And I Love You Part 11

  No comments

FF “And I Love You” Part 11 [Ye-Ra Couple]


FF “And I Love You” Part 11 ~
Author : Kim Yeon Young (@DeanClouds)
Cast : Kim Jong Woon, Kim Yura
Support Cast : Key/Kim Kibum, Lee Donghae, Lee Hyuk Jae, Etc
Genre : Romance,
Ratting : PG-15
Ps : banyak typo, selalu!!! dasar author aneh -____-”  membosankan dan juga aneh.
Akhirnya bisa publish yang part 11 ini. Karena banyak yang minta cepet-cepet nah ini aku bikinnya satu hari aja *plakk * tapi kagak tau juga ceritanya makin gag jelas -____-”
Mian karena aku juga habis sembuh *dicium yeye ðŸ˜›
Okelah langsung saja yaaa…
Happy reading ðŸ˜€
Sebelumnya……….
Yura POV
Mwo!! apa yang aku lakukan dengan Jongwoon. Bahkan aku tidak berontak sekarang. Pergerakan b*birnya di b*birku yang sangat lembut dan intens seakan menjadi bius agar aku menurut apa yang dilakukannya. Tapi kenapa aku juga menginginkannya. Gila. Aku gila karenanya sekarang.
Jongwoon memiringkan kepalanya untuk menjakau bib*rku lagi, aku juga. B*bir kami sama-sama masih bertaut dengan tangan Jongwoon ada ditengkukku untuk memperdalam c*uman kami. Dan tangannya yang satu ada dipinggangku untuk memperkecil j*rak diantara kami. Kenapa? Kenapa sekarang tanganku juga berpindah kelehernya. Aku juga tidak tahu. Kenapa aku begini. Omo!! kenapa dia sangat ahli berc*uman. Tapi, satu hal yang aku rasa saat dia menci*mku. Aku merasakan bahwa aku miliknya dan aku merasakan cinta yang begitu dalam untukku. Aku rasa ini benar. Aku juga sangat mencintainya.

Klikkk………. suara apa itu??sepertinya pintu terbuka. Mwo!!
“Jongwoon-ah…….ka-”
“Kalian…….?”
Part 11
Astaga, kenapa aku tidak sadar dan terlalu larut dalam perlakuan dan ci*mannya. Dengan segenap kekuatan aku mengumpulkan kesadaranku untuk mendorong t*buh Jongwoon dan melepas tautan b*bir kami. Hhh….omo!! mau ditaruh mana muka-ku?
“Kalian…..”
aku menoleh sedikit kebelakang. Ya Tuhan!!! kenapa tidak hanya dua orang, bahkan ada 4 orang. Kulirik Jongwoon hanya sedikit memasang wajah tersenyumnya. Dasar!! sesekali menyeka sudut bibirnya yang basah akibat ci*man dari kami. Tapi Jongwoon juga terlihat malu. Jelas sekali dari wajahnya. Aigoo!! kenapa aku menjadi seperti. Ini gara-gara kepala besar yang memaksa menci*mku.
“Mm….kalian sudah makan?” tanya Appanya Jongwoon basa-basi. Aku tahu itu. Aku hanya bisa menunduk. Menyembunyikan raut wajahku yang memerah ini.
“Yura-ya…kau ditanya kenapa malah diam” Kangin oppa!! rupanya kau mau membunuhku? Awas saja kau beruang kutub. Aku memicingkan mata kearahnya. Dia rupanya menahan senyum.
“Ehem..!!Yura sudah kenyang, hanya menatap jongwoon saja kelihatannya” Aish!! sepertinya aku perlu melempar monyet ini dengan sepatuku lagi. Ya dia Hyuk Jae. Berani-beraninya dia menggodaku.
Jongwoon!! kenapa dia malah ikut tersenyum. Aish dasar!! aku ingin pergi saja dari tempat ini. Jongjin adiknya-pun juga tersenyum dari tadi. Aigoo!! lempar aku ke jurang sekarang juga. Aku mau mati saja. Apa aku harus pura-pura pingsan -_____-”
Jongwoon POV
Omona!! wajah Yura bersemu merah dari tadi. Aku tahu ini salahku, menc*umnya ditemoat sepertin ini. Bahkan aku sempat lupa ini tempat apa. Ahh tapi tidak juga. Ini salah kami. Kami begitu terlena akan keadaan dan c*uman kami. Aish!! aku juga  malu dengan appa. Kalau Eomma, aku masih bisa menahannya. Ini Appa!!
“Kau untuk apa duduk disitu terus” kataku pada Yura yang duduk disofa dan agak jauh dariku. Dia terus saja menggerutu dan pasti dia malu menatap wajahku.
“Ya!! semua orang sudah pergi. Untuk apa malu. Sini….” kataku padanya dan menepuk ranjang sebelahku agar dia duduk disampingku.
“Shirheo” jawabnya singkat. Lalu sibuk dengan ponselnya. Ya buat apa disini kalau yang diperhatikan ponselnya. Aish Jinja!
“Yura-ya….kau ini kenapa, kalau kau tidak kesini. Aku akan kesitu” kataku. Dia hanya sekilas menatapku. Lalu menatap ponselnya lagi. Aigoo!! benar-benar.
“coba saja” katanya lagi.
Baiklah. Kau kira aku tidak kuat untuk berjalan kearahmu. Aku turun dari ranjang dan dengan pelan-pelan aku berjalan untuk duduk disampingnya. Yura menatapku tidak percaya.
“Ya!! kenapa kau bangun. Aish!!” katanya kini berdiri. Dan aku juga berdiri didepannya.
“kau kira aku tidak bisa?hum..” Yura duduk kembali dengan raut wajah penyesalan. Kemudian aku duduk disampingnya.
“kau keras kepala sekali…dasar!!” katanya lagi. Tapi belum menatapku. Aigoo!! apa segitu malunya hingga didekatku saja dia tidak menatap wajahku.
“kau memikirkan kekasihmu?Donghae?” tanyaku menggodanya. Seketika yura langsung menoleh.
“Aish!! kau ingin aku dengan Donghae lagi…menyebalkan.” jawabnya mengercutkan bibirnya.
“lalu? Untuk apa kau berdiam diri. Katakan padaku apa yang terjadi, hum”
Yura belum menatapku. Omona! Dari samping sini Yura terlihat begitu manis. Bibirnya sedikit dibasahi kemudian menatapku.
“Kau sudah tahu. Untuk apa menanyakannya. Aku malu. Puas!” katanya padaku. Jelas. Aku tersenyum mendengarnya. Ternyata dugaanku benar. Benar-benar gadis aneh. Terpegok begitu saja malu. Ya!! sebenarnya aku juga malu. Tapi aku lebih senang menggodanya seperti ini. kekekke~
“kau mau aku mengulanginya lagi” kataku. Dia memundurkan wajah, kemudian menggeleng.
“Ya!! kau gila…” jawabnya menutup bibirnya. Lihatlah wajahnya yang ketakutan begitu lucu.
“Yang tadi belum selesai kan?” kataku lagi. Yura terlihat sangat ketakutan hingga dia menjauhkan aku dengan tanganya.
“Ya, Jongwoon oppa. Aku tidak akan tertipu lagi denganmu. Tidak akan”
Yura-ya kau tahu. Semakin kau ketakutan itu membuatku semakin ingin menggodamu terus. Wajahmu yang ketakutan sangat lucu dan juga bertambah cantik, menurutku.
“Singkirkan tanganmu” kataku lagi. Berusaha untuk memb*ka tangannya yang kini malah menutupi wajahnya. Dasar!! kalau begini akukan tidak bisa melihat wajahnya.
“Shirheo!! shirheo…aku pulang saja…”
“Mwo? Mana bisa begitu. Enak saja. Ayo buka tang*nmu!!” kataku lagi. Dengan sekuat tenaga aku dapat menyingkirkan tangannya yang menutupi wajahnya.
Blusshhhh
kenapa jadi aku yang memerah saat aku tepat menatap wajahnya yang kesal dan juga sedikit memerah karena malu. Tidak. Jongwoon, kenapa kau juga malu saat begini. Aigoo!! apa aku sebegitu ingin menggodanya, hingga sekarang aku yang malah tergoda olehnya. Kim Yura.
“Lepaskan…” katanya meronta saat kedua tangannya aku genggam. Aku baru sadar saat dia mengucapkannya. Omo!! apa sebegitu besar pesonanya hingga aku terlalu lekat menatap wajahnya.
“Mwo?”
“Lepas..ya!!  Kim Jongwoon, kau mau membuatku malu lagi kalau semua orang mengetahuinya, huh!” katanya sedikit kesal. Justru aku ingin semua orang tahu. Bahwa sekarang, kau milikku Yura-ya. Terdengar sangat egois. Tapi inilah yang aku mau.
“Tidak akan. Biar saja, itu lebih baikkan” jawabku lagi. Yura semakin kesal menatapku.
“Kau..sebaiknya jangan terlalu bergaul dengan asistenmu itu. Diakan yang membuatmu menjadi semesum ini?”
Mwo? Jadi maksudnya Hyuk Jae. Tidak juga. Aku hanya belajar mengekspresikan cintaku saja.
“Anniya!! semua mengalir begitu saja. Terutama saat aku dekat denganmu seperti ini”
Memang ini jujur. Jujur sekali. Bahkan didekatnya saja, seperti ada ribuan volt yang menyerangku sekarang. Membuat jantung, dan seluruh organ serta saraf ditubuhku tidak bekerja sebagai mana mestinya. Terlebih saat aku menciumnya. Ya Tuhan. Sebenarnya aku kenapa ini?
“Jongwoon oppa, sampai kapan kau menggengam tanganku. Ayolah lepaskan. Jebal” pintanya. Sepertinya ia takut sekali saat aku akan menc*umnya lagi.
“sampai kau mau”  jawabku. Kemudian aku mencondongkan wajahku. Otomatis dia menjauh. Tidak lupa aku tersenyum padanya. Yura. Gadis ini hanya menatapku gugup. Mungkin dipikirannya, aku ini sangat mempesona dan tampan sehingga saat aku menci*mnya Ia bisa lupa segalanya. Makanya ia takut. Kekekeke~
“Jongwoon oppa…” katanya gugup. Ya sebut namaku. Aku suka kau menyebutnya dengan sedikit gugup. Apakah aku sekarang sudah meyakinkan untuk menciumnya??
“mwo?”
Aku paling suka saat menatapnya gugup dan detakan jantungnya sangat keras terdengar olehku bersama nafasnya yang memberat mulai menerpa kulit wajahku. Aku masih kuat menggengam tangannya yang masih meronta. Mulanya aku ingin menggodanya saja, tapi ternyata. Aku ingin  melakukannya juga. Jongwoon, kau benar-benar.
Aku sedikit mencondongkan wajahku untuk semakin dekat dengan wajahnya. Tatapan mata kami saling beradu dengan mataku terus saja menatap setiap inchi wajahnya. Entah aku tidak akan pernah bosan menatap gadis ini. Gadis yang menyita waktuku hanya untuk memikirkannya.
“Jongwoon oppa…..”
Suara itu?! Aku hafal suara yang memanggilku. Seketika aku menjauhkan diri dari Yura dan menoleh. Ternyata!!
“Hyena….” gumamku.
__oOo___
Author POV
Semilir Angin sore menerpa sebagian rambut Yura yang teruarai dengan indah. Matanya menatap jauh kedepan dan tangannya melemarkan batu kecil untuk ia lempar kesungai. Ya gadis ini rupanya sedang merenung sendiri disungai Han. Mendengarkan gemuruh ricik aliran sungai yang mengalir disertai hembusan angin sore membuatnya sedikit tenang. Walau tidak dipungkiri dia sedang gelisah.
“Dia datang lagi. Apa yang harus aku lakukan” kata Yura sendiri.
Mengingat dua hari yang lalu dimana Hyena, mantan kekasih Jongwoon yang datang menjenguk dirumah sakit. Terus terang membuat Yura sedikit khawatir. Apakah Jongwoon akan kembali pada wanita itu. Akankah ia jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya??
“Jongwoon oppa. Aku merindukanmu” begitulah kata Hyena saat bertemu. Seolah Yura tidak mendengar, tapi kalimat itu jelas terdengar olehnya.
“Maafkan aku. Bisakah, aku kini menjadi temanmu lagi dan kita memulai dari awal?”
Yura semakin kencang melemparkan batu kesungai dan dapat terdengar keras olehnya. Sekelilingnya menatap Yura heran. Kenapa dengan gadis ini.
Berulangkali Jongwoon menelponnya, mengirim pesan. Chat. Semuanya tidak Yura hiraukan. Ia kesal dengan semua ini. Terlebih saat Jongwoon juga mengiyakan apa kata Hyena.
__oOo__
“Kau kemana saja…”
Tanya Kangin saat tahu Yura baru datang dan langsung menuju lemari es, untuk meminum yogurt kesukaannya. Kenapa tidak air putih? Gadis ini memang aneh. Ia tenang kalau ia meminum sesuatu yang masam bercampur sedikit manis, Yogurt lah yang paling ia suka. -_____-”
“Jongwoon mencarimu terus, ada apa? Apa kalian ada masalah?” tanya Kangin lagi. Tepatnya ia menyelidik. Yura tahu, Kangin pasti disuruh Jongwoon. Apalagi kangin type bermulut bocor. Jadi Yura sedikit waspada.
“Anniya!! dari teman kuliah.” jawab Yura saat meminum habis satu yogurt kesukaanya. Kangin mengernyitkan alis.
“Oh.. aku kira kalian ada masalah”
Yura tidak menggubris apa kata kakaknya. Dengan cuek ia segera berlalu dari hadapan Kangin dan berjalan menuju kamarnya.
“Ceklekkkk……………………….”
Yura membuka pintu kamarnya dengan sangat kesal kemudian menutupnya juga dengan sangat keras. Lampiasan kemarahannya atas apa yang terjadi dua hari yang lalu.
“Brakkkkkkkkkkk……….!!!!!!!!”
“Yaa…!!! kalau ada gadis terbodoh didunia. Itu hanya aku. Ya aku. Dan kalau ada pria terbodoh. Itu Jongwoon, hanya kepala besar itu yang bodoh” rutuk Yura sendiri sambil akan membuka kancing bajunya.
“Berarti kita berjodoh”
Seketika Yura mencari sumber suara. Suara yang sangat ia kenali. Yura dengan sangat terkejut dan membulatkan matanya saat menatap sesosok makhluk yang saat ia paling ia ingin hindari.
“Ka-ka…kau…”
Yura ternganga saat menatap Jongwoon yang sedang ada didalam kamarnya. Berdiri tepat menghadapnya. Dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya serta kaca mata yang bertengger dihidung mancungnya. Sempat membuat Yura kehabisan nafas.
‘Glekkkk…….’
Jongwoon mulai mendekat kearah Yura. Dengan sekuat tenaga Yura menormalkan wajahnya agar tidak terlihat gugup didepan Jongwoon. Bisa-bisa Jongwoon mengejeknya habis-habis-an. Apalagi Jongwoon sangat senang melihat Yura takut dan gugup. -_______-”
“Ya!! Untuk apa kau disini. Kau mau apa kesini?”
‘pertanyaan yang bodoh Yura-ya. Sial kenapa aku jadi gugup’ batin Yura. Sementara itu Jongwoon kini berhenti tepat dihadapan Yura dan melepas kacamata-nya.
“untuk apa?Hhh..pertanyaan yang lucu. Kau kira aku kesini untuk apa?? jelas mencarimu. Bodoh!” kata Jongwoon pada Yura. Yura melangkahkan kaki untuk menghindari tatapan jongwoon dan duduk diranjangnya.
“Siapa suruh kau masuk kamarku? Kau tidak sopan!!”
“jangan mengalihkan pembicaraan” kata Jongwoon lagi. Yura masih mengatur degup jantungnya yang dari tadi tidak bisa terkontrol karena bertatapan dengan Jongwoon.
“………….”
Yura diam tidak menjawab pertanyaan Jongwoon. Jongwoon menghela nafas kemudian mulai mendekati Yura lagi. Dan duduk tepat disamping Yura.
“Kau tidak merindukanku?hum?!”  tanya Jongwoon pada Yura yang memang selama dua hari Yura terus menghindar dari Jongwoon. Yura tidak menjawab. Jongwoon sebenarnya tahu. Yura kenapa, tapi ia memang sengaja seperti ini.
“Cemburumu membuatku khawatir Yura-ya”
Yura kini menoleh dan tepat menatap Jongwoon.
“Mwo? Cemburu? Tsskkk……… untuk apa aku cemburu?” sangkal Yura. Jongwoon hanya tersenyum menatap Yura yang selalu menyembunyikan perasaannya.
“Hyena. Lee Hyena. Dia berubah sekarang. Tatapannya juga lain…”
Yura mengepalkan tangannya saat Jongwoon mulai membicarakan Hyena. Gadis yang hampir saja menikah dengannya. Jongwoon melirik Yura sesekali sambil menahan senyumnya.
“Eumm….dan juga dia bertambah cantik…”
Sial!!kenapa terus membicarakan Hyena. Kata-kata itulah yang terus berkecamuk dihati Yura. Ia mencoba manahan emosinya. Rupanya Jongwoon memang sengaja membuat Yura seperti ini. Dia tahu gadisnya ini sedang  cemburu, malah sekarang menggodanya.
“Keluar dari kamarku!!!! keluar….”
Akhirnya Yura membuka  mulutnya. Ia kini menatap Jongwoon dengan emosi.
“Ya.. kau-”
“Keluarrr………!!!!!!!”
Yura mendorong tubuh Jongwoon agar beranjak dari kamarnya. Jongwoon juga tidak menyangka tenaga Yura begitu kuat. Yura menarik tangan Jongwoon berdiri dan beranjak dari duduknya. Tetapi Jongwoon juga tidak mau diam. Ia juga menahan dirinya agat Yura tidak sampai membuatnya bangun.
“Yak!! Kim Jong Woon. Belum puas kau bercerita denganku?huh!! pulang. Atau kau akan mati” ancam Yura. Terdengar seperti perkelahian anak kecil. Tapi ini Justru membuat Jongwoon ingin meladeni Yura. Kekekek~
“Yak!! kau menakutkan sekali. Sudah Cemburu tidak mau mengaku”
Yura terhenti menarik tangan Jongwoon. Cemburu? Ia merapikan rambutnya sejenak.
“Mwo?Aish!! terserah apa katamu. Sekarang kau keluar!! ppali!!” kata Yura lagi. Kini tangannya mulai menarik tangan Jongwoon.
“Hei!! Yakkk..kau ini lucu sekali”
“Mwo? Lucu? Kau menyebalkan!! kau menyebalkan Kim Jongwoon!” Yura sebenarnya sangat kesal. Heran!! kenapa Jongwoon suka membuatnya malu dan cemburu didepannya.
“Katakan. Dua hari kemana saja. Baru aku pulang!” jawab Jongwoon. Sementara tangan Yura masih menarik tangan Jongwoon. Dan Jongwoon sepertinya senang tangannya digenggam terus oleh Yura.
Yura diam sesaat saat Jongwoon bertanya. Kemudian, dengan inisiatifnya. Jongwoon tersenyum dan menarik kembali tangan Yura. Hingga…
“Yak!!!”  pekik Yura.
Bugggggggggg……….
Keduanya terjatuh diatas ranjang (?). Yura jatuh tepat di*tas tub*h Jongwoon. Hendak berontak namun tangan Jongwoon begitu kuat menahannya.
Yura POV
Apa yang ada dipikiran laki-laki ini. Aku tidak habis pikir. Membuatku cemburu dan selalu membuatku salah tingkah. Aku akui dalam posisi seperti ini, aku sangat gugup. Okey. Kim Yura sebaiknya kau pura-pura mati atau pingsan saja. Dari pada terus bertatapan dengannya. Lihatlah posisiku ada di*tasnya dan tangannya memegang tanganku sedang tangan satunya ada dipinggangku.
Kenapa aku bilang cemburu pada sangat sulit. Ya aku cemburu melihatnya dengan Hyena waktu dirumah sakit.
“Malhaebwa Yura-ya…”
Ya Tuhan demi apa. Suaranya terdengar sangat lembut. Membuat emosiku mereda seketika. Jongwoon berhenti menatapku seperti ini. Aku tidak kuat menatapnya. -____-”
Tangannya mulai menyibakkan poniku yang sedikit berantakan. Sumpah. Hatiku ini masih berdebar. Dan satu lagi matanya kini menatap bibirku. Sial. Kenapa aku juga menatap bibirnya. Andwee!! ini tidak mungkin terjadi lagi.
“Neomu Yeppeo”
Blushhhhh~
Sudah cukup!!pastikan aku tidak bisa bangun dari atas tub*hnya. Ya seperti ada lem yang melekat. Tubuhku tidak bisa bergerak sedikitpun. Wajahku pasti memerah sekarang.
“………….”
Diam…ya diamlah Yura-ya jangan keluarkan kata sepatahpun. Kau tahu kalau kau bicara akan sangat terdengar lucu. Bagaimana tidak kau gugup sekarang ditambah debaran jantungku yang tidak mau berhenti berdetak dengan normal.
Aku menelan ludahku seketika saat Jongwoon memajukan wajahnya dan menarik tengkukku untuk mendekat kewajahnya. Matanya terus menatapku dan sekarang b*birnya akan menyentuh b*birku.
Ceklekk!!!!!!!!!
“Yura ada telep-”
Apa!! kangin oppa masuk!! Arghhhhhh!!! Andwee. Aku malu. Dengan sekuat tenaga aku bangun dari atas t*buh lelaki yang membiusku ini.
“Ahh…mianhae..”
Kangin oppa keluar seketika dari kamarku dan menutup pintu kamarnya. Sudah cukup. 2 kali dia memergoki aku seperti ini. Aku menoleh kearah Jongwoon yang masih duduk. Dengan senyumnya yang bertengger diwajahnya. Apa! Dia masih bisa tersenyum.
“Kau!! ini gara-gara kamu……..”
Dengan malu. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Ya aku malu. Entah mau menangis tapi tidak bisa keluar air mata. Aku heran dia suka sekali membuatku seperti ini. Apa dia puas setelah mempermainkan aku.
Aku merasakan ada tangan yang akan membuka tanganku ini. Dengan pelan, aku merasakan genggaman lembut tangan Jongwoon. Dia berhasil membuka tanganku dari wajahku.
Aku malu. Aku kesal. Aku ingin menendangnya. Tapi kata-katanya semua benar.
Jongwoon menarik daguku agar aku menatapnya. Matanya begitu teduh sekarang. Dan terlihat serius. Dia menundukkan sedikit kepalanya agar menatapku lebih intens. Aku dapat melihatnya, ia tersenyum simpul padaku. Sangat tampan. Begitulah Jongwoon saat ini.
“Aku khawatir denganmu. Jangan membuatku cemas karena kau menghilang lagi”
Apa katanya ini. Sebelum aku menjawab dan mengedipkan matanya. Dengan cepat aku merasakan aliran darahku sedikit memanas dan langsung naik hingga kekepalaku. Sent*han b*birnya kini tepat ada dibib*rku. B*bir Jongwoon telah ada diatas bib*rku. Dengan lembut ia mel*mat b*bir atas dan bawahku. Aku meliriknya. Dia memejamkan matanya. Apakah ini caranya untuk membuatku tenang. Jujur aku nyaman dengan ci*mannya ini. Belum sempat aku membalas ci*mannya. Jongwoon melepas ta*tan b*birnya. Kemudian menatapku.
“Aku tunggu besok malam dirumah” katanya singkat kemudian menyeka bibirku dengan jarinya. Aku berkedip sekali untuk membuatku sadar dari diriku yang sejenak melayang dibuatnya. Ci*mannya sangat manis.
“mmm…” jawabku singkat. Entah kenapa aku mengangguk saja dengan perintahnya. Seharusnya aku menendang kakinya karena telah mempermainkan aku. Tapi ini kenapa sebaliknya. Huaaaaaaaa…….
“aku pergi…”
Masih dibawah alam sadarku. Aku mengangguk juga saat dia tersenyum padaku dan mengacak singkat puncak kepalaku. Ya Yura sadarlah. Bangun!Bangun!!
Aku masih berdiri dan terpaku disini. Belum beranjak dari tempatku yang tadi. Apa aku terlalu berlebihan? Kemudian aku menatap punggungnya yang menjauh dan saat ia akan menutup pintunya. Ia berbalik menatapku dan tersenyum. Ohh!! aku mau mati.
“Jangan melongo!!”
Katanya padaku. Kemudian dia menutup pintu kamarku. Ya!!! Argghh… aku gadis macam apa didepan Jongwoon. Bodoh bodoh!!
__oOo__
Author POV
“Kau sibuk sekali dengan gaun-gaun ini. Memang acaranya begitu penting?” tanya seorang lelaki pada wanita didepannya yang sangat antusias dengan gaun didepannya.
“Ne. ini sangat penting. Kau tahu, Jongwoon memintaku datang kerumahnya. Nanti malam. Aish!! ini sulit dibayangkan setelah bertahun-tahun kami berdiam diri”
“Jinja? Woaa. Ini awal yang hebat Hyena-ya”
wanita itu mengangguk dengan semangat.
“Lalu. Apakah Jongwoon akan memintamu menjadi kekasihnya lagi?” tanya pria itu.
“Entalah. Tapi saat aku mengunjunginya kemarin dirumah sakit. Aku bilang meminta maaf. Dan aku sudah berubah. Aku bukan Hyena yang dulu lagi. Aku rasa dia mengerti apa yang aku katakan” kata Hyena percaya diri.
“Semoga berhasil!!! eumm..tapi?”
“Apa?” tanya Hyena
“Gadis itu?”
“hhhh..aku tahu. Gadis itu bukan type dari seorang Kim Jongwoon. Aku tahu betul gadis yang disukainya seperti apa. Yura tidak mungkin bisa menarik hati Jongwoon.”
“Kau harus mendekati anaknya baru bisa kau masuk kedalam keluarganya lagi”
“anaknya? Bukan hal sulit. Kau tenang saja” ucap Hyena optimis.
__oOo__
“Yura-ya. Kau dari tadi gelisah terus ada apa?” tanya Hyuk Jae pada Yura.
Yura menatap Hyuk Jae. Dengan tatapan ‘tutup mulutmu’. Sedetik kemudian Hyuk memasang wajah normalnya (?). Yura yang dari tadi hanya menatap  layar ponselnya yang sekarang full dengan foto Jongwoon. Entah sejak kapan ia menjadi pelamun seperti ini.
“Jongwoon oppa. Masih lama ya?” tanya Yura pada Hyuk Jae.
“Sebentar lagi. Nona Jie Eun selalu seperti itu kalau membicarakan bisnis dengan Bos.”
“pasti wanita itu menyukai Jongwoon? Apanya coba yang menarik dari kura-kura millenium itu?” jawab Yura sedikit kesal. Karena sejak makan siang sampai sekarang Jongwoon belum juga kembali kekantor. Key-pun yang menjemput Hyuk jae.
“Lalu kenapa kau juga menyukainya?apa yang menarik?” tanya Hyuk Jae lagi. Yura sedikit terkejut kemudian memasang wajah normalnya kembali. Hyuk Jae hanya tersenyum melihat gelagat Yura.
“Eum…maksudmu??!! yak Lee Hyuk Jae….” Yura langsung melemparkan mapnya kearah Hyukjae.
“Ya…kenapa kalian itu sama-sama aneh. Apakah begini caramu memperlakukan adik ipar?” kata Hyuk sambil mengelak.
“Adik ipar? Berhentilah bermimpi menjadi adik Kim Jongwoon. Aku yakin. Kau telah mempengaruhi otak Jongwoon dengan kumpulan video mesummukan?”
“Yak!! kenapa kau sampai membahasnya. Akukan hanya bertanya tadi. Aish jinja!! kenapa aku ada ditengah-tengah orang aneh seperti kalian.” rutuk Hyukjae.
__oOo__
Jongwoon POV
Selalu seperti ini kalau bertemu dengan Jie Eun. Ya relasi bisnis. Aku sampai tidak menjemput Key gara-gara dia terlalu lama mengajakku mengobrol. Kulihat ponselku. Semoga Yura masih menungguku dikantor. Aku tadi memang menyuruhnya untuk menungguku.
“Ya!! Jongwoon oppa, apa masih lama? Kalau kau sampai membuatku kecewa. Rasakan akibatnya!!”
Aku tersenyum membaca pesan darinya. Setidaknya dia khawatir denganku. Ahh anniya. Dia bukan khawatir. Dia itu cemburu. Aku tahu. Tapi paling tidak suka kalau aku menyebutnya cemburu. Entahlah.
“kau lama menungguku?” kataku saat menghampirinya yang sekarang duduk dikursinya. Hyuk menatapku. Tatapan yang sulit diartikan. Bilang saja kau iri padaku Hyujae-ya.
“menurutmu?” jawab Yura kesal. Aku mengacak sedikit rambutnya.
“Kajja….” aku menarik pergelangan tangannya untuk segera pulang.
“Yakk kemana?inikan masi-”
sebelum Yura melanjutkan kata-katanya aku sudah menariknya hingga dia berjalan seiring denganku. Jam kantor memang masih ada sehingga banyak pasang mata yang memperhatikan kami. Aku suka menggandeng tangannya seperti ini. Aku toleh Yura sedikit menundukkan wajahnya. Aku tersenyum. Gadis ini. Pasti dia malu.
“Jangan lupa nanti malam jam 8, aku tunggu dirumah?” kataku saat mobilku sampai didepan rumahnya . Yura tampak bingung.
“Benar?? aku kira kau bercanda kemarin?” jawabnya. Dasar!
“Kau ini….”
sudah aku duga. Daya pikirnya yang masih lemot ini belum juga hilang dari sekarang. Aku heran kenapa dia bisa lulus dengan baik saat kuliah di Paris. Atau jangan-jangan dia hanya berlibur saja Daya pikir yang sepertinya kuliah di korea saja sudah membuatnya stres apalagi diluar negeri.
“Ige… kau pakai nanti”
Aku menyerahkan kotak  yang berisikan gaun sederhana untuknya. Pilihanku. Ya aku memilihnya sendiri kemarin sepulang dari rumahnya aku berbelanja. Sengaja aku berikan untuknya. Dia terkejut lagi. Aish!! gadis ini terkejut saja sudah membuatku gemas padanya.
“Ini untukku?”
“hmmm…” jawabku singkat. Lihatlah wajahnya begitu lucu. Tapi dia kelihatan manis saat saat aku menatapnya dari samping begini.
“mmm…Aku pulang dulu” katanya padaku.
“Jamkanman!” aku seketika menarik tangannya yang akan membuka pintu mobil. Yura menoleh kearahku.
Degggg……….
Jantungku selalu seperti ini. Apa tidak bisa berdetak normal saat mata kami saling menatap. Ahh!! semoga Yura tidak mendengarnya. Aku bisa malu kalau gadis ini tahu yang sebenarnya. Bahwa aku masih saja berdebar saat didekatnya.
“Mwo?”
Yaa!! suaramu begitu lembut seolan mengisyaratkan sesuatu. Ayolah Jongwoon. Maksudmu apa menahannya??molla..yang aku tahu aku masih merindukannya. Anehkan? Beginilah aku.
“mmm…..boghosipoyo”
Yura POV
Kenapa Jongwoon ini?Hhhh…menahan tanganku? Saat aku menoleh tepat mata kami saling beradu. Tiba-tiba hatiku berdesir kemudian detakannya sangat tidak beraturan. Ya!! tenanglah Yura-ya. Jangan sampai Jongwoon tahu kau sering berdebar saat kau dan dia bertatapan.
“Mwo?”
Dengan pelan aku menjawab panggilannya. Tatapan matanya begitu teduh. Hingga aku tidak bisa berpaling untuk tidak menatapnya.
“mmm…Boghosipoyo”
Deggggggggg……..
Ya Tuhan. Berikan aku nyawa satu lagi. Jongwoon dengan sadar mengatakan merindukanku. Memang sih ini bukan yang pertama. Tapi ini lain rasanya sejak dia mengungkapkan perasaannya padaku.
“Hhmm..Nado” balasku tentu dengan wajahku yang bersemu merah. Kemudian dia tersenyum dan…..Tunggu!!! jangan bilang dia akan menciumku lagi. Ahh tidak. Ini didalam mobil. Ya Jongwoon, jangan memajukan wajahmu. Aku mohon.
Tapi rupanya sia-sia harapanku. Tanganya kini berpindah kepipiku dan dia sedikit memiringkan wajahnya. Sekedar ingin tahu ekspresinya kali ini. Aku berniat tidak menutup mataku. Jongwoon mulai menutup matanya. Demi apa? Pria ini suka sekali menc*umku. Tapi kenapa aku juga menyukainya. Ya!! gila. Tanpa penolakan dariku juga, kini b*birnya mendarat diatas b*birku. Menekannya pelan kemudian mel*matnya dengan lembut. Yah Jongwoon berhasil membuatku memejamkan mataku dan menikmati ciuman kami ini. Singkat. Namun berdampak besar pada hatiku. Aku semakin mencintainya.
__oOo__
Author POV
Yura dan Kangin sudah tiba didepan kediaman keluarga Jongwoon. Yura masih malu hanya untuk turun dari mobil. Kangin menatap adiknya ini aneh. Kenapa gadis aneh ini suka dengan pria yang aneh juga seperti Jongwoon.
“Hei. Kau mau berdiam diri terus dimobil?”
“Aish~ aku malu. Gaun ini… Jongwoon menyebalkan sekali memberiku gaun ini?” gerutu Yura. Kangin tersenyum melihat ekspresi adiknya ini. Kemudian memperhatikan gaun adiknya ini. Simple, tapi kelihatan elegan. Warna nya juga tidak mencolok. Warna peach selutut. Karena acara tidak terlalu formal jadi memang pas sesuai dipakai Yura saat ini. Jongwoon memang pandai memilih.
“ini acara apa sih? Aku heran” kata Kangin lagi. Yura tampak mengercutkan bibirnya kesal.
“Jangan-jangan?” kangin menebak-nebak.
“Berhenti mengada-ada beruang kutub” jawab Yura ketus pada kakaknya ini. Kemudian dengan kesal ia turun dari mobil. Sebenarnya bukan hanya masalah gaun saja. Yura takut kalau bertemu dengan keluarga Jongwoon dengan keadaan sekarang ini.
“Fiuhhhh..kenapa jadi aku yang berdebar-debar” goda Kangin yang tahu bahwa Yura sekarang sedang menyembunyikan rasa gugupnya.
“Ya!!!”
__oOo__
“Omona~ Neomu Yeppeo Yura-ya” puji nyonya Kim pada Yura. Yura tampak menunduk dan tersipu malu dengan pujiannya. Sedang Jongwoon?
Jangan ditanya. Bahkan sedari tadi matanya ini tidak lepas hanya untuk menatap Yura yang sedang duduk didepannya ini. Sedetikpun ia enggan berkedip. Ia tidak ingin melewatkan moment menatap wajah Yura yang sangat berbeda.
“Ehem… sepertinya ada yang lelah karena tidak berkedip dari tadi” Goda Jongjin saat tahu Hyung disampingnya ini dari tadi terus menatap kedepan.
“Yura nuna.. Appa menatapmu terus….” tambah Key lagi yang duduk disebelah Jongwoon. Sontak membuat Yura dan Jongwoon sama-sama malu. Jongwoon mencoba ikut tersenyum tapi senyum yang dibuatnya tampak aneh sekali.
Semua tersenyum melihat kelakuan Jongwoon dan Yura, kemudian
“seperti ada yang datang………” kata Tuan Kim. Jongwoon kemudian berbisik pada Jongjin. Dengan segera Jongjin keruang tamu.
Taklama kemudian Jongjin bersama seorang wanita.
“Annyeong~”
Yura dan semuanya menatap wanita yang dibawa Jongjin kedalam ruang makan. Dan betapa terkejutnya Yura saat tahu wanita itu.
“Hyena…”gumam Yura. Kemudian matanya menatap Jongwoon. Untuk apa dia juga mengundang Hyena? Menyakitiku lagi. Hah!! tau begini sebaiknya aku tidak menuruti apa katanya. Inikah yang akan kau berikan padaku Joongwoon-ah? Batin Yura terus berkecamuk dengan pertanyaan ini.
=TBC=

And I Love You Part 10

  No comments



FF “And I Love You” Part 10 [Ye-Ra Couple]


“And I Love You” Part 10  [Ye-Ra Couple] ~ Loving You ~

Author POV
“Hyukie-ah, aku terlambat” kata Jongwoon pelan. Hyuk Jae yang masih mem*luk tubuh Jongwoon yang tak sanggup berdiri kini. Menuntun Jongwoon agar duduk dan menenangkan dirinya.
“Bos, sebaiknya kita kembali kerumah sakit. Pasti orang tua bos sangat cemas sekarang” kata Hyuk. Jongwoon seolah tidak bisa memaafkan dirinya sendiri yang begitu bodoh menyia-nyiakan hidupnya.
“aku ingin disini dulu “ jawab Jongwoon pelan. Sementara wajahnya semakin pucat karena ia belum pulih benar. Memang luka dikepalanya tidak serius, tapi bagian tubuh yang belakang masih dalam kondisi belum pulih dan tidak boleh bergerak terlalu banyak.
“aku tahu kau sedih, tapi pikirkan kesehatanmu. Kau mau Key sedih melihatmu” kata Hyuk jae pada Jongwoon. Saat teringat Key, air mata Jongwoon tiba-tiba menetes. Ia kembali mengingat Key sangat menginginkan Yura. Gadis itu kini benar-benar membuat Jongwoon seperti orang gila.

“Key, dia juga menginginkan Yura. Aku bisa apa Hyukie-ah” kata Jongwoon menatap Hyuk Jae. Hyuk melihat Jongwoon jadi tidak tega. Keadaanya benar-benar kacau saat ini.
“Kangin bilang. Yura juga akan menikah disana. Ckkkk bahkan aku belum berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Aku ini lelaki bodoh bukan, katakan aku sangat bodoh!!!!” kata Jongwoon mulai lemah.
“Bos…Boss!!!Bos kau kenapa?!!” Hyuk jae panik ketika mata Jongwoon tiba-tiba terpejam dan tangannya mulai lemas.
“Ya!! ireona….” kata Hyuk Jae lagi. Dengan kekuatan tangannya ia menggendong Jongwoon untuk kembali kerumah sakit.
__oOo__
Udara yang dingin kian menerpa, suasana tampak hening dimana Jongwoon sekarang terbaring lagi ditempatnya semula. Dua jam sudah ia selesai dioperasi. Hal yang dilakukan secara mendadak oleh dokter mengingat tulang belakang Jongwoon yang mendapat benturan keras sehingga apabila tidak dilakukan penanganan akan menyebabkan kondisinya memburuk.
Selang oksigen dan infus masih menghiasi tubuhnya. Matanya masih terpejam,beruntung Hyuk segera membawa Jongwoon kembali kerumah sakit karena apabila terlambat semuanya akan fatal.
Hari sudah kembali malam, suasana masih tenang. Jongwoon belum sadarkan diri. Key putra semata wayangnya hanya bisa memandangi Appanya yang terbaring lemah. Sambil terus berdoa agar appanya bisa sembuh dan kembali berkumpul dengannya.
“Key-ya…kajja pulang. Besok kau harus sekolah” kata Nyonya Kim pada key. Key tetap memandangi Jongwoon. Ia tidak bergerak sedikitpun dari sisi appanya itu. Eommanya jongwoon yang tau key seperti itu merasa kasian pada Key.
“besok appa sudah bangun kan?” tanya Key polos.
“Ne, besok Appa sudah bisa bangun. Makanya Key jangan membuat appa kecewa. Key harus pulang dan besok harus kesekolah.”
“Appa, Key pulang dulu. Cepat sembuh. Key sangat menyanyangi Appa” kata key kemudian mengecup tangan Jongwoon. Kemudian berjinjit sedikit untuk menjangkau pipi Jongwoon dan mengecupnya singkat.
Dengan perlahan ia keluar dari kamar Jongwoon bersama nyonya Kim, neneknya. Sesekali Key melihat kebelakang. Ia menatap appanya yang masih terbaring belum sadarkan diri.
Dikamar Jongwoon kini hanya ada Lee hyuk Jae dan Jongjin adiknya. Hyuk Jae, tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri jika Jongwoon belum bisa pulih dan sehat. Ia merasa bersalah memenuhi keinginan Jongwoon untuk kebandara menemui Yura tadi pagi.
“Jangan terus menggerutu, aku tahu kau dipaksa kakakku” kata Jongjin yang kini menepuk pundak hyuk. Hyuk hanya membalasnya dengan anggukan.
“seandainya aku menolak, pasti keadaanya sudah pulih sekarang. Tapi kini ia malah belum sadar” keluhnya. Jongjin hanya tersenyum. Kemudian berdiri dari tempatnya.
“gwencahana. Aku beli kopi dulu, kau mau?” Tawar Jongjin.
“Anniya. Aku tidak seberapa suka. Lemon tea saja” kata Hyuk Jae. Jongjin kemudian berlalu meninggalkannya.
Mata Hyuk Jae kian mengantuk, kini ia sesekali memejamkan matanya. Saat kantuk melanda. Tiba-tiba….
“Annyeong..” kata seseorang. Hyuk teperanjat dari ngantuknya. Ia kemudian menatap sosok yang berdiri didepannya. Mengucek matanya, memastikan ia melihat dengan benar makhluk didepannya ini.
“Ne..neo??”
“Bolehkah aku menjenguknya?”
Hyuk berusaha menyadarkan dirinya sendiri bahwa ia sedang tidak bermimpi sekarang. Atau malah berhalusinasi.
“Ten..tu saja. Dengan senang hati” jawab Hyuk masih sedikit gugup. Gadis itu menyeret kopernya dan mulai mendekati ranjang dimana Jongwoon masih belum sadarkan diri.
Gadis itu semakin mendekat kearah dimana Jongwoon masih terbaring diranjangnya. Yura dia menahan tangisnya, ia merasa sangat bersalah telah membuat Jongwoon seperti ini. Hyuk jae menatap Yura, kemudian ia sedikit tersenyum. Lega, karena Usaha Jongwoon tidak sia-sia. Gadis itu kini malah datang sendiri menemui Jongwoon.
Hyuk meninggalkan Yura dan Jongwoon dikamar berdua, dia menunggu diluar. Yura melepas koper dari tangannya. Kemudian duduk disamping Jongwoon. Kau berhasil membuatku kembali padamu, batin Yura sambil mengenggam tangan Jongwoon yang dingin.
=Flashback=
Yura masih melirik arlojinya, dan mengamati ponselnya. Tampak raut kecemasan dan sedikit sedih jelas terpancar diwajah cantiknya. Kemudian ia mematikan ponselnya. Dan menghela nafas panjang, Donghae disebelahnya tahu apa yang dirasakan Yura saat ini. Tapi ia seolah tidak tahu. Ia ingin Yura sendiri mengatakannya, tapi ia tidak tega melihat raut wajah Yura yang sangat kacau. Antara khawatir dan sedih.
“kajja…sebentar lagi berangkat” kata Donghae. Yura masih mengedarkan pandangannya kepenjuru Airport, ia masih belum yakin kalau ia akan berangkat. Tapi, ia tidak mungkin menolak Donghae untuk ke Paris.
Saat Yura akan masuk bersama Donghae. Matanya menangkap sosok yang tidak asing baginya. Dengan perban dikepalanya dan sedikit berlari dengan kekuatan yang masih ia miliki saat itu. Yura menggeleng tidak percaya.
“Jongwoon oppa~” gumamnya. Donghae berhenti sejenak kemudian memperhatikan yura. Ia melihat ada Jongwoon dibandara ini.
“Kau kenapa?” tanya Donghae. Yura belum menjawabnya, matanya terus menatap Jongwoon yang seperti orang bingung. Yura kemudian setengah berlari dan melihat Jongwoon dibalik dinding. Ia tidak mau Donghae tahu, ia menangis. Dengan menutup mulutnya, matanya terus menatap Jongwoon dan Hyuk yang sesekali menuntunnya.
“Jongwoon oppa, kau kenapa kemari, ha?apa yang membuatmu seperti ini?” kata Yura pelan. Sesekali ia mengusap air matanya. Ia ingat segera berangkat ke Paris. Dan donghae pasti menunggunya.
Saat ia akan berbalik. Sebuah tangan ada dipundaknya. Yura menatap Donghae, sedikit tergugup.
“Mm…kajja kita berangkat!! nanti terlambat” kata Yura mengalihkan tatapan mata Donghae yang terus menatapnya.
“aku tidak mau” jawab Donghae. Membuat Yura semakin bingung. Air matanya masih tersisa dipelupuknya dan juga dipipinya.
“Sudah….akan terlambat, lima menit lagi pes-”
“Jangan berbohong lagi padaku. Kau bodoh sekali Kim Yura. Anniya sangat bodoh. Bagaimana mungkin aku mengajak orang yang tidak menginginkan aku sama sekali untuk menjadi istriku?” kata Donghae pelan. Yura hanya bisa menunduk saat Donghae berkata seperti itu. Sambil menyembunyikan air matanya.
“Kau yang dulu, sekarang masih tetap akan mencintai Kim Jongwoon” kata Donghae, yang berhasil membuat Yura mendongak. Donghae tersenyum pada Yura kemudian menghapus sisa air matanya.
“Donghae oppa….aku-”
“Jangan khawatir. Aku sudah tahu Yura-ya…sekarang apa kau tidak mau memeluk t*buh lelaki itu, hum?” kata Donghae pada Yura, Yura tidak tahu harus berkata apa.
Dengan satu tarikan Donghae m*meluk Yura erat sekali. Akan melepas gadis yang ia cintai dengan sepenuh hati.
“Mianhae…aku belum bisa mencintaimu. Tapi aku yakin kau akan menemukan gadis yang tepat, kau lelaki terbaik yang pernah aku temui selain Kim Jongwoon.”
“tetap saja Jongwoon yang pertama.tssskkk!!malang benar nasibku”
“Donghae oppa, jangan membenciku. Ne?! Aku telah banyak berhutang banyak padamu” kata Yura, Donghae kini melepas pel*kannya. Lantas tersenyum pada Yura.
“Ne. gwencahana!! kau tidak usah memikirkan aku. Hiduplah dengan baik Yura-ya. Nyatakan apa yang ada dihatimu. Jangan jadi gadis yang bodoh lagi. Jika ada sesuatu kau bisa menghubungiku” kata Donghae panjang lebar.
“Hmm.. tapi bagai-”
“Aku pergi dulu…” Donghae dengan cepat memalingkan wajahnya dan menyeret kopernya dengan cepat. Ia tidak kuat jika harus terus menatap wajah Yura. Wajah yang akan dia rindukan setiap saat. Kini ia harus bisa menanggung resikonya. Resiko untuk kehilangan gadis itu selama-lamanya.
“hati-hati…” kata Yura setengha berteriak. Tapi Donghae tidak menoleh. Ia menahan sakit dihatinya. Melepas gadis yang ia cintai sepenuh hatinya. Kini malah akan bersama pria lain. Tapi ia yakin, ia akan bahagia kelak. Bukankah cinta tidak harus memiliku.
Donghae mengusap air matanya, lalu tangannya merogoh kotak merah yang ia persiapkan. Cincin. Cincin yang ia persembahkan khusus untuk Yura.
“Yak!!! kau tidak punya mata…” Donghae berbalik kebelakang, saat ia berlari tadi ia menyenggol gadis dan hampir terjatuh. Gadis itu juga membawa koper dan akan naik pesawat tujuan ke Paris juga. Donghae lalu membenarkan kaca matanya.
“Mianhae…” kata Donghae menunduk. Dan kembali setengah berlari untuk masuk kedalam pesawat.
“Dasar laki-laki..aish jinja!!tampan juga tidak, dasar tidak sopan!!” keluh gadis itu, kemudian melihat Donghae yang sudah menaiki tangga pesawat. Matanya menangkap sebuah barang yang terjatuh. Kemudian ia mengambilnya.
“Ige mwoya” kata gadis itu, kemudian memasukkan kotak itu kedalam tasnya. Pasti milik pria itu, batinnya.
__oOo__
Yura masih mengamati Jongwoon dan Hyuk yang tengah duduk diarea bandara ini. Ia tidak berani mendekati Jongwoon. Ia tidak tega melihat kondisi Jongwoon saat ini.
“apa maksudmu dari semua ini Jongwoon-ah.” kata Yura sendiri. Saat itu juga ia terkejut Jongwoon pingsan dibandara.
Samar-samar yura mendengar teriakan Hyuk jae. Ia bisa apa? Ia menahan langkahnya. Benar-benar, ini salahku. Aku membuatnya seperti ini. Apa aku pantas bertemu dengannya. Batin yura.
=FlashbackEnd=
Tangan Yura masih menggengam tangan Jongwoon, kemudian dici*mnya lembut tangan Jongwoon.
“kenapa kau lakukan hal yang bodoh Kim Jongwoon” suara nya sangat parau dan terkesan serak. Mungkin ia terlalu banyak menangis sehingga menyebabkan pita suaranya berubah demikian.
“Mianhae….Mianhae!!” kata Yura pelan. Kemudian ia tertunduk dan menangisi kebodohannya sendiri telah membuat Jongwoon seperti ini….
“cepat sembuh Kim Jongwoon. Cepatlah bangun. Aku merindukanmu. Semuanya yang ada padamu. Aku merindukanmu” kata Yura sambil menangis. Ia lantas mendongak dan menatap Jongwoon dan mengusap air matanya.
“Mana janjimu agar selalu kuat menghadapi segala hal,huh? Kau bahkan sangat rapuh sekarang”
“Jongwoon oppa. Key dia pasti sangat ingin appanya bangun. Cepat sembuh ne. aku janji aku akan membuatkan bekal makan untukmu setiap hari. Aku berbohong jika aku belajar memasak karena aku ingin. Sebenarnya itu semua karenamu. Karenamu aku jadi ingin pandai memasak. Kau harus tau itu!!! maka bangun dan sembuh!!!”
Hyuk Jae dan Jongjin menatap haru Yura yang sangat bersedih melihat lelaki yang ia cintai masih terbaring lemah.
“aku yakin sebentar lagi mereka akan bahagia” ucap Hyuk kemudian mendapat anggukan dari Jongjin disampingnya.
“Hmmm…” gumam Jongjin.
__oOo__
JongwoonPOV
Mataku sedikit berat walau aku memaksanya untuk membuka. Rasa nyeri masih ada sedikit dibagian belakang tubuhku. Aku ingat terakhir kali aku berada dibandara. Ya bandara. Yura gadis itu dimana kini??
Dengan susah payah aku akhirnya bisa membuka mataku. Suasana tampak hening disini. Dimana? Ternyata masih sama. Aku berada dikamar ini lagi. Lampu terang tampak menghiasi kamar ini. Berapa lama aku tertidur, apa aku tidak sadarkan diri.
Tapi tunggu!! tanganku seperti ada yang menggengam. Aku sedikit menundukkan kepalaku. Ternyata!! gadis ini, ada disini. Bagaimana bisa?? bukankah dia keparis? Apa aku ini bermimpi? Ini hanya mimpi. Anniya. Ini seperti nyata. Genggaman tangannya begitu hangat. Tdak mungkin ini mimpi. Dia masih teridur dengan kepalanya diranjang ini. Kulihat sekelilingku. Hanya ada Yura.
Dengan hati-hati aku melepas tanganku dari gengaman tangannya. Dan aku usap pelan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Seulas senyum terkembang dibibirku. Ini nyata!!! ini nyata. Dia Kim Yura, gadis yang mati-matian ingin aku temui dibandara hingga aku pingsan kembali, dia ada disini sekarang. Tapi apa setelah ini ia akan kembali lagi ke Paris. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi lagi Yura-ya tidak akan.
Tiba-tiba Yura bergerak sedikit, aku rasa ia akan bangun. Kemudian aku memejamkan mataku lagi. Aku dapat mendengar suaranya yang parau.
“kenapa belum sadar?” katanya. Aku masih ingin berpura-pura tidur. Apakah ia cemas apa tidak melihat keadaanku. Dan juga, apakah ia tidak jadi berangkat karena aku juga??
Aku merasakan dia menempelkan tangannya didahiku, kemudian mengusap pipiku dengan lembut. Omo!! sentuhan lembut tangannya seolah menjadi energi tersendiri bagiku. Kenapa jadi aku yang berdebar. Ini lebih dari cukup Yura-ya.
“Jongwoon oppa, selama itukah kau tidur?huh!? Ireona!! aku…..aku ingin melihatmu sembuh. Ayolah. Kau keras kepala sekali….” kata Yura mulai putus asa sepertinya. Apa dia sangat merindukanku?
Aku melirik sekilas Yura hanya menundukkan wajahnya, kenapa? Apa dia menangisi aku? Aigoo!! Yura-ya kau tidak perlu seperti itu. Dengan perlahan aku menggerakkan tanganku untuk menyentuh tangannya. Mengusapnya pelan.
Yura seketika mendongak menatapku. Aku dapat melihat matanya masih berkaca-kaca akibat sisa air matanya. Dia terkejut,
“kau…kau sudah sadar?” tanyanya sedikit gugup. Aku hanya mengangguk pelan. Badanku memang masih terasa ngilu. Tapi kalau untuk menggerakan tangan dan tubuh aku masih bisa. Aku bisa untuk mem*luknya sekarang. Aku sangat merindukannya.
“Kenapa kau ada disini?bukannya kau diparis sekarang?” tanyaku dengan nada sedikit ketus. Aku sengaja memang. Dia membuat hatiku sangat kacau. Yura kau harus bertanggung jawab akan diriku ini, kau yang membuatku seperti ini. Salah sendiri kau selalu hadir dipikiran dan memenuhi hatiku dengan namamu Kim Yura.
Yura tampak sedikit ragu akan menjawabnya. Dan raut wajahnya tampak penyesalan.
“Eumm….aku tidak jadi kesana” katanya pelan. Aku menyembunyikan senyumku darinya. Kau tahu aku bahagia sekali saat dia ada disini. Menungguku dan dia sangat mencemaskanku. Entahlah perhatiannya seperti ini yang membuatku semakin sulit untuk menjauhkan rasa cintaku padanya.
Aku masih memasang wajahku biasa saja tanpa ada senyum diwajahku. Yura kelihatan sangat merasa bersalah. Aku jadi semakin ingin menggodanya.
“wae?”
“mwo?” tanyanya kini menatapku.
“alasan apa kau tidak jadi berangkat?! Kalau kau akan pergi lagi, lebih baik kau tidak usah kemari” kataku padanya.
Yura menatapku tajam. Ia sepertinya tidak suka aku mengucapkan kata-kata itu. Sedetik kemudian raut wajahnya berubah. Ya!! sepertinya dia akan sangat marah.
“Kalau kau ingin aku pergi, baiklah!!! aku akan pergi!! aku tidak akan muncul lagi dihadapanmu!! puas!! percuma saja, aku menunggumu semalaman. Kau!!!Kau….menyebalkan!!”
Yura berdiri dari tempatnya kini, dan saat itu juga aku meraih tangannya. Aku menarik pergelangan tangannya dengan kekuatan yang aku miliki. Dia tidak bergeming. Tetap mempunggungi aku. Belum menoleh kearahku. Aigoo!! akukan hanya menggodanya.
“Jangan pergi!!jebal “ Entahlah, bagiku kata ini sedikit menjijikkan. Tapi aku rela mengatakannya hanya demi gadis bodoh yang ada didepanku ini. Gadis yang bagiku adalah oksigen yang selalu aku hirup setiap hari.
Yura tetap diam…….aku semakin menarik tangannya hingga ia duduk diranjangku. Tapi ia belum menghadapku.
“Lepaskan !!” katanya sedikit kesal. Aku tahu, dia itu sangat lucu. Tapi kalau marah sangat menakutkan.
“gomawo” kataku singkat.
“…….” dia masih diam, ahh sulit sekali membuatnya menghadap kearahku. Tssk!! sudah tahu aku tidak pandai merangkai kata-kata. Aigoo!!
“Yura-ya….kau harus tanggung jawab atas apa yang terjadi padaku!!” kataku. Bodoh!! kata-kata apa ini, Jongwoon. Kau sangat bodoh.
“Mwo? Memangnya ini salahku?” katanya kini berbalik. Yap!! aku berhasil membuat kamu sama-sama menatap.
“huum. Kau tidak tahu, aku kecelakaan karenamu. Aku pingsan dibandara juga karenamu. Aku sakit semuanya karenamu.” kataku. Aku sedikit tersenyum menatapnya karena wajahnya saat seperti ini sangat lucu.
“Ini juga salahmu. Kau yang bodoh. Untuk apa kau mencariku di Sungai Han, lalu untuk apa kau mencariku di Bandara.hum? Bukankah itu juga sangat bodoh!!” jawabnya.
“ Kau ingin tahu?hum?” tanyaku padanya. Dengan aku sedikit mencondongkan tub*hku. Otomatis Yura memundurkan tubu*nya. Agak nyeri sih, tapi aku tahan. Dia seharusnya tahu, aku menyukainya, any. Aku mencintainya.
“mwo?” katanya gugup.
Aku menggenggam kedua tangannya dengan tanganku. Dan sedikit menunduk lalu menghela nafas. Aigoo!! ini berdebar-debar. Sungguh. Kini aku menatapnya. Ya Tuhan. Kenapa walau baru bangun tidur. Dia terlihat sangat cantik dimataku.
“Yura-ya… Entahlah. Aku tidak tahu ini menjijikkan untukmu apa tidak. Aku Kim Jongwoon, tidak dipungkiri selalu membutuhkanmu. Anniya. Bahkan aku ingin kau selalu disampingku. Aku tidak tahu kapan ini mulai merasuki diriku. Yang jelas aku tahu satu hal sekarang…..”
Kim jongwoon, apa ini gayamu? Aku hampir jarang berpacaran. Mengumbar kata cinta, rayuan. Sama sekali bukan aku. Tapi gadis ini. Membuat pertahananku runtuh.
“Jongwoon op-oppa. Apa maksudmu..?” Ya!! dia bodoh sekali. Aku belum selesai. Omo!! ini lebih berdebar dari pada aku pertama kali tampil ditivi -_____-”.
Yak!!! tenang…. aku menatapnya lekat. Menatap detail setiap lekukan diwajahnya. Mata, hidung, bibirnya. Semuanya sangat menarik dimataku. Tanganku meremas pelan jari-jemari lentiknya. Aku rasa dia gugup. Terbukti tangannya juga dingin sekarang.
“Nan Saranghanda Kim Yura….”
YuraPOV
“Yura-ya… Entahlah. Aku tidak tahu ini menjijikkan untukmu apa tidak. Aku Kim Jongwoon, tidak dipungkiri selalu membutuhkanmu. Anniya. Bahkan aku ingin kau selalu disampingku. Aku tidak tahu kapan ini mulai merasuki diriku. Yang jelas aku tahu satu hal sekarang…..”
OMO!! apa katanya? Jantungku seolah berhenti berdetak. Appa, tolong aku. Segera berikan tabung oksigen untukku. Sungguh aku sulit bernafas. Okey. Aku pastikan aku akan mati. Lihatlah hanya tatapan matanya terus mengarah kemataku dan jari-jemarinya terus meremas pelan jari-jariku. Membuatku sulit bergerak dan sulit berpaling dari pandangannya.
“Nan saranghanda, Kim Yura….”
Tuhan!! apa katanya, aku tidak tuli. Tapi ini jelas terdengar ditelingaku. Bangun!! bangun Yura-ya. Kau ini sedang mimpi. Ya sedang mimpi. Jongwoon terus menatapku, ya jangan menatapku terus lama-lama aku akan gila dengan tatapan matanya yang menawan itu. Dia tidak tahu apa, dia itu terlalu mempesona, walaupun ada perban dikepalanya dan juga bibirnya yang pucat. Tapi pesonanya tidak akan pudar dari seorang Kim Jongwoon.
“Yura-ya…..” Jongwoon memanggilku lagi, sial!! aku melamun. -____-”
“eh?….. apa ini hanya mimpi?” Ya!! bahkan saat seperti ini, kebodohanku masih saja melekat. Pabo pabo!!!!
Kulihat Jongwoon sedikit tersenyum padaku, kemudian w*jahnya agak mendekat kewaj*hku. Omo!!omo!! dia mau apa? Jangan buat aku mati muda. Tapi sungguh kenapa aku juga diam saja saat dia mulai m*miringkan kepalanya. Dengan sedikit gugup aku menahan semua nya. Bahkan aku sempat tidak bernafas saat matanya kini menatap bibirku.
Tanpa banyak kata, b*bir Jongwoon sudah sempurna men*mpel diatas b*birku. Menekannya pelan kemudian mulai mel*mat b*birku atas dan bawah bergantian dengan sangat lembut. Rasanya sangat sulit aku ungkapkan, tidak c*uman ini bahkan nyata!! ya Tuhan!! dia kenapa bisa membiusku. Bahkan kini aku turut ikut mel*mat bib*rnya juga. Kyaaa!! Jongwoon-ah kenapa kau begitu menawan bahkan saat kau sakit, bisa menci*mku dengan sangat lembut. Pergerakan b*bir Jongwoon dib*birku sedikit dalam namun intens.
Perlahan Jongwoon melepas t*utan b*bir kami, saat dia rasa sudah cukup menci*mku. Tidak lama memang, tapi apakah ini caranya?
“kau sudah tahu, ini nyata…” katanya pelan, tangannya lalu mengusap pipiku. Aku hanya bisa menunduk. Malu. Jelas sekali. Pasti wajahku sekarang sangat merah >,<
“Kim Yura..tatap aku! Aku tidak peduli kau membalasnya apa tidak. Tapi yang aku sangat senang kau ada disini, kau menemaniku. Dan yang pasti aku ingin tahu, apakah kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Setelah beberapa tahun, dan kejadian yang kita lewati apakah kau juga merasakannya?”
Aigoo!! Jongwoon kenapa pertanyaanmu begitu banyak, aku bingung harus menjawabnya apa. Tapi memang sejak dulu bahkan saat dia belum menyukaiku aku sudah menyukainya. Aku diam beberapa saat kemudian aku memberanikan diri untuk menatapnya lekat.
“Aku tidak tahu harus bicara apa, yang aku rasakan adalah aku sangat membutuhkanmu disampingku selalu. Nado saranghae, kim jong woon”
Akhirnya dengan susah payah bercampur gugup, aku bisa membalas kata-katanya. Jongwoon terseyum menatapku. Aku hanya bisa menundukkan wajahku, aku tidak mau dia melihat wajahku yang merah ini karena aku malu. Ini bukan sifatku, tapi dihadapan Jongwoon semuanya tidak berlaku.
“Yura-ya…” katanya pelan.
“Hmmm…” Aku mendongak. Dia menatapku dan tangannya masih menggengam tanganku.
“Gomawo!! Aku tahu, kau menyukaiku sejak lama bukan?! Aku tahu pasti kau masih menyukaiku”
Apa katanya. Jadi dia tahu?YA!! bagaimana bisa. Aigoo!! bahkan mungkin sekarang aku menjadi salah tingkah didepannya.
“mw-mwo….sejak lama? Dari mana kau?”
“Hyung!! kau sudah sadar……”
“Bos……”
Jongwoon belum sempat menjawab, kini malah Adik dan asistennya sudah datang. Awas saja ya, aku akan mencari tahu. Kulihat Jongwoon menahan senyum. Senyumnya memang sangat manis tapi, aku tidak akan tersenyum padanya sebelum aku tahu dia tahu darimana aku menyukainya. Kangin!! ya beruang kutub, penyakitmu itu sulit untuk disembuhkan!!.
“Ehem….” sebuah deheman Jongwoon membuat aku sadar. Aku menatap kebelakang. Mwo!! aigoo! Ada 4 pasang mata memperhatikanku. Kenapa aku baru sadar. Lihatlah posisiku. Aku duduk diranjang Jongwoon dan sangat dekat dengannya. Aku segera bangun dan menjauh kemudian aku duduk dikursi dekat dengan ranjangnya.
“Hyung kelihatannya kau sangat senang….aku lega kau sudah bangun. Kau tidak tahu betapa cemasnya aku” kata Jongjin mendekat kearah Jongwoon.”
tatapan mata Hyuk Jae terus saja mengarah keaku dan ke Jongwoon. Sesekali tersenyum. Ada apa?aku yakin ada yang ia sembunyikan. Dia itu usil sekali.
“Aku tahu dia senang karena apa….kkkkk~” jawab Hyuk Jae. Mwo! Kenapa dia melihatku. Ya Jongjin juga. Apa mereka sudah tahu? -____-”
“Ahh…kalian semalam tidur dimana? Aku bangun hanya melihat Gadis bodoh ini disampingku” kata Jongwoon. Apa!! gadis bodoh…..sabar Yura. Sabar dia masih sakit ne?
“kami tidur diluar bos, mana mungkin aku menganggu kalian. Kau tidak tahu, kemarin malam Yura terus menangisimu. Aku yang melihat saja tidak tega.” papar Hyuk jae. Aish jinja!! dia mempermalukan aku didepan Jongwoon. Enak saja. Nanti kepala Jongwoon tambah besar, begini saja sudah besar apalagi, tahu aku takut kehilangannya.
“Yak!! Hyuk Jae………” dengan sekuat tenaga aku melemparkan sepatuku. Hah!! puas. Sepatuku mengenai kepalanya.
“Awww……..”
JongwoonPOV
Keadaanku perlahan sudah membaik. Dan besok aku sudah diperbolehkan pulang. Sudah sehari yang lalu dan sekarang aku belum melihat Yura sama sekali. Segala pesanku juga tidak ia balas. Sebenarnya ia kenapa? Apa dia berniat pergi lagi?
Jujur sejak aku mengungkapkan perasaanku dan aku juga tahu perasaannya, aku serasa hidup kembali. Entahlah, aku mempunyai semangat lagi untuk menjalani hidupku. Sungguh aku benar-benar merindukannya.
“Appa….Key bawa apa?” key mendekat kearahku. Omo!! key dia terlihat senang sekali setelah ia tahu Yura tidak jadi pergi ke Paris.
“Mwo? Key bawa Kkoming?” jawabku kemudian meraih kkoming dan aku memangkunya. Aku merindukan kkoming. Key tahu saja aku rindu dengan kkoming.
“kkoming-ah…aku merindukanmu” kataku sambil menci*mnya.
“Appa….appa tidak merindukan Key”
“Aigoo!! Key-ya..appa merindukanmu..Kajja sini” kataku sambil meraih tangan Key. Kemudian dia duduk disebelahku. Key ini memang sangat manja denganku.
“Key-ya….kajja kau belum makan dari tadi pagi” Eomma hendak menyuapi Key tapi Key menolak. Aigoo!!
“Apa begini makannya sejak aku sakit?” tanyaku pada Eomma.
“Ne… Key sulit sekali makan. Apalagi saat kau sakit, waktu tahu Yura akan pergi saja dia sudah malas makan” Gersah eomma.
“Key, kau harus makan. Appa tidak mau kau sakit, katanya mau kuat seperti Kangin samchoon??” katanu padanya. Ya Key sangat senang dengan Kangin. Katanya Kangin itu sosok pahlawan seperti yang ada dikartun kesukaannya. Dasar aneh -_____-”
“Hmm…Ne Appa!!” kata Key sedikit cemberut. Itulah key kadang kala dia menurut apa kataku. Tapi jangan ditanya kalau menginginkan sesuatu, Key pasti terus merengek. Akukan jadi tidak tega menolak.
“Appa~ Key punya sesuatu buat appa” aku mengernyitkan alisku. Anak ini suka membuatku bingung.
“Mwo?”
“Key tidak membawanya sekarang, ada diruang rahasia Key. “ jawab key misterius. Key sepertinya sudah mewarisi sifatku yang misterius dan aneh tentunya.
“memangnya apa,hum?jangan buat appa penasaran” kataku pada Key. Key hanya tersenyum menunjukan giginya yang kecil-kecil.
“Hmm…Key dapat dari hyuki samcho saat Key dijemput sekolah kemarin”
“Ya, kau mencuri punya Hyuk Jae samchon…?” aku melihat key dia hanya tertawa. Kemudia aku melirik Eomma, eomma juga tersenyum. Memangnya ada apa? Apa benda ini menyangkut aku?
“Eomma tahu?” kataku menyelidik. Eomma hanya mengedikkan bahunya. Key terus tersenyum padaku. Hey!! nappeun..
“Ne, kalau Yura nuna ada saja Key kasihkan ke Appa….okey..” kata Key seraya mengacukan jempolnya. Tsskkk! Memang Key sangat lucu, tapi kali ini menyebalkan. Dengan gemas aku ajukan kkoming ke wajah Key agar dia kegelian..
“Hakk..ha…ha Appa key geli……….” kata Key sambil tertawa kegelian karena bulu kkoming….
“Annyeong~ “
Aku terhenti seketika menjahili Key. Aku menatap ada dua orang berdiri didepan pintu.
“Jongwoon-ah…” sapa kangin. Dan dibelakangnya, dia hanya memasang wajah biasa saja. Yura, kenapa dia. Seharusnya dia senang bertemu dengan kekasihnya.
___oOo___
Yura dan aku kini ada didalam kamar hanya berdua. Ya kangin keluar untuk membeli minuman sedang Eomma dan key pulang untuk memandikan Key. Dia duduk disofa kamar inapku. Letaknya tepat didepan ranjangku. Aku masih duduk diranjangku sambil menatapnya.
“kau ini terus menatapku apa ada yang aneh?”
“Kemana saja kau? Apa kau tidak bisa membaca pesanku. Bahkan teleponku saja tidak kau angkat” kataku padanya. Yura hanya mendengus.
‘drtttttttttt’
Ponselku bergetar. Aku melihat Kangin mengirimiku pesan.
‘Yura, dia habis menghajarku kemarin karena aku memberitahumu bahwa dia sudah menyukaimu sejak lama. Dan dia malu jika bertemu denganmu.’
Aku terkekeh melihat isi pesan kangin. Jadi ini masalahnya dia tidak menjengukku? Arasseo!!
“kau kenapa tertawa?” tanyanya masih pada tempatnya.
“Anniya!! ya kau belum menjawab pertanyaanku. Apa kau sudah tidak peduli denganku. Tssk!! sulit dipercaya ternyata kau hanya mempermainkan perasaanku saja” kataku sedikit kesal. Aku sengaja menggodanyanya. Lihatlah sekarang diwajahnya tampak penyesalan.
“Bukan begitu. Aku hanya masih sibuk kemarin lagian juga salahmu aku tidak kesini” katanya sedikit mengercutkan bibirnya.
Ohh, jadi benar apa yang dikata kangin. Setidaknya ada manfaatnya Kangin bermulut bocor, dia bisa memberitahuku apa saja yang Yura lakukan nanti. Kekekek~ Hhhh beruntungnya aku bersahabat denganmu Kangin-ah.
“Mwo!! salahku? Sesibuk apakah hingga kau tidak bisa membalas pesanku. Aku ragu jika kau benar-benar menyukaiku” kataku mulai serius. Tapi sebenarnya aku menahan tawa melihat wajahnya yang sekarang sedikit takut.
“mwo? Kau ini….kau tidak tahu-”
“Akhh…..punggungku!!! aish…..” kata meringis kesakitan.
Yura terlihat panik sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. Kemudian dia berlari kearahku.
“gwenchanayo….mana yang sakit” katanya berusaha menenangkanku. Aku tetap pura-pura memegangi bagian belakang tubuhku dan membuat mimik wajah sesakit mungkin.
“Aku panggil dokter..ne?” katanya masih dalam kepanikkan. Aku menggeleng pelan.
“Jongwoon oppa….Aigoo!! jangan sakit lagi…..” katanya membantu aku merebahkan tubuhku. Wajahnya terlihat sangat cemas. Kekekek~ aktingku sangat bagus.
“Kau cemas sekali Yura-ya. Sebegitukah kau tidak ingin aku sakit lagi” kataku kali ini dengan wajah yang normal. Tanpa ada ekspresi sakit sekalipun.
“mw-mwo….kau??” tanyanya bingung.
“Yura-ya neomu kyeopta. Aku suka melihat ekspresi cemasmu untukku. Setidaknya aku lega sekarang, kau masih perhatian padaku” kataku seraya tersenyum. Lihatlah dia terlihat kesal.
“Neo!!! Aish jinja!! kau sangat menyebalkan Kim Jongwoon” katanya seraya tangannya hendak memukulku. Aku bangun dari tidurku dan kini aku duduk tepat dihadapannya.
“Ya..!!” kataku menahan tangannya.
“kau melukai pasien. Kau bisa dituntut nantinya” kataku lagi. Yura tidak bisa berkutik karena tangannya kini ada pada kendaliku. Walau aku sakit tapi tanganku masih kuat untuk menahannya yang terus bergerak.
“Aish jinja!! kau bukan pasien, pasien mana mungkin sekuat dirimu. Kau itu hanya memanfaatkan aku!” aku terkekeh mendengar jawabannya yang sangat lucu.
“hey, memanfaatkan bagaimana? Kau tahu. Mengejarmu saja melelahkan sekali. Jadi tanpa memanfaatkanmu, aku mempunyai hak akan dirimu sekarang. Kau kan milikku. Jadi aku berhak melakukan apa saja” kataku sedikit egois. Dia tampak mendengus kesal. Tapi kalau dia terlihat kesal, dia bertambah cantik. Omona!! aku sudah mulai tergila-gila…..
“Mwo!! kenapa kau menyimpulkan sendiri bahwa aku milikmu. Tsskk!! aku bisa saja berubah pikiran” katanya juga mencoba bermain-main denganku rupanya
“Coba saja lari lagi dariku…”
“Ne? Aku bisa saja lari lagi….Ya lepaskan tanganmu” katanya lagi.
“Shrirheo!! coba saja lari..ayo lakukan…” kataku sambil memegangi pergelangan tangannya kuat. Dia sedikit meronta tapi tidak bisa.
“Ayolah!! jangan seperti anak kecil, Kim Jongwoon!!” katanya lagi. Ohh jadi dia ingin aku sedikit dewasa. Baiklah akan aku tunjukkan padamu Kim Yura.
Dengan tarikan tanganku aku berhasil membuatnya duduk diranjangku. Tepat dihadapanku, dan Yura saat ini tengah menatapku. Gugup terlihat jelas diraut wajahnya. Tanpa menunggunya bertanya lagi. Aku menc*ndongkan waj*hku mendekat kewaj*hnya. Kuperhatikan detail wajahnya yang sangat dekat mata, hidung dan terakhir b*birnya sebelum aku memejamkan mataku.
Perlahan kini hidungku sudah menyentuh hidungnya. Yura juga tidak berontak sama sekali saat posisiku seperti ini. Aku tahu dia juga menginginkannya, mungkin. Aku menahan nafas sejenak sebelum aku men*mpelkan b*birku diatas b*birnya. B*birku masih diatas b*birnya, dan mulai menekannya pelan kemudian melum*t b*birnya yang berwarna merah muda itu bergantian dengan lembut dan intens. Sungguh aku tidak tahu, ini ci*man keberapa. Tapi aku selalu masih berdebar jika aku memulai akan menci*mnya.
Pergerakan tangan Yura sudah tenang, membuatku melepas genggamanku dan mengalihkan tanganku ketengkuk Yura. Meremas rambutnya yang lembut dan untuk memperdalam ci*man kami, ya Yura telah larut dalam ci*man yang aku buat. Aku ingin dia tahu, aku mencintainya. Aku membutuhkannya. Jadi jangan tinggalkan aku lagi Yura-ya.
YuraPOV
Mwo!! apa yang aku lakukan dengan Jongwoon. Bahkan aku tidak berontak sekarang. Pergerakan b*birnya dibib*rku yang sangat lembut dan intens seakan menjadi bius agar aku menurut apa yang dilakukannya. Tapi kenapa aku juga menginginkannya. Gila. Aku gila karenanya sekarang.
Jongwoon memiringkan kepalanya untuk menjakau bibirku lagi, aku juga. Bibir kami sama-sama masih bertaut dengan tangan Jongwoon ada ditengkukku untuk memperdalam ci*man kami. Dan tangannya yang satu ada dipinggangku untuk memperkecil jarak diantara kami. Kenapa? Kenapa sekarang tanganku juga berpindah kelehernya. Aku juga tidak tahu. Kenapa aku begini. Omo!! kenapa dia sangat ahli berci*man. Tapi, satu hal yang aku rasa saat dia menc*umku. Aku merasakan bahwa aku miliknya dan aku merasakan cinta yang begitu dalam untukku. Aku rasa ini benar. Aku juga sangat mencintainya.
Klikkk………. suara apa itu??sepertinya pintu terbuka. Mwo!!
“Jongwoon-ah…….ka-”
“Kalian…….?”
=TBC=