FF “And I Love You” part 6
Author : Kim Yeon Young~
Cast : Kim Jong Woon, Kim YuRa (OC)
Support Cast : Kim Young Woon ( Kang In ), and Kim’s Family, Lainnya temukan sendiri -___-”
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Friendship, Comedy (?)
Ratting : PG-15
Ps : Typo banyak bertebaran dan ini murni kesalahan tangan author. Ingat tangan author, jadi bukan authornya ya *gubrakkk
Apakah Part ini semuanya akan terungkap?? *plakkk
Okelah langsung saja
Happy Reading………
Jongwoon POV
Yura kelihatan gugup dan juga ia sibuk merapikan dirinya. Aku bangun dari posisiku dengan malas lalu merapikan diriku.
“ Hyung~ “ Jongjin tepat ada didepanku sekarang. Pasti dia melihat kami sedang-
“ Jongjin samchon “ ucap Key mendekat kearah Jongjin. Mata Jongjin kini menatap Yura.
“ kalian? Kau? Yura?” Jongjin mendekat kearah Yura. Aku menatap Yura, dia sedikit tersenyum menatap Jongjin. Aku tahu mereka sangat akrab. Jongjin sepertinya sangat terkejut Yura ada disini. Terlebih posisi kami tadi yang……….
“ Jongjin Oppa!!”
Greeeppp
Jongjin mem*luk Yura seketika. Aku tahu Jongjin juga sangat kehilangan saat Yura tiba-tiba menghilang dan tidak ada kabar. Jongjin m*meluk lama sekali. Key menarik-narik ujung kaos ku. Dia seperti bingung, kenapa Jongjin juga akrab dengan Yura.
“ Ehemmm “ aku berdehem. Sengaja memang, aku risih melihat Jongjin berpelukan lama sekali dengan Yura. Aku tahu Jongjin merindukannya.
“ Ahh, Hyung kenapa tidak bilang Yura sudah kembali. Kau sengaja menyembunyikannya dariku, huh?” kata Jongjin.
“ Mwo? Tskkkk “ sergahku.
“ Yura-ya boghosipoyo “ kata Jongjin pada yura. Aku curiga Jongjin juga suka dengan Yura. Aish Jongjin kan sudah punya kekasih. Tidak boleh!!.
Author POV
Yura dan Jongwoon lagi-lagi terdiam didalam mobil. Hanya gumaman dari Jongwoon yang menyanyikan sebuah lagu dari mulutnya. Ya Jongwoon mengantarkan Yura, sebenarnya Yura tidak mau, tapi tadi Jongwoon yang meminta ia kerumah jadi Jongwoon juga yang mengantarnya pulang.
“ Hemm, kau lebih banyak diam sekarang “ ucap Jongwoon. Dan matanya masih menatap lurus kedepan.
“ Anniya. Hanya saja, aku tidak tahu apa yang harus dibicarakan denganmu “ jawab Yura.
“ Banyak, kau tidak ingin tahu kehidupanku saat kau pergi? Sungguh kau tidak ingin tahu?” Jongwoon menatap Yura sekilas. Yura menundukkan wajahnya. Ia ingin lepas dari Jongwoon, tapi kenapa sekarang menjadi lain. Dia dan perasaannya tidak bisa menolak, bahwa ia masih ingin bersama Jongwoon.
“ tidak perlu semua itu “ jawab Yura singkat.
“ Arasseo, sepertinya kau memang bukan Yura yang aku kenal dulu “ jawab Jongwoon. Yura menghela nafasnya. Ia berusaha tegar menghadapi kenyataan ini. Ada masa depan yang lebih baik yang siap membawa Yura menjadi bahagia. Pikir Yura.
Mata Yura tidak sengaja menatap dasbord mobil Jongwoon. Ia menatap benda yang menarik perhatiannya. Gantungan ponsel yang ia berikan pada Jongwoon. Jongwoon menggantungnya di ponselnya.
Jongwoon melihat Yura yang sedang menatap ponselnya. Jongwoon akhirnya tersenyum sedikit saat melihat Yura sedikit terkejut dengan strap ponsel yang ia berikan pada Jongwoon.
“ aku sudah bilang. Aku tidak akan membuangnya “ kata Jongwoon. Yura lalu tersadar hanya bisa mengatur mimik wajahnya.
“ Mengapa masih menyimpannya “ kata Yura singkat. Jongwoon hanya mendengus pelan.
“ bukankah kau yang ingin aku menyimpannya terus?”
Yura tidak bisa menjawab pernyataan dari Jongwoon. Matanya sedikit memerah mengingat kejadian saat ia merasa bodoh dan tersakiti atas cintanya sendiri pada Jongwoon.
__oOo__
Jongwoon mengerjapkan matanya. Pagi ini dia tersenyum saat mengingat ia akan bekerja. Jongwoon sangat semangat saat mengingat ia bekerja dengan Yura. Entahlah mengapa Yura kini seperti energi baginya.
“ Appa Ireona!!! “ Jongwoon melihat Key sudah ada didepannya. Lengkap dengan pakaian seragam sekolahnya.
“ Hmmm… anak appa sudah tampan. Ahjumma yang mendadani Key , hum “ Key mengangguk pelan.
Jongwoon menarik Key untuk mendekat kearahnya, lalu dipeluknya Key dengan erat. Kemudian Jongwoon mencium pipi Key dengan gemas.
“ Appa nanti makan dengan Yura nuna lagi ne?” pinta key.
“ Mwo? Key suka dengan Yura nuna, hm?” tanya Jongwoon yang masih memangku Key. Lalu sesekali mengecup pipi key.
“ Hu’um!! Yura sangat cantik, ne!! Mm appa tidak menyukainya?” tanya Key polos. Jongwoon lantas tersenyum simpul lalu membayangkan Yura.
“ Appa sangat menyukainya Key, sangat “ kata Jongwoon pelan. Kemudian ia sadar atas kata-kata yang diucapnya. Lantas Jongwoon menurunkan Key dari pangkuannya.
“ sudah siang. Appa mandi dulu. Key tunggu didepan ne ?” Jongwoon buru-buru menuju kamar mandi. Dan Key hanya menggeleng melihat Appanya yang begitu ceroboh.
Yura POV
Mana katanya dia selalu ontime tidak pernah telat. Sekarang sudah jam berapa, mentang-mentang dia sudah menjadi Ceo. Dasar!! lebih baik aku membereskan semua perlengkapan buat meeting nanti. Ya aku memang sedang ada dikantor Jongwoon. Ini semua karena Kangin oppa. Dia tahu aku menghindari Jongwoon kenapa malah menyuruhku bekerja sama dengannya.
Aku menghela nafasku, mengingat Jongwoon masih menyimpan strap ponsel yang aku berikan aku kira dia sudah membuangnya. Tapi tunggu!! saat dirumah Jongwoon pun aku tidak menemukan foto pernikahannya dengan Sohee ataupun Hyena. Ada apa sebenarnya?? ini membuatku bingung??
Lebih baik aku mencari disini,siapa tahu aku menemukannya. Tidak aku pungkiri aku masih penasaran dengan kehidupannya, kenapa dia memiliki anak dari wanita yang berbeda. Sebegitu gampangkah seorang Kim Jongwoon berpaling. Tidak. Aku bahkan hafal sifatnya.
Aku terus mencari sesuatu yang bisa aku mengerti dari kehidupanya. Jongjin juga sepertinya dia juga merahasiakannya. Saat aku membuka sebuah buku tebal. Entah ini seperti agenda. Tunggu ada yang terjatuh.
Ternyata?! Bukannya ini fotoku dengannya saat kami memakai pakaian pengantin. Jadi Jongwoon masih menyimpannya?!! tidak mungkin. Aku kira hanya aku saja yang menyimpannya. Saat aku tersadar, kemudian aku mengembalikannya lagi. Dan membuka sebuah tumpukan majalah dibawahnya.
Aneh!! Jongwoon tidak pernah membaca majalah tapi kenapa dia malah menyimpan majalah. Sepertinya ini sudah lama.
“ Ige Mwoya “ pekikku saat aku membaca satu berita.
“ Model cantik Lee Hyena BATAL MENIKAH dengan seorang CEO Muda Kim Jongwoon!! “
Ini-ini tidak mungkin. Jadi Jongwoon benar-benar tidak menikah dengan Hyena!! tanganku bergetar saat aku membaca berita ini bait demi bait. Kepalaku terus menggeleng. Bagaimana Jongwoon menyembunyikannya dariku. Dia pasti sangat sedih saat itu. Aku tahu dia begitu mencintai gadis itu. Ya Tuhan!!lalu Sohee? Apakah pengganti Hyena itu sohee? Ahh aku semakin bingung dengan masalah Jongwoon. Dan kenapa aku sekarang mencampuri urusannya. Tapi kenapa Jongwoon tidak jadi menikah dengan Hyena?? Aish Jinja!! kenapa aku jadi seperti ini, tidak boleh. Ingat Yura. Tidak boleh.
Ini-ini tidak mungkin. Jadi Jongwoon benar-benar tidak menikah dengan Hyena!! tanganku bergetar saat aku membaca berita ini bait demi bait. Kepalaku terus menggeleng. Bagaimana Jongwoon menyembunyikannya dariku. Dia pasti sangat sedih saat itu. Aku tahu dia begitu mencintai gadis itu. Ya Tuhan!!lalu Sohee? Apakah pengganti Hyena itu sohee? Ahh aku semakin bingung dengan masalah Jongwoon. Dan kenapa aku sekarang mencampuri urusannya. Tapi kenapa Jongwoon tidak jadi menikah dengan Hyena?? Aish Jinja!! kenapa aku jadi seperti ini, tidak boleh. Ingat Yura. Tidak boleh.
Aku mendengar derap langkah menuju kemari. Pasti Jongwoon datang. Aku segera membereskan semuanya sebelum Jongwoon tahu aku lancang mengobrak-abrik barangnya.
“ Mianhae aku terlambat “ ucap Jongwoon tergesa-gesa. Aku segera mencoba menenangkan diriku sendiri.
“ Ne? Gwenchana “ jawabku. Aku menatapnya. Dia sepertinya sangat bahagia. Kenapa Jongwoon menyembunyikannya dariku, pasti kangin oppa tahu. Kenapa kangin oppa juga tidak pernah bercerita. Apa mungkin mereka berdua bersekongkol. Ahh molla sepertinya aku terlalu banyak menerka nerka .
“ Kau sakit? Kenapa diam saja “ tanya Jongwoon padaku. Aku mengerjapkan diriku, ternyata aku melamun dari tadi.
“ ahh anniya!! “ kilahku. Kulihat Jongwoon sekarang sudah sibuk dengan kertas yang ada dimejanya. Syukurah dia tidak curiga padaku.
“ Eung ~ aku ketoilet sebentar “ ucapku. Jongwoon masih menatap kertas didepannya, dia tidak menoleh kearahku.
“ hmm “ hanya deheman kecil sebagai jawabannya. -___-”
Jongwoon POV
Kenapa dengan Yura. Hari ini dia aneh sekali?? apa hanya perasaanku saja. Ahh molla!!sebaiknya aku menjemput Key lalu makan siang.
“ Yura-ya kau mau kemana?” tanyaku saat melihatnya juga akan keluar dari kantor.
“ Eung~ aku akan kekantor Kangin Oppa!1” jawabnya singkat kemudian bejalan agak cepat. Aku segera menyusulnya hingga jalanku kini sejajar dengannya. Yura sama sekali tidak menoleh kearahku. Dia belum kembali seperti dulu.
“ berangkat bersamaku saja, kantor kangin searah dengan tempat sekolah Key “
Yura kini menatapku. Kemudian mendengus kecil. Apa tawaranku terdengar aneh.
“ Jongwoon-ah bisa tidak kau sekali saja tidak menggangguku. Aku ingin sendiri “ jawabnya kesal. Aigoo!! sebegitukah kesal Yura padaku. Sebenarnya apa salahku dengannya. Baiklah aku turuti apa katamu!!
“ Arasseo “ jawabku pelan. Aku melihat Yura mendahuluiku.
__oOo__
Kenapa macet?? ahh Key pasti sudah menungguku. Ada apa sebenarnya didepan sana? Aku mencoba bertanya-tanya pada seseoarang disamping mobilku.
Lalu aku berjalan dikerumunan orang yang ada didepanku. Sepertinya kecelakaan. Aku mencoba memilah dan mencari jalan untuk melihat apa yang terjadi.
“ Yura “ pekikku saat aku melihat Yura sedang duduk.
Yura mendongak dan menatapku. Tanpa banyak tanya aku langsung menggendongnya.
Yura mendongak dan menatapku. Tanpa banyak tanya aku langsung menggendongnya.
“ lepaskan!!” dia meronta. Apa egonya masih besar saat hal seperti ini terjadi dengannya.
“ Diam!!! “ kataku sedikit berteriak dan menatapnya geram. Yura diam lalu mengalihkan pandangannya, aku memasukkannya kedalam mobilku.
Author POV
Yura sesekali meringis kesakitan saat ia memijit lukanya dibagian tangan dan pelipisnya. Jongwoon merasa kasian melihat yura seperti ini. Gadis ini masih ceroboh. Pikir Jongwoon.
“ kenapa kau bisa -”
“ aku menyebrang!! kau pasti akan menyalahkanku. Salahkan mobilnya!! “ Yura menggerutu sendiri, ia tahu kalau Jongwoon akan menyalahkannya. Jadi ia membela diri sebelum Jongwoon berkata panjang lebar. Ya dia memang ingin membelikan Kangin makanan saat menyebrang tau-tau ada mobil yang menyrempet tubuhnya, beruntung ia bisa menghindar. Kalau tidak??
“ Yayayaya!! kita kerumah sakit” kata Jongwoon pada Yura.
“ mwo? Shirheo!!! “ jawab Yura. Ia tidak ingin kerumah sakit. Tempat yang sangat ia benci.
“ kau ini, lukamu akan parah jika tidak kerumah sakit “
“ beli obat sudah cukup!!!”
“ Yura-ya. Bisa tidak sekali ini saja kau menurut apa kataku?” Jongwoon kini menatap Yura yang ada disampingnya. Yura mengalihkan pandangannya. Yura seperti ini karena dia masih berpikir Jongwoon mempunyai istri, Kim Sohee. Jadi Ia tidak mau terlalu dekat dengan Jongwoon.
“ Tidak!!! aku tidak mau kerumah sakit, arasseo!! “ jawab Yura. Jongwoon hanya menghela nafas. Lalu kembali melajukan mobilnya dengan kencang.
“ baiklah, ikut aku menjemput Key “ kata Jongwoon. Yura hanya mengangguk pelan. Jongwoon meliriknya. Kemudian ia menatap sekitar tubuh Yura yang lecet akibat tertabrak tadi.
“ Gwenchana ?” tanya Jongwoon tiba-tiba. Ia merasakan Yura juga kesakitan akibat lukanya yang memerah dikulit putih mulusnya.
“ hum? Ahh gwenchana hanya sedikit perih “ jawab Yura.
__oOo__
Yura mempehatikan Jongwoon yang sedang berjalan kearah mobil dengan menggandeng Key yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya, ia melihat betapa Jongwoon sangat menyayangi Key. Ditengah pekerjaannya yang sibuk, Jongwoon masih sempat menjemput Key dan makan bersama Key.
Seulas senyum terkembang dibibirnya. Lalu saat ia mengingat seseorang? Ia kembali harus menepis semua rasa itu. Yura hanya bisa menatap Jongwoon dari kejauhan.
Seulas senyum terkembang dibibirnya. Lalu saat ia mengingat seseorang? Ia kembali harus menepis semua rasa itu. Yura hanya bisa menatap Jongwoon dari kejauhan.
Jongwoon membawa Yura dan Key kembali kekantornya. Dengan hati-hati Jongwoon menuntun Yura dan juga key membantu menolong Yura berjalan. Walau hanya tangan mungil key yang memegang tangan Yura. Yura cukup senang Key juga menyayanginya. Semua orang yang ada di Kantor menatap Jongwoon Yura dan Juga Key dengan heran. Mereka tampak seperti sebuah keluarga.
Yura sesekali meringis saat Jongwoon mengusapkan alkohol dan obat oles di lukanya.
“ Awww, hati-hati!! kau tidak lihat, ini perih sekali “ gerutu Yura saat Jongwoon mengoleskan obat tepat dilukanya.
“ Ne!! tapi ini sudah pelan. Diamlah, aku sudah biasa seperti ini” jawab Jongwoon, lalu menatap Yura. Yura kemudian hanya tertunduk ia tidak berani menatap wajah Jongwoon dari jarak seperti ini. Yura ada disofa tepat Jongwoon ada dihadapannya.
“ Woonie appa, jeongmal daebak!!Yura nuna, luka key juga appa yang membuat sembuh “ kata Key menyela sambil memakan makan siangnya. Yura menatap Key dengan wajah polosnya. Kemudian tersenyum pada Key.
“ kau dengar!!! lebih baik kau menurut saja…… “ kata Jongwoon pada Yura. Yura hanya mengercutkan bibirnya. Kemudian Jongwoon melihat ada goresan disekitar pelipis Yura. Saat Jongwoon menatap Yura dari jarak sedekat ini, detakan itu muncul lagi.
Jongwoon POV
Kenapa selalu seperti ini saat aku didekatnya. Anniya!!! andwee!!! ahh apa yang sebenarnya terjadi. Ya!! Jongwoon, jangan-jangan kau sudah terserang penyakit jantung? Sebaiknya aku perlu kerumah sakit, atau aku harus sedia tabung oksigen diruanganku ini. Agar sewaktu-waktu aku tidak mati mendadak karena aku kehabisan oksigen.
Yura tetap diam, seperti apa kataku. Aku tahu ini perih dan sakit. Sama saat aku memberi obat pada luka Key akibat ia sering jatuh saat bermain bola atau berlarian dengan temannya.
“ Woonie Appa!! aku ingin ketoilet “ kata key padaku. Aku yang tadi sempat tertegun saat menatap Yura. Kini aku mulai tersadar.
“ Hu’um!!! jangan mainan air ne!!” kataku pada Key.
“ Allaseo!!” Key turun dari kursinya dan berlari kekamar mandi yang ada didalam ruanganku ini.
“ Key. Dia sangat pintar!! “ kata Yura,
“ Ne!! sepertiku bukan?” kataku sedikit menggodanya. Aku tahu Yura masih berpikir aku ini suami Sohee. Ahh biar saja seperti ini. Tunggu saat yang tepat agar dia tahu sebenarnya. Aku tidak ingin membuka luka lama.
“ mwo? Aish Jinja!! sama sekali tidak awwww- “ pekiknya saat aku mulai mengoles obat dipelipisnya. Tentu saja ia terkejut. Hahahah lihatlah Yura memasang wajah kesalnya padaku.
“ kau tidak bisa hati-hati?”
“ diamlah!!! kau mau sembuh apa tidak “ kataku. Aku meraih sedikit wajahnya agar aku leluasa mengoles obat dipelipisnya. Dan apa yang terjadi?? aku rasa aku mulai gila. Aku jadi lebih suka memperhatikan Yura dari jarak seperti ini. Kemudian Yura sedikit mendongak. Tepat!! saat aku juga menundukkan wajahku.
Saat mataku menatap tepat dimatanya. Perasaan ini muncul lagi. Aku begitu bahagia, tatapan Yurabegitu teduh. Aku menatap Yura sama seperti Yura yang dulu. Gadis yang bisa mendamaikan hatiku. Ya Tuhan. Aku tidak tahu apa ini. Dulu dengan Hyena aku tidak merasakan yang seperti ini.
Suasana hening!! tidak ada kata-kata saat mata kami saling menatap. Yura, kenapa dia juga diam. Apakah dia juga sepertiku? Molla… aku kira Yura mendengar detak jantungku. Apakah aku tertarik padanya. Anniya!! Yura, dia sama seperti dulu. Aku menganggapnya sebagai adik.
“ Jongwon oppa “ kata yura pelan.
“ hmm “
Tapi kenapa, sekarang aku tidak mau berpaling dari menatap wajahnya. Aku begitu suka menatap wajahnya kini. Aku benar-benar merindukannya. Memang setelah dia kembali, aku tidak pernah sekalipun menyentuhnya. Berpelukanpun tidak.
Aku menatap bibirnya yang akan berbicara. Tapi sepertinya?? entah dorongan dari mana, aku mulai mencondongkan wajahku hingga aku benar-benar dekat dengannya.
Aku menatap bibirnya yang akan berbicara. Tapi sepertinya?? entah dorongan dari mana, aku mulai mencondongkan wajahku hingga aku benar-benar dekat dengannya.
Dua senti
satu senti
Aku benar-benar terbius oleh suasana hatiku. Dengan perlahan aku mendekatkan wajahku hingga hidungku dan hidung Yura sama-sama dekat. Aku dapat merasakan deru nafasnya dipermukaan kulit wajahku. Yura-ya katakan padaku. Apa yang sedang terjadi denganku dan ada apa denganmu? Kau sungguh membuatku gila sekarang. Aku tidak ingin kau mengacuhkanku. Perlakukan aku seperti dulu. Kau yang perhatian, yang sangat sayang padaku, yang sangat baik dan mau mendengarkan apa kataku.
Mataku kini tertuju pada bibirnya. Saat bibirku ingin mengecup bibir Yura.
Ceklekkkkkk!!!!!!
“ Yura-ya!! sayang!!!!! “
Yura POV
Omona!! Kim Jongwoon. Pria yang aku sangat kagumi dulu. Sekarang?? ahh tidak. Aku tidak boleh menyukainya lagi. Aku harus membuang rasa itu jauh-jauh. Tapi kini Jongwoon dihadapanku. Jongwoon kenapa dia seolah mengunci tubuhku. Aku tidak bisa bergerak dan berkutik oleh tatapan matanya. Entah kenapa aku juga betah menatap wajahnya.
Jarak kami benar-benar dekat saat Jongwoon mulai mendekatkan wajahnya hingga hidungnya yang mancung kini juga menyentuh hidungku. Sungguh ini membuatku gila. Kenapa Jongwoon seperti ini? Apa dia hendak menciumku?? anniya!! Jongwoon tidak mungkin melakukannya. Tidak mungkin. Tapi lihatlah, matanya kini menatap bibirku. Dan juga detakan jantungku kini, detakannya mulai tidak beraturan. Apakah rasaku padanya tumbuh lagi.
Saat aku menatap bibir Jongwoon yang sangat dekat dengan bibirku. Tiba-tiba
Ceklekkkkkk!!!!
“ Yura-ya!! sayang!!!” Mwo?sayang, bukankah itu suara.??
dengan buru-buru aku menjauhkan diri dari Jongwoon dan juga Jongwoon juga aku melihatnya dia tersadar dan menjauhkan diri dari tubuhku. Malu!!!!!! ya malu, dan cangung rasa yang muncul diantara aku dan Jongwoon sebelum sosok yang aku maksud itu muncul dihadapan kami. Karena jarak pintu dan ruangan ini memang agak menjorok masuk.
“ Sayang kau??”
“ Oppa !!” gumamku pelan. Saat aku masih duduk dan Jongwoon kini juga menoleh kesamping. Dia pria yang selama ini menjadi kekasihku. Jongwoon menatapku dan menatap sosok yang berdiri dihadapannya dengan terkejut.
“ kau kenapa? Aigoo!!” tanyanya mendekat kearahku tanpa memperhatikan Jongwoon.
“ Eumm aku-aku-!! “
Grepppppppp………
Dengan satu tarikan kini aku sudah ada dalam pelukannya. Aku merasakan dia sangat merindukanku, aku juga. Tapi kini mataku seolah ingin menatap Jongwoon. Dia menatapku. Dengan pelan aku mendorong tubuhku agar lepas dari pelukan.
“ aku merindukanmu “ ucapnya saat aku melepas pelukannya. Jongwoon masih terpaku menatap kami.
“ nado Donghae oppa “ ucapku pada Donghae yang ada didepanku.
“ bagaimana kau tahu aku disini, hum?” tanyaku. Kemudian Donghae tersenyum. Kangin oppa? Anniya!!!
“ Umm, kau mau tahu?” katanya sambil mencubit ujung hidungku. Kebiasaan. Dia seperti Jongwoon suka sekali mencubit bagian wajahku. Aigoo apa yang aku katakan? Andwee
Kulirik Jongwoon sedang menatap kami. Aku langsung memberi kode pada Donghae oppa, bahwa disini juga ada orang selain kami. Kemudian Donghae berhenti menatapku dan mulai berdiri dari tempatnya kini.
“ Ahhh…. mianhae. Aku sampai lupa. Umm choneun Lee Donghae imnida” kata Donghae memberi salam pada Jongwoon. Jongwoon kemudian menundukkan badannya dan juga
“ Kim Jong Woon Imnida “ kata Jongwoon pelan. Mata nya sesekali menatapku. Aku langsung mengalihkan pandangan untuk terus menatap Donghae oppa.
“ Ahh, pasti kamu yang bekerja sama dengan Yura ne?” kata Donghae lagi. Aku memang bercerita padanya mengenai hal ini. Tapi Donghae tidak tahu tentang masa laluku dengan Jongwoon.
“ Ne “ ucap Jongwoon.
“ Umm… apa boleh aku mengajaknya keluar sebentar?”
“ Dia sedang sakit “ jawab Jongwoon. Aku sepertinya kehabisan kata-kata, ahh apa yang terjadi denganku. Mollaaa…..yang aku rasa sekarang akuserba salah dengan semuanya. Tidak dengan Jongwoon atau dengan Donghae.
“ ahh, aku lupa. Baiklah. Umm aku ingin berbicara dengannya sebentar, bisa? “
“ disini ?” tanya Jongwoon memastikan. Dasar donghae oppa, ini dikantor.
“ Oppa “ aku menarik lengan Donghae agar dia tidak seperti ini, ini masih jam kerja. Aku jadi tidak enak dengan Jongwoon.
“ Woonie Appa!!!!!!!”
Kami menoleh seketika kearah Key yang datang dari kamar mandi. Key langsung menghambur ketubuh Jongwoon. Kemudian Key menatapku dan juga Donghae yang ada disampingku. Jongwoon kini menggendongnya lalu mencium pipi Key.
“ kalian disini saja, aku akan mengajak Key keluar sebentar “ kata Jongwoon lalu dia melihat luka memar disekitar kakiku . Kemudian berjalan menuju pintu ruangan ini. Donghae menatap Jongwoon dan Key lalu dia menatapku.
Jongwoon, aku lihat dia sedikit murung. Kenapa? Apa karena Donghae terlalu lancang masuk ruangan ini. Apa?? ahh… anniya
Jongwoon, aku lihat dia sedikit murung. Kenapa? Apa karena Donghae terlalu lancang masuk ruangan ini. Apa?? ahh… anniya
“ sayang, kau kenapa melamun. Hey “ kata-kata Donghae yang menyadarkanku saat aku masih betah melihat Jongwoon keluar dari ruangan ini.
“ Ne? Ahh anniya “ jawabku. Kemudian Donghae mendekat kearahku. Tersenyum manis dan mer*ngkuh tub*hku. Menyandarkan dagunya dipundakku.
“ aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu lagi, hum?” katanya pelan. Kemudian mencium tengkukku singkat. Aku akui Donghae sangat bisa membuatku kadang tersenyum disaat aku banyak masalah. Tapi apakah aku mencintainya. Aku sudah mencobanya dan aku akan terus mencoba mencintainya. Ya aku harus bisa mencintainya.
“ aku tidak tahu bila kau sampai kenapa-napa, jangan ulangi lagi kecerobohanmu gadis bodoh!!”
“ Mwo? Ya ikan mokpo!! “
“ Aish !!” katanya lalu tersenyum dan mengacak rambutkku. Semua perlakuannya mengingatkan aku pada sikap Jongwoon dulu.
Ya Donghae oppa, kami menjalin hubungan masih satu tahun. Tapi dia mengenalku selama 2 tahun lebih. Awalnya aku tidak begitu tertarik untuk menjalin hubungan denganya karena aku masih ingin sendiri saat aku kuliah di Paris. Tapi Donghae bukan pria yang mudah putus asa. Akhirnya aku luluh juga. Aku menerima cintanya. Dan dia juga berniat untuk melamarku. Entahlah kenapa aku tidak merasa seperti saat aku jatuh cinta dengan Jongwoon dulu.
Next day…….
Author POV
Yura menggeliatkan badannya saat matahari pagi mulai memasuki celah jendela kamarnya. Ia membuka matanya walaupun sulit untuk dibukanya. Tapi perlahan ia mulai bisa menggerakkan badannya. Sekarang tubuhnya sudah baikkan dari luka akibat kecelakaan yang menimpanya.
Tangannya meraih ponsel yang tergeletak disampingnya. Jari mungilnya dengan lincah menekan touch screen ponselnya.
Dibukanya sebuah pesan, Yura sedikit tersenyum karena ia mengira Donghae yang mengiriminya ucapan selamat pagi seperti biasanya.
“ Mwo Jongwoon “ Yura sedikit terkejut Jongwoon mengiriminya pesan karena setelah ia pulang dari Paris. Yura tidak memberi tahu nomor ponselnya pada Jongwoon.
‘ Eomma dan Appa ingin bertemu, mereka merindukanmu ‘
Yura membaca isi pesannya, kemudian mencerna sekali lagi, ‘apa sekarang’ gumamnya. Lalu ponselnya bergetar lagi.
‘ Aku lupa, jangan terlalu siang, Eomma sudah menyiapkan makanan untukmu ‘
Yura tersenyum setelah membaca pesan dari Jongwoon. Tidak dipungkiri Eommanya Jongwoonlah yang ia sangat rindukan. Maklum Yura sudah tidak mempunyai seorang ibu setelah ibunya meninggal sejak ia masih kecil. Ia hanya mendapat kasih sayang Kangin kakaknya dan juga Appanya saja.
Yura segera bergegas bangun dan menuju kamar mandi dengan penuh semangat. Kemudian dia ingat, istri yesung. Batinnya. Tidak mungkin ia kesana sendiri karena ia mungkin akan merasa teracuhkan atau bahkan sakit hati. Donghae. Ya Yura berniat mengajak Donghae kesana.
__oOo__
Yesung tampak bercanda dengan Key dan juga Jongjin. Kedua orang ini kompak membuat key tertawa terpingkal karena terus menggelitik key. Sementara Eommanya menyipakan makanan dimeja makan sesekali menggeleng melihat dua anaknya yang masih seperti anak kecil.
“ Jongwoon-ah kau sudah bilang ke Yura?” tanya nyonya Kim pada Jongwoon. Jongwoon lantas mengehentikan aktifitasnya bercanda dengan Key sejenak lalu menatap Eommnya yang sedang mempersiapkan semuanya didepan meja makan.
“ ne, aku sudah memberitahunya pagi-pagi sekali, wae?”
“ Ne? Eomma kira kau lupa “
“ Aish Jinja. Apa perlu aku teleponkan dia, huh?” jawab Jongwoon lagi seperti tidak terima saat eoomanya tidak percaya padanya. Lalu Nyonya Kim tampak tersenyum. Jongwoon hanya berdecak kesal, eommanya bahkan lebih menyukai Yura.
“ sepertinya hyung suka menelponnya “ tambah Jongjin. Jongwoon menoleh kearah Jongjin dengan tatapan bingung.
“ Mwo? Ya, apa maksudmu!!” Jongjin hanya tersenyum mendengar dan melihat ekspresi Jongwoon yang seperti orang bodoh saja.
“ Annyeong “
sebuah saapan lembut seorang gadis yang dinanti keluarga Kim telah datang. Jongwoon dan Jongjin segera menghampiri ke ruang depan dan melihat ada sesosok makhluk yang sangat berbeda, dia Yura, dengan balutan dress selutu berwarna peach dan sedikit hiasan dibagian krahnya yang sedikit terbuka memperlihatakan kulit putih mulusnya. Serta tatanan rambut yang dibiarkan teruari dengan poni yang menghiasi dahinya. Ia tampak begitu anggun dan sangat cantik.
Jongjin menyenggol lengan Jongwoon yang terpaku saat menatap Yura.
“ Eumm, pintunya tadi terbuka jadi aku langsung masuk, “ kata Yura. Sementara Jongwoon yang sudah tersadar buru-buru memasang wajah normalnya. Jongjin hanya menatap Hyungnya aneh.
“ Ne, gwenchana. Eomma sudah menunggumu. Kajja masuk “ kata Jongwoon kemudian Yura tersenyum.
“ Oppa kenapa lama sekali “ kata Yura pada sesosok laki-laki yang muncul dibelakangnya. Dia Donghae. Jongwoon dan jongjin sama-sama menatap Donghae yang membenahi jasnya dan Yura juga ikut merapikan rambut Donghae didepan Jongwoon dan Jongjin.
“ Aigoo, tadi ada telepon dari Appa, umm apa aku sudah tampan “ kata Donghae lagi. Yura hanya mengercutkan bibirnya. Mereka tidak sadar ada dua manusia menataap mereka terus. Kemudia Donghae mencubit pipi Yura dengan gemas.
“ yayaya sudah tampan. Kajja masuk “ kata Yura. Lalu Donghae merangkul lengan Yura untuk berjalan seiringan dengannya. Dan mereka berdua baru sadar masih ada Jongwoon dan Jongjin.
“ Ahh ~ Annyeong “ sapa Donghae tersenyum. Jongwoon kemudian membalasnya dengan senyuman. Sementara Jongjin matanya masih menatap Yura dan Donghae bergantian. Yura hanya bisa memasang senyum simpul dari sudut bibirnya. Ia tahu Jongjin pasti terkejut Yura mempunyai kekasih. Apakah Jongwoon tidak suka melihatku bersama Donghae, pikir Yura.
JongWoon POV
Kenapa makanan Eomma tidak terasa enak dimulutku. Anniya!! makanan ini enak, tapi aku dari tadi hanya tidak selera memakannya. Melihat pemandangan didepanku saja aku sudah kenyang. Mataku sesekali memang melirik dua pasangan didepanku yang namja siapa namanya, aku lupa. Masa bodoh dengannya namanya. Namja itu sepertinya manja sekali dengan Yura, aish Jinja!!!
“ Appa~ minta ituuu “ Key menggoyang lenganku. Aku segera tersadar akan tatapan dan pikiranya yang terus tertuju pada Yura.
“ Ne? Yang mana “ tanyaku pada Key aku menunjuk ayam saos kecap kesukaan Key. Lantas Key mengangguk.
“ Key-ya kau suka ayam ya ?” tanya Yura tiba-tiba pada Key.
“ Anniya!! Key hanya suka ayam masakan halmoeni “ jawan Key sambil menggigit sedikit daging ayam. Aku menatap Eomma dia tersenyum lantas mengambilkan ayam yang sama kepada Yura.
“ kau harus makan yang banyak lihat, kau kurus sekali hum” Yura hanya tersenyum mendengar Eomma yang berkata padanya.
“ Umm, aku tidak melihat eommanya Key?” tanya Yura, ahh aku hampir lupa. Aku belum memberi tahu eomma aku berpura-pura. Aish Jinja.
“ eommanya key sebentar lagi datang “ jawab Appa. Ahh biar saja yura tahu. Lebih cepat lebih baik. Buat apa aku menyembunyikan identitas ku berlama-lama toh juga tidak ada untungnya bagiku. Yura, dia juga sudah mempunyai pasangan untuk masa depannya nanti.
“ umm,” yura mengangguk pelan. Lantas menatap Key yang ada didepannya kemudian menatapku. Tanpa sengaja aku juga terus menatapnya. Omona!! kenapa aku betah menatapnya, yura juga diam. Dia terus menatapku. Anniya, ini tidak boleh.
“ sayang, buka mulutmu. Haaaaa “ aku mengalihkan tatapanku ketika laki-laki itu memanggil yura. Apa-apan? Mereka bermesraan didepan orang tuaku. Dasar tidak sopan!!!!
“ oppa, banyak orang “ kata Yura pelan. Eomma dan Appa hanya mengumbar senyum menatap Yura, kemudian semua mata kecuali Yura dan kekasihnya itu kini menatapku. Apa!!? aku terlihat seperti apa, seperti iri? Saat aku akan bangkit dan jenuh dimeja makan ini, ada suara derap langkah masuk kedalam rumah kami.
“ mianhae kami terlambat “
“ Key-ya. Appa merindukanmu sayang “
Kami di meja makan menoleh, ternyata Sohee dan Heechul hyung datang bersama michan anak keduanya.
“ Eomma Appa!!!” kata Key saat melihat kedua orang tuanya datang, akupun dan Key berdiri dari duduk kami. Dan Heechul hyung langsung menggendong key. Dia pasti sangat merindukan Key.
Aku sekilas langsung menatap yura. Gadis itu tampak bingung melihat pemandangan didepannya. Aku akan menjelaskannya jika kau bertanya padaku Yura-ya.
Aku sekilas langsung menatap yura. Gadis itu tampak bingung melihat pemandangan didepannya. Aku akan menjelaskannya jika kau bertanya padaku Yura-ya.
Yura POV
Apa yang kulihat ini? Key memanggil laki-laki didepannya dengan panggilan Appa? Jadi siapa ayah Key? Lalu Jongwoon? Ini membuatku bingung. Anniya!! pasti Jongwoon menyembunyikannya dariku. Ia tidak jadi menikah dengan Hyena, lalu key anak Sohee dan suaminya ini? Apa benar begitu? Aigoo!!! jadi Jongwoon?
Kakiku seakan lemas walau hanya melihat pemandangan ini. Laki-laki yang Key panggil Appa, siapa dia. Kenapa aku tidak pernah tahu sebelumnya kalau dia saudaranya Jongwoon. Aku menatap Jongwoon, dia juga sesekali menatapku. Bagaimana hidupnya setelah semua harapannya sirna. Jongwoon, apa yang telah terjadi padamu. Kenapa kau tidak bilang padaku?? aku tahu kau pasti terpuruk setelah kejadian yang menimpamu. Siapa yang kau ajak bercerita saat aku tidak ada waktu itu, huh?
“ sayang, kau kenapa?” tanya Donghae saat aku terus saja mengamati Key yang masih digendong oleh Appanya.
“ Ahh, anniya!! Eung aku ketoilet sebentar “ kataku. Aku harus sejenak menenangkan diri dari shock terapi ini. Iya, kenapa aku begitu bodoh mengira Sohee istrinya. Berarti Jongwoon membohongiku.
Author POV
Yura keluar dari toilet dan akan menuju ruang tengah. Saat dia mengedarkan pandangannya ia melihat dari jendela kaca, Jongwoon sedang ada ditaman belakang bersama Key. Yura melihat situasi sekelilingnya tampak sepi. Semua orang bercengkrama didalam ruang makan.
Angin sepoi dari pepohonan sekitar taman rumah Jongwoon menggerakkan rambut Yura yang teruari. Pelan-pelan Yura mendekati dimana Jongwoon duduk sambil mengamati gerak-gerik key yang sedang bermain dengan Kkoming, anjingnya.
Jongwoon menoleh saat Yura mulai duduk disampingnya. Lalu dia kembali menatap Key. Yura mencoba mengatur nafasnya. Ia akan mengatakn sesuatu dari mulutnya.
“ Jongwoon oppa “
“ kau ingin menanyakan apa yang terjadi sebenarnya?” Jongwoon menatap Yura. Yura mengalihkan pandangannya.
“ kau pasti sudah mengetahuinya, aku membatalkan untuk menikah dengan Hyena. Dan Sohee dia bukan istriku melainkan istri hyungku. Key aku sengaja mengasuhnya. lalu kau ingin menanyakan apa lagi? Perasaanku setelah itu, hidupku setelah itu. Huh?” Jongwoon berkata bertubi-tubi pada Yura. Matanya terus menatap Yura disampingnya. Yura hanya menunduk, ia sudah tahu dari mendengar percakapan keluarganya tadi. Lalu kemudian dia berani menatap Jongwoon disampingnya.
“ mianhae, aku membohongimu tentang Soohee waktu itu “ kata Jongwoon lagi. Matanya masih menatap Yura. Sorot mata keduanya sangat sulit diartikan.
“ Oppa- “ gumam Yura pelan.
“ kau sudah tahu semuanya, sudahkan?! Bukannya kau tidak peduli lagi denganku keadaanku yang sekarang. Lalu untuk apa kau terus disini, kau mau tertawa atas-”
“ Jongwoon Oppa!!! cukup!!! “ potong Yura. Jongwoon masih terbawa emosi, kemudian ia diam dan mengatur nafasnya. Lalu Jongwoon mengalihkan pandangnya, ia menatap lurus kedepan. Yura, matanya memerah, ia tidak tahu Jongwoon begitu tersiksa waktu itu. Tapi dulu ia pergi bukan tanpa alasan.
“ pergilah. Kekasihmu menunggumu didalam “ kata Jongwoon pelan. Yura kehabisan kata-kata. Kalau dulu mungkin ia akan memeluk Jongwoon dengan erat untuk memperingan masalahnya. Tapi kali ini, Yura tidak bisa apa-apa. Tidak bisa!!!
tenggorokan Yura seakan sulit untuk menelan ludahnya, ia menahan air mata. Air matanya untuk Jongwoon. Laki-laki yang sangat dikaguminya dulu. Dengan berat hati, Yura berdiri dari duduknya dan akan berjalan meninggalkan Jongwoon. Ia yakin Jongwoon sudah bisa mengatasinya tanpa dukungan darinya, tidak seperti dulu.
Saat yura berdiri tiba-tiba sebuah tangan menggengam tangannya. Menahannya agar tidak pergi. Yura melihat tangannya digenggam erat oleh Jongwoon. Jari-jari mungil Jongwoon meremas pelan jari-jari lentiknya.
“ kau tidak ingin memelukku, hum?” kata Jongwoon pada Yura. Yura melihat Jongwoon sudah berdiri dibelakangnya dengan matanya yang memerah menahan tangisnya. Yura tahu Jongwoon butuh dukungan darinya. Sejenak ia melupakan egonya untuk menjauhi Jongwoon. Ia tidak bisa memungkiri, ia juga ingin memeluk tubuh Jongwoon. Mendekap erat tubuh lelaki yang dicintainya kala itu, dan sekarang? Entahlah Yura belum memastikan perasaanya pada Jongwoon.
“ apa kau tidak merindukanku selama 4tahun ?” kata Jongwoon lagi. Yura tersenyum sambil menahan tangisnya. Lalu dengan satu langkahnya dan Jongwoon juga menarik tubuh Yura kedalam pelukannya. Jongwoon membenamkan dagunya dan meneteskan air matanya.
Ia menumpahkan rasa rindunya pada Yura. Tak dipungkiri Jongwoon benar-benar merindukan Yura. Sangat!! Gadis yang selalu mengisi dan menemaninya saat itu. Begitupun Yura, air matanya mengalir dan membasahi pipinya yang merona merah itu. Jongwoon mendekap erat tubuh Yura dan menghirup aroma dalam-dalam gadis yang dirindukannya. Jongwoon ingin membagi rasanya pada Yura, agar yura tahu bagaimana Jongwoon merindukan dan membutuhkannya saat itu. Tangan Jongwoon mengusap pelan pungung Yura, dan tangan Yura juga masih meligkar ditubuh Jongwoon. Keduanya benar-benar lupa akan ego masing-masing.
“ Jeongmal mianhae Jongwoon oppa, aku pergi tidak bilang padamu “ kata Yura menahan isak tangisnya. Tapi mereka masih berpelukan. Mereka tidak sadar ada yang menyaksikan mereka dari kejauhan.
“ aku akan memaafkanmu, jika kau memberitahu alasanmu pergi saat itu “ balas Jongwoon. Mata Yura sedikit terbelahak saat Jongwoon berkata seperti itu. Yura belum menjawab dan tiba-tiba
“ Yura-ya “ Suara yang membuat Yura tersentak dan buru-buru Yura melepas pelukan Jongwoon.
=TBC=
No comments :
Post a Comment