon tersenyum.
Lalu Eommanya menatap Yura dengan senyumnya. Yura hanya membalas dengan senyuman. Keduanya sangat aneh -____-
Apanya yang keren?? Apanya yang hebat…… Aigoo~
Yura, bagaimana ia ada ditengah-tengah keluarga aneh seperti ini. Anak dan Ibu sama saja. Yang Yura inginkan sekarang adalah mencekik leher Jongwoon atau mengecilkan kepalanya agar tidak besar seperti sekarang. Tapi itu tidak mungkin. ==”
“Jongwoon mewarisi sifatku. Hahahha! Pilihan-nya juga tepat Yura sangat baik. Cantik dan juga sangat manis. Aku sudah menduga mereka akan menjadi suami istri ketika Jongwoon terus saja mencari Yura saat Yura ke Paris.”
Blusshhh~
Rona merah kini menghiasi wajah Yura karena perkatan Appanya Jongwoon.
Jongwoon lantas menatap Appanya. Kenapa Appanya jadi seperti ini. Bahkan Appanya kali ini lebih gila dari Eommanya. Jongwoon lalu tertunduk karena ulah Appanya ini ia malu. Ia tersenyum dibuat-buat untuk menutupi malunya itu. Appa Yura tersenyum mendengarnya dan Kangin terus saja tertawa. Dasar!!
“Jinja? Yura juga begitu. Saat di Paris ia sering menangis waktu aku mengunjunginya. Katanya ia selalu merindukan seseorang di Seoul. Dan aku tahu dari Kangin ternyata itu Jongwoon. Sulit dipercaya”
“Appa….!!!” kali ini Yura menatap Appanya kesal. Wajahnya sangat merah. Kedua orang tua mereka bahkan terang-terangan membicarakan cinta mereka dalam satu meja. Aigoo!!
“Berarti Appa tahu juga dari Kangin Oppa… Aishh!! awas kau beruang kutub” kata Yura pelan dengan menatap Kangin kesal.
“Kira-kira kapan kita sudah sah menjadi besan?” tanya Appanya Jongwoon.
“Eum..” belum sempat Appanya Yura berbicara. Jongwoon tiba-tiba menyahutnya.
“Bulan depan. Aku ingin bulan depan menikah dengan Yura” kata Jongwoon mantap. Dengan matanya terus menatap Yura disampingnya. Yura dan seluruh orang yang ad diruangan itu semua menatap kearah Jongwoon. Terkejut dengan apa kata Jongwoon. Menikah bulan depan.
Yura seketika itu seperti ada diruang hampa udara. Tubuhnya seperti melayang entah kemana dan ia tidak bisa bernafas. Kenapa Jongwoon begitu cepat ingin menjadikan dia pendampingnya seumur hidup.
“Kenapa begitu cepat…” sahut Yura gugup.
“Ahh.. Ide bagus Jongwoon-ah” kata Nyonya Kim. Eommanya Jongwoon. Eomma dan anak sependapat. Cocok sekali.
“Kyaaaa~ sebentar lagi Key punya Eomma lagi” sahut Key dengan sangat riang.
__Flashback End__
“Kau ini membuat teh saja lama sekali!” gerutu Jongwoon saat Yura menemuinya diruang tengah yang kini Key tertidur disofa dekat dengan Jongwoon. Yura hanya diam sambil menatap Jongwoon kesal. Bagaimana mungkin Jongwoon kini biasa saja tanpa ada rasa malu dan penyesalan seperti dirinya. Dasar.
“Hei kau ini kenapa?” tanya Jongwoon lagi.
“Kenapa kau ingin menikah bulan depan. Kau tahu itu terlalu cepat”
Yura menatap Jongwoon. Jongwoon kemudian terkekeh pelan. Ternyata Yura masih belum sadar kenapa dia ingin menikah bulan depan.
“Kau membuatku malu. Kesal. Semuanya. Apa itu belum cukup. Menyebalkan!!” Yura mengercutkan bibirnya.
“Menikah sekarang, bulan depan. Tahun depan. Itu sama saja. Tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah momentnya saja?”
Yura memutar otaknya dan berpikir moment apa yang dimaksud Jongwoon. Aish namja ini selalu membuat Yura bingung. Jongwoon hanya menghela nafas menyadari betapa bodohnya Yura. Tapi ia justru menyukai Yura disaat seperti ini.
“Bulan depan bukannya bulan oktober? Itukan…”
Yura menatap Jongwoon yang kini sedang asyik dengan Iphone ditangannya. Yura kemudian tersenyum. Bulan Oktober adalah bulan lahirnya. Apa jangan-jangan Jongwoon dan Appanya menetapkan tanggal 2 oktober??
“Jongwoon oppa….” Kata Yura seakan akan bertanya mengenai tanggal pernikahan mereka. Apa Jongwoon sengaja?
“Eumm” Jongwoon berpura-pura tidak mengetahui reaksi Yura saat ini. Ia hanya ingin Yura menyadari sendiri kenapa ia memilih bukan dan tanggal itu.
“Kau…sengaja ya memilih dibulan itu?” tanya Yura sedikit ragu. Karena Jongwoon masih dalam kepura-puraannya menatap Iphone-nya dan sok sibuk.
“Kata siapa. Aku hanya ingin cepat menikah denganmu itu saja” jawab Jongwoon enteng. Yura tampak sedikit kecewa.
“memangnya ada apa?” tanya Jongwoon kini menatap Yura.
“Kau lupa..” kata Yura pelan.
Jongwoon tahu hanya saja ia memang sengaja. Bagaimana ia lupa dengan ulang tahun Yura. Saat dulu mereka masih belum menyadari perasaan mereka. Jongwoon selalu memberikan kejutan dengan Kangin untuk Yura. Jongwoon tersenyum sendiri mengingat kenangan itu.
“Kenapa kau tersenyum. Aneh”
Merasa Jongwoon membuatnya kesal. Yura berdiri dari duduknya.
“Disini dulu…..” kata Jongwoon menarik tangan Yura untuk kembali duduk disampingnya.
“Kau tidak mau berduaan denganku. Hum?” tanya Jongwoon saat Yura duduk disampingnya lagi. Yura merasa Jongwoon ini sangat aneh. Entahlah dari nada bicaranya sudah sangat aneh. Tapi ia menurut saja apa katanya. -_______-”
Jongwoon tersenyum kearah Yura. Merasakan Jongwoon tersenyum terus. Dan Yura tidak tahu apa yang membuat Jongwoon seperti ini. Ia yakin Jongwoon sedang sakit.
“micheseoyo” kata Yura geli melihat Jongwoon.
“Ara! Aku memang gila. Melihatmu saja aku bisa menjadi gila” jawab Jongwoon.
“Tskk.. jadi jangan melihatku. Aku tidak mau menikah dengan orang gila” jawab Yura.
Jongwoon tahu gadis ini kesal dari awal pertemuan dengan keluarganya. Karena Jongwoon menceritakan lamarannya di sungai Han sampai membuat Yura menangis. Ini membuat Yura malu dan kesal dengannya. Dia suka sekali membuat Yura seperti ini.
“Tapi kenyataannya. Kau lebih senang aku gila. Iyakan?” jawab Jongwoon santai sambil menatap wajah Yura.
Mereka tidak tahu perbincangan ini dilihat dan didengar oleh Kangin. Sengaja memang. Dan Kangin menahan senyum melihat tingkah keduanya.
“Jeongmal… Tidak mungkin. Aku gadis normal dan hanya bisa menikah dengan lelaki normal Ara!” balas Yura dengan mata yang tidak kalah tajam menatap Jongwoon. Jongwoon menarik tangan Yura. Sial. Mata ini masih saja tetap indah. Batin Jongwoon saat hatinya berdesir.
“Mwo?” kata Yura saat tangannya kini dikuasai oleh Jongwoon. Jongwoon tahu. Yura hobi memukul setiap saat. Jadi ia memegang kendali agar Yura ada dibawah kendalinya. Hahahaha.
“Hanya orang gila seperti aku. Melamar gadisnya dua kali. Dan parahnya gadis itu malah menangis hingga membuat aku bingung.”
Yura diam dan hanya bisa mempoutkan bibirnya.
“Hanya orang gila seperti aku yang bisa menci*mmu dimana saja. Ne?” kata Jongwoon dengan sedikit nada serius membuat Yura memundurkan wajahnya. Karena Jongwoon mendekatkan wajahnya hanya sekedar menggoda Yura. Kali ini Yura mendelik kearah Jongwoon. Memang benar juga apa yang dikatakan Jongwoon.
“Yakk!!kau…” pekik Yura.
“Bilang saja kau suka dengan ci*man kita. Iyakan?” tanya Jongwoon pelan. Ia sesekali melirik Key yang ada dipangkuannya. Takutnya terbangun dengan adanya suara yang sangat memekakkan telinga. Ya suara Yura.
“siapa bilang? Tssk!” jawab Yura mengelak. Jongwoon tersenyum. Gadis didepannya ini tetap saja seperti ini. Jongwoon tahu Yura malu.
“Baiklah. Aku tidak akan menci*mmu lagi” kata Jongwoon serius. Ia melepas tangan Yura yang digenggamnya. Kemudian mengusap rambut Key.
Yura memperhatikan gelagat Jongwoon. Kenapa pria didepannya ini suka berubah-ubah. Mimik wajahnya terlihat serius. Apa dia marah dengan ucapan Yura barusan. Yura merasa sedikit tidak enak hati. Kenapa hanya karena jawabannya seperti itu wajahnya berubah. Apa ini Jongwoon sebenarnya.
Jongwoon melirik arloji ditangannya.
“Sudah malam. Aku pulang dulu” Kata Jongwoon lalu menggendong Key. Yura merasakan sesuatu pada diri Jongwoon.
“Kau tidak berpamitan dengan Appa dan Ka-”
“Mereka pasti sudah tidur. Salamkan saja padanya” jawab Jongwoon masih dengan nada dingin-nya. Yura jadi merasa bersalah. Saat Jongwoon berjalan menuju mobilnya Yura terus saja mengikuti sampai pada Jongwoon meletakkan Key dimobilnya.
“Kau kenapa masih disini” tanya Jongwoon.
“Mengantarmu. Apa tidak boleh” jawab Yura.
Yura hendak menanyakan apa Jongwoon marah dengan ucapannya. Tapi ia tidak berani. Wajah Jongwoon masih sama seperti tadi. Serius dan dingin. Saat Jongwoon beranjak dan hendak masuk kedalam mobilnya. Yura sedikit bingung.
“Kau marah” tanya Yura.
Jongwoon berbalik dan berhadapan dengan Yura. Yura terlihat sedikit gugup. Bibirnya seakan ingin berkata lagi. Tapi tatapan dingin Jongwoon membuat Yura jadi takut untuk bersuara. Apakah begini jika nanti Jongwoon marah denganku?
Apakah seperti ini. Menakutkan. Tatapannya. Membuat jantungku berhenti berdetak. Kata-kata itu terus berkecamuk dalam pikiran Yura saat ini.
“Eum… Kau tersingung ya? Aku tadi tidak serius. Aku hanya-”
Yura tidak melanjutkan kata-katanya. Maksudnya sendiri ia bingung. Apakah harus menjawab ia suka dengan ciuman dari Jongwoon. Ini berarti mempertaruhkan harga dirinya sebagai seorang wanita.
Alasan tidak masuk akal. Gila. Bahkan ia tidak rela jika Jongwoon tidak akan menciumnya lagi. Kalau ia bilang suka dari awal tadi, yang ada Jongwoon malah meledeknya habis-habisan. Jongwoon-kan suka membuat Yura seperti ini. Malu dan salah tingkah.
“Maksudmu?” kata Jongwoon pelan. Ia menatap terus wajah Yura dengan detail. Membuat Yura jadi tidak berani menatap Jongwoon sepenuhnya.
“Perkataanku yang tadi. Aigoo~ Pabo-ya” gerutu Yura sendiri. Seperti menyalahkan dirinya yang sangat bodoh. Ia malah terjebak dalam situasi seperti ini. Situasi yang tidak menguntungkan baginya. Jongwoon tetap santai pada tempatnya. Namun tatapannya masih fokus diwajah gadis didepannya.
“Kau suka ciumanku?”
DEG
Yura mendongak terkejut saat Jongwoon langsung saja menuju apa permasalahan yang akan dibahas oleh Yura. Yura menggeleng.
“Annya.. anniya… aku tadi hanya-”
Chuppp~~
Dengan mencondongkan sedikit badannya dan wajahnya. B*bir Jongwoon berhasil menutup b*bir pink Yura dengan kecupan lembut tepat dib*birnya. Yura mengedipkan matanya sesaat. Kemudian sadar apa yang dilakukan Jongwoon. Ia menatap Jongwoon didepannya. Pria itu kini juga menatapnya.
“Kau suka itu maksudnya… hum?” tanya Jongwoon memastikan. Yura tidak bisa menjawabnya.
“Bagaimana bisa aku tidak akan menc*ummu lagi. Kau takutkan kalau aku tidak akan menci*mmu. Hum?” Jongwoon tersenyum dengan smirknya. Yura sadar. Ini hanya permainan Jongwoon. Tega sekali dia menipu Yura dengan berpura-pura marah.
“Tssk!! Neo….. Kim Jongwoon mmpphhhhh…hhh”
Dengan satu tarikan saja Jongwoon berhasil menempelkan kembali b*birnya tepat pada b*bir tipis Yura. Memejamkan matanya dan mel*mat pelan b*bir Yura bergantian. Yura gadis ini sebenarnya terkejut dengan ci*man Jongwoon yang mendadak. Dan ini memang bukan pertama kalinya Jongwoon menci*mnya tanpa ada aba-aba atau apalah.
Yura mulai memejamkan matanya. Dan merasakan ci*man Jongwoon yang lembut ini. Dengan pelan ia membalas setiap l*matan b*bir Jongwoon yang bergerak diatas dan sesekali didalam mulutnya. Jongwoon tersenyum disela-sela ci*mannya dikala Yura mulai membalas setiap l*matan lembut b*birnya ini. Yura merasakan kenyamanan saat Jongwoon menci*mnya. C*uman yang sangat hati-hati namun intens dan dalam. Dan menyalurkan rasa cinta mereka berdua.
Jongwoon melepas t*utan b*birnya dan menatap Yura dengan sangat intens dan dekat. Ujung hidung mereka masih saling bersentuhan dengan nafas yang sedikit berat. Yura belum berani menatap wajah Jongwoon.
“Sekarang kau tahukan bahwa aku tadi hanya bercanda. Mianhae..” kata Jongwoon terus menatap wajah Yura. Seperti tidak akan pernah bosan menatap wajah gadis yang selalu ia rindukan. Tangannya masih memeluk pingang Yura.
“Kau selalu seperti itu. Awas saja. Nappeun!” jawab Yura kini mendongak menatap Jongwoon.
“Kalau kau menjawab iya dari awal. Aku tidak akan mengerjaimu.” balas Jongwoon tersenyum tatkala melihat wajah Yura bersemu merah ini.
“Apakah aku harus menjawabnya. Tanpa menjawabnya kau pasti sudah tahu aku suka apa tidak” jawab Yura sedikit kesal.
“Berarti kau suka” jawab Jongwoon.
“Bukan begitu…” Yura mengelak lagi.
“terus apa namanya? Itu artinya kau suka ciumanku” Jongwoon kembali dengan gurauannya. Terdengar lucu diteliga Kangin yang dari tadi sengaja mengikuti mereka.
‘Jongwoon kau benar-benar Nappeun’ kata Kangin. Kemudian ia menggeleng pelan. Yang ada dipikirannya kini. Kenapa adiknya juga ikut-ikutan aneh seperti dia. Sifatnya tidak mudah ditebak dan berubah-ubah. -_______-”
“Aigoo!! Kau suka sekali membuatku terpojok seperti ini” kata Yura heran kenapa Jongwoon suka sekali membuat ia terlihat bodoh.
Jongwoon terkekeh pelan mendengar protes dari Yura.
“sudah malam. Aku pulang dulu” kata Jongwoon melepas pelukannya. Kemudian tersenyum sambil mengusap puncak kepala Yura.
Yura POV
Apa ada pria semacam Kim Jongwoon?? Sungguh. Dia satu pria yang langka dan jarang ditemui dibelahan dunia manapun. Aku tidak tahu jalan pikirannya. Tapi memang semua membuat aku senang dan merasa menjadi gadis beruntung bila aku berada disisinya.
Gara-gara dia, aku jadi tidak enak tidur. Bagaimana bisa tidur. Setelah kemarin melamarku dengan orang tuanya. Dia bilang akan di Busan selama beberapa hari. Tssk. Apadia tidak tahu aku pasti merindukannya. Bodoh kenapa tidak bilang dari kemarin. Dasar. Dia suka sekali membuat aku gelisah.
“Yura-ya”
“Eh..?” aku tersadar dari lamunanku. Appa memanggil dan menatapku. Apa aku terlihat melamun dari tadi.
“Ne…” jawabku lagi. Kangin oppa hanya menggeleng menatapku. Dasar. Dia sama seperti Jongwoon. Aku rasa nama yang hampir sama-lah yang menyebabkan mereka memliki jiwa usil yang sama (?) Entahlah.
“Eumm… kenapa Jongwoon ingin cepat menikah denganmu?” tanya Appa. Yaah aku-pun juga ingin bertanya ini pada Jongwoon tapi jawaban Jongwoon sangat aneh.
“Mollaseoyo” jawabku enteng. Tanggal 2 oktober. Itu memang tanggal lahirku. Tapi Jongwoon tidak bilang kalau itu alasannya. Dia pasti lupa tanggal lahirku. Apa karena dia sudah tua sekarang. Ya Yura-ya kau terlalu mengada-ada. Appa mendengus kemudian menatapku intens. Ada apa?
“Hmm.. Apakah kalian sudah? Mmm maksud Appa. Apa kamu hamil?”
Tersadar oleh apa kata Appaku yang sangat tidak masuk akal. Hamil? Hamil?
“MWO!! Hamil……..?” pekikku. Dan sontak Kangin oppa menutup telinganya. Suaraku sangat merdu bukan. -____-
“Yaa… Ap-Appa. Kenapa bisa berpikiran aku hamil?” katakku lagi. Sungguh aku tidak tahu kenapa Appa mempunyai statement seperti itu. Ya Tuhan. Jangan-jangan Appa dan Eommanya Jongwoon juga berpikiran seperti itu. Aigoo~ mati saja kau Yura-ya…… Kim Jongwoon awas saja kau.
“Yaa, bukan begitu. Kalau kau memang hamil. Appa justru sangat senang Yura-ya” kata Appa sambil tersenyum.
Apa telingaku bermasalah. Apa benar yang aku dengar sekarang? Hamil. Appa dunia sudah berubah? Bahkan Appa mendukungku hamil sebelum aku menikah. Aigoo!!
“Appa? Appa baik-baik saja bukan?” tanyaku memastikan. Dan sepertinya Appa kurang suka aku bertanya seperti ini.
“Yaaa.. kau ini. Appa apa terlihat sakit. Dasar” jawab Appa kesal. Hahhhh!! orang tua yang aneh. Hamil? Melakukannya saja aku belum pernah. Bahkan aku sedikit taku jika mengingat h*bungan suami istri.
“Kau tahu. Itu berarti Appa ingin segera mempunyai cucu dan aku akan menjadi samchoon” kata Kangin Oppa menambahi dan mendapat anggukan dari Appa. Sungguh. Ini mimpi buruk untukmu Kim Yura. Apakah harus begitu setelah menikah nanti. Aigoo! Aku takut.
__oOo__
“Kau jemput Key ya?” kata Jongwoon saat ditelepon. Jujur aku ingin bertanya berapa lama ia di Busan. Tapi aku malu. Pasti ia akan besar kepala.
“Hum…” jawabku pelan.
“Kau kenapa?” tanyanya.
“Anniya…. sampai kapan kau disana?” akhirnya aku bertanya seperti ini. Semoga dia tidak mengejekku karena aku bertanya seperti ini.
“Kurang tahu…. apa kau merindukanku?” tanya Jongwoon lagi. Sudah tahu malah bertanya. Bodoh.
“Ne… Kau tidak?” kataku lagi. Biarlah harga diriku runtuh tapi memang ini kenyataannya.
Aku dengar dia menghela nafas panjang….
“Ne.. aku juga. Jeongmal boghosipo” jawabnya. Aku tersenyum.
“Ara. Baiklah aku akan menjemput Key. Sudah waktunya ia pulang” kataku lagi.
“hu’um. Jadilah eomma yang baik. anggap saja ini pembelajaran sebelum kau mempunyai anak lagi ne?” katanya lagi.
“Aish kau ini cerewet sekali. Arasseo!” jawabku.
“Ne.. Yura-ya”
“Humm…..”
“saranghae..”
“Arasseo?” jawabku. Terdengar dia mendengus kesal. Kekekek XD
“Saranghae…..” jawabku lagi.
“Awas saja kau berselingkuh dengan Hyukjae” katanya. Hah! Dasar bodoh. Mana mungkin. Yang ada Hyukjae yang keenakan berselingkuh denganku.
“Ara….”
“Kau tidak menc*umku. Hum..” Aish pikirannya selalu mengarah kesini. Aku diam. Tidak tahu harus menjawab apa.
“Pejamkan matamu… b*birku sudah ada dipipimu” katanya lagi. Ini mirip sebuah perintah tapi aku juga menghendakinya. Aneh. Aku sudah tertulat sifatnya yang satu ini. Tapi menyenangkan. -___-
“hmm..ne..”
“Kau belum mandi ya…”
“Yakk..!!! Aish~ nappeun” teriakku. Dasar. Aku mendengar dia tertawa. Aigoo kalau dia ada disampingku. Dapat aku pastikan kakinya pasti akan lumpuh karena aku pasti akan menendangnya.
“Baiklah.. kau sudah merasakan b*birku”
Aneh.. tapi kenapa aku suka cara dia seperti ini. Lucu memang. Tapi ini sedikit mengobati rasa rinduku padanya.
“Ne..” jawabku pelan. Gila kenapa aku jadi malu sendiri. Bahkan dengan Donghae, saat telepon-pun aku tidak seperti ini. Jongwoon benar-benar aneh. -____-
“Aku tutup teleponnya”
“Hati-hati disana…” kataku padanya.
“Eummm…. tunggu aku. Jaga Key. Jangan sampai dia kenapa-napa”
“Ne, Arasseo”
Clip…. aku menutup sambungan telepon. Kulihat jam ditanganku. Aigoo! Key pasti sudah lama menungguku.
__oOo__
“Permisi.. Key eodiseoyo” tanyaku pada seonsangnim yang masih ada disana. Sekolah memang tampak sepi. Hanya ada beberpa siswa saja. Biasanya Key selalu menunggu di ayunan itu. Kalau tidak dia akan duduk didepan kelas. Tapi sekarang tidak ada.
“Bukankah Key sudah pulang?”
“Mwo?! Dengan siapa?” Jongjin bukannya dengan Jongwoon ke Busan. Hyukjae. Dia sibuk dengan pekerjaannya. Lantas. Ahjumma. Ahjusshi. Tidak mungkin.
“Umm.. Key mengenalnya. Dia seorang wanita. Katanya dia teman Appanya.”
Aku berpikir sejenak. Teman Jongwoon? Wanita. Jangan-jangan. Ya Tuhan. Tidak mungkin dia. Bagaimana bisa dia tahu sekolah Key.
“Soensangnim tahu perginya mereka?” tanyaku panik.
“Apa yang terjadi. Apa wanita itu berniat jahat. Aigoo!! kalau begitu bagaimana??” kata Park Seonsangnim ikut panik. Semoga dia tidak berniat jahat. Aigoo. Bisa-bisa Jongwoon marah denganku. Anniya pasti dia akan membunuhku kalau sampai apa-apa terjadi dengan Key.
__oOo__
Author POV
“Makanlah yang banyak. Sebentar lagi Appa kesini” kata wanita itu pada Key dengan lembut. Mereka makan disebuah restoran. Tapi bukan restoran Ryeowook yang biasa Key dan Jongwoon kunjungi.
“Aku sudah kenyang. Mana katanya kau mau mengajakku ketempat Yura eomma juga” kata Key polos.
Wanita itu menghela nafas panjang. Kesal. Karena mendengar nama Yura eomma. Ya seharusnya menurut Hyena. Dialah yang harus disebut dengan Eomma. Andai saja dulu ia tidak seegois itu. Pasti gelar Nyonya Kim ia sandang sekarang.
“Baiklah. Kita ketaman dulu ne…”
“Aku mau pulang saja. Antarkan aku ketempat sekolah yang tadi.” pinta Key.
“Untuk apa? Bukannya Key mau ketempat Yura eomma dan juga Appa?” tanya Hyena memastikan. Key memutar otaknya. Sebenarnya bocah ini tahu. Wanita ini tidak disukai oleh calon eommanya hanya saja Key memang ingin memberi pelajaran bagi wanita ini.
“Baiklah disini saja. Pesankan makan lagi. Aku masih lapar” pinta Key dengan menunjukkan wajah melasnya.
Hyena mendengus kesal. Bocah ini bahkan sudah habis dua porsi. Apakah begini didikan Jongwoon. Makannya banyak sekali melebihi porsi orang dewasa. Parahnya Hyena disuruh menyuapi Key.
“Ahh… kenyang~” kata Key sambil meminum air putih yang ia bawa sendiri.
“Kalau tidak kenyang. Berarti kau kelainan” jawab Hyena kesal. Sebenarnya ia ingin membuat Yura cemas dan disalahkan Jongwoon. Tapi sepertinya Key lebih pandai dari pada dia.
“Key. Kajja kita ketempat berikutnya” kata Hyena. Key tersenyum licik.
“Aku ingin mainan… “
“Iyaaa kita ketaman bermain..” tawar Hyena. Key menggeleng pelan sambil mengercutkan bibirnya. Pipinya yang gembil bertambah gembil saja saat dia kesal seperti ini. ‘kalau saja kau bukan anak kesayangan Jongwoon. Sudah aku gilas’ batin Hyena.
“lalu?”
“Ketoko mainan langganan Key dan Appa” Hyena mendelik. Dan ini berarti ia akan mengeluarkan uang lagi. Rencana awal ingin membawa Key dan memberi pelajaran Jongwoon karena membuat ia malu sepertinya tidak berjalan mulus.
“Baiklah.. kau tahu tempatnya?” tanya Hyena memastikan.
“Eumm.. Aku tahu. Appa sering mengajak Key kesana.” jawab Key apa adanya. Membuat Yura kesal setengah mati.
__oOo__
Sementara ditempat lain…..
Yura sangat cemas. Panik kini melanda dirinya. Ia belum berani mengabari Jongwoon tentang Key saat ini. Ditaman bermain dekat dengan sekolah-pun Key tidak ada. Menurut beberapa orang yang melihat Key. Key ada direstoran cepat saji. Disebarang jalan ini. Yura dengan sangat cepat menuju kesana.
Tapi…
Hasilnya. Bahkan ia tidak menemukan Key. Ia mengeluarkan ponselnya. Lalu jari-jarinya dengan lincah bermain diatas layar touch screen-nya. Menelpon seseorang yang bisa membantunya. Tidak terpikirkan oleh Yura untuk menelpon Key. Padahal Key sudah memiliki ponsel. Apa Yura tidak tahu?
“Hyukjae-ya” kata Yura saat teleponnya diangkat.
“Ne…” balas Hyukjae.
“Key hilang!!!!” kata Yura dengan nafas yang masih ngos-ngosan akibat berlarian dari tadi.
“Mwo!!!!” pekik Hyukjae dari seberang sana.
__oOo__
“Key-ya. Nuna capek. Kau jangan berlarian terusss” keluh Hyena. Kini Key bermain ditaman kota dengan Hyena. Tentu saja Key selalu meminta yang aneh-aneh. Sejak pulang dari toko mainan tadi. Key terus saja bergerak aktif (?).
“payah sekali” kata Key. Kemudian melanjutkan kembali bermainnya dengan teman sebayanya yang ada disana.
Hyena sangat kualahan dengan kelakuan Key. Ia sekarang duduk sambil memegang dua eskrim. Satu punya Key dan satu punyanya. Ia sebenarnya tidak mau. Tapi Key memaksanya. Lalu ada lagi yang membuat ia malu. Bagaimana mungkin Key bilang pada kasir ditoko mainan kalau Ia adalah pengasuhnya. Membuat malu saja.
Hyena memejamkan matanya sesaat karena ia terlalu lelah. Kemudian ia segera tersadar. Key. Dimana dia….. Hyena segera bangun dan mencari Key yang tadi bermain diarea taman ini. Dan key.
“Key-ya…. “ panggil Hyena kepenjuru sudut taman ini. Ia terus memanggil Key dengan lantang. Tapi hasilnya. Key tidak ada. Hyena juga bertanya pada orang disekitar sini. Tapi tak seorang-pun melihat Key.
“gawat!! bagaimana ini. Aigoo!! Bodoh, Bodoh!!” rutuknya sendiri. Kemudian ia bertekad untuk kerumah Jongwoon. Tapi ia takut. Lalu? Menelpon Jongwoon? Tidak mungkin. Yang ada Jongwoon akan membunuhnya. Lalu?? Apa aku harus berpura-pura tidak tahu. Bagaimana kalau Jongwoon menuntutku dengan dugaan penculikan anak. Aigoo! Karirku akan hancur. Berbagai macam pertanyaan kini terus berputar dipikirannya.
__oOo__
Dikediaman keluarga Jongwoon……..
Yura dan Hyukjae menatap Key yang ada didepannya. Mereka berdua lega sekaligus senang. Akhirnya dapat menemukan Key. Orang tua Jongwoon sedang ada di Y Style jadi mereka tidak tahu kejadian ini.
Tadi Key menelpon Yura tadi bahwa ia sedang ada ditaman Kota bersama Hyena. Key sengaja memberi tahu Yura karena memanfaatkan Hyena yang sedang lengah. Dasar anak pintar. Dan yang terlebih lagi. Mereka tidak habis pikir Key mempunyai rencana seperti itu.
“Kau bahkan sudah menelpon Appa?” kata Yura pada Key. Key mengangguk pelan. Ia merasa bersalah tidak menelpon Yura tantang kejadian ini. Key memang sengaja karena ini bagian dari rencana-nya. Tapi memang ia tidak berniat apa-apa. Ia hanya ingin memberi pelajaran pada wanita yang tidak disukainya.
“Jongwoon dia mengerjaiku lagi…. awas saja kau!!” rutuk Yura pelan sambil meremas jarinya sendiri. Kemudian mengambil nafas dalam-dalam. Berusaha bersabar dia ada ditengah-tengah keluarga seperti ini.
Hyukjae menggeleng pelan sambil memijit keningnya. Ia hanya menatap wajah polos Key dengan sesekali menghela nafas.
“aku kira Bos tidak tahu. Rupanya anak dan Appa sama-sama. Nappeun!” keluh Hyukjae. Key menatapnya tajam. Ya Jongwoon memang sudah tahu. Karena Key telah memberi tahu terlebih dulu bahwa ia bersama Hyena.
“Aku bilangkan pada Appa kalau Hyukjae samchoo yang memfoto diam-diam Appa dan juga……..”
Key berhenti tatkala menatap Yura. Yura merasa dirinyalah yang menjadi topik kali ini. Yura mulai merasakan ada hawa yang kurang enak disini. Banyak rahasia akan terungkap.
“bilang saja pada Appamu. Lagian bos juga sudah tahu tentang foto-foto itu” jawab Hyukjae tanpa melihat ada Yura disana. Hyukjae segera sadar dan menoleh karah Yura. Kemudian menutup mulutnya sendiri. Key tersenyum puas.
“Mwo? Jadi foto-foto itu ulahmu. Dan Jongwoon juga sudah tahu. Aigoo!!” Yura terkejut dan menatap tajam kearah Hyukjae. Hyukjae berusaha memasang wajah normalnya dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Tapi ia gagal. Yura bahkan mengeluarkan sinyal-sinyal akan membunuhnya.
“Ya.. Yura-ya. Bukan seperti itu” kata Hyuk pelan. Key bocah itu tidak dapat menahan tawanya. Bahkan ia-lah yang kini merasa paling menang. Ia puas melihat Hyuk samchoon-nya terlihat ketakutan seperti itu.
“Kau juga memberi Key foto itu. Apa kau sadar kau mempengaruhinya?” kata Yura hendak melepas sepatunya lagi. Hyukjae mengambil ancang-ancang untuk lari. Kenapa aku ada ditengah-tengah keluarga aneh ini. Batin Hyukjae.
“Mwo? Anniya. Aku tidak memberi Key foto itu. Key sendiri yang mengambilnya dariku” jelas Hyukjae. Yura tidak percaya begitu saja. Kemudian ia menatap Key. Key menggeleng pelan.
“Hyukjae-ya!!!!!!!” Pekik Yura. Kemudian Yura melemparkan sepatu kearah Hyukjae yang akan berlari dari ruangan ini. Dan tepat ia melemparkan sepatunya. Suatu kebiasaan buruk. -______-
Plakkkkkkkkk………..
“awwww!!!!!!!” ringis seseorang yang tiba-tiba muncul diantara mereka bertiga. Dan tepat terkena lemparan sepatu dari Yura.
Yura terkejut dengan menutup mulutnya. Hyukjae juga, lalu ia tersenyum karena sepatu itu mengenai Bos-nya yaitu Jongwoon.
“Ka-kauuu” kata Yura pelan.
Jongwoon memegangi dahinya dan meringis. Yang benar saja. Kali ini bukan sepatu cats biasanya. Ini adalah sepatu untuk bekerja. Ya Highellsnya mengenai dahi Jongwoon.
“Yura-ya!!!” kata Jongwoon geram…
__oOo__
“Awww… hati-hati” kata Jongwoon kesakitan saat Yura menempelkan waslap dingin didahinya. Lukanya memang terlihat jelas. Namun tidak sampai parah. Masih bisa ditutupi oleh poni-nya.
“Aigoo!! kau ini” jawab Yura sedikit kesal. Ia masih mengingat kejadian Key tadi. Kenapa Jongwoon tidak memberitahunya kalau Key sedang bersama Hyena dan inikan membuat Yura merasa cemas.
“Isshhh~ perih sekali” Keluh Jongwoon saat Yura mengoleskan obat didahinya.
“Diam saja” kata Yura. Jongwoon sadar. Dia pernah mengobati Yura dulu saat Yura kecelakaan karena menyebrang. Kemudian ia tersenyum. Dari jarak sedekat ini Yura sangat cantik dan juga Jongwoon mengagumi sifat Yura yang perhatian dengannya.
“Kau puas menatapku seperti itu” kata Yura sambil menutup luka Jongwoon dengan plester. Jongwoon tersenyum geli. Ia ketahuan sedang menatap wajah Yura dengan detail.
“Belum… “ jawab Jongwoon. Yura sedikit menjauhkan wajahnya karena aktifitas mengobati Jongwoon sudah selesai.
“Tssskk. Jangan menggombal lagi. Sekarang aku sedang marah denganmu. Ara!” kata Yura dengan nada ketus pada Jongwoon. Jongwoon mengernyitkan dahinya.
“Aku tahu. Masalah Key-kan. Mianhae. Aku salah” kata Jongwoon.
“mudah sekali ya. Kau tahu aku bahkan berpikir tadi kalau Key kanapa-napa dan kau marah denganku. Kau tidak tahu seperti apa cemasku tadi. Dengan mudahnya kau bilang maaf. Aku juga bisa seperti itu” kini nada Yura semakin meninggi. Jongwoon heran kenapa Yura seperti ini.
“Kau ini kenapa? Heii.. aku tahu itu salah. Aku sedari tadi mengawasi Key saat ia bersama Hyena. Sejak Key menelponku aku segera kembali ke Seoul. Aku sengaja tidak menghubungimu tadi.” jawab Jongwoon menahan tangan Yura. Menggenggam tangan gadis ini agar tenang.
Yura menatap Jongwoon tajam. Bahkan Jongwoon juga kembali ke Seoul-pun Yura tidak dikabari olehnya.
“Aku lelah setiap hari kau selalu membuatku bingung dengan ulahmu. Kau juga selalu membuatku cemas dengan sikapmu. Aku perlu menyesuaikan dengan ini semua Jongwoon oppa.” kata Yura pelan. Tapi masih dengan nada serius.
“Mwo? Maksudmu…Yaaaa Yura-ya. Aku-kan sudah menjelaskan apa kau masih marah” kata Jongwoon dengan raut wajah yang sangat aneh. Cemas.
“Bagaimana kalau pernikahan kita ditunda” kata Yura menatap Jongwoon. Dan membuat Jongwoon membulatkan matanya. Apa Yura sudah gila? Tangan Jongwoon semakin erat menggenggam tangan Yura. Dan rahangnya mengeras. Ia tidak terima dengan kata-kata Yura yang tidak masuk akal.
=TBC=

No comments :

Post a Comment