Can You Love Me? (Part 12)

  No comments



Can You Love Me? (part 12)

CYLM
Part 12~~
“appa aku benar-benar menyesal.”
“kau selalu menyesal tapi kau juga selalu mengulanginya.”
Soojin semakin tertunduk dalam. dari nada bicaranya saja dia sudah tahu ayahnya sangat marah.
“appa sudah membuat keputusan. kau akan pindah sekolah” Soojin mengangkat cepat kepalanya bibirnya sudah terbuka untuk menolak tapi kalimat lanjutan dari ayahnya membuat lidahnya menjadi keluh. “ke Amerika”
Soojin bergantian menatap ayah dan ibunya. apa dia tidak salah dengar? ayahnya ingin mengirimnya keluar negeri?
“appa…”
“kami sudah sepakat untuk mengirimmu sekolah diluar.”
“appa tapi bagaimana bisa kalian melakukan ini padaku”
“Eomma… aku tidak pernah pergi jauh sendirian. aku juga tidak bisa hidup sendirian” mata Soojin memerah, siap kapan saja tangisannya pecah. mengerikan orang tuanya akan mengirimnya kebelahan bumi lainnya. dia tidak pernah pergi keluar negeri sendirian terlebih untuk hidup seorang diri dinegara asing. dia tidak bisa, dia juga tidak mau.
“disana kau akan belajar bagaimana sulitnya hidup tanpa orang yang bisa kau andalkan. kau akan lebih menghargai apapun yang kau miliki saat ini.” Hyomi berkata. meski berat ini keputusan yang sudah mereka sepakati. Soojin harus bisa berpikir dewasa agar Soojin lebih bisa menghargai apa yang telah mereka berikan. mungkin inilah waktu yang tepat membuat putrinya hidup mandiri.
“aku tidak bisa”
“kau pasti bisa” yakin  Hyomi.
“tapi aku tidak mau”
“sayangnya kau harus mau.” kata Jaesuk tanpa terbantahkan.
“kami sudah menyiapkan semuanya disana. termasuk rumah dan beberapa orang yang akan membantumu.” ujar Hyomi. Soojin menghapus cepat air mata yang keluar.
“appa akan mengurus kepindahanmu. kau akan pergi secepatnya” Soojin menatap ayahnya dalam dan memohon agar ayahnya berubah pikiran namun gelengan kecil Jaesuk menandakan keputusan itu tidak akan berubah.
Merasa tidak ada lagi yang ingin orang tuanya katakan Soojin beranjak pergi.
Jaesuk memegang dadanya yang tiba-tiba sakit. “gwaenchana?” tanya Hyomi membuat Soojin memutar tubuhnya cepat. dia melihat ayahnya sedang kesakitan dan terus memegangi dadanya.
Soojin menghampiri ayahnya dengan wajah paniknya berbeda dengan ibunya yang jauh lebih tenang.
“ayahmu baik-baik saja. dadanya akan sakit jika sedang banyak pikiran.” ujar Hyomi menenangkan Soojin.
“kembalilah kekamar”
“tapi—”
“kembalilah ke kamar” ulang Hyomi lebih tegas. Soojin menurut kembali ke kamarnya dengan berat hati.
.
.
“HAN SOOJIN”
“HEY! HAN SOOJIN KAMI DISINI”
Hyesoo dan Minji berteriak dari halaman depan. berteriak kearah kamar Soojin yang berada dilantai 2.
“SOOJIN BODOH APA KAU TULI” teriak Hyesoo lagi sedangkan Minji terlihat tengah mencari sesuatu. dia menemukan batu kerikil berukuran kecil lalu mengambil ancang-ancang melemparkannya ke pintu kaca balkon kamar Soojin.
Soojin yang baru selesai mandi dan baru keluar dari kamar mandi mengerutkan dahinya bingung. masih mengenakan baju handuk dia berjalan menuju balkon.
Dibawah sana dia melihat dua sahabatnya yang berkacak pinggang. “kenapa lama sekali?” ketus Minji.
“aku baru selesai mandi. apa yang kalian lakukan disana? kenapa tidak masuk?”
“berdandanlah yang cantik kita akan pergi ke suatu tempat.”
Soojin baru sadar jika kedua sahabatnya berpenampilan berbeda. rapi dengan dress cantik mereka. Hyesoo mengikat rambut hitamnya sementara Minji mengepang rambutnya kebelakang.
“kita akan bersenang-senang” kata Minji berbisik takut-takut ada yang mendengar. meski begitu Soojin mengerti apa yang Minji katakan lewat gerak bibir gadis itu.
“tapi aku sedang dihukum. eomma pasti tidak akan membolehkanku keluar.”
“bibi Hyomi malah yang menyuruh kami mengajakmu keluar.” Hyesoo mengibaskan tangannya menyuruh Soojin segara bersiap-siap.
“Song Hyesoo kau tidak berbohong kan?” Soojin tidak langsung mempercayainya. bagaimana mungkin ibunya yang menyuruh kedua sahabatnya mengajaknya keluar padahal jelas-jelas dia sedang dihukum. ibunya bukan tipe wanita berhati lunak.
“menurumu bagaimana bisa kami berdiri disini jika bukan karena bibi yang bicara pada ibu kami” jelas Hyesoo.
“cepat berdandan sana. kami akan menunggu di mobil Hyesoo ok?”
Soojin melirik ke arah mobil merah yang terparkir diluar rumahnya. “kenakan dress yang cantik kita akan pergi ke sebuah pesta.” Minji mengerling dengan senyum yang terkesan misterius.
~
Seperti yang dikatakan Hyesoo, ibunya mengizinkannya pergi tanpa dia mengatakan apapun. aneh sekali baru kali ini saat dia membuat kesalahan ibunya mengizinkannya pergi selama masa hukuman.
Soojin duduk dibelakang. lewat kaca depan dia melihat Hyesoo yang tidak henti-hentinya tersenyum.
“kita akan kemana?”
Minji memutar tubuhnya menghadap Soojin sementara Hyesoo membalas menatap Soojin lewat kaca depan.
“kita akan kepesta. anak club basket mengadakan pesta malam ini”
Soojin melirik Hyesoo. jika berhubungan dengan anak club basket itu berarti mereka pergi karena Joon Myun. kekasih Hyesoo itu adalah ketua tim basket disekolahnya. pantas saja dia tersenyum seperti itu. batin Soojin.
“pasti banyak pria tampan disana” seru Minji riang. gadis itu lebih bersemangat dari Hyesoo sekalipun. siapapun tahu anak club basket tidak lebih dari sekumpulan siswa tampan disekolah.
Berbanding dengan Soojin yang sama sekali tidak bersemangat seperti biasanya jika menyangkut pesta, gadis itu biasanya yang paling bersemangat. tapi tidak untuk kali ini tidak ada kata bersenang-senang karena sebentar lagi dia akan pergi. pergi jauh dari teman-temannya. kesepian. dia takut kesepian dia negara asing itu karena tidak memiliki teman.
“Soo-ah kenapa wajahmu seperti itu?’ Soojin tidak menyadari jika mata Hyesoo memperhatikannya. Soojin merubah raut wajahnya cepat memaksakan bibirnya tersenyum menutupi suasana hatinya yang sesungguhnya.
“kau masih sedih karna kita diskros ya?”
Soojin menggeleng. “sekarang aku sangat senang karena bisa keluar bersama kalian.”  Soojin berusaha meyakinkan keduanya. “omong-omong dalam rangka apa mereka mengadakan pesta?’
“merayakan kemenangan mereka.”
Tim basket sekolah mereka menang satu minggu yang lalu melawan tim basket dari sekolah Hanrin. ini tahun ke lima sekolah mereka menang berturut-turut dari sekolah Hanrin karena itu kemenangan ini perlu dirayakan.
Mereka akhirnya sampai ditempat tujuan. Soojin menatap bingung tempat didepan mereka itu. “club? pestanya disebuah club?”
Hyesoo dan Minji kompak mengangguk.
“bagaimana kita bisa masuk. kita ini anak dibawah umur. kita tidak akan bisa masuk tanpa kartu tanda pengenal.”
“tidak perlu cemas” tangkas Hyesoo. “taraaa” dia  mengacungkan sebuah card. Soojin mengambil card tersebut. dia sangat tahu fungsi card itu yang merupakan kartu anggota khusus. para penjaga tidak akan memeriksa kartu pengenal mereka jika mereka masuk dengan lartu itu.
“kau dapat dari mana?”
“Joon Myun yang memberikannya. lagi pula pestanya dilantai dua pub ini. kajja jangan sampai kita terlambat”
Hanya dengan menunjukan kartu khusus itu mereka masuk tanpa hambatan. dua pria bertubuh besar hanya menatap ketiganya menelisik.
Mereka masuk melalui lift yang langsung menuju ke lantai dua. suasana yang sangat berbeda terasa di dua lantai gedung ini. jika lantai bawah musik berdentum dengan keras,  pria dan wanita berbaur menjadi satu. menari bersama dilantai dansa bahkan tak jarang para pasangan bercumbur disudut-sudut ruangan maka di lantai dua ini musik mengalun lebih bersahabat tak sampai membuat telinga sakit. anak-anak yang bergabung di club basket sudah banyak yang datang bersama kekasih atau teman-teman wanita mereka.
Joon Myun menyadari kedatangan mereka langsung menghampiri ketiganya. orang pertama yang dia sambut tentu saja kekasihnya Song Hyesoo. Soojin memutar matanya malas dan Minji mencebikan bibirnya iri melihat dengan mesranya tangan Joon Myun melingkar ditubuh Hyesoo. dan ada hal langkah yang hanya bisa dilihat jika Hyesoo berdekatan dengan Joon Myun. wajah Hyesoo yang tersipu.
“Astaga kalian ini” rutuk Minji.
Minji menarik Soojin menjauh. ada beberapa wanita yang mereka kenal datang kepesta ini namun ada beberapa juga yang tidak mereka kenal.
Soojin dan Minji memilih duduk didepan bar. mereka memesan segelas minuman. “Soo-ah sepertinya para senior juga di undang.” ada beberapa pria yang mereka kenal sebagai alumni sekolah mereka yang datang. lebih tepatnya orang-orang yang pernah bergabung di tim basket sekolah.
Soojin mengikuti arah pandang Minji yang mengarah pada segerombolan pria. dia mengenali satu pria yang bernama Jang Soo Hyuk, pria yang pernah memegang jabatan sebagai ketua tim basket dua tahun berturut-turut. itu yang dia dengar karena saat pria itu menjabat dia masih duduk disekolah menengah pertama.
Tapi Kyuhyun pasti mengenalnya karena setelah Soo Hyuk keluar dari sekolah Kyuhyun yang menggantikannya.
Kenapa dia bisa sampai lupa jika Kyuhyun juga anggota club basket tapi dia belum sempat melihat Kyuhyun bertanding karena saat dia masuk Kyuhyun sudah tidak bergabung lagi. disekolahnya memiliki peraturan di tinghat akhir tidak ada murid yang boleh mengambil ekstra kulikuler lagi karena mereka harus fokus untuk menghadapi ujian.
Soojin tersentak saat Soo Hyuk berpaling padanya dan mata mereka bertemu. Soojin segera berpaling kearah lain. dia meraih minumannya. saat cairan merah itu mangalir ke tenggorokannya Soojin mengeryitkan hidungnya.
Omong-omong apa Kyuhyun akan datang ke pesta ini? sejauh ini dia belum melihat Kyuhyun ataupun teman-teman Kyuhyun. Lee Donghae dan Lee Hyukjae juga anggota club basket.
“Soo-ah sepertinya Soo Hyuk sunbae sedang memperhatikanmu”
Minji membuyarkan lamunan singkatnya. ekor mata Soojin melirik kearah Soo Hyuk yang dengan terang-terangan menatap kearahnya.
“dia sepertinya tertarik padamu”
“sayangnya aku tidak tertarik” jawab Soojin acuh.
“Omo… dia berjalan kearah sini” kata Minji panik bercampur senang. “Soo-ah dia menghampirimu” berbeda dengan Minji yang panik Soojin begitu tenang. dia sama sekali tidak memperdulikan Soo Hyuk yang sudah berdiri dihadapannya.
“Han Soojin?” saat namanya disebut oleh Soo Hyuk barulah Soojin menatapnya. “aku sering mendengarmu dari teman-temanku. dan kau pasti Hwang Minji ‘kan?”
Minji mengangguk. “aku juga sering mendengar tentangmu.”
“aku juga sering mendengar tentangmu sunbaenim” nama Jang Soo Hyuk sering kali mereka dengar sekalipun orangnya sudah lulus dari sekolah. saat Soo Hyuk menjabat sebagai ketua tim basket untuk pertamanya sekolah mereka menang dari sekolah Hanrin.
Soo Hyuk mengambil tempat disamping Soojin. “senang bisa bicara langsung denganmu” Soo Hyuk jelas menunjukan ketertarikannya pada Soojin.
Soojin hanya tersenyum kecil menanggapinya. bukan waktu yang tepat untuknya berkenalan dengan seorang pria disaat dia akan meninggalkan Korea.
Musik berhenti dan perhatian semua orang jatuh pada Joon Myun yang berada diatas panggung kecil.  “apa acara ini bisa kita mulai sekarang?” semua orang bersorak mengiyakan.
“Eoh coba lihat siapa yang baru saja datang”
Joon Myun menyambut tiga pria yang baru saja masuk. orang pertama Lee Donghae, pria dengan senyum manis itu tersenyum menghipnotis semua gadis untuk sesaat terpaku pada wajah tampannya. orang kedua adalah Lee Hyukjae pria itu tersenyum tipis tak semanis Donghae namun sangat ampuh membuat Hwang Minji menegang. dan orang ketiga tentu saja Kyuhyun. tanpa senyum dan dengan wajah dinginnya. meski Kyuhyun tidak tersenyum tapi dia lah pria yang bisa membuat banyak gadis menjerit tertahan.
“mantan ketua tim basket Cho Kyuhyun,  Lee Hyukjae dan Lee Donghae. selamat datang.”
“maaf kami terlambat.” ujar Donghae.
“selamat bersenang-senang” ujar Joon Myung berteriak menggunakan microfon dan musik kembali berbunyi dengan ritme yang lebih kencang.
Semua orang menggoyangkan tubuh mereka. yang wanita meliuk-luikan tubuhnya memperihatkan bentuk tubuh sempurna mereka.
Hyukjae dan Donghae segera berbaur bersama teman-teman mereka. sementara Kyuhyun masih berdiri ditempatnya.
Dari sekian banyak gadis hanya ada satu orang yang Kyuhyun cari. dia melihat Hyesoo itu berarti Soojin juga datang ke pesta ini.
Matanya terus mencari hingga dia menemukan Soojin. duduk berdampingan dengan Minji dan seorang pria yang sangat dia kenal.
~
Dirumah, Hyomi membawa dokter pribadi mereka ke dalam kamarnya.
“Dr. Hong sudah datang” katanya membuat kelopak mata Jaesuk terbuka. pria itu terbaring tak bedaya diranjangnya. Dr. Hong mulai memeriksa Jaesuk sedangkan  Hyomi meremas tangannya gelisah.
“Soojin—”
“tidak perlu cemas, aku meminta Hyesoo dan Minji mengajak Soojin keluar malam ini.”
Jaesuk terlihat lega. Hyomi sengaja melakukan itu agar saat Dr. Hong tiba dirumah Soojin tidak tahu. mereka sepakat untuk menyembunyikan penyakit Jaesuk dari Soojin. jika Soojin melihat Dr. Hong memeriksa ayahnya putrinya itu pasti akan curiga.
“bagaimana?” tanya Hyomi tidak sabaran.
“tidak ada pilihan lain kau harus segera di rawat dirumah sakit.”
“apa tidak bisa dirumah saja?” kata Jaesuk lemah. dia memegangi dadanya yang masih terasa sakit.
“kondisimu sudah semakin parah. jika dirumah kami tidak bisa setiap saat mamantaumu.”
“sayang, sudah saatnya kau menjalani pengobatanmu” kata Hyomi dengan nada memohon. memohon agar suaminya melunak.
“aku tidak bisa. jika dirawat dirumah sakit aku hanya akan tidur tanpa melakukan apapun. aku tidak bisa meninggalkan tugas ku diperusahaan.”
“ada sekretaris Ahn yang bisa menangani semuanya.”
“aku tidak bisa” Jaesuk masih berkeras. “aku ingin rawat jalan seperti biasanya.” ujarnya pada Dr. Hong.
“jika kondisimu terus memburuk tidak ada pilihan selain ke rumah sakit.” Jaesuk mengangguk mengerti.
“apa dia minum semua obatnya dengan teratur?”
Hyomi mengangguk.
“ini resep tambahan untuknya. segera hubungi aku jika kondisinya semakin memburuk.”
“baiklah”
“Tuan Han, kau harus banyak istirahat dan hindari tekanan dan stress” ujar Dr. Hong untuk terakhir kalinya.
“aku mengantar Dr. Hong dulu” Jaesuk mengangguk lemah.
“apa kondisinya semakin memburuk?” tanya Hyomi setelah mereka keluar dari kamar.
“semakin memburuk” jawab Dokter paruh baya itu diiringi gelangan kepala. “dia harus banyak istirahat dan jika dadanya terasa sakit jangan biarkan dia melakukan apapun. kemungkinan terburuk bisa mengakibatkan serangan jantung mendadak”
“tapi nyonya kau tidak perlu khawatir selama kau bisa memastikan tuan Han tidak memaksakan diri untuk bekerja kondisinya tidak akan memburuk.”
“aku akan memastikan dia tidak akan bekerja dengan keras.”
“selamat malam.”
Hyomi menunggu hingga Dr. Hong masuk ke dalam mobilnya barulah dia kembali ke kamar.
~
Alunan musik berganti mengalun lembut dan para pria sibuk mencari wanita yang bersedia berdansa dengan mereka. Hyukjae mengahampiri Minji. mengulurkan tangannya ke hadapan gadis itu. mata Minji naik dari telapak tangan Hyukjae ke wajah dengan garis rahang yang tegas itu. “berdansalah denganku” kata Hyukjae penuh harap. ragu Minji mengangkat tangannya hingga menerima uluran tangan Hyukjae. dan Hyukjae langsung mengajak Minji ketengah ruangan bergabung dengan pasangan lainnya.
“sepertinya kita  juga harus berdansa.” Soo Hyuk mengulurkan tangannya namun tidak langsung diterima oleh Soojin.
“sepertinya kau harus mencari pasangan lain Soo Hyuk sunbae” sepasang kaki berhenti dihadapan mereka. kepala Soojin terangkat memastikan apa suara itu benar milik Kyuhyun atau…
“Kyuhyun-Ssi?” suara itu milik Soo Hyuk.
“maaf sunbaenim tapi gadis ini milikku” darah Soojin berdesir mendengar Kyuhyun menyebut dia sebagai miliknya.
“apa kau bercanda”
“sayangnya tidak” Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk Soojin.
Dengan wajah kesalnya Soo Hyuk pergi meninggalkan keduanya. tidak juga uluran tangannya diterima tanpa aba-aba Kyuhyun menarik tangan Soojin mengajak gadis bergabung kelantai dansa.
“apa kau keberatan?” tanya Kyuhyun kecewa melihat wajah Soojin yang sama sekali tidak bersemangat. lebih kecewa karena Soojin tidak memberikan jawaban, tidak menggeleng ataupun mengangguk.
Musik mengalun semakin lembut mereka yang berdansa bergerak kekanan dan kekiri dengan lembutnya menikmati musik dengan mata yang saling bertemu.
Tidak jauh, ada Hyesoo dengan semburat merah dipipi berdansa bersama Joon Myun. juga ada Minji dan Hyukjae yang saling menatap dalam.
“maaf” kata Hyukjae. ini saat yang tepat untuk meluruskan masalah mereka. “aku memang salah karena mengencani gadis lain disaat aku berkencan denganmu”
Ini fakta yang tidak siapapun tahu, tidak Hyesoo tidak juga Soojin, tidak Donghae ataupun Kyuhyun. mereka sempat berkencan bahkan Hyukjae sudah menyatakan perasaanya. namun kesalah yang pria itu lakukan membuat hubungan mereka memburuk untuk jangka waktu yang lama.
Dia menyukai Minji sejak awal melihat gadis itu. Hwang Minji bukan gadis pediam melainkan gadis brutal yang selalu membuat masalah bersama kedua sahabatnya. ditambah Minji gadis yang cantik dan disukai banyak pria hal itu membuatnya semakin menaruh minat pada gadis itu.
Hingga kebiasaan buruknya merusak hubungan mereka. dia dikenal sebagai pria yang tidak bisa hanya mengencani satu wanita saja, saat itu Minji melihatnya tengah bersama wanita lain. sejak saat itu Minji selalu menghindarinya tidak pernah memberinya kesempatan untuk meminta maaf ataupun menjelaskan.
“aku tidak ingin bicara padamu jadi pergilah”
“aku tidak mau mendengar apapun darimu”
“Lee Hyukjae aku membencimu. pergi dari hadapanku”
“kenapa aku harus mendengarkanmu, kau bukan kekasihku. aku tidak pernah menerimamu sebagai kekasihku.”
“aku membencimu. aku tidak ingin mengenal pria sepertimu lagi”
Hyukjae mengingat kembali berbagai kalimat penolakan dari Minji.
“aku tidak akan menyangkal. aku sudah membuat kesalahan yang nyakitimu” ujar Hyukjae, biasanya dia tidak akan ambil pusing jika ketahuan berkencan dengan gadis lain. tapi karena gadis itu Minji, gadis yang membuatnya merasakan anehnya jatuh cinta dia akan melakukan apapun agar Minji bisa memaafkannya.
“aku benar-benar menyukaimu. kau membuatku jatuh cinta. aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.”
Dia biarkan untuk kali ini imagenya berubah menjadi pria manis.
“Hwang Minji maukah kau memaafkanku?”
“untuk kali ini aku akan memaafkanmu” kata Minji akhirnya. butuh waktu yang lama untuknya bisa memaafkan kesalahan Hyukjae. dan betapa leganya Hyukjae mendengarnya.
“lalu apa kau mau menerimaku kembali?”
“kembali? apa dulu aku pernah menerimamu? seingatku aku belum pernah menerimamu untuk jadi kekasihku”
“maksudmu—kau—”
Apa dia ditolak? atau Hwang Minji kembali menggantung hubungan mereka.
“belum terlambat untuk berubah pikiran” kata Minji.
“aku akan menunggumu sampai kau bisa menerimaku” Minji tersenyum, menyembunyikan seringaian dibalik senyumnya. hey, bukan hanya Hyukjae yang bisa mempermainkan hati wanita dia juga pandai menggantungkan hubungannya dengan pria-pria sebelum Hyukjae, dan sekarang giliran Lee Hyukjae.
Sementara Donghae dengan mudah menemukan gadis yang dengan suka rela mengulurkan tangannya untuk berdansa bersama. sepanjang musik itu mengalun sepanjang itupula Donghae menebar senyum manisnya membut wanita itu harus menghirup udara lebih agar bisa tetap bernafas.
Kyuhyun merangkul pinggang Soojin dan Soojin mengalungkan tangannya di leher Kyuhyun. ini kesempatan pertama dan terakhir baginya bisa berdansa bersama Kyuhyun. disaat dia merasa Kyuhyun mulai memperlakukannya dengan baik disaat itu pula do’a nya di dengar. ayahnya membukakan jalan untuknya bisa melupakan Kyuhyun. dia seharusnya senang dia hanya perlu berjalan dijalan yang dibukakan ayahnya dan melupakan Kyuhyun bukan lagi sesuatu yang sulit.
Tapi ini jauh lebih menyulitkan karena dia harus pergi bukan hanya meninggalkan Kyuhyun tapi juga semua yang dia sayanginya. keluarga juga sahabatnya.
Soojin menundukan wajahnya. menyembunyikan kesedihan dari mata Kyuhyun yang menatapnya lekat. dia menurunkan tangannya lalu menjauhkan tangan Kyuhyun dari tubuhnya. hanya membuang-membuang waktu melakukan hal seperti ini. hanya semakin membuatnya bertambah sedih.
Soojin meninggalkan Kyuhyun dan kembali ketempatnya yang tadi. dia memesan satu gelas lagi minuman. dia menghabiskan cairan bewarna kuning itu dengan sekali tegukan. Soojin mengernyitkan hidungnya. rasa minuman ini lebih kuat dari minuman sebelumnya. membuat tenggorokannya panas. dia kembali memesan minuman yang sama dan bartender itu segera memberikannya. wajah Soojin berkerut merasan cairan panas itu kembali mengalir ditenggorokannya.
“1 lagi!”
“tapi minuman ini—”
“1 lagi!”
Saat ujung gelas baru menyentuh bibir Soojin gelas itu ditarik paksa oleh seseorang.
“apa yang kau lakukan!” bentak Soojin pada Kyuhyun. dia merebut gelasnya dari tangan Kyuhyun. menghabiskannya cepat minuman itu dalam sekali tegukan sebelum Kyuhyun kembali merampasnya.
“aku mau lagi.”
“apa kau gila?!”
“aku haus bukannya gila.” jawab Soojin dengan pandangan yang mulai berputar. tangan Kyuhyun lebih dulu mengambil gelas ke empat dan sama seperti Soojin, awalnya hidung Kyuhyun mengernyit merasakan cairan itu ditenggorokannya.
Dia memperhatikan Soojin yang menatapnya tidak fokus berganti menatap tajam si bartender itu. “kenapa kau memberikan minuman beralkohol padanya?” nada Kyuhyun dingin dan mengancam.
“aku sudah berusaha memperingatinya tapi dia—”
“kau sadar kesalahnmu. kau telah memberikan minuman beralkohol pada pelajar dibawah umur.”
Pria itu tahu jika tamu-tamu mereka masih berstatus sebagai pelajar. tapi tidak semua karena ada juga yang sudah melepas pakaian sekolah mereka. karena itu dia juga menyediakan minuman beralkohol.
“mana minumanku?” kata Soojin mengambil perhatian kedua pria itu. “cepat berikan.”
“tiga gelas saja sudah membuatmu mabuk.”
“aku tidak mabuk. aku ini haus.”
“ayo pulang” Kyuhyun menarik tangan Soojin untuk berdiri. keseimbangan Soojin yang buruk membuat tubuhnya linglung dan hampir terjatuh jika saja Kyuhyun tidak cepat menangkap tubuhnya.
Wajah Soojin membentur dada Kyuhyun. wangi tubuh Kyuhyun tercium jelas membuat mata Soojin terpejam merasakan bau pria itu.
“buka matamu dan aku akan mengantarmu pulang” dengan setengah kesadaran Kyuhyun membawa Soojin keluar dari tempat ini. beberapa pasangan mata memperhatikan mereka. bukan, tapi semua yang ada disana memperhatikan mereka. Cho Kyuhyun yang tidak pernah dekat dengan seorang wanita kecuali Park Sera kini memeluk wanita setengah mabuk keluar dari sebuah pub. terlebih gadis itu Han Soojin. siswi paling bermasalah disekolah. topik  hangat untuk jadi bahan perbincangan besok.
Minji melangkah untuk menyusul Soojin namun Hyukjae lebih dulu menahannya. “biarkan saja Kyuhyun pasti akan mengantar Soojin dengan selamat”
Begitu pula dengan Hyesoo. Joon Myun menahan kekasihnya itu mati-matian. dia harus ekstra menghadapi Hyesoo yang keras kepala. “sudah biarkan saja, Kyuhyun sunbae tidak mungkin menyakiti Soojin.”
“tapi aku tidak percaya padanya. Soojin terlihat mabuk bagaimana jika dia berniat buruk?”
“pikiranmu ini sudah sangat jauh, Kyuhyun sunbae bukan orang seperti itu.”
“kenapa kau selalu membelanya?!”
“aku tidak membelanya. aku  tidak ingin kau selalu berpikir negative tentangnya.”
“demi Tuhan. kau tidak tahu seberapa sering pria itu melukai Soojin.” Joon Myun menghela nafas. dia akan selalu kalah berdebat mengenai topik Kyuhyun dan Soojin. jika tidak ingin bertengkar dengan kekasihnya dia harus menyudahi topik ini sekarang juga.
Tangan Kyuhyun memegangi tubuh Soojin kuat-kuat jika dia melepaskan tangannya Soojin bisa saja jatuh dan tersungkur.
“kepala pusing.” kata Soojin memegangi kepalanya yang terasa berputar. bukan hanya itu disekelilingnya juga terlihat berputar. “kenapa semua berputar seperti ini?”
Kyuhyun berani bertaruh jika Soojin belum pernah minum sebelumnya. baru tiga gelas sudah membuat Soojin mabuk seperti minum satu botol soju.
Kaki Soojin melangkah tak terarah, ditambah heels yang dia gunakan cukup tinggi menghambat langkahnya. hingga Soojin menghentikan langkahnya melepaskan sepatunya jauh dari kata anggun.
“apa yang lakukan? cepat pakai sepatumu lagi”
“aku tidak mau”
“kakimu bisa terluka.”
Kyuhyun berdecak, menghela nafas panjang lebih dulu. “naiklah kepunggungku” dia berjongkok dihadapan Soojin membantu gadis itu naik kepunggunya.
Beruntung dia membawa mobil dan sialnya tempat parkir cukup jauh dari pintu masuk pub itu. dia harus berjalan cukup jauh dengan beban dipunggungnya meski begitu tubuh Soojin terbilang ringan untuknya.
“Hey! apa saja yang kau makan? kenapa tubuhmu seringan ini? kau kan orang kaya apa orang tuamu tidak memberimu makan?”
Terdengar hembusan nafas terartur didekat lehernya. Kyuhyun melirik namun wajah Soojin berada dilekukan lehernya menyulitkan dia melihat langsung wajah Soojin. apa benar gadis itu tidur atau pura-pura tidur.
“Han Soojin?” panggil Kyuhyun memastikan.
“Han Soojin?”
“Eoh” Soojin mengangkat wajahnya tiba-tina membuat Kyuhyun terlonjak kaget. Soojin berpindah menumpukan dagunya diatas bahu Kyuhyun. mata itu terbuka terlihat mata yang sendu.
“aku—”
“aku akan pergi.” gumam Soojin kembali memejamkan matanya. “jauh… sangat jauh” dan tak lama terdengar deru nafas teratur. Kyuhyun tak terlalu menanggapinya. dia berpikir itu hanya rancauan tidak jelas karena Soojin mabuk.
.
.
.
Keesokan harinya…
@Sera’s House
04.00 PM
Setelah pulang sekolah Kyuhyun dan Sera sepakat mengerjakan tugas bersama-sama dirumah gadis itu. hal seperti itu sudah sering mereka lakukan jika tidak Sera yang kerumah Kyuhyun maka Kyuhyun yang akan kerumah Sera.
Ibu Sera menyiapkan makanan ringan untuk mereka. “bibi kau tidak perlu repot-repot” Kyuhyun mengambil keranjang kecil berisi kue mochi dengan isi kacang merah. Kyuhyun sangat menyukai kue mochi kacang merah buatan ibu Sera karena rasanya yang lembut dan manis terlebih sangat enak dimakan saat masih hangat.
“kau sangat suka Mochi kacang merah jadi habiskan semuanya eoh?”
“ne”
Joon Ki yang baru keluar dari kamarnya menatap sengit Kyuhyun saat melintas melewati pria itu yang sedang mengerjakan tugas bersama kakaknya dimeja makan. sejak awal Joon Ki tidak menyukai Kyuhyun. bukan karena kematian Sae Ryung tapi karena Kyuhyun yang memperlakukan Sera dengan baik hanya untuk menebus rasa bersalahnya. tidakkah itu kejam? tapi dia bisa mengatakan semua pada Sera, dia masih menunggu hingga Kyuhyun yang mengatakan semuanya langsung.
Dia terpaksa kelur dari kamar karena ada yang ingin dia beli di super market dekat rumahnya.
“Astaga!” Joon Ki memegangi dadanya menemukan Hyesoo dan Minji berdiri didepan pintu rumahnya.. baru beberapa hari mereka tidak bertemu tapi kedua temannya itu sudah bagaikan zombie di siang hari. mata sayu yang sembab dengan lingkaran panda dibawah mata. jauh dari moto hidup mereka yang mempertahankan kecantikan alami.
Siapa yang tidak tahu jika dua wanita ini sangat menjunjung tinggi kecantikan yang mereka miliki. dan sekarang kecantikan yang mereka banggakan sudah luntur entah karena apa.
“ada apa dengan wajah kalian?” Joon Ki menatap heran kedua sahabatnya. sudah tiga hari dia tidak bertemu keduanya disekolah. dan rasanya sekolah tidak menyenangkan tanpa kehadiran ketiganya.
“ayo masuk”
“ada apa dengan kalian?”  dia mengajak keduanya untuk duduk disofa ruang tamu.
Ruang tamu, ruang makan dan dapur menyatu tanpa ada pembatas. rumah ini terbilang kecil namun sangat nyaman untuk ditempati. Kyuhyun menyadari kedatangan Hyesoo dan Minji untuk sejenak berpaling dari buku pelajaran. dia terlihat sedang mencari seseorang. namun yang dia cari tidak ada, yang datang hanya Song hyesoo dan Hwang Minji.
Dahi Kyuhyun mengerut melihat penampilann dua gadis itu. wajah kusut dan kacau, segala kata buruk pantas disandingkan dengan keduanya sekarang. tadi malam keduanya begitu ceria, datang kepesta dan bertemu dengan kekasih mereka masing-masing.
Apa Kim Joon Myung mengakhiri hubungannya dengan Song Hyesoo? masuk akal jika Hyesoo sesedih dan sekacau itu tapi bagaimana dengan Hwang Minji? setahu dia cinta Hyukjae belum diterima oleh Minji seharusnya Hyukjae lah yang sedih dan kacau.
“kenapa wajah kalian seperti itu?” Joon Ki mempertanyaan wajah kusut bercampur sedih itu. “apa hukuman dari orang tua kalian sangat berat?” jelas sekali wajah keduanya penuh beban. dia menatap prihatin kedua sahabatnya. tapi ada yang kurang. dia melupakan satu orang. “dimana Soojin? dia tidak datang bersama kalian?”
Mendengar nama itu Kyuhyun berhenti mengerjakan tugasnya. wajahnya tetap fokus pada buku namun telinganya menguping perbincangan ketiga orang itu.
Hyesoo dan Minji dengan wajah sedihnya kompak menggeleng. “Joon Ki-ah… mulai sekarang kita tidak bisa bertemu Soojin setiap harinya.”
“kenapa? apa  hukuman yang dia terima sangat berat?”
Keduanya mengangguk. “dia akan pindah…”
“pindah?”
“ayahnya begitu marah hingga Soojin harus pindah sekolah.” Jelas Hyesoo.
“tidak masalah kalian bisa menemuinya diluar jam sekolah.” Joon Ki berusaha menghibur keduanya meski sejujurnya dia juga merasa sedih. begitu mendadak. batinnya.
“kau tahu dia akan pindah kemana?”
“kemana?”
“Amerika.”
.
.
Kyuhyun menjatuhkan pulpennya, menutup buku pelajaran padahal tugasnya belum selesai. sebenarnya tugas itu bisa dengan mudah dia kerjakan namun saat pikirannya sedang tidak fokus, semudah apapun soalnya tidak akan bisa dia selesaikan dengan benar.
“Ayahnya sangat marah hingga dia harus pindah sekolah”
“kau tahu dia akan pindah kemana?”
“kemana?”
“ke Amerika.”
~
“aku akan pergi”
“jauh… sangat jauh”
Kyuhyun meraih ponselnya. menatap lama benda pipih itu. haruskah dia menghubungi gadis itu? tapi apa yang akan dia katakan? memastikan ucapan Hyesoo? dengan wajah sedih dan hampir menangis Minji dan Hyesoo tidak mungkin berbohong.
Tanpa pikir panjang Kyuhyun menekan tombol satu pada speed dialnya. nada berdengung terdengar beberapa saat.
“sunbaenim?”
“aku ingin kita bertemu”
“bertemu? malam-malam seperti ini?”
“ditaman dekat rumahmu. sekarang.”
Setelah itu dia memutuskan sambunganya. tidak memberi Soojin kesempatan untuk menanyai alasannya. dia tidak suka penolakan karena itu dia tidak ingin mendengar jawabannya.
Kyuhyun meraih coat biru tosca miliknya juga kunci motor yang dia taruh diatas laci didekat meja belajarnya.
Sementara Soojin belum juga berpaling dari layar ponselnya. ini aneh dan baru pertama kali terjadi Kyuhyun menghubunginya lebih dulu. mengajaknya bertemu malam-malam seperti ini. jangan berpikir bodoh Han Soojin, Cho Kyuhyun tidak mungkin merindukanmu. Soojin memukul kepalanya pelan. hampir saja dia memikirkan hal bodoh semacam itu.
Pasti ada hal yang penting. Soojin bergegas memilih mantel didalam lemari. mantel merah terlalu mencolok karena itu dia memilih mantel berwarna putih.
Soojin menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa namun memelan menyadari ayah dan ibunya tengah berada dimeja makan. karena posisi tangga yang tak jauh dari meja makan pasti orang tuanya menyadari keberadaanya.
“kau mau kemana malam-malam seperti ini?.” Soojin menciut mendengar suara ayahnya. jika hanya ada ibunya dia pasti memiliki keberanian untuk meminta izin tapi tidak dengan ayahnya. seujung kuku pun dia tidak memiliki keberanian itu.
Soojin beringsut mendekat kearah ayahnya. berpikirlah! Han Soojin. berpikirlah! berpikirlah!
“appa aku ingin membeli ramen di super market diluar kompleks.”
“sejak kapan kau makan ramen di malam hari?” Hyomi memicing curiga. makan ramen dimalam hari termasuk hal terlarang dalam kamus Soojin. karena bagi putrinya itu saat makan ramen dimalam hari paginya dia akan bangun dengan wajah yang membengkak.
Soojin menggigit bibir bawahnya. dia memilih alasan yang sangat salah.
“sebenarnya— aku ingin menemui Kyuhyun sunbae ditaman kompleks.”
“kenapa ditaman? kenapa tidak langsung kerumah?” Soojin mendesis. lihatlah wajah ibunya begitu sumringah setiap kali mendengar nama Kyuhyun.
“itu karena kami sepakat untuk bertemu ditaman. akan lebih nyaman untuk bicara.”
“memangnya apa yang ingin kalian bicarakan?” ibunya bertanya dengan semangat. “apa dia akan menyatakan cintanya padamu?”
Jangankan berpikir untuk Kyuhyun menyatakan cinta, memandangnya sebagai seorang wanita saja tidak. “eomma kau ini bicara apa. sudahlah aku harus pergi.”
“langsung pulang setelah selesai bicara” Jaesuk berteriak karena Soojin berlari kecil. Soojin mengangkat tangannya membentuk lingkaran dan mengangkat tiga jari sisanya. membentuk simbol Ok.
Selagi menikmati langit malam dia terus menduga-duga alasan Kyuhyun mengajaknya untuk bertemu. apa hanya untuk mencibirnya karena dia mabuk kemarin? jangan-jangan dia melakukan hal yang aneh saat mabuk? berteriak di pesta? meneriaki Kyuhyun dihadapan semua orang? atau lebih parah dari itu? Soojin menggeleng cepat. Hyesoo maupun Minji tidak mengatakan apa-apa padanya, itu berarti tidak ada yang terjadi.
Soojin memperlambat langkahnya mengenali sebuah motor yang terparkir diluar taman. “cepat sekali dia sampai.” dengan berlari kecil dia menghampiri Kyuhyun yang berdiri disamping ayunan kayu.
“sunbaenim kau sudah lama menunggu?”
“aku baru sampai.”
Jarak rumahnya dan rumah Soojin lumayan jauh tapi dia menggunakan motor yang membuatnya lebih cepat sampai.
“kau berjalan seperti siput Han Soojin.” cela Kyuhyun disambut dengusan Soojin.
Soojin akui dia berjalan dengan pelan itu karena dia berjalan sambil menikmati langit malam. jarang sekali langit Seoul dipenuhi bintang seperti ini. Soojin duduk ayunan kayu itu. perlahan dia mulai mengayunkan tubuhnya. taman ini sebenarnya tempat bermain untuk anak-anak dikompleks ini. jadi banyak terdapat mainan seperti perosotan, ayunan jungkat-jungkit. bak pasir dan masih banyak lagi.
Soojin mengayunkan tubuhnya semakin tinggi. Kyuhyun memperhatikan apa yang Soojin lakukan. gadis itu sangat menikmati saat-saat dia berubah menjadi anak kecil. tersenyum dengan girang saat tubuhnya terayun semakin tinggi. “dasar kekanakan.” dia mencibir namun tersenyum diam-diam.
“sunbaenim kenapa kau mengajakku bertemu? apa ada yang ingin kau katakan?” Soojin mengurangi laju kecepatan ayunannya.
“kau akan pergi?”
Kedua kaki Soojin menyentuh tanah membuat ayunan itu seketika berhenti. Kyuhyun yang berdiri disampingnya membuatnya harus mendongak untuk melihat wajah pria itu langsung.
“maksudku kau akan pindah sekolah?”
Soojin kembali mengayun pelan tubuhnya. “dari mana kau tahu?” dia hanya mengatakan pada dua orang tentang kepindahannya ini. hanya pada kedua sahabatnya. “pasti mereka yang memberitahumu”
“apa kau menerimanya?”
Sesaat Soojin melirik Kyuhyun sebelum mencari objek lain. “menurutmu aku bisa menolak?”
“kau bisa menolak jika kau mau.”
“aku sudah mencoba tapi tidak bisa”
“lalu kau menyerah begitu saja?”
“aku akan kembali membuat appa kecewa jika menentangnya. aku sudah sering mengecewakannya.”
“lalu bagaimana  dengan… sekolahmu?”
“appa yang akan mengurus semuanya. mungkin aku akan pergi lebih cepat. tidak sulit bagi appa mengurus kepindahanku.”
Soojin mengayunkan tubuhnya lebih cepat. memejamkan matanya seiring dengan tubuhnya yang seolah terlempar keatas. dia ingin angin membawa serta kesedihannya. dia sedih karena harus pergi dan meninggalkan semua yang ada disini.
“saat kecil aku sangat menyukai ayunan.” ujarnya seiring dengan kelopak mata yang terbuka. “karena itu appa membuat sebuah ayunan ditaman belakang.”
“setiap malam aku memainkannya karena bulan hanya akan datang saat semuanya gelap. dulu aku berpikir jika aku mengayun dengan tinggi, ayunan ini bisa membuatku terlempar hingga ke bulan.”
Matanya meredup sendu menatap benda yang memiliki cahaya yang paling terang dimalam hari itu. “hingga aku sadar sekuat apapun aku mengayun aku tidak akan pernah mencapai bulan. sulit untuk menggapainya.” kalimat terakhir adalah ungkapan isi hatinya. karena Cho Kyuhyun seperti bulan yang sulit untuk dia gapai.
Seperti kata akhir yang selalu dia ucapkan namun tidak ada artinya jika hatinya sendiri masih memperjuangkan Kyuhyun secara diam-diam.
Dia menghentikan laju ayunan. berdiri tegak dihadapan Kyuhyun. “aku tidak tahu kapan aku akan pergi jadi hari ini aku akan mengucapkan selamat tinggal padamu.”
“Sunbaenim, Seongsaenim, tuna kuno, Kyuhyun-ssi. gomawo sudah menjadi pembimbingku dan maaf sudah banyak menyusahkanmu.” Soojin mengangkat tanganya. “Annyeong” lalu melambaikan tangannya pada Kyuhyun
“aku harus segera pulang. sunbaenim sampai jumpa.” untuk terkahir kalinya Soojin menunjukan senyum yang dia paksakan terlihat bahagia.
Ketika dia mulai berbalik, tangannya ditarik hingga punggungnya membentur dada seseorang dan sebuah lengan melingkar dilehernya.
“sunbaenim…”
Soojin merasakan deru nafas didekat telinga dan sekarang kepalanya terasa berat karena Kyuhyun menyandarkan kepalanya.
Apa dia sedang bermimpi? apa saat Kyuhyun menghubunginya lebih dulu itu juga mimpi? pantas saja terasa aneh dan muatahil dia pasti sedang bermimpi.
“apa tidak bisa kau tidak pergi?”
Suara Kyuhyun bahkan terdengar nyata. hangat nafas Kyuhyun juga terasa nyata. “aku tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal.”
“kalau begitu jadikan aku alasanmu untuk tidak pergi”
Kyuhyun membalikan tubuh Soojin hingga mata mereka bertemu. sekalipun didalam mimpi mata Kyuhyun tetap sama dinginnya tapi ada yang berbeda. ada juga kehangatan disaat yang bersamaan dimata itu.
Hingga wajah itu mendekat dan dia merasakan sesuatu yang aneh dibibirnya. benda lembut lainnya diatas bibirnya. lumatan-lumatan kecil juga bisa dia rasakan. dan dadanya berdetak dengan cepat.
Bangun! Han Soojin bangun! mimpimu terlalu liar. pasokan udaranya menipis dan wajahnya yang terasa panas. beruntung sebelum dia kehabisan nafas Kyuhyun menjauhkan wajahnya.
Bernafas! Han Soojin bernafaslah!”.
“Haaah” dia membuang nafas kasar. menghirup udara dengan rakusnya. paru-parunya butuh banyak oksigen. matanya naik ke wajah Kyuhyun yang ternyata tengah menatapnya dengan intens.
Apa tadi itu Kyuhyun menciumnya? matanya turun pada bibir Kyuhyun. dia masih bisa merasakan bibir Kyuhyun diatas bibirnya. benarkan mereka berciuman? didalam mimpinya?.
Dia tersentak saat jari-jari panjang berada diantara jari-jari tangannya. “aku akan mengantarmu pulang” tangannya ditarik oleh tangan besar Kyuhyun. Soojin terus menatap kearah tangan mereka yang berpautan. sekarang dia merasakan hangatnya tangan besar Kyuhyun.
Soojin menggelengkan kepalanya kuat-kuat. berharap terbangun dari tidurmya tapi sudah ketiga kalinya dia menggelengkan kepalanya dia juga belum terbangun. dia masih berada ditempat yang sama. berjalan dengan Kyuhyun menggenggam tangannya bukannya berada diatas kasur empuknya.
Soojin menarik telinganya, dia bisa merasakan sakit pada bagian itu.  matanya terbuka lebar terlambat untuk menyadari jika dia sedang tidak bermimpi. apa yang dia alami ini nyata. kyuhyun yang mengantarnya pulang dengan tangan pria itu yang menggandeng tangannya.
Dia menyentuh bibirnya saat teringat kejadian yang tak kurang dari satu menit yang lalu. mereka berciuman dan Kyuhyun yang menciumnya lebih dulu. seorang Cho Kyuhyun mencium Han Soojin. bagaimana bisa?
Sepanjang jalan Soojin hanya terus memperhatikan tangan Kyuhyun yang menggenggam tangannya. terus saja memikirkan alasan yang bisa diterima logikanya karena fakta Kyuhyun menciumnya adalah diluar logikanya.
Hingga dia tidak sadar mereka sudah sampai di depan rumahnya. mata Soojin naik hingga berhenti tepat dimata Kyuhyun. gadis itu tersentak mendapati Kyuhyun yang sedang menatapnya.
“kita sudah sampai” Baru Soojin sadar bagunan besar disampingnya adalah rumahnya. dia tidak berniat masuk melainkan  menunggu hingga Kyuhyun mengatakan sesuatu. misalnya alasan pria itu menciumnya. tapi hingga beberapa detik lamanya Kyuhyun masih mengatupkan bibirnya rapat.
“sunbaenim, kau tidak ingin mengatakan sesuatu?”
Kyuhyun melepaskan pautan tangan mereka. membalikan badan Soojin menghadap pagar. “masuklah dan segeralah tidur” ujarnya sembari mendorong tubuh Soojin melewati pintu pagar.
“cepat sana”
“apa maksud dari ucapanmu tadi?”
“yang mana?” tanya Kyuhyun berpura-pura lupa. namun terdengr konyol untuk Soojin. kau tidak bisa menipuku otakmu itu cerdas jadi tidak mungkin kau melupakan ucapanmu sendiri. batin Soojin. “Ahh yang tadi itu, aku hanya sedang berusaha untuk—sudahlah tidak perlu dibahas lagi. lebih baik kau cepat masuk dan aku akan pergi setelah memastikan kau sudah masuk”
Hal mengejutkan apa lagi ini? Kyuhyun berkata lembut padanya. menyuruhnya masuk dan setelah memastikan dia masuk pria itu baru akan pergi. apa tujuan Kyuhyun bersikap manis padanya? apa karena merasa bersalah telah mencuri ciuman pertamanya? merasa kasihan padanya? prihatin atau mungkin iba?
“apa lagi yang kau tunggu. cepat sana masuk.”
Baru Soojin berbalik, Kyuhyun menghentikannya dengan kalimat pria itu. “apa kau tetap akan pergi?”
“sekalipun aku memintamu tetap tinggal?”
Soojin memutar tubuhnya. dia mengangguk perlahan. “aku tetap akan pergi.”
Baru kali ini dia melihat kesedihan dimata kyuhyun dan itu karenanya. haruskah dia mempercayai apa yang dia lihat?
“cepat sana masuk”
“kau tidak ingin memberiku penjelasan?”
“kenapa kau lakukan semua ini? kau seperti memberiku harapan namun harapan itu sediri tidak pernah datang. kau tidak menyukaiku kan? lalu kenapa kau selalu datang padaku?” dia lelah dengan perasaan yang tidak pasti.  “kau tidak perlu menjawabnya. jawabanmu tidak akan mengubah apapun”
Soojin mengikuti keinginan Kyuhyun untuk masuk kerumahnya.
Dia belum mengakui perasaanya. masih ada rasa bersalah yang mengganjal. dia hanya butuh keberanian untuk mengakui kesalahannya pada Sera dan mengakui perasaannya pada Soojin.
Soojin berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan pertanyaan orang tuanya.
Soojin bersandar dibalik pintu. jemarinya berada diatas bibirnya kembali merasakan hangatnya bibir Kyuhyun. untuk pertama kalinya mereka berkencan, untuk pertama kalinya Kyuhyun menghubunginya, untuk pertama kalinya Kyuhyun menciumnya dan untuk pertama kalinya Kyuhyun menggenggam tangannya.
Pertanda apa semuanya ini? apa pertada jika perasaanya berbalas. Kyuhyun mulai menyukainya?
Soojin menggeleng cepat. tidak mungkin! Changmin mengatakan Kyuhyun sedang menyukai seseorang itu berarti Kyuhyun tidak mungkin menyukainya. tapi bagaimana jika seseorang itu dirinya?
Jangan berpikir bodoh Han Soojin. Soojin memukul kepala lalu berganti mengusap kepalanya. jangan pernah berpikir seperti itu. kau hanya akan terluka, ingat itu.
“kau membuatku serba salah Cho Kyuhyun.” dia berjalan gontai menuju ranjang. dia tidak ingin terlalu berharap jika pada akhirnya harus kembali patah hati. dia juga tidak ingin terlalu senang jika ada akhirnya akan kembali sedih. Soojin duduk dipinggir ranjang. “kenapa kau tidak membiarkanku melupakanmu? aku hanya ingin melupakan perasaanku padamu sesederhana itu.”
“setidaknya katakan sesuatu agar aku bisa mengambil keputusan.”
Kyuhyun memintanya untuk tidak pergi tapi pria itu tidak menjelaskan maksud dari permintaanya.
.
.
Keesokan harinya…
Saat jam sekolah berakhir…
Kyuhyun menunggu Sera di depan pintu kelas mereka. “Sera-ah” panggil Kyuhyun. Sera menghampirinya dengan senyum diwajahnya.
“ada yang ingin aku katakan padamu.”
Mereka sedikit menyingkir dari pintu kelas. “ada apa? katakan saja.”
“aku akan mengatakannya setelah kita pergi kesuatu tempat”
“baiklah tapi aku harus memberitahu Joon Ki dulu agar dia tidak menungguku.”
Kyuhyun mengangguk setuju. baru beberapa langkah mereka berjalan Joon Ki sudah muncul menghampiri kakaknya. “nuna ayo kita pulang.” semenjak Sera mengetahui kebenarannya dia selalu pulang bersama Joon Ki karena sekarang mereka juga sudah tinggal bersama. Jun Ki sudah pindah kerumahnya.
“Jun Ki-ah hari ini kau pulang duluan saja, ada yang harus aku dan Kyuhyun bicarakan.”
Joon Ki langsung menghujami Kyuhyun dengan tatapan tajam penuh peringatan. namun Kyuhyun tetap tenang dengan wajah dinginnya. Joon Ki mencemaskan satu hal mimpi buruk itu bisa kapan saja datang saat kakaknya Sera mengetahui kebenaran yang menyakitkan itu. tapi kebenaran tidak selama bisa disembunyikan bukan?
“katakan pada eomma aku pulang sedikit terlambat. arraseo?!”
Jun Ki terpaksa mengangguk. “jaga dirimu baik-baik.”
“hey! aku bukan pergi dengan ahjussi mata keranjang.”  Sera menyadari kecemasan yang berlebihan dimata Joon Ki.
Dengan berat hati Joon Ki meninggalkan mereka. sebelum pergi dia kembali melayangkan tatapan peringatan untuk Kyuhyun.
.
.
Sera tidak mengerti kenapa mereka bisa ada disini. kenapa Kyuhyun mengajaknya ketempat seperti ini.
“Kyu kenapa kau mengajak ku ketempat seperti ini?”
Kyuhyun mengajaknya ke rumah abu  tempat dimana menyimpan abu jenazah setelah di kremasi. bertambah bingung saat langkah Kyuhyun berhenti tepat didepan tempat abu Sae Ryung disimpan.
Ukiran nama Sae Ryung berdampingan dengan fotonya. mengenakan seragam sekolah dengan rambut tergerai yang dihiasi sebuah pita berwarna merah muda.
Sera memikirkan sesuatu dan menarik kesimpulan sendiri. “dia Sae Ryung saudara kembarku. kami begitu mirip bukan? aku senang akhirnya kau bisa bertemu dengan Sae Ryung.”
“omong-omong dari mana kau tahu abu Sae Ryung ada ditempat ini?”
“aku tahu karena aku ikut mengatarnya langsung ketempat peristirahatan terakhirnya.”
“nde? mengantarnya langsung? apa maksudmu Kyu-ah..?”
“Sera-ah” Kyuhyun memutar kepalanya dengan gerakan pelan. menatap Sera lambat-lambat. hari yang paling dia takutkan akhirnya tiba. ketakutan bukan untuk mengakui kesalahan yang dia lakukan tapi ketakutan menerima kebencian dari Sera.
Hari ini akan menjadi akhir dari segala. dia tidak ingin melukai Sera lebih lama lagi. bersembunyi dari rasa bersalah yang seharusnya dia tanggung sendiri dan tidak seharusnya dia melibatkan Sera.
“aku melakukan kesalahan besar karena melibatkanmu.”
“apa maksudmu? aku sungguh tidak mengerti.”
“dulu aku memiliki seorang teman. dia gadis yang manis, pintar, dan sangat baik. kami sangat dekat.. pernah dia bercerita padaku jika dia sudah besar dia ingin mencari ibu dan saudara kembarnya. dia terpisah dengan saudara kembarnya saat orang tuanya bercerai. suatu itu sekaloh mengadakan camping sebagai acara tahunan. aku dan dia mengikuti acara itu. hari itu cuaca sedang buruk hujan terus turun. disore hari dia mengajakku kesebuah tebing karena yang dia dengar pemandangan sangat indah dilihat dari atas tebing”  mata Sera berkaca-kaca. mulai mengerti dengan apa yang sedang coba Kyuhyun ceritakan.
“didepan mataku dia terjatuh. aku tidak bisa berbuat apa-apa saat itu. aku menyelahkan diriku atas kematian Sae Ryung aku merasa menjalani hidup yang tidak pantas. aku menghukum diriku dengan meninggalkan dunia luar selama satu tahun. ketika aku mulai kembali membuka diri aku bertemu denganmu. aku merasa aku kembali bertemu dengan Sae Rrung yang berbeda. “
Kyuhyun tidak lepas dari Sera. “aku ingin menebus semua kesalahanku pada Sae Ryung. aku tidak bisa menjaga Sae Ryung karena itu aku berusaha menjagamu. aku tidak bisa melindungi Sae Ryung karena itu aku melindungimu semampu yang aku bisa.”
Sera menangis dalam diam meremas hati Kyuhyun karena telah melanggar janjinya. “aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan membuatmu terluka, tidak akan membuatmu menangis” ibu jarinya terangkat menghapus sungai kecil di kedua pipi Sera. “dan menjagamu lebih dari aku menjaga diriku sendiri.”
“aku tahu, tidak selamanya aku bisa menutupi semua ini darimu. aku hanya tidak menyangka secepat ini mengatakannya padamu.”
Sera menepis tangan Kyuhyun yang ada diwajahnya. “jadi perlakuanmu baikmu selama ini bukan untukku, tapi untuk Sae Ryung?”
“aku sadar, aku salah menempatkanmu diposisimu”
“kau bersikap hangat padaku, kau hanya tersenyum padaku. kau selalu menjagaku dari orang-orang yang ingin menggangguku. itu semua karena Sae Ryung?’ tanya Sera lirih. dia meremas dadanya yang terasa sesak.
“awalnya iya, tapi sekarang aku menyadari satu hal bukan hanya karena Sae Ryung tapi karena memang aku ingin menjagamu, ingin melindungimu, ingin melihat kau terus tersenyum.”
“apa kau menyukaiku?”
Mata hitam pekatnya menatap sendu Sera. mata penuh rasa bersalah karena telah melukai hati Sera. “aku menyayangimu.’
“apa kau pernah menyukaiku?” tanya Sera sekali lagi. dia tidak butuh kata sayang jika Kyuhyun mengatakannya hanya karena rasa bersalah terhadap saudaranya Sae Ryung atau mungkin Kyuhyun mengatakan menyayanginya karena Kyuhyun merasa kasihan padanya.
“aku menyayangimu seperti aku menyayangi Ahra nuna.”
Sera tertawa pahit diiringi air mata yang kembali membentuk sungai kecil. jawaban Kyuhyun cukup membuatnya mengerti arti dirinya yang sesungguhnya dihati Kyuhyun. tidak ada ruang dihati Kyuhyun untuknya.
“apa karena Han Soojin?”
Nama itu berhasil membuat Kyuhyun tegang. otot dan sarafnya akan langsung bekerja hanya karena mendengar nama itu. “aku tersingkir karena gadis yang kau kenal tidak lebih dari satu tahun itu?” Tiga tahun dia mengenal Kyuhyun sedangkan Han Soojin, gadis asing yang menjadi penguntit Kyuhyun itu tidak lebih lebih dari satu tahun tapi yang terjadi dia yang harus menelan pahitnya patah hati.
“dia selalu mengusikku membuatku berada disituasi yang tidak aku sukai. aku tidak menyukainya karena dia lamban tapi tanpa aku sadari aku menikmati saat dimana aku bersamanya. Jeongmal mianhae tapi aku rasa aku menyukai Han Soojin.”
Sera tertawa hambar yang terdengar pilu. “apa selama ini sedikitpun aku tidak pernah ada dihatimu?” dia masih berharap ada ruang baginya dihati Kyuhyun.
“sejak awal kau memiliki ruang tersendiri hatiku. dan ruang yang Soojin miliki hanya ada dia yang mengisinya.”
“jadi… aku tidak berarti apa-apa untukmu?”” dia berkata lirih sejalan dengan nada suaranya yang lemah dan berbisik. tanpa mendengar lebih dulu jawaban Kyuhyun dia berjalan pergi.
Kyuhyun menahan jemari Sera. “kau berarti untuk. Park Sera sangat berarti untukku”
“tapi tidak lebih berarti Han Soojin.” gumamnya Sera kembali melangkah. jemarinya terlepas dari tangan Kyuhyun seiring dia berjalan pergi.
Dia pernah membayangkan hari ini. hari dimana Kyuhyun mengatakan isi hatinya tapi dia tidak pernah membayangkan jika sakit yang akan dia dapatkan. tidak pernah sama sekali. dia berharap hari ini tidak pernah ada dihidupnya.
.
.
Soojin memainkan ponselnya bosan lalu membuang benda pipih itu kesamping tempat tidurnya yang kosong. ini hari ke empat dia menjalani hukumannya itu berarti tersisa 3 hari lagi.
Tidak! tidak ada hukuman. setelah 3 hari dia tidak akan kembali ke sekolah. secepatnya dia akan pergi.
Soojin tidak menyadari ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya. mata orang itu terus memperhatikannya dan berjalan mendekat kearah ranjang tempat dimana Soojin sedang termenung dengan mata yang menatap kosong langit-langit rumah.
Pria itu tersenyum sesaat dan merebahkan dirinya diatas kasur. Soojin tersadar marasa gerakan pada kasurya. dia menegakan tubuhnya paksa baru menyadari ada seorang pria yang telah duduk disisi kasur sembari memperhatikannya lekat.
“Appa” panggil Soojin.
Pria itu Jaesuk. yang tengah memperhatikan putri semata wayangnya dengan senyum kecil. “apa yang tadi kau pikirkan?” tanya Jaesuk penuh selidik.
“aku tidak memikirkan apapun. appa kau pulang cepat hari ini?” Jaesuk mengangguk. “appa wajahmu pucat. apa kau kurang sehat?” Soojin beringsut  lebih mendekat pada Jaesuk.
“akhir-akhir ini pekerjaan dikantor sangat banyak-“
“itu berarti appa kau harus banyak istrirahat.” Soojin merangkak turun dari ranjang. “kajja tuan putri akan mengantar baginda raja kekamar” Soojin membimbing Jaesuk berdiri.
Saat kecil dia suka menyebut dirinya tuan putri sementara ibu dan ayahnya adalah baginda raja dan permaisuri dan rumah mereka ini tak kalah megah dari istanan di buku dongeng yang sering ibunya bacakan.
“karena permaisuri sedang keluar istana maka tuan putrimu ini yang akan yang merawat baginda raja.” Soojin terkikik geli setelahnya. sudah lama dia tidak menyebut dirinya tuan putri. karena itu adalah kebiasaanya saat kecil kini dia sudah tumbuh menjadi gadis remaja.
Mereka sampai dikamar orang tuanya. “appa kau ingin makan sesuatu?” tanya Soojin setelah membaringkan ayahnya di ranjang.
Jaesuk menggeleng. pria itu memegang dadanya  lalu meremas dengan tarikan nafas yang berat.
“appa gwaenchana?”
Jaesuk menunjuk kearah laci nakas disamping tempat tidur. Soojin yang mengerti membuka laci itu. didalamnya ia menemukan dua botol obat yang sering ayahnya konsumsi. Soojin membantu ayahnya meminum obat itu.
“apa aku harus menghubungi  eomma?” tanya Soojin panik melihat ayahnya yang meringis kesakitan memegangi dadanya.
“tidak perlu. setelah obatnya bekerja appa akan jauh lebih baik  saja.” Jaesuk berusaha menenangkan putrinya.
“bagaimana jika aku menghubungi Dr. Hong?”
“itu juga tidak perlu. aku hanya butuh istirahat.” Jaesuk merebahkan tubuhnya, mencari posisi senyaman mungkin.
“Soo-ah” panggil Jaesuk mengurungkan niat Soojin untuk pergi. “ada yang ingin appa bicarakan ini tentang kepindahanmu”
“kita bisa bicara nanti. sekarang waktunya appa istirahat.” Jaesuk mengangguk karena matanya yang mulai memberat karena obat yang dia minum mulai berfungsi. Soojin meninggalkan kamar ayahnya setelah deru nafas teratur terdengar.
***
Malam harinya…
Soojin bersandar disisi ranjang. di tangannya ada sebuah buku, buku yang secara tidak sengaja dia temukan diantara tumpukan buku sekolahnya. buku yang dia anggap konyol karena berisi cara-cara membuat pria yang di sukai balik menyukaimu.
Dia selalu berpikir jika orang yang membuat buku ini telah menyia-nyiakan waktu berharganya. siapa yang akan membaca buku seperti ini? dan bodohnya dia lah orang yang tertarik membuka setiap lembar dibuku ini.
Dia membuka halaman ke 21. halaman itu berisi sebuah mitologi kuno dalam menyatakan cinta. Soojin tertawa geli ternyata cara-cara membuat pria agar bisa tertarik pada wanita sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Mitologi Yunani pada abad ke 5 sebelum mesehi mengatakan jika ketulusan yang ada pada dirimu bisa membuatnya tertarik karena ketulusan hanya bisa dirasakan.
Dia tulus menyukai Kyuhyun tapi ketulusan tidak cukup untuk Kyuhyun balik menyukainya.
Mitologi ke dua berasal dari Eropa Timur yang mengatakan bahwa apa adanya dirimu tidak peduli banyak kekurangan atau kelebihan pada dirimu pada akhirnya akan menjadi daya tarik tersendiri. tidak perlu menjadi orang lain karena dirimu yang akan dia cintainya bukan orang lain.
Dia sudah menjadi dirinya sendiri. Kyuhyun sangat tahu seperti apa dia. gadis ceroboh, bodoh, kekanakan, tidak dewasa. masalah bukan terletak pada Kyuhyun tapi pada diri dia sendiri. bagaimana Kyuhyun akan menyukainya jika dia masih seperti ini.
Yang ketiga metologi dari Asia. pilihan yang paling bijak adalah memberitahu dia tentang perasaanmu yang sesungguhnya. tidak peduli seberapa banyak cara yang telah kau lakukan jika dia tidak mengetahui isi hatimu maka semua yang kau lakukan akan sia-sia. jadi, beritahu dia tentang hati yang menyimpan namanya.
“beritahu dia tentang hati yang menyimpan namanya” ulang Soojin sambil menerawang. Kyuhyun pasti menyadari perasaanya. itu jelas karena perasaannya tergambar jelas. tapi dia sendiri belum pernah mengatakan langsung pada Kyuhyun jika dia menyukai pria itu. belum pernah sama sekali.
Prang~
Soojin tersentak mendengar suara benda yang jatuh dan pecah. tak lama terdengar teriakan ibunya.
Soojin keluar dari kamarnya. dia melihat beberapa pelayan berlarian menuju kamar orang tuanya. “ada apa ini?” gumamnya panik turut berlarian ke kamar orang tuanya.
“Jaesuk-ah”
Samar-samar dia mendengar teriakan ibunya yang memanggil ayahnya. Soojin menerobos masuk menyingkirkan dua orang pria bertubuh besar yang berdiri didekat pintu.
Tubuhnya lemas melihat ayahnya tergeletak di lantai. ibunya yang menangis dan seorang pelayan wanita yang mencoba menghubungi Dokter Hong.
“cepat angkat ke mobil. kita harus kerumah sakit.” kata Hyomi pada dua orang pria itu. Soojin, dia masih membeku ditempatnya. teriakan ibunya, kepanikan ibunya, tangisan ibunya semua itu tidak bisa dia dengar yang ada hanya dunianya yang seakan berhenti melihat ayahnya dalam keadaan pingsan.
Ada dinding yang dia jadikan sebagai penopang tubuh. bukan hanya hatinya yang terasa sakit tapi dunianya, dunianya juga ikut berhenti. hanya air mata yang keluar tanpa isakan.
***
“ada apa dengan Jaesuk?”
Kyuhyun yang melintas melewati kamar orang tuanya berhenti sejenak. mendekat kearah pintu merasa tertarik dengan nama yang ibunya ucapkan.
Pintu kamar yang tidak tertutup rapat membuatnya bisa melihat ibunya sedang bicara lewat handphone.
“lalu keadaannya sekarang bagaimana?” suara ibunya terdengar cemas begitu juga dengan ayahnya yang berubah cemas. “apa Jaesuk sudah siuman?”
“tanya mereka dirumah sakit mana” Young Hwan berbisik mendesak Hana untuk bertanya.
“Hyomi-ah kalian dirumah sakit mana?”
“rumah sakit Seoul? baiklah kami akan segera kesana—”
Kyuhyun tak mendengarkan kalimat selanjutnya karena dia bergegas kekamarnya. mengabil coat serta kunci motornya. Han Soojin, gadis itu pasti sangat sedih saat ini, hanya itu terpikir olehnya.
~
Dirumah sakit…
Di depan ruang operasi lampu merah baru saja dinyalakan itu berarti operasi baru dimulai. Hyomi berada diruang tunggu yang tak jauh dari ruang operasi itu sendiri sementara Soojin, gadis itu menunggu tepat didepan ruang operasi. dia tidak kemana-mana tidak akan meninggalkan ayahnya selain jika ayahnya keluar dari ruangan itu.
Tubuh Soojin perlahan jatuh kebawah, dia memeluk kedua kakinya, menangis dalam diam disana. kenapa ayahnya bisa seperti ini? kenapa hal ini bisa terjadi? dia masih mempertanyakan semua itu.
“Tuan putri apa kau tahu hal paling membahagiakan didalam hidup seorang ayah?”
“tentu saja saat mereka memiliki anak”
malam itu dia dan Soojin sedang berada ditaman belakang dia tengah mengayun Soojin yang duduk diayunan kayu yang dia buat.
“appa lebih tinggi.” Soojin baru berusia 12 tahun gadis itu sangat suka duduk di ayunan dimalam hari. Jaesuk mengayun lebih tinggi hingga teriakan Soojin membuat dia tertawa kecil.
“kau salah. memiliki anak memang membahagiakan namun menjadi ayah dari seorang putri adalah sebuah anugerah.” kata Jaesuk sembari memperhatikan Soojin meski dia hanya bisa melihat Soojin dari belakang.
“seperti appa?”
“sekarang kau baru benar. saat kau memanggilku ayah untuk pertama kalinya aku menangis setelah terakhir kali aku menangis saat kau baru lahir. sebuah anugerah karena hanya ayah dari seorang putri yang akan mendapatkan cinta pertama putrinya.”
“appa… apa itu cinta pertama?”
“kau masih terlalu kecil untuk memahami cinta pertama tapi kau harus selalu ingat jika cinta pertamamu adalah ayahmu. hanya ayahmu baru setelah itu kau boleh mencintai pria lain.”
Kini ada isakan disela tangisannya. Soojin menyembunyikan wajahnya dibalik kedua tangannya. selama ini dia keliru menganggap Kyuhyun cinta pertamanya. tanpa disadari atau tidak cinta pertama seorang putri adalah ayahnya.
Kyuhyun berlarian memasuki gedung rumah sakit. dia bertanya pada bagian resepsionis dan wanita itu menujuk kearah sebuah koridor dimana terdapat ruang operasi.
Kyuhyun memperlambat langkahnya menemukan keberadaan Hyomi dan segera ngedarkan pandangannya mencari keberadaan Soojin.
Kyuhyun mencelos menemukan Soojin menangis seorang diri. bahu yang bergetar hebat dan isakan pilu itu membuat dadanya terasa sesak. Kyuhyun berhenti tepat dihadapan Soojin. dia menyentuh puncak kepala Soojin hingga Soojin mengangkat wajahnya lalu mata mereka bertemu.
“sunbaenim”
“aku tidak akan membiarkanmu menangis sendirian.”
Kyuhyun menarik Soojin berdiri dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya. “menangislah, Han Soojin menangislah” Kyuhyun merasa Soojin mendekap tubuhnya kuat. menangis dibalik dadanya lebih tepatnya mencoba menyembunyikan isakan dibalik dadanya. tangannya terangkat diudara dan mendarat dipunggung Soojin. menepuknya teratur. dia tidak bisa menenangkan Soojin untuk saat ini tapi dia bisa memberikan sandaran agar gadis itu tak perlu menanggungnya seorang diri.
***
Semua masih terjaga hingga mendekati pukul setengah satu malam. Hyomi ditemani Hana dan Young Hwan yang datang beberapa jam yang lalu. Kyuhyun dan Soojin duduk dibangku disisi kiri sementara orang tua mereka dibangku disisi kanan. Kyuhyun terus memperhatikan Soojin hingga Soojin menyadarinya.
“waeyo?”
“kau tidak lelah?” tanya Kyuhyun dibalas gelengan oleh Soojin. Kyuhyun menepuk pundaknnya dan anggukan Kyuhyun menjadi isyarat. Soojin mendaratkan kepalanya dibahu Kyuhyun.
“kenapa dengan bibirmu? kau berkelahi?” Soojin memyadari bekas lebam disudut bibir Kyuhyun yang nampak jelas. luka itu pasti masih baru.
Kyuhyun menyentuh sudut bibirnya yang masih terasa perih. lebam itu adalah hadiah dari Joon Ki. pria itu memukulnya dirumah sendiri. luka yang dia dapatkan tidak sebanding dengan luka yang Sera dapatkan.
Tak lama seorang dokter keluar dari ruang operasi. mereka yang menunggu disana berdiri untuk menghampiri Dr. Hong. “Dr. Hong bagaimana keadaanya?”
“kalin tidak perlu khawatir operasinya berjalan lancar. setelah ini Jaesuk akan dipindahkan keruang rawat.”
Semua bisa bernafas lega, kini ada secuil senyum baik dibibir Hyomi maupun Soojin.
~
“Soojin pulanglah” kata Hyomi membuat Soojin berpaling untuk sesaat. ayahmya sudah dipindahkan keruang rawat dan sekarang dia bisa melihat ayahnya meski mata itu tetap terpejam.
“aku akan tetap disini sebelum appa bangun”
“malam ini biar eomma yang menjaga appa-mu. kau pulanglah dan istirahat.”
“eomma kau lebih butuh istirahat dari pada aku”
Hyomi menggeleng. “jangan membantah. malam ini pulanglah besok baru kembali lagi saat appa-mu sudah bangun.”
“tapi—”
“Kyuhyun-ah kau bisa mengantar Soojin ‘kan?”
Kyuhyun yang dari tadi hanya mendengarkan perdebatan ibu dan anak itu langsung mengangguk.
“bibi kau tidak perlu khawatir aku akan mengantarnya. ayo”
Soojin tidak bisa lagi menolak saat Kyuhyun langsung menarik tangannya. “pagi-pagi sekali aku akan datang” kata Soojin pada ibunya sebelum dia keluar dari ruangan itu.
“langsung tidur saat sampai rumah nanti” ujar Kyuhyun sepanjang mereka berjalan.
“aku tidak yakin aku bisa tidur malam ini.”
~
Saat turun dari motor Kyuhyun dia mengira pria itu akan langsung pergi, diluar dugaannya pria itu ikut turun menanggalkan helmnya dan membawa masuk kedalam rumahnya sendiri.
“apa yang kau lakukan?” Soojin menarik tangannya namun tangan Kyuhyun kuat menahannya.
“kecilkan suaramu. kau bisa membangun semua orang” mereka menaiki tangga. dan Soojin tahu kemana Kyuhyun akan membawanya. “sunbaenim apa yang mau kau lakukan?”
Mereka masuk kedalam kamar Soojin. Kyuhyun pernah sekali masuk kekamar gadis itu dengan brutalnya dia menceburkan Soojin kedalam bathup dengan selimut tebal membungkus tubuhnya.
“ganti bajumu dan segeralah tidur”
“kau sendiri?”
“aku akan pulang setelah memastikan kau tidur”
Soojin tak habis pikir melihat sikap Kyuhyun kadang peduli terkadang mengacuhkannya. “kali ini Cho Kyuhyun dengan kepribadian yang mana” gumam Soojin berjalan menuju kamar mandi.
Soojin berbalik dari sisi kanan ke sisi kiri kemudian berbalik tidur terlentang. dia melirik jam kecil di atas nakas sudah mendekati pukul setengah dua malam. tapi matanya belum bisa terpejam bagaimana bisa terpejam jika sepasang mata lainnya terus megawasinya.
Soojin bangun dari tidurnya menatap sengit Kyuhyun yang duduk manis disofa yang berada tepat didepan ranjangnya.
“kenapa kau tidak pulang saja?!”
“aku akan pulang setelah kau tidur”
“tapi aku tidak bisa tidur selama kau disini. sunbaenim sudah waktunya kau pulang, besok kau juga harus sekolah ‘kan?” ada untungnya dia di skors.
“kalau begitu aku tidur disini saja”
“nde? MWO?” teriak Soojin saat Kyuhyun bangun dari duduknya. melepaskan coat hitam dan membuangnya sembarangan di sofa.
“Yak! apa yang kau lakukan!”
Kyuhyun dengan santainya berjalan kesisi kasur yang kosong. membaringkan tubuhnya disamping Soojin dengan kedua tangan yang bersedekap didepan dada.
“apa yang kau lakukan? tidurlah dikasurmu sendiri. sebaiknya kau pulang”
Dia pernah masuk ke kamar Kyuhyun hanya sekedar duduk diatasnya bukan tidur seperti yang Kyuhyun lakukan dikasurnya.
“kau ini kenapa pelit sekali kau bahkan sudah pernah melihat tubuhku apa salahnya jika berbagi kasur denganku”
Blush~
Wajah Soojin terasa panas. tanpa beban Kyuhyun mengatakaannya. Soojin mengibaskan kedua tangannya didepan wajahnya. udara memang terasa dingin namun wajahnya yang panas membuat seluruh badannya ikut berubah panas.
“sebaiknya kau tidak tidur disofa saja” dia merasa mulutnya begitu kejam saat mengatakannya tapi dia tidak peduli mulut Kyuhyun bahkan lebih kejam dari mulutnya.
“kau ingin menyiksaku semalaman huh? kakiku ini panjang dan sofanya kecil kau mau aku melipat kakiku sepanjang malam begitu? aku tidak mau. jika kau mau kau saja yang tidur disofa”
Soojin mendesis tajam. lidah pria itu sebenarnya terbuat dari apa. lebih tajam dari mata pisau.
“aku juga tidak mau ini kasurku”
Soojin kembali membaringkan dirinya. mereka sama-sama dalam posisi terlentang menatap langit-langit kamar. Soojin mencuri pandang beberapa kali pada Kyuhyun yang sudah memejamkan matanya hingga tatapannya sepenuhnya jatuh pada Kyuhyun.
“kau tidak  akan bisa tidur jika terus memandangiku”
Soojin tersentak segera berpaling kearah lain. apa Cho Kyuhyun memiliki mata lain selain dua mata tajamnya itu. sekalipun dengan mata terpejam Kyuhyun tetap tahu jika dia sedang memperhatikannya.
Soojin memejamkan matanya mencoba masuk kealam bawah sadar namun sia-sia dia tetap terjaga. dia tidak akan bisa tidur jika seperti ini. Soojin menyerah, dia menoleh dimana Kyuhyun sudah terlelap.
Saat dia bangun dari tidurnya dan berniat pindah ke sofa saat itu juga tangan Kyuhyun menariknya hingga Soojin berada diatas tubuhnya. nafas Soojin tercekat matanya bergerak perlahan menyadari wajah Kyuhyun yang begitu dekat dengan wajahnya. mata Kyuhyun yang masih terpejam perlahan terbuka, menatap tepat kedalam manik matanya. Soojin mengumpat merasakan deru nafas Kyuhyun dikulit wajahnya.
“untuk malam ini saja berbagilah tempat tidur denganku” suara Kyuhyun terdengar parau. menyentuh tepat di titik kelemahan Soojin. Kyuhyun membalikan posisi mereka, kini dia yang berada diatas Soojin.
“tidurlah karena paginya kau harus kerumah sakit” Kyuhyun mendekat wajahnya membuat Soojin menjauhkan wajahnya dan..
KLIK
Lampu utama padam menyisakan lampu tidur yang masih menyala. Soojin melirik kearah tangan Kyuhyunyang mengacungkan remote lampu.
Apa yang baru saja kau pikirkan Han Soojin, berharap Kyuhyun menciummu lagi? hey! dia mendekat untuk manjangkau remote lampu bukan untuk menciummu.
Sebuah sentilan mendarat didahi Soojin pelan. “apa yang kau pikirkan?”
“aku tidak memikirkan apapun. menyingkirlah kau itu berat.”
Kyuhyun menyingkir dari atas tubuh Soojin. dan Soojin langsung membalikan tubuhnya memunggungi Kyuhyun. dia menyentuh dadanya dan pipinya secara bergantian. wajahnya kembali memanas sedangkan dadanya berdetak lebih keras.
.
.
Pukul sepuluh lewat tiga puluh menit, dirumah sakit terlihat Hyomi tengah membenarkan letak selimut Jaesuk. dia berpaling saat pintu dibuka oleh seseorang. awalnya dia mengira orang itu Soojin tapi ternyata yang datang adalah seorang pria kepercayaan suaminya.
“Eoh sekretaris Ahn”
“Selama siang nyonya”
“ayo silahkan duduk” Hyomi mengajaknya untuk duduk disofa.
Sudah hampir 10 tahun dia mengenal Ahn Seong In. pria yang setia mendampingi suaminya diperusahaan.
“baru tadi pagi saya mendengar kabar tentang Presdir”
“beberapa hari terakhir kondisinya memang  semakin menurun”
Di depan pintu ada Soojin yang mengurungkan niatnya untuk masuk karena samar-samar mendengar percakaan ibunya dengan seseorang. dia tidak bisa memastikan siapa pria itu tapi suara pria itu sangat familiar untuknya. sekretaris ayahnya. paman Seong In, begitu dia memanggilnya.
“apa kondisi presdir sudah lebih baik sekarang?”
“dia sudah sadar beberapa jam yang lalu tapi kembali tidur setelah minum obat. terjadi penyumbatan pada jantungnya tapi syukurnya operasinya berjalan lancar.”
“Presdir terlalu memaksakan diri akhir-akhir ini”
“apa terjadi sesuatu pada perusahaan?”
Wajah Seong In terlihat berat untuk mengatakannya. “banyak pemegang saham menarik saham mereka dari perusahaan. kami harus segera mencari penanam modal baru secepatnya jika tidak perusahaaan akan mengalami kerugian yang besar. selama seminggu terakhir presdir banyak menghabiskan waktu menyusun proposal baru. pasti itu yang menjadi alasan presdir jatuh sakit seperti ini”
“dia bekerja keras untuk membangun perusahaan, apapun akan dia lakukan untuk perusahaan”
“Sekretasi Ahn semua urusan perusahaan aku percayakan padamu” Hyomi memandang sendu Jaesuk yang sudah satu jam terlelap karena obat yang dia minum.
“Nyonya anda tidak perlu khawatir selama kondisi presdir belum stabil aku yang akan mengurus semuanya.”
“aku mempercayaimu Sekretasris Ahn”
“anda bisa mempercayaiku. aku akan berusaha mengatasi semuanya sebaik mungkin.”
“terima kasih banyak’
“sudah tugasku nyonya. sepertinya saya sudah harus kembali keperusahaan.” Seong In bangun dari duduknya diikuti Hyomi. “selamat siang”
Soojin masuk bersamaan dengan sekretaris Ahn keluar. dia menyapa pria kepercayaan ayahnya itu. lalu segera menuju ranjang ayahnya.
Dalam tidur sekalipun guratan lelah tergambar jelas diwajah ayahnya.
“tadi pagi ayahmu sudah siuman tapi setelah minum obat dia kembali tidur.” Hyomi menjelaskan.
“aku tidak bisa menepati janjiku untuk datang kesini pagi hari.” dia bangun terlambat saat matahari sudah naik dan jam menunjukan pukul 10 pagi. dia baru terlelap mendekati pukul 4 pagi dan semua itu karena Cho Kyuhyun. pria itu tidur dengan damainya sementara dia harus berjuang hingga kantuk menghampirinya.
“tidak masalah kau pasti sangat lelah. beberapa jam lagi ayahmu akan bangun tidak perlu khawatir lagi.” Hyomi mengusap wajah Soojin dengan garis kekhawatiran yang belum juga hilang.
Soojin menyentuh tangan ibunya yang ada diwajahnya. “eomma, appa akan baik-baik saja kan? dia akan sembuh kan?”
“appa-mu akan segera sembuh.” Hyomi membawa Soojin dalam pelukannya. sama seperti dirinya, Soojin sangat sedih terlebih Soojin lebih dekat dengan Jaesuk. bukankah memang sudah kodratnya seorang putri bagai mutiara bagi ayahnya.
Mereka duduk berhadapan disalah satu meja yang ada di kantin rumah sakit. selagi dia dan Soojin diluar ada bibi Song yang menjaga Jaesuk karena itu dia bisa keluar bersama Soojin.
“eomma kau sudah makan?” Soojin hampir lupa menanyakan apa ibunya itu sudah makan atau belum.
“sudah”
Keheningan kembali terjadi baik Hyomi maupun Soojin memilih menyesap minuman mereka masing–masing. Hyomi dengan  tehnya dan Soojin dengan coklat panas.
“sayang” panggil Hyomi mengambil perhatian Soojin. dia menatap dalam Soojin lebih dulu. “kau akan tetap pergi”
Soojin mengeratkan tangannya disekitar gelas cokelatnya. “Amerika akan membuatmu dewasa. kau akan mengerti banyak hal disana” Hyomi meraih kedua tangan Soojin lalu menggenggamnya. “bukan karena kami tidak menyayangimu tapi sebaliknya karena kami sangat menyayangimu. ayahmu sakit karena dia bekerja terlalu keras. suatu saat kau akan berada diposisinya. hanya kau yang kami miliki jadi hanya kau yang bisa menggantikan posisi ayahmu suatu saat nanti.” tanpa bisa dia cegah air matanya  mengalir begitu saja. dia merasa kecewa pada dirinya sendiri.
“kami sudah memilih satu sekolah untukmu. disana ada guru private yang akan membimbingmu agar kau mengikuti pelajaran yang tertinggal. jangan buat ulah lagi arrachi? karena ayah atau ibu tidak setiap saat ada disana.”
“saat tiba disana kau akan menyadari dipundakmu ada sebuah tanggung jawab dan kewajiban. tanggung jawab atas hidupmu dan kewajibanmu sebagai seorang anak.” Soojin sadar betul akan kewajibannya. belajar itulah kewajiban seorang anak. “jika disini kau tidak suka belajar maka disana kau akan suka belajar. dan kau juga akan mengerti kenapa kami mengirimu kesana.”
“eomma…”
“masa depan. kau akan melihat masa depan disana. jadi pergi dan segera kembali sebagai anak yang bisa kami banggakan.”
Soojin terisak kecil. dia bahkan harus menggigit bibirnya kuat agar tangisannya tak mengganggu orang- orang disekitarnya.
.
.
“benar kau akan pergi?” tanya Minji dengan suara yang bergetar. Soojin mengangguk lemah menundukan wajahnya. dia akan menangis  jika berlama-lama melihat wajah kedua sahabatnya.
Minji mulai terisak dan Hyesoo sudah menangis dalam diam. Soojin mencoba menahan pelupuk matanya sekuat yang dia bisa. “sudah jangan menangis. seharusnya kalian senang memiliki alasan untuk pergi ke Amerika agar bisa mengunjungiku”
“aku— lebih suka tidak pergi kemanapun asal kau— tetap disini” kata Minji tersendat-sendat. “kita sudah lama bersama kenapa sekarang kau harus pergi? banyak hal yang belum kita lakukan. kau ingat janji yang kita buat? kita akan lulus bersama-sama. kita akan membuat foto kelulusan bersama-sama, sampai ke universitas kita juga akan bersama-sama. bila perlu kita juga akan menikah bersama-sama.”
Soojin tertawa kecil mendengarnya hingga membuat air matanya jatuh tanpa dia sadari. menikah bersama-sama impian terkonyol yang pernah mereka pikirkan. “lalu kenapa sekarang kau harus pergi? tidak bisakah kau tetap disini? siapa yang akan melerai aku dan Hyesoo saat kami bertengkar? siapa yang akan membuat kami berbaikan saat kami bertengkar? kemanapun kita, kita selalu bertiga. dihukum pun bertiga. Soo-ah jangan pergi Eoh?”
Kalimat panjang itu hanya keluar dari bibir Minji. sedangkan si pemarah Song Hyesoo dia tidak bisa berkata apa-apa. mulutnya tidak berhenti bicara saat sedang marah namun sebaliknya jika sedang menangis dia tidak bisa mengatakan apapun.
“aku tetap akan pergi”
Kini Minji menangis sekencang-kencangnya tanpa rasa malu. mereka sudah berbagi banyak hal. kegembiraan, kesenangan, kesulitan, kesedihan, kesakitan, dan berbagi tangisan tak jarang mereka lakukan seperti saat ini, ketiganya menangis bersama menunpahkan kesedihan menjadi satu.
.
.
“Kyu kau dimana?” kata Hyukjae.
Kyuhyun baru saja memarkirkan motornya ditempat parkir disekolah. “aku baru saja sampai disekolah”
“cepat kebandara”
“nde?”
“Soojin akan pergi. pegi ini” langkah Kyuhyun mendadak berhenti. “tidak waktu lagi cepat kesana. kami sedang menuju bandara.”
Tanpa pikir panjang Kyuhyun berbalik menuju motornya. Seoul ke Incheon sekitar satu jam tapi dengan sepeda motor dia bisa lebih cepat. 30 menit bukan waktu yang mustahil.
~
Seperti layaknya orang panik, Kyuhyun berlarian kesana kemari ditempat yang sebesar ini diwaktu yang begitu sempit dia berusaha mencari gade penerbangan ke Amerika.
Kyuhyun menghembuskan nafas lega menemukan Soojin masih duduk disalah satu bangku didekat gade penerbangan. gadis itu belum masuk.
“Han Soojin”
Soojin menoleh menemukan Kyuhyun dengan dada yang bergerak tidak teratur berjalan menghampiri dirinya.
“sunbaenim’
Kyuhyun menarik Soojin, memeluk gadis itu erat. mafasnya masih memburu namun ada kelegaan dibaliknya. setidaknya dia tidak terlambat.
Dia bukan orang yang bisa dengan gamplang memaparkan isi hatinya. seseorang harus benar-benar mengerti dia untuk bisa memahami isi hatinya yang sesungguhnya.
“dengarkan aku baik-baik”  kata Kyuhyun melepaskan pelukan mereka, mengunci pandangan Soojin.
“Han Soojin”
“sunbaenim”
Kata mereka bersamaan.
“untuk pertama kalinya kau harus lebih dulu mendengarkanku.” sela Soojin. “aku wanita yang cantik” katanya percaya diri. “aku juga populer dikalangan anak laki-laki. mereka tidak bisa memalingkan wajahnya dariku karena itu aku tidak menaruh minat pada mereka tapi berbeda saat aku bertemu denganmu. kau begitu dingin, kau acuh, bahkan terkesan kejam.” tidak terhitung berapa banyak kata cibiran yang keluar dari mulut Kyuhyun untuknya. “kau membuatku tertarik. aku dengan percaya dirinya yakin suatu saat kau akan menyukaiku. tapi itu tidak semudah yang aku pikirkan. hatiku selalu merasa sakit setiap kali mencoba membuatmu balik menyukaiku”
“aku selalu berpikir untuk menyerah tapi hatiku sendiri sebenarnya belum menyerah dia masih berjuang meski hasilnya tetap sama. sunbaenim aku menbaca buku yang aku anggap konyol disana tertulis jika aku harus memberitahu dia tentang hati yang menyimpan namanya. aku belum pernah mengatakan hal ini tapi mungkin kau sudah menyadarinya. aku menyukaimu. sangat menyukaimu sejak saat aku pertama kali melihatmu. kau membuatku mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang” Soojin menunjukan sebuah senyum. “aku senang karena kau pria pertama selain appa yang aku cintai”
“sekarang kau yang dengarkan aku.”
Soojin mengangguk. “Han Soojin… aku menyukaimu” Soojin menatap lekat manik mata Kyuhyun mencari kebohongan dibalik mata Kyuhyun dan yang dia temukan sebuah kebenaran yang mata itu katakan.
“karena aku menyukaimu tidak bisakah tetap tinggal”  dia bukan pria melodrama yang bisa mengumbar kata manis. terbukti dengan senyum dibibir Soojin yang perlahan berubah menjadi cebikan.
“kau tidak romatis”
“aku bukan pria romantis. salahmu yang menyukai pria sepertiku”
Meski begitu Kyuhyun tetap tersenyum mendengar jawaban Kyuhyun. “aku tetap harus pergi.”
“Arra. pergilah dan cepatlah kembali. saat kau kembali nanti temui aku sebagai Han Soojin yang bisa membuatku terus melihat padamu”
“jangan khawatir akan ku pastikan kau semakin menyukaiku saat aku kembali nanti.” kali ini Soojin memaksakan bibirnya untuk tersenyum meski sebenarnya dia ingin menangis. bukan menangis karena patah hati tapi karena cintanya yang terbalas. perasaanya bukan hanya sekedar bertepuk sebelah tangan tapi dia berhasil membuat Kyuhyun melihat padanya.
“aku percaya jika tidak ada yang lebih bahagia saat cinta terbalas. dan kebahagian itu tidak mungkin menghampiriku karena pria yang kusukai tidak pernah melihat padaku itu yang aku yakinin bahkan hingga detik ini. sunbaenim sulit bagiku percaya kau yang berdiri didepanku apa benar Cho Kyuhyun yang selalu bersikap dingin padaku?”
“aku tidak tahu sehangat apa kedua tangan yang saling berpegangan. aku tidak tahu selega apa berbagi kesedihan bersama. aku juga tidak tahu sebahagia apa berbagi tawa bersama. tapi berkat kau aku merasakan semua itu”
“sunbaenim kau yakin dengan perasaanmu saat ini?”
Kyuhyun mengangguk cepat. sangat, dia sangat yakin. “bisakah kau buktikan saat nanti kita bertemu lagi?”
Kyuhyun sudah mendapatkan jawaban yang dia inginkan. dan jawabannya Soojin tetap akan pergi”
“aku akan kembali dengan pesona yang akan menyilaukanmu” kata Soojin sedikit bergurau. tapi itu adalah sebuah tekad yang tertanam dihati Soojin. “kau akan menyesal karena menyia-nyiakanku. dan kau akan mati dengan merindukanku.” dia memiliki sedikit kepercayaan diri saat mengatakannya.
“kau benar. aku akan sangat merindukanmu”
“sunbaenim annyeong, tuan kuno sampai jumpa. Cho Kyuhyun-Ssi selamat tinggal”
Soojin membalikan tubuhnya, menyeret kopernya dengan langkah yang ringan. dia pergi untuk membuktikan pada semua orang jika dia juga bisa berubah. dia bisa membuat orang lain bangga padanya. dia akan menghapus kekecewaan orang tuanya. dan dia akan membuat Cho Kyuhyun menyesal karena mengabaikannya selama ini.
Dibalik salah satu pilar besar empat orang bersembunyi . Song Hyesoo, Hwang Minji, Kim Joon Myun dan Lee Hyukjae. Mereka melihat bagaimana Kyuhyun memeluk Soojin, mengungkapkan isi hati yang sama sekali tidak ada sisi romantisnya.
“dasar pria kaku” komentar Hyesoo.
“pria macam apa dia, mengungkapkan isi hatinya saja tidak bisa” sahut Minji.
“kalian tidak akan tahu betapa menakutkannya mengungkapkan isi hati” kata Joon Myun. “terlebih jika ditolak” tambah Hyukjae seolah menyinggung Minji. namun Minji bersikap seperti tidak mendengar sindiran Hyukjae.
~
Changmin membaca isi pesan yang Soojin kirimkan. Permintaan maafnya karena tidak bisa menepati janji. Soojin pernah berjanji akan menjadi tour guide-nya selama dia di korea tapi hari ini gadis itu tidak bisa menepati janjinya. dia menyayangkan satu hal. ucapannya terbukti  jika Kyuhyun akan menyesal karena terlambat menyadari perasaannya sendiri. “dasar payah”

TBC

No comments :

Post a Comment