One Night Mission part 3

  No comments

One Night Mission part 3


image
Author : Chiazz
Tittle : One Night Mission [ Part 3 ]
Category : PG 17+, Romance, Thriller, Chaptered
Cast : Cho KyuHyun, Kim NaNa, And  Other  Cast.
Disclaimer : Mian Part ini gak ada NC-nya lagi, cerita ini emang gak fokus ke Nc-nya aja, tapi semoga kalian tetap terhibur, Ok! Happy Reading and sorry for typo…… ^^
                      ==One Night Mission==
Nana merasakan ada seberkas cahaya yang menyilaukan di hadapannya, ada sesuatu yang mendorong hatinya, menyuruhnya agar cepat membuka mata, gadis itu membuka kelopak matanya secara perlahan, mengerjap-ngerjapkannya sebentar, menyesuaikan penglihatannya yang mungkin saja masih terlihat kabur,  apa yang tertangkap oleh retina matanya untuk pertama kali saat ini membuatnya begitu takjub, seorang malaikat yang sangat rupawan sedang berdiri di samping tubuhnya yang masih terbujur kaku di atas ranjang.  ‘Akhirnya aku akan dibawa olehnya.’ Begitulah apa yang ada dibenak Nana ketika pertama kali membuka matanya setelah tiga hari tak sadarkan diri. Dirinya belum menyadari sepenuhnya apa yang terjadi saat ini.
Lelaki yang dianggap Nana malaikat itu tersenyum melihat wanita di hadapannya sudah sadar.
“Akhirnya kau sadar. Apa yang kau rasakan?”
“Perutku sakit. Bisakah kau cepat membawaku ke surga, agar aku tidak merasakan sakit ini lebih lama lagi? Oh tunggu dulu, sepertinya aku akan masuk neraka kan tuan malaikat?”  Racau Nana dengan raut wajah sayu,  yang belum bisa menstabilkan kesadarannya.
Lelaki itu hanya tergelak mendengar ucapan gadis yang sudah dia rawat tiga hari terakhir ini. “Nona, kau lucu sekali, kau itu belum mati. Lihatlah kau masih di bumi.”
“A-aku belum mati? Kau bohong kan? Bagaimana mungkin aku masih di bumi jika ada malaikat setampan kau dihadapanku?” ujar Nana polos, yang semakin mengundang gelak tawa lelaki di hadapannya saat ini. Sedetik kemudian lelaki itu berusaha meredam gelakan tawanya kemudian  berbicara lagi pada Nana.
“Terima kasih, aku sangat tersanjung disebut tampan. Tunggu sebentar, akan kuambilkan madu hangat dulu untuk menambah energimu.”
Nana hanya menatap kepergian pria tersebut dalam keheningan. Dia mencoba mengumpulkan kembali kesadarannya. Sedetik kemudian dia menyadari satu hal, ternyata benar! dirinya belum mati. Karena kini ia mendapati tubuh ringkihnya yang sedang terbaring diatas ranjang king size di sebuah kamar bercat biru muda yang memiliki aroma maskulin yang belum pernah terhirup oleh indera penciumannya.
Pandangannya mengedar ke segala penjuru ruangan, meneliti setiap sudut yang terdapat di dalam kamar tersebut, ukurannya tidak terlalu luas memang tapi Nana cukup merasa nyaman, beberapa meter di depannya terdapat TV flatscreen,  terdapat beberapa lukisan indah milik pelukis ternama yang menempel di dinding  di sisi kanan dan kiri, Nana sangatlah yakin pasti harga lukisan tersebut sangatlah mahal, di sisi kiri tidak jauh dari tempat tidurnya terdapat dua pintu kaca ganda yang menghubungkan ke beranda luar, terdapat meja kecil dan dua kursi santai disana untuk menikmati pemandangan indah kota Seoul saat sore maupun malam hari.
Apartemen ini sama terasa sangat nyaman seperti miliknya sendiri, Nana menghela nafas lega saat menyadari itu semua adalah nyata, bukan mimpi menakutkan yang beranggapan bahwa dirinya sudah mati, tentu saja dia belum siap menerima itu semua, masih banyak yang harus dia lakukan, menemukan eommanya, menikah dengan Kyuhyun. Mengingat nama pria itu, Nana merasa sedikit khawatir, bagaimana keadaannya sekarang, pasti Kyuhyun merasa sangat frustasi karena tidak bisa menemukannya. Nana mendesah gusar karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan kondisi seperti sekarang, pasti diluar sana sedang dihebohkan dengan kasus pembunuhan terbaru, Nana mengingat saat malam itu dia belum sempat membersihkan jejaknya, pasti polisi sebentar lagi akan menemukannya. Nana meringis tertahan menyadari hal itu, lebih baik ia harus bersembunyi di tempat ini dalam waktu lebih lama, jika kondisi telah memungkinkan baru dia akan memunculkan diri.
Beberapa saat kemudian, lelaki tadi kembali dengan membawa secangkir larutan madu hangat ditangannya. “Ini minumlah dulu agar kau merasa lebih baik.” Tawarnya seraya menyodorkan cangkir berisi larutan madu tersebut ke hadapan Nana.
Nana meraih cangkir tersebut  perlahan lalu meminumnya sedikit demi sedikit. Kemudian mengangsurkannya kembali pada lelaki tersebut. “Te-terima kasih. Siapa kau dan dimana aku?”
“Aku Lee Donghae. Kau berada di apartemenku sekarang. Sekitar tiga hari yang lalu, aku menemukanmu tak sadarkan diri di tangga darurat sebuah hotel yang didiami oleh kakakku. Jadi aku membawamu  kesini untuk merawatmu. Luka di perutmu cukup serius dan membuatmu tidak sadar hingga beberapa hari ini, jadi aku memutuskan untuk memanggil dokter pribadi agar dapat menjahit lukamu,  Maaf jika aku lancang.”
Nana tidak merespon apapun. Dia hanya menatap lelaki bernama Donghae itu dengan perasaan takjub. Batinnya bersuara, ternyata masih ada orang sebaik DongHae yang rela bersusah payah merawat seseorang yang tidak dikenalnya, sedangkan dirinya sendiri adalah seseorang yang dengan mudahnya menghabisi nyawa orang lain, tanpa mengetahui alasan apa dirinya diharuskan membunuh orang tersebut.
“No-nona? Kau tidak apa-apa?” Donghae merasa khawatir melihat raut wajah Nana yang terlihat datar tanpa ekspresi, apa mungkin dia telah melakukan kesalahan?
“Emmh maaf, terima kasih atas semua kebaikanmu. Tapi aku harus pulang, orang rumah pasti sangat mengkhawatirkanku.” Tiba-tiba Nana teringat Kyuhyun yang pasti saat ini sedang menghawatirkan dirinya.
Nana berusaha turun dari ranjang, tapi saat ia mencoba bangkit, perutnya terasa sangat nyeri.
“Awww!”
“Jangan terburu-buru untuk pulang. Luka diperutmu masih basah. Pulanglah jika setidaknya lukamu sudah agak mengering dan membaik. Sementara itu, tinggallah dulu disini bersamaku. Aku berjanji tidak akan berbuat macam-macam denganmu.”
“Kau macam-macam pun tidak apa-apa, tapi terima saja akibatnya” Gumam Nana lirih, membuat Donghae tidak dapat mendengar jelas apa yang dia katakan.
“Apa?”
“Hah? Ti-tidak tidak. Aku hanya ingin mengucapkan sekali lagi terima kasih. Tapi, apa tidak merepotkan jika aku berada disini?” Nana meringis tertahan, merasa tidak enak dengan apa yang baru saja ia katakan, gadis itu sengaja mematahkan urat malunya, karena nekat tinggal di apartement seorang lelaki, itu semua ia lakukan tentu saja karena banyak alasan yang mengharuskannya.
“Apa wajah yang kau bilang tampan ini terlihat kerepotan?” ucap Donghae dengan senyumannya.
Nana langsung memalingkan wajahnya begitu pipinya terasa memanas akibat pernyataan Donghae barusan. “Se-sepertinya tidak.” Jawab Nana gugup.
“Nah jika kau melihatku seperti itu, maka aku akan merawatmu sampai kau sembuh, karena kau sudah sadar bolehkah aku mendengar siapa namamu nona manis?”
“Kim Naya.”  Jawab Nana cepat, sengaja dia tidak mungkin memberitahukan nama aslinya pada seseorang yang baru saja dia kenal, meskipun orang tersebut sangat baik karena telah menolongnya. Donghae hanya menganggukkan kepalanya sekilas. Nama yang cantik sesuai dengan pemiliknya. batin Donghae.
“Emmh Lee Donghae-ssi, sebelumnya bolehkah aku meminjam ponselmu?”
==One Night Mission==
Police Office
Gangnam, Seoul, South Korea
09.15 am.
Siwon sedang berada diruangannya, mengamati berbagai macam potret terbaru mengenai kematian seorang pengusaha yang mayatnya baru ditemukan kemarin siang di sebuah hotel berbintang, tidak ada petunjuk sedikitpun di tempat kejadian perkara yang dapat mengarahkannya pada si pelaku, hingga diduga kematian pengusaha muda tersebut karena bunuh diri, namun entah mengapa Siwon sangat yakin jika kematian pria tersebut ada hubungannya dengan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi sebelumnya, dia sangat yakin bahwa ini adalah kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh komplotan tertentu. Namun entah siapa yang mendalangi ini semua. Dia sangat yakin akan menemukan bukti yang akan mengarahkannya pada pelaku pembunuhan tersebut. Lamunannya buyar seketika saat seseorang mengetuk pintu ruangannya.
“Masuk.” Ujar Siwon tegas. Seseorang pun masuk dan memberi hormat pada Siwon, kemudian duduk  kursi yang terletak  di depan meja pimpinan kepolisian tersebut.
“Bagaimana laporan forensik dari pihak rumah sakit Seoul mengenai kematian tuan Kim?”
“Banyak ditemukan keganjilan pada tubuh korban, ditemukan beberapa luka memar pada beberapa bagian tubuhnya, sepertinya telah terjadi perkelahian sebelum dirinya meregang nyawa, dan hal ini membuktikan bahwa korban tidak melakukan tindakan bunuh diri.”
Siwon kembali mengamati dengan seksama berbagai macam foto yang memperlihatkan tubuh korban. “Bukankah ditempat kejadian perkara tidak ada sedikitpun tanda-tanda pelaku, bahkan sidik jari lain tidak ditemukan sedikitpun selain milik korban sendiri?” tanya Siwon semakin curiga, dugaannya semakin kuat, pasti ada oknum tertentu yang menjadi bagian ini semua.
“Inilah yang menjadi keanehan, sepertinya ada pihak lain yang sengaja memanipulasi tempat kejadian perkara dan menjauhkan kita agar tidak dapat menemukan pelaku sebenarnya.”
Siwon menjentikkan jarinya. “Kau benar, dugaanku memang tepat seperti itu,  Apa jaksa Lee, menemukan bukti-bukti lain?”
“Sepertinya Jaksa Lee telah merencanakan sesuatu untuk mengungkap kasus ini, beliau berpesan pada kami ingin meminta sedikit waktu agar dapat memperjelas bukti-bukti yang telah dia dapatkan. “
Siwon hanya menganggukan kepalanya mendengar penjelasan dari asisten jaksa kepercayaannya tersebut. Siwon sangat yakin jaksa Lee telah menemukan titik terang pada kasus ini. “Baiklah Taemin, sekarang silahkan kembali bekerja.”
“Siap komandan.” Taemin kembali memberi hormat pada Siwon sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
==One Night Mission==
Satu minggu berlalu dan Nana masih berada di apartement Donghae untuk memulihkan kondisinya. Namun kini keadaan Nana sudah cukup membaik, dirinya sudah bisa berjalan-jalan di setiap ruangan apartement tersebut walau terkadang perutnya masih terasa sakit. Donghae merawat Nana dengan sangat baik. Mereka semakin dekat setelah beberapa hari yang mereka lalui bersama.
Saat ini Nana sedang mencari-cari sesuatu didapur. Dia membuka beberapa lemari kecil yang berada di atas pantry, tempat tersebut sangat  memungkinkan adanya sesuatu yang sedang dia cari saat ini.
“Kau sedang apa?”
“Ommona!” Nana terkejut mendengar suara Donghae. Pria itu tiba-tiba berdiri dibelakangnya. Seketika itu juga, Nana yang sedang berdiri diatas kursi kehilangan keseimbanganya akibat rasa gugup yang berlebihan hingga membuat tubuhnya hampir  terjatuh. Tapi dengan sigap Donghae menangkap tubuhnya. Namun ironis Donghae sendiri tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya hingga akhirnya mereka berdua terjatuh dengan posisi Nana yang menindih tubuh Donghae.
Beberapa saat mereka hanya saling menatap satu sama lain. Tidak ada satu pun diantara mereka yang berani bersuara, akibat bibir keduanya kini saling menempel dengan sempurna. Buru-buru Nana menjauhkan wajahnya kemudian berdiri dan pura-pura merapikan bajunya untuk menutupi rasa gugupnya. Rasa nyeri di bagian perut kembali menggelayutinya namun Nana mengabaikan itu semua.  Donghae pun bangkit secara perlahan.
“Kau tidak apa-apa?”  Tanya Donghae. Raut khawatir tergambar jelas di wajah tampannya.
“Tidak, ti-tidak apa-apa.“  Nana menggelengkan kepalanya sekilas. Ma-maaf atas kejadian barusan…”
“Maaf juga, itu salahku karena tidak menangkapmu dengan baik.”
“Tidak tidak, kau tidak salah. Awww!! perutku…” Nana meringis menahan sakit jemarinya meremas kain yang berada di atas perut. Bukan rasa sakit sungguhan yang dia rasakan, Gadis itu memang sengaja mengalihkan perhatian Donghae agar mereka terlepas dari rasa canggung.
“Kenapa?, apa perutmu sakit?, jangan-jangan lukamu kembali terbuka !” Donghae panik melihat raut wajah Nana yang sedikit memucat. Tanpa permisi Donghae mengangkat tubuh Nana ala bridal style, berjalan menuju kamarnya.
Tidak dapat dipungkiri, perasaan guguplah yang Nana rasakan saat ini, jantungnya berdegup kencang diatas normal. Memacu seluruh aliran darahnya dengan cepat mengisi setiap rongga tubuhnya yang terasa hampa. Tubuhnya terasa menghangat. Ini Aneh, tidak biasanya tubuhnya bereaksi dengan sentuhan pria lain selain Kyuhyun kekasihnya. Apa yang terjadi padaku,  aku tidak pernah merasa segugup ini sebelumnya . batin Nana menjerit.
Donghae membaringkan tubuh Nana secara perlahan diatas ranjang, menarik selimut tebal keatas untuk menutupi tubuh Nana. Kemudian mendudukkan dirinya di sisi ranjang.
“Bagaimana? Apa masih sakit?” tanya Donghae.
“Sedikit…”  Nana semakin meringkukkan tubuhnya di dalam selimut.
“Istirahatlah, jangan terlalu banyak berjalan. Tapi sebenarnya, apa yang akan kau lakukan tadi?”
Nana menarik selimut tersebut ke atas hingga menutupi sebagian wajahnya, gadis itu memang sengaja menyembunyikan rona malu di wajahnya.  “Maaf, selama ini aku bosan hanya memakan bubur, jadi aku ingin makanan yang lain. Eemmb! Bukan berarti bubur buatanmu tidak enak, itu sungguh lezat! Sungguh!” Nana berusaha meyakinkan Donghae, takut jika lelaki itu salah paham dengan apa yang dia lakukan.” Suara Nana sedikit teredam, karena wajahnya tertutup sebagian, namun Donghae masih bisa mendengarnya.
Donghae tersenyum melihat kesungguhan yang terpatri pada sorot mata Nana. Dia mengerti, gadis itu merasa malu saat ini. mungkin akibat insiden barusan.
“Jadi, sebenarnya apa yang sedang kau cari tadi?” Donghae masih penasaran, tentang apa yang akan Nana lakukan di dapur tadi. Seharusnya jika menginginkan sesuatu tinggal meminta kepadanya saja.
Nana menurunkan selimut tebalnya, memperlihatkan kembali wajah rupawannya pada Donghae. “Aku berpikir, mungkin saja kau mempunyai sereal coklat. Emmb.. Aku sangat menyukainya.” Ujarnya antusias dengan mata berbinar. Membuat Donghae merasa gemas.
“Kenapa kau tidak bilang? Sepertinya dengan keadaan lukamu yang sudah mulai mengering ini, kau sudah bisa makan makanan  yang lain. Baiklah, siang ini akan kubelikan.”
“Benarkah!” Refleks Nana bangkit dari posisinya kemudian memeluk Donghae erat, “Hey, ingat perutmu, bukankah masih sakit?” protes Donghae, namun tak dapat dipungkiri dirinya senang mendapat pelukan dari Nana.
Nana hanya menggeleng singkat dalam pelukan Donghae,  dia hanya merasa sangat senang karena apa yang ia inginkan selama seminggu ini akan terpenuhi. Sedetik kemudian Nana menyadari apa yang dia lakukan adalah suatu kesalahan dan sepertinya diluar batas dengan segera Nana langsung melepaskan pelukannya.
“Maaf.” Ujarnya lirih. Rona merah tergambar jelas di kedua pipinya
Donghae sempat tergelak melihat tingkah Nana “Kau ini berlebihan. Baiklah, aku pergi dulu. aku harus bekerja.” Donghae beranjak dari posisinya, kemudian berbalik dan melangkah perlahan.
“Tunggu! selama ini, aku tidak tahu kau bekerja dimana. Apa pekerjaanmu?” tanya Nana penasaran. Menurutnya pria sebaik Donghae pasti memiliki sesuatu yang mengagumkan.
Donghae hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Nana.
“Kau tidak akan ingin tahu.” Jawab Donghae sekilas. Kemudian melanjutkan langkahnya. “aku pergi, hati-hati dirumah.” Ujarnya tanpa menolehkan kembali wajahnya. Kemudian tubuhnya menghilang dibalik pintu berwarna putih yang berada di sudut ruangan tersebut. Menyisakan Nana yang tetap bergeming dengan perasaan berkecamuk dalam dirinya sendiri.  Gadis itu mengernyitkan dahi akibat rasa bingung yang melandanya.
“Memangnya pekerjaan apa yang tidak ingin ku ketahui?” gumam Nana lirih.
==One Night Mission==
Sungmin menoleh pada Kyuhyun yang berada di sampingnya, sedangkan dirinya sendiri saat ini tengah  berkonsentrasi dengan kemudinya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke laboratorium pribadi milik Kyuhyun. “Kyu, kau bilang sekitar seminggu yang lalu Nana menelponmu, lalu kenapa kau masih saja kebingungan mencarinya?, bukankah seharusnya kau sudah mengetahui dimana dia sekarang.”  merasa tidak mendapat respon apapun sungmin kembali  memfokuskan pandangannya pada jalanan di depan. Kyuhyun masih tetap bergeming namun jemarinya sedang menari lincah di atas layar datar sebuah tablet
“Dia hanya mengatakan bahwa saat ini baik-baik saja, jangan khawatir aku akan segera pulang, setelah itu sambungan telefon kami terputus” 
Sungmin menoleh cepat saat Kyuhyun mulai membuka suaranya. Tak dapat dipungkiri, pria itu saat ini kondisi bisa dibilang sangat memperihatinkan mungkin, hampir menyerupai mayat hidup, Sungmin meringis ngeri saat mengingat hampir beberapa hari ini Kyuhyun tidak pernah bisa tidur nyenyak, Kyuhyun selalu mengigau  di tengah malam dan di hantui perasaan bersalah atas menghilangnya Nana, karena itulah Sungmin selalu mendampingi Kyuhyun kemanapun pria itu pergi, selain khawatir terjadi apa-apa pada lelaki itu.
“Bukankah itu kabar baik, seharusnya kau tidak usah setakut ini, yakinlah Nana pasti akan baik-baik saja.”
“Bagaimanapun juga aku akan selalu menghwatirkannya sebelum dia berada di hadapanku hyung.”
“Yach! Aku mengerti.” Sahut sungmin seraya menganggukkan kepalanya.
“Dan sampai sekarang nomer yang dia gunakan saat menelfoku tidak aktif, aku pasti bisa melacaknya seandainya nomer tersebut masih digunakan”
“Kita bisa menanyakan pada pusat operator celuler, mengenai kepemilikan nomer tersebut.”
“Sudah kulakukan, tapi mereka tidak bisa memberitahukan, karena hal itu termasuk privasi custemer.” Sungmin membuang nafas jengkel mendengar penuturan Kyuhyun.  “yach, benar juga.”
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“Besok aku akan menyelesaikan urusan dengan Dark Knife, dan segera menemukan ibu Nana, malam ini aku akan tidur di rumah saja, tidur sendirian di apartement membuatku muak.”
“Bukankah mereka juga berjanji membantumu menemukan Nana, dan misi kalian sudah selesai mengapa ibu Nana belum kau  temukan?”
“Itulah yang membuatku semakin muak pada mereka, hal seperti ini sudah ku prediksi sejak awal, mereka pasti akan melenceng dari perjanjian yang telah Nana buat, lagipula tidak ada gunanya menggantungkan masalah ini pada mereka, toh mereka hanya mengutamakan keuntungan mereka sendiri dari kami, aku akan menemukan Nana dan ibunya dengan caraku sendiri, besok aku pergi ke markas mereka, aku ingin mengembalikan berkas tidak berguna ini.”
Sungmin melirik amplop besar berwarna coklat yang saat ini tengah di genggam Kyuhyun. “apa isinya?” tanyanya penasaran.
“Perjanjian Nana dengan mereka, aku akan memusnahkan bukti ini di hadapan meraka.”
Sungmin menaikkan sebelah alisnya, sedikit sangsi dengan apa yang kyuhyun katakan. ”Semudah itukah?”
“Ya! Aku ini tidak bodoh hyung, tentu saja masalah seperti ini sudah aku prediksi sejak lama, aku akan mengancam mereka sesuai dengan rencanaku, dengan begitu mereka terutama Park jae Suk tidak akan pernah berani macam-macam pada kami.” Ungkap Kyuhyun penuh keyakinan, sorot matanya dipenuhi amarah.
==One Night Mission==
Marriott Executive  Apartment
09.07 KST
Yeoju, South Korea
Nana sedang berada di ruang baca Donghae, didepannya saat ini terpampang  rak buku yang menjulang tinggi, di dalamnya terdapat banyak buku-buku tebal yang Nana tidak mengerti apa isinya, sepertinya lebih banyak buku-buku menggunakan bahasa asing yang Nana tidak tahu apa artinya.   Pandangannya menjelajah ke seluruh ruangan, ada satu titik yang membuat Nana penasaran. Meja kerja Donghae yang saat ini berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Gadis itu mulai berjalan mendekati meja tersebut sebelum sebuah suara lembut dari arah belakang  menginterupsi gerakannya.
“Kau belum tidur Naya?” Donghae berdiri di ambang pintu kemudian berjalan masuk mendekati Nana.  Pria itu sedikit melonggarkan dasinya yang hampir mencekik leher.
Nana membalikkan tubuhnya, sedikit muncul perasaan tidak nyaman saat Donghae memanggilnya dengan nama lain, tapi mau bagaimana lagi, ia tidak mungkin membeberkan identitas pribadinya pada orang yang baru saja ia kenal, meskipun kelihatannya Donghae adalah orang yang baik dirinya harus tetap berhati-hati. “Apa yang sedang kau lakukan, Maaf aku pulang terlambat. Ada sedikit pekerjaan yang harus aku lakukan di tempat kerjaku.”
“Aku tidak bisa tidur karena terbayang-bayang sereal yang kau janjikan tadi siang.” Ujar Nana beralasan, sesungguhnya ia ingin sekali mengetahui sesuatu tentang Donghae, mungkin dirinya akan mendapatkan jawaban atas semua rasa penasarannya tersebut di ruangan itu..
“Maaf maaf. Ini aku sudah membelikannya. Apa tidak apa-apa kau memakannya larut malam seperti ini?”  Dongahe menyodorkan paper bag berwarna coklat yang berisi sereal tersebut pada Nana.
Nana menerimanya dengan antusias . “Tidak masalah! Aku bisa memakannya setiap waktu!”  Nana memamerkan senyum terbaiknya. “gomawo!”
Secepat kilat gadis itu langsung saja melesat ke arah dapur untuk mengambil susu di dalam lemari es.
Tidak memakan banyak waktu, sereal coklat itu sudah siap dilahap oleh  Kim Nana. sejak beberapa menit yang lalu Nana sudah terduduk manis di depan meja makan yang berada di dekat dapur. Gadis itu  melahap sereal coklatnya dengan lahap. Pipinya terlihat menggembung dan bergerak teratur  akibat dirinya sibuk mengunyah sereal tersebut.
Donghae sudah berganti dengan pakaian rumah yang terlihat santai dengan celana training dan kaos tipis yang membungkus tubuh atletisnya.  Pria itu tersenyum dari kejauhan melihat Nana yang sedang sibuk menghabiskan sereal coklatnya. Dia pun memutuskan untuk menghampiri gadis itu dan mengambil tempat duduk didepan Nana.
Nana mendongakkan wajahnya saat menyadari Donghae sudah duduk di depannya. Gadis itu kembali memamerkan senyum terbaiknya. “Mau?” gadis itu menyodorkan semangkuk sereal yang hampir habis setengahnya  ke hadapan Donghae.
Donghae hanya menggeleng sekilas seraya menggeser mangkuk itu pada Nana “Kim Naya, aku minta maaf.” Ucap tiba-tiba Donghae dengan nada agak serius.
“Hmmb? Mintha maafh un-tuk apha?” tanya Nana susah payah dengan sereal yang masih penuh dimulutnya
.
“Tidak, aku hanya ingin minta maaf padamu. Cepat habiskan serealmu dan cepatlah beristirahat, ini sudah malam.”
Nana memberi hormat pada Donghae. “Siapp!! kaptheeeen!”
Tiba-tiba tatapan Donghae berubah kepada gadis itu,  tatapannya sangat  sulit diartikan. Entah apa yang ada di dalam fikiran pria itu saat ini,  hanya Tuhan dan Donghae sendiri yang tahu.
==One Night Mission==
Esoknya saat Nana sudah terbangun dari tidurnya, dia merasa perutnya sudah cukup baik, tiba-tiba perasaan rindu pada kekasihnya muncul begitu saja dalam benak Nana, sudah seminngu lebih Nana menghilang, gadis itu berharap semoga saja Kyuhyun tidak melakukan tindakan bodoh yang dapat membahayakan mereka berdua.  Nana merasa dirinya hari ini sudah bisa pulang tapi dengan sebuah penyamaran tentunya, hanya berjaga-jaga takut jika ada orang yang mengenalinya diluar sana.
Nana berjalan ke dapur, tak ada siapa pun disana begitu juga saat ia mengecek kamar mandi. Nana mencari Donghae ke setiap penjuru ruangan tapi dirinya tidak menemukan sosok Donghae dimana pun. “Sepertinya dia sudah pergi ke tempat kerjanya, tidak biasanya dia pergi sepagi ini.”
Saat Nana kembali ke dapur, ia baru menyadari bahwa diatas meja makan sudah tersedia sereal kesukaannya.“Waah! dia tak lupa menyiapkannya untukku. Gomawo Donghae-shi, kau sangat baik sekali, sungguh seperti malaikat!” Ucap Nana monolog sambil menuangkan susu ke atas serealnya.
“Hmm baiklah, kalau begitu aku akan menunggunya pulang dan baru berpamitan padanya.” Putus Nana. Bagaimanapun juga dia tidak mungkin meninggalkan apartemen Donghae begitu saja tanpa berpamitan pada pemiliknya.
==One Night Mission==
Kyuhyun baru saja memasuki mobilnya setelah ia mengambil beberapa dokumen penting dari rumahnya. Hari ini ia akan membuat perhitungan dengan Dark Knife. Saat ia menyalakan mobilnya, tidak sengaja ia mendapati seseorang yang mencurigakan terlihat dari kaca spion mobilnya. Orang itu berada dalam mobil dibelakangnya, yang membuat Kyuhyun curiga ialah karena tak biasanya ada mobil terparkir didaerah itu kecuali mobil miliknya dan mobil milik seorang tetangganya.
Kyuhyun menjalankan mobilnya perlahan, ia ingin memastikan apa kecurigaannya memang benar. Setelah kurang lebih dua puluh menit berlalu, ternyata orang itu masih berada dibelakang mobil Kyuhyun.
“Sial! Aku diikuti!” Kyuhyun yakin mereka bukanlah anggota Dark knife, jangan-jangan mereka merupakan intel dari satuan kepolisian. Batin Kyuhyun.
Kyuhyun langsung membanting setirnya dan mempercepat laju mobilnya untuk mengecoh mobil yang mengikutinya. Orang yang berada di dalam mobil tersebut sepertinya telah menyadari bahwa Kyuhyun sudah sadar jika ada yang mengikutinya, mobil tersebut terlihat semakin mempercepat lajunya, hampir menyamai laju mobil Kyuhyun. Kejar-kejaran pun terjadi, Kyuhyun cukup kewalahan dengan mobil orang yang mengejarnya, sudah beberapa kali mobil tersebut hampir saja berhasil mendahului mobil Kyuhyun.
Kyuhyun tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang yang berada di dalam mobil tersebut karena kaca luarnya terlihat gelap. Pria itu berfikir keras bagaimana cara mengecoh orang tersebut agar tidak mengikuti mobilnya. Kyuhyun semakin menambah laju kecepatannya membuat mobil tersebut tertinggal sedikit jauh di belakangnya. Saat dilihatnya ada gang kecil yang sepertinya cukup jika dimasuki mobil, langsung saja ia membelokan mobilnya memasuki gang tersebut. Dengan kecepatan yang ia tambah, Kyuhyun mengambil jalur yang jalananya tidak rata serta bergelombang cukup menyusahkan mengemudi di jalanan seperti itu, namun Kyuhyun tidak memperdulikannya, cukup lama Kyuhyun melintasi jalanan yang menyiksa tersebut sebelum ia kembali memasuki jalan raya yang cukup ramai, Kyuhyun tersenyum miring karena orang yang mengikutinya berhasil ia kecoh..
“Mencoba melebihi kepintaran Cho Kyuhyun? Jangan harap!”
Kyu Hyun pun mempercepat laju mobilnya, mengambil arah yang berlawanan, kembali pada tujuan awalnya yaitu  markas Dark Knife.
==One Night Mission==
Marriott Executive  Apartment
14.07 KST
Yeoju, South Korea
“Aku pulang.” Seru Donghae saat memasuki apartemennya. Nana yang sedang menonton tv sudah menyadari kehadiran pria itu beberapa menit lalu saat mendengar bunyi dentingan pintu apartement terbuka.
Donghae menghampiri Nana di ruang tengah, kemudian menghempaskan tubuhnya di  samping Nana.  “Tidak biasanya kau pulang siang seperti ini?” tanya Nana, raut muka penasaran tergambar jelas di wajah cantiknya.
“Ya, hari ini pekerjaanku tidak terlalu banyak, jadi aku bisa pulang cepat,?” Donghae menyandarkan kepalanya pada punggung sofa, memandang ke atas pada langit-langit putih apartemennya.
Nana menganggukkan kepalanya sekilas. “ Emmh Donghae-shi,  aku ingin mengatakan sesuatu padamu.”
“Sesuatu?” Donghae mengernyitkan dahinya. “ Tentang apa?”
“Begini, sebenarnya aku…emmbb… sebenarnya….__” Nana menggantungkan kalimatnya. Gadis itu menundukkan kepalanya dalam, Jemarinya saling bertautan, pertanda dirinya sedang gugup.
“Kau suka padaku Naya?” tebak Donghae, pria itu  mengerling nakal ke arah Nana.
“YA! Bicara apa kau?” sentak Nana tidak terima. Gadis itu memberengut kesal, seraya melipat tangannya di depan dada.
“Hahaha aku bercanda. Salah sendiri mengapa pipimu memerah seperti itu” Tunjuk Donghae dengan tawa yang semakin meledak hingga terdengar ke seluruh penjuru ruangan.
“Hah, benarkah?” Nana menangkup kedua pipinya.
“Ok, sudah cukup bercandanya. Mari kita serius, apa yang ingin kau sampaikan sebenarnya?” Donghae menatap Nana intens. Tanpa ia sadari tatapannya itu membuat Nana kembali merasa gugup.
“Emmb, sebelumnya aku sangat berterima kasih padamu untuk semua kebaikanmu selama ini karena telah merawatku dan memberi tumpangan untukku hingga detik ini, dan aku rasa sekarang saatnya aku kembali, karena pasti banyak yang mencemaskanku. Lagi pula perutku sudah tidak apa-apa, jadi aku ingin berpamitan padamu.”
“Oh baiklah kalau begitu, jika itu yang kau inginkan aku tidak akan menahanmu disini lebih lama lagi. Tapi ada satu syarat jika kau ingin pulang.”
“Syarat?, Syarat apa?” Nana mengernyitkan dahi bingung. Syarat apa yang pria ini inginkan darinya. Batin Nana.
“Aku yang akan mengantarkanmu hingga sampai rumah.” Ujar Donghae tegas seolah tak terbantahkan.
“Apa?!” Nana sedikit berteriak saat menjawab ucapan Donghhae. Dia tidak mungkin membiarkan Donghae  tahu  tempat tinggalnya, sementara dirinya adalah seorang pembunuh, apalagi jika Kyuhyun melihat mereka berdua, bias saja terjadi sesuatu yang mengerikan.
“Kenapa kau begitu terkejut dengan syaratku? Apa aku tidak boleh mengantarmu pulang?” raut kecewa nampak jelas tergambar pada wajah rupawan Donghae, dan hal itu sukses membuat Nana merasa tidak nyaman. Bagaimanapun juga Donghae-lah yang selama ini membantunya. Dia tidak ingin membuat pria itu merasa kecewa karenanya.
‘Sangat tidak mungkin jika aku menyuruh Donghae mengantarku ke Apartement, bagaimana nanti jika dia bertemu dengan Kyuhyun, belum lagi keadaan apartemen kami yang sangat tidak memungkinkan bagi orang asing manapun yang ingin memasukinya. Terlalu banyak hal yang sangat mencurigakan di dalamnya. Mungkin tidak ada salahnya jika aku meminta Donghae mengantarku ke rumah Kyuhyun saja, lagi pula rumah itu tidak mencurigakan untuk seorang pembunuh. Dan aku yakin Kyuhyun tidak akan berada di rumah itu sendirian tanpa diriku. Karena dia sangat membenci tempat yang terlalu luas.’ 
“Hey nona! Sudah berpikirnya? Lama sekali?” Donghae mengibaskan tangannya di depan wajah Nana. Membuat gadis itu mengerjap, sadar  dari lamunanya.
“Sebenarnya aku hanya tidak ingin lebih merepotkanmu, tapi baiklah jika kau memaksa.” Nana hanya menggembungkan pipinya berpura-pura kesal. Sebenarnya dia sedang memeras otaknya memikirkan apa yang harus dia lakukan.
==One Night Mission==
Kyuhyun sampai di pelataran sebuah rumah mewah yang terdapat di daerah pusat kota Seoul, mungkin bagi orang awam beranggapan bahwa rumah tersebut hanyalah milik eksekutif kaya raya yang memiliki berbagai perusahaan di segala bidang. Namun tidak  pada kenyataannya. Karena di balik itu semua tersimpan sebuah bisnis kotor yang hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya. Pimpinan Dark Knife yaitu Park Jae Suk merupakan orang yang cukup terpandang di Seoul, selain tergolong kaya raya pria tua tersebut terkenal arif dan bijaksana, selain itu banyak yayasan sosial yang di ketuai olehnya. Banyak masyarakat luas yang sangat mengagumi kearifan pria paruh baya tersebut, namun kenyataan demikian sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di baliknya.
Kyuhyun keluar dari mobilnya setelah memarkir di pelataran luas rumah tersebut, pandangannya mendengus tidak suka melihat beberapa penjaga yang berdiri di sekitar rumah tersebut. Dia mulai melangkakan kakinya dengan santai melewati para penjaga tersebut. Saat hendak mencapai pintu ada salah satu penjaga yang menghadang langkahnya.
“Ma’af tuan apa anda sudah memiliki janji dengan tuan besar.”
“Singkirkan tangan kotormu itu” dengus Kyuhyun tidak suka, kilatan marah tergambar jelas dalam bola matanya.
“Ma’af anda tidak bisa masuk dengan seenaknya begitu saja.”
“Persetan dengan itu semua! Aku ingin bertemu dengan lelaki tua itu.” Tidak ada gunanya ia meladeni penjaga yang tak berguna tersebut, membuat tangan halusnya kotor saja.
“Lepaskan dia.” Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu. Entah sejak kapan Park Jae Suk telah berdiri disana.
Kyuhyun memandang sinis para penjaga tersebut, seraya merapikan kerah jasnya kemudian melangkahkan kakinya mendekati Jae Suk.
“Silahkan masuk anak muda.”
Tanpa mempedulikan Jae Suk. Kyuhyun berjalan terlebih dahulu memasuki rumah mewah tersebut. Tanpa menunggu perintah Kyuhyun sudah mendudukan tubuhnya di atas sofa yang sangat nyaman.
“Aku tidak akan bertele-tele.” Kyuhyun melempar dokumen yang ia bawa ke atas meja. Jae suk menyipitkan matanya melihat amplop besar berwarna coklat tersebut  tergeletak di atas mejanya. Tanpa di beritahupun pria tua itu sudah mengerti maksud kedatangan Kyuhyun.
“Sekarang cepat beritahu padaku dimana kau menyembunyikan ibu Nana.” Tanya Kyuhyun sarkastis. Tatapan tajamnya menyiratkan berjuta amarah yang tertahan.
“Sabar dulu anak muda, masalah ini akan selesai jika kau bisa tenang.” 
Tidak lama kemudian datanglah beberapa pelayan Park Jae Suk, menghidangkan beberapa camilan dan minuman dingin ke atas meja yang berada di hadapan mereka. “Minumlah dulu.” Ujar Jae Suk. Raut wajahnya tetap sama, masih terlihat tenang seperti sebelumnya. Pria tua itu memang sangat pandai menyembunyikan ekspresinya.
“Persetan dengan itu semua!, sekarang cepat katakan dimana ibu Nana atau berkas-berkas ini akan sampai di tangan kepolisian.” Ancam Kyuhyun. Park Jae Suk tertawa mengejek mendengar ancaman Kyuhyun, tidak ada nada khawatir sedikitpun di dalam dirinya.
“Tidak semudah itu anak muda, hanya kekasihmu Kim Nana yang bisa mengendalikan ini semua.”
Kyuhyun mengernyitkan dahinya bingung. “Maksudmu.”
“Kau tidak memiliki hak apapun atas semua perjanjian ini.” ujar Jae Suk, semakin menegaskan pada Kyuhyun.
Kyuhyun menggeram tertahan, merasa di bodohi.” Apa kalian sudah mengetahui keberadaan Nana namun sengaja tidak memberitahunya padaku.”
“Kau akan menyesal jika mengetahui kekasihmu saat ini berada di mana, jadi aku sarankan tunggu saja hingga kekasihmu itu kembali. Dan apa kau lupa jika kau sendiri yang melaporkan kasus ini maka sama saja seperti kau memasukkan dirimu sendiri ke dalam lubang buaya. Dan tentu saja bukan hanya kami yang hancur tapi juga kalian berdua.”
“Tapi jelas dalam perjanjian itu tertulis, jika pihak hukum mengetahui perjanjian kita maka  kami tidak akan ikut terseret ke dalamnya.” Bantah Kyuhyun tidak terima dengan pernyataan Jae Suk barusan.
“Surat yang kau bawa itu tidak resmi, surat yang sebenarnya hanya ada padaku anak muda dan kalian harus tetap mengikuti keinginanku.”
“KEPARAT KAU !!! umpat Kyuhyun tidak terima. Tubuhnya merangsek maju menarik kemeja Jae Suk. Pria tua itu kini menampilkan senyum memuakkannya. Kyuhyun menghela nafas kasar, kemudian melepaskan cengkeramannya pada kerah kemeja Jae Suk. Setelah itu melenggang pergi.
Jae suk berteriak di belakangnya. “Jika Nana sudah kembali suruh dia datang kemari, karena hanya dialah yang berhak mengakhiri ini semua, bukan dirimu anak muda. Kau hanya boneka yang Nana gunakan untuk memudahkan jalannya.”
Kyuhyun semakin geram mendengar semua rentetan kalimat yang keluar dari bibir pria tua bernama Jae Suk itu. Saat ini ia hanya akan mempercayai Nana. Gadis itu tidak akan pernah mempermainkanya. Apalagi meninggalkannya. Mengingat dulu Nana begitu gigih ingin mendapatkannya.
To Be Continued

No comments :

Post a Comment