FF “And I Love You” Part 20
Author : Kim Yeon Young (@DeanClouds)
Cast : Kim Jong Woon, Kim Yura
Support Cast : Kangin, Key, Eunhyuk, Etc…
Genre : Married Life, Comedy, Romance (?)
Ratting : PG-16
Ps : Typo! Jadi jangan salahkan mata anda karena kesalahan memang ada ditangan saya. Ingat. Tangan saya, bukan saya *PLAK * Ingat sedikit yadong -_______-”
Kyaaa!! Akhirnya sampai part 20… *sujud syukur * Huaaaaa…. Siapkan kantong plastik kalau sewaktu-waktu kalian muntah baca ini… !!!!!!!!
Part 20
Kita akan selalu bersama-sama
Hingga akhir waktu
Hingga akhir waktu
Hari demi hari
Tinggallah disisiku,selalu
Tinggallah dihatiku,dan mempesonaku
Menyinari cinta dalam hatiku
Tinggallah disisiku,selalu
Tinggallah dihatiku,dan mempesonaku
Menyinari cinta dalam hatiku
AuthorPOV
Udara dingin makin menyelimuti suasana di kota Tokyo sekarang, Gadis itu kini masih setia menunggu seseorang yang datang karena memintanya menunggunya disebuah taman kota. Salju memang tidak turun malam ini. Walau begitu mantel tebal tetap menempel pada tubuh mungil gadis itu.
Matanya menatap kedepan, tampak beberapa pasangan mengumbar kemesraan mereka dengan bergandengan tangan dan juga berpelukan. Hal ini tentu saja membuat gadis ini berdecak kesal. Iri?? jelas sekali terlihat diwajahnya, tapi yang membuatnya kesal adalah orang yang menyuruhnya menunggu. Hingga sekarang saja belum ada tanda-tanda bahwa ia akan segera datang. Menyebalkan.
“Sudah dua jam… Aish! Jongwoon.. kau tega sekali!!” gerutu Yura yang mulai kesal dengan kegiatannya sekarang. Menunggu.
Akhirnya ia memutuskan untuk mencari minuman hangat. Pandangannya tertuju pada cafe diujung jalan. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju cafe tersebut. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku mantel yang cukup tebal, ia lupa membawa sarung tangan. Kebiasaannya tidak pernah hilang. Pelupa -________-”
Tak berapa lama Yura sudah keluar dengan membawa 2 cup coklat hangat. Yang satu untuknya dan yang satu untuk Jongwoon. Dengan senyuman simpul diwajahnya ia mulai berjalan lagi ketempat semula dimana ia menunggu Jongwoon.
Tapi.. Hal yang tak terduga tiba-tiba….
Brukkkkkkkkk!!!!
“Awww….. Isshhhh~” Yura mengipatkan tangannya karena coklat hangat mengenai tangannya. Kemudian ia menatap seorang pemuda juga terlihat kepanasan karena tumpahan coklat tersebut.
“Ahh…. Sorry….”
“Aishh!! Jinjaa….” gersah Yura karena memang tangannya kini memerah karena tumpahan coklat tersebut. Pemuda itu kemudian diam dan menatap Yura.
“Kau orang korea?” kata pemuda tersebut. Yura menatap aneh, dan pemuda itu segera membungkukkan badannya.
“Huumm…” jawab Yura dan tentu saja ia masih bingung.
“Mianhaee… “ kata pemuda itu. Ohh.. Ternyata dia juga orang korea.
“Gwenchanayo??” pemuda itu kemudian meraih tangan Yura kemudian mengusapnya agar tidak merasakan panas lagi. Tapi Yura buru-buru menarik tangannya dari pemuda itu.
“Gwenchana…” jawab Yura pelan. Kemudian pemuda tersebut menatap Yura intens dan terus menatap Yura menyebabkan Yura jadi sedikit risih.
“Kim Yura nuna??” Yura bingung kenapa pemuda itu mengenalnya.
“Kau?? Kau mengenalku?” tanya Yura ragu.
“Aku Kim Myongsoo!”
__oOo__
“Woaaa.. Ternyata aku sudah sangat terlambat ya nuna! Aish Jinja. Bahkan kau juga menjadi seorang ibu. Neomu daebaknika!” kata Myungsoo tersenyum pada Yura. (Bayangin L Infinite yaa, :P) Senyum yang manis.
Keduanya duduk ditempat semula, dimana Yura menunggu Jongwoon. Tapi sudah setengah jam sejak Yura kembali kesini Jongwoon belum menunjukkan kenampakkannya.
“Aigoo..! Kau berlebihan sekali. Tsskk entahlah kau kalah cepat dengannya!!” balas Yura dengan gurauan tentunya.
Myungsoo, tentu saja Yura kenal dengannya. Dia adalah sepupu Ryeowook yang kini ada di Jepang untuk melanjutkan studynya. Wajar bila Yura tidak mengenalinya, sekarang Myungsoo jauh sangat berbeda. Dia tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan.
“Umm.. Kalau boleh tau nuna ke Jepang untuk bulan madu?!” tanya Myungsoo dan seketika rona merah tampak dipipi Yura saat ini.
“Kyaa! Nuna-ya kau sangat cantik jika malu seperti itu.” sontak Yura segera menormalkan wajahnya agar ia tidak terlihat bodoh didepan Myungsoo.
“Anniya! Kami ke Jepang bukan untuk itu. Hanya saja ada urusan bisnis dan aku ikut dengan suamiku kesini.” jawab Yura apa adanya. Dan ini membuat Myungsoo gemas sekali pada Yura, Nuna yang ia kagumi saat Yura senang berkunjung ke rumah Ryeowook. Walau Yura kurang begitu dekat dengannya tapi setidaknya Yura pernah membuat Myungsoo berdebar jika setiap kali bertemu.
“Nuna benar-benar istri yang setia. Aku ingin sekali mempunyai yeoja sepertimu.” kata Myungsoo sambil tersenyum menatap Yura.
“Uh? Kenapa sepertiku…”
“Hemmm! Sepertinya asyik sekali mengobrol berdua.”
Suara itu Yura sangat mengenalnya. Tapi nada bicaranya sangat tidak enak untuk didengar. Yura dan Myungsoo sontak mendongak dan kini tengah menatap sosok yang sedang berdiri tak jauh darinya. Mantel hitam panjang telah melekat ditubuhnya. Terlihat tampan sekali dimata Yura walau sepertinya akan ada aura aneh yang akan ia rasakan.
“Jongwoon oppa..” gumam Yura. Jongwoon kemudian menatap pria yang ada disamping Yura. Yura sadar akan pandangan Jongwoon yang terlihat sedikit…. Mmm tahu sendiri bagaimana Jongwoon cemburu dengan Taejun sehingga Yura menyusulnya hingga ke Jepang. Apakah akan terulang lagi? Semoga saja tidak. =,=
“Emm… Jongwoon oppa, dia Myungsoo sepupu Ryeowook yang sedang kuliah di Jepang.” kata Yura sembari memperkenalkan Myungsoo. Myungsoo-pun sadar pria didepannya ini adalah suami dari Yura, ia kemudian berdiri dan memberi salam pada Jongwoon.
“Myungsoo imnida… bangapseumnida hyungnim.”
“Ne.. Jongwoon imnida. Aku suami gadis yang sedang bersamamu sekarang.” jawab Jongwoon sehingga membuat Myungsoo ini tersenyum geli. Jongwoon hanya ingin menegaskan bahwa Yura adalah istrinya tapi malah terlihat sangat lucu.
“Ne.. Kalian akan kemana?? Apakah aku menganggu…?” kata Myungsoo sambil menatap Yura dan Jongwoon bergantian.
Yura tidak bisa memutuskan. Ia takut salah bicara nantinya, ia hanya bisa menatap Jongwoon. Jongwoon sebenarnya ingin jalan berdua dengan Yura. Tapi pemuda ini seolah ingin ikut dengannya dan juga Yura. Menyebalkan -_____-”
“Umm.. Kami akan-”
“Baiklah… Sepertinya akan sangat menganggu. Aku pergi dulu.” Myungsoo tiba-tiba memotong pembicaraan Jongwoon.
“Jamkanman!” kata Yura tiba-tiba dan membuat Jongwoon terhenyak. Kenapa istrinya ini?? Tsskk…. Yura-ya bunuh saja aku sekarang juga. Batin Jongwoon yang memang sebenarnya tidak ingin merusak moment mereka. Tapi dasar Yura…. Gadis aneh….
__oOo__
“Nuna-ya. Kau sangat baik mentraktirku makan.” kata Myungsoo saat mereka bertiga sudah selesai makan direstoran khas makanan Jepang. Terlihat raut sangat puas dan gembira diwajah Myungsoo. Tapi, berbeda sekali dengan Jongwoon. Walau ia tersenyum tapi sebenarnya itu senyum palsu.
“Ne.. Cheonma. Sudah seharusnya kami melakukan ini Myungsoo-ya. Bertemu orang korea di negara lain terlebih lagi itu adalah orang yang kita kenal, tidak boleh menyia-nyiakan. Jarang sekali kesempatan ini bukan?”
Yura sambil melirik kearah Jongwoon yang sepertinya sangat tidak berselera sama sekali. Tapi Jongwoon sadar kata-kata Yura ini untuknya kemudian ia menatap Myungsoo dan juga Yura.
“Apa maksudmu menyia-nyiakan?” kata Jongwoon polos.
“Anniya.” jawab Yura singkat sambil mengalihkan pandangannya pada Myungsoo. Ia sangat hafal jika Jongwoon sedang cemburu dengannya. Memang ia memanfaatkan waktu yang seperti ini walau itu membuat Jongwoon merasa klimpungan. Dan itu membuat Yura puas sepertinya.
Myungsoo tahu Jongwoon sedang cemburu tadi, jelas saja Myungsoo dengan jujur berbicara tentang Yura saat baru mengenal Ryeowook. Betapa mempesonanya Yura dimatanya sebagai seorang kakak dan seorang gadis. Dan ia secara terang-terangan memuji Yura bahwa Yura sangat cantik didepan Jongwoon. Dan itu membuat Jongwoon kesal.
“Ahh.. kalian begitu lucu. Aku ingin sekali nantinya kalau berkeluarga seperti kalian ini. Begitu serasi.” seketika wajah Jongwoon tampak sedikit malu dengan pujian Myungsoo.
“Ne. makanya kau cepat mencari kekasih. Kau ini tampan.. jangan sampai kau tidak mempunyai kekasih hanya karena terus menunggu Yura.” goda Jongwoon.
“Mwo!” Yura terperangah dengan candaan Jongwoon yang langsung tepat sasaran.
“Ishh! Kau ini… Kau tidak lihat wajahnya memerah saat kau menatapnya.” balas Jongwoon.
“Kekek… Hyungnim. Kau sangat pengertian. Aku memang menganguminya sampai sekarang. Dan itu harus pupus setelah aku melihatmu.” jawab Myungsoo tak kalah tepat sasaran membuat mata Jongwoon membulat.
Kenapa pemuda ini selalu blak-blakan didepannya? Tidak takutkah ia dengan Jongwoon? Bahkan Myungsoo kini malah tersenyum membuat Jongwoon kesal saja.
“Mw-Mwo..Mwo!” kata Jongwoon sedikit gugup mendengar jawaban Myungsoo. Ia menatap Yura dan Myungsoo bergantian. Benar-benar menguji kesabarannya.
“Tapi.. Yura nuna jatuh ditangan orang yang tepat. Hyungnim kau sangat beruntung bisa bersama Yura nuna.” Myungsoo segera menjabat tangan Jongwoon. Jongwoon sedikit tersentak.
“Aku minta maaf telah menganggu acara bulan madu kalian.” kata Myungsoo pada Jongwoon. Dan kini matanya menatap Yura.
“baiklah.. Aku pergi dulu. Hyungnim, Nuna-ya.. jangan lupa hubungi aku. Ne?” kata Myungsoo saat berpamitan.
“Ne, hati-hati!” kata Yura pada Myungsoo. Kemudian saat Myungsoo akan berlalu dari hadapan Yura dan Jongwoon, tiba-tiba ia berbalik.
Greep…
Myungsoo memeluk tubuh Jongwoon. Jongwoon sedikit tersentak.
“Hyung… Maafkan aku.” kata Myungsoo.
“Ne. memang seharusnya begitu…” jawab Jongwoon apa adanya dan membuat Myungsoo terkekeh. Sesaat kemudian ia melepas pelukannya dan menatap Jongwoon.
“Arasseo…” jawab Myungsoo. Kemudian ia menatap Yura yang sedang tersenyum manis sekali dimata Myungsoo. Sebaliknya, Jongwoon tidak setuju Yura tersenyum seperti itu didepan pria ini, Myungsoo.
Baginya senyum itu hanya boleh untuknya saja. Tidak boleh pria lain melihatnya. Yang ada malah ia nanti semakin cantik dan membuat pria lain menatapnya dan ingin memiliki Yura. Sungguh pemikiran Jongwoon sulit untuk diterka…. -________-”
Myungsoo kemudian mendekat kearah Yura. Dengan sigap dia mencondongkan wajahnya. Dan…
CHU~
Myungsoo dengan cepat mendaratkan b*birnya tepat dip*pi Yura. Jongwoon melihatnya dengan matanya sendiri… Yura, Yura gadis yang menjadi istrinya ini bahkan kini mengeluarkan semburat merah dipipinya. Ia terkejut saat Myungsoo dengan tiba-tiba menc*um pipinya. Dan itu membuat Jongwoon harus menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia cemburu.
“Aku pergi……..!!!” Myungsoo segera berlari menjauh karena ia tahu pasti ia akan mati ditangan Jongwoon jika ia berlama-lama disana.
“YAA!! KAU MAU MATIII!!!!!!” Jongwoon melihat Myungsoo yang kini sudah jauh berlari dan sempat menengok kearah Jongwoon. Dan yang dilakukan Myungsoo adalah tertawa sambil melambaikan tangannya.
“Anniya.. Aku belum mau mati. Aku ingin menikah dulu!!! Kekekekke~ ” teriak Myungsoo dan masih terdengar ditelinga Jongwoon dan Yura.
“AISH!! Bocah itu…!” Jongwoon mendengus kesal.
Setelah itu, ia kemudian menatap Yura yang ada disampingnya. Yura hanya menggigit bibir bawahnya. Ia takut akan terjadi sesuatu padanya. Jongwoon sebenarnya sangat kesal. Ia kesal pada dirinya sendiri yang membiarkan Myungsoo begitu mudahnya menci*m Yura. Walau hanya dip*pi namun itu sangat menganggunya. Jelas…ia cemburu. Tapi ia tahu kalau Myungsoo bukan pemuda seperti yang ia bayangkan.
“Yaa.. berhenti membuatku ingin menci*mmu ditempat umum. Haasshh!!”
Jongwoon seketika menarik paksa pergelangan tangan Yura untuk membawa gadis itu mengikuti langkah kakinya. Yura hanya menunduk dan mengikuti kemana Jongwoon akan membawanya. Yura tahu, Jongwoon pasti sedang tidak enak. Tapi ini juga bukan salahnya. Myungsoo sendiri yang menci*mnya. Walau hanya dipipi tapi… Ahh.. sulit untuk menjelaskan perasaan Jongwoon sekarang.
__oOo__
Aku berjanji untuk percaya padamu
Aku akan selalu berada disisimu
Aku akan memeluk bahu kecilmu dengan kasih yang lebih besar dari yang orang lain berikan
cinta terbang kebagian terdalam dari hati sejak awal,dan membuat kumerasa hangat
getar itu tak akan pernah berubah
Aku akan selalu berada disisimu
Aku akan memeluk bahu kecilmu dengan kasih yang lebih besar dari yang orang lain berikan
cinta terbang kebagian terdalam dari hati sejak awal,dan membuat kumerasa hangat
getar itu tak akan pernah berubah
Yura menatap Jongwoon kesal saat mereka baru turun dari taxi yang membawa mereka didepan hotel tempat mereka menginap. Yura menunggu selama berjam-jam dan hasilnya apa? Jongwoon sekarang hanya mengajaknya pulang lagi ke Hotel. Benar-benar menyebalkan.
“Yaa, ppali-ya!! Kau ingin berjalan sendiri dan orang-orang melirikmu?”
Yura bingung dengan sikap Jongwoon ini. Dasar, Yura tahu Jongwoon memang aneh dalam perilakunya. Tapi sekarang ia dapat menyimpulkan cemburunya lebih aneh dari perilakunya.
“Aish! Ini juga sudah cepat.” Yura menyesuaikan jalannya dengan langkah Jongwoon. Yura terus saja menggerutu didalam hatinya. Kenapa sekarang Jongwoon sangat sensitif. Sungguh sangat berlebihan sekali.
Banyak pasang mata yang menyaksikan tingkah Yura ini. Apalagi mata para lelaki, para pebisnis ataupun wisatawan yang sengaja bertemu atau berpapasan dengan Yura. Mereka selalu saja ada yang memuji Yura. Dan ini membuat Jongwoon semakin kesal saja.
Jongwoon menatap Yura dari samping sambil terus berjalan. Kemudian dengan sigap Jongwoon menarik pergelangan tangan Yura dan menyisipkan jari mungilnya disela-sela jari lentik Yura.
Tersentak, Yura terkejut dengan sikap Jongwoon yang selalu tiba-tiba seperti ini. Yura menatap Jongwoon, tapi pria disampingnya ini justru tidak sedang melihatnya. Seulas senyum tersunging dibibir manisnya. Jongwoon tahu, ini bisa membuat Yura merasa nyaman karena genggaman tangannya mampu membuat gadis ini selalu merasa diperhatikan.
Ting….
Pintu Lift terbuka. Mereka berdua masuk tanpa ada kata-kata lagi. Diam, bukan berarti Jongwoon tidak tahu gerak gerik Yura. Bahkan pria ini selalu memperhatikan Yura dari ekor sudut matanya. Baginya, tidak bisa jika berpaling dari wajah gadis yang kini ada disampingnya. Entahlah, ada sesuatu dari Yura yang membuat Jongwoon ini enggan mengalihkan pandangannya.
“Igee….” Jongwoon menyerahkan sapu tangannya untuk Yura. Yura tampak bingung dengan Jongwoon. Jongwoon menyadari, Yura memang sangat lambat dalam berpikir yang jauh dari penalarannya. -__-”
“Mwo? Buat apa?” tanya Yura. Jongwoon menatap Yura kesal.
“Yaa! Sini…” Jongwoon seketika menarik wajah Yura agar dekat dengannya dan dengan sigap Jongwoon menci*m pipi Yura. Yura dapat merasakan b*bir Jongwoon kini menempel dip*pinya. Sesaat kemudian Jongwoon melepaskannya.
Jongwoon dengan cepat merubah posisinya untuk menatap Yura. Kini Jongwoon ada didepan Yura dengan tangannya ada menahan tubuh Yura yang tepat ia letakkan disamping tubuh Yura. Gadis ini belum sempat berkomentar tentang mengapa Jongwoon menc*um pipinya dan membuat ia malu. Kini, ia dengan seenaknya menyudutkan Yura didalam lift dan hanya berdua saja tentu saja dengan tatapan mata Jongwoon yang tajam terus mengarah tepat dimata Yura. Sungguh Yura tidak bisa berkutik. Baik tubuh maupun pandangan matanya.
“Yaa.. Kau kenapa?” tanya Yura dengan mimik wajah yang ketakutan dan ini menambah semangat Jongwoon untuk semakin menggoda gadis ini.
Enak saja, dia dici*m oleh pria lain didepannya dan terlebih lagi Yura bisa-bisanya mengeluarkan wajah yang sangat Jongwoon suka. Malu-malu.
“Wae? Kau tidak tahu.. aku membersihkan bekas bibir bocah itu. Kau tidak suka? Biar aku tarik kembali.”
Dengan cepat pula Jongwoon menci*m kembali pipi Yura. Yura mengedipkan matanya sesaat saat b*bir Jongwoon menempel dip*pinya. Jongwoon melepaskan b*birnya kemudian menatap wajah Yura. Gadis ini terlihat sangat lucu. Jongwoon tersenyum simpul. Jarak wajah mereka jangan ditanya..bahkan debaran serta hembusan nafas keduanya datap dirasakan oleh Jongwoon dan Yura.
Jangan ditanya soal Yura sekarang, gadis ini seolah tidak bisa menopang beban tubuhnya sendiri. Sungguh c*uman Jongwoon ini, walau dipipi sanggup merusak sistem kerja syaraf otaknya hingga dia tidak bisa berfikir secara normal.
“Neo..” Yura tampak kesal Jongwoon membuat ia tampak bodoh.
“Mwo? Ohh.. Aku tahu Yura-ya. Sebelah sini belum aku bersihkan..” Dengan cepat lagi Jongwoon berhasil menempelkan b*birnya kep*pi Yura yang saat ini sedang bersemu merah jambu ini.
Sesaat kemudian Jongwoon melepaskan ci*mannya. Kemudian menatap Yura lagi. Gadis ini terlihat gelagapan. Yura tidak bisa memasang wajah normal seperti biasanya. Ia terlihat sangat menggemaskan dimata Jongwoon.
“Yaa Nappeun…!” pekik Yura karena Jongwoon memang sengaja menggodanya.
“Mwo! Nappeun? Yaaa giliran Myungsoo kau diam saja, kenapa dengan suamimu sendiri kau malah bilang seperti itu. Huh…? Kau ingin mempermainkan aku Yura-yaaa… hum!?” Jongwoon semakin giat menggoda gadis didepannya ini.
Ditatapnya Yura lekat membuat Yura sempat kehabisan nafas karena dari jarak sedekat ini, wajah Jongwoon benar-benar tampan dan ini sangat mempesonanya.
“Bukan begitu…! Tapi.. kau menyudutkan aku seperti ini.” kata Yura pada Jongwoon. Jongwoon kemudian menatap posisi sendiri dan menatap Yura. Kemudian ia tersenyum. Yang Jongwoon rasa tidak ada yang aneh selama mereka memang hanya berdua didalam lift.
“Gwenchana… ini memang posisi paling nyaman menurutku!” kata Jongwoon enteng.
Yura membulatkan matanya. Kenapa Jongwoon menyebalkan sekali.. walaupun ia sebenarnya suka. Tapi ini membuat ia malu jika terus dekat dengan Jongwoon seperti ini.
“Kau gila.. bagaimana jika ada orang yang melihat!” Yura memberikan alasan agar Jongwoon segera menjauh dari tubuhnya.
Jongwoon menghardikkan bahunya dan hanya tersenyum lagi pada Yura. Kali ini Jongwoon sedikit memiringkan wajahnya sekedar menatap wajah Yura secara detail. Kenapa wajah ini begitu banyak menarik kaum pria bila Yura berjalan kemana saja.
“Aku memang gila. Dan itu karenamu… Tsskk kau bahkan tidak sadar kau telah membuatku sangat gila. Apa ada orang yang mencintaimu dengan sangat gila seperti aku? Hum”
“Anniya.. maka dari itu, aku takut sekali padamu!” jawab Yura.
“Kau menakutkan sekali Kim Jongwoon… “ tambah Yura lagi. Jongwoon hanya tersenyum simpul.. Istrinya ini benar-benar membuatnya kehilangan kesadaran jika sudah memperlihatkan sisi kebodohannya.
“Aneh sekali! Kim Yura.. kenapa aku seperti ini padamu? Kau bisa menjawabnya hum.?? Tolong beri tahu aku. Temukan jawabannya!?”
“Yaa.. mana aku tahu…. tanyakan pada dirimu sendiri. Aishh! Kim Jongwoon aku sesak sekali… Lepaskan ini sudah hampir sampai. “ kata Yura sambil menatap angka yang akan menunjukkan dimana mereka akan sampai.
“Biarkan saja. Aku ingin terus seperti ini… Enak saja kau bisa seenaknya lepas dariku. Apalagi.. kau sudah membuat aku seperti tadi dengan bocah itu. Kau pikir mudah menerima itu semua. Hum?” kata Jongwoon pelan namun ini menunjukkan sisi manjanya.
“Aigoo.. kau ini kenapa menjadi seperti ini? Hei.. kau Kim Jongwoon kepala besarkan??” goda Yura.
“Ne, Kim Jongwoon yang suka menci*mmu setiap waktu. Apa kau mau protes?” jawab Jongwoon lagi semakin memajukan wajahnya. Yura dia sudah tidak bisa bergerak lagi kemana-mana… Jongwoon benar-benar mengunci tubuhnya.
“Mwo?”
“Ne. Aku memang suka menci*mmu dan kau Kim Yura suka sekali dengan c*umanku. Benarkan apa yang aku katakan.”
Yura hanya menelan ludahnya seketika saat mata Jongwoon mulai menatap lekat wajahnya dan kini menatap bibirnya.
“Yaa….”
Jongwoon memang sudah tidak peduli lagi dengan protes Yura. Ia bahkan dengan mudahnya menggoda gadis ini hingga ia pun sekarang ikut tergoda juga -______-”
Matanya tidak lepas menatap gadis didepannya yang sengaja ia kunci tubuhnya agar Yura tidak bisa bergerak. Kenapa ia tidak bisa berpikir normal saat ini. Pikirannya kacau sejak kedatangan bocah itu. Kini yang ada hanyalah pembalasan dendam atas apa yang menimpanya. Yura harus membayar ini.
Jongwoon memang sudah tidak peduli lagi dengan protes Yura. Ia bahkan dengan mudahnya menggoda gadis ini hingga ia pun sekarang ikut tergoda juga -______-”
Matanya tidak lepas menatap gadis didepannya yang sengaja ia kunci tubuhnya agar Yura tidak bisa bergerak. Kenapa ia tidak bisa berpikir normal saat ini. Pikirannya kacau sejak kedatangan bocah itu. Kini yang ada hanyalah pembalasan dendam atas apa yang menimpanya. Yura harus membayar ini.
Saat mendebarkan bagi Yura sepertinya akan tiba ketika b*bir Jongwoon mulai mendekati b*birnya. Hingga sampai saat ini Yura tetap saja merasa gugup dan seperti terhipnotis. Selalu saja tidak bisa berbuat banyak untuk menolak Kim Jongwoon.
“Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuh b*birmu selain aku..” ucap Jongwoon pelan. Yura semakin berdebar karena sikap Jongwoon ini membuatnya kehilangan kendali.
Mata Jongwoon terpejam saat mengatakan ini pada Yura, dan saat Yura juga mulai memejamkan matanya untuk menormalkan detak jantungnya yang terus berdebar hebat.
Ting……..
Pintu Lift terbuka!!
Yura dan Jongwoon mendengar sayu-sayu suara orang. Kenapa orang?? Orang?
Yura dan Jongwoon membuka matanya. Yura yang memang posisinya menghadap kearah pintu dia melihat ada beberapa orang yang kini sedang berdiri dan menatapnya dan Jongwoon. Dengan cepat ia mendorong tubuh Jongwoon, Jongwoon yang tahu kemudian membalikkan posisinya hingga ia dapat melihat orang-orang yang sepertinya memang terkejut dengan posisinya dan Yura.
Yura hanya mampu menekuk wajahnya. Sementara Jongwoon membenarkan mantel dan melihat memang ini adalah lantai kamar hotel mereka kemudian menarik pergelangan tangan Yura untuk keluar dari lift.
“Aigoo… “ Yura bergumam sendiri dan tentu saja ia sangat malu. Sangat malu.
“Kenapa orang-orang itu menganggu?! Tsskk…” gumam Jongwoon pelan, Yura yang mendengarnya hanya bisa bersabar menghadapi sifat Jongwoon yang satu ini. -________-”
__oOo__
Yura menatap Jongwoon yang kini masuk kedalam kamar mendahuluinya. Tsskk… sejak kejadian dilift tadi Yura merasakan aura aneh dalam diri Jongwoon. Seperti bukan Jongwoon yang ia kenal. Apakah ini efek setelah menikah menjadikan dia sedikit lebih posesif padanya??
Sikapnya yang terkadang dingin, seperti tidak pernah perhatian dengannya itu juga kadang membuat Yura resah, tapi dibalik itu Jongwoon memilki sifat yang tidak terduga dalam pikirannya. Selalu saja membuat Yura merasa terkejut sekaligus bahagia.
Yura masih memperhatikan Jongwoon yang melepas mantel panjangnya kemudian jas hitamnya dan kini hanya dengan kemeja putih saja dengan dua kancing atas telah Jongwoon buka.
Ini sebenarnya pemandangan yang biasa sejak mereka menikah, tapi bagi Yura memandang Jongwoon yang seperti inilah yang ia suka. Menggulung lengan kemejanya hingga kesiku tapi itu malah membuat Jongwoon lebih tampan.
“Kau lapar?” tanya Jongwoon tiba-tiba saat ia menatap Yura.
“Uh? Mm.. Sedikit.” jawab Yura. Jongwoon berjalan mendekat kearahnya yang kini sedang menonton televisi.
“Kau tidak ingin makan malam?” tanya Jongwoon pelan. Yura mendongak? Makan malam.. apakah maksud Jongwoon ini Yura kurang begitu paham.
“Mwo? Makan malam. Maksudmu?” Yura tampak kurang paham.
Jongwoon menghela nafas panjangnya. Ia harus ekstra sabar menghadapi kenyataan istrinya memang seperti ini. Sedikit lemot namun sungguh menggemaskan -______-”
“Lupakan! Aku mandi dulu….”
“Umm..” jawab Yura sembari menatap Jongwoon bingung. Kenapa suaminya ini. Apakah ada yang salah dengan kata-katanya. Aneh sekali.
“Kau pesan saja makanan untuk diantar kesini. Aku malas untuk turun lagi.” kata Jongwoon berbalik sambil melepas kemejanya. Dan itu Yura menyaksikan sendiri. Kemeja itu terlepas dari tubuh Jongwoon. Dengan jelas ia dapat melihat punggung Jongwoon yang kini sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi.
Glekk……….
Yura berusaha menormalkan syaraf otak. Sungguh ia sulit untuk berpikir normal saat ini melihat Jongwoon seperti tadi.
“Aish.. Kim Yura. Eottoeke?”
“Suamimu benar-benar membuatmu gila.” gumam Yura sendiri.
__oOo__
Jongwoon keluar menatap sekelilingnya, tampak sepi. Dimana Yura? Dengan pakaian santainya ia mulai mencari Yura kebalkon hotel. Gadis yang ia cari ternyata ada disana, berdiri tepat menghadap pemandangan kota Tokyo yang indah.
“Kau tidak kedinginan diluar. Cepat masuk!?”
Yura berbalik dengan memperlihatkan wajahnya yang merengut. Kenapa dengannya?
“Kau membohongiku. Kenapa kau mempersiapkan makan malam tapi kau membiarkannya saja..”
DEG…
Sial… Yura tahu. Pasti pihak hotel ada yang memberitahunya bahwa ia telah menyiapkan sesuatu untuknya. Jongwoon memang memutuskan untuk membatalkannya karena tempat yang ia siapkan sudah rusak karena terkena salju yang turun walau tidak terlalu deras.
“Yaa.. Kim Jongwoon!” pekik Yura lagi karena Jongwoon hanya terdiam.
“Ne. Aku membatalkannya karena tadi saat akan mengajakmu, Kita pergi bersama bocah itu. Apakah aku harus egois? Saat aku akan membicarakan denganmu pihak hotel terlebih dulu menelponku karena semua sudah rusak. Jadi lebih baik tidak jadi!”
Yura terdiam. Kenapa Jongwoon suka sekali membuatnya merasa bersalah? Dengan caranya yang diam-diam ini justru membuatnya tidak bisa kesal atau marah berlama-lama. Yang ada Yura malah semakin mencintainya.
“Kau sadar dengan apa yang kau lakukan?”
Yura duduk disamping Jongwoon yang kini sedang memfokuskan pada layar televisi.
“Hum.. Sudahlah lain kali aku pasti akan mengajakmu makan malam.” jawab Jongwoon enteng.
“Tsskk.. Kau ini enteng sekali mengatakannya?! Arasseo sepertinya memang sifatmu yang aneh ini sudah semakin kronis Kim Jongwoon.”
Jongwoon berbalik menatap Yura. Gadis ini memang tengah kesal dengannya, karena ia telah menunggu lama untuk bertemu dengannya tadi dan makan malam yang ia persiapkan juga dibatalkan.
“Ne! Dan Kamu harus terbiasa dengan sikapku ini Kim Yura sayang.” jawab Jongwoon sambil menggoda Yura dengan tatapannya yang tajam sekaligus seduktif.
“Aigoo… sebaiknya aku pergi mandi.” jawab Yura kesal.
Jongwoon hanya mampu memandang Yura yang kini sudah beranjak menjauh dan hilang dari balik pintu kamar mandi. Dia sudah membuat Jongwoon cukup terperangah hari ini karena dengan pesonanya ia mampu membuat pemuda yang memang mengangguminya berani menci*mnya di depan kedua mata Jongwoon.
“Walau itu hanya dipipi tapi itu cukup membuatku sadar. Kau memang terlalu indah untuk dilewatkan. Dan itu membuatku gila. Sangat gilaaa.”
__oOo__
“Besok kita berangkat jam berapa?” tanya Yura saat mulai mendekat dan naik keatas ranjang. Karena memang sehabis makan bersama Jongwoon, dari tadi tidak ada perbincangan yang mengarah untuk kapan mereka akan pulang.
Jongwoon yang kini sudah memakai kaca matanya dan sedang sibuk dengan layar datar yang ada didepannya itu, belum juga menoleh kearah Yura yang kini intens menatapnya dari samping.
“Yaa.. Teruslah sibuk.” Yura mengercutkan bibirnya.
“Aigoo.. Kenapa kau selalu ingin segera pulang. Aku masih ingin berlama-lama denganmu disini. Apa kau tidak mau berduaan denganku huh!” jawab Jongwoon tanpa memandang Yura. Sontak membuat Yura sedikit terkejut.
“Ya, kau menahanku disini. Tapi kau selalu menyebalkan! Aku tidak mau tahu, aku ingin pulang besok.” kata Yura bersikeras.
“Mana boleh begitu. Besok kau harus ikut denganku dulu… Aku besok harus datang diacara yang diadakan pemilik Hotel ini. Aku sudah terima undangannya, apa kau mau aku datang sendiri. Huh?”
Yura terdiam mendengarkan penjelasan Jongwoon, Selalu saja dia pandai sekali dalam mengendalikan emosinya. Jarang dan hampir saja tidak pernah ia menang dalam hal seperti ini.
“Memangnya kenapa kau mengajakku. Kau bisakan datang sendiri. Lagi pula nanti disana pasti membicarakan bisnis dengan temanmu dan aku sangat tidak betah dalam suasana seperti itu.”
“Kau ini bodoh atau apa, Hah?” Jongwoon menatap Yura kesal… Sedang Yura hanya mampu mengalihkan wajahnya dengan tidak menatap wajah Jongwoon yang ia tahu dari sudut ekor matanya, tatapan Jongwoon mengarah tajam kearahnya.
“Baiklah.. Kalau kau ingin aku dijodohkan dengan anak pemilik hotel ini. Terserah, Kau mau ikut apa tidak jangan tanyakan lagi statusku nanti sebagai suami dari salah satu pewaris Hotel ini. Lagi pula, aku ini sangat tampan. Aku yakin banyak wanita bahkan gadis-gadis muda yang melirikku.” dengan santainya Jongwoon menjawab seperti itu.
Yura memicingkan matanya mengarah pada Jongwoon yang kini dengan wajah tanpa dosanya mulai menutup laptopnya dan melepas kaca matanya, kemudian merebahkan tubuhnya diranjang. Sengaja Jongwoon lakukan ini, ia merebahkan tubuhnya dengan mempunggungi Yura. Tentu saja ia tidak memperdulikan Yura sedang sangat emosi dengan kata-kata yang ia buat tadi.
“Kau GILA!!!!” Dengan sekuat tenaga Yura menendang pantat Jongwoon.
“Menyebalkan!!” pekik Yura lagi dan menendang berulangkali bagian tubuh itu -___-”
“Awww…!!! Haasshh…… Neo?! Ya Kim Yura kalau aku jatuh kemudian lumpuh seumur hidup bagaimana, Huh?” Jongwoon memekik kesakitan karena Yura kesal hingga ia mendendang pantatnya berulang kali.
Jongwoon bangun dari tidurnya kemudian menatap Yura yang kini juga menatapnya kesal. Mirip sekali dengan perkelahian anak kecil. =,=
“Kau perlu dibalas Kim Yura.” desis Jongwoon. Yura hanya membalas dengan tatapan meremehkan pada Jongwoon.
“Suruh siapa kau menikah lagi tanpa seijinku. Kalau sampai kau menikah lagi dan selalu tebar pesona aku jamin, kau akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dari seorang laki-laki.”
Yura berkata seperti itu kemudian menatap bagian s*nsitif Jongwoon. Jongwoon yang sebenarnya kurang paham lalu ia sadar saat tatapan mata Yura mengarah kebagian tubuhnya. Dengan cepat Jongwoon menutup bagian itu dengan tangannya.
“Yaa! Kau menatap apa?!” pekik Jongwoon dengan wajah yang sangat sulit digambarkan, antara terkejut dan takut. Yura hanya membalasnya dengan kekehan kecil saat melihat ekspresi wajah Jongwoon.
“Tssk.. Kau mulai berani yaa?! Dari mana kau belajar kata-kata seperti itu. Hah! Malhaebwa. Ppali !” Jongwoon mulai bergerak kearah Yura, gadis itu hanya menggeleng sambil beringsut dan akan bergerak menjauh dari Jongwoon.
“Anniya! Aku berkata sebenarnya. Itu yang akan aku lakukan?” jawab Yura asal. Sebenarnya ia hanya bercanda, dan memang Jongwoon tahu itu. Tapi kenapa Yura bisa mengatakan hal itu, itu yang membuat Jongwoon gemas dengan gadis didepannya ini.
“Yaa yaa! Arasseo. Kau sudah ingin mengetahuinya bukan?” jawab Jongwoon dengan nada menggoda.
“Mwo! Mengetahui? Apa maksudmu?!” jawab Yura. Kemudian Jongwoon membalasnya dengan senyuman nakal dan tatapan seduktifnya pada Yura. Ini membuat Yura kelabakan.
“Yak Kim Jongwoon, aku hanya… hanya…” sialnya Yura malah semakin gugup dengan tatapan mata Jongwoon yang seperti ini. Sementara tubuh Jongwoon kini sudah ada didepannya dan ia sudah tidak bisa kemana-mana lagi karena tubuhnya sudah bersandar pada batasan ranjang mereka.
“Hanya apa? Hum.. Aku tahu pasti kau sudah tidak sabar, bilang saja padaku. Akukan suamimu, jadi apapun akan aku berikan padamu? Kim Yura sayang.”
Kata-kata ini memang terdengar menjijikan bagi Jongwoon. Ini memang bukan tipenya berkata seperti ini. Tapi ini adalah godaan untuk Yura yang kini sedang ketakutan. Salah sendiri ia berkata seperti itu, menyangkut masalah ‘terdalam’ seorang pria.
“Yaa.. Aku sudah mengantuk. Aku ingin tidur saja.” kata Yura mencoba mengalihkan tema pembicaraan, tapi Jongwoon segera menahan tangannya yang ingin menarik selimut.
“YA, apa-apaan kau ini.”
“Anniya.. Hanya melakukan yang seharusnya aku lakukan padamu.” jawab Jongwoon pelan.
Yura mengalihkan tatapannya, ia mulai tidak berani menatap wajah Jongwoon. Kenapa pria ini selalu saja membuatnya terlihat bodoh saat-saat seperti ini. Terlebih lagi, Jongwoon sudah tidak menghiraukan ketakutan Yura.
“Sebenarnya, aku hanya menggodamu saja. Tapi, kenapa aku malah tergoda olehmu, Hum?” Jongwoon mulai menyibakkan rambut Yura untuk diselipkan disela-sela daun telinga Yura. Seketika Yura merasakan ada semacam sengatan listrik yang menjalar ditubuhnya saat ini.
Yura menatap Jongwoon yang kini tengah menatapnya. Jongwoon tersenyum simpul saat tatapan mata mereka bertemu, Yura masih belum bisa menjawab perkataan Jongwoon. Entahlah, ia seakan sangat sulit untuk mengucapkan satu patah kata.
“Yura-ya.”
Jongwoon menarik wajah Yura untuk lebih dekat dengannya. Debaran jantung Yura sudah sangat berdebar hebat saat seperti ini apalagi kini Jongwoon mulai menampakkan keseriusannya. Sungguh membuatnya ingin mati saja saat ini karena udara sangat sesak didadanya.
“Yura-ya. Jawab aku…..” kata Jongwoon pelan.
“Mwo…?”
Jongwoon hanya ingin memastikan apakah istrinya ini baik-baik saja? Karena sedari tadi sejak Jongwoon mulai mendekatinya, ia terlihat gugup dan tidak bisa berkata. Dari jawabannya ini Jongwoon tahu kalau Yura sebenarnya…..?? Molla… hanya Jongwoon saja yang tahu bagaimana Yura saat ini. =.=”
Entah dorongan apa yang membuat tubuh Jongwoon sekarang posisinya malah berubah, demikian dengan Yura. Dengan reflek ia juga mengikuti perubahan posisi Jongwoon saat ini hingga tubuh Jongwoon sekarang mengunci tubuhnya yang sudah sudah berbaring.
Tak menunggu lama b*bir Jongwoon sudah menyatu dengan b*bir Yura, Jongwoon memegang kendali dengan menahan tangan Yura agar tidak bergerak-gerak karena memang ia tahu sikap Yura yang memang pemalu. B*bir Jongwoon bergerak sedikit menuntut dan Yura tahu akan hal ini segera membalas setiap l*matan b*bir Jongwoon yang dirasa membuatnya lupa akan pertengkaran kecil mereka serta rasa berdebar hilang seiring nyamannya perlakuan Jongwoon padanya.
Yura dapat merasakan tangan Jongwoon sudah melepas genggamannya dan kini sudah beralih kebagian tubuhnya yang lain tanpa melepas c*umannya. Ia sedikit bergidik saat tangan Jongwoon mengusap kulit yang kini ada dib*lik mini bl*usenya.
Tapi… Saat dirasa tangan Jongwoon akan melakukan hal yang cukup jauh. Yura mendengar bunyi ponselnya. Telepon? Segera ia menormalkan kesadarannya untuk melepas taut*n bib*r mereka. Jongwoon sepertinya tidak menghiraukan hal ini.
“Nghhhh.. Jongwoon oppa. Telepon…” ucap Yura. Jongwoon sepertinya tidak suka dengan cara Yura seperti ini.
“Aigoo.. Ahh.. kita lanjutkan saja.” tolak Jongwoon kemudian memiringkan wajahnya untuk menjangkau bi*bir Yura kembali. Tapi………
“Angkat dulu, Hum?” kata Yura lagi saat teleponnya kembali berdering. Jongwoon memundurkan wajahnya dengan raut yang sangat kecewa,
Yura menggigit bibir bawahnya agar Jongwoon tahu ia sebenarnya juga tidak ingin berakhir tapi siapa tahu itu telepon penting.
“Aish! Kalau itu Kangin hyung, aku pastikan ia tidak akan selamat!” kata Jongwoon sembari bangun dari tubuh Yura.
Gadis itu hanya tersenyum simpul mendengar keluhan dari Jongwoon ini. Lucu sekali. Yura kemudian meraih ponselnya yang ada tergelatak dimeja samping ranjangnya. Saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya Yura cukup terkejut.
“Mwo? Eommonim?” pekik Yura. Jongwoon kemudian menatapnya.
“Eomma? Untuk apa menelpon malam-malam seperti ini. Aigoo!” Jongwoon tidak habis pikir eommanya akan melakukan hal disaat seperti ini.
“Yoboseyo eommonim.” jawab Yura tentu dengan nada ceria.
“Ne, Yura-ya, kau belum tidur?” tanya nyonya Kim pada Yura, Jongwoon kemudian mendekat kearah Yura untuk mendengar percakapan mereka.
“belum… ini aku juga mau tidur.”
“Ahh.. Jongwoon dimana? Apa dia ada disisimu.. Hum?”
“Wae eomma.. Aku disini, tepat disamping Yura.” jawab Jongwoon sambil meraih ponsel Yura. Ia gemas sekali dengan eommanya ini. Nyonya Kim terdengar tertawa kecil. Dasar.
“Arasseo. Eomma tahu kau pasti disamping Yura dan sekarang pasti kalian akan…..” Nyonya Kim tidak melanjutkan kata-katanya dan membuat Yura dan Jongwoon bertatapan.
“Ne, eomma tahu kami akan melakukan itu lalu untuk apa menganggu kegiatan kami…” ucap Jongwoon dan langsung mendapat cubitan dari Yura.
“Mwo!! jadi Eomma menganggu yaa.. hahahaha mianhae Jongwoon-ah, ini karena Key merindukanmu dia meminta eomma menanyakanmu.” kata Nyonya Kim beralasan. Sebenarnya ia hanya ingin memastikan mereka berdua sedang apa. Aigoo =,=
“Key? Aku tadi sore sudah menelponnya.” jawab Jongwoon. Sepertinya ia tahu akal-akalan eommanya ini. Yura hanya mampu menjadi pendengar yang baik untuk perdebatan kecil ibu dan anak ini. Sungguh mereka berdua sebenarnya sama saja.
“Ahh.. Ya sudah. Sepertinya aku mulai mengantuk. Eomma hanya ingin memastikan Yura baik-baik saja apa tidak. Itu saja.”
“tentu saja ia sangat baik eomma. Yura betah sekali disini, bagaimana tidak aku memberinya c*uman setiap waktu.”
Yura membulatkan matanya tidak percaya Jongwoon mengatakan hal ini pada eommanya. Jongwoon hanya terkekeh pelan begitu juga eommanya saat mendengar jawaban Jongwoon ini.
“Ohh… Baiklah… jjaljayo! Eomma tunggu kepulangan kalian.”
“Ne.. “
Dengan wajah yang sangat puas Jongwoon mengembalikan ponsel Yura. Sementara wajah Yura masih saja belum terima Jongwoon mengatakan hal yang tidak-tidak. Jongwoon menatap Yura kemudian mengusap puncak kepalanya.
“Kau pasti mengantuk. Lebih baik kita tidur saja…” ucap Jongwoon.
Keduanya kini sudah berbaring dan Jongwoon menarik tubuh Yura agar mendekat kearahnya.
“Kau masih marah aku bercanda dengan eomma tadi. Bukannya itu memang yang aku lakukan padamu.”
Yura masih merengut tapi kemudian ia merasakan dekapan tangan Jongwoon mulai terasa sangat erat. Hingga Yura bisa mencium aroma tubuh Jongwoon yang ia sukai.
“Tidak perlu mengatakan seperti itu pada eommonim. Akukan jadi malu.” jawab Yura pelan. Jongwoon terkekeh pelan saat mendengar betapa polosnya Yura ini. Untuk apa malu, toh wajar-wajar sajakan suami menci*m istrinya?
“Ne Arasseo…” jawab Jongwoon. Sepertinya ia mulai mengalah dan tahu betul bagaimana perasaan Yura saat ini.
“Saranghae..” dengan cepat Jongwoon mencium puncak kepala Yura. Yura akhirnya bisa tersenyum simpul walau tidak menatap Jongwoon ia tahu bagaimana pria ini bisa sangat mudah mempesonanya walau dengan cara seperti ini.
“Tidurlah.. Aku akan memelukmu seperti ini hingga pagi.” kata Jongwoon lagi. Walau ia belum mendengar jawaban dari perkataannya ia sangat yakin gadis ini juga mengatakan ‘saranghae’ padanya.
Yahh begitulah Jongwoon, kalau ia sudah terganggu moodnya pasti ia mengurungkan niatnya. Ia yakin moment ini memang belum tepat. Lagi pula, ia juga tidak ingin terlalu memaksa Yura.
__oOo__
“Yaa.. kenapa kau tidak bilang kalau acaranya pagi? Aku kan bisa siap-siap. Mana aku tidak membawa gaun pesta kesini. Aish!” gerutu Yura saat tahu acara memang diadakan pagi hari oleh pemilik hotel ini.
Jongwoon sudah memaki kemejanya, kini tingga Yura yang belum. Ia masih duduk ditepi ranjang sambil menatap Jongwoon.
“Kau katanya tidak mau ikut?”
“Aish. Baiklah.. terserah padamu. Awas saja kalau kau tebar pesona.” ancam Yura.
“Ige..”
Yura mendongak saat Jongwoon menyerahkan sebuah kotak padanya. Ia tampak bingung…
“Pakailah. Kau tidak membawa gaun bukan?” kata Jongwoon lagi.
“Ini untukku? Yaa.. kenapa kau suka sekali membuatku terkejut……!!” Yura hanya menatap kesal pada Jongwoon yang selalu membuatnya terkejut dengan apa yang dilakukan pria ini.
“Aku memang suka membuatmu terkejut. Dan itu membuatku menjadi pria yang paling beruntung.”
“Aish…!” yura tersenyum mendengar jawaban Jongwoon ini.
“Cepat pakai! Apa perlu aku bantu memakaikannya?” goda Jongwoon.
“Yaa!!!”
Tak berapa lama Yura sudah siap dengan gaun yang sengaja Jongwoon belikan untukknya. Diluar dugaan Yura ternyata sangat cantik. Sungguh membuat Jongwoon enggan berkedip saat menatapnya. Gaun musim dingin yang memang sangat pas melekat ditubuhnya. Warna peach, panjang dan tampak sangat elegan.
Jongwoon segera menggelengkan kepalanya untuk berpikir secara normal. Sungguh ini membuatnya hilang kendali. Bagaimana bisa ia memilihkan gaun seperti ini. Walau memang tertutup tapi ia lupa kalau bagian punggung Yura memang sedikit terbuka??
‘Yaa.. Jongwoon-ah kendalikan dirimu’ batin Jongwoon saat melihat Yura sedang memoleskan sedikit make-up diwajahnya.
“Yaa sudahlah, tidak usah terlalu tebal. Nanti kita terlambat.” protes Jongwoon. Dia hanya tidak ingin Yura terlalu memukau. Bisa-bisa banyak pria yang meliriknya. Ini tidak boleh terjadi…..
“Ara. Aku hanya memakai make-up tipis.” Yura seketika berdiri kemudian ia menatap bagian kakinya.
“Oppa… Sepatu?” kata Yura.
“Arasseo.. aku sudah menyiapkannya.” jawab Jongwoon. Entah, Jongwoon bisa dibilang suka sekali membuat kejutan. Bahkan hal kecil seperti ini sudah ia persiapkan.
Yura tersenyum saat Jongwoon membawakan sepasang highheels untuknya. Warna yang senada dengan gaunnya.
“Duduklah…” pinta Jongwoon. Dan Yura segera duduk disebuah sofa yang ada didekatnya. Ia terus saja tersenyum.
“Biar aku saja.. Aku bisa-”
“Diamlah. Aku saja yang memakaikannya.” kata Jongwoon memotong perkataan Yura. Gadis itu hanya bisa diam dan pasrah dengan apa perintah Jongwoon.
Jongwoon dengan telaten memasangkan highheels dikaki Yura. Sunggu ini baru pertama kali ia melakukan pada seorang wanita. Yura cukup tercengang dengan sikap dan perhatian Jongwoon padanya. Dari atas sini, Jongwoon tampak begitu sangat mempesona dengan balutan jas putihnya serta tatanan rambut dan juga sikapnya ini.
Mata Yura terus saja menatap Jongwoon dan enggan berkedip. Jongwoon belum sadar jika Yura terus menatapnya kagum atas sikapnya.
“Chaa.. Neomu yeppeo..” ucap Jongwoon saat selesai memakaikan highheels untuk Yura.
Jongwoon mendongak untuk melihat ekspresi wajah Yura, tapi disaat Jongwoon mendongak ia malah mendapati Yura tengah menatapnya.
Yura segera tersadar saat Jongwoon tahu ia menatapnya terus. Tapi tatapan mata Jongwoon sulit sekali untuk dihindarkan, ia sulit berkedip. Jongwoon terus menatap Yura dari bawah dengan intens sedang Yura ia masih menatap Jongwoon dari atas. Dan itu semua tampak indah menurutnya.
Jongwoon menarik tengkuk Yura agar ia sedikit menunduk dan dekat dengan wajahnya. Dorongan dari mana, Yura juga tidak protes atau apa dengan sikap Jongwoon ini. Hidung mereka saling bersentuhan satu sama lain. Begitu juga nafa mereka saling beradu.
Jongwoon memiringkan wajahnya untuk menjangkau b*bir Yura yang kini berwarna sangat menggoda. Gadis ini sunggun begitu cantik hingga Jongwoon sulit sekali untuk lepas dari pesonanya. Yura merasakan b*bir Jongwoon sudah menempel dib*birnya dan mulai memejamkan matanya untuk merasakan b*bir Jongwoon yang m*nelusuri l*kuk b*birnya.
Entahlah, Yura juga begitu cepat membalas setiap l*matan lembut b*bir Jongwoon. Sangat lembut dan intens. Jongwoon pandai sekali mengatur perasaannya. Yang ia lakukan saat ini hanya penyampaian perasaan cintanya pada Yura, Tapi seiring tempo c*umannya ia malah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ini terlalu sulit untuk dihentikan. Begitu juga Yura, ia juga sulit untuk melepaskan begitu saja
Yura tidak sadar dengan posisinya sekarang, Jongwoon telah merubah posisinya hingga ia sekarang sudah tidak bisa bergerak bebas karena Jongwoon ada tepat di*tasnya. Yura seketika sadar saat pergerakan mereka terlalu jauh.
“Mhhh.. Jongwoon oppa…” Yura melepaskan t*utan b*birnya. Terdengar nafasnya yang begitu berat.
“Pestanya..” kata Yura lagi.
“Masa bodoh dengan pestanya. Sekarang kau hanya milikku.”
Belum menjawab kata-kata Jongwoon, pria ini sudah mendaratkan ci*mannya lagi dan Yura tidak bisa menolak semua ini. Sulit baginya untuk menolak semua perlakuan Jongwoon apalagi saat ci*man Jongwoon berpindah pada lehernya. Ini mematikan syaraf otaknya. Sungguh, ini baru ia rasakan pertama kali b*bir Jongwoon meny*ntuh bagian s*nsitif t*buhnya.
[SKIP]
__oOo__
Incheon Airport
Seoul….
Seoul….
Walau Seoul juga sudah memasuki musim dingin, tapi cuaca saat ini sangat cerah. Yaa.. mereka tiba di Seoul pada sore hari. Jongwoon memang sudah menyiapkan tiket kepulangan mereka. Mereka berdua juga tidak bisa menghadiri acara undangan pemilik Hotel karena suatu hal yang mereka berdua lakukan.
Jongwoon berjalan seiringan dengan Yura. Tangannya yang satu menyeret koper berisikan pakaian dan juga oleh-oleh untuk Key. Dan tangan satunya menggengam erat tangan Yura. Tak henti-hentinya ia tersenyum. Senyum yang bisa membuat setiap wanita tercengang melihatnya, karena ia begitu tampan. Ya, Style Jongwoon saat di Airport memang sangat mengagumkan.
Yura hanya bisa menundukkan wajahnya. Ia merasakan hal yang sangat lain. Tidak Biasanya ia begini saat disamping Jongwoon.
“Appa!!”
Jongwoon mendengar teriakan seorang bocah dan itu suara yang ia kenali. Jongwoon mengedarkan pandangannya, ia melihat Key. Key segera berlari kearahnya dan juga Yura.
“Appa! Eomma!!”
Jongwoon menggendong Key seketika saat Key menghambur ketubuhnya. Ini karena Key sudah sangat merindukan Appa dan juga Eommanya. Jongjin yang mengantar Key tampak tersenyum melihat pemandangan ini.
“Key-ya!” ucap Jongwoon mencium pipi gembil Key.
“Appa.. Eomma. Kenapa lama sekali?” kata Key manja.
“Aigoo! Key-ya.. sebenarnya eomma juga ingin pulang tapi Appa melarang jadi-”
“Mwo! Appa melarang eomma?” Key kini menatap Jongwoon dengan tatapan yang aneh. Kalau seperti ini pasti sifat Jongwoon menurun padanya.
“Key-ya, katanya kau ingin segera punya adik dari eomma, hum!?” jawab Jongwoon berkilah membuat Yura malu seketika. Wajahnya memanas karena mengingat kejadian tadi pagi.
“Jinja! Berarti Key akan segera punya adik?!”
Jongwoon hanya mengangguk mendengar Key yang sangat senang dengan apa katanya. Sementara Yura hanya dapat menahan senyumnya saja.
“Kakak ipar… Kenapa dengan lehermu?” tiba-tiba Jongjin berdiri dihadapan mereka dan menatap tepat leher Yura. Walau Yura sudah memakai syal dilehernya Jongjin kenapa bisa melihatnya. Yura buru-buru membenahi syal nya yang melingkar dilehernya.
“Mwo? Ini hanya syal biasa saja..” jawab yura pelan dan tampak sedikit gugup. Jongjin segera menahan senyumnya melihat tingkah Yura ini.
“Aigoo. Hyung.. Neomu Daebaknika!!!”
Jongwoon hanya bisa tersenyum simpul.. Ia tidak bisa menahan senyum malunya ini dan juga Yura, ia hanya bisa menekuk wajahnya. Malu.
“Key-ya. Sepertinya keinginanmu segera terkabul. Eomma dan Appamu sudah berhasil! Hahahah” Jongjin tak henti-hentinya tertawa. Sepertinya dia tahu betul dengan apa yang terjadi dengan kedua makhluk didepannya ini.
“Ne.. Key akan punya adik lagi… Appa!! daebak!” Key mengikuti kata Jongjin sambil mengacungkan dua jempol pada Jongwoon. Entah, ia tahu apa tidak artinya kata Daebak yang sebenarnya. Ia masih terllau dini untuk mengetahui hal semacam ini.
“Kakak ipar. Bagaimana Hyungku? Apakah dia sangat-”
“Ya! Kim Jongjin!! Berhenti kau………….!!”
=oOo=
“Mencintai seseorang yang tidak pernah aku duga sama sekali……… Aku bahkan sempat tidak percaya bahwa aku sudah mencintainya sejak dulu?? Saat bertemu gadis kecil yang menangis. dia ketakutan karena Oppanya meninggalkannya secara tidak sengaja di taman bermain……. Aku masih dua belas tahu waktu itu. Dengan sikap laki-lakiku aku bilang padanya, Aku juga ‘Oppa’nya dan akan melindunginya setiap saat janganlah menangis ada aku yang menjadi Oppamu, dengan bodohnya gadis kecil itu langsung terdiam dan memelukku untuk terus menjagaku walau dia sudah dewasa…… Kim Yura. Aku memenuhi janjiku. Aku akan melindungimu……”
“Tidak ada kata-kata terlambat untuk berusaha!! Aku membuktikannya.. sekarang! Kim Jong Woon, Walaupun aku menghilang dan akan berlari sejauh mungkin, aku akan tetap kembali padanya…. Tidak akan bisa berpaling darinya. Seperti ada janji yang telah melekat diantara kami hingga sulit bagiku untuk menghindari ini semua. Terima kasih sudah menjagaku dan melindungiku. Aku mencintaimu…….”
=END=
No comments :
Post a Comment