Our Ring! Part 3

  No comments

[Other FF] “Our Ring” Part 3 [Yesung-Yura]

YERAOURRING
Tittle                  : “OUR RING!”
Author               : Jea_
Cast                    : Yesung Kim, Kim Yura, Eunhyuk Lee, Kim Sohee, Park Yun Ji,
                              And Others
Rating               : PG + 17 / Straight

This Story Original From @Jjea_
Thank you yg udah baca ya… kekekekkkkkkkk~ Yuk dilanjuttttttttt……

“Gwanchana, aku hanya ingin bertemu dengannya sekarang.” Yun Ji sentak menghapus air matanya, lalu berjalan hendak menghampiri Yesung dan Yura.
                    “YA! KIM JONG WOON…” pekik Yun Ji seketika, membuat sentak saja langkah kaki Yura dan Yesung terhenti seketika.
                    ‘Suara ini…’

Hal yang paling penting adalah…
Hal yang paling berat diucapkan!
Aku mencintaimu…’
 
_“OUR RING!” PART 3_

Warna langit itu kelabu menjadi gelap, menyisipkan kekelaman penuh kemisterian dan tanda tanya dunia fana. Awan itu seolah tak bergerak, memberikan secercah cahaya keabu-abuan yang melingkari langit dunia kota ini. Apakah yang telah terjadi diatas sana? Mengapa musim akhir-akhir ini seolah mencekam? Baiklah, Tuhan mungkin tengah memberikan sebuah tanda pada para anak manusianya dibumi.


                   *When It All Began, What Happen?*


Tergagu! Yesung dan Yura tampak masih mematung ditempatnya. Entahlah, Yesung merasa sangat tak asing lagi dengan suara yang beberapa detik lalu itu memantaunya. Yura menoleh, lebih tepatnya sedikit mendongak kearah Yesung, menatapi raut eskpresi namja itu yang tampak berbeda sekarang.
“Kim Jong Woon, apa kabar?” tanya suara itu lagi, kali ini dengan nada yang semakin mendekat. Yura terlebih dulu berbalik, sebelum akhirnya Yesung juga ikut memutar tubuhnya. Hening! Semilir angin itu mendadak melayang menerpa sebagian rambut mereka, menggeser sedikit helaiannya dari tempatnya berasal.
Yesung terdiam. Kedua bola matanya seolah sedikit membesar menatapi sesosok gadis cantik yang bertubuh menjulang tinggi dengan kedua lesung pipi manis diwajahnya. Yesung sungguh tak mengerti, entah mengapa jantungnya seketika berdetak cepat. Gadis ini…
Lama mereka saling menatap, hingga Yura sedikit menekan tangannya yang masih berada digenggaman Yesung. Entahlah, ia tak suka dengan raut Yesung dan gadis dihadapannya itu. Yesung berpaling, ditatapnya Yura dengan wajah datarnya sekilas, seperti biasa.
“Nugusseyo?” tanya Yesung seketika, membuat Yun Ji hampir terbelalak kaget.
“M-mwo?”
“Maaf Nona, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Yun Ji semakin terperangah. Kenapa? Kenapa Yesung seolah melupakannya? Sebesar itukah rasa benci Yesung padanya? Hingga kini namja itu seolah tak mengenalinya lagi?
“Yesung-ah, kau—” Yun Ji menghela, ditatapnya serius wajah Yesung yang seolah tampak sangat berbeda saat ini.
“Aku Park Yun Ji, apa kau tak mengingatku? Yesung-ah… apa separah ini kesalahanku sampai kau memperlakukan aku layaknya orang asing?”
“Apa kau mengenalku?” tanya Yesung berbalik. Tak taukah namja ini, jika sejak tadi Yura nampak sangat kesal mendengar perbincangan tak penting dari kedua orang ini.
“Mwo? Aku—”
“YA! Lebih baik, aku pulang saja daripada harus mendengar celotehan yang tak aku mengerti disini.” Sela Yura kesal seraya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Yesung. Namja tampan itu berpaling, menatapi Yura dengan tatapan aneh.
“Siapa yang menyuruhmu melepaskannya, heh? Tunggu sebentar…” balas Yesung melotot. Yura mendengus, entah mengapa namja ini semakin seenaknya saja padanya.
“Maaf Yun Ji-shi, lain kali kita bicara lagi. Aku sedang ada urusan penting. Gadis Tarzan ini harus didiamkan lebih dulu.” Yura melotot! Ditatapnya sangar Yesung dengan sebuah dendam kesumat. Tarzan katanya? Tidakkah itu akan menjatuhkan harga dirinya didepan semua orang yang mendengar julukan bodoh itu! Yesung sentak melepaskan genggamannya dari Yura dan merubah posisinya.
“Dasar gadis idiot!” Umpat Yesung seraya mengangkat tubuh Yura dalam gendongan bahunya. Gadis itu terbelalak, bukan hanya dia yang sangat terkejut, tetapi Yun Ji dan beberapa Mahasiswa di Universitas ini.
“YA! Turunkan aku…” pekik Yura kesal, berusaha untuk menepuk punggung Yesung yang sama sekali tak memperdulikannya. MALU! Tentu saja Yura sangat malu menjadi pusat perhatian Seluruh Sekolah tinggi ini!
“YA!”
“Diamlah, kau masih berani bicara juga rupanya, ohk? Belum puas ciumanku tadi pagi?”

#DEG

Jantung Yura sontak saja berdesir mendengar kata ‘Ciuman’ itu. Baiklah, Yesung sepertinya menang kali ini.
                     ‘Kim Jong Woon… tunggu pembalasku!’
Gumam Yura yang kali ini hanya bisa diam tak berkutik lagi dalam gendongan Yesung.
Nampak Yun Ji hanya menatapi mereka dengan wajah yang memucat pasi! Ini sedikit mengejutkan baginya. Toh, selama ia mengenal Yesung dan menjalin hubungan dengan namja itu. Yun Ji tak pernah melihat Yesung dapat bersikap hal demikian. Namja itu tipe yang sangat dingin saat bersamanya.
                     ‘Yesung-ah… siapa gadis itu? Secepat itukah kau melupakanku? Melupakan 2 tahun hubungan yang pernah kita jalin? Aku tau aku telah memilih hal yang salah, tapi tidak bisakah kau memaafkanku dan jangan bersikap seolah kau tak mengingatku seperti ini? Aku mencintaimu, aku masih sangat mencintaimu dulu maupun sekarang. Aku hanya ingin tetap bersamamu. Itu saja, aku tak meminta banyak…’
Gumam Yun Ji seraya menitikan air mata hangatnya. Kepalanya merunduk, memperdalam wajahnya agar ia tak terlalu terlihat memprihatinkan sekarang. Sakit! Kilasan balik akan kenangan yang dulu itu semakin terus menghantuinya sekarang. Jika saja ia dapat bersikap tegas dan berani, mungkin waktu itu ia tak akan meninggalkan Yesung dan memilih orang lain; pilihan orang tuanya.

= Flash Back =

@Glamour Food, Resto, Seoul –South Korea-

                     “Yun Ji-ya…” panggil Yesung yang membuat sentak saja gadis dihadapannya itu menoleh dengan lemah kearahnya. Sudah sedari tadi, Yun Ji hanya mengaduk-ngaduk makanan dihadapannya tanpa berniat untuk melahap atau sekedar mengganjal isi perutnya itu.
                     “Hemmm?”
                     “Hhh… aku sudah berjanji untuk mengenalkan gadis yang aku cintai pada orang tuaku hari ini. Aku harap, kau dapat pergi menemui mereka.” Yesung menggenggam jari-jemari Yun Ji dengan erat dan tersenyum singkat.
                     “Mwo? Apa kau gila Yesung-ah? Rahasia kita dapat terbongkar jika mereka tau siapa aku sebenarnya.”
                     “Lalu, kau ingin aku bagaimana? Menunggu lagi? Waktu akan semakin lama semakin berubah, aku tak ingin kehilanganmu! Apapun yang terjadi nanti, aku akan tetap memilihmu. Kau tak usah kuatir.”
                     “Bukan itu, tapi—” Yun Ji tampak menghela nafasnya dalamnya. Ini sedikit sulit dan sakit untuk ia katakan.
                     “Sebenarnya ada hal yang ingin aku katakan padamu Yesung-ah…” Yun Ji tak berani menatap manik mata Yesung, sipitan dari namja itu benar-benar tajam untuk ia pandangi.
                     “Aku juga! Ada hal yang ingin aku katakan dan berikan padamu.”
                     “Mwo?”
                     “Hummm… sebaiknya kau yang lebih dulu berbicara padaku. Katakan, apa yang perlu aku dengar darimu?” Yun Ji sontak terdiam! Ia tak tau harus memulai menjelaskan hal ini seperti apa.
                     “Yun Ji-ya…” Yesung sedikit menekan genggamannya dan menatap lurus kearah gadis dihadapannya itu.
                     “Kita putus…” sela Yun Ji pelan, namun tetap saja dapat didengar penuh oleh Yesung.
                     “Mwo?”
                     “Kita putus Kim Jong Woon-shi…”
                     “Mwo? Mworago? YA! Park Yun Ji, apa yang kau katakan?” nada suara Yesung sedikit meninggi. Yun Ji menutup matanya, berusaha untuk mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan  penjelasannya itu.
                     “Dari awal, hubungan kita ini tidaklah benar. Aku lelah terus bersembunyi seperti ini Yesung-ah… aku seperti seorang wanita yang benar-benar tak tau diri. Kita harus menghentikan ini, sebelum semuanya terlambat!”
                     “YA! Mudah sekali kau mengatakan hal yang seperti itu setelah kita menjalin hubungan ini selama hampir 2 tahun. Kau gila huh? Apa kau pikir selama ini aku bercand—”     
                     “Maafkan aku!” Yun Ji sontak hendak berdiri dan meninggalkan Yesung sendiri disini. Ia tak tega, jika harus lebih lama lagi berada dekat dengan Yesung. Bisa saja, keputusannya itu akan goyah. Namun sayang, Yesung telah mencengkram tangan kanannya lebih dulu.
                     “Aku tidak mau tau! Ini—pakailah cincin didalam kotak ini, lalu ikut bersamaku pulang kerumah!” Yesung sentak menghentakkan sebuah kotak kecil  keatas sebuah meja. Yun Ji terhenyak, ia tak ingin semakin gila karna kotak cincin itu.
                     “Maafkan aku Yesung-ah…” Yun Ji menghempaskan tangan Yesung yang mencegatnya, lalu pergi begitu saja. Gadis itu sebenarnya mendengar, jika Yesung nampak berteriak dan menendang kursi Restoran itu dengan kasar. Tapi ia tak bisa berbalik, Yun Ji harus memutuskan Yesung sekarang juga. Yah, Yun Ji sadar bagaimana statusnya sekarang! Gadis itu bukanlah seorang wanita yang bebas lagi, tapi ia kini sudah menikah! Selama ini, ia harus menjalin hubungan dengan Yesung dibelakang suaminya; seseorang yang sama sekali tak ia cintai.
                     Sebenarnya, itu jugalah yang menjadi alasan Yesung menyembunyikan gadis itu dari siapapun sebelum kecelakanan itu terjadi!
                     “YA! PARK YUN JI…!” Pekik Yesung frustasi seraya menggenggam keras kotak cincin itu dengan emosi tingkat tinggi. Ia tak perduli akan pengunjung lain Restoran ini! Toh, yang terpenting untuknya sekarang hanyalah gadis yang dulu pernah berjanji untuk menjadi pengantinnya kelak. SAKIT! Selama ini Yesung sudah banyak menahan emosi dan rasa cemburunya, tapi sekarang? Itu bahkan seolah sia-sia.

  = Flash Back END =                  

***

Yura tampak menatapi Yesung dengan nada geram saat ini. Betapa tidak? Setelah tadi ia menggendong tubuh Yura didepan semua orang, kini lihatlah namja itu dengan tanpa rasa bersalahnya menarik paksa tubuhnya memilih beberapa pakaian. Gadis itu mengerjap, ada angin apa sampai-sampai Yesung membawanya ke butik mahal seperti ini.
“YA! Bukankah kau tak memiliki pakaian? Cepat, pilih pakaian mana saja yang kau sukai sebanyak yang kau mau. Aku akan menunggu disini…” ucap Yesung seraya mengambil sebuah ponsel dari sakunya, lalu mengetik beberapa pesan.
“Sebanyak yang aku mau?” Yura seolah mengulang perkataan Yesung bermaksud untuk menegaskan sesuatu. Namja itu hanya mengangguk sebagai jawabannya! Seketika, senyum Yura mengembang! Naluri perempuannya sontak saja bangkit tiba-tiba.
“BAIKLAH!” Lanjut Yura dengan semangat yang membuncah dalam dadanya. Tubuhnya mulai berbalik, meninggalkan Yesung dan sibuk memilih baju yang ia anggap sangat cocok untuknya. Terlihat sekali, pancaran senang dari kedua bola matanya itu.
Sudah hampir beberapa menit Yesung menunggu disebuah Sofa empuk itu. Sesekali, ia tampak menoleh kearah kiri-kanan untuk sekedar mengetahui apa saja yang dilakukan Yura sekarang. TEPAT SEKALI! Gadis itu terlihat tengah menumpuk beberapa baju bergaya kodok dengan kaos dan beberapa celana panjang yang memang dulu sering ia pakai, sebelum ia mengalami Amnesia!
Kedua mata Yesung sentak terbelalak kaget! Kenapa selera gadis ini sangat kampungan sekali? Bahkan, tumpukan itu Yesung jamin adalah barang-barang dengan harga yang paling murah ditempat ini. Sungguh, tak ada gaun ataupun rok yang ia pilih!
“YA! Kau bisa memilih pakaianmu sendiri atau tidak, huh?” bentak Yesung seketika, membuat Yura terlonjak kaget dibuatnya.
“Wae? Memangnya ada yang salah?”
“Semua yang kau pilih ini salah! Hhh… kau itu seorang perempuan, setidaknya bersikaplah layaknya seorang perempuan pada umumnya. Yah, sekalipun nyatanya kau memang seorang Tarzan!”
“M-mwo? YA!”
“Sudahlah, biar aku saja yang memilih. Kau hanya perlu diam, dan pegangi barang yang aku pilih!” Tandas Yesung seraya berbalik dan mulai mengelilingi butik ini. Yura nampak semakin kesal, lagi-lagi namja ini seolah berkuasa atas diri dan hidupnya sekarang.
“Setidaknya, kau harus lebih sering memakai pakaian rok.” Yesung mengamit model apa saja yang menurutnya bagus, lalu ia lemparkan kebelakang; tepatnya kearah wajah Yura. Namja itu tak perduli lagi akan tubuh Yura yang seolah terbenam oleh banyak baju itu.
                     ‘Kenapa ia malah memilih pakaian rok diatas lututku?’
Umpat Yura geram! Sesungguhnya, ia tak terlalu percaya diri untuk memakai pakaian yang seperti ini.
“Ah ya… berapa ukuran lingkar dadamu, heh?” tanya Yesung yang sentak saja berbalik dan bertanya pertanyaan itu dengan raut santai.
“MWO???” pekik Yura terbelalak kaget seraya menjatuhkan pakaian-pakaian yang berada ditangan mungilnya itu seketika. Ukuran apa? Ukuran apa yang tadi ia katakan?
“YA! Bukankah, kau juga harus mengganti pakaian dalammu? Mana mungkin, kau hanya memiliki satu!”
“HUH? YA! Kim Jong Woon, kau gila? Kenapa kau bertanya hal semacam itu padaku? Aighoo… kau benar-benar namja kering yang mesum.”
“Ck! Cepat katakan saja…” Yura terdiam! Ia bahkan benar-benar tak percaya Tuhan menciptakan makhluk seperti namja ini ke dunia.
“Waeyo? Kenapa kau diam? Ah… jangan katakan padaku, jika kau juga lupa dengan ukuran pakaian dalammu sendiri heh?”
“M-mwo?”
“Hummm…” Yesung tampak merunduk, tepatnya menghadap kearah suatu bagian dari tubuh gadis itu. Yura yang sadar akan tatapan tak biasa dari namja dihadapannya ini pun, dengan cepat menyilangkan kedua tangannya tepat kedepan dada.
“YA!” Bentak Yura sembari menendang kaki Yesung dan merunduk untuk memunguti pakaian-pakaian yang tadi ia jatuhkan. Yesung terkekeh pelan, dapat terlihat dengan jelas jika raut gadis itu berubah merah menahan malu.
“Sepertinya, aku sudah tau ukurannya. Kajja,” ucap Yesung kembali berbalik, membuat Yura menampakkan wajah frustasinya!
                     ‘Ia sudah tau? Tt-tau apa?’
Gumam Yura bergegas berlari hendak menyusul Yesung yang kini malah sibuk memilih sesuatu disebuah rentetan pakaian dalam wanita itu.
“YA! KIM JONG WOON… KAU—”
“Ini terlalu besar untuk orang kecil sepertimu! Sepertinya, yang ini saja…” Yesung tak memperdulikan tatapan geram dan malu Yura saat ini. Namja itu lebih fokus memilih dan kembali melemparkannya pada Yura.
“Sepertinya, kau juga perlu sepatu dan perlengkapan Make-up. YA! Cepat buka bajumu…”
“MWO???” Yura kembali memekik! Jika saja ia mempunyai penyakit jantung, mungkin sekarang ia sudah mati mendadak.
“Ah, maksudku diruang ganti disebelah sana. Cepatlah…”
“T-ttapi—”
“SEKARANG! Hey, bukankah aku sudah memperingati, jangan pernah bermain-main denganku, jika tidak—” Yura tampak meneguk ludahnya saat kini Yesung mengamit dagunya dengan lembut.
“ARASSEO!” Sahut Yura seraya sentak saja berbalik dan berlari menuruti perkataan namja itu. Lagi-lagi, Yesung mengusainya!
“Bodoh!” Desah Yesung tersenyum kecil, menatapi punggung gadis itu yang semakin lama semakin menjauh dari pandangan matanya. Entahlah, dia sangat senang sekali mengerjai gadis Tarzan itu.


***


Sudah hampir beberapa menit yang lalu Yura tak kunjung keluar dari ruangan ganti itu. Entah apa saja yang ia lakukan didalam, yang pasti Yesung sangat tak suka menungguinya seperti ini.
“YA! Apa saja yang kau lakukan didalam heh? Cepat keluar!” Dengus Yesung kesal. Tak ada sahutan, seolah Yura memang sengaja tak membalasnya.
“Jika sampai kau tak keluar dalam hitungan ketiga, aku akan mas—” perkataan Yesung sontak saja tercekat saat kini Yura membuka tirai ruang ganti itu dan berdiri tepat dihadapan Yesung. Namja itu meneguk ludah, betapa Yura sangat cantik dan sexi dengan pakaian seperti ini. Rok mini pendek yang dipadu dengan tanktop kecil, bahkan nyaris memperlihatkan daerah perut ratanya itu benar-benar sukses membuat Yesung melongo tak berkedip.
“Otthe? Aku cantik bukan? Ah, aku jadi merasa seperti seorang Artis sekarang…” desah Yura dengan nada yang dibuatnya suka. Sesungguhnya ia sangat tak nyaman dengan pakaian ketat seperti ini.
“Ayo, kita pergi. Bukankah kita juga akan memberi sepatu dan alat Make-Up ku?” Lanjut Yura seraya menatap sombong kearah Yesung. Gadis itu sebenarnya sadar, jika tatapan Yesung sama sekali berbeda dari sebelumnya. Lebih MENGERIKAN!
“YA! Siapa yang menyuruhmu memakai pakaian seperti ini huh?” picing Yesung dengan tajam.
“Mwo?”
“Kau mau aku harus menjagamu dari tatapan-tatapan namja lain yang akan mengarah padamu? Lekuk tubuhmu ini bahkan sangat terlihat! Kau ingin mereka melihat bagian tubuhmu dengan mudah? Kau pikir aku suka?” ujar Yesung dengan nada yang sedikit tertahan. Yura mengerjap, wajah Yesung semakin dekat dengannya.
“YA! Kenapa kau marah-marah padaku? Bukankah tadi, kau yang memilih semua barang-barang ini! Aighoo… aku bisa mati muda jika terus bersamamu Yesung-shi!”
“Cepat ganti atau aku yang akan menggantinya dengan tanganku sendiri.”
“Cah…” Yura tersenyum kecut menatapi Yesung yang benar-benar kekanak-kanakan menurutnya. Gadis itu tetap tak berkutik, sekali-sekali ia ingin mengetahui bagaimana balasan Yesung jika ia tak menuruti perkataan namja itu.
“Kau benar-benar ingin bermain denganku rupanya!” Tandas Yesung seraya mencengkram tangan Yura dan mendorong tubuhnya masuk keruang ganti itu bersama-sama. Yura terhenyak, kini nafas Yesung berhembus hangat tepat dikulit wajahnya.

#CUP

Yura sontak saja menutup kedua matanya tatkala kini Yesung mengecup singkat batang hidungnya itu; seolah mempermainkannya.
“Kau benar-benar—” Yesung sedikit menarik kepalanya. Entahlah, kini tangan kananya lah yang terangkat dan sedikit mencengkram baju depan gadis itu. Yura melongo, kini tubuhnya bergetar tingkat maksimum.
“Yesung-shi, aku akan mengganti bajuku! Kau tak usah kuatir…” ucap Yura cepat seraya berusaha melepaskan diri dari tubuh Yesung. Sesungguhnya, ia bisa mengalami demam tinggi jika terus seperti ini.
“Baguslah, jika kau cepat mengerti.” Kedua tangan Yesung kembali pada bahu Yura yang terbuka. Namja itu tersenyum dengan tatapan matanya yang tajam.
                      ‘Astaga… aku bisa pingsan jika terus seperti ini! Ada apa dengan jantungku…’
Gumam Yura berusaha untuk merunduk dan tidak menatapi sorot mata Yesung saat ini.
“Cepatlah…” Yesung nampak mengusap puncak kepala Yura dan memundurkan tubuhnya. Namja itu pun seolah berniat hendak berbalik, sampai seketika langkah kakinya kembali terhenti. Baiklah, tubuh Yura kini juga ikut semakin menegang.
“Wa-waeyo?” tanya Yura gugup.
“Dengarkan ini baik-baik! Jangan pernah memakai pakaian yang seperti ini lagi didepan umum, kecuali dihadapanku. Dan—jangan pernah mendongak, ketika aku menatapmu.” Ujar Yesung membuat Yura tampak seperti orang linglung.
“Mwo?”
“Kau mengerti?”
“Ah, NDE!” Sahut Yura mengangguk mantap, sekalipun ia sama sekali tak mendengar secara jelas apa yang tadi Yesung bicarakan. Wajah mematikan dari namja itu benar-benar membuatnya mati kutu ditempat. Yesung tersenyum sinis dan melenggang pergi tanpa dosa karna telah membuat gadis ini hampir tak dapat bergerak.
Yura tampak menghela nafasnya panjang tatkala kini Yesung telah sepenuhnya keluar dari ruang ganti ini. Ia merasa seperti seekor kerbau, yang dengan mudahnya menuruti kemauan namja aneh nan mengerikan itu. Entahlah, Yura merasakan ada aura ilmu hitam pada diri Yesung.
                      ‘Entah ngidam apa Nyonya Kim, hingga dulu bisa melahirkan anak seperti itu. Cckckckck…’


***
@Kediaman Keluarga Kim_

Terasa, ruangan persegi yang menjadi tempat berkumpulnya anggota-anggota keluarga Kim ini nampak semakin dingin. Dengan belaian alami dari alam yang terpampang jelas dihadapan mereka, semakin menambah syahdu irama dunia. Indah… apapun yang berurusan dengan alam itu sebenarnya sangat indah!
“Jadi maksud Eomma apa?” tanya Yesung menghela nafas dalam. Entahlah, sudah hampir setengah jam yang lalu, Ibunya itu hanya berputar-putar dengan kalimatnya sendiri. Dan anehnya, kini semua keluarga mereka mendadak disuruh berkumpul ditempat ini.
“Kalian menikah bulan depan!” Balas Nyonya Kim cepat, membuat Yura dan bahkan Yesung sendiri kontan saja terbelalak kaget!
“MWO?”
“Waeyo? Kenapa kalian tampak terlihat terkejut seperti itu?”
“Bibi… apa ini tidak terlalu cepat? Maksudku—ah, menikah? MENIKAH?” Yura tampak gamam dibuatnya. Ia benar-benar belum percaya atas apa yang dibicarakan calon Ibu mertuanya itu. Bukankah mereka belum sepenuhnya sembuh?
“Tak ada yang salah bukan? Toh, sebelum kalian Amnesia, bukankah kalian juga sudah berencana untuk menikah? Lebih baik, itu kita laksanakan sekarang. Toh, akan sama saja nantinya saat ingatan kalian pulih.”
“Ta-tapi Bibi…”
“Yura-ya… bagaimana kelak jika kau lama untuk mengingat semua kenanganmu itu? Apa yang akan kau lakukan? Untuk itulah, akan lebih bijaknya kalau kau sudah menjadi bagian dari keluarga ini,” Yura sentak memalingkan wajahnya pada Yesung yang sejak tadi hanya diam saja tanpa perlu mmebantunya mengelak.
“Bibi, tak mau kehilangan menantu secantik dirimu ini…”
“Ah… Ahjumma…” Yura tampak tersipu, membuat Tuan dan Sohee terkikik geli melihatnya.
“Bukannya aku tidak mau, tapi—”
“Baiklah, jika itu bisa membuat Eomma bahagia.” Sela Yesung cepat membuat Yura mendelik tajam padanya. Mwo? BAIKLAH? Apa dia tak salah dengar?
“YA! Yesung-shi…” bisik Yura geram.
“Mwo?”
“Kenapa kau malah mendukungnya? Aish…”
“YA! Kau mau mengajakku bermain-main dihadapan mereka seperti kemarin, eh?”
“Nde?” wajah Yura kontan merah padam dibuatnya. Kenapa Yesung selalu terlihat mengerikan setiap melontarkan kalimat itu? Baiklah, Yura kembali mati kutu!
“Jadi, kalian setuju?” tanya Tuan Kim menimpali.
“Tid—”
“Nde…” sela Yesung lagi. Dan kali ini, Yura benar-benar menatapnya serius.
“Menikah adalah ibadah, bukan begitu Yura-ya?” lanjut Yesung dengan senyuman manisnya. Aighoo… jika diizinkan, Yura ingin sekali mencekik namja ini.
“Nde.” Sahut Yura merunduk. Semua orang tampak tersenyum mendengarnya. Jawaban Yura itu benar-benar membuat kedua mata Nyonya Kim tampak bersinar.
“Ah… Gomawo Yura-ya…” Peluk Nyonya Kim cepat. Yura melongo, sebahagia inikah mereka? Entah mengapa, Yura merasakan kerinduan yang hebat akan pelukan dari seorang Ibu ini.
“Ye, Bibi.” Balas Yura tak kalah hangat. Yesung menatapi mereka dengan senyuman khas. Ada sesuatu yang menyenangkan ketika melihat pemandangan ini. Kedua wanita ini…

#CUP

Yesung sentak mencium puncak kepala sang Ibu dengan amat sayang. Lalu, beralih pada Yura! Namun sayang, Yesung melakukannya ditempat yang berbeda dari sang Ibu. Yura mendadak merasakan tubuhnya memanas seketika. Sekalipun itu singkat, namun kecupan bibir Yesung pada daun bibirnya itu pun sontak membuat derajat tubuhnya naik secara drastis. Dan yang membuat shock itu adalah… Yesung melakukannya disaat Yura masih memeluk tubuh Eomma-nya dan dihadapan Tuan Lee dan Soohee.
“YA! Kim Jong Woon, kau ini—” umpat Tuan Kim seraya melotot garang pada Yesung.
“Hanya sedikit Appa, tidak apa-apa.  Benar begitukan Soohee?” balas Yesung membuat sang adik perempuannya itu terkekeh hebat.
                       ‘Awas kau!’
Desis Yura seraya menatapi Yesung yang kini juga tengah menatapinya dengan senyuman sinis.


***


Cinta adalah simbol keabadian. 
Ia menghapus pikiran tentang waktu,
Menghancurkan semua kenangan pembuka
Dan semua ketakutan akan penutup…’


*When It All Began, SHE COME!*

@KYUNG HEE UNIVERSITY


Yesung tampak berjalan dengan beberapa buku Perpustakaan ditangannya. Tak ada yang berminat membantunya. Toh dulu, Yesung benar-benar sosok yang begitu dingin. Ia sulit untuk didekati, tapi untuk sebagian orang yang mengenalnya, Yesung adalah sosok pribadi yang begitu hangat.
“Perlu kubantu?” tanya seseorang membuat Yesung sedikit terkejut.
“Tidak perlu.”
“Cih, ternyata dari semua perubahan sikapmu, kau masih tetap seperti ini.”
“Hum? Apa maksudmu Yun Ji-shi?”
“Yun Ji-shi?” ulang Yun Ji seraya menghentikan langkahnya. Entah mengapa, Yesung semakin aneh dimatanya saat ini.
“Apa kau sakit?” Yun Ji tampak mengangkat tangannya didahi Yesung. Namja itu tertegun, ia merasa perhatian gadis ini cukup menyentak perhatiannya.
“Aniyo, aku baik-baik saja.” Yesung tampak kembali berjalan menuju tempat yang ia tuju. Yun Ji diam, ia masih memikirkan begitu banyak kesalahannya pada namja ini.
“Kau masih marah padaku?”

#DEG

Jantung Yesung sontak saja semakin berdebar tatkala Yun Ji menggandeng tangan kanannya. Entahlah, Yesung merasa jika ada sesuatu dari yeoja ini yang dulu menyangkut hidupnya.
“Sebenarnya, ada yang ingin aku jelaskan padamu Yesung-ah. Bisakah kau meluangkan waktumu untukku?” tanya Yun Ji dengan pelasan matanya. Yesung tergagu, tak ia pungkiri memang, jika gadis ini adalah tipe ideal gadis yang selama ini ia idamkan. Namun sebenarnya, bukan itu masalahnya.
                       ‘Sepertinya, gadis ini sangat mengenalku…’
“YA! Kim Jong Woon… bisakah aku meminta waktumu?” ulang Yun Ji memelas. Yesung mengangguk, sepertinya ia sedikit sulit untuk menolak penawaran itu.
“Baiklah…”
“Geurae, kita bicara di Resto yang biasa kita kunjungi saja. Aku sudah lama tidak pergi kesana denganmu, semenjak kejadian it—” perkataan Yun Ji tercekat. Gadis cantik ini merunduk, seolah menyimpan sebuah penyesalan.
“Semenjak apa?” tanya Yesung penasaran.
“Semenjak kau dan aku bertengkar saat itu. Yesung-ah… aku benar-benar minta maaf atas kejadian it—”
“Changkam… kita bertengkar?”
“Mwo?” raut wajah Yun Ji seketika nampak terlihat bingung. Benar, kejangggalan yang ia rasakan akhir-akhir ini terasa semakin nyata. Yesung, ia seolah berubah menjadi namja yang sama sekali tak mengenalinya.
“Yesung-ah… apa kau—”



=TBC=

No comments :

Post a Comment