FF “And I Love You” Part 11 ~
Author : Kim Yeon Young (@DeanClouds)
Cast : Kim Jong Woon, Kim Yura
Support Cast : Key/Kim Kibum, Lee Donghae, Lee Hyuk Jae, Etc
Genre : Romance,
Ratting : PG-15
Ps : banyak typo, selalu!!! dasar author aneh -____-” membosankan dan juga aneh.
Akhirnya bisa publish yang part 11 ini. Karena banyak yang minta cepet-cepet nah ini aku bikinnya satu hari aja *plakk * tapi kagak tau juga ceritanya makin gag jelas -____-”
Mian karena aku juga habis sembuh *dicium yeye
Mian karena aku juga habis sembuh *dicium yeye
Okelah langsung saja yaaa…
Happy reading
Sebelumnya……….
Yura POV
Mwo!! apa yang aku lakukan dengan Jongwoon. Bahkan aku tidak berontak sekarang. Pergerakan b*birnya di b*birku yang sangat lembut dan intens seakan menjadi bius agar aku menurut apa yang dilakukannya. Tapi kenapa aku juga menginginkannya. Gila. Aku gila karenanya sekarang.
Jongwoon memiringkan kepalanya untuk menjakau bib*rku lagi, aku juga. B*bir kami sama-sama masih bertaut dengan tangan Jongwoon ada ditengkukku untuk memperdalam c*uman kami. Dan tangannya yang satu ada dipinggangku untuk memperkecil j*rak diantara kami. Kenapa? Kenapa sekarang tanganku juga berpindah kelehernya. Aku juga tidak tahu. Kenapa aku begini. Omo!! kenapa dia sangat ahli berc*uman. Tapi, satu hal yang aku rasa saat dia menci*mku. Aku merasakan bahwa aku miliknya dan aku merasakan cinta yang begitu dalam untukku. Aku rasa ini benar. Aku juga sangat mencintainya.
Klikkk………. suara apa itu??sepertinya pintu terbuka. Mwo!!
Klikkk………. suara apa itu??sepertinya pintu terbuka. Mwo!!
“Jongwoon-ah…….ka-”
“Kalian…….?”
Part 11
Astaga, kenapa aku tidak sadar dan terlalu larut dalam perlakuan dan ci*mannya. Dengan segenap kekuatan aku mengumpulkan kesadaranku untuk mendorong t*buh Jongwoon dan melepas tautan b*bir kami. Hhh….omo!! mau ditaruh mana muka-ku?
“Kalian…..”
aku menoleh sedikit kebelakang. Ya Tuhan!!! kenapa tidak hanya dua orang, bahkan ada 4 orang. Kulirik Jongwoon hanya sedikit memasang wajah tersenyumnya. Dasar!! sesekali menyeka sudut bibirnya yang basah akibat ci*man dari kami. Tapi Jongwoon juga terlihat malu. Jelas sekali dari wajahnya. Aigoo!! kenapa aku menjadi seperti. Ini gara-gara kepala besar yang memaksa menci*mku.
“Mm….kalian sudah makan?” tanya Appanya Jongwoon basa-basi. Aku tahu itu. Aku hanya bisa menunduk. Menyembunyikan raut wajahku yang memerah ini.
“Yura-ya…kau ditanya kenapa malah diam” Kangin oppa!! rupanya kau mau membunuhku? Awas saja kau beruang kutub. Aku memicingkan mata kearahnya. Dia rupanya menahan senyum.
“Ehem..!!Yura sudah kenyang, hanya menatap jongwoon saja kelihatannya” Aish!! sepertinya aku perlu melempar monyet ini dengan sepatuku lagi. Ya dia Hyuk Jae. Berani-beraninya dia menggodaku.
Jongwoon!! kenapa dia malah ikut tersenyum. Aish dasar!! aku ingin pergi saja dari tempat ini. Jongjin adiknya-pun juga tersenyum dari tadi. Aigoo!! lempar aku ke jurang sekarang juga. Aku mau mati saja. Apa aku harus pura-pura pingsan -_____-”
Jongwoon POV
Omona!! wajah Yura bersemu merah dari tadi. Aku tahu ini salahku, menc*umnya ditemoat sepertin ini. Bahkan aku sempat lupa ini tempat apa. Ahh tapi tidak juga. Ini salah kami. Kami begitu terlena akan keadaan dan c*uman kami. Aish!! aku juga malu dengan appa. Kalau Eomma, aku masih bisa menahannya. Ini Appa!!
“Kau untuk apa duduk disitu terus” kataku pada Yura yang duduk disofa dan agak jauh dariku. Dia terus saja menggerutu dan pasti dia malu menatap wajahku.
“Ya!! semua orang sudah pergi. Untuk apa malu. Sini….” kataku padanya dan menepuk ranjang sebelahku agar dia duduk disampingku.
“Shirheo” jawabnya singkat. Lalu sibuk dengan ponselnya. Ya buat apa disini kalau yang diperhatikan ponselnya. Aish Jinja!
“Yura-ya….kau ini kenapa, kalau kau tidak kesini. Aku akan kesitu” kataku. Dia hanya sekilas menatapku. Lalu menatap ponselnya lagi. Aigoo!! benar-benar.
“coba saja” katanya lagi.
Baiklah. Kau kira aku tidak kuat untuk berjalan kearahmu. Aku turun dari ranjang dan dengan pelan-pelan aku berjalan untuk duduk disampingnya. Yura menatapku tidak percaya.
“Ya!! kenapa kau bangun. Aish!!” katanya kini berdiri. Dan aku juga berdiri didepannya.
“kau kira aku tidak bisa?hum..” Yura duduk kembali dengan raut wajah penyesalan. Kemudian aku duduk disampingnya.
“kau keras kepala sekali…dasar!!” katanya lagi. Tapi belum menatapku. Aigoo!! apa segitu malunya hingga didekatku saja dia tidak menatap wajahku.
“kau memikirkan kekasihmu?Donghae?” tanyaku menggodanya. Seketika yura langsung menoleh.
“Aish!! kau ingin aku dengan Donghae lagi…menyebalkan.” jawabnya mengercutkan bibirnya.
“lalu? Untuk apa kau berdiam diri. Katakan padaku apa yang terjadi, hum”
Yura belum menatapku. Omona! Dari samping sini Yura terlihat begitu manis. Bibirnya sedikit dibasahi kemudian menatapku.
“Kau sudah tahu. Untuk apa menanyakannya. Aku malu. Puas!” katanya padaku. Jelas. Aku tersenyum mendengarnya. Ternyata dugaanku benar. Benar-benar gadis aneh. Terpegok begitu saja malu. Ya!! sebenarnya aku juga malu. Tapi aku lebih senang menggodanya seperti ini. kekekke~
“kau mau aku mengulanginya lagi” kataku. Dia memundurkan wajah, kemudian menggeleng.
“Ya!! kau gila…” jawabnya menutup bibirnya. Lihatlah wajahnya yang ketakutan begitu lucu.
“Yang tadi belum selesai kan?” kataku lagi. Yura terlihat sangat ketakutan hingga dia menjauhkan aku dengan tanganya.
“Ya, Jongwoon oppa. Aku tidak akan tertipu lagi denganmu. Tidak akan”
Yura-ya kau tahu. Semakin kau ketakutan itu membuatku semakin ingin menggodamu terus. Wajahmu yang ketakutan sangat lucu dan juga bertambah cantik, menurutku.
“Singkirkan tanganmu” kataku lagi. Berusaha untuk memb*ka tangannya yang kini malah menutupi wajahnya. Dasar!! kalau begini akukan tidak bisa melihat wajahnya.
“Shirheo!! shirheo…aku pulang saja…”
“Mwo? Mana bisa begitu. Enak saja. Ayo buka tang*nmu!!” kataku lagi. Dengan sekuat tenaga aku dapat menyingkirkan tangannya yang menutupi wajahnya.
Blusshhhh
kenapa jadi aku yang memerah saat aku tepat menatap wajahnya yang kesal dan juga sedikit memerah karena malu. Tidak. Jongwoon, kenapa kau juga malu saat begini. Aigoo!! apa aku sebegitu ingin menggodanya, hingga sekarang aku yang malah tergoda olehnya. Kim Yura.
“Lepaskan…” katanya meronta saat kedua tangannya aku genggam. Aku baru sadar saat dia mengucapkannya. Omo!! apa sebegitu besar pesonanya hingga aku terlalu lekat menatap wajahnya.
“Mwo?”
“Lepas..ya!! Kim Jongwoon, kau mau membuatku malu lagi kalau semua orang mengetahuinya, huh!” katanya sedikit kesal. Justru aku ingin semua orang tahu. Bahwa sekarang, kau milikku Yura-ya. Terdengar sangat egois. Tapi inilah yang aku mau.
“Tidak akan. Biar saja, itu lebih baikkan” jawabku lagi. Yura semakin kesal menatapku.
“Kau..sebaiknya jangan terlalu bergaul dengan asistenmu itu. Diakan yang membuatmu menjadi semesum ini?”
Mwo? Jadi maksudnya Hyuk Jae. Tidak juga. Aku hanya belajar mengekspresikan cintaku saja.
“Anniya!! semua mengalir begitu saja. Terutama saat aku dekat denganmu seperti ini”
Memang ini jujur. Jujur sekali. Bahkan didekatnya saja, seperti ada ribuan volt yang menyerangku sekarang. Membuat jantung, dan seluruh organ serta saraf ditubuhku tidak bekerja sebagai mana mestinya. Terlebih saat aku menciumnya. Ya Tuhan. Sebenarnya aku kenapa ini?
“Jongwoon oppa, sampai kapan kau menggengam tanganku. Ayolah lepaskan. Jebal” pintanya. Sepertinya ia takut sekali saat aku akan menc*umnya lagi.
“sampai kau mau” jawabku. Kemudian aku mencondongkan wajahku. Otomatis dia menjauh. Tidak lupa aku tersenyum padanya. Yura. Gadis ini hanya menatapku gugup. Mungkin dipikirannya, aku ini sangat mempesona dan tampan sehingga saat aku menci*mnya Ia bisa lupa segalanya. Makanya ia takut. Kekekeke~
“Jongwoon oppa…” katanya gugup. Ya sebut namaku. Aku suka kau menyebutnya dengan sedikit gugup. Apakah aku sekarang sudah meyakinkan untuk menciumnya??
“mwo?”
Aku paling suka saat menatapnya gugup dan detakan jantungnya sangat keras terdengar olehku bersama nafasnya yang memberat mulai menerpa kulit wajahku. Aku masih kuat menggengam tangannya yang masih meronta. Mulanya aku ingin menggodanya saja, tapi ternyata. Aku ingin melakukannya juga. Jongwoon, kau benar-benar.
Aku sedikit mencondongkan wajahku untuk semakin dekat dengan wajahnya. Tatapan mata kami saling beradu dengan mataku terus saja menatap setiap inchi wajahnya. Entah aku tidak akan pernah bosan menatap gadis ini. Gadis yang menyita waktuku hanya untuk memikirkannya.
“Jongwoon oppa…..”
Suara itu?! Aku hafal suara yang memanggilku. Seketika aku menjauhkan diri dari Yura dan menoleh. Ternyata!!
“Hyena….” gumamku.
__oOo___
Author POV
Semilir Angin sore menerpa sebagian rambut Yura yang teruarai dengan indah. Matanya menatap jauh kedepan dan tangannya melemarkan batu kecil untuk ia lempar kesungai. Ya gadis ini rupanya sedang merenung sendiri disungai Han. Mendengarkan gemuruh ricik aliran sungai yang mengalir disertai hembusan angin sore membuatnya sedikit tenang. Walau tidak dipungkiri dia sedang gelisah.
“Dia datang lagi. Apa yang harus aku lakukan” kata Yura sendiri.
Mengingat dua hari yang lalu dimana Hyena, mantan kekasih Jongwoon yang datang menjenguk dirumah sakit. Terus terang membuat Yura sedikit khawatir. Apakah Jongwoon akan kembali pada wanita itu. Akankah ia jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya??
“Jongwoon oppa. Aku merindukanmu” begitulah kata Hyena saat bertemu. Seolah Yura tidak mendengar, tapi kalimat itu jelas terdengar olehnya.
“Maafkan aku. Bisakah, aku kini menjadi temanmu lagi dan kita memulai dari awal?”
Yura semakin kencang melemparkan batu kesungai dan dapat terdengar keras olehnya. Sekelilingnya menatap Yura heran. Kenapa dengan gadis ini.
Berulangkali Jongwoon menelponnya, mengirim pesan. Chat. Semuanya tidak Yura hiraukan. Ia kesal dengan semua ini. Terlebih saat Jongwoon juga mengiyakan apa kata Hyena.
__oOo__
“Kau kemana saja…”
Tanya Kangin saat tahu Yura baru datang dan langsung menuju lemari es, untuk meminum yogurt kesukaannya. Kenapa tidak air putih? Gadis ini memang aneh. Ia tenang kalau ia meminum sesuatu yang masam bercampur sedikit manis, Yogurt lah yang paling ia suka. -_____-”
“Jongwoon mencarimu terus, ada apa? Apa kalian ada masalah?” tanya Kangin lagi. Tepatnya ia menyelidik. Yura tahu, Kangin pasti disuruh Jongwoon. Apalagi kangin type bermulut bocor. Jadi Yura sedikit waspada.
“Anniya!! dari teman kuliah.” jawab Yura saat meminum habis satu yogurt kesukaanya. Kangin mengernyitkan alis.
“Oh.. aku kira kalian ada masalah”
Yura tidak menggubris apa kata kakaknya. Dengan cuek ia segera berlalu dari hadapan Kangin dan berjalan menuju kamarnya.
“Ceklekkkk……………………….”
Yura membuka pintu kamarnya dengan sangat kesal kemudian menutupnya juga dengan sangat keras. Lampiasan kemarahannya atas apa yang terjadi dua hari yang lalu.
“Brakkkkkkkkkkk……….!!!!!!!!”
“Yaa…!!! kalau ada gadis terbodoh didunia. Itu hanya aku. Ya aku. Dan kalau ada pria terbodoh. Itu Jongwoon, hanya kepala besar itu yang bodoh” rutuk Yura sendiri sambil akan membuka kancing bajunya.
“Berarti kita berjodoh”
Seketika Yura mencari sumber suara. Suara yang sangat ia kenali. Yura dengan sangat terkejut dan membulatkan matanya saat menatap sesosok makhluk yang saat ia paling ia ingin hindari.
“Ka-ka…kau…”
Yura ternganga saat menatap Jongwoon yang sedang ada didalam kamarnya. Berdiri tepat menghadapnya. Dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya serta kaca mata yang bertengger dihidung mancungnya. Sempat membuat Yura kehabisan nafas.
‘Glekkkk…….’
Jongwoon mulai mendekat kearah Yura. Dengan sekuat tenaga Yura menormalkan wajahnya agar tidak terlihat gugup didepan Jongwoon. Bisa-bisa Jongwoon mengejeknya habis-habis-an. Apalagi Jongwoon sangat senang melihat Yura takut dan gugup. -_______-”
“Ya!! Untuk apa kau disini. Kau mau apa kesini?”
‘pertanyaan yang bodoh Yura-ya. Sial kenapa aku jadi gugup’ batin Yura. Sementara itu Jongwoon kini berhenti tepat dihadapan Yura dan melepas kacamata-nya.
“untuk apa?Hhh..pertanyaan yang lucu. Kau kira aku kesini untuk apa?? jelas mencarimu. Bodoh!” kata Jongwoon pada Yura. Yura melangkahkan kaki untuk menghindari tatapan jongwoon dan duduk diranjangnya.
“Siapa suruh kau masuk kamarku? Kau tidak sopan!!”
“jangan mengalihkan pembicaraan” kata Jongwoon lagi. Yura masih mengatur degup jantungnya yang dari tadi tidak bisa terkontrol karena bertatapan dengan Jongwoon.
“………….”
Yura diam tidak menjawab pertanyaan Jongwoon. Jongwoon menghela nafas kemudian mulai mendekati Yura lagi. Dan duduk tepat disamping Yura.
“Kau tidak merindukanku?hum?!” tanya Jongwoon pada Yura yang memang selama dua hari Yura terus menghindar dari Jongwoon. Yura tidak menjawab. Jongwoon sebenarnya tahu. Yura kenapa, tapi ia memang sengaja seperti ini.
“Cemburumu membuatku khawatir Yura-ya”
Yura kini menoleh dan tepat menatap Jongwoon.
“Mwo? Cemburu? Tsskkk……… untuk apa aku cemburu?” sangkal Yura. Jongwoon hanya tersenyum menatap Yura yang selalu menyembunyikan perasaannya.
“Hyena. Lee Hyena. Dia berubah sekarang. Tatapannya juga lain…”
Yura mengepalkan tangannya saat Jongwoon mulai membicarakan Hyena. Gadis yang hampir saja menikah dengannya. Jongwoon melirik Yura sesekali sambil menahan senyumnya.
“Eumm….dan juga dia bertambah cantik…”
Sial!!kenapa terus membicarakan Hyena. Kata-kata itulah yang terus berkecamuk dihati Yura. Ia mencoba manahan emosinya. Rupanya Jongwoon memang sengaja membuat Yura seperti ini. Dia tahu gadisnya ini sedang cemburu, malah sekarang menggodanya.
“Keluar dari kamarku!!!! keluar….”
Akhirnya Yura membuka mulutnya. Ia kini menatap Jongwoon dengan emosi.
“Ya.. kau-”
“Keluarrr………!!!!!!!”
Yura mendorong tubuh Jongwoon agar beranjak dari kamarnya. Jongwoon juga tidak menyangka tenaga Yura begitu kuat. Yura menarik tangan Jongwoon berdiri dan beranjak dari duduknya. Tetapi Jongwoon juga tidak mau diam. Ia juga menahan dirinya agat Yura tidak sampai membuatnya bangun.
“Yak!! Kim Jong Woon. Belum puas kau bercerita denganku?huh!! pulang. Atau kau akan mati” ancam Yura. Terdengar seperti perkelahian anak kecil. Tapi ini Justru membuat Jongwoon ingin meladeni Yura. Kekekek~
“Yak!! kau menakutkan sekali. Sudah Cemburu tidak mau mengaku”
Yura terhenti menarik tangan Jongwoon. Cemburu? Ia merapikan rambutnya sejenak.
“Mwo?Aish!! terserah apa katamu. Sekarang kau keluar!! ppali!!” kata Yura lagi. Kini tangannya mulai menarik tangan Jongwoon.
“Hei!! Yakkk..kau ini lucu sekali”
“Mwo? Lucu? Kau menyebalkan!! kau menyebalkan Kim Jongwoon!” Yura sebenarnya sangat kesal. Heran!! kenapa Jongwoon suka membuatnya malu dan cemburu didepannya.
“Katakan. Dua hari kemana saja. Baru aku pulang!” jawab Jongwoon. Sementara tangan Yura masih menarik tangan Jongwoon. Dan Jongwoon sepertinya senang tangannya digenggam terus oleh Yura.
Yura diam sesaat saat Jongwoon bertanya. Kemudian, dengan inisiatifnya. Jongwoon tersenyum dan menarik kembali tangan Yura. Hingga…
“Yak!!!” pekik Yura.
Bugggggggggg……….
Keduanya terjatuh diatas ranjang (?). Yura jatuh tepat di*tas tub*h Jongwoon. Hendak berontak namun tangan Jongwoon begitu kuat menahannya.
Yura POV
Apa yang ada dipikiran laki-laki ini. Aku tidak habis pikir. Membuatku cemburu dan selalu membuatku salah tingkah. Aku akui dalam posisi seperti ini, aku sangat gugup. Okey. Kim Yura sebaiknya kau pura-pura mati atau pingsan saja. Dari pada terus bertatapan dengannya. Lihatlah posisiku ada di*tasnya dan tangannya memegang tanganku sedang tangan satunya ada dipinggangku.
Kenapa aku bilang cemburu pada sangat sulit. Ya aku cemburu melihatnya dengan Hyena waktu dirumah sakit.
“Malhaebwa Yura-ya…”
Ya Tuhan demi apa. Suaranya terdengar sangat lembut. Membuat emosiku mereda seketika. Jongwoon berhenti menatapku seperti ini. Aku tidak kuat menatapnya. -____-”
Tangannya mulai menyibakkan poniku yang sedikit berantakan. Sumpah. Hatiku ini masih berdebar. Dan satu lagi matanya kini menatap bibirku. Sial. Kenapa aku juga menatap bibirnya. Andwee!! ini tidak mungkin terjadi lagi.
“Neomu Yeppeo”
Blushhhhh~
Sudah cukup!!pastikan aku tidak bisa bangun dari atas tub*hnya. Ya seperti ada lem yang melekat. Tubuhku tidak bisa bergerak sedikitpun. Wajahku pasti memerah sekarang.
“………….”
Diam…ya diamlah Yura-ya jangan keluarkan kata sepatahpun. Kau tahu kalau kau bicara akan sangat terdengar lucu. Bagaimana tidak kau gugup sekarang ditambah debaran jantungku yang tidak mau berhenti berdetak dengan normal.
Aku menelan ludahku seketika saat Jongwoon memajukan wajahnya dan menarik tengkukku untuk mendekat kewajahnya. Matanya terus menatapku dan sekarang b*birnya akan menyentuh b*birku.
Ceklekk!!!!!!!!!
“Yura ada telep-”
Apa!! kangin oppa masuk!! Arghhhhhh!!! Andwee. Aku malu. Dengan sekuat tenaga aku bangun dari atas t*buh lelaki yang membiusku ini.
“Ahh…mianhae..”
Kangin oppa keluar seketika dari kamarku dan menutup pintu kamarnya. Sudah cukup. 2 kali dia memergoki aku seperti ini. Aku menoleh kearah Jongwoon yang masih duduk. Dengan senyumnya yang bertengger diwajahnya. Apa! Dia masih bisa tersenyum.
“Kau!! ini gara-gara kamu……..”
Dengan malu. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Ya aku malu. Entah mau menangis tapi tidak bisa keluar air mata. Aku heran dia suka sekali membuatku seperti ini. Apa dia puas setelah mempermainkan aku.
Aku merasakan ada tangan yang akan membuka tanganku ini. Dengan pelan, aku merasakan genggaman lembut tangan Jongwoon. Dia berhasil membuka tanganku dari wajahku.
Aku malu. Aku kesal. Aku ingin menendangnya. Tapi kata-katanya semua benar.
Jongwoon menarik daguku agar aku menatapnya. Matanya begitu teduh sekarang. Dan terlihat serius. Dia menundukkan sedikit kepalanya agar menatapku lebih intens. Aku dapat melihatnya, ia tersenyum simpul padaku. Sangat tampan. Begitulah Jongwoon saat ini.
“Aku khawatir denganmu. Jangan membuatku cemas karena kau menghilang lagi”
Apa katanya ini. Sebelum aku menjawab dan mengedipkan matanya. Dengan cepat aku merasakan aliran darahku sedikit memanas dan langsung naik hingga kekepalaku. Sent*han b*birnya kini tepat ada dibib*rku. B*bir Jongwoon telah ada diatas bib*rku. Dengan lembut ia mel*mat b*bir atas dan bawahku. Aku meliriknya. Dia memejamkan matanya. Apakah ini caranya untuk membuatku tenang. Jujur aku nyaman dengan ci*mannya ini. Belum sempat aku membalas ci*mannya. Jongwoon melepas ta*tan b*birnya. Kemudian menatapku.
“Aku tunggu besok malam dirumah” katanya singkat kemudian menyeka bibirku dengan jarinya. Aku berkedip sekali untuk membuatku sadar dari diriku yang sejenak melayang dibuatnya. Ci*mannya sangat manis.
“mmm…” jawabku singkat. Entah kenapa aku mengangguk saja dengan perintahnya. Seharusnya aku menendang kakinya karena telah mempermainkan aku. Tapi ini kenapa sebaliknya. Huaaaaaaaa…….
“aku pergi…”
Masih dibawah alam sadarku. Aku mengangguk juga saat dia tersenyum padaku dan mengacak singkat puncak kepalaku. Ya Yura sadarlah. Bangun!Bangun!!
Aku masih berdiri dan terpaku disini. Belum beranjak dari tempatku yang tadi. Apa aku terlalu berlebihan? Kemudian aku menatap punggungnya yang menjauh dan saat ia akan menutup pintunya. Ia berbalik menatapku dan tersenyum. Ohh!! aku mau mati.
“Jangan melongo!!”
Katanya padaku. Kemudian dia menutup pintu kamarku. Ya!!! Argghh… aku gadis macam apa didepan Jongwoon. Bodoh bodoh!!
__oOo__
Author POV
“Kau sibuk sekali dengan gaun-gaun ini. Memang acaranya begitu penting?” tanya seorang lelaki pada wanita didepannya yang sangat antusias dengan gaun didepannya.
“Ne. ini sangat penting. Kau tahu, Jongwoon memintaku datang kerumahnya. Nanti malam. Aish!! ini sulit dibayangkan setelah bertahun-tahun kami berdiam diri”
“Jinja? Woaa. Ini awal yang hebat Hyena-ya”
wanita itu mengangguk dengan semangat.
“Lalu. Apakah Jongwoon akan memintamu menjadi kekasihnya lagi?” tanya pria itu.
“Entalah. Tapi saat aku mengunjunginya kemarin dirumah sakit. Aku bilang meminta maaf. Dan aku sudah berubah. Aku bukan Hyena yang dulu lagi. Aku rasa dia mengerti apa yang aku katakan” kata Hyena percaya diri.
“Semoga berhasil!!! eumm..tapi?”
“Apa?” tanya Hyena
“Gadis itu?”
“hhhh..aku tahu. Gadis itu bukan type dari seorang Kim Jongwoon. Aku tahu betul gadis yang disukainya seperti apa. Yura tidak mungkin bisa menarik hati Jongwoon.”
“Kau harus mendekati anaknya baru bisa kau masuk kedalam keluarganya lagi”
“anaknya? Bukan hal sulit. Kau tenang saja” ucap Hyena optimis.
__oOo__
“Yura-ya. Kau dari tadi gelisah terus ada apa?” tanya Hyuk Jae pada Yura.
Yura menatap Hyuk Jae. Dengan tatapan ‘tutup mulutmu’. Sedetik kemudian Hyuk memasang wajah normalnya (?). Yura yang dari tadi hanya menatap layar ponselnya yang sekarang full dengan foto Jongwoon. Entah sejak kapan ia menjadi pelamun seperti ini.
“Jongwoon oppa. Masih lama ya?” tanya Yura pada Hyuk Jae.
“Sebentar lagi. Nona Jie Eun selalu seperti itu kalau membicarakan bisnis dengan Bos.”
“pasti wanita itu menyukai Jongwoon? Apanya coba yang menarik dari kura-kura millenium itu?” jawab Yura sedikit kesal. Karena sejak makan siang sampai sekarang Jongwoon belum juga kembali kekantor. Key-pun yang menjemput Hyuk jae.
“Lalu kenapa kau juga menyukainya?apa yang menarik?” tanya Hyuk Jae lagi. Yura sedikit terkejut kemudian memasang wajah normalnya kembali. Hyuk Jae hanya tersenyum melihat gelagat Yura.
“Eum…maksudmu??!! yak Lee Hyuk Jae….” Yura langsung melemparkan mapnya kearah Hyukjae.
“Ya…kenapa kalian itu sama-sama aneh. Apakah begini caramu memperlakukan adik ipar?” kata Hyuk sambil mengelak.
“Adik ipar? Berhentilah bermimpi menjadi adik Kim Jongwoon. Aku yakin. Kau telah mempengaruhi otak Jongwoon dengan kumpulan video mesummukan?”
“Yak!! kenapa kau sampai membahasnya. Akukan hanya bertanya tadi. Aish jinja!! kenapa aku ada ditengah-tengah orang aneh seperti kalian.” rutuk Hyukjae.
__oOo__
Jongwoon POV
Selalu seperti ini kalau bertemu dengan Jie Eun. Ya relasi bisnis. Aku sampai tidak menjemput Key gara-gara dia terlalu lama mengajakku mengobrol. Kulihat ponselku. Semoga Yura masih menungguku dikantor. Aku tadi memang menyuruhnya untuk menungguku.
“Ya!! Jongwoon oppa, apa masih lama? Kalau kau sampai membuatku kecewa. Rasakan akibatnya!!”
Aku tersenyum membaca pesan darinya. Setidaknya dia khawatir denganku. Ahh anniya. Dia bukan khawatir. Dia itu cemburu. Aku tahu. Tapi paling tidak suka kalau aku menyebutnya cemburu. Entahlah.
“kau lama menungguku?” kataku saat menghampirinya yang sekarang duduk dikursinya. Hyuk menatapku. Tatapan yang sulit diartikan. Bilang saja kau iri padaku Hyujae-ya.
“menurutmu?” jawab Yura kesal. Aku mengacak sedikit rambutnya.
“Kajja….” aku menarik pergelangan tangannya untuk segera pulang.
“Yakk kemana?inikan masi-”
sebelum Yura melanjutkan kata-katanya aku sudah menariknya hingga dia berjalan seiring denganku. Jam kantor memang masih ada sehingga banyak pasang mata yang memperhatikan kami. Aku suka menggandeng tangannya seperti ini. Aku toleh Yura sedikit menundukkan wajahnya. Aku tersenyum. Gadis ini. Pasti dia malu.
“Jangan lupa nanti malam jam 8, aku tunggu dirumah?” kataku saat mobilku sampai didepan rumahnya . Yura tampak bingung.
“Benar?? aku kira kau bercanda kemarin?” jawabnya. Dasar!
“Kau ini….”
sudah aku duga. Daya pikirnya yang masih lemot ini belum juga hilang dari sekarang. Aku heran kenapa dia bisa lulus dengan baik saat kuliah di Paris. Atau jangan-jangan dia hanya berlibur saja Daya pikir yang sepertinya kuliah di korea saja sudah membuatnya stres apalagi diluar negeri.
“Ige… kau pakai nanti”
Aku menyerahkan kotak yang berisikan gaun sederhana untuknya. Pilihanku. Ya aku memilihnya sendiri kemarin sepulang dari rumahnya aku berbelanja. Sengaja aku berikan untuknya. Dia terkejut lagi. Aish!! gadis ini terkejut saja sudah membuatku gemas padanya.
“Ini untukku?”
“hmmm…” jawabku singkat. Lihatlah wajahnya begitu lucu. Tapi dia kelihatan manis saat saat aku menatapnya dari samping begini.
“mmm…Aku pulang dulu” katanya padaku.
“Jamkanman!” aku seketika menarik tangannya yang akan membuka pintu mobil. Yura menoleh kearahku.
Degggg……….
Jantungku selalu seperti ini. Apa tidak bisa berdetak normal saat mata kami saling menatap. Ahh!! semoga Yura tidak mendengarnya. Aku bisa malu kalau gadis ini tahu yang sebenarnya. Bahwa aku masih saja berdebar saat didekatnya.
“Mwo?”
Yaa!! suaramu begitu lembut seolan mengisyaratkan sesuatu. Ayolah Jongwoon. Maksudmu apa menahannya??molla..yang aku tahu aku masih merindukannya. Anehkan? Beginilah aku.
“mmm…..boghosipoyo”
Yura POV
Kenapa Jongwoon ini?Hhhh…menahan tanganku? Saat aku menoleh tepat mata kami saling beradu. Tiba-tiba hatiku berdesir kemudian detakannya sangat tidak beraturan. Ya!! tenanglah Yura-ya. Jangan sampai Jongwoon tahu kau sering berdebar saat kau dan dia bertatapan.
“Mwo?”
Dengan pelan aku menjawab panggilannya. Tatapan matanya begitu teduh. Hingga aku tidak bisa berpaling untuk tidak menatapnya.
“mmm…Boghosipoyo”
Deggggggggg……..
Ya Tuhan. Berikan aku nyawa satu lagi. Jongwoon dengan sadar mengatakan merindukanku. Memang sih ini bukan yang pertama. Tapi ini lain rasanya sejak dia mengungkapkan perasaannya padaku.
Ya Tuhan. Berikan aku nyawa satu lagi. Jongwoon dengan sadar mengatakan merindukanku. Memang sih ini bukan yang pertama. Tapi ini lain rasanya sejak dia mengungkapkan perasaannya padaku.
“Hhmm..Nado” balasku tentu dengan wajahku yang bersemu merah. Kemudian dia tersenyum dan…..Tunggu!!! jangan bilang dia akan menciumku lagi. Ahh tidak. Ini didalam mobil. Ya Jongwoon, jangan memajukan wajahmu. Aku mohon.
Tapi rupanya sia-sia harapanku. Tanganya kini berpindah kepipiku dan dia sedikit memiringkan wajahnya. Sekedar ingin tahu ekspresinya kali ini. Aku berniat tidak menutup mataku. Jongwoon mulai menutup matanya. Demi apa? Pria ini suka sekali menc*umku. Tapi kenapa aku juga menyukainya. Ya!! gila. Tanpa penolakan dariku juga, kini b*birnya mendarat diatas b*birku. Menekannya pelan kemudian mel*matnya dengan lembut. Yah Jongwoon berhasil membuatku memejamkan mataku dan menikmati ciuman kami ini. Singkat. Namun berdampak besar pada hatiku. Aku semakin mencintainya.
__oOo__
Author POV
Yura dan Kangin sudah tiba didepan kediaman keluarga Jongwoon. Yura masih malu hanya untuk turun dari mobil. Kangin menatap adiknya ini aneh. Kenapa gadis aneh ini suka dengan pria yang aneh juga seperti Jongwoon.
“Hei. Kau mau berdiam diri terus dimobil?”
“Aish~ aku malu. Gaun ini… Jongwoon menyebalkan sekali memberiku gaun ini?” gerutu Yura. Kangin tersenyum melihat ekspresi adiknya ini. Kemudian memperhatikan gaun adiknya ini. Simple, tapi kelihatan elegan. Warna nya juga tidak mencolok. Warna peach selutut. Karena acara tidak terlalu formal jadi memang pas sesuai dipakai Yura saat ini. Jongwoon memang pandai memilih.
“ini acara apa sih? Aku heran” kata Kangin lagi. Yura tampak mengercutkan bibirnya kesal.
“Jangan-jangan?” kangin menebak-nebak.
“Berhenti mengada-ada beruang kutub” jawab Yura ketus pada kakaknya ini. Kemudian dengan kesal ia turun dari mobil. Sebenarnya bukan hanya masalah gaun saja. Yura takut kalau bertemu dengan keluarga Jongwoon dengan keadaan sekarang ini.
“Fiuhhhh..kenapa jadi aku yang berdebar-debar” goda Kangin yang tahu bahwa Yura sekarang sedang menyembunyikan rasa gugupnya.
“Ya!!!”
__oOo__
“Omona~ Neomu Yeppeo Yura-ya” puji nyonya Kim pada Yura. Yura tampak menunduk dan tersipu malu dengan pujiannya. Sedang Jongwoon?
Jangan ditanya. Bahkan sedari tadi matanya ini tidak lepas hanya untuk menatap Yura yang sedang duduk didepannya ini. Sedetikpun ia enggan berkedip. Ia tidak ingin melewatkan moment menatap wajah Yura yang sangat berbeda.
“Ehem… sepertinya ada yang lelah karena tidak berkedip dari tadi” Goda Jongjin saat tahu Hyung disampingnya ini dari tadi terus menatap kedepan.
“Yura nuna.. Appa menatapmu terus….” tambah Key lagi yang duduk disebelah Jongwoon. Sontak membuat Yura dan Jongwoon sama-sama malu. Jongwoon mencoba ikut tersenyum tapi senyum yang dibuatnya tampak aneh sekali.
Semua tersenyum melihat kelakuan Jongwoon dan Yura, kemudian
“seperti ada yang datang………” kata Tuan Kim. Jongwoon kemudian berbisik pada Jongjin. Dengan segera Jongjin keruang tamu.
Taklama kemudian Jongjin bersama seorang wanita.
“Annyeong~”
Yura dan semuanya menatap wanita yang dibawa Jongjin kedalam ruang makan. Dan betapa terkejutnya Yura saat tahu wanita itu.
“Hyena…”gumam Yura. Kemudian matanya menatap Jongwoon. Untuk apa dia juga mengundang Hyena? Menyakitiku lagi. Hah!! tau begini sebaiknya aku tidak menuruti apa katanya. Inikah yang akan kau berikan padaku Joongwoon-ah? Batin Yura terus berkecamuk dengan pertanyaan ini.
=TBC=
No comments :
Post a Comment