“ And I Love You “ Part 8
Author : Kim Yeon Young ( @DeanClouds )
Author : Kim Yeon Young ( @DeanClouds )
Cast : Kim Jong Woon, Kim YuRa (OC)
Support Cast : Kim Young Woon ( Kang In ), Lee Donghae, Kim Kibum / Key and Kim’s Family, Lainnya temukan sendiri -___-”
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Friendship, Comedy (?)
Ratting : PG-17
Ps : Typo banyak bertebaran dan ini murni kesalahan tangan author. Ingat tangan author, jadi bukan authornya ya *gubrakkk
Siapkan kipassss….
Jongwoon POV
Yura masih menatapku dan aku juga menatapnya. Sial!!! jantungku memompa udara begitu cepat, kenapa aku begitu gugup. Apa benar aku menyukai gadis didepanku ini. Menyukai gadis yang selalu menemaniku dulu, membuatku tertawa, membuatku lupa akan masalah yang sedang aku hadapi saat dia disampingku.
“Aku…..” begitu sulit mulutku berkata. Yura mengernyitkan alisnya. Sedetik kemudian aku menghela nafas. Terasa berat, begitulah.
“Drtttttttttttt……….Drtttttttttttt “ ponsel Yura bergetar, seketika pandangan kami juga memudar. Ahh aku sidikit bisa bernafas.
“Yoboseyo oppa “ jawabnya, lantas melirikku. Aku fokuskan untuk tidak menatapnya. Okeh, aku tahu itu dari Lelaki itu.
“ …… “
“ Ne, aku diluar sekarang. Baiklah nanti sesampainya dirumah aku akan menelponmu” jawabnya.
“ ….. “
“ arasseo!! nado boghosipoyo “ apa??jadi Yura juga merindukan lelaki itu. Ara!! Jongwoon rupanya gadis itu sudah tidak memiliki lagi perasaan padamu. Kau salah besar dan sebaiknya kau tidak menyanyakan apakah dulu Yura mencintaimu. Sekarang tidak perlu. Yura, dia sudah bahagia dengan lelaki pilihannya. Aku menunduk sejenak. Dan berusaha tidak mendengar suara yura yang sedang berbicara dengan lelaki itu ditelepon.
“Jongwoon oppa, aku pulang dulu “ suara itu membuatku mendongak. Dan aku berusaha tersenyum. Ya setidaknya ini lebih baik.
“Ne “ jawabku singkat. Raut wajahnya seperti dia tidak rela meninggalkan tempat ini. Tapi, ahh apa peduliku.
“Key-ya, Nuna pulang dulu ne?” Yura menghampiri Key kemudian mencium pipi Key. Key mengangguk, karena Key juga sibuk bermain dengan teman seumurannya.
“Annyeong~ “ Yura melangkahkan pergi begitu saja. Tangannya masih sibuk dengan ponselnya. Aku yakin dia khawatir kekasihnya akan marah. Arghhhh!!
Gadis itu kini telah benar-benar berubah. Membuatku selalu membutuhkannya kemudian menghempaskan aku, tapi bukankah ini semua juga salahku. Ya Tuhan ini membuatku pusing.
__oOo__
Author POV
“Karirmu benar-benar terpuruk tahun belakangan ini” ucap salah seorang lelaki pada gadis yang tengah duduk dengan menyesap kopi ditangannya.
“Ara!!! ini imbas dari pemberitaan mengenai diriku yang batal menikah. Seharusnya tidak begini” gersahnya. Ia mengikat rambutnya sampai keatas dan mengempaskan ponselnya. Ia kesal karena banyak kontrak yang telah diputus dengannya karena dia dekat dengan seorang model pria . Dan itu tidak banyak disetujui oleh fans nya karena dianggap tidak pantas dan terlalu mengambil banyak keuntungan dari adanya skandal ini.
“kau sudah tahu kabar mantan kekasihmu” tanya lelaki itu lagi.
“Jongwoon? aku tahu, dia sudah berhasil membangun perusahaan bahkan dia sekarang membuka perusahaan lagi. Tokonya pun juga ramai, Y Style. Sangat terkenal sekarang, Aku jadi ingin mengunjunginya”
“aku lihat dia bersama seorang gadis kemarin ditaman. Dia bersama anak itu. Jika kamu bisa merubah sedikit fikiranmu, kamu pasti akan berjaya lagi”
“maksudmu? Aku kembali padanya, menikah lalu punya anak?”
“Ne, mengapa tidak. Setelah itukan kau pasti bisa mewarisi semua hartanya tanpa kau bekerja sebagai model. Lalu kalau kau ingin berpisah dengannya, kau bisa mendirikan agency model seperti yang kau cita-citakan” lelaki itu tampak optimis. Sedang Hyena, berpikir kemudian dia tersenyum.
“Ide bagus…” gumam Hyena.
__oOo__
Jongwoon masih terlelap, tubuhnya masih terbalut dengan selimut. Key merangkak naik keatas ranjang appanya dan berusaha membuka selimut yang menutupi tubuh Jongwoon.
“Appa-ya” Key menarik selimut Jongwoon sampai dadanya. Lalu menggoyangkan lengan Jongwoon yang terbuka (?). Jongwoon hanya memakai siluet putih dan celana pendeknya >,< benar-benar Appa yang keren.
“mmhhh…..” gumam Jongwoon. Saat dia mulai terbangun. Matanya mengerjap.
“Appa, bangunnn!!! katanya mau kepantai….” kata Key. Key memang masih libur. Jongwoon kemarin memang berjanji mengajak Key kepantai karena Jongwoon juga mau merefres pikirannya.
“Euh….appa kenapa lupa, aishh!!” Jongwoon bangun dan duduk lalu menatap Key yang sudah rapi dengan kaos dan celana Jeansnya. Dia kelihatan sangat tampan dan lucu.
“Key-ya kau sudah rapi, kau suka appa mengajakmu ke pantai hum “ kata Jongwoon pada Key.
“Jeongmal Joahae appa!! apalagi Yura nuna mau ikut waktu Key mengajaknya” jawab key santai. Kemudian tersenyum sehingga matanya hanya membentuk satu garis -___-
“Yura? Mwo!!! kau mengajaknya. Yaa!! kenapa tidak bilang appa kalau kau mengajaknya, siapa suruh kau mengajaknya. Kitakan mau liburan berdua Key. “
“sepertinya kau tidak mau, aku tidak jadi ikut. Sebaiknya aku pulang”
Jongwoon menatap seseorang yang telah berdiri didepan pintu kamarnya. Gadis itu sudah siap dan tampak begitu manis dengan pakaian yang ia kenakan. Dia Kim Yura. Ya dia sudah ada sejak Key membangunkan Jongwoon tadi.
“ Ka-kau. Sejak kapan kau disini?” wajah Jongwoon berubah dan dia seperti sangat terkejut akan kehadiran Yura dirumahnya. Apalagi pagi-pagi seperti ini.
Jongwoon menatap Key, dan Yura bergantian. Saat Yura akan beranjak.
“Jamkanman!!! “ kata Jongwoon tiba-tiba, Yura berbalik dan menatap Jongwoon kesal.
“Mwo?” jawab Yura.
“Appa, biarkan Yura nuna ikut, key yang menelponnya kemarin…” rengek Key pada Jongwoon. Akhirnya Jongwoon berusaha tenang.
“Ne!! umm kau boleh ikut, “ jawab Jongwoon pelan. Key tersenyum pada Yura, begitupun sebaliknya. Jongwoon dia juga ingin tersenyum senang. Tapi ia tahan.
__oOo__
Seulas senyum kini selalu terkembang dibibir manis Yura sepanjang jalan menuju temapt tujuan. Pantai yang letaknya jauh dari Seoul, sengaja Jongwoon memilih tempat itu karena ia ingin menikmatinya hanya dengan orang-orang yang dekat dan disayanginya.
Kaca mata hitam masih bertengger dihidung mancung Jongwoon sesekali melirik spion mobil dan melihat Yura bersama Key yang duduk dibelakang. Key sangat senang dengan kehadiran Yura. Entahlah, walau dia juga mempunyai ibu kandungnya. Key juga sangat menyanyangi Yura.
Merekapun sampai ditempat tujuan. Yura mengeluarkan barang yang diletakkan dibagasi mobil. Ia sengaja membuat makanan untuk makan mereka nanti. Saat diberitahu Key dan mengajaknya ke Pantai. Dia antusias dan ingin berlibur bersama Jongwoon dan juga Key.
“biar aku bantu” kata Jongwoon saat Yura mengeluarkan tikar didalam bagasi. Yura menatap Jongwoon yang kini tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan. Jongwoon menatap tangan Yura. Lalu buru-buru ia melepaskannya.
Keduanya lalu sama-sama fokus akan apa yang akan mereka lakukan.
__oOo__
Jongwoon POV
Aku mengamati Key yang sedang bermain dengan air, sementara Yura juga mengikuti Key dimana ia berada. Keduanya membuatku tak henti-hentinya tersenyum.
“Appa, kajja kita main bola” kata key padaku. Aku memang menjauh karena dari tadi aku juga berlarian dengan Key, dan membantunya membuat istana pasir. Bermain sebentar saja sudah terasa lelah.
“mwo?” jawabku.
“Ayolah, percuma liburan bila kau berdiam diri. Payah sekali” Yura berkata padaku, aish!! jeongmal, sikapnya ini kadang-kadang juga menyebalkan. Akhirnya akupun mengambil bola yang key lempar padaku.
“Appa lempar kesini, aku satu grup dengan Yura nuna” kata Key, Yurapun mengangguk.
“Mwo?kalian tidak adil, appa sendirian?”
“bilang saja kau takut bertanding dengan kami, ne?” Yura berkata seolah menantangku. Okey aku layani kalian.
“Tssk!! Ara ara… kajja. Jangan menangis kalau kau kalah Key dan juga kau “ kataku menatap Key dan juga Yura bergantian. Yura dan Key tampak tersenyum puas.
Kami hanya melakukan lempar melempar bola, kalau sampai dari kami tidak bisa menampik bola, yah kita dianggap kalah. Yura dia sepertinya begitu semangat. Aku suka, setidaknya aku bisa menatap terus wajahnya seharian ini. Key kau memang andalan appa.
“Yaakk!! Appa payah, dari tadi kena bola terus.. hahahaha “ Key berbicara lalu kemudian tertawa. Aku menatap Yura kesal, memang dari tadi yang bermain adalah aku dan Yura. Dasar Key, dia yang mengajak bermain malah sekarang jadi penonton.
“Appamu sudah tua Key, dia mudah lelah. Kasian sekali” kata yura. Mwo? Berani-beraninya dia berkata aku tua. Asih jinja!! kau perlu diberi pelajaran.
“Yaa!! apa katamu, Kim Yura!!! rasakan pembalasanku….” ucapku. Kemudian Yura tersenyum dengan smirknya. Dan lantas dia melempar bolanya. Tepat saat bola ada diatasku. Aku mensmash bolanya. Dengan sedikit kekuatan yang aku miliki dan……….
“Aww……!!” pekik Yura. Dan yahh bola mengenai kepalanya. Sedetik kemudian….
“Mwo? Yura nuna..” Key menghambur kearah Yura. Gadis itu kini terjatuh dan
“Appa, Yura nuna pingsan” kata Key. Aku segera berlari mendekat dan mengangkat tubuh Yura yang terkulai dipasir. Kenapa aku ini, kenapa aku melukainya. Ya Yura-ya. Apa sebegitu keras bola tadi mengenaimu.
Aku membaringkan tubuh Yura dikursi panjang, dan mencoba membuatnya sadar. Aku menepuk pipinya. Aigoo!! dalam pingsan saja dia masih cantik. Ya Jongwoon, apa yang kau pikirkan.
“Yura-ya ireona!! “ kataku panik. Aku tidak tahu ini begitu fatal.
“Appa kenapa sangat keras melempar bolanya. Kalau Yura nuna tidak bisa bangun, eottokeo?” aku menatap Key, dia mengercutkan bibirnya. Ya apa harus kerumah sakit.
Aku bangun dan mengambil sesuatu dimobil yang bisa membuat Yura sadar. Minyak kayu putih, alkohol. Semua ada dikotak obat aku bawa.
“Yura-ya ireona” aku bingung. Bagaimana ini. Aku bisa dibunuh Kangin kalau sampai aku melukai adiknya ini. Gawat Yura tidak bergerak.
“Appa kasih nafas buatan saja,mungkin Yura nuna bisa bangun” Kata Key. Mwo? Nafas buatan. Bukannya mempertimbangkan saran dari Key aku langsung saja mengangguk dan mengiyakan.
Saat aku mencoba mendekat dan aku memegang wajah Yura. Ahh aku tidak peduli yang penting yura bangun dan sadar. B*birku sudah teram*t dekat bib*rnya. tapi-
“Yaa!!!” Teriaknya. Aku terkejut seketika saat yura menjauhkan wajahku. Mwo? Dia sudah sadar.
“kau mau mengambil kesempatan ini “ Yura memicingkan mata kearahku. Aku melirik Key. Dia menahan senyum. Nappeun key. Bodoh kau Jongwoon.
“kau berpura-pura pingsan? Tssskk… kau-”
“mwo? Tadinya aku tidak mau mengerjaimu. Tapi memang kepalaku sakit. Apa kau tidak tahu pukulan bolamu sangat keras…” Yura mengusap pelipisnya sambil meringis.
“Kau bodoh sekali. Mana ada orang tidak tenggelam diberi nafas buatan. Bilang saja kau mau menci*mku” kata Yura sambil berdiri dan beranjak dari hadapanku. Aku tertegun mendengar statmentnya. Mwo? Yakk!! aku benar-benar dibuat emosi kali ini.
“Yaa!! siapa juga yang mau menci*mmu. Kau ini percaya diri sekali” kataku setengah berteriak supaya ia mendengarnya. Key menatapku dengan senyuman manisnya. Dasar!!
__oOo__
“Hahhhh……” Aku duduk berselanjar kaki disebelah Yura. Key dia sedang bermain dengan iphone. Ahh anak itu selalu asyik dengan gadget. Mirip sekali denganku.
“Mmashita….” kataku. Karena dia juga diam. Lantas Yura menatapku.
“ Mwo?”
“bekal makan “ jawabku singkat. Dia tersenyum padaku. Ya kalau sudah melihatnya tersenyum entah kenapa dadaku selalu berdesir.
“kau membuatnya sendiri?” tanyaku padanya. Dia masih menatap lurus kedepan memandangi matahari yang sebentar lagi tenggelam.
“Ne? Wae? Kau tidak percaya aku bisa memasak. Tssk dulu aku pernah bilangkan, kalau aku pasti bisa memasak. Tapi kau selalu mengejekku” katanya. Kemudian menyelipkan rambutnya ditelinganya karena terus tertiup angin. Yura dia sangat cantik bila aku melihatnya seperti ini. Omona!! Jongwoon kau sedang terpesona dengannya.
“Ahh… memang dulu aku melihatmu sangat tidak berbakat. Jadi aku menyimpulkan seperti itu. Kau belajar memasak karena lelaki itu” kata ku menebak. Yura kemudian menatapku. Mata kami sekarang sama-sama menatap.
“Donghae maksudmu?” tanyanya. Aku mengangguk. Dia lalu memalingkan wajahnya. Aku ingin tahu jawabannya, dia berbohong apa akan menjawabnya dengan jujur. Lelaki itu aku. Tapi sepertinya dia akan berbohong.
“bukan!! aku belajar memasak karena aku ingin. Itu saja. “ jawaban yang kutunggu ternyata tidak ia ucapkan.
Kemudian aku terdiam. Yura juga begitu. Akhirnya dia beranjak dari tempatnya dan berjalan menyusuri bibir pantai. Kakinya bermain dengan ombak yang berkejar-kejaran. Aku menatapnya dari sini. Gadis itu kini telah mengikat hatiku. Sungguh aku tidak menyangka akan sangat merindukannya saat dia pergi dulu.
Dengan celana pendeknya dan juga pakaian yang ia kenakan begitu pas. Membuatku betah memandanganya. Hingga percikan air juga mengenai bajunya membuatnya bertambah cantik dimataku. Aku akui, aku bangkit hingga saat ini dari keterpurukanku adalah hanya ingin melihatnya kembali kesini. Melihatnya setiap hari. Bercanda dengannya setiap hari. Adalah keinginanku saat dia jauh dariku.
“Jongwoon oppa, kajja!!” katanya padaku setengah berteriak. Dia mengajakku untuk kebibir pantai. Apa tidak salah dia mengajakku. Ahh dengan senang Yura-ya. Aku menengok Key. Aigoo bocah itu sudah tertidur dengan pulas.
“Ayoo!!!” katanya lagi. Dengan senyuman yang terkembang dari bibirnya aku akhirnya bangkit dari dudukku dan menyusulnya.
Yura memainkan kakinya yang mulus dengan air laut yang mulai pasang. Kemudian dia juga mengambil batu-batu kecil yang menurutnya indah. Dasar masih sama seperti anak kecil.
“kau mengajakku kesini hanya untuk melihatmu mengambil batu itu. Tsssk!!” kataku, Yura menatapku kemudian mengercutkan bibirnya, kemudian ia kembali melihat batu-batu yang ada ditangannya.
“Kau sejak kapan dengan Donghae…” tanyaku tiba-tiba. Dia tidak menatapku. Dan menyibukkan dirinya dengan apa yang ada ditangannya.
“kau sepertinya begitu tertarik dengan masalah pribadiku sekarang.“ jawaban yang membuatku bingung harus menjawab apa lagi.dia begitu pintar mengolah kata-kata sehingga aku sulit untuk bicara.
“Ne. aku memang penasaran dengannya. Apa tidak boleh. Kau tidak pernah mengatakan siapa dia. Dari mana, aku juga ingin tahu.”
“sebagai apa kau ingin tahu semua itu.” Yura menatapku. Sial!! tatapan matanya seolah ia ingin mengorek informasi bahwa aku juga menyukainya. Tapi apa aku salah menyukainya yang sudah mempunyai kekasih?
“terserah kau menganggapku apa. Yang penting aku ingin tahu sejauh apa kau dengan Donghae, kekasihmu itu” jawabku. Yura tersenyum miris. Egois memang, tapi bukankah bila kau menyukai seseorang sifat ini juuga diperlukan.
“Donghae dia bilang mencintaiku sejak pertama melihatku. Entah apa yang ada di pikirannya. Hingga dia menyukai gadis sepertiku. “ jawabnya sambil terus berjalan dan kakinya terus bermain-main dengan air. Kau tidak tahu Yura-ya, sebegitu menariknya dirimu. Dimatakupun sekarang dan dulu kau masih saja menarikku, aku tidak tahu jurus apa yang kau punya hingga aku tidak bisa mengalihkan perhatianku kepadamu.
“lalu kau juga mencintainya?” tanyaku. Dia berhenti berjalan. Tanpa menoleh kerahku Yura kemudian menyiramkan air laut tubuhku.
“Yak!!! Aissh~ “ Pekikku setelah baju dan celana pendekku terkena air sirammnya. Dia hanya menjulurkan lidahnya.
“Awas saja!!” aku menyiramkan air sebagai balasan untuknya. Dan Ya!! berhasil
“Kyaaa!! Jongwoon-ah…. Nappeun!!” dia sedikit kesal. Lalu kemudian dia membungkuk dan akan menyiramkan air lagi. Akupun begitu, akhirnya kami setengah (?) basah akibat bermain air. Seperti anak kecil. Tak hentinya Yura juga tertawa. Omona!! dia sangat manis saat tertawa, baru pertama kali aku melihatnya tertawa setelah sekian lama aku berpisah dengannya.
“Jongwoon oppa!!” aku menoleh saat dia memanggilku.
“Byurrr……” yura kembali menyiramkan air kewajahku. Sial!!
“Yaa!! jangan lari kau…” aku mengejarnya. Agak sulit karena kaki kami memang berada di air.
Aku setengah berlari untuk membalas menyiram air diwajahnya. Dan Yap!! aku menarik tub*hnya. Tanganku berhasil mend*kap tub*h Yura dengan erat hingga dia tidak bisa lari lagi.
“Hasshh…. hanya ini kemampuanmu lari dariku. Huh?” kataku saat aku membalikkan badannya. Kini kami salaing berhadapan. Yura hanya mengercutkan bibirnya. Dan kau tahu aku semakin gemas dengannya.
“aku bisa lari lebih jauh lagi. Kau belum tahu kemampuanku” jawabnya menatapku. Aku baru sadar kami sedekat ini. Dengan naf*sku dan naf*snya yang juga memb*ru sampai pada permukaan kulit waj*hku. Tanganku juga seakan tidak mau lepas dari tub*hnya. Aneh.
“sampai kapanpun kau tidak bisa lari dariku. Sejauh apa kau berlari, aku pasti akan bisa menangkapmu dan membuatmu kembali padaku”
Entahlah kata-kata ini seolah ungkapan hatiku. Aku harap Yura juga menyadari akan kata-kataku barusan. Aku tidak ingin dia pergi lagi. Nafas Yura sudah sedikit mereda. Tapi tatapannya terus tertuju padaku. Begitupun denganku.
“Bila ada orang yang membantuku untuk lari darimu, apakah kau juga masih bisa menangkapku dan kembali lagi padamu” jawab yura. Apakah ini yang dimaksud dia akan pergi lagi? Kami masih terus bertatapan. Tanpa peduli deburan ombak menerpa kaki kami.
“aku juga akan menangkapmu walau orang itu mencegahnya. Sekuat apa dia akan membuatmu menjauh dariku. Aku tetap akan menarikmu dan membuatmu kembali lagi padaku….saat itu kau tidak bisa lari lagi dariku. Aku bisa memastikannya”
Debaran jantungku memacu hebat saat aku mengatakan kalimat itu dari mulutku. Yura hanya mampu menatapku. Dia juga tidak ingin berontak dari pel*kanku. Dorongan apa yang membuatku memajukan wajahku saat aku terus menatap wajahnya. Menatap wajah gadis yang akan terus aku butuhkan untuk hidupku. Dia seperti oksigen bagiku. Apa dia belum tahu bahwa aku membutuhkannya, aku merindukan dan aku juga menyukainya. Any ini sepertinya lebih dari rasa suka….
Tanganku tergerak sendiri untuk menyisihkan rambutnya yang sedikit basah itu. Lalu aku men*rik dag*nya agar dia lebih mendongak. Sedetik kemudian hid*ngku sudah men*mpel dipip*nya, hemb*san nafas kami saling ber*du. Aku menatap bibir yura seakan dia akan bicara padaku. Kondisi kami yang telah seteng*h bas*h membuatku mem*luknya erat tub*hnya. Dan memp*rkecill jarak tub*h kami.
Omona!! akhirnya pertahananku untuk tidak menci*mnya runtuh juga. Mataku terpejam dan Bib*rku sekarang sudah ada di*tas b*birnya. Aku m*nekannya l*mbut kemudian mulai mel*mat bib*rnya yang basah itu bergantian. Aku melihatnya, Yura memejamkan matanya. Entah ini pertanda dia ingin aku menci*mnya lebih dalam,
t*nganku b*rpindah ket*ngkuknya membuat jar*k w*jah kami s*ngat d*kat. Aku m*imiringkan w*jahku untuk menci*mnya lebih dalam lagi. Bib*rku terus bergerak meny*suri lekuk bib*rnya. Dan Yura juga memb*las setiap lum*tan bib*rku. Saat ini aku tidak tahu, apa yang dipikirkan Yura terhadapku. Yang aku ingin Yura tahu apa yang aku rasakan melalui ci*manku ini. Tangan Yura tidak aku duga kini ada ditengkukku, apa ini tandanya dia???
Yura POV
Apakah aku bersalah telah larut dalam ci*mannya. Ini ci*man pertamaku dengannya. Sungguh ini diluar kendaliku. Aku merasakan tangan Jongwoon berpindah ket*ngkukku dan tangannya semakin er*t m*meluk p*nggangku. Jongwoon menci*mku lebih dalam, dia memiringkan wajahnya. Aku juga ikut memiringkan wajahku agar aku juga bisa membalas ci*mannya.
L*matan bib*rnya begitu lembut dan intens. Rasanya ci*man dengan Jongwoon sangat berbeda saat Donghae menci*mku.
Akhirnya tanganku juga bergerak kebagian belakang kepalanya untuk lebih memp*rdalam ci*man kami. Deburan ombak dan suara dari b*bir kami yang menghiasi sore ini. Aku sampai lupa akan melihat sunset, tujuanku tadi. Jongwoon benar-benar membuatku lupa akan semuanya. Aku ada dibawah kendalinya dan tidak bisa menolak perlakuannya. Tangannya masih ditengkukku dan dia menci*mku lebih dalam lagi….
“ mmmhhh……..” aku melepas t*utan b*birnya dan mencoba mengambil nafas. Karena ci*man yang cukup membuatku sedikit…emmm…Jongwoon menatapku ragu. Aku menyeka bibirku yang basah akibat ci*man darinya. Jongwoon sadar akan hal ini. Diapun sedikit kikuk dan dia juga menyeka bibirnya dengan jarinya. Kulihat bibirnya juga merah. Apakah ci*man kami tadi sangat dalam dan lama?? aigoo!!!
“Eumm… aku kemobil dulu.” kataku gugup. Sial!! aku dianggap apa oleh Jongwoon. Bukankah aku sudah mempunyai kekasih. Bahkan aku tidak memberontak saat dia meng*asai tub*hku tadi. Aigoo!! kuharap tidak akan terjadi lagi. Tapi Jongwoon, kenapa dia menci*mku? Anniya!! pasti hanya gurauannya saja. Ya!! dia tidak mungkin menyukaiku. Gerutuku saat aku melangkah menjauhkan diri darinya. Aku menoleh kebelakang. Tepat!! Jongwoon masih menatapku.
Ya!! sebenarnya dia kenapa, Ya Tuhan. Jelaskan padaku, kenapa aku tidak bisa berpaling darinya. Bahkan hari ini sengaja aku tidak bilang pada Donghae, bahwa aku pergi dengannya.
Author POV
Jongwoon melirik spion mobilnya. Ia melihat Yura sedang memangku kepala Key yang sedang tertidur sambil mengusap lembut rambut key. Jongwoon tersenyum melihat pemandangan ini.
Sesaat kemudian Yura juga menatap spion mobil. Tepat saat Jongwoon juga menatapnya. Tatapan mereka sulit diartikan.
“Eumm…Key pasti lelah seharian dia aktif bergerak” kataku mencairkan suasana.
“Eung..Ne!! dia sangat aktif bergerak. Dia lucu sekali” jawab Yura sambil menatap key. Jongwoon kini fokus dengan menyetirnya.
Yura menatap keluar jendela. Matanya menerawang jauh, menatap lampu-lampu yang menghiasi sepanjang jalan. Menata perasaannya dengan Jongwoon dan juga memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Donghae, bahkan pria ini sudah sanggup membahagiakan Yura. Menikah adalah tujuan Donghae. Yura, bahkan perasaannya masih dengan Jongwoon. Tapi dia tidak bisa meninggalkan Donghae yang begitu baik. Tapi………
__oOo__
Jongwoon menidurkan Key yang sudah tertidur. Dan Yura ikut masuk kedalam rumah Jongwoon yang tampak sepi. Jongjin sedang ada diluar kota dengan Orang tua Jongwoon. Dan belum pulang hingga sekarang.
“sepi sekali?” tanya Yura saat duduk diruang tamu. Jongwoon lalu memberinya minuman dan duduk disebelah Yura.
“eomma, appa dan juga Jongjin sedang diluar kota “ Jongwoon menyesap kopi yang ia buat sendiri. Yura hanya mengangguk. Sadar akan keadaan mereka yang hanya berdua saja. Yura ingat, ia tidak boleh berlama-lama disini.
“sebaiknya aku pulang saja ini sudah malam” kata Yura sedikit kikuk. Jongwoon menatap Yura. Apakah sebaiknya aku katakan sekarang.
“Kau tidak mau menunggu eomma datang” kata Jongwoon. Ia tidak mungkin membiarkan Key sendrian dirumah. Walaupun ada pembantu disini. Tapi Jongwoon masih belum tega membiarkan Key.
“Anniya!! salamkan saja padanya. Lain kali aku akan kesini lagi” jawab Yura beranjak dari duduknya.
“aku antar!!” kata Jongwoon. Menatap Yura. Dia masih duduk ditempatnya.
“Tidak perlu. Nanti Key siapa yang menunggunya. Aku naik taxi saja” kata Yura lalu melangkahkan kaki. Tangan Jongwoon tiba-tiba menahan pergelangan tangannya. Jongwoon mendongak karena ia masih duduk dan Yura menunduk menatap tangan Jongwoon yang menahannnya.
“temani aku sebentar saja disini” kata Jongwoon menatap sendu tepat dimata Yura. Yura tidak mampu menjawabnya. Tenggorokannya tercekat. Ia tidak bisa berkata ‘tidak’ tapi, ia tidak boleh berlama-lama dengan Jongwoon.
Jongwoon bangkit berdiri dan kini sejajar dengan tub*h Yura. Tanganya masih memegang tangan Yura.
“Kau tidak mau menemaniku disini, walau hanya sebentar Yura-ya” kata Jongwoon seakan membuat Yura lemah. Dia bingung harus menjawab apa. Jongwoon oppa, kalau kau tahu. Aku ingin disisimu terus, tapi keadaan yang tidak membolehkan aku disini untukmu. Ada lelaki lain yang memiliku sekarang. Batin Yura. Mata Yura juga menatap Jongwoon.
“Jongwoon oppa aku- “
“Ci*man tadi” kata Jongwoon. Yura sedikit tersentak Jongwoon membahasnya. Keringat dingin seketika membasahi tubuhnya. Begitu Jongwoon. Debaran Jantungnya mulai tak terkendali. Kembali berdesir dan berdetak hebat.
“kau menganggapnya apa?hum?” tanya Jongwoon lagi pada Yura. Mata mereka saling menatap. Tatapan mata Jongwoon seakan Yura sulit untuk berkedip ataupun memalingkan wajah darinya.
“kalau menurutmu. Kau menganggapnya apa” jawab Yura. Ia ingin tahu alasan Jongwoon menciumnya. Tentunya ia sedikit gugup.
“kau ingin tahu?” balas Jongwoon.
“Hmm…” Yura bergumam kecil. Ia yakin setelah ini ia pasti mati karena kehabisan oksigen. Karena skin ship yang diberikan Jongwoon. Tangan Jongwoon makin kuat meremas jari-jemari Yura.
“kalau aku katakan. Aku mencintaimu dan ingin memilikimu. Apa kau akan meninggalkan lelaki itu”
Deggg…
jantung Yura berdegup kencang. Jongwoon, dia berkata seperti itu. Yura tercekat. Tidak mampu untuk berdiri. Apakah ini Jongwoon yang ia kenal? Apakah benar Jongwoon mencintainya. Itu yang dipikirkan Yura.
Tiba-tiba ponsel Yura berbunyi. Membuyarkan tatapan Yura pada Jongwoon dan juga pandangan Jongwoon terhadap Yura.
“Aku akan mengangkat telepon” kata Yura pada Jongwoon. Yura melihat tangannya masih digenggam Jongwoon. Jongwoon sadar, akhirnya ia juga melepas genggamannya. Dengan kecewa tentunya.
“Yoboseyo..” jawab Yura.
“….”
“Oh, ne. aku sedang dirumah temanku. Umm ryeowook!! aku dirumah Ryeowook” jawab Yura sambil melirik Jongwoon. Jongwoon tahu itu telepon dari Donghae. Yura memang berbohong pada Donghae. Seharian ini memang dia tidak sms ataupun menelpon Donghae. Wajar Donghae menanyakan keadaanya.
“…..”
“Ne, Arasseo…” jawab Yura kemudian menutup teleponnya. Ia menghela nafas panjang. Kemudian menatap Jongwoon. Jongwoon sepertinya juga sangat kesal dengan telepon dari Donghae.
“Aku pulang. “ Yura dengan cepat berjalan meninggalkan Jongwoon yang masih terpaku dengannya. Hanya mampu menatap punggung Yura yang menjauh. Ingin mengejarnya dan m*meluk Yura. Jangan tinggalkan aku tapi Jongwoon tidak bisa melakukannya.
Ia menghempaskan tub*hnya dikursi. Meremas rambutnya sendiri. Memejamkan matanya. Menghirup udara sebanyak-banyaknya. Lalu menghembuskannya perlahan.
“Bodoh!!! Jongwoon kau bodoh sekali” gumamnya pelan.
“Kenapa aku sulit sekali mengucapkannya. Apa salah aku menginginkannya yang sudah mempunyai kekasih?” kata Jongwoon lagi. Matanya masih terpejam dan masih mengingat kejadian dimana dia bersama Yura. Sangat menyakitkan. Mencintainya disaat dia sudah memiliki tambatan hati.
“Yura-ya….”
__oOo__
Donghae meremas kuat foto yang ia pegang. Bahkan ia bisa merobeknya. Sedetik kemudian tangannya mengepal dan menghentakkannya kemeja.
“Firasatku benar!!! kau masih mencintainya.” kata Donghae. Ia menunduk kemudian berusaha menenangkan dirinya. Melihat beberapa lembar foto yang dikirimkan seseorang untuknya. Foto dimana Yura sedang dipantai bersama Jongwoon. Terlebih foto saat Jongwoon berci*man dengan Yura.
“kau bilang ingin berusaha mencintaiku Yura-ya. Apa ini? Ini kah usahamu untuk belajar mencintaiku. Berc*uman dengan lelaki yang kau sembunyikan dariku. Aku tahu. Bahkan kau tidak menceritakan siapa Jongwoon padaku” kata Donghae menatap foto Yura diponselnya.
“Arghhh!!!!”
__oOo__
“Bos, kau layu sekali. Wae?” tanya Hyuk Jae pada Jongwoon. Hyuk menoleh pada tempat dimana Yura biasanya bekerja. Yura tidak ada. Memang sekarang jadwalnya Yura ada dikantor Kangin. Hyuk dapat menyimpulkan bahwa atasannya ini sedang memikirkan yura.
“aku sedikit pusing” jawabnya singkat. Dan berbohong tentunya. Ia tidak mau Hyuk tau. Ia sedang memikirkan Yura.
“karena Yura?” Hyuk mencoba menebak. Jongwoon mendongak. Matanya yang memakai kaca mata kini menatap Hyuk. Tepat sekali apa kata hyuk jae.
“Kita ini laki-laki… kau harus cepat mengatakannya sebelum semuanya terlambat” kata Hyuk Jae pada Jongwoon. Jongwoon menunduk. Ia tahu Hyuk Jae tahu akan perasaanya pada Yura. Makanya dia tidak membantah saat Hyuk jae bilang seperti itu.
“Ahh.. nanti siang bolehkah kau ikut denganku. Aku ingin membeli cincin” kata Jongwoon pada Hyuk Jae. Hyuk menatap sahabat dan atasannya itu dengan senyuman.
“Tentu saja!!! dengan senang hati Kim Jongwoon”
“Yaa!! “
__oOo__
“Aku ingin yang itu” kata Jongwoon saat memilih cincin. Matanya menangkap cincin yang begitu indah dimatanya. Entahlah tiba-tiba ia ingin memberi Yura cincin. Karena saat ditaman ia memberi cincin yang bekas darinya. Jongwoon tersenyum mengingat Yura mengatakan memberinya cincin bekas. Ia sebenarnya akan mengungkapkan perasaanya melalui cincin itu.
“Woaaa.. Bos ini sangat indah!!! pasti mahal” kata Hyuk. Jongwoon tersenyum melihat cincin yang ia pilih. Sederhana tapi kelihatan mewah dan tentunya indah.
“seleramu sangat bagus!!”
Jongwoon menoleh dan menatap lelaki yang ada dibelakangnya. Lelaki yang menjadi saingannya sekarang juga ada ditempat yang sama dengannya.
“Kau?” kata Jongwoon terkejut. Donghae, tangannya kini juga memegang sebuah kotak. Pasti itu akan diberikan untuk Yura, pikir Jongwoon.
“Kau membelikan untuk Yura” tanya Jongwoon. Berusaha seolah biasa saja. Tapi Donghae, ia tahu apa yang dilakukan Jongwoon disini.
“aku ingin melamar Yura… jangan bilang padanya. Aku akan memberikan kejutan untuknya nanti malam….” kata Donghae tersenyum. Hyuk jae ternganga mendengar Donghae berkata seperti itu. Jongwoon menunduk kemudian menghela nafas.
“Ne, aku tidak akan bilang padanya” Jawab Jongwoon pelan. Kemudian Donghae tersenyum pada Jongwoon.
__oOo__
Jongwoon POV
Donghae, pria itu akan melamar Yura nanti malam. Apakah ini tandanya aku terlambat? Aku sudah terlambat. Bahkan mengatakan agar Yura tetap disisiku saja aku tidak sanggup. Aku memang pengecut. Pengecut yang bodoh.
Aku melirik jam ditanganku, pukul 7 malam. Aku memang sedang ada diperjalanan pulang. Aku melirik bungkusan yang aku taruh didasbor mobil. Cincin. Itu untuk Yura. Apakah ini saat nya aku akan kehilangannya untuk selama-lamanya.
“Kita ini laki-laki… kau harus cepat mengatakannya sebelum semuanya terlambat”
Aku teringat kata-kata Hyuk Jae. Aku segera memutar balik arah dan menuju rumah Yura. Tidak peduli dia menolakku. Aku akan tetap mengatakannya. Sebelum terlambat. Apa aku terkesan memaksanya. Anniya!! ini bukan memaksanya. Aku hanya ingin Yura tahu. Aku sangat ingin dia disisiku. Aku hanya ingin Yura tahu bagaimana aku bisa hidup tanpanya disisiku.
Mobilku sudah sampai dipelataran rumah Yura. Aku yakin dia dirumah karena aku tadi sms padanya katanya dia sedang dirumah. Aku mengehela nafas panjang untuk menghilangkan kegugupanku. Aku menaruh cincin itu disaku Jasku.
Aku mengetuk pintu rumahnya dan saat itu Yura yang membuka pintu. Aku terkejut dia sudah sangat cantik. Aku menatapnya dari atas hingga bawah. Seperti mau pergi kesebuah pesta. Atau jangan-jangan ia akan pergi dengan Donghae. Andwee!!
“Kau? Kau akan pergi?” tanyaku.
“Huum. Donghae mengajakku makan malam….” jawabnya santai. Wajahku mungkin sudah memanas. Ya Tuhan apa sesulit inikah untuk memiliki Yura. Rasanya aku lebih sakit jika dibanding aku batal menikah dulu.
“Kau bersedia diajak olehnya” tanyaku. Yura sedikit bingung dan juga gugup saat aku mengatakannya. Tentu saja. Aku dapat melihat raut wajahnya. Dia seperti ketakutan.
“Ne. dia kekasihku. Kau kesini ada apa? Cepat katakan sebelum aku pergi. Donghae oppa bilang ia akan segera tiba. Aku tidak mau dia melihatku denganmu, lagi pula Kangin Oppa juga tidak ada dirmmmfhhhhhh…….mmm…”
Yura sangat terkejut dengan ci*manku ini. Ya!! aku tidak bisa menunggunya untuk melanjutkan kata-kata konyolnya itu. Seketika aku menarik wajahnya dan mel*mat b*birnya bergantian. Dia sedikit berontak dengan ci*manku yang terkesan buru-buru. Tapi tanganku menahannya. Aku memeluk pinggangnya. Aku tidak mau dia menjauh dariku. B*birku kini menguasai b*birnya kembali dengan l*matan-l*matan kecil dan intens. Yura lebih tenang sekarang, dan aku dapat melihat dia memejamkan matanya. Aku ingin dia tahu. Dengan c*uman ini, bahwa aku tidak suka dia bersama lelaki itu. Yura-ya apakah kau merasakannya. Merasakan getaran yang ada dihatiku saat ini.
“Jangan pergi dengannya, aku mohon “ kataku. Nafas kami sama-sama berat karena ci*man yang aku lakukan padanya. Aku ini pria bodoh yang tidak bisa menyampaikan kata-kata cinta. Setidaknya ini yang aku bisa. Yura bingung dan aku menatapnya kini jarak kami masih sangat d*kat.
“Yura-ya…..” kataku menahan nafas. Hhhh ya Tuhan sulit sekali berkata. Walau satu kata kenapa sulit sekali. Tanganku menggengam tangannya. Dan aku dapat rasakan Yura juga begitu gugup dengan sentuhanku ini.
“ kalian sedang apa?” Suara itu berhasil menjauhkan Yura dariku. Yura menjahukan dirinya dan menoleh kesumber suara.
“Donghae oppa…” gumam Yura.
=TBC=
No comments :
Post a Comment