Author : Youngie [@yesungkiss]
Cast : Super Junior
Genre : Friendship.
Lenght : One Shoot
Poster By Jjea ~~~~~~~~ Thankyuuuuuu >,<
Yaa, datang lagi dengan FF One Shoot! Sebenarnya udah mau publish kemarin hanya belum selesai -samasaja- Baiklah, sesuai judulnya, FF ini buat mengenang (?) Yesung -suami saya- yang menjalankan kewajiban nya sebagai pria Korea. *proud *
Baiklah langsung saja, Happy Reading~~~~~^^
Author’s POV
Hening. Sunyi. Tampak terlihat suasana didalam kamar ini, hanya suara semilir angin yang menerpa gorden tipis, terdengar sangat lembut. Pria yang masih betah didalam kamar dari tadi pagi hanya bisa menatap layar ponselnya sesekali ia menghapus air matanya. Entah, apa yang ia lihat.
Kadang bibirnya tersungging sedikit, membentuk sebuah senyum simpul yang membuat wajah tampannya terlihat semakin tampan. Matanya yang sipit makin terliihat jelas, dan bertambah sedikit sembab karena ia terus menitikkan air matanya saat ini.
“Hyung, eomma memanggilmu makan siang.” suara yang sangat ia hafal. Suara adiknya memanggilnya untuk segera makan bersama. Tapi ia sangat malas akhir-akhir ini, walau hanya untuk menyantap makanan bersama keluarganya.
“Ehm, sebentar aku___”
“Kau membaca surat-surat itu lagi, eh?” pria yang memang mirip ibunya ini duduk disampingnya dan menatap layar ponselnya. “Hyung…” gumam Jongjin menatap hyung kesayangannya dari samping dengan wajah sendu. Yah, adiknya, Jongjin.
Jongjin tahu benar bagaimana perasaan hyungnya yang akan berangkat melaksanakan tugas negaraanya, wajib militer. Yesung, hyungnya memang member Super Junior. Siapa yang tidak mengenal hyung nya ini sekarang. Fans nya paling banyak diantara semua member. Dan kini, ia harus menerima kenyataan, bahwa tidak kurang dari dua minggu harus berangkat untuk wajib militer. Meninggalkan semua kegiatannya bersama Super Junior. Tidak melihat fansnya yang meneriaki namanya saat diatas panggung. Menyesakkan. Sulit sekali jika harus menerima ini, tapi sebagai pria korea, ia harus menjalankan amanah negara. Yah, Yesung akan menjalankannya tanggal 6 mei nanti.
“Aku sudah bilang, jangan memaksakan diri, jika tidak kuasa membaca surat dari mereka. Kau ini. Tssk!” Jongjin mencoba berkata seolah mengejek hyungnya yang payah karena terharu membacanya. Yesung hanya diam.
“Ayo, dari tadi pagi kau juga belum makan. Nanti eomma marah.” tambah Jongjin lagi. Yesung kemudian meletakkan ponselnya dan memijit keningnya. Ia pusing sekali. Terdengar suara helaan nafas panjang dari Yesung.
“Mereka akan berangkat ke Amerika selatan, esok lusa.” gumam Yesung pelan. Ia belum menatap Jongjin. “Aku ingin sekali ikut dengan mereka, Jongjin-ah…” lanjutnya, kali ini dengan suara sedikit paraunya. Tampak jakunnya bergerak naik turun, ia sulit menelan ludahnya sendiri. Tenggorokkannya tercekat.
“Hyung…” gumam Jongjin sambil menepuk bahu Yesung. Yesung menghela nafas panjangnya lagi, kemudian ia beranjak berdiri. Jongjin tahu, ini sangat sulit bagi hyungnya. Disaat dia masih di Seoul, sementara yang lainnya di Amerika Selatan untuk pertama kalinya, menggelar show mereka dan juga tanpa Yesung.
“Kajja… aku sudah sangat lapar…” kata Yesung berjanjak.
“Tunggu aku….” Jongjin berjalan cepat untuk seiring dengan Yesung. Entahlah, akhir-akhir ini Yesung terlihat murung disaat ia sendirian, makanya Jongjin selalu ingin menemani hyung-nya ini, memberikan masukan-masukan tentang bagaimana jika berada dicamp militer, karena memang Jongjin dulu juga pernah mengalaminya, saat dia masuk militer beberapa tahun silam.
Suasana diruang makan, tampak hening. Semua memperhatikan wajah Yesung yang terlihat lain hari ini. Nyonya Kim, tampak merasa sedih melihat perubahan sikap Yesung.
“Makan yang banyak, tadi pagi kau belum makan. Eomma masakan makanan kesukaanmu…” kata nyonya Kim.
“Ne, eomma. Aku akan makan semuanya.” jawab Yesung tersenyum simpul. Matanya menatap sekelilingnya. “Eung, appa eodisoyo?”
Nyonya Kim tampak tersenyum kecut, Yesung dari tadi duduk bersama, ternyata baru sadar jika Appanya tidak ikut makan siang bersama mereka. Lalu sejak tadi kemana fokus pikirannya.
“Appa, masih di toko. Ada produk baru lagi untuk bulan depan…” ucap Jongjin. Yesung hanya mengangguk singkat. Syukurlah, toko kaca mata yang ia sengaja dirikan untuk orang tuanya berjalan cukup lancar.
“Nanti sore, sepertinya aku tidak bisa ke cafe. Nanti jika ada yang menanyakanku eomma bilang saja, aku ada jadwal.” kata Yesung.
“Mwo? Memang kau ada jadwal? Bukannya besok lusa semua ke Amer__” kata Nyonya Kim tertahan saat Jongjin menatapnya dengan tatapan yang seketika nyonya Kim tahu apa maksud anaknya ini.
“Ne, bilang saja seperti itu.” ucap Yesung.
“Baiklah, jika itu mau mu. Memangnya kau mau kemana? Apa kau punya kekasih, huh?” goda eommanya membuat Yesung tersenyum simpul. Nah, kalau begini nyonya Kim seperti lega bisa membuat Yesung tersenyum lagi. Dia tahu, putranya ini kuat menjalani masa-masa dua tahun tanpa teriakan fansnya.
“Eomma…tssk! Aku hanya ingin mengunjungi member… aku merindukan mereka.”
“Ashh… kapan kau akan merindukan seorang gadis…” tambah nyonya Kim, membuat Yesung menatap eommanya aneh. Apa eommanya ini memang menginginkan menantu.
“Aku akan merindukan gadis nantinya jika aku masuk militer.” jawab Yesung tersenyum pada eommanya.
“Jinja? Nuguya?” tanya antusias nyonya Kim.
“Gadis itu, eomma.” jawab Yesung terkekeh. Membuat eommanya mencibirkan bibirnya.
“Kau mau bersaing dengan Appamu, eoh?”
__oOo__
Super Junior Dorm, 11st Floor
Yesung sudah selesai membuat sedikit makanan, yah cukup untuk makan malam buat mereka, walau ada sebagian yang ia beli diluar tapi sebagian ia membuatnya sendiri. Beberapa hari ini ia sering mengunjungi dorm, entahlah ia ingin berkumpul dengan semua member yang akan melakukan show mereka di Amerika selatan, besok.
Tak lama kemudian Yesung mendengar suara pintu terbuka, tampak Eunhyuk dan Donghae yang masuk. Yesung tersenyum simpul.
“Hyung, sudah lama disini?” tanya Donghae menghampiri Yesung yang sedang duduk disofa tengah.
“Belum, eung kau sudah makan? Hyung tadi___”
“Aku barusan makan dengan Eunhyuk.” potong Donghae sambil beranjak dan kemudian menyusul Eunhyuk menuju lemari es. Yesung hanya mengangguk singkat.
“Aku bawa minuman dari eomma tadi, supaya kalian tetap fit saat konser di Amerika.” seru Yesung kemudian berdiri dan menuju tempat Eunhyuk dan Donghae. Eunhyuk masih sibuk meminum susu strawberynya hingga habis.
“Minuman apa? Kelihatannya misterius…” ucap Eunhyuk menatap Yesung dengan tatapan anehnya. Yesung hanya mencibirkan bibirnya, kenapa mereka tidak pernah percaya padanya.
“Iya, hyung. Itu semacam minuman, minuman eung apa ya namanya. Ramuan…emmm….”
“Kalian belum mencobanya, eomma memesannya langsung dari___”
“Iya…iya. Aku tahu.” potong Eunhyuk. “Aku mau siap-siap packing dulu…” Eunhyuk langsung meluncur kekamarnya. Mengabaikan Yesung yang kini menatapnya. Sedikit kecewa.
“Aku ikut…” Donghae kemudian segera mengikuti Eunhyuk yang menuju kamarnya.
“Kalian tidak ingin makan malam, aku sudah___”
“Kami sudah makan hyung!” pekik Eunhyuk dan kemudian menutup pintu kamarnya. Yesung hanya menghela nafas panjang melihat kelakuan dongsaengnya itu. “Mereka, tetap saja seperti dulu.” gumam Yesung. Kemudian ia beranjak dan kini melihat Ryeowook yang masuk bersama dengan Kyuhyun. Keduanya tampak riang, dan membawa belanjaan sepertinya habis berbelanja.
“Hyung, kau disini lagi?” kata Kyuhyun kepada Yesung.
“Ne…” jawab Yesung sambil menatap kantong belanjaan Kyuhyun dan Ryeowook. “Kalian habis dari mana?” tanya Yesung.
“Belanjalah,” jawab Kyuhyun, “Kau kira kami dari mana? Makanan untuk ke Amerika, aku yakin disana selama satu minggu, pasti aku merindukan makanan korea.” kemudian Kyuhyun mencari minuman yang ada dilemari es, sekilas ia melirik meja makan yang penuh dengan makanan. Ia mengernyitkan dahinya. Sedang Ryeowook kini memasukkan belanjaannya kedalam lemari es.
“Ryeowook-ah, apa kau tadi memasak ini semua?” tanya Kyuhyun. Ryeowook menatap Kyuhyun dengan tatapannya mengarah pada meja, kemudian ia menggeleng pelan.
“Aku yang membuatnya untuk kalian.” sahut Yesung yang sekarang sudah duduk diruang tengah, tak jauh dari tempat Ryeowook dan Kyuhyun. “Tapi, sebagian aku membelinya.” ucap Yesung lagi.
“Oh, tapi aku baru makan tadi diluar dengan Ryeowook.” jawab Kyuhyun dengan wajah polosnya. “Kangin kelihatannya bisa menghabiskan ini semua, eung kalau aku lapar setelah packing, mungkin aku akan memakannya.” lanjut Kyuhyun lagi. Sehabis meminum air mineral, Kyuhyun langsung meluncur masuk kedalam kamarnya.
“Hyung, aku mau packing dulu.” kata Ryeowook sembari berjalan masuk kedalam kamar, kemudian ia berbalik sejenak “Hyung, kau tidak apa-apa kan aku tinggal sebentar?” katanya lagi.
“Eum.” jawabnya mengangguk. “Kau siap-siap saja, aku disini, dulu.” lanjutnya.
__oOo__
Yesung masih duduk disofa tengah, tanpa ada yang menemani, semua sibuk mempersiapkan perlengkapan mereka untuk besok. Matanya menatap kembali meja makan, makanannya masih utuh. Belum ada yang memakan sama sekali.
‘Apa yang mereka lakukan, kenapa lama sekali.’ batin Yesung. Ia ingin sekali bercengkrama, karena mungkin setelah ini, ia tidak punya banyak waktu untuk bersama mereka. Yesung berjalan masuk kedalam kamar Eunhyuk.
“Hyukie-ah, kau belum selesai?” tanya Yesung, Eunhyuk dan Donghae entahlah, mereka tertawa melihat sesuatu dilayar laptop mereka.
“Ah, any hyung. Sebenarnya sudah. Ini kami sedang melihat video kami saat di Cina.” jawab Donghae.
“Eung, kalian benar-benar tidak mau makan malam?” tanya Yesung pelan.
“Aku kan sudah bilang sudah makan. Nanti saja kalau aku lapar, pasti aku makan.” jawab Eunhyuk masih dengan menatap layar datarnya.
“Tapi, aku ingin makan bersama dengan kalian sebelum kalian___”
“Hyung! Bisakah kau tidak menganggu kami sebentar saja. Aku masih malas untuk makan.” potong Eunhyuk. “Kau bisa menelpon Shindong hyung, Kangin hyung. Pasti mereka mau. Tssk mengganggu saja.” lanjut Eunhyuk. Yesung tertegun. Ia tidak percaya dongsaengnya berkata seperti itu.
“Baiklah.” Yesung meninggalkan kamar Eunhyuk. Dia merasa kecewa. Ya Tuhan, dia sangat kesepian.
Yesung melihat pintu kamar Kyuhyun masih tertutup rapat. Mungkin ia bisa mengajak Kyuhyun.
“Kyu…” panggil Yesung pelan. Dilihatnya Kyuhyun masih mencari-cari sesuatu yang dirasa penting. “Kau mencari apa?” tanya Yesung kemudian mendekat kearah Kyuhyun.
“Any, psp ku yang baru, aku lupa menaruhnya. Ash! Padahal aku ingin membawanya besok.” jawab Kyuhyun, masih dengan membuka-buka barang yang bertumpuk disisi kamar. Membuka kotak-kotak kado dari fansnya yang terbilang banyak.
“Kau tidak lapar? Ayo temani aku makan.” kata Yesung.
“Hyung, kau tidak lihat, aku sedang mencari pspku, malah kau ajak makan. Tssk!” gersah Kyuhyun. Ia tidak habis pikir, Yesung hyungnya akan membuatnya kesal. “Kau bisa makan dengan Ryeowook. Apa susahnya makan sendirian.” gerutu Kyuhyun lagi.
“Tssk! Aku hanya ingin makan bersama kalian sebelum kalian pergi ke__”
“Hyung!” pekik Kyuhyun kesal. Karena memang dia juga belum menemukan psp kegemarannya. “Kau bisa tidak, pergi dari kamarku. Aku ini pusing, capek. Kau malah menggangguku. Kami juga pasti akan pulang dari Amerika. Jangan berlebihan seperti itu.”
Yesung tersentak dengan kata-kata Kyuhyun.
“Aku sedang malas makan. Ara!” lanjut Kyuhyun lagi. Kini ia kembali sibuk mencari psp-nya lagi. Tanpa memperdulikan wajah Yesung yang kecewa dengannya.
“Arasseo!” gumam Yesung pelan, kemudian ia berlalu dari kamar Kyuhyun. Ia memutuskan untuk pulang saja. Percuma disini, semua member tidak ada yang peduli dengannya.
Ting!
Pintu apartement terbuka. Yesung melihat managernya.
“Yesung, kau disini.”
Yesung mengangguk singkat. “Hyung, ada apa malam-malam ke dorm kami?” tanya Yesung.
“Anniya, kebetulan sekali kau disini. Aku akan mentraktir kalian makan dan minum. Karena kami akan ke Amerika selatan besok. Kau mau kan?”
“Aku mau!” seru Eunhyuk yang keluar dari kamarnya. Yesung menoleh, menatap wajah Eunhyuk yang terlihat senang. Sementara Yesung hanya diam, ia bisa apa. Semua kelihatannya tidak sesuai yang ia harapkan.
__oOo__
Mereka masih didalam mobil, termasuk Yesung. “Ya! Yesungie, kau tahu saja kami akan makan malam bersama malam ini. Sinyalmu kuat juga ya?” goda Kangin.
“Aku tadi, hanya main ke dorm. Hyung menawarkanku.” jawab Yesung.
“Ahhh, besok ke Amerika. Aku masih belum percaya… “ kata Kyuhyun yang sepertinya senang sekali. “Bagaimana ya, makanan disana. Amerika latin? Kelihatannya gadis-gadisnya juga tidak kalah cantik dengan gadis Eropa.” lanjut Kyuhyun lagi.
“Yesung hyung kau ingin oleh-oleh apa nanti sepulang kami dari sana?” tanya Ryeowook. Hati Yesung sebenarnya perih mendengar semua member terlihat senang sekali. Tapi apa boleh buat. Ia harus menjalankan tugas negara.
“Anniya. Aku hanya ingin konser kalian sukses disana.” jawab Yesung.
“Ah, aku yakin, kau pasti akan kesepian hyung. Iya kan!” kata Kyuhyun. Membuat semua menatap kearah Kyuhyun. Kyuhyun sadar dengan ucapannya.
Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti ditepi jalan.
“Oh, sudah sampai. Kajja!” kata Kangin bersemangat. Semuanya tak terkecuali Yesung ikut turun.
“Sepertinya, kita belum pernah kearea sini, hyung.” ucap Eunhyuk. “Apa cafe baru?”
“Ne, cafe baru, kita harus berjalan kesana dulu. Masuknya tidak terlalu jauh. Aku rasa kalian tidak akan kecewa, tempatnya sangat nyaman dan kita bisa sepuasnya minum disana.” kata manager.
“Tssk, pasti aku yang nanti bagian menyetir saat pulang.” ucap Eunhyuk seperti pasrah.
“Biar aku saja.” sela Yesung. Ia tahu semua member suka minum, yang tidak suka seperti itu hanya Yesung dan Eunhyuk. Sebenarnya Donghae juga, tapi untuk menyetir? Patut dipertanyakan keselamatan semua member.
“Baiklah, ayo!” ajak manager hyung semangat. “Kyu! Ppali… turun!” panggilnya kepada kyuhyun yang masih duduk didalam mobil dengan asyik bermain games diponselnya.
“Ne!”
Semua berjalan menuju tempat yang dimaksud oleh manager hyung mereka. Kebetulan ini tempat yang lumayan ramai.
“Hati-hati, banyak kendaraan. Sepertinya aku salah parkir, seharusnya agak kesana, jadi nanti langsung belok.. Ash!” keluh manager.
Sepertinya Kyuhyun masih asyik dengan ponselnya, ia tidak mendengar apa yang manager katakan. Semuanya bersiap untuk berjalan seiringan, bersama orang-orang yang lain.
“Tidak ada lampu untuk penyebrang. Tsk!”
Yesung dan semuanya sudah sampai ditepi jalan, hanya Kyuhyun yang berjalan dibelakang mereka tentu saja dengan ponsel masih ditangannya dan dia tidak melihat sisi kiri atau kanannya.
“Kyu! Ppali!” panggil manager pada Kyuhyun, Kyuhyun mendongak “Ne, hyung!” jawab Kyuhyun tanpa ia sadari ada mobil yang tengah ada didepannya. Dadanya berdesir.
“Kyu!!! Minggir…” teriak semua orang. Kyuhyun panik, ia bagaimana. Ia melihat Yesung mendekat kearahnya, sambil meneriaki namanya. Kemudian!!!
Kyuhyun hanya bisa mendengar rem mobil yang begitu kencang dan juga tubuhnya kini sedikit terdorong oleh… entahlah ia hanya mendengar sekarang dan______
BRAKKKK!!!!!!!!
Kyuhyun memejamkan matanya saat tubuhnya tergelatak diatas aspal. Ia membuka matanya, tubuhnya masih utuh? Tidak ada luka. Kyuhyun melihat mobil yang akan menabraknya kini terguling jauh didepanya. Ia sadar akan satu hal.
“Yesung hyung!” pekik Kyuhyun.
Ia berlari menuju kerumunan ditepi trotoar. Tidak, pasti yang dikerubuti orang-orang adalah orang yang berada didalam mobil. Tidak mungkin jika…
“Yesung hyung…” Kyuhyun membulatkan matanya saat ia mendengar nama itu disebut oleh Donghae. Dadanya bergetar hebat. “Hyung, buka matamu. Ppali…ppali!” suara itu kini semakin membuat Kyuhyun sesak. Suara Ryeowook.
Kyuhyun mendekat, dan ia melihat tubuh itu tergelatak tak berdaya. Dengan darah mengalir dari bagian belakang kepalanya. Darah!!!
“Hyung!!!”
__oOo__
Yesung’s Home.
Kyuhyun sepertinya kehabisan air mata saat ini. Ia hanya bisa diam, seperti orang yang sedang menderita sakit jiwa. Didepannya kini, sebuah peti dengan foto hyung-nya berukuran besar terpampang disana. Ia sakit jika melihat ibu dan ayah hyung-nya ini menangis tersedu dan ibu Yesung berulang kali jatuh pingsan.
Ini salahnya? Apa ini salahnya jika kehidupan Yesung harus berakhir dengan cara seperti ini.
Ia menatap dengan nanar. Suara tangisan kini pecah, terdengar sangat menyakitkan. Kyuhyun berjalan kekamar Yesung. Untuk menenangkan dirinya. Tapi… disini sudah ada Ryeowook, Donghae dan juga Eunhyu serta Henry dan Zhoumy. Mereka menangis.
“Kyu…” panggil Eunhyuk.
“Kenapa kalian menangis?” kata Kyuhyun menatap hyung nya dengan nanar. “Kenapa kalian tidak memarahiku atau kalian membunuhku saja biar aku mati dan Yesung hyung bisa hidup… “ katanya lagi kini dengan mata memerah.
“Kyuhyun-ah, kau bicara apa. Kami__”
“Dia meninggal karena aku kan hyung? Yesung hyung pergi… dia pergi karena aku kan? Dia menyelamatkan ku tapi aku membunuhnya…” tangis Kyuhyun pecah. Ia tidak bisa menahan tangis nya lagi. Derai air mata kini turun ke pipinya. “Dia pergi… dia pergiiiiii……”
GREP!!!
Kyuhyun merasakan pelukan erat dari Eunhyuk. Air mata mereka tumpah seakan tidak bisa dikendalikan lagi.
“Kenapa aku jahat sekali dengan nya? Padahal dia sudah berjanji padaku, untuk tidak marah saat aku berbuat jahil padanya, kenapa aku yang jahat. Dia baik sekali padaku hyung….. dia baik…” Ucap Kyuhyun dengan suara isakan tangisnya.
“Tenanglah…” mereka memapah tubuh Kyuhyun untuk duduk disofa dekat dengan ranjang Yesung.
“Jangan menyalahkan dirimu Kyuhyun-ah, ini sudah takdir. Aku juga menyesal kenapa aku menolak makan malam dengannya. Aku bodoh… aku juga jahat padanya, aku sering menjahilinya, tapi dia selalu tidak marah… dia baik sekali padaku…” Eunhyuk menghapus air matanya yang memang sudah keluar sejak tadi.
Mata Kyuhyun menatap sebuah foto yang dibingkai, terletak tidak jauh dari tempat yang ia duduki. Air matanya kembali keluar. Foto dirinya dengan Yesung saat dirinya baru bergabung dengan Super Junior. Foto sudah lama, tapi Yesung tetap memajangnya disisi tempat ia tidur.
Penyesalan itu datang lagi. Tangannya meraih foto itu, dan Kyuhyun mendekap erat foto tersebut.
“Yesung hyung… kau menyimpannya… kau menyimpannya…” suara tangis bercampur dengan air mata yang mengalir dipipinya. “Aku bahkan tidak tahu foto ini? Kenapa kau bahkan memajangnya… “
“Kyuhyun-ah, tenanglah…” Ryeowook mencoba menenangkan Kyuhyun yang sepertinya memang sangat terpukul.
“Kalian, lihat aku membawa siapa?”
Semua mata kini menoleh kearah pintu, Shindong berdiri disana dengan kedua orang yang sangat mereka rindukan. Mata orang itu tampak sembab dan habis menangis.
“Hangeng hyung……” gumam Kyuhyun.
“Aku merindukan kalian…” ucap Hangeng kemudian memeluk semua orang dikamar ini, dengan tangis yang pecah. Termasuk Kibum yang ikut dengan Shindong.
“Hyung, Yesung hyung pergi… dia pergi…” ucap Ryeowook. Hangeng hanya mengangguk singkat sambil menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh semua dongsaengnya.
“Aku ingin bertemu kalian, tapi tidak dengan cara seperti ini? Ini terlalu menyakitkan…” ucap Hangeng dengan mengusap pipinya yang terlanjur basah oleh air matanya. “Ini terlalu menyakitkan, aku merindukan kalian dan bertemu disaat kita kehilangan Yesung… ini tidak adil…”
“Kami juga ingin berpelukan seperti kalian…”
Suara itu sontak mengagetkan mereka. Semuanya kini menatap kearah pintu. Dan mereka cukup terkejut. Ada sosok yang menjadi pemimpin mereka dan juga___
“Leeteuk hyung…”
“Heechul hyung…”
__oOo__
Semuanya kini terdiam, menanti detik-detik dimana salah satu member kesayangan mereka akan berangkat menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Semua masih ada didalam kamar Yesung. Belum beranjak keluar karena hanya seperti ini saja, mereka seakan tidak kuasa untuk menahan kesedihan yang teramat dalam.
“Terakhir aku bertemu dengannya, saat aku berada dikamar sedang berkemas dan akan kembali ke Cina. Dia, datang sambil terus menatapku nanar. Dia hanya diam menatapku, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.” ucap Hangeng pelan. “Dia hanya berpesan, agar aku hidup dengan baik. Percayalah pasti ada jalan untukmu meniti karir. Aku akan selalu mendoakanmu. Jangan lupakan kami dan tolong, jaga kesehatanmu.” kata Hangeng menahan isak tangisnya.
“Aku bodoh sekali waktu itu. Kenapa aku tidak bilang terima kasih padanya. Aku tidak mampu berkata lagi saat itu, saat dia memelukku erat sekali. Sekarang, aku hanya bisa mengucapkan aku merindukannya, aku sangat menyayanginya.” Hangeng menghapus air matanya.
“Hyung, sudahlah.” ucap Kibum pada Hangeng disampingnya.”Aku juga begitu. Seperti terlambat mengatakan aku mencintainya. Saat aku bertemu di SM Building sebelum super show lima di Seoul, dia memelukku erat, dia merindukan aku. Memberikan dukungan padaku. Aku lupa mengatakan aku mencintainya. Dia sangat baik padaku saat aku merasa kehilangan jati diri, Yesung hyung… dia.. aku, ak…aku menyayanginya…aku juga…”
Kibum tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Ia larut dalam dekapan Siwon. Siwon memeluknya erat. “Kibum-ah, uljima. Yesung hyung tahu, kau mencintainya. Kau lupa dia orang yang peka. Dia tahu apa yang kita rasakan, dia selalu berpura-pura bahagia, konyol didepan kita, padahal dia sendiri merasa sangat kesepian. Makanya dia berbuat seperti itu, dia suka sekali memelukku, entah, aku pasti merindukan saat dia seperti itu. Aku merindukan saat dia bersikap aneh… “
“Ini semua salahku. Kalau saja, aku tidak bermain game di ponsel, Yesung hyung pasti___”
“Kyuhyun-ah!” potong Leeteuk. “Hyung, tapi aku memang salah. Kalau saja aku tidak bermain games dan fokus dijalan, pasti hyung yang sangat menyayangiku itu tidak akan pergi dengan cara seperti ini. Ini___”
“Kyu…” Leeteuk mendekat ke arah Kyuhyun, mencoba menenangkan magnae mereka yang kini merasakan sakit luar biasa. “Aku belum mengatakan kalau aku menyayanginya, aku belum berterima kasih padanya, aku belum bilang kalau aku mencintainya. Yesung hyung, dia menepati janjinya dan selalu tidak marah atas apa yang aku lakukan padanya. Dia baik sekali bukan, lantas aku… aku hyung…aku bagaimana ini. Dongsaeng macam apa aku ini.?” Leeteuk memeluk tubuh rapuh Kyuhyun. Memberi ketenangan padanya.
“Dia sempat berkata padaku, saat di backstage, saat super show diseoul kemarin. Dia membutuhkan mu hyung. Dia bilang, saat seperti ini, aku membutuhkan Leeteuk hyung, ahh tapi tidak bisa. Dia pasti sibuk. Aku ingin bercerita banyak dengannya. Tapi saat itu aku tidak menghiraukannya. Dia benar-benar merindukanmu hyung…” ucap Kangin pada Leeteuk.
“Dulu saat aku sebelum wajib militer, aku sering menjahilinya. Saat di camp, aku merasa sangat sulit, lalu tiba-tiba Yesung mengunjungiku. Dia tidak pernah merasa sakit hati atas apa yang aku lakukan padanya. Dia sangat dewasa saat itu, entahlah.. aku malu mengatakan kalau aku menyayanginya. Tapi dia selalu bilang dia menyayangiku saat aku di camp militer. Saat ini, aku harus bilang bahwa aku sangat menyayanginya…” ucap Kangin tidak mampu menahan tangisnya. Pria ini menekuk wajahnya. Menghapus laju air matanya yang membasahi pipinya.
“Sebentar lagi, akan segera diberangkatkan. Kalian tidak keluar?” ucap Jongjin tiba-tiba muncul didepan mereka. “Kalian ikut ke pemakaman bukan?” tambah Jongjin lagi.
Semua member menatap Jongjin, Yesung akan diberangkatkan. Sekarang. Terlalu cepat, tidak mungkin. Apa benar ini semua terjadi.
“Ayo…” ajak Leeteuk. Kyuhyun menggelengkan kepalanya pelan. Ia tidak percaya hyungnya akan dimakamkan. “Kyu, ayo!” ajak Leeteuk lagi.
“Hyung! Tidak mungkin…”
“Kyuhyun-ah… semua sudah kedepan. Kita ke pemakaman sekarang.” Leeteuk meyakinkan Kyuhyun. Tapi pria ini tetap menggelengkan kepalanya. Air matanya masih ada dipipinya dan juga pelupuk matanya.
“Tidak mungkin…” ia menangis lagi. “Tidak mungkin. Yesung hyung… Yesung hyung…”
“Kyu, sadarlah. Dia pasti sedih__”
“Hyung! Yesung hyung tidak mungkin… TIDAK!! TIDAK!! DIA Tidak boleh dimakamkan, dia masih hidup… dia masih hidup…”
“TIDAK!!!!!!!”
Kyuhyun bangun dengan nafasnya yang tersengal dan berat. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Matanya menerawang setiap sudut kamar. Masih dengan nafas beratnya. Ia duduk dan mencoba menenangkan detak jantungnya.
“Ini… ini kamarku?” gumamnya. “Ini kamarku…” gumamnya lagi.
“Kyuhyun-ah, kau kenapa? Aku dengar kau berteriak, keras sekali. Kau mimpi buruk, eoh?” Sungmin tiba-tiba muncul dihadapannya dengan raut wajah cemas. Kyuhyun menatap Sungmin, dan memegang tangan Sungmin. Ini benar Sungmin, Hyungnya. “Kau mimpi apa?” tanya Sungmin padanya.
“Mimpi. Aku hanya mimpi.” gumam Kyuhyun membuat Sungmin bingung. “Hyung, aku hanya mimpi kan? Mimpi…” lanjut Kyuhyun. Dia ingat, dia memang ketiduran setelah membereskan pakaian yang akan ia bawa besok.
“Tenangkan dirimu.” ucap Sungmin. “Kalau sudah, kita makan malam. Yesung hyung membuatkan makanan untuk kita.” kata Sungmin lagi. Kyuhyun membulatkan matanya.
“Yesung hyung kesini?” tanya Kyuhyun. Sungmin mengangguk. “Ppali, dia lama menunggu semua pulang. Aku takut makanannya menjadi dingin.”
“Ne, kajja! Aku sudah sangat lapar!” Kyuhyun segera beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamar dengan cepat. Sungmin hanya mampu menatapnya bingung, kenapa dengan Kyuhyun?
Sementara itu, Kyuhyun menatap punggung Yesung yang berdiri di area dapur mereka, sedang mempersiapkan alat untuk makan. Air mata Kyuhyun jatuh perlahan, ia teringat mimpi itu. Kejadian itu tidak akan terjadi.
“Kyu, kenapa kau berdiri disitu?” tanya Yesung yang tahu Kyuhyun menatapnya aneh. Kyuhyun segera menghapus air matanya dan mengubah mimik wajahnya.
“An… Anniya.” jawab Kyuhyun gugup, ia kemudian langsung duduk dikursi dan menatap meja yang penuh dengan makanan.
“Makanlah, kalau kau lapar, aku tadi yang membuatnya. Tapi sebagian aku membelinya diluar.”
“Eum…” Kyuhyun sepertinya masih terbawa perasaan. “Kalau kau tidak suka, tidak apa-apa. Aku hanya ingin makan bersama sebelum kalian berangkat ke Amerika besok.” lanjut Yesung.
DEG! Kejadian ini mirip dengan apa yang ia mimpikan. Sama persis.
“Woa, banyak makanan.” tiba-tiba Eunhyuk datang bersama Donghae. “Yesung hyung yang membuatnya?” tanya Dongae.
“Ne, aku ingin makan bersama kalian malam ini, sebelum kalian ke Amerika.” jawab Yesung.
“Yah, sayangnya nanti manager hyung akan mentraktir kita makan dan minum bir.” ucap Donghae. Yesung terlihat murung.
“Tidak!” sela Kyuhyun. “Aku, tidak mau ikut dengan manager hyung, kalau kalian ikut terserah. Aku ingin makan bersama dengan Yesung hyung.” ucap Kyuhyun. Membuat Eunhyuk dan Donghae bingung, bukannya Kyuhyun yang kemarin minta kepada manager untuk makan malam sebelum ke Amerika?
“Kalian tidak menghargai perasaan Yesung hyung. Kau tidak tahu bagaimana dia nanti saat kita ke Amerika, saat kita ada di atas stage, sementara dia hanya bisa melihat kita dari jauh. Dan kali ini kalian tidak ingin makan bersama. Huh?”
Donghae, Sungmin dan Eunhyuk. Terhenyak dengan sikap Kyuhyun dan kata-katanya. Mata Kyuhyun memerah, bukan karena emosi, tapi magnae mereka ini menangis? Yah menangis.
“Kyuhyun-ah…” gumam Yesung pelan. “Hyung, maafkan aku!” Kyuhyun kemudian mendekat kearah Yesung dan memeluk erat tubuh Yesung. Ia seperti tidak mau kehilangan hyung-nya ini.
“Maafkan aku. Aku janji aku akan tunjukkan yang terbaik saat di atas stage. Maaf, karena aku jarang sekali memberikanmu perhatian. Maaf…” ucap Kyuhyun menangis. Ini membuat semuanya bingung. Termasuk Yesung. Tapi, Yesung dengan senyum simpulnya, ia mengangguk pelan. Sungmin tahu, kenapa Kyuhyun seperti ini. Ia bisa tersenyum melihat Kyuhyun memeluk Yesung dengan perasaan sayangnya.
“Jika, kami di Amerika, aku akan menyapa fans-mu disana. Clouds-mu sangat banyak, jadi percayalah pasti mereka ada diantara ribuan ELF. Aku akan mengamati setiap banner dengan nama mu! Pastikan, kamu akan baik-baik saja selama kami disana. Aku akan merindukan suaramu beradu dengan suara kami…” Kyuhyun menatap Yesung, seperti ia lama seklai tidak bertemu dengan Yesung.
“Aku tahu. Aku akan mendukung kalian disana.” ucap Yesung. Tentu saja kini matanya memerah, menahan tangisnya.
__oOo__
6 Mei 2013
Cheonan, Seoul
Cheonan, Seoul
Yesung’ Home
Yesung’s POV
Hari ini adalah hari dimana aku akan berangkat menjalankan kewajiban sebagai pria korea, masuk camp. Militer. Yah, semua ELF sudah mengetahuinya dan ini membuatku sedih jika aku mengingat setiap kata-kata yang mereka kirim untukku.
Ahh, rasanya aku tidak ingin meninggalkan mereka. Tidak, tapi ini lebih baik. Walau aku akan diam-diam masuk ke camp militer, tapi yang aku tahu sekarang banyak ELF disana yang menungguku.
“Kau sudah siapkan tasmu, nak?”
“Eum, sudah ada didepan.” jawabku pada eomma. Tapi, lihatlah, mata eommaku ini memerah, aku jadi tidak tega melihatnya seperti ini.
“Eung, kau ditunggu diluar.”
“Siapa?” tanyaku.
“Keluarlah.” perintah Eomma. Akhirnya aku menurut apa kata eomma. Aku berjalan keruang depan. Betapa terkejutnya aku melihat… melihat dongsaengku berada disini. Sungmin, Eunhyuk, Shindong, Ryeowook, Donghae dan Kangin.
Mereka menatapku penuh dengan rasa sayangnya padaku, yah aku tahu itu. Satu persatu mereka memeluk tubuhku erat sekali. Tapi saat aku memeluk Ryeowook, aku mendengar isakannya. Dasar. Anak ini masih saja sama. Ganti aku memeluk Eunhyuk. Aku merasakan bahunya bergetar, dia termasuk cengeng sama seperti Ryeowook.
Kali ini aku memeluk Donghae. Dia terlihat sangat sedih. Oh, tidak dia sebenarnya paling cengeng hanya saja dia selalu berpura-pura didepanku. Dia memeluk tubuhku erat sekali. Bahunya bergetar hebat. Aku merasakan sama, saat dia kesepain di pelatihannya dulu, yah kami sama-sama masuk ditahun yang sama. Sehingga aku tahu bagaimana dia dulu.
“Hyung…” isaknya. “Baik-baik disana. Aku menyanyangimu…” katanya lagi dengan suara seraknya. Ahh, aku ingin menangis. Ya Tuhan, aku melihat eommaku sekarang, beliau menekuk wajahnya menahan tangis. Tidak, dia tidak boleh menangis. Hey, aku hanya pergi sebentar, bukan selama-lamanya.
“Leeteuk hyung pergi, dan kini kau pergi. Siapa yang menggantikan peran ayah… siapa? Aku tidak punya itu, bagaimana hyung.” air mata Donghae membasahi bahuku.
“Donghae-ya. Kau masih punya banyak hyung? Mereka akan menjagamu. Ingat baik-baik, jangan terlalu merasa kau seorang diri. Ara!”
Donghae melepas pelukannya, ia masih saja seperti anak kecil, masih sama saat aku bertemu dengannya pertama kali di pelatihan. Donghae-ku, maaf kan aku, aku bukan hyung yang baik seperti Leeteuk, tapi aku bisa menjamin ada jika kau membutuhkan aku.
Sungmin dan Kangin menatapku. Aku tersenyum pada mereka. Kangin mendekat kearahku, dan dia memelukku. “Aku tahu kau pasti bisa. Aku bisa melewatinya, dan aku yakin kau bisa Jongwoon-ah! Kau kuat sepertiku, karena kita bersaudara. Two WOON akan berjaya. Kau ingat itu.”
Aku tersenyum mendengarnya. “Ne, jangan lupa jaga mereka Kangin-ah.”
“Eum” Kangin mengangguk. “Jaga kesehatan, maaf, aku akan sering mengirim surat. Dan aku akan menjengukmu nanti. Sama seperti yang kau lakukan dulu padaku.”
Kangin ingat betul. Padahal yang kulakukan saat itu adalah karena memang kewajibanku sebagai temannya dan saudaranya.
“Hyung!” Sungmin memelukku. Tidak ada yang tahu kearapan kami. Padahal, Sungmin itu orang yang mengerti aku selain Leeteuk hyung. Dia selalu sabar mendengar keluh kesahku. Apalagi ketakutanku saat akan masuk ke camp militer.
“Sungmin-ah, aku titip mereka semua padamu.” kataku pada Sungmin. Aku rasakan kepalanya menempel erat dibahuku. “Kau yang paing sabar dan pandai mengendalikan emosi, walau aku tahu ada Kangin, tapi, aku yakin kau bisa menjadi pembimbing mereka.”
“Yesung hyung, maafkan aku. Aku selalu sibuk akhir-akhir ini. Jadi aku hanya bisa bercengkrama dengamu sebentar. Aku menyesal.”
“Kalian jaga diri baik-baik. Jika aku libur, aku pasti akan mengunjungi kalian.”sungguh aku tidak bisa menahan laju air mataku yang ada dipelupuk.
“Hyung, jaga kesehatan. Pinggangmu dan punggungmu itu rawan, aku khawatir. Maafkan aku, selama menjadi dongsaengmu, aku selalu keberatan jika kau ingin berlatih dance padaku. Itu karena aku tidak ingin kau celaka. Aku____”
Aku memeluk tubuh Eunhyuk singkat. “Aku tahu. Maafkan aku. Jaga mereka baik-baik.”
“Eum, pergilah dan kembali dengan selamat! Kami mendukungmu!”
__oOo__
Kini perjalanan ku menuju tempat dimana aku akan menjalani wajib militer. Kau tahu rasanya sangat sedih meninggalkan semuanya. Aku tahu ini hanya singkat, tapi tidak dipungkiri, aku selalu menangis jika mengingat semuanya.
Eomma disampingku, tak henti-hentinya aku mendengar isakannya. Entah, eomma sepertinya sangat sedih aku akan berangkat wajib militer. Eomma, andai kau tahu, aku sangat ingin menangis dipelukanmu sekarang.
Ah, aku lupa belum membaca pesan. Pertama, dari Leeteuk. Hyungku ini, sudah beberapa kali menelponku saat ia tahu aku akan masuk militer bulan ini. Dia cemas dengan keadaanku yang tanpa dia, dia sangat mengerti diriku.
‘Yesungie, aku sudah mengirim pesan untukmu beberapa hari lalu? Kau sudah membacanya kan? Tssk, waktu begitu cepat ya? Aku tahu kau cemas, takut tapi saat kau mulai masuk ke militer, semuanya sirna. Semuanya akan baik-baik saja. Aku telah menitipkan dongsaeng kita pada Kangin dan Sungmin. Aku yakin dia bisa menjaga Super Junior dengan baik. Jaga kesehatan Yesungie, aku tahu kemarin kau terjatuh, kau tahu aku sangat sedih melihatmu menangis dikonser kita. Yang aku paling sedih adalah, aku tidak ada disampingmu saat itu… Baiklah, nanti aku akan mengunjungimu saat aku libur dan aku akan sering mengirim surat padamu. Semangat! Kita akan melakukan yang terbaik! Hyung bangga padamu Yesungie!’ -Leeteuk
‘Maafkan aku hyung. Aku tidak bisa datang kerumahmu untuk mengantarmu. Aku tahu, kau akan masuk ke camp secara diam-diam, setelah kau menjelaskan alasannya, aku bangga sekali denganmu hyung. Kali ini bolehkan aku yang memanggilmu, Yesungie? Sama saat kau memanggilku Siwonnie? Aku pasti akan merindukanmu! Jaga kesehatan… Aku menyanyangimu… Aku akan sering mengirim surat. Hyung, foto-foto kita berdua, aku akan selalu menyimpannya. Itu pemberianmu dulu yang katanya mereka mengidolakan kita, aku bahkan memasangnya dikamarku. Baikah, jaga diri baik-baik’ -Siwon
‘Entah kenapa aku tidak tega jika aku melihatmu masuk ke camp. Militer . Kalau aku sekarang ada di Seoul, pasti aku akan menahanmu agar tidak jadi berangkat. Aku kehilangan hyung lagi, aku kesepian…. Aku masih ingin bersama mu hyung. Aku ingin kau membalas perlakuanku yang telah aku perbuat padamu. Tapi, kau terlalu baik, bahkan kau membiarkan aku menangis terus. Ah! Jutaan bahkan miliyaran ELF akan menunggumu, jangan khawatir mereka tidak akan melupakanmu… Aku menyayangimu hyung. Makan dengan baik dan aku akan selalu mengingatmu! Aku menunggumu di album KRY mendatang, dua tahun lagi..HWAITTING’ -Kyuhyun.
Air mataku, jatuh untuk kesekian kalinya. Ya Tuhan kuatkan aku. Kuatkan aku.
Mobil kami berhenti, sudah sampai ternyata. Aku melihat banyak sekali ELF yang berkumpul. Ya Tuhan mereka kenapa nekat sekali? Aku merasa jahat sekali jika tidak menemui mereka. Tapi, ini sudah menjadi keputusanku. Aku harus melakukannya demi kalian.
“Nak, kita turun.” kata Eomma, “Sebentar eomma.” aku mengabadikan moment ini. Aku memfoto mereka dari jarak yang lumayan jauh.
“Kau yakin, tidak mau bertemu dengannya.” eomma menatapku nanar. Tenggorokanku tercekat. Apa aku ini pria lemah? Selalu ingin menangis. “Anniya eomma.” jawabku.
“Baiklah, ayo!” ajak Eomma. Tapi mataku ini malah menoleh kearah kerumanan ELF yang sedang menungguku dibawah terik matahari. Aku akan merindukan kalian, dua tahun memang waktu yang lama. Tapi jika kita bisa lalui bersama-sama dengan saling menjaga dan mencintai, pasti akan terasa lebih mudah.
“Nak…” Eomma memelukku erat. Beliau menangis. “Baik-baik disana ya, makan yang teratur. Cepat tidur jika sudah tiba waktunya tidur. Eomma akan selalu…selalu merindukamu….” tangis eomma pecah begitupun denganku.
“Maafkan aku eomma. Membuatmu menangis seperti ini. Jangan bersedih saat aku tidak ada, aku mencintaimu…” balasku memeluknya erat. Dadaku sesak, dan air mataku kembali mengalir dengan deras.
Baiklah! Saatnya aku masuk kedalam camp. Militer. Yesung sampai jumpa lagi, dua tahun lagi aku akan memakai nama ini kembali. Dan sekarang tentara Kim Jong Woon akan bertugas menjalankan tugas negara.
Sebelum aku masuk, aku menengok kembali kepada kerumunan ELF disana. Cinta kalian begitu besar, aku pasti akan membalasnya walau itu tidak setimpal. Maafkan aku tidak bisa menyapa kalian, tidak bisa memberi pesan secara langsung, karena aku takut aku tidak bisa pergi dengan senyuman. Aku pasti akan menangis. Aku tidak kuat menahan tangis didepan kalian, aku tidak bisa. Aku hanya akan membuat kalian sedih.
Maka, tunggu aku kembali dua tahun lagi. Semoga kalian tetap rela menungguku, dan menjaga Super Junior kami. Aku janji, aku akan kembali dengan baik. Aku mencintai kalian semua. Sangat mencintai.
Jaga kesehatan kalian. Aku disini juga akan menjaga diri dengan baik. Aku pasti akan sangat merindukan kalian, sangat…………….
=END=
No comments :
Post a Comment