And I Love You Part 3

  No comments



FF ” And I Love You ” Part 3





“ And I Love You “ Part 3 [ YeRa Couple ]
Author : Kim Yeon Young ( @DeanClouds )
Cast : Kim Jong Woon, Kim YuRa (OC)
Support Cast : Kim Young Woon ( Kang In ), Lee Hyena (OC) and Kim’s Family, Lainnya temukan sendiri -___-”
Lenght : Chapter
Ratting : semua umur *tumben banget -__-
Ps : Typo banyak bertebaran dan ini murni kesalahan tangan author. Ingat tangan author, jadi bukan authornya ya *gubrakkk
Genre : Romance, Friendship, Comedy (?)
Author datang lagi, tetep YeRa Couple hanya saja lain cerita. Disini yadongnya belum nampak #plakk
Ahh author gag bakat buat cuap-cuap.
okelah dari pada banyak bicara langsung saja…….. siap-siap kantong plastik. Cerita ini gaje dan bikin mual…….
Author sarankan memutar Day Dream Super Junior
Author POV
“ Aku akan segera menikah Yura-ya….”
Apa aku sedang bermimpi? Apa ini mimpi? Ahh tidak, ini nyata Yura-ya. Ini nyata. Batin Yura terus bertanya-tanya. Ia tidak percaya akan secepat ini. Kenyataannya adalah ia sudah jatuh kedalam jurang yang dalam.
“ Ne? “ Yura tidak bisa berkata apa-apa lagi. Pandangannya terus menatap kedepan. Matanya memanas. Ia yakin sebentar lagi ia akan menangis.
“ mmhh…aku tidak menyangka akan menikah secepat ini “ucap Jongwoon sambil mengela nafas. Yura menunduk. Tapi ia tidak bisa menahan air matanya. Satu tetes bulir air mata telah jatuh dipipinya. Yura buru-buru mengusap dengan tangannya sebelum Jongwoon tahu.
“ Neo haengbokae ?”  tanya Yura pada Jongwoon.
“ hu’um. Haengbokaeyo Yura-ya. Aku akan menikahi dengan gadis yang aku cintai “ kata Jongwoon.
Yura kini menatap Jongwoon yang sedang tersenyum sendiri mengingat masa indahnya dengan Hyena.
“ kau mencintainya ?” tanya Yura memastikan.
“ Geure Yura-ya, wae?? kau tidak percaya?” kini Jongwoon menoleh pada Yura. Dan Yura buru-buru mengalihkan pandangannya.
“ ah..anniya “ jawab Yura tergugup. Jongwoon melihat Yura yang sedikit aneh menurutnya. Tidak biasanya Yura seperti ini.
“ eumm…Yura-ya apa kau sakit?” tanya Jongwoon dengan menempelkan pelupuk tangannya didahi Yura. Dengan sigap Yura menepis tangan Jongwoon.
“ Mm..nae gwenchana!! ahh..akuu ada urusan mendadak. Jongwoon oppa aku pergi dulu “
Dengan setengah berlari Yura meninggalkan Jongwoon yang masih tidak mengerti dengan sikapnya.
“ Hikksss.hikssss………” Yura mengahapus air matanya. Dengan begitu deras air matanya terus mengalir dari pelupuk matanya.
“ Jeongmal pabo-ya Yura-ya…..” gerutunya sambil mengusap air matanya. Yang ia rasakan adalah ketenangan. Yura tahu bahwa memiliki Jongwoon adalah mimpi baginya. Mimpi yang tidak akan pernah terwujud sampai kapanpun.
__oOo__
Dipagi hari yang cerah ini Yura sengaja memasakkan sarapan untuk kakaknya dan juga Appanya. Ya appanya memang sudah pulang dari Jepang. Dengan wajah berserinya Yura memasakkan makanan yang resepnya ia dapatkan dari Ryeowook temannya.
“ Woaaa putri Appa sudah pandai memasak “ kata Tuan Kim saat melihat masakan sudah dihidangkan dimeja makan. Yura hanya tersenyum mendengar pujian dari Appanya. Sementara Kangin yang melihat Yura seperti ini bahkan tidak tersenyum. Dia khawatir terhadap adik satu-satunya itu.
“ mmm… mashita “ puji Tuan Kim sekali lagi saat sudah mencicipi masakan Yura.
“ Ya!! Appa memuji Yura terus “ sahut  Kangin.
“Aish jinja!! kau ini… apa kau iri appa tidak memujimu?? kau segeralah menikah, temanmu sudah akan menikah. Umm siapa ya.. ahh Kim Jong Woon “
Yura mendongak ketika nama Kim Jong Woon disebut oleh Appanya. Sementara Kangin. Pandangannya kini tertuju pada adiknya.
“ Ahh..ne!! dia akan menikah “ kata Kangin lemah. Yura tertunduk lesu. Raut wajahnya berubah tidak seperti tadi. Kemudian Yura meletakkan sumpitnya dan tersenyum pada  Kangin dan juga Appanya.
“ kalau sudah selesai taruh saja disitu, nanti aku akan mencucinya “ kata Yura lalu beranjak dari tempatnya. Kangin menyadari perubahan sikap Yura.
Yura POV
Tidak!! aku tidak boleh seperti ini terus. Dia akan memiliki kehidupan sendiri. Dan aku? Aku juga akan memiliki kehidupan sendiri. Sungguh miris.  Tidak terasa air mataku mengalir kepipiku. Aku mendengar pintu kamarku. Derap langkah semakin mendekat kearahku.
“ Yura-ya, kau sudah tahu?” tanya Kangin oppa.
Aku mengangguk pelan. Aku memang tidak mau menatap kangin oppa. Aku tidak mau dia melihat air mataku.
“ Yura-ya “
“ Oppa tidak perlu khawatir padaku. Nae gwenchana “ walau aku mengatakan ini tapi kenapa hatiku masih sakit. Aku tidak bisa memiliki Jongwoon. Aku rasa ini adalah takdirku. Aku siapa? Aku tidak pantas mencintai dan memiliki seorang Kim JongWoon.
Greepp……….
Kangin oppa tiba-tiba mer*ngkuh tub*hku ked*lam dek*pannya. Sekarang terasa nyaman. Tapi kenapa aku ingin menangis lagi.
“ menangislah Yura-ya kalau kau ingin menangis “ kata Kangin Oppa padaku.
Apakah seperti ini rasanya orang yang sedang patah hati. Begitu sakit, ya Tuhan apa aku yang salah telah mencintai seseorang yang akan menikah. Aku tidak tahu harus bagaimana setelah ini. Semua akan terasa hampa karena aku sudah tidak bisa lagi dengan Jongwoon. Dia akan menjadi milik Hyena seutuhnya.
Pel*kan Kangin oppa begitu hangat. Aku beruntung mempunyai kakak sepertinya.
“ ini salahku. Kalau oppa tidak bertemu dengan Jongwoon. Kau pasti tidak akan terluka “ kata Kangin oppa. Mwo?? tidak. Ini bukan salahmu Oppa. Ini salahku. Salahku membiarkan perasaanku hanyut oleh rasaku sendiri.
“ anniya!!! Kangin oppa, jangan pernah berpikir seperti itu ne!!” ucapku mendongak. Tangannya mengusap pipiku. Aku sekuat mungkin tersenyum padanya. Agar aku tidak kelihatan sangat kacau didepannya.
“ umm…nanti malam ingin aku masakkan apa?? hum” tanyaku mengalihkan perhatian.
“ ahh..jinja?? umm oppa ingin makan ddobboki dan daging panggang “
“ Ya!! badan oppa sangat gendut. Makan yang bergizi, nanti aku masakkan salad okey “
“ shirheo! Daging  panggang Yura-ya…”
“ andwee!!! salad!!”
aku senang menggodanya seperti ini. Wajahnya terlihat lucu saat cemberut seperti ini. Tenang Kangin Oppa. Selama kurang dari sebulan ini aku akan memasakkanmu apa yang kamu mau. Karena nanti aku pasti tidak akan bisa memasakkanmu setiap hari.
Author POV
Hari ini Yura bersiap-siap akan berbelanja bahan dapur. Entah akhir-akhir ini dia selalu ingin memasak. Padahal dulu dia selalu malas jika ryeowook temannya mengajaknya memasak. Cinta memang bisa merubah segalanya, Yura belajar memasak adalah dorongan dari dirinya yang ingin menjadi wanita yang dipuji oleh Jongwoon. Tapi nampaknya tidak akan terjadi.
Tangannya melambai-lambai taxi yang akan berhenti didepannya. Tapi tiba-tiba ponselnya bergetar. Yura melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. ‘ddangko appa’ gumam Yura.
“ Yoboseyo “ jawab Yura
“ Yura-ya eodiesoyo?”
“ aku akan kesupermarket, waeyo?”
“ Jinja!! ya kebetulan sekali. Aku perlu bantuanmu “ Jongwoon antusias dari seberang sana,
“ Mwo??”
__oOo__
Yura sedang duduk dibangku panjang didalam sebuah butik. Menunggu Jongwoon yang sedang fitting wedding dreesnya. Tangannya menopang dagunya. Ia terlalu bosan bila ditempat seperti ini. Jongwoon masih sibik berbincang-bincang dengan salah satu desaigner yang akan menanganinya nanti.
Kadang kala Jongwoon menunjuk Yura yang sedang duduk tak jauh dari tempatnya. Dan desaignerpun tahu maksudnya. Jongwoon mendekati Yura yang setengah mengantuk. Hobi tidur memang sulit untuk dihapus dari kebiasannya.
“ Hey Yura-ya…”
“mmmhh…” Yura tersadar akan tangan Jongwoon yang menyenggol lengannya.
“ aku akan mencoba tuxedoku, kau juga ya?” tanya Jongwoon.
“MWO? Aku juga. Wae? Bukankah kau akan me- “
“ aish sudahlah!! cepat sana…..” Jongwoon mendorong tubuh Yura kearah dua pramuniaga yang akan memakaikan wedding drees padanya.
Dengan ragu-ragu Yura menurut apa yang dua pramuniaga lakukan padanya. Memakai baju pengantin yang bukan untuknya. Jongwoon mengajaknya karena Hyena sedang ada pemotretan diluar kota dan tidak bisa ditunda. Sehingga Jongwoon meminta Yura menemaninya.
“ Agashi, anda terlihat cocok  memakai wedding dress ini “ kata seorang pramuniaga pada Yura saat Yura sudah memakai gaun pengantinnya.
“ Ne?? “ ucap Yura singkat dan tersipu malu.
“ sayang sekali, anda bukan pengantinnya. Aku kira agashi yang menjadi pengantin wanitanya. “ kata parmuniaga yang satu lagi kepada Yura.  Yura tersenyum, lebih tepatnya senyum yang sedikit dipaksakan.
“ kalau boleh tahu..anda siapanya tuan Kim?? mianhae kalau kami lancang”
“ahh..aku. Aku- hanya teman. Ya aku temannya “ jawab Yura sedikit gugup. Dan dua pramuniaga tersebut mengangguk pelan.
“kenapa justru anda yang diajak kesini, seharusnya calon pengantinnya bukan?!! memangnya sesibuk apa pengantin wanitanya hingga tidak bisa datang diacara penting seperti ini “ gerutu pramuniaga tersebut. Yura hanya diam dan tertunduk mendengar perkataan dua orang disampingnya.
“ cha~ sudah beres!!! kajja…. “ ajak dua pramuniaga tersebut keluar dari ruang ganti.
Sementara Jongwoon sudah memakai tuxedo putih dan hitamnya. Dia terlihat sangat tampan. Dan pada saat Yura keluar dari ruang ganti. Jongwoon mendongak dan menatap Yura tidak percaya bahwa Yura begitu cantik.
Yura berjalan pelan-pelan kearah Yura. Sementara mata Jongwoon terus menatap yura dari ujung rambut dari ujung kaki. Yura tersenyum simpul saat tepat dihadapan jongwoon.
“ Yaa…apa ada yang aneh? Pasti sangat jelek ne?”
“ ahh…anniya!! neomu yeppeo Yura-ya. Hassh aku tidak percaya ini kau??”
“ eh?”
“ hanya saja tubuhmu kurang tinggi dan berisi…” tambah Jongwoon lagi. Dan membuat Yura memicingkan matanya.
“ ne!! arasseo. Aku tidak tinggi dan berisi seperti Hyena “
“ ya, bukan begitu maksudku. Tapi kau cocok sekali memakainya, kajja!!“
Yura tampak kaget saat Jongwoon menarik tangan Yura untuk dikalungkan dilengannya. Jongwoon tersenyum pada Yura. Jongwoon membawa Yura kedepan cermin besar. Keduanya seperti pengantin. Dua pramuniaga yang memandang Yura dan Jongwoon tampak terkagum melihat keduanya.
“ agashi bisa foto kami “ pinta Jongwoon. Yura menoleh kepada Jongwoon yang ada disampingnya.
“ mwo?” tanya Yura tidak mengerti. Jongwoon mengeluarkan ponselnya.
“ tuan pakai kamera palaroid kami saja, ne!”
“ boleh juga “ jawab Jongwoon tersenyum. Jongwoon merapatkan diri ke yura. Dan keduanya tersenyum.
Dan….han..dul..set…
foto Yura dan Jongwoon sebagai pengantin sementara (?) sudah jadi. Jongwoon tersenyum melihat hasilnya. Yura juga, tapi dalam hatinya ia sangat sedih. Bahwa ini semua bukanlah untuknya. Ini untuk orang lain. Ini adalah sandiwara saja.
“ gomawo agashi “ ucap Jongwoon pada pramuniaga tersebut.
“ ne,cheonma “
“ Yura-ya ige “ kata Jongwoon menyerahkan fotonya pada Yura. Foto pengantin mereka.
“ kita foto satu kali lagi ne, dengan ponselku “
Jongwoon beraction dengan menarik Yura agar lebih dekat dengannya. Dan ini membuat Yura sedikit gugup bila Jongwoon memberinya skinship.
“ Ya..mana bisa foto selca sejauh ini “ gerutu Jongwoon. Lalu menarik Yura lebih dekat lagi. Dan wajah Yura sudah menempel pada Jongwoon. Keduanya tersenyum.
“Hana..dul..set..”
Yura POV
Aku masih menatap foto pengantinku dengan Jongwoon. Apa benar serasi seperti yang dibilang dua pramuniaga tersebut? Aku juga tidak jelek-jelek amat memakai gaun pengantin. Ahh seperti nya ini foto ini menjadi foto yang paling aku impikan dan akan menjadi kenangan berharga buatku.
Hari mendekati pernikahan Jongwoon yang kurang dua minggu. Sepertinya Jongwoon akan sangat sibuk. Buktinya sudah dua hari ini dia tidak menghubungiku. Ahh dua hari saja aku merindukannya. Apalagi kelak saat dia sudah berkeluarga. Eottoeke?
Saat aku masih asyik dengan lamunanku. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka.
“ Yura-ya. Ige mwoya?” kangin oppa membawa sepucuk surat. Surat??
kangin mendekatiku dan menunjukkan surat dari universitasku.
“ kau akan pindah? Kenapa kau tidak memberi tahu oppa? Apa Appa sudah tahu “
aku mengalihkan pandanganku. Lalu mengangguk pelan. Memang aku tidak memberi tahu Kangin oppa. Aku takut dia akan terlalu cemas dengan keadaanku. Pergi adalah jalan satu-satunya.
“ Mwo?? kau sudah tidak mengganggap Oppa lagi?” kata kangin oppa dengan nada bergetar. Aku menoleh padanya
“ anniya!! oppa jangan berpikiran seperti itu. Aku takut membebani oppa dengan masalahku. Appa sudah tahu dan setuju aku melanjutkan studyku ke Paris. Dan aku akan menetap disana”
“ berapa tahun, dua,tiga, lima atau bahkan selamanya ??” tanya Kangin bertubi-tubi
“ molla…sampai aku sanggup lagi dan menata hidupku kembali “ jawabku ragu. Apa aku sanggup. Bahkan hidupku serasa tidak berguna.
“ Yura-ya, kau yakin?” kata Kangin oppa memelukku. Pasti aku sangat rindu pelukan ini nanti.
“ hu’um “ aku mengangguk. Kangin oppa m*meluk erat tub*hku dan membelai rambutku, bahagianya aku memiliki kakak sepertinya.
“ Yura-ya, aku pasti akan merindukanmu “
“ ne. aku juga “
“ terutama masakanmu. Aku yakin tidak bisa menemukan masakan yang lebih enak dari masakanmu “
mwo? Jadi kangin oppa hanya rindu pada masakanku?? aish jinja!!. dengan sigap tanganku mencubit perutnya yang membuncit itu.
“ Yaa…aww “ erangnya kesakitan.  Wajahnya meringis kesakitan. Aku tertawa melihatnya. Rasakan beruang kutub.
“ neo?? nappeun!! “ ucapnya.
“ rasakan!!kekekeke “
__oOo__
Aku sengaja datang ketempat Jongwoon karena seperti biasa. Jongwoon memintaku datang, sudah pasti membersihkan kandang kura-kuranya. Entah sejak kapan aku juga hobi menjadi pembersih kandang kura-kuranya. Aish jeongmal!! -___-”
Jongwoon masih sibuk dengan segala urusannya. Walaupun ini hari minggu, ponsel ditelinganya tidak pernah lepas. Selalu saja ada yang menelpon. Atau dia sendiri yang menelpon.
Memang Jongwoon kelihatannya mengurus sendiri segala macam keperluan pernikahannya. Aku juga tidak melihat ada Hyena. Entah dimana wanita itu. Apa begitu sibuknya pekerjaannya. Hingga Jongwoon pun ia sering tinggalkan.
Saat semua selesai aku kini duduk disofa diruang tengah.tanganku memangku ddangkomang. Masih dirumah Jongwoon. Tampak sepi memang karena orang tua Jongwoon juga sibuk mengurusi berbagai macam keperluan untuk acara pernikahan Jongwoon.
Aku mendengar derap langkah menuju kemari, aku menoleh ternyata Jongwoon. Dia membawakn jus strawberry untukku. Memang jongwoon sudah hafal kesukaanku. Tapi mungkin ini terakhir kali aku membersihkan kandang kura-kuranya. Karena minggu depan aku sudah berangkat ke Paris.
“ Ige…”
“ gomawo “ ucapku padanya. Jongwoon duduk disampingku dan mengelus cangkang kura-kuranya. Kacamata masih bertengger sempurna di atas hidungnya yang mancung. Sungguh Jongwoon kau sangat tampan. Aku akan merindukan wajah ini. Entah sampai kapan aku bisa melupakannya.
“ makanannya sudah habis, kau bisa temani aku belanja?”
“ eh?” aku tersadar akan pertanyaannya. Karena dari tadi aku sibuk melihat detail wajahnya.
“ ohh..ne!! sekarang?” jawabku.
“ Hu’um “
__oOo__
Aku sengaja mengajak Jongwoon ketoko binatang. Lebih tepatnya ke Toko yang menjual aneka macam binatang yang hidup di air. Jongwoon mengekor dibelakangku dengan tas belanjaan ditangannya.
“ Yura-ya kau  ingin membeli apa?? tanya Jongwoon padaku. Aku tidak menjawabnya. Aku hanya ingin membeli kura-kura sepasang itu saja.
“ Ahjusshi ~ aku ingin kura-kura yang itu “
aku menunjuk kura-kura yang masih sangat kecil. Ada dua memang, aku berniat memberikan pada Jongwoon. Dan satunya tentu aku rawat. Entahlah aku tidak yakin apa dia mau menerimanya apa tidak. Yang penting dia nanti tidak akan melupakanku saat dia sudah berkeluarga nanti.
“ kau ingin membeli kura-kura “ tanya Jongwoon. Aku mengangguk pelan.
“ buat apa?? kau sangat teledor. Bisa-bisa dua kura-kura ini mati hanya karena kau lupa memberikannya makan “   aish banyak omong sekali pria aneh ini.
“ anniya!! kata siapa dua. Aku hanya merawat satu. Yang satu aku akan memberikannya padamu “ kataku tersenyum padanya. Jongwoon tampak bingung dengan ini semua.
“ Mwo?? “ pekiknya.
Aku dan Jongwoon sudah sampai dirumah. Lebih tepatnya dirumahku. Karena sekalian nanti Jongwoon tidak mengantarku pulang.
“ tunggu disini, aku buatkan minum “
kataku padanya. Jongwoon duduk disofa ruang tengah, dia hanya mengangguk pelan. Mungkin dia terlalu capek. Karena belakangan ini dia memang super sibuk.
Tak lama kemudian aku sudah siap dengan minuman dingin untuknya. Saat aku tiba diruang tengah kulihat Jongwoon tengah berbaring. Matanya terpejam. Apa dia sudah tidur?? molla…
aku meletakkan gelas minuman dimeja lalu aku mendekat kearah Jongwoon. ‘rupanya dia tertidur’ gumamku.
Saat aku hendak berbalik, entah kenapa aku ingin menoleh. Ternyata wajahnya saat tidur benar-benar damai sekali. Tidak ada guratan wajah menyebalkan. Aku sampai lupa waktu karena terus memperhatikan terus wajahnya. Hidung, pipi, bibir, semuanya indah dimataku. Tapi aku teringat kembali kalau dia akan menikah. Senyumku berubah menjadi sebuah senyum ilusi saja.
“ kau baru sadar, aku begitu tampan. Hum?” katanya pelan dengan suaranya yang serak.
“ ahhh~ an-anniya “ sial, aku tertangkap basah olehnya. Ditambah aku gugup. Hassh!!
“ lalu, buat apa kau menatapku terus?” katanya seraya bangun dari tidurnya.
“ umm..umm..ini sudah sore!! apa kau tidak pulang~ bukannya kau akan menjemput Hyena?” kataku mencoba mengalihkan perhatian.
“ Aish!! aku sampai lupa…”  jawabnya seraya memakai jaketnya lagi.
“ Jamkanman!! ige…” aku mengambil satu kura-kura kecil  untuknya.
“ mwo? Untuk apa kau memberikanku kura-kura?” tanyanya. Aku hanya tersenyum padanya.
“ anniya!! aku hanya ingin memberimu saja. Kau rawat yang baik. Aku hanya ingin kau tidak melupakanku nanti jika kau sudah berkeluarga“ jawabku ringan.
“ Ya. Kau mana boleh begitu. Aku akan selalu mengingatmu. Mana mungkin aku melupakan gadis ceroboh dan aneh sepertimu?” jawabnya sambil tertawa.
“ Ya!! kepala helm!!” pekikku.  Jongwoon tertawa kemudian pergi dari rumahku. Aku mempunyai waktu yang sedikit untuk bersamanya.
Semoga kura-kura  kecil itu, bisa membuatmu berubah Kim Jong Woon dan selalu mengingatku.
__oOo__
Hari ini aku ada jadwal kuliah dihari terakhirku. Tidak ada yang tahu aku akan pindah ke Paris. Tapi aku tidak tega bila tidak memberi tahu Ryeowook. Sahabatku.
“ JINJA!!!!” pekik Ryeowook. Suaranya yang melengking membuat kupingku tuli seketika.
“ apa kau seruis Yura-ya. Kenapa mendadak sekali? Hum?” tanya nya lagi padaku. Aku menatap lurus kedepan. Dan menghirup udara sebanyak banyaknya. Berusaha tegar dan tenang.
“Ne aku serius. Ini keputusanku, dan bukan mendadak. Aku sudah merencanakan jauh-jauh hari “ ucapku pelan.
Grepp…..
Ryeowook memelukku sekarang. Ahh yang melihat kami pasti mengira kami adalah pasangan kekasih.
“ Yura-ya aku pasti merindukanmu “ ucapku padanya. Tangannya mengusap punggungku. Memang semasa kuliah satu  semester disini. Ryeowook lah yang paling dekat denganku.
“ nado wookie-ah. Aku akan lebih giat belajar memasak “ kataku menggodanya.
Ryeowook melepas pelukannya. Ternyata ya Tuhan, dia menangis. Aigoo~
“ ya kau menangis. Mana boleh laki-laki menangis. “ kataku padanya. Ryeowook mengusap air mata yang sudah ada dipipinya dengan tangannya. Benar-benar mirip anak kecil.
“ kau janji akan kembalikan?? berjanjilah padaku Yura-ya “
aku tidak bisa untuk berjanji yang tak pasti. Entah sampai kapan. Aku memang pengecut yang lari dari masalah. Tapi ini jalan satu-satunya agar aku tidak terus menerus merasakan harapan kosong pada Jongwoon.
“ Yura-ya!! jangan bilang-”
“ ne!! yakshoke…aku akan kembali “ kataku tersenyum padanya. Kulihat Ryeowook juga ikut tersenyum. Tapi kapan akupun juga tidak tahu.
Seminggu lagi adalah hari Pernikahan Jongwoon dan Hyena. Menyebutnya saja aku sakit, apalagi sampai aku melihatnya. Jongwoon memintaku sebagai pengiring wanitanya. Mustahil. Aku bahkan tidak akur dengan Hyena, apa dia tidak tahu??
Dua hari nanti aku akan berangkat ke Paris. Dan tak satupun keluarga Jongwoon yang tahu akan hal ini. Aku memang sengaja tidak memberi tahu mereka.
“ Kangin oppa…masakannya sudah siap. Kalau kau malas mencuci piring taruh saja disana. Setelah pulang aku akan mencucinya “
“ Yura-ya sampai kapan kau akan kelihatan baik-baik saja, hum ?” tanya Kangin oppa padaku.
“ aku memang baik-baik saja “ jawabku singkat sambil memakai cardiganku lalu mengambil tas slempangku. Aku akan menemui Jongwoon untuk yang terakhir kalinya.
“ kau mau kemana lagi? Yura-ya oppa khawatir denganmu. Setiap hari kau masakkan oppa sesuai dengan keinginan Oppa. Menuruti apa yang oppa inginkan. Bangun pagi, membereskan kamar. Semuanya. Seperti kau tidak akan pulang saja. “
aku mendongak menatap Kangin oppa. Aigoo! Mianhae oppa. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin meninggalkan kesan sebagai adik yang baik padamu.
“ aku pergi dulu, annyeong~” aku pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya.
“ Yakk!! kau bahkan tidak menjawab pertanyaan oppa!!”  pekiknya. Aku rasa dia sangat kesal denganku.
Author POV
Rambut Yura yang tergerai tertiup angin semilir dibukit ini. Langit yang cerah dan biru nampak indah menghiasi hari sore ini. Yura menatap lurus kedepan, pikirannya menerawang jauh dan membayangkan bila pernikahan Jongwoon gagal. Yura tidak berniat menyatakan perasaannya karena hal ini justru membuat Jongwoon membencinya nanti.
“ kau sudah lama….” kata Jongwoon tiba-tiba duduk disamping Yura. Yura menoleh lantas menatap Jongwoon. Besok aku tidak akan bisa melihatnya dari dekat sini, batin Yura.
“ anniya, aku baru juga sampai “ jawab Yura.
“ Haahh….aku capek sekali Yura-ya “gersah Jongwoon pada Yura. Sambil memutarkan kepalanya. Seperti merasakan pegal dilehernya.
“ itu sudah resiko tuan Kim. Apa kau mau aku pijat??”
“ mwo? Kau bisa memijat?” tanya Jongwoon memastikan.
“ bisa!! aku sering memijat Appa dan juga Kangin oppa…:”
“ Jinja!! coba buktikan” Jongwoon tidak percaya, lalu memunggungi Yura. Yura tahu segera memijit pundak Jongwoon. Dengan pelan dan hati-hati.
“ Ya, pijitanmu enak sekali. Andai saja Hyena mau melakukannya untukku “ kata Jongwoon. Yura sedikit melemah karena kata-kata Jongwoon menyebut Hyena.
“ umm…lalu buat apa kau memintaku datang ketempat ini” tanya Jongwoon pada Yura.
“ anniya!!aku hanya ingin berdua denganmu. Apa tidak boleh?” kata Yura. Jongwoon berpikir sejenak dengan kata-kata Yura barusan.
“ Mwo? Hah tumben sekali. Biasanya kau selalu menggerutu saat aku mengajakmu “
“ kau seminggu lagikan akan menikah Jadi pasti kau tidak punya banyak waktu untukku.”ucap Yura sedikit lemah. Jongwoon menyadari ada getaran suara saat mendengar kata-kata Yura barusan. Ia menoleh pada Yura. Dan menatap Yura.
“ Hei, kau  takut akan merindukanku?? hum…” kata Jongwoon.
“ Nde?? anniya “
“ godjimal”
“ kangin oppa tidak sepertimu. Kau baik kadang menyebalkan, aku tidak menyangka akan kehilangan kakak seperti mu “ kata Yura berbohong, ia sebenarnya tidak ingin kehilangan sosok Jongwoon bukan sebagai kakak melainkan sebagai seseorang yang penting untuknya.
“ kata siapa kau akan kehilanganku. Aku akan terus bersamamu. “ kata Jongwoon, lalu mer*ngkuh tubuh Yura ked*lam dek*pannya. Yura tidak kuasa lagi menahan tangisnya. Air matapun jatuh dan mengalir kepipinya.
“ kau mencintainya ?” tanya Yura pada Jongwoon.
“ kau sudah sering bertanya itu Yura-ya. Apa aku kurang jelas menjawabnya. Tentu saja aku mencintainya. Nanti kau pasti juga akan merasakannya dengan orang yang kau cintai “ ucap Jongwoon pada Yura. Dan membuat air mata Yura bertambah deras mengalir.
Yura tidak menjawab lagi karena ia takut Jongwoon tahu kau menangis begitu hebat. Pelukan Jongwoon sangat nyaman dirasakan oleh Yura.
“ Jongwoon oppa “
Suara wanita itu mengagetkan Jongwoon dan juga Yura. Jongwoon menjauhkan diri dan melepas pelukannya. Sementara Yura menyeka air matanya aga tidak ketauan oleh Jongwoon.
“ Hyena-ya “ panggil Jongwoon pada Hyena saat Hyena berdiri tak jauh dari tempatnya. Hyena menatap Jongwoon penuh dengan emosi. Jongwoon yang sadar posisinya segera berlari dan menyusul Hyena. Tanpa memandang Yura lagi. Jongwoon tidak menoleh sedikitpun kearah Yura. Yura hanya bisa diam dan menangis melihat pemandangan didepannya. Jongwoon m*meluk Hyena dan mend*kap tub*h wanita yang akan menjadi istrinya itu.
“ Jongwoon oppa….selamat tinggal. Kita pasti tidak akan bertemu lagi, walaupun kita bertemu aku yakin suasananya berbeda “ gumam Yura lebih tepatnya ia berbicara pada dirinya sendiri. Dan air mata jatuh lagi kepipinya.
__oOo__
Yura tengah memandangi fotonya dengan Jongwoon saat memakai gaun pengantin. Gaun yang memang bukan untuknya. Ia kemudian menyelipkan foto itu kedalam bukunya dan ditaruhnya didalam laci mejanya. Kakinya melangkah kekandang kura-kura yang baru ia beli. Kura-kura kecil pasangan kura-kura yang ia berikan pada Jongwoon.
“ kau disini baik-baik. Kangin oppa dia akan merawatmu dengan baik…umm namamu siapa ya? Ahh aku beri nama Ddongki saja ne?? keren kan…”kata Yura pada kura-kuranya. Lalu ia meletakkan lagi kekandangnya.
“ Ceklekk “
pintu kamarnya terbuka. Kangin masuk kekamarnya dan menatap adiknya itu.
“ kau sudah siap? Oppa ingin kau berubah pikiran dan tetap disini “
“ anniya!! aku tidak mungkin membatalkannya…..umm!! kangin oppa janji ya, jangan beritau Jongwoon tentang ini. Ne!!”
“ apa kau yakin?”
“ oppa!!!”
“ Arra!!! kalau itu maumu. Oppa tidak akan memberitahu alamatmu nanti “ Yura tersenyum mendengar jawaban oppanya. Lalu kangin membantu menyeret koper Yura.
“ Jamkanman!! aku lupa sesuatu “
“ Mwo?”
Yura mengambil gantungan ponselnya yang bergambar kura-kura. Gantungan yang ia beli untuk dirinya dan jongwoon. Tapi jongwoon lebih memilih gantungan yang di beri hyena.
@INCHEON Airport
Gemuruh suara dan orang berlalu lalang menghiasi pemandangan airport sore ini. Yura hanya diantar oleh Kangin dan juga Ryeowook. Appanya sudah menunggu Yura di Paris. Jadi ia berangkat sendiri. Jongwoon pun tidak tahu ia akan pergi meninggalkan korea.
Dengan topi rajut dan celana jeans kesukaannya serta Tshirt longgar favoritnya Yura berdiri diambang perbatasan masuk penumpang. Ia kelihatan sangat manis, tapi tidak bisa dipungkiri terlihat raut kesedihan dimatanya.
“ Kangin oppa…kau baik-baik dirumah ne?? kalau ingin makan, ingat!! makan sayur yang banyak. Biar tidak bertambah gendut!!! arasseo “
“arasseo!!!  yura-ya….rumah pasti sepi. Tidak ada musuh dalam bertengkar, tidak ada yang memijit oppa. Tidak ada suara teriakanmu. Ahh oppa akan merindukanmu!! ” kangin mer*ngkuh tub*h adiknya itu. Air mata mengalir dari pelupuk mata Kangin. Ryeowook disebelahnya juga ikut terharu. Yura menepuk punggung kakaknya itu dengan lembut
“ Oppa. Kalau rindu aku. Telepon ya?jangan lupa rawat ddongki ku, ne?”
“hu’um !!kau akan kembali kan??” tanya kangin. Yura tersenyum simpul. Tapi ia tidak menjawabnya.
Yura melepas pelukan kakaknya dan menghampiri ryeowook.
“Ryeowook-ah!! aku pasti merindukanmu “
“ Yura-ya ~ aku juga pasti akan merindukanmu. Aku tidak mungkin mempunyai sahabat sepertimu lagi. Kalau kau pergi, siapa yang akan menemaniku memasak, siapa yang akan meminkam bukuku lagi. Siapa yang akan mencontekku lagi?? siapa yang akan merengek-rengek manja padaku?hum”
Yura meneteskan air mata mendengar kata-kata sahabatnya. Gila!! hanya karena jongwoon aku merelakan semuanya. Semuanya, batin Yura.
“ berjanjilah. Kau baik-baik di paris ne!! “ kata Ryeowook melepas  pelukannya. Lalu menghapus air mata Yura.
“ hu’um…..” yura menganguk. Ia sudah tidak sanggup lagi berhadapan lama-lama dengan orang yang disayanginya.
“ aku pergi!!!!! annyeong “
Yura melambaikan tangannya. Lantas pergi. Sesaat ia menoleh berharap jongwoon hadir. Tapi kelihatannya sia-sia. “ aku akan menjalani hidup baru tanpa Jongwoon “ batin Yura.
=TBC=

No comments :

Post a Comment