One Night Mission part 2

  No comments

One Night Mission part 2


One Night Mission Part 2 ff nc kyuhyun kim nana

Author : Chiazz
Tittle : One Night Mission [ Part 2 ]
Category : PG 17+, Romance, Thriller, Chaptered
Cast : Cho KyuHyun, Kim NaNa, And  Other  Cast.
Disclaimer : Ma’af yang part 1 kemarin semua pada bingung kenapa Nana bisa melakukan misi pembunuhan tersebut, di part ini akan sedikit dijelaskan, semoga para readers sudah bisa memahami, Ok! Happy Reading and sorry for typo…… ^^
      ==One Night Mission==
Imperial Palace Hotel
Gangnam, Seoul, South Korea
01.17 am
Kangin berjalan sempoyongan, kesadarannya hampir habis akibat banyaknya cairan memabukkan yang ia minum, sedangkan Nana masih berada pada taraf kesadaran yang cukup baik karena ia hanya minum tiga gelas saja. Kangin merangkul bahu Nana erat berusaha mencari pegangan. Mereka berdua berjalan menuju salah satu kamar di Hotel mewah tersebut.
“Mari kita bersenang-senang sayang.” Racau Kangin tidak jelas.
Dengan keadaan  Kangin  yang setengah sadar, tentu saja akan lebih memudahkan bagi Nana untuk menjalankan misinya.
Nana berusaha keras memapah tubuh Kangin hingga mencapai depan pintu kamar. Gadis itu mengulurkan tangan kirinya yang terbebas,  menggesekkan kartu akses yang diberikan oleh resepsionis, seketika itu juga pintu kamar tersebut terbuka secara otomatis.
Tak ada waktu untuk mengagumi bagaimana indahnya interior kamar Hotel yang terdiri dari segala furniture mahal tersebut, yang ingin Nana lakukan hanyalah cepat-cepat menyelesaikan misinya. Nana merebahkan tubuh Kangin ke atas kasur  king size dengan seprai berwarna putih .
“Oppa,  sebentar aku ingin ke kamar mandi dulu.” Nana hendak berbalik namun Kangin mencekal pergelangan tangannya kuat. “Jangan tinggalkan aku sayang” Mohon Kangin di sisa kesadarannya. Belum menyadari apa yang akan terjadi padanya jika tidak membiarkan gadis itu pergi.
“Hanya sebentar.” Nana melepas cengkeraman Kangin pada pergelangan tangannya. Beberapa detik kemudian tubuh gadis itu menghilang di balik pintu kamar mandi.
.
.
.
.
.
Di dalam kamar mandi Nana hanya berdiam diri di depan wastafel, sejenak ia mematut dirinya di hadapan cermin besar.  Gadis itu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Tersenyum miring, dalam hati mengagumi kelihaiannya dalam mengelabuhi target.  NaNa mulai menyusun rencananya. Tiba-tiba ia mengingat perkataan KyuHyun sebelum keberangkatannya ke klub.
Flashback On
“Ingat Nana, kali ini kau harus lebih berhati-hati. Setelah meneliti semua berkas yang aku dapat tentang dia, Lelaki itu bukan hanya memiliki segalanya dan pandai mempermainkan wanita, Kangin itu menguasai teknik Judo yang sangat hebat dan dia juga cukup berbahaya. Jika kau lengah sedikit saja, bisa-bisa kau yang akan terbunuh nantinya! Dan aku tak mau itu terjadi!”
Nana mengulurkan tangannya menangkup wajah Kyuhyun. “Kyu… Kau tahukan, aku tidak hanya sekali dua kali menghadapi target seperti ini. Jadi jangan khawatir.”
“Tapi aku mencemaskanmu sayang! Perasaanku tidak enak!” kekeh Kyuhyun berusaha menghalau kepergian kekasihnya.
Nana gemas dengan tingkah Kyuhyun, bukankah dia sendiri yang menginginkan misi ini agar cepat selesai lalu mengapa ia menghalau langkah Nana selanjutnya. “Ya! Kau selalu seperti itu setiap aku akan pergi, nyatanya tidak pernah terjadi apa- apa bukan dan sampai sekarang polisi pun tidak akan menemukan jejak kita karena aku melakukannya dengan sangat baik. Sudahlah, aku pergi.”
“Kau sudah membawa semua peralatan yang aku siapkan bukan, dan ingat kalung itu jangan sampai lepas dari lehermu, tanpa benda itu aku tidak bisa menemukan keberadaanmu?”
“Ne Kyu… “ Nana menyentuh sejenak liontin pemberian Kyuhyun yang selama ini selalu ia pakai, di dalamnya terdapat chip pelacak,  begitu juga dengan Kyuhyun yang memiliki kalung hampir serupa dengannya. Dengan adanya benda tersebut mereka tidak akan mudah terpisahkan.
“Kau tau sendiri aku tidak akan melepsnya Jadi jangan khawatir, aku pergi sekarang.”  Nana  membalikkan tubuhnya hendak pergi, namun  Kyuhyun menarik kembali Nana ke pelukannya.
“Jangan pergi Kim Nana, aku mohon.” Kyuhyun semakin mempererat pelukannya pada tubuh Nana.
“Kyu kau bercanda. Aku harus pergi sekarang juga.”
Nana melonggarkan pelukan Kyuhyun, kemudian berjinjit untuk mengecup bibir Kyuhyun sekilas, setelah itu  gadis itu melenggang pergi meninggalkan Kyuhyun yang hanya berdiri  mematung menatapnya cemas.
Flashback Off
Setelah mengingat perkataan Kyuhyun, ada perasaan aneh dihatinya. Tiba-tiba muncul rasa takut dalam dirinya. Nana menggelengkan kepalanya mencoba mengusir rasa takutnya tersebut. Setelah ia rasa hatinya sudah cukup mantap, ia lalu menggelung rambutnya keatas dengan  pisau yang sudah Kyuhyun manipulasi bentuknya mirip dengan penjepit rambut. Tidak lupa ia melapisi kedua telapak tangannya dengan sarung tangan yang mirip seperti kulit pada umumnya, hal itu bertujuan untuk menyamarkan sidik jarinya. Sarung tangan itu terlihat sangat pas menyelimuti telapak tangannya seakan ia tidak menggunakan apa-apa. Nana pun keluar dari dalam kamar mandi dengan marapalkan mantra-mantra yang dapat menenangkan hatinya.
Saat Nana keluar, ia melihat Kangin yang sedang tertidur diatas ranjang. Saat yang tepat pikirnya.
Perlahan Nana naik ke atas tempat tidur, ia memposisikan dirinya tepat di samping tubuh Kangin, tangannya terlulur mendekap dada bidang pria itu. Mengelus-ngelusnya perlahan  ingin membuat pria itu merasa nyaman dan tentu saja agar tidak curiga. Nana merasa tak perlu memasukkan apapun pada tubuh pria itu mengingat kondisinya yang sudah berada di ambang batas kesadaran. Saat dirasa waktunya sudah tepat, Nana mengambil pisau di rambutnya. Setelah memperhitungkan dimana letak arteri dileher Kangin, dengan secepat kilat ia menikamkan pisaunya itu dileher Kangin. Tapi….
Nana terkejut bukan main ! Pergerakan tangannya dihentikan dengan mudah oleh tangan Kangin.
“Kau pikir bisa dengan mudah membunuhku wanita jalang sialan, ternyata kau juga sudah masuk ke dalam umpanku!,
“Keparat! Kau!” . Dengan mudah Kangin menghempaskan tangan Nana kesamping. Langsung saja tubuh Nana terpental kebawah akibat hentakan Kangin yang cukup kuat.  Bagaimanapun juga Nana tetaplah wanita biasa yang tidak mampu mengimbangi kekuatan seorang lelaki.
Nana segera bangkit tak menghiraukan rasa nyeri pada punggungnya. Sesiaga mungkin menghadapi Kangin hanya bermodalkan sebilah pisau ditangannya.
Kangin turun dari ranjangnya, perlahan mendekati tubuh Nana. Gadis itu memundurkan langkahnya perlahan.
“Ku akui rupamu memang sungguh menawan! Tapi itu semua tidak cukup untuk mengelabuhiku. Tidak akan kubiarkan harga diriku jatuh karena terbunuh oleh tangan kotormu itu!”
Nana tersentak heran, bagaimana mungkin beberapa menit yang lalu Kangin terlihat kehilangan seluruh kesadarannya dan sekarang berdiri di depannya dengan mata berkilat penuh amarah. Sepertinya untuk kali ini ia berhasil dibodohi. Nana berusaha keras menyembunyikan rasa takutnya, tanpa ia sadari mulutnya melontarkan perkataan yang semakin menyulut emosi Kangin.
“Cih! Kau pikir aku takut? Kau tidak ada apa-apanya, sama saja dengan pria-pria lainnya yang tentu saja akan berakhir di tanganku.”
“Apa kau bilang!”
Tiba-tiba Kangin menerjang Nana hingga tubuhnya membentur dinding. Pisau yang dipegangnya terlempar begitu saja. Jemari kekar Kangin mencengkeram leher Nana, menekannya dengan kuat, membuat gadis itu kesulitan bernafas.
“Dengar baik-baik jalang! Kau pikir mudah membunuhku? Tidak! Akan kuhabisi kau lebih dulu!”
Nana tidak tinggal diam, ia memberontak berusaha membebaskan cengkeraman Kangin pada lehernya, hingga tanpa ia sadari liontin yang ia gunakan terlepas.
Cengkeraman Kangin tidak mengendur sedikitpun pada leher Nana, dengan mudah pria itu  melemparkan tubuh Nana lagi hingga pinggangnya membentur meja di sisi kanan mereka. Nana hanya bisa meringis kesakitan.  Sial! Tidak biasanya aku selemah ini! Batin Nana.
“ Pasti kau bertanya-tanya kenapa tubuhmu lemah sekali? Kau tak menyadari? Saat di klub kau meminum minumanku? , aku sudah memasukan sesuatu kedalamnya. Awalnya aku akan berpura-pura menawarimu , tapi tidak kusangka dengan mudahnya kau sendiri yang mengambilnya langsung dari tanganku! Bodoh!”
“Bagaimana kau bisa tahu dan merencanakan semua ini?”
“Kau masih bertanya? Kau benar-benar gadis jalang dan juga bodoh! Aku, bukanlah orang sembarangan! Tentu saja informanku tersebar dimana-mana, dan aku tahu suatu hari nanti akan ada seseorang yang ditugaskan untuk membunuhku dari komplotan Dark Knife. Apa aku salah nona?”
Nana membelalakan matanya tak percaya. Semua yang dikatakan Kangin benar, dia dari Dark Knife yang ditugaskan untuk menghabisi siapapun yang tak sejalan dengan komplotan sadis itu. Atau bisa dikatakan sebagai pembunuh bayaran, mereka akan membunuh dengan bayaran yang cukup fantastis jika ada seseorang yang menginginkan kematian orang lain yang otomatis akan menjadi terget mereka. Nana hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya, tanpa mengetahui atas dasar apa dirinya ditugaskan membunuh mereka dan siapa orang yang menginginkan kematian targetnya. Semuanya itu  ia lakukan dengan terpaksa karena tidak mempunyai pilihan lain.
Flashback On
One Years Ago…..
Nana berusaha memberontak saat tubuhnya di bawa secara paksa masuk ke dalam mobil oleh kawanan ber jas hitam, namun tentu saja sekuat apapun ia memberontak tidak akan mengahasilkan apapun, ia tidak mengerti sebenarnya apa keinginan mereka. Nana menangis dalam diam, dengan keadaan mulut tersumpal, tangan di ikat dan mata yang ditutup. Ia hanya bisa berdo’a dalam hati semoga mimpi buruk ini akan segera berakhir.
.
.
.
.
.
“Bos! Kami berhasil membawanya.” Hanya suara itu yang Nana dengar  sebelum debuman suara pintu tertutup menyapa indera pendengarannya.
Nana tidak tahu siapa yang ada dihadapannya saat ini, namun ia merasakan sebuah aura yang cukup mengancam. “Lepaskan aku, keparat!” makinya, menahan emosi. Nana bukanlah gadis penakut yang akan dengan mudahnya takhluk hanya karena keadaannya saat ini.
“ Wow! Ternyata kau mewarisi darah pemberani dari ayahmu sayang, aku suka itu.” Sebuah suara yang terdengar serak dan berat khas pria dewasa menyapa pendengaran Nana. “ Tapi aku tidak suka karena dia adalah pembangkang dan berhianat.”
“Mwo? Apa maksudmu?”  Nana tidak mengerti apa yang dimaksud pria tersebut, dan apa hubungannya dengan  ayahnya. Nana merasa sedih fikirannya kembali mengingat setahun yang lalu , bagaimana kematian ayahnya yang terbunuh secara mengenaskan dan sampai sekarang dia tidak mengetahui siapa dalang dibalik pembunuhan ayahnya tersebut.
“Setelah bertahun-tahun mencari akhirnya aku menemukanmu juga, dan sekaranglah saatnya kau harus meneruskan jasa ayahmu.”
“A-apa Maksudmu?” Nana semakin tak mengerti apa yang pria itu bicarakan. Perlahan penutup matanya dibuka. Ia mendapati sosok pria separuh baya dengan tubuh tinggi tegap memakai setelan jas mahal, berdiri dengan memperlihatkan wajah angkuh di hadapannya, tersirat raut tegas pada wajah pria tersebut.
“Siapa kau.” Suara Nana bergetar, ia merasakan sesuatu yang tidak beres akan menghampirinya.
“Aku Park Jae Suk, senang memperkenalkan diriku secara langsung padamu nona.” Pria membungkukkan tubuhnya sekilas memberi salam pada Nana.
Nana menyipitkan matanya curiga, merasa ada yang disembunyikan dari pria tersebut. “Apa yang kau inginkan?”
“Aku akan langsung memberitahu apa yang harus kau lakukan, dan tidak ada penolakan atau nyawa kekasihmu dan nyawamu sendiri yang akan menjadi taruhan.”  Nana membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
“Kau harus melaksanakan setiap misi yang telah aku tugaskan padamu sebagai bayaran untuk menebus kesalahan ayahmu yang telah berhianat pada kami, dan sebagai jaminannya kau tidak akan bertemu dengan ibumu untuk sementara waktu tapi dia akan tetap aman bersama kami jika kau melakukan segalanya dengan baik.”
“Mwo! Apa yang kau lakukan pada ibuku, dia sedang sakit.” Jerit Nana menahan emosi , ia tidak mengerti dengan semua ini, bagaimana mungkin dalam waktu sekejab jalur hidupnya semakin terjerembab dalam kubangan kepahitan, tidak cukupkah Nana melihat ibunya yang sering terbaring lemah di ranjang rumah sakit sejak kematian ayahnya. Lalu apa sebenarnya hubungan ayahnya dengan mereka?, kenapa ia harus terjerat dengan semua ini? kenyataan pahit apa lagi yang harus ia hadapi saat ini? Oh! Tuhan Tolong aku. Jerit batin Nana.
Flashback  Off
Nana menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan ingatannya saat pertama kali menyetujui menjadi anggota Dark Knife . Sedangkan Kangin mulai mendekati lagi tubuh  Nana.
“Apa sekarang kau takut sayang.” Senyum meremehkan muncul disudut bibir pria itu.
Nana berusaha menggeser tubuhnya ke kanan tempat  dimana pisaunya tadi terlempar. Nana berusaha meraihnya, saat pisau itu sudah berada digenggamannya, dengan sekuat tenaga Nana menendang kaki Kangin hingga pria berperawakan besar itu terjatuh. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Nana hendak menikam kembali Kangin. Tapi dengan mudahnya lagi-lagi Kangin menghentikan aksi Nana dengan memelintir tangan Nana yang memegang pisau. Kangin dengan sengaja mengarahkan pisau tersebut ke perut Nana.
Nana mengerang saat benda tajam dan dingin itu menembus kulitnya. Kangin pun berdiri dengan senyum penuh kemenangan setelah berhasil menusukkan pisau di perut Nana.
“Sepertinya aku harus pergi. Lagi pula kau akan mati secara perlahan disini dan tidak akan ada yang tahu karena aku sudah menyuruh petugas Hotel jangan menggangguku untuk tiga hari kedepan. Selamat menikmati kematianmu secara perlahan!”
Kangin memakai kemejanya membelakangi tubuh Nana. Tanpa disadari oleh Kangin, Nana  berusaha menarik pisau yang menancap di perutnya, kemudian bergerak dengan sisa kekuatannya mendekati tubuh Kangin dari belakang kemudian secepat kilat gadis itu menikamkan pisau yang tadi menusuk perutnya ke urat leher Kangin.
“Kau pikir aku bisa dengan mudah kau bunuh? Tidak! Aku juga bukan orang sembarangan Tuan Kangin!”
.
.
.
.
.
.
.
Nana terduduk lemah disamping tubuh Kangin yang tak sadarkan diri. Mungkin dalam beberapa jam kedepan pria itu akan kehilangan nyawanya.  Setelah melilit perutnya dengan robekan kain sprei agar darahnya berhenti keluar,  Dengan langkah tertatih gadis itu berusaha keluar lewat balkon Hotel. Jika dia keluar dari pintu depan dengan keadaan seperti ini, itu akan menarik perhatian orang-orang dan petugas Hotel. Beruntung kamar yang dipesan Kangin berada dilantai paling atas, sehingga Nana tak begitu kesulitan mencapai atap Hotel.
Nana berjalan tertatih menuju ke atap gedung melewati jalur tangga darurat agar tak menarik perhatian orang-orang. Satu persatu tangga dituruninya sedang tubuhnya semakin lemah. Dengan sisa-sisa terkahir kekuatannya, akhirnya tubuh Nana limbung dan menggelinding kebawah  melewati beberapa anak tangga.
Di sisa-sisa kesadarannya yang mulai menipis, ia mengucapkan satu nama.
“Cho… Kyu-hyun…”
==One Night Mission==
Star City Apartement
Myeong-Dong, Seoul, South Korea
06.12 am.
Kyuhyun tidak bisa memejamkan matanya barang sedetik pun sejak semalam. Yang dia lakukan hanyalah berkutat di depan layar monitor miliknya yang telah tersambung dengan chip yang tersimpan di dalam liontin kalung yang Nana gunakan, Kyuhyun terus berusaha memantau keberadaan Nana. Saat ini layar monitar di depannya mendetaksi titik keberadaan Nana yang masih sama sejak semalam yaitu di dalam Hotel tempatnya menghabisi target terakhir mereka.  Kyuhyun hanya mondar-mandir tidak jelas. Dia begitu khawatir mengingat Nana yang belum juga pulang  ke Apartement sejak  semalam. Apa saja yang dia lakukan?,  Biasanya setelah menghabisi target, Nana akan langsung pulang, antara jam dua sampai jam tiga dini hari. Tapi kini anehnya hingga pagi menjelang gadis itu belum muncul juga di Appartement mereka.
“Ini tidak bisa dibiarkan, pasti ada sesuatu yang telah terjadi ”  gumam Kyuhyun. Pria itu segera menyambar mantel dan kunci mobilnya. Berniat mendatangi langsung tempat dimana Nana melakukan aksi menghabisi target terakhirnya. Tidak perduli pada dirinya sendiri yang saat ini tengah menahan kantuk akibat tidak tidur semalaman. Nyawa kekasihnya lebih penting melebihi apapun termasuk dirinya sendiri tentunya.  Dan dia yakin pasti polisi saat ini belum mengetahui tempat kejadian perkara.
.
.
.
.
.
.
Imperial Palace Hotel
Gangnam, Seoul, South Korea
05.47 am
Tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai di Hotel mewah tersebut,karena jarak dari apartementnya tidak terlalu jauh, mengingat hari ini juga masih cukup pagi. Kendaraan belum terlalu ramai memenuhi jalanan kota Seoul.  Kyuhyun segera melajukan Audy hitamnya menuju basement, memarkirkan mobil kesayangannya disana.  Dari luar Hotel tersebut masih terlihat sepi, mungkin sebagian orang yang menginap di dalamnya masih tenggelam di alam mimpinya masing-masing. Hanya ada beberapa petugas kebersihan yang sedang mengepel lantai di loby Hotel. Kyuhyun berjalan dengan santai melewati mereka agar tidak terlihat mencurigakan, mungkin mereka menganggap Kyuhyun merupakan salah satu tamu di Hotel tersebut. Kyuhyun berusaha sebaik mungkin berjalan pada titik buta yang tidak tertangkap kamera CCTV yang terdapat di beberapa sudut ruangan di dalam lorong Hotel tersebut, Agar tidak ada satu orang pun yang mencurigai keberadaannya sebelum ia melakukan penyamaran dan masuk ke dalam kamar 201 tempat yang akan dia tuju. Namun untuk saat ini yang akan dilakukannya adalah  menyamarkan penampilan terlebih dahulu.
Kyuhyun menyelinap masuk ke dalam  ruangan pegawai room service.
“Siapa kau?” tanya seorang petugas room service yang kebetulan sendirian di dalam ruangan tersebut, pria tersebut terlihat masih cukup muda, bola matanya membulat sempurna saat menyadari kehadiran Kyuhyun yang begitu tiba-tiba. Terlebih karena penampilan Kyuhyun yang terlihat cukup berkelas tapi anehnya masuk ke dalam ruangan tersebut.  Kyuhyun sama sekali tak mengindahkan pertanyaan pemuda tersebut. Dia mulai berjalan mendekat, sorot matanya menatap tajam membuat pemuda itu mengerut takut. Mungkin dia berfikir bahwa Kyuhyun merupakan salah satu komplotan mafia yang menyelinap dalam hotel tersebut. Dan dugaannya itu hampir mendekati kebenaran meskipun tidak sepenuhnya.
“Aku membutuhkan apa yang kau gunakan saat ini.” Kyuhyun berbisik tepat di samping telinga, membuat pemuda tersebut menegang karena secara bersamaan KyuHyun menusukkan jarum suntik pada bahu pemuda tersebut yang berisi obat bius yang telah dicampur dengan serum terbarunya.
“Serum penghilang ingatan, setidaknya kau tidak akan mengatakan kejadian ini pada siapapun.” Kyuhyun tersenyum menyeringai. Untuk hal-hal seperti inilah kepintarannya sangat membantu dalam menyelesaikan misi Nana.
.
.
.
.
.
Kyuhyun melangkahkan kakinya memasuki lift dengan perlengkapan kebersihan yang tergenggam di tangan kanannya, penyamarannya terlihat sangat sempurna dengan pakaian Cleaning service serta topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.  Tidak ada siapapun di dalam lift tersebut selain dirinya. Kyuhyun menekan lantai 20 tampat dimana  kamar yang akan dia tuju berada. Lift mulai bergerak perlahan membuat Kyuhyun merasa tidak sabar. Ia ingin cepat-cepat bertemu dengan Nana, memastikan bahwa kekasihnya  baik-baik saja di dalam sana.
Saat berada tepat di depan pintu kamar nomor 201, Kyuhyun masih diam hanya berdiri mencoba  mengamati sebentar sistem keamanan yang digunakan pada pintu kamar hotel tersebut. Menurut analisanya kunci kamar hotel tersebut bermerk Onity yang memang umum digunakan dan telah terpasang sekitar 4 sampai 5 juta kamar Hotel hampir di seluruh dunia. Sistem keamanan tersebut selain dapat mengakses dengan simcard yang biasa digunakan oleh customer atau tamu hotel, dapat pula memanfaatkan celah keamanan yang ada pada port power DC pada kunci tersebut. Kyuhyun dengan berbekal alat buatannya sendiri seharga kurang dari 50 ribu won, mampu membuka kunci tersebut, hanya dalam waktu beberapa detik pintu itupun terbuka.
Kyuhyun segera menghambur masuk, pemandangan yang ia temukan pertama kali adalah tubuh kaku pria yang tak lain adalah Kangin tergeletak di atas lantai, terdapat genangan darah di sekitar tubuh pria tersebut yang berasal dari tusukan pisau di lehernya. Kyuhyun merasa sedikit lega sekaligus khawatir melihat kondisi mengenaskan Kangin. Merasa lega karena Nana telah berhasil membunuh terget terakhir mereka. Namun merasa khawatir karena tidak biasanya Nana melakukan semuanya yang terlihat begitu berantakkan seperti saat ini.  Rasa khawatirnya semakin menjadi saat dirinya tidak menemukan sosok kekasihnya di manapun, setiap sudut kamar telah dia datangi namun tetap nihil. Kyuhyun merasa ganjal, bagaimana mungkin alat pelacak yang terpasang pada tubuh Nana menunjukkan bahwa gadis itu masih berada di tempat ini namun kenyataannya Nana tidak ada. Lalu dimana sebenarnya kekasihnya itu?
Kyuhyun mencoba berfikir positif, mungkin saja tadi pagi-pagi sekali Nana baru saja berhasil kabur dari hotel tersebut dan saat ini ia sedang menyembunyikan dirinya di suatu tempat. Kyuhyun berharap saat pulang nanti Nana sudah ada di Apartement mereka.
Pasti Nana tidak sempat membersihkan jejak-jejaknya di setiap sudut ruangan ini. Pikir Kyuhyun.  Pria itu meneliti setiap sudut  di ruangan tersebut, mengamati setiap inci yang mungkin saja bisa dijadikan sebagai barang bukti yang dapat digunakan polisi saat menemukan tubuh Kangin nantinya.
Kyuhyun berusaha memusnahkan semua bukti-bukti yang ada, mulai dari menyamarkan sidik jari Nana yang tertempel pada gagang pintu hingga tubuh Kangin, tidak lupa pisau yang Nana gunakan. Namun Kyuhyun mengembalikan pisau itu ketempat semula dengan tujuan untuk mengelabuhi polisi.  Detik berikutnya ia terkaget saat menemukan bercak darah lain yang tak jauh dari tubuh Kangin, Kyuhyun sangat yakin jika itu bukanlah darah yang berasal dari Kangin. Dan itu berarti Nana juga terluka saat ini, Astaga!, Kyuhyun kalut dibuatnya, ia harus segera menemukan Nana diamanapun gadis itu berada.  Pria itu mempercepat segala urusannya di dalam kamar tersebut sebelum orang lain menangkap basah dirinya.
Sentuhan terakhir, Kyuhyun menghapus bercak darah Nana yang tertempel di lantai menggunakan cairan kimia yang disebut Sodium Hipoklorit , cairan tersebut akan menyamarkan noda darah di tempat manapun dan tidak akan ditemukan jejaknya meskipun di deteksi menggunakan cairan Luminol ( cairan yang biasanya digunakan untuk mendeteksi noda darah yang tidak terlihat, dengan menggunakan lampu senter berwarna biru) , Kyuhyun juga menemukan beberapa helaian rambut panjang Nana.
Beberapa saat kemudian tidak sengaja ekor matanya menangkap sesuatu yang berkilauan tidak jauh dari tempatnya saat ini. Kyuhyun berjalan mendekati sisi meja, bola mata hitamnya membulat sempurna saat mendapati liontin pemberiannya terselip diantara kaki meja tersebut. Kyuhyun segera meraih benda berharga tersebut. Mengamati liontin milik Nana. Kyuhyun menatap nanar kalung tersebut. Merasa sedih atas kebodohannya sendiri yang hanya diam saja tidak membantu Nana saat gadis itu membutuhkannya. Seharusnya bukan pagi ini Kyuhyun datang ke tempat itu meliankan sejak semalam, karena tentu saja Nana sangat membutuhkan bantuannya.  Kyuhyun mengerang frustasi. Topi yang ia gunakan entah sudah terlempar kemana akibat luapan rasa frustasinya karena tidak berhasil menjaga Nana dengan baik. Dimana kekasihnya berada?
==One Night Mission==
Tepat pukul tujuh lewat satu menit Kyuhyun berhasil menyelinap keluar setelah menanggalkan semua atribut penyamarannya, saat ini dia sedang berada di dalam mobil yang masih terparkir rapi di dalam basement, fikiranya kacau balau, otak jeniusnya belum dapat menemukan ide cemerlang bagaimana cara menemukan kekasihnya, dirinya dilanda perasaan khawatir yang sangat kuat karena takut kehilangan Nana. Kyuhyun kembali mengerang frustasi seraya mengacak rambutnya gusar. Tidak perduli bayangan semu dirinya pada kaca spion dalam mobil yang terlihat sangat mengerikan, mata merah dengan kantung hitam disekatarnya akibat kurang tidur, rambut acak-acakan yang biasanya terlihat rapi saat ini telah sirna dari visual seorang Cho Kyuhyun.
Pria itu merasa hidupnya akan sia-sia jika wanita yang dia cintai tidak segera berada di dekatnya. Dia tidak tahu harus mencari Nana kemana, karena tidak mempunyai sedikit petunjuk pun mengenai keberadaan kekasihnya. Alat pelacak yang dapat menghubungkan dirinya dengan Nana saat ini tengah berada di dalam genggamannya, Kyuhyun meremas kalung liontin tersebut dengan penuh emosi. Hatinya berteriak tidak terima, Dia harus meminta pertanggung jawaban seseorang atas semua masalah ini. Kyuhyun mulai memacu audy hitamnya meninggalkan pelataran Hotel Imperial dengan perasaan berkecamuk penuh emosi yang hampir meledak namun tetap dia tahan. Untuk sejenak dia harus menjernihkan fikirannya terlebih dahulu, merasa optimis jika kekasihnya itu sedang baik-baik saja untuk saat ini.
Tanpa perduli apapun Kyuhyun melajukan Audy hitamnya dengan kecepatan 120 Km/ Jam,  membelah jalanan kota Seoul yang mulai ramai dengan aktifitas warga di pagi hari, berbagai umpatan dari pengendara lain dia terima akibat cara mengemudinya yang bisa dikatakan di luar batas manusiawi, Kyuhyun mengabaikan itu semua. Hanya ada satu tempat yang ingin dia tuju saat ini.  yaitu  markas Dark Knife.
.
.
.
.
.
Kyuhyun sedang fokus mengemudikan mobilnya hingga beberapa saat kemudian ponselnya yang terletak di dashbor mobil  berbunyi nyaring.
“Kau menemukannya?” tanya Kyuhyun cepat sebelum seseorang di seberang sana menyuarakan suaranya.
“….”
Tubuh Kyuhyun semakin melemas. “Shiitt! Jangan menelfon  jika apa yang kalian kabarkan tidak berguna.”
Kyuhyun langsung mematikan ponselnya dan melemparkannya ke jok belakang mobil. Sebelum keluar dari hotel tadi Kyuhyun memang sempat menghubungi kedua sahabatnya yaitu Sungmin dan Henry untuk membantunya mencari keberadaan Nana di sekitar hotel tersebut, tapi sayangnya tidak ada hal apapun yang mereka temukan. Kyuhyun terlihat semakin frustasi.
“Aku mohon Kim Nana, dimanapun kau berada, kau harus baik-baik saja. Harus.”
==One Night Mission==
Nana POV
Seperti inikah sakit yang mereka rasakan, menahan perih serta luka yang menyayat lebar, bukan hanya luka luar melainkan luka dari dalam hati, rasa frustasi saat mendapati kehidupan kita telah diambang batas, nyaris terancam akan berakhir sia-sia,  jadi seperti inikah perasaan  orang-orang yang telah aku bunuh? Oh! Tuhan ampunilah dosaku, berikanlah satu kesempatan lagi untukku agar dapat memperbaiki segalanya, aku sadar apapun yang aku lakukan memang salah tapi aku tidak mempunyai pilihan lain, aku merasakan tubuh ini seakan melayang-layang hingga terasa lemas. Sepertinya waktuku tidak akan lama lagi.
Mungkin setelah mati semuanya akan membaik dan aku tidak akan merasakan sakit seperti ini lagi, tapi kenapa rasa sakit ini tak kunjung berhenti, aku merasakan semakin sakit bagaikan seluruh tubuhku ini baru saja dipukul keras menggunakan tongkat besi hingga membuat tulang-tulangku nyaris tidak berbentuk lagi . Apa rasa sakit ini akan terbawa hingga aku mati?, Oh! Rasakan pembalasan untukmu sendiri Kim Nana. Malaikat manapun pasti hanya akan melontarkan kalimat mengenaskan seperti itu. Aku ingin menangis, tapi apakah mungkin aku masih bisa menangis, bukankah air mata sudah tidak ada gunanya untuk saat ini.
‘Kau sudah sadar?’
Suara apa itu? Siapa yang berbicara?,
‘Nona? Nona?’
A-apa itu suara malaikat yang akan menuntunku ke tempat selanjutnya. Suara itu terdengar begitu lembut.
‘Sepertinya dia hanya mengigau. Syukurlah, berarti dia baik-baik saja. Mungkin tubuhnya belum siap untuk bangun.’
Suara itu terdengar sayup-sayup ditelingaku. Dan aku tidak mendengarnya lagi. A-aku belum siap mempertanggung jawabkan semuanya, dosa yang aku pikul terlalu besar dan aku belum siap menerima hukuman dari para malaikat, yang aku inginkan saat ini hanyalah beristirahat dan melupakan segala apapun yang telah kulewati, semoga orang-orang yang kutinggalkan bisa memulai kehidupan barunya dengan baik, mungkin aku akan tertidur untuk beberapa saat lagi, atau untuk waktu yang sangat lamaaaa.
==One Night Mission==
Star City Apartement
Myeong-Dong, Seoul, South Korea
14.15 pm.
Tiga hari berlalu sejak saat terakhir Kyuhyun mandatangi Park Jae Suk pimpinan Dark Knife, orang yang seharusnya bertanggung jawab atas semua permasalahan yang mereka alami. Demi apapun Kyuhyun sangat ingin menghajar lelaki tua bangka tersebut, namun akal sehatnya masih cukup waras, dan dapat mengendalikan segala pemikiran gilanya yang mungkin saja dapat mengakibatkan permasalahan semakin runyam. Jika benar-benar terjadi sesuatu pada Kim Nana, Kyuhyun tidak akan segan-segan mengahabisi nyawa siapapun yang menjadi sekutu Dark Knife menggunakan tangan kosongnya sendiri.
Kyuhyun masih  mengingat dengan jelas apa saja yang lelaki tua itu katakan padanya. ‘Tenanglah anak muda, aku tahu kekasihmu itu bukanlah gadis yang ceroboh, dia mengerti apa yang harus dilakukannya demi keselamatnnya sendiri, aku yakin sebentar lagi dia akan menampakkan batang hidungnya di hadapanmu, jadi kau tidak perlu khawatir. Aku akan mengerahkan beberapa anak buahku yang lain untuk mencari kekasihmu itu. Bagaimanapun juga kalian adalah aset yang sangat menguntungkan bagiku’
Kyuhyun meremas pinggiran sofa dengan emosi meluap, tidak ada gunanya meggantungkan permasalahan ini pada lelaki tua itu, dengan terbunuhnya Kangin yang notabene target terakhir mereka secara otomatis perjanjian mereka telah usai, jadi mulai detik ini dirinya dan Nana  telah resmi keluar dari Dark Knife. Kyuhyun merasa senang sekaligus muak dengan semua ini, namun bukan akhir seperti ini yang dia inginkan, lepas dari bayang-bayang Dark Knife, namun kehilangan kekasihnya. Ada satu hal penting lagi yang harus ia selesaikan, yaitu menemukan keberadaan ibu Nana yang di sembunyikan oleh Dark knife. Setelah itu ia harus menemukan keberadaan Nana dimanapun gadis itu berada.
‘Seorang pengusaha muda Kim Kangin, ditemukan tewas di salah satu kamar hotel Imperial Palace, diduga korban telah meninggal sejak tiga hari yang lalu namun baru ditemukan sekarang dengan luka sayatan di bagian leher, sebelumnya tidak ada satupun pegawai hotel yang mengetahuinya karena jauh-jauh hari saat akan menginap Tuan Kim telah berpesan tidak ingin diganggu oleh siapapun dalam waktu tiga hari kedepan. Sepertinya ini merupakan kasus bunuh diri karena polisi belum menemukan bukti-bukti yang jelas tentang adanya pelaku dalam kasus tersebut.’
Kyuhyun segera mematikan layar datar di hadapannya yang menampilkan berita tentang kematian Kangin, semua berita tersebut semakin membuatnya muak, karena sampai saat ini dia belum menamukan kekasihnya.
Kyuhyun sudah tidak memperdulikan segala macam permasalahan yang selama ini mereka timbulkan akibat memenuhi perintah Park Jae Suk. Yang ada di fikirannya saat ini hanyaalah bagaimana cara menemukan kekasihnya Kim Nana.
To Be Continued

No comments :

Post a Comment