Title:
My Firlfriend is Princess
Main Cast:
Kwon Yuri – Cho Kyuhyun
Other Cast:
Find yourself ^^V..
Genre:
Comedy, Family, Ancur, gaje, and apalah namanya #plakk..
Ratting:
PG+17
All rights reserved to ©Kwon Nissa, 2014.
~Happy Reading~
“Kau, Namja yang dimusium itu kan?”tanya Seohyun.
“Musium? Itu bukan musium tapi kerajaan”ucap Namja itu.
“Aish, lupakan saja. sedang apa kau disini?”tanya Seohyun.
“Aku ingin memberikan ini untuk orang tua.. Kyu.. Kyu.. Kyuhyun. Ah, ne orang tua Kyuhyun”ucap Namja itu.
“Kyuhyun?”tanya Seohyun untuk memastikan. ‘apa mungkin Kyuhyun Oppa?’batinnya
“Tapi sepertinya aku tidak bisa mengantarkannya. Aku ingin pulang ke istana Gyongbok. Oia, bisakah kau tunjukkan arah istana Gyeongbok?”tanya Namja itu.
“Ah, ne. mari kuantar”ajak Seohyun.
“Kamsahamnida…”ucap Namja itu menggantung. Seohyun yang tahu bahwa Namja itu tak mengetahui namanya, langsung menyebutkan namanya.
“Seohyun”sahutnya sambil tersenyum.
“Kamsahamnida Seohyun-sshi”ucapnya.
“Cheonma, kalau kau?”tanya Seohyun.
“Yonghwa”ucap Namja itu sambil menunduk 30 derajat.
“Kajja”ucap Seohyun sambil menarik tangan Yonghwa. Yonghwa pun menurut.
***
Kyuhyun dan Yuri merebahkan dirinya di kasur. Mereka terlalu bosan dengan debat orang tuanya masing masing. Kyuhyun memutar badannya ke samping, kepalanya bertompang pada tangannya. Ia menatap Yuri yang memicingkan matanya, istrinya itu tampak sangat lelah.
Kyuhyun membelai wajah Yuri dengan tangan sebelahnya, kemudian mengecup bibir mungil Yuri yang membuatnya terbangun.
“Apa yang kau lakukan?”tanyanya sambil mengucek kedua matanya.
“Menciummu, hahaha”canda Kyuhyun. Yuri menepuk dada Kyuhyun pelan, lalu mulai memiringkan badannya menghadap Kyuhyun. Kyuhyun semakin merepatkan badannya ke arah Yuri lalu memeluk istrinya itu.
“Aku sangat bahagia, kau tahu?”ucap Kyuhyun lalu mengecup singkat kening Yuri.
“Hmm, ini terasa seperti mimpi. Padahal kau dan aku berada di dunia berbeda, tapi kita bisa bersatu”ucap Yuri. Kyuhyun terkekeh pelan lalu membenamkan wajah Yuri di dadanya.
“Saranghae”ucap Kyuhyun.
“Nado, Kyu”balas Yuri. Kyuhyun melonggarkan pelukannya, lalu menatap mata Yuri dalam.
Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada wajah Yuri, dan bibir mereka menempel satu sama lain. Kyuhyun lalu bangkit kemudian memulai menindih Yuri.
*
“Ye? New York? Jinjjayo?”tanya Yesung saat mendapat telepon dari seseorang.
“Baiklah, aku akan membereskan semua pakaianku”
“Ne, Anyeong”ucapnya.
“Nuguya?”tanya Donghae yang entah dari mana datangnya.
“Yak! Sejak kapan kau diapartemenku?”ucap Yesung.
“sekitar 3 menit yang lalu”jawab Donghae polos.
“Kau mendengar semuanya?”tanya Yesung.
“Tentu saja. Siapa yang meneleponmu tadi?”tanya Donghae lalu duduk disofa Yesung dan menyalakan televisi.
“Appaku”jawab Yesung singkat lalu ikut duduk bersama Donghae.
“Mau apa dia?”tanya Donghae.
“dia ingin aku mengurus perusahaannya di New York”ucap Yesung.
“Jinjja?”pekik Donghae.
“Ne, aku akan pergi nanti malam”ucap Yesung.
“Bolehkah aku ikut?”pinta Donghae.
“Apa kau gila? Jangan bercanda, Ikan”, sergah Yesung.
“Aku tidak bercanda, aku ingin ikut denganmu!”, tegas Donghae membuat Yesung menghela nafas kasar.
“Sekedar mencari wanita”, sambung Donghae sambil mengerlingkan sebelah matanya. Yessung bergedik geli.
“tch, dasar!”, umpat Yesung.
“Ya, kau boleh ikut asal biayamu kau tanggung sendiri”sambung Yesung.
“MWO?”, pekik Donghae yang hanya di balas gedikkan bahu oleh Yesung.
*
Raja Lee dan Permaisuri Gim serta kedua orang tua Kyuhyun tengah berbincang-bincang cukup lama. Mereka kini telah selesai memakan beberapa cemilan yang disodorkan oleh Eomma Kyuhyun.
“Jadi kita telah sepakat jika pernikahan mereka akan dilaksanakan lusa?”tanya Raja Yi (Lee).
“Ne, kami berdua akan mengurus semuanya”ucap Eomma Kyuhyun.
“Kalau begitu.. ini, kami hanya dapat memberikan ini untuk kelancaran acara tersebut”ucap Permaisuri Gim sambil menyerahkan sebuah kantung yang berisi kepingan emas.
“oh, Gomawo”ucap Appa Kyuhyun sambil menerima kantung itu. ia pun melihat isi kantung itu dan terperagah karena kantung itu berisi kepingan Emas.
“Terimalah, Kami percayakan pada kalian. Kami sepertinya tidak bisa datang” ucap Raja Yi (Lee).
“Jika itu masih kurang, kami akan menambahnya”tambah Permaisuri Gim yang hendak mengeluarkan kantung yang berisi kepingan emas kembali.
“Tidak usah, Nyonya. Ini sudah cukup”tolak Eomma Kyuhyun.
“Baiklah, kami pulang dulu”pamit Raja Lee.
“Eh, tunggu. Yuri mana?”tanya Permaisuri Kim. Appa dan Eomma Kyuhyun saling berpandangan satu sama lain, lalu keduanya tampak melirik keseluruh sudut ruangan apartement ini.
“Iya, ya. Kyuhyun juga tidak ada”ucap Appa Kyuhyun.
“Apa mungkin mereka berdua di kamar?”tanya Eomma Kyuhyun dan keempatnya memutuskan untuk pergi ke kamar Kyuhyun dan Yuri. Namun, langkah mereka terhenti ketika mendengar suara di kamar Kyuhyun dan Yuri. Sontak keempatnya merapatkan diri ke pintu kamar Kyuhyun dan Yuri.
“Kyu..ahh.. le-lebih cepat lagi..ahh”
Keempatnya saling berpandangan satu sama lain, kemudian tersenyum penuh arti. Mereka lalu membuka sedikit pintu kamar Kyuhyun yang tidak dikunci.
Dan tampaklah, Kyuhyun yang menindih Yuri tengah menggoyangkan pinggulnya ke arah kewanitaan Yuri. Begitu juga dengan Yuri yang tengah mencekram erat lengan Kyuhyun sambil menggoyangkan pinggulnya berlawanan arah.
Kedua orang tua mereka tertawa melihat anaknya yang tengah polos tanpa busana itu. Lalu kembali menutup pintu kamar Kyuhyun dan Yuri.
“Baiklah, kami pulang dulu. Kami titip Yuri, anyeong”pamit Raja Lee dan Permaisuri Gim.
“Anyeong”balas Appa dan Eomma Kyuhyun.
*
“Terima kasih karena telah mengantarkanku kemari”, ucap Yonghwa pada Seohyun.
“Ne, sama-sama. Hati-hati ya”, balas Seohyun sambil tersenyum. Yonghwa kembali tersenyum melihatnya kemudian mulai membenamkan tubuhnya ke arah dinding itu.
Seohyun menghela nafas lega, lalu berbalik, melangkahkan kakinya agar menjauh. Namun, saat ingin melangkah ponsel Yeoja itu berdering. Dengan cepat ia merogoh sakunya kemudian mengangkat panggilan itu.
“Yeoboseo, Appa. Ada apa?”tanya Seohyun.
“Seohyun, cepat bereskan pakaianmu, hari ini pekerjaan Appa selesai”, balas Appanya girang. Seohyun mengernyit, menautkan kedua alisnya.
“Bagaimana bisa?”tanya Seohyun tanpa sadar.
“Nanti akan Appa ceritakan. Cepat bereskan pakaianmu, lalu bersiap-siaplah untuk pergi ke bandara”, suruh Appanya.
“Tapi Appa-”
Tut.. tut.. tut.. Sambungan telepon terputus dan Seohyun kembali menghela nafas.
“Dasar Appa”, ucapnya sambil melangkah menjauh dari istana.
*
“Dasar, kenapa aku jadi repot begini?”, umpat Donghae sambil melipat dompetnya lalu memasukkannya ke dalam saku celananya. Ia berjalan cepat menuju keluar Supermarket itu.
“Ya! Cepat sedikit! Kita akan berangkat sebentar lagi!”, sorak Yesung dari dalam mobilnya. Donghae berdecak kesal lalu melangkah kebar ke arah mobil Yesung.
Blam!
“Menurutmu, apa sebaiknya kita beritahu Kyuhyun? Lusa dia akan menikah”, ucap Donghae saat Yesung menyalakan mesin.
“Mungkin lebih baik kita katakan saja”, ucap Yesung. Membuat Donghae mengangguk mengerti.
“Tapi besok pagi, setelah kita tiba di New York”, Donghae yang hendak mengambil ponselnya menghentikan niatnya.
“Kenapa?”, tanya Donghae bingung.
“Tentu saja di akan menghentikan kita bodoh! Sudahlah, lebih baik sekarang kita ke bandara”, putus Yesung sambil menancapkan gasnya.
*
Seohyun merapikan sedikit blazernya kemudian menggerek koper pink miliknya ke lantai bawah. Seohyun bisa saja menyuruh pembantu rumahnya untuk membawakan, namun nampaknya ia tidak ingin untuk saat ini. Biarkan saja dia sedikit mandiri kali ini.
“Ah, au sudah selesai sayang?”, tanya Appa Seohyun yang baru saja selesai menelepon seseorang.
“Sudah Appa”, jawab Seohyun sambil tersenyum tipis.
“Baiklah, Ayo kita pergi sekarang”, ajak Appa Seohyun sambil berjalan ke luar rumahnya. Seohyun mengikuti jejak Appanya dengan di temani para pembantunya untuk mengirinya hingga ke luar perkarangan.
Blakk!
Seohyun menutup pintu mobilnya. Appa-nya mulai menstater mobil dan perlahan menancapkan gasnya. Para penghuni rumah mereka tampak sedih, berusaha tegar sambil melambaikan tangan. Seohyun membalas lambaian tangannya, lalu mulai berduduk rileks.
‘Cho Kyuhyun. Aku akan berubah setelah ini. Aku akan berusaha melupakanmu. Berbahagialah dengannya’, batin Seohyun.
–
Pagi itu, Apartement Kyuhyun tampak penuh dengan kehangatan. Sambil sesekali bersenda gurau, walaupun sebelumnya terjadi sedikit tengang karena penjelasan seorang Cho Kyuhyun. Namun semua itu lenyap ketika Nyonya Cho mengambil alih dan memberikan Yuri gaun pengantin yang telah ia beli.
“Ah, kau tampak cantik saat memakainya, Yuri-ah”, puji Eomma Kyuhyun sambil menatap Yuri dengan senyum, begitu pula dengan Appa Kyuhyun. Sementara Kyuhyun, hanya diam tak berkedip melihat istrinya yang menyerupai dewi baginya.
“Aku rasa kau bukan manusia”, ucap Kyuhyun tanpa sadar yang membuat Yuri, Eomma dan Appa Kyuhyun menatapnya kaget.
“Melainkan seorang dewi”, lanjutnya membuat senyum antar ketiganya merekah. Yuri tertunduk malu, menyembunyikan sembrutan merah di pipinya yang memanas.
“Ya, Appa rasa kau tak salah memilih istri. Walaupun tidak satu zaman dengan kita”ucap Appa Kyuhyun sambil memelankan nada terakhir. Ya, Appa dan Eomma Kyuhyun sudah tahu semuanya. Kyuhyun telah menceritakannya tadi. Awalnya mereka kaget, dan berniat untuk mengeluarkan secercak cacian pada Yuri. Namun mereka sadar, Kyuhyun dan Yuri telah menikah. Dan mereka tidak mungkin memisahkan pasangan yang saling mencintai itu.
“Appa”, sahut Eomma Kyuhyun membuat sang Appa tersenyum malu.
Sementara Yuri dan Kyuhyun tertawa melihatnya.
‘Ah, aku jadi tidak sabar untuk besok’, batin Kyuhyun senang.
Drrttt.. drrttt.. drrttt.. Aish, menganggu saja. Ingin sekali Kyuhyun me-riject telepon tersebut, namun tatapan Yuri seolah mencegahnya untuk melakukan itu.
“Yeoboseo?”, sapa Kyuhyun.
“Yeoboseo, Kyu. Aku ingin mengatakan suatu hal padamu”, ucap orang tersebut yang ternyata Yesung.
“Mengatakan apa?”, tanya Kyuhyun mulai penasaran.
“Sebelumnya kami minta maaf tidak memberitahu hal ini padamu. Ini secara mendadak, jadi kami tidak bisa memberitahumu kemarin”, awalan Yesung membuat Kyuhyun menjadi semakin penasaran. “Jadi begini, Aku kemarin menerima telepon jika aku harus ke New York sekarang, dan Donghae memaksa agar dia ikut bersamaku. Dan..”
“Benarkah?”, potong Kyuhyun terkejut. “Kalian dimana sekarang?”, tanya Kyuhyun sambil berdiri, hendak mencari kunci mobilnya.
“Kami sudah di New York. Maaf jika kami tidak memberitahumu. Kami hanya ingin kau fokus pada pernikahanmu nanti”, ucap Yesung membuat Kyuhyun menghela nafas.
“Kami doakan, agar kau dan Yuri selalu harmonis, setia dan hidup dengan baik selamanya. Sampaikan permintaan maafku padanya, ya”, ujar Yesung membuat Kyuhyun mengangguk.
“Ne, Hyung”, jawab Kyuhyun.
“Aku tutup dulu, oke. Aku tidak bisa berlama-lama, biaya telepon luar negeri mahal”, tambah Yesung bercanda membuat Kyuhyun sedikit tergelak. “Yasudah, Kyu. Anyeong”, Sambung Yesung sambil mematikan sambungan. Padahal, Kyuhyun belum sempat membalas, tapi sudahlah, Yesung mungkin memiliki pulsa yang sedikit saat ini.
“Dari siapa, Kyu?”, tanya Eomma Kyuhyun. Kyuhyun menoleh, “Dari Yesung Hyung, Eomma”, jawab Kyuhyun yang di balas dengan -oh- oleh eommanya.
*
“Ya, terima kasih, Seohyun”, Kyuhyun menghela nafas panjang. Ia kembali berkumpul dengan yang lain.
“Ada apa?”, tanya Yuri.
“Sepertinya pesta kita akan sepi”, jawab Kyuhyun lesu.
“Kenapa?”, tanya Eomma Kyuhyun.
“Semuanya pergi. Tidak ada Yesung Hyung, Donghae, ataupun Seohyun”, jelas Kyuhyun.
“Memangnya mereka kemana?”, tanya Appa Kyuhyun.
“Seohyun pergi ke Paris, sedangkan Yesung Hyung dan Donghae akan pergi ke New York”, jawab Kyuhyun. Semuanya menghela nafas dan terdiam sejenak.
“Tidak apa-apa, mungkin itu adalah pilihan terbaik mereka. Lagi pula masih ada Eomma dan Appa”, jawab Yuri membuat Eomma, Appa, dan Kyuhyun sendiri tersenyum dan memeluk Yuri bersamaan.
*
“Ya, saya bersedia”, suara mantap seorang Cho Kyuhyun membuat orang-orang tersenyum -termasuk Yuri. Namun nampaknya Yuri terlalu gugup hingga ia mencekram kuat lengan tuxedo Kyuhyun tanpa orang lain sadari.
“Ya, Sa-saya bersedia”, jawab Yuri sedikit gugup. Itu adalah hal baru yang pertama kali ia lakukan di sepanjang hidupnya.
“Baiklah, silahkan kalian berciuman sebagai tanda ikatan cinta kalian”, ucap pendeta tersebut. Yuri sedikit terkejut mendengar hal itu. kata-kata pendeta itu terdengar menggelikan di telinganya -sejak tadi, tapi mau bagaimana lagi, ia harus mengikuti peraturan dimensinya yang baru.
Kyuhyun menatap Yuri dengan senyum kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Yuri dan mereka.. berciuman.
Suara gemuruh tepuk tangan mewarnai gereja putih itu saat itu. Semua seperti merasakan kebahagiaan sepasang pengantin yang saling mencintai itu.
“Apa?!”, Raja Lee terkejut setelah mendengar penjelasan Panglima Jung. Bukan hanya Raja Lee tapi seluruh istana.
“Ya, Yang Mulia. Seperti itulah kisahnya”, jawab Panglima Jung
Raja Lee menghela nafas. Apa yang harus ia lakukan pada anaknya yang telah meninjak dimensi lain itu? Anaknya dan lelaki itu sama-sama mencintai, dan Raja Lee yakin jika Yuri tidak akan mau untuk di pisahkan oleh lelaki itu.
“Baiklah, Aku akan memutuskan jika Putri Mahkota Lee di perbolehkan menetap di sana, namun anak pertama dari Putri Mahkota Lee akan di tempatkan di kerajaan. Tak di persalahkan jika itu pria atau wanita, asalkan Putri Mahkota memberikan anak pertamanya pada kerajaan kita. Atau jika anak pertama Putri Mahkota meninggal, dilanjutkan pada anak kedua, dan seterusnya”, putus Raja Lee.
“Dan Panglima Jung, buatkan surat sesuai dengan keputusan yang telah aku buat. Berikan kepada Putri Mahkota. Kau akan ditemani oleh Prajurit Shim yang ikut denganku kemarin”, perintah Raja Lee.
“Baik, Yang Mulia”, jawab Panglima Lee tegas.
“Dan Kepala Perpustakaan Istana Cha, cari informasi terkait untuk menutup mesin waktu yang ada di perpustakaan istana. Kau akan di temani oleh Peramal Cheon”, perintah Raja Lee kembali.
“Baik, Yang Mulia”, jawab Kepala Perpustakaan Istana Cha.
“Ne, Anyeonghasseo”, ucap Eomma Kyuhyun sambil melambaikan tangan pada Panglima Jung dan beberapa Prajurit kerajaan.
Eomma Kyuhyun menatap gulungan kertas itu bingung, kemudian mengetuk pintu kamar Kyuhyun dan Yuri.
“Yuri-ah, ini ada pesan dari Raja Lee padamu”, sorak Eomma Kyuhyun. Tak berapa lama, pintu terbuka, menampakkan sosok Yuri yang sedikit berkeringat dengan muka yang sedikit merah.
“Ah, Eomma, terima kasih”, ucap Yuri sambil mengambil gulungan kertas itu dari Eomma Kyuhyun, kemudian menutup pintu kamarnya. Sedangkan Eomma Kyuhyun hanya tersenyum geli melihat Yuri, nampaknya Eomma Kyuhyun tahu apa yang di lakukan Yuri dan Kyuhyun sekarang.
“Apa itu?”, tanya Kyuhyun sambil menyingkap selimutnya dan mendudukkan tubuhnya.
“Pesan dari Appa”, jawab Yuri walau sedikit risih untuk menyebut kata Appa. Yuri mulai menaiki ranjangnya dan membuka gulungan kertas itu. Ia dan Kyuhyun dengan teliti membacanya.
“Kau boleh tinggal di sini?”, sorak Kyuhyun senang.
“Anak pertama kita harus di serahkan?”, sorak Yuri juga.
“Sudah, tidak apa-apa. Kita bisa membuatnya lagi, kan? Ikhlaskan saja”, canda Kyuhyun. Yuri menyipitkan matanya lalu memukul pelan lengan Kyuhyun.
“Ya!”, sorak Yuri membuat Kyuhyun tertawa.
~Epilog~
Raja Lee menghela nafas lalu tersenyum tipis ketika menyaksikan pintu dengan lambang kerajaan itu di bakar tanpa sisa. Anehnya, setelah di bakar pintu itu menghilang dan digantikan dengan dinding istana.
Permaisuri Kim kembali menghela nafas lalu mencium bayi laki-laki nan tampan dalam gendongannya. Bayi laki-laki itu tergelak, membuat Permaisuri Kim tersenyum. “Kau benar-benar manis Cho Kyung Yoo, ah Lee Kyung Yoo”, ucap Permaisuri Kim sambil mencomot hidung Kyung Yoo, anak pertama Kyuhyun dan Yuri.
Yuri menghela nafas sambil memerosotkan bahunya. Kyuhyun sedikit meremas pundak istrinya itu seraya berkata, “Sudahlah, semua akan baik-baik saja”.
Yuri mengengguk, mematuhi ucapan suaminya itu namun sepertinya tubuh Yuri serasa enggan beranjak dari sini. Kyuhyun menarik tubuh Yuri untuk menghadap ke arahnya. Ia tersenyum lalu menggepai tangan Yuri hangat.
“Ayo kita pulang”, ajak Kyuhyun. Sekali lagi Yuri mengangguk, ia kemudian mengikuti perintah Kyuhyun. Mereka berdua berjalan menjauh, sambil sesekali Yuri kembali melirik kebelakang.
Ceklek!
Pintu Aprtemen Kyuhyun terbuka.
“Yooo!!!”, sorak tiga orang manusia yang berada di dalamnya membuat Kyuhyun dan Yuri terkejut.
“Yesung Hyung, Donghae Hyung, Seohyun! Ka-kalian..”, Kyuhyun sedikit terbata.
“Hahaha :D, mian kami kembali ke korea tidak memberitahumu. Ini ide Donghae, jadi salahkan Donghae saja”, ucap Yesung.
“Ya! Mana bisa begitu! kau juga menurutinya kan?”, protes Donghae.
“Sudah sudah! Ingat, ini rumah orang!”, lerai Seohyun. Ia kemudian tersenyum pada Kyuhyun dan Yuri dan berlari memeluk Yuri.
“Yuri, kau masih mengingatku, kan? Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau sudah memiliki ‘Baby’?”, tanya Seohyun dengan aksen Koreanya yang aneh. Tinggal di Paris membuat ia susah kembali menuju logat Koreanya yang asli.
“Tentu saja aku mengingatmu. Walau kita hampir satu tahun lebih tidak ada kontak, tapi aku masih mengingatmu”, jawab Yuri membuat Seohyun tersenyum.
“Sorry, aku terlalu sibuk di sana”, Seohyun menyengir, kemudian dengan cepat ia menambahkan, “Dan bayi kalian bagaimana?”, tanya Seohyun. Yuri dan Kyuhyun sedikit terkejut.
“Bayi? bayiku…”, Yuri menggantungkan kalimatnya lalu menatap Kyuhyun sejenak.
“Ah, Bayi Yuri tidak selamat. Dia-“
“Ah, aku minta maaf. Aku tidak-“, belum sempat Seohyun melanjutkan kata-katanya, Yesung dan Donghae berteriak kaget. “Apa?”, teriak mereka bersamaan.
“Kami turut berbela sungkawa, Yuri, Kyuhyun”, ucap Yesung dan Donghae bagaimana, dan juga Seohyun setelahnya.
“Iya, terima kasih”, balas Yuri dengan senyum.
“Ne. Lagi pula kami juga akan buat lagi nanti. Mumpung Eomma dan Appa sedang di China”, ucap Kyuhyun membuat Yesung, Donghae , dan Seohyun tertawa. Namun tidak dengan Yuri, ia menatap Kyuhyun tajam.
“Cho Kyuhyun!”, pekik Yuri. “Seenaknya saja kau bilang begitu!”, sorak Yuri membuat Yesung, Donghae dan Seohyun berhenti tertawa. Kyuhyun menelan ludah.
“Kau fikir membuat dan melahirkannya itu mudah, heh? Aku yang akan menanggung sakitnya!”, teriak Yuri.
Yesung, Donghae dan Seohyun menarik kepala. “O Ow!”, gumam mereka bertiga serentak. Sementara Kyuhyun hanya tersenyum masam sambil mengeluarkan tanda peace pada Yuri.
“Mian, itu permintaan dari Eomma”, jawab Kyuhyun pelan. Yuri terdiam. Ia kemudian menelan ludah, lalu mengalihkan perhatian Kyuhyun saat ini.
“Ah, kalian bertiga mau minum apa? Orange Juice bagaimana? Orange Juice saja ya?”, ucap Yuri sedikit cepat kemudian melangkah ke dapur. Sementara Kyuhyun tersenyum penuh arti dan merdeka di dalam hati. ‘Akhirnya! Membuat lagi!’
~The End~